KDK Teori Caring Jean Watson - Sri Intan Van Gobel - 2101032

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

TEORI CARING MENURUT JEAN WATSON

Dosen Pengampu : Ns. Nelfa Takahepis S.Kep, M.Kep

Disusun oleh :

Sri Intan Van Gobel (2101032)

Kelas 1 B Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2021-2022
Teori Caring Menurut Jean Watson

Watson (1988)  mendefenisikan caring lebih  dari sebuah exisestensial


philosophy, ia memandang sebagai dasar spiritual, baginya caring
adalah ideal moral dari keperawatan. Manusia akan eksistensi bila
dimensi spritualnya meningkat ditunjukkan dengan penerimaan diri,
tingkat kesadaran diri yang tinggi, kekuatan dari dalam diri, intuitif.
Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggung
jawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu
memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan.
“Theory of Human Caring” (Watson), mempertegas jenis hubungan
dan transaksi yang diperlukan antara pemberi dan penerima asuhan
untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia yang
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Watson mengemukakan bahwa caring merupakan inti dari
keperawatan. Dalam hal ini caring merupakan perwujudan dari semua
faktor yang digunakan perawat dalam memberikan pelayanan
kesehatan pada klien. Kemudian caring juga menekankan harga diri
individu, artinya dalam melakukan praktik keperawatan, perawat
senantiasa selalu menghargai klien dengan menerima kelebihan
maupun kekurangan klien. Watson juga mengemukakan bahwa respon
setiap individu terhadap suatu masalah kesehatan unik, artinya dalam
praktik keperawatan, seorang perawat harus mampu memahami setiap
respon yang berbeda dari klien terhadap penderitaan yang dialaminya
dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat dalam setiap respon
yang berbeda baik yang sedang maupun akan terjadi. Selain itu, caring
hanya dapat ditunjukkan dalam hubungan interpersonal yaitu hubungan
yang terjadi antara perawat dengan klien, dimana perawat
menunjukkan caring melalui perhatian, intervensi untuk
mempertahankan kesehatan klien dan energi positif yang diberikan
pada klien. Watson juga berpendapat bahwa caring meliputi komitmen
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang didasarkan pada ilmu
pengetahuan. Dalam praktiknya, perawat di tantang untuk tidak ragu
dalam menggunakan pengetahuan yang dimilikinya dalam praktik
keperawatan.
Jean Watson dalam memahami konsep keperawatan terkenal
dengan Human Caring Theory. Tolak ukur pandangan Watson ini
didasari pada unsur teori kemanusiaan. Jean Watson, 1985 (dalam B.
Talento, 1995) membagi kebutuhan dasar manusia dalam dua peringkat
utama, yaitu kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah (lower order
needs) dan kebutuhan yang tingkatnya lebih tinggi (higher order
needs). 
Pemenuhan kebutuhan yang tingkatnya lebih rendah tidak selalu
membantu upaya kompleks manusia untuk mencapai aktualisasi diri.
Tiap kebutuhan dipandang dalam konteksnya terhadap kebutuhan lain
dan semuanya dianggap penting. Kebutuhan manusia yang saling
berhubungan diantaranya kebutuhan dasar biofisikal (kebutuhan untuk
hidup  yang meliputi kebutuhan makanan dan cairan, kebutuhan
eliminasi, kebutuhan ventilasi, kebutuhan psikofisikal (kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebuthan
seksualitas; kebutuhan psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang
meliputi kebutuhan intrapersonal dan interpersonal (kebutuhan
aktualisasi diri).
Berdasarkan kebutuhan tersebut, Jean Watson memahami bahwa
manusia adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai
macam ragam perbedaan, sehingga dalam upaya mencapai kesehatan,
manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik, mental, dan
spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran,
badan dan jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan
harus berperan dalam meningkatkan status kesehatan, mencegah
terjadinya penyakit, mengobati berbagai penyakit dan penyembuhan
kesehatan.

3. Grand theory menurut Jean Watson


Grand theory menurut Jean Watson terdiri dari :

A. Carrative Factor
Elemen-elemen yang terdapat dalam carative factor adalah:

1. Nilai-nilai kemanusiaan dan Altruistik (Humanistic-Altruistic


System Value).
2. Keyakinan dan harapan (Faith ang Hope).
3. Peka kepada diri sendiri dan orang lain (Sensitivity to self and
others)
4. Membantu menumbuhkan kepercayaaan, membuat hubungan
dalam perawatan secara manusiawi.
5.  Pengekspresian perasaan positif dan negatif.
6.  Proses pemecahan masalah perawatan secara kreatif (Creative
problem solving caring process).
7.  Pembelajaran secara transpersonal (transpersonal teaching
learning).
8. Dukungan, perlindungan, perbaikan fisik, mental, social dan
spiritual.
9.  Bantuan kepada kebutuhan manusia (Human needs
assistance).
10.  Eksistensi fenomena kekuatan spiritual.

Tetapi kesepuluh carative factors ini sebagai suatu kerangka untuk


memberikan suatu bentuk dan focus terhadap fenomena keperawatan.
Watson menganggap istilah “factors” terlalu standart terhadap
sensibilitasnya di masa kini. Ia pun kemudian menawarkan suatu
konsep yang lebih sesuai dengan evolusi teorinya dan arahnya di masa
depan. Konsep tersebut adalah “clinical caritas” dan “caritas
processes”, yang dianggapnya lebih cocok dengan ide-ide dan arah
perkembangan teorinya (Watson,2004). Dimana clinical caritas process
terdiri dari yaitu.
1. Menerapkan perilaku yang penuh kasih sayang dan kebaikan dan
ketenangan dalam konteks kesadaran terhadap caring.
2. Hadir dengan sepenuhnya dan mewujudkan serta
mempertahankan sistem kepercayaan yang dalam dan dunia
kehidupan subjektif  dari dirinya dan orang dirawat.
3. transpersonal diri orang lain, melebihi ego dirinya dan
Memberikan perhatian terhadap praktik-praktik spiritual
4. Mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan caring
yang sebenarnya, yang saling bantu dan saling percaya.
5. Hadir untuk menampung dan mendukung ekspresi perasaan
posotif dan negatif sebagai suatu hubungan dengan semangat
yang dalam dari diri sendiri dan orang yang dirawat.
6. Menggunakan diri sendiri dan semua cara yang diketahui secara
kreatif sebagai bangian dari proses caring, untuk terlibat dalam
penerapan caring-healing yang artistic.
7. Terlibat dalam pengalaman belajar mengajar yang sebenarnya
yang mengakui keutuhan diri orang lain dan berusaha untuk
memahami sudut pandang orang lain.
8. Menciptakan lingkungan healing pada seluruh tingkatan, baik
fisik maupun nonfisik, lingkungan yang kompleks dari energi dan
kesadaran, yang memiliki keholistikan, keindahan, kenyamanan,
martabat, dan kedamaian.
9. Membantu terpenuhinya kebutuhan dasar, dengan kesadaran
caring yang penuh, memberikan “human care essentials“, yang
memunculkan penyusuaian jiwa, raga dan pikiran, keholistikan
dan kesatuan diri dalam seluruh aspek care; dengan melibatkan
jiwa dan keberadaan secara spiritual.
10. Menelaah dan menghargai misteri spiritual, dan dimensi
eksistensial dari kehidupan dan kematian seseorang, “soul care”
bagi diri sendiri dan orang yang dirawat.
B. Transpersonal Caring Relationship

Menurut Watson (1999), Transpersonal caring relationship


berkarakteristikkan hubungan khusus manusia yang tergantung pada
moral perawat yang berkomitmen, melindungi, dan meningkatkan
martabat manusia sepeti dirinya atau lebih tingggi dari dirinya. Perawat
merawat dengan kesadaran yang dikomunikasikan untuk melestarikan
dan menghargai spiritual, oleh karena itu tidak memperlakukan
seseorang sebagai sebuah objek.
Perawat sadar bahwa mempunyai hubungan dan potensi untuk
menyembuhkan. Hubungan ini menjelaskan bagaimana perawat telah
melampaui penilain secara objektif, menunjukkan perhatian kepada
subjektifitas seseorang, dan lebih mendalami situasi kesehatan diri
mereka sendiri. Kesadaran perawat menjadi perhatian penting untuk
berkelanjutan dan pemahaman terhadap persepsi orang lain.
Pendekatan ini melihat keunikan dari kedua belah pihak, yaitu perawat
dan pasien, dan juga hubungan saling mneguntungkan antara dua
individu, yang menjadi dasar dari suatu hubungan. Oleh karena itu,
yang merawat dan yang di rawat keduanya terhubung dalam mencari
makna dan kesatuan, dan mungkin mampu merasakan penderitaan
pasien. Istilah transpersonal berarti pergi keluar dari diri sendiri dan
memungkinkan untuk menggapai kedalaman spiritual dalam
meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pasien. Pada akhirnya,
tujuan dari transpersonal caring relationship adalah berkaitan dengan
melindungi, meningkatkan dan mempertahankan martabat,
kemanusiaan, kesatuan dan keselarasan batin.

C. Caring Occation Moment

Caring Occation menurut Watson (1988,1999) adalah kesempatan


(mengenai tempat dan waktu) pada saat perawat dan orang lain datang
pada saat human caring dilaksanakan, dan dari keduanya dengan
fenomena tempat yang unik mempunyai kesempatan secara bersama
datang dalam moment interaksi human to human. Bagi Watson (1988,
1999) bidang yang luar biasa yang sesuai dengan kerangka refensi
seseorang atau perasaan-perasaan yang dialami seseorang, sensasi
tubuh, pikiran atau kepercayaan spiritual, tujuan-tujuan, harapan-
harapan pertimbangan dari lingkungan, arti persepsi seseorang
kesemuanya berdasar pada pengalaman hidup yang dialami seseorang,
sekarang atau masa yang akan datang. Watson (1999) menekankan
bahwa perawat dalam hal ini sebagai care giver juga perlu memahami
kesadaan dan kehadiranya dalam moment merawat dengan pasiennya,
lebih lanjut dari kedua belah pihak perawat maupun yang dirawat dapat
dipengaruhi oleh perawatan dan tindakan yang dilakukan keduanya,
dengan demikian akan menjadi bagian dari pengalaman hidupnya
sendiri. Caring occation bisa menjadi transpersonal jika memungkinkan
adanya semangat dari keduanya (perawat dan pasien) kemudian adanya
kesempatan yang memungkinkan keterbukaan dan kemampuan–
kemampuan untuk berkembang (Watson 1999 , pp. 116-117).

4.  Paradigma Keperawatan Menurut Watson

1. Keperawatan
Keperawatan adalah penerapan art dan human science melalui
transaksi transpersonal caring untuk membantu manusia
mencapai keharmonisan pikiran, jiwa dan raga yang
menimbulkan selfknowlegde, self-control, self-
care, dan selfhealing.
2. Klien
Klien adalah individu atau kelompok yang mengalami
ketidakharmonisan pikiran, jiwa dan raga, yang membutuhkan
bantuan terhadap pengambilan keputusan tentang kondisi sehat-
sakitnya untuk meningkatkan harmonisasi, self-control, pilihan
dan selfdetermination.
3. Kesehatan
Kesehatan adalah kesatuan dan keharmonisan didalam pikiran,
jiwa dan raga antara diri dengan orang lain dan antara diri dengan
lingkungan.
4. Lingkungan
Lingkungan adalah dimana interaksi transpersonal caring terjadi
antara klien dan perawat.
DAFTAR PUSTAKA

http://uthy239.blogspot.com/2012/10/caring-di-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai