Laporan 1 Tubuh Sebagai Satu Kesatuan (Kel 4)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

PERCOBAAN KE- 1
TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN

Disusun Oleh:

1. Sahla Haniifah (10060321121)


2. Meylina Cahya N S (10060321122)
3. Dea Sesilia (10060321123)
4. Pahmi Nugraha (10060321124)
5. Iftahul Faritgah A (10060321125)
6. Tari Nur Fauziyantini (10060321126)
7. Azka Araztafya G (10060321127)
8. Sabila Faiza Tsuraya S (10060321128)

Shift / Kelompok :C
Tanggal Praktikum : 23 November 2021
Tanggal Laporan : 25 November 2021
Nama Asisten : Silvi Adella S .Farm

LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT D


PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2021 M / 1443 H
PERCOBAAN 1

TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Mampu menunjukan letak organ-organ tubuh

2. Mampu menjelaskan mekanisme transportasi zat dalam tubuh

II. TEORI DASAR

Tubuh manusia tersusun atas suatu organisasi yang melaksanakan


fungsinya secara utuh. Tubuh kita terdiri dari unsur kimia yang dapat berupa
padat, cair, maupun gas. Unsur kimia penyusun tubuh manusia sebagian besar
terdiri dari unsur karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen. Tubuh kita juga terdiri
dari sel- sel, jaringan-jaringan, dan organ- organ sampai sistem organ yang saling
bereaksi dan berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk suatu susunan
yang terorganisasi dengan rapi dan menjadi satu kesatuan serta bekerja terus
menerus untuk menjaga agar tubuh kita selalu dalam keadaan sehat dan dapat
beraktivitas dengan normal. (wahyuningsih dan kusmiyati,2017)
Sel adalah unit terkecil dari kehidupan, yang memiliki bentuk dan ukuran
yang berbeda-beda tergantung tempat dan fungsi dari jaringan yang disusunnya.
Kumpulan sel yang sama bentuk dan fungsinya disebut jaringan, misalnya
jaringan otot, jaringan epitelium, jaringan tulang dan jaringan pengikat. Jaringan
sebagai suatu organisasi sel belum dapat mendukung fungsi yang lebih besar
sehingga perlu ada hubungan kerja sama antara jaringan yang satu dengan
jaringan yang lainnya untuk melakukan fungsi yang lebih besar tersebut. ( Coady,
2010)
Sekelompok jaringan dapat menyusun suatu alat tubuh atau organ tubuh.
Beberapa organ tersusun dalam unit fungsional yang masing-masing melakukan
fungsi organ. Kumpulan organ yang bersama melakukan fungsi secara
keseluruhan. Contoh, ginjal, kandung kemih, ureter, dan uretra menyusun sistem
urinari. Kelompok organ terorganisir dalam sistem tubuh. Setiap sistem
merupakan kumpulan organ yang melakukan fungsi yang terkait dan berinteraksi
untuk menyelesaikan aktivitas umum yang sangat penting untuk kelangsungan
hidup tubuh secara keseluruhan. Contoh, sistem pencernan , sistem pernapasan,
sistem reproduksi,sistem indra, sistem kardiovaskular, dll. (Chalik, 2016)
Perpindahan molekul atau ion yang melewati membran ada 2 (dua)
macam, yaitu transpor molekul melalui membran dapat terjadi secara pasif
(transpor pasif) dan dapat pula terjadi secara aktif (transpor aktif). Transpor pasif
meliputi difusi, difusi fasilitator, dan osmosis. Sedangkan transpor aktif meliputi
transpor aktif primer, transpor aktif sekunder, endositosis, dan eksositosis.
Prinsip-prinsip dasar transpor melalui membran adalah setiap molekul
memiliki kecenderungan untuk menempati ruang dengan merata. Molekul pada
konsentrasi tinggi memiliki tekanan yang lebih besar dan setiap molekul
mempunyai kecenderungan untuk selalu bergerak karena mengandung energi
kinetik.
a. Transpor Pasif (spontan) Merupakan mekanisme transpor yang tidak
memerlukan energi dan terjadi secara spontan. Transport pasif terjadi akibat
perbedaan konsentrasi antara zat dengan pelarutnya. Bergerak dari konsentrasi
zat yang lebih tinggi (Hipertonis) ke konsentrasi zat yang lebi rendah
(Hipotonis). Transpor pasif meliputi difusi dan osmosis.
b. Transpor Aktif Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk
melawan gradien konsentrasi. Transpor aktif sangat diperlukan utuk memelihara
keseimbangan molekul-molekul di dalam sel. Transport aktif berhenti jika
diinginkan pada suhu 2 – 40 C, ada racun, atau kehabisan energi.
(Irnaningtyas,2016)
Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan
energi sel. Macam-macam transpor pasif yaitu difusi, osmosis, dan difusi
terfasilitasi. (Hidayat, 2008).
Osmosis adalah difusi dari air (pelarut) melintasi membran permeabel
yang selektif seperti membran plasma. Osmosis terjadi ketika konsentrasi air
berbeda pada kedua sisi. Air berdifusi dari larutan dengan konsentrasi air banyak
(konsentrasi zat terlarut sedikit) ke area dengan konsentrasi air sedikit
(konsentrasi zat terlarut banyak) baik dengan melintasi membran secara langsung
atau bergerak melalui protein kanal. Kesetimbangan dicapai ketika konsentrasi
air (dan zat terlarut) pada kedua sisi membran adalah sama, tetapi larutan dengan
konsentrasi pekat awalnya (lebih banyak zat terlarut) akan memiliki volume yang
lebih besar. Konsentrasi total dari semua partikel terlarut dalam larutan dikenal
sebagai osmolaritas larutan. (Tortora,2012)
Faktor yang mempengaruhi Osmosis:

1. Ukuran molekul yang meresap: Molekul yang lebih kecil daripada garis
pusatlubang membran akan meresap dengan lebih mudah.
2. Keterlarutan lipid: Molekul yang mempunyai keterlarutan yang tinggi
meresaplebih cepat daripada molekul yang kelarutan yang rendah seperti
lipid.
3. Luas permukaan membran: Kadar resapan menjadi lebih cepat jika luas
permukaan membran yang disediakan untuk resapan adalah lebih besar.
4. Suhu: Pergerakan molekul dipengaruhi oleh suhu. Kadar resapan akan
menjadilebih cepat pada suhu yang tinggi dibandingkan dengan suhu yang
rendah.
Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang mempunyai
konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air akan keluar
meninggalkan sel secara osmosis. Sebaliknya, jika sel berada pada lingkungan
yang hipotonis (konsentrasi rendah) sel akan banyak menyerap air, karena air
berosmosis dari lingkungan ke dalam sel. Larutan yang menyebabkan sel
menggelembung, atau tetap penuh, disebabkan oleh masuknya air disebut larutan
hipotonik. Larutan yang menyebabkan sel berkerut disebabkan karena
kehilangan air disebut larutan hipertonik (Campbell, 2010).
Difusi adalah proses berpindahnya zat dalam pelarut yang berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah tanpa melewati membran 10
semipermeabel. Sedangkan osmosis adalah proses difusi air melalui membran
semipermeabel dari pelarut yang berkonsentrasi tinggi (memiliki banyak air)
kepelarut yang berkonsentrasi rendah (sedikit air ) proses osmosis akan berhenti
jika konsentrasi didalam dan diluar sel telah seimbang (Chalik,2016).
Faktor yang mempengaruhi difusi (Kustiyah, 2007):

1. Suhu, semakin tinggi suhu difusi akan semakin cepat.

2. BM (berat molekul), semakin kecil BM difusi akan semakin cepat.

3. Kelarutan dalam medium, makin besar difusi makin cepat.

4. Perbedaan Konsentrasi, semakin besar perbedaan konsentrasi antara


dua bagian,makin besar proses difusi yang terjadi.
5. Jarak tempat berlangsungnya difusi, makin dekat jarak tempat terjadinya
difusi, makin cepat proses difusi yang terjadi.

Difusi sederhana adalah proses pelaluan zat yang bersifat transport pasif
melalui pori protein yang dibentuk oleh protein integral atau pori statis akibat
grakan rantai asam lemak lapisan ganda lipid, zat yang diangkat tidak bersifat
spesifik tetapi memenuhi syarat ukuran maupun muatan (Chalik,2016)
Difusi Terfasilitasi Suatu tipe difusi yang melibatkan molekul karier
(pembawa). Molekul yang larut air, seperti glukosa dan gula lainnya, beberapa
asam amino, vitamin yang larut air, dan ion tidak dapat ditranspor secara difusi
sederhana karena mereka tidak dapat larut dalam fosfolipid. Untuk dapat
berdifusi melintasi membran mereka: berikatan dengan protein karier pada
membran atau bergerak melalui protein kanal. Protein karier adalah protein
membran yang secara fisik melekat pada membran dan menagngkut senyawa
spesifik melintasi membran plasma, ini berarti bahwa satu tipe prtein karier
hanya dapat berikatan dengansatu tipe senyawa. Sebagai contoh molekul glukosa
berikatan dengan protein karier spesifik dalam membran sel. Penggabungan ini
menjadikannya dapat larut dalam lipid sehingga dapat berdifusi melintasi
membran sel. Ketika mencapai bagian dalam sel, molekul glukosa dilepaskan
dan protein karier mengangkut glukosa yang lainnya lagi dan membawanya
melintasi membran. Tipe tansfor ini disebut difusi yang dimediasi karier. Difusi
yang dimediasi karier dibatasi oleh jumlah protein karier yang ada, sehingga pada
tingkat tertentu dapat terjadi saturasi. (Chalik,2016)
Pada proses difusi sederhana tidak memerlukan adanya energi karena
pada proses ini pergerakan terjadi berdasarkan gradien konsentrasi, yaitu dari
konsentrasitinggi ke konsentrasi rendah . Kecepatan molekul dalam proses difusi
dapat menyebabkan kecepatan difusi tersebut menjadi tinggi ataupun rendah.
faktor utama yang mempengaruhi laju difusi adalah konsentrasi, temperatur,luas
permukaan zat terlarut dan tekanan (Tanzyah, 2015).

III. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat pelubang


(perforator), Batang pengaduk, Cawan petri, Gelas-gelas piala 50ml dan 100ml,
Kaki tiga, Kantung Selofan, Lampu spirtus, Penanggas air, Pipet tetes, Tabung
reaksi dan rak, Tali.
Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah Air hangat,Agar-agar ,
Asam asetat AgNO3 1% , Eter , Kristal KMNO4, Kristal metil jingga, Larutan
Benedict , Larutan Sukrosa, NaCl 0,9%, Putih Telur.
IV. PROSEDUR
1.1. Anatomi
a. Anatomi Tubuh Manusia
Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan ini, Anatomi
tubuh manusia pada bagian toraks (dada) dan abdomen (perut) diamati
berdasarkan pada pembedahannya dengan midsagital dalam kulit sepanjang
daerah abdomen dan torak lalu kulit di gunting secara lateral pada bagian
anterior dan posterior dari torehan midsagital kemudian organ dalam
dipamerkan dengan torehan sepanjang rongga abdomen dan torehan lateral.
b. Anatomi tubuh tikus
Pertama tikus dibius terlebih dahulu. Lalu, diletakkan tikus di atas baki
bedah dengan posisi abdomen menghadap ke atas. Setelah itu, dilakukan
pemotongan sepanjang dinding abdomen tikus. Pemotongan dilakukan Lalu,
didiamkan selama 1 jam. Setelah 1 jam, diuji kandungan NaCl, albumin, dan
glukosa dalam larutan pada gelas piala.

1.2. Fisiologi
a. Percobaan difusi
i. Difusi sederhana
Beberapa butir kristal KMNO4 dimasukan ke dalam sebuah gelas piasa
yang telah diisi setengahnya dengan air. Dilakukan pengamatan selama 1 jam,
dengan interval waktu 15 menit. percobaan diulangi dengan menggunakan air
hangat.
ii. Difusi senyawa pada media agar
Dibuat larutan agar 2% dalam akuades pada gelas piala. Kemudian
dididihkan hingga diperoleh larutan bening. Lalu dituangkan larutan agar
sebanyak 5ml ke cawan petri dan dibiarkan hingga memadat. Pada agar yang
telah memadat, dibuat 2 buah lubang dengan jarak 3 cm. Kemudian diletakkan
kristal KMnO4 pada salah satu lubang dan kristal metil jingga pada lubang yang
lain. Jarak difusi antara KMnO4 dan metil jingga dicatat sebagai fungsi waktu.
iii. Difusi melalui membran
Dibuat larutan koloidal kedalam kantung selofan yang terdiri dari putih
telur, air, natrium klorida 0,9%, dan glukosa 5%. Lalu kantong selofan diikat
rapat dan digantungkan pada batang pengaduk menggunakan tali. Selanjutnya
kantung selofan dicelupkan kedalam gelas piala berisi aquades dengan posisi
melayang. Didiamkan selama 1 jam, kemudian diuji kandungan NaCl, albumin,
dan glukosa dalam larutan pada beakerglass.

Untuk uji difusi melalui memban ini, disiapkan 9 buah tabung reaksi, dan
diberi nomor 1 sampai 9!

• Uji Kandungan NaCl


Ke dalam tabung reaksi 1 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala
di atas. Ke dalam tabung reaksi 2 dimasukkan 3 ml akuades. Ke dalam tabung
reaksi 3 dimasukkan 3 ml larutan NaCl 0,9%. Kemudian, ke dalam tabung
reaksi 1,2, dan 3 ditambahkan beberapa tetes AgNO₃.

• Uji Kandungan Glukosa


Ke dalam tabung reaksi 4 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala
di atas. Ke dalan tabung reaksi 5 dimasukkan 3 ml akuades. Ke dalam tabung
reaksi 6 dimasukkan 3 ml larutan glukosa. Lalu, ke dalam tabung reaksi 4,5,
dan 6 ditambahkan 3 ml larutan Benedict. Setelah itu, didihkan tabung 4,5, dan
6 selama beberapa menit, kemudian didinginkan.

• Uji Kandungan Albumin


Ke dalam tabung reaksi 7 dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala
di atas. Ke dalam tabung reaksi 8 dimasukkan 3 ml akuades. Ke dalam tabung
reaksi 9 dimasukkan 3 ml putih telur. Lalu, ke dalam tabung reaksi 7,8, dan 9
dimasukkan beberapa tetes HNO₃.

b. Percobaan Osmosis
Disiapkan 5 kantong selofan. Kantong selofan 1 diisi dengan air hangat,
kantong 2 diisi dengan larutan sukrosa 20%, kantong 3 diisi dengan larutan
sukrosa 40%, kantong 3 diisi dengan larutan sukrosa 60% dan kantong terakhir
diisi dengan aquadest masing-masing sebanyak 10ml. Ditutup semua kantung
dan diikat ke dengan tali sehingga tidak terdapat udara dalam kantung. Lalu,
ditimbang bobot tiap kantung. Setelah itu, dicelupkan kantung 1 sampai 4 ke
dalam gelas piala berisi air hangat (satung kantung dicelupkan dalam satu gelas
piala). Dicelupkan kantung 5 ke dalam gelas piala berisi larutan sukrosa 60%.
Setelah 15 menit, diangkat kantung-kantung tersebut dan dikeringkan bagian
luarnya. Lalu, ditimbang bobot tiap kantung. Kemudian, dicelupkan kembali
kantung-kantung ke dalam gelas piala masingmasing. Diulangi pada menit ke-
30, 45, 60, dan 75.

V. DATA PENGAMATAN

5.1 Percobaan anatomi tubuh tikus

Organ yang berada di bawah jantung dan mensekresikan insulin adalah


pancreas. Bagian organ yang menghubungkan antara mulut dan lambung adalah
esophagus. Organ sistem respirasi yang berada dibagian kiri dan kanan jantung
adalah paru-paru. organ yang berukuran besar berada di rongga torak dan di
bagian posterior dari diafragma merupakan jantung . bagian usus halus yang
terletak setelah duodenum yaitu jejunum.
1. Percobaan difusi sederhana

Dari percobaan tersebut dihasilkan data sebagai berikut.

Tabel 1. Kecepatan difusi Kristal KMnO4 pada suhu yang berbeda

Waktu Kecepatan Difusi KMnO4


Suhu Ruangan Air Hangat 50°C
(Menit)
10 + ++
20 ++ ++++
30 +++ ++++++
40 ++++ ++++++++
50 +++++ ++++++++++
60 ++++++ ++++++++++++

Keterangan : tanda (+) menunjukan intensitas warna pada beaker glass Pada
percobaan difusi ini Kristal KMnO4 lebih cepat berdifusi pada kondisi airhangat
50°C.
2. Difusi Senyawa melalui media agar

Tabel 2. Rata-rata diameter jarak pergerakan senyawa metil jingga dan


KristalKMnO4, pada media agar

Waktu Jarak Difusi (mm)

(Menit) Jingga KMnO4


0 0 0
15 1 1.5
30 1.2 2.8
45 1.5 3.2
60 1.8 4
47 2 5
90 2.2 5.2
105 2.5 6

Dari hasil pengamatan didapatkan Kristal KMnO4 lebih cepat


berdifusikarena jarak difusi KMnO4 lebih jauh dibandingkan dengan Kristal
metil jingg

Berat Molekul(BM) Kristal KMnO4 dan Kristal metil jingga


a. KMnO4

Ar (K=39, Mn=55, O=16)

Mr = Ar K + Ar Mn + (4xAr O)39 + 55 + (16x4)


= 158 g/mol

b. Metil jingga (C14H14N3NaO3S)

Ar (C=12, H=1, N=14, Na=23, O=16, S=32)

Mr = (14xAr C) + (14xAr H) + (3xAr N) + (Ar Na) + (3xAr O)

+ (Ar S)

= (14x12) + (14) + (3x14) + (23) + (3x16) + (32)

= 327 g/mol

Grafik waktu terhadap jarak difusi metil jingga danKMnO4


3. Difusi melalui membrane

A. Uji NaCl
Berdasarkan hasil pengamatan di peroleh data sebagai berikutTabel
3.1 Data pengamatan difusi melalui membrane
Uji Kandungan NaCl

Tabung Komposisi Hasil Reaksi dengan AgNO3


1 Cairan dari gelas piala Terdapat endapan putih
2 Akuades Tidat terdapat endapan putih
3 Larutan NaCl 0.9% Terdapat endapan putih

Berdasatkan hasil pengamatan tabung yang terdapat endapan putih


merupakan tabung 1 dan tabung 3.

B. Uji kandungan glukosa

Tabel 3.2 Data pengamatan difusi melalui membrane

Berdasarkan hasil pengamatan tabung yang terdapat endapat


merahbata yaitu tabung 4 an tabung 6.
C. Uji Albumin

Tabel 3.3. Data pengamatan difusi melalui membrane


Uji Kandungan Albumin

Tabung Komposisi Hasil Reaksi dengan AgNO3


7 Cairan dari gelas piala Tidak keruh
8 Akuades Tidat keruh
9 Putih telur (albumin) Keruh

Berdasarkan hasil pengamatan tabung yang terdapat kekeruhan yatu


pada tabung 9
4. Percobaan Osmosis

Berdasarkan hasil pegamatan diperoleh data sebagai berikutTabel 4. Rata-


rata bobot kantung selofan
Nomor Berat kantong setiap 15 menit (dalam gram)
Kantong 0 15 30 45 60 75
1 10.2 10.21 10.2 10.2 10.19 10.2
2 12.7 12.9 13.2 13.35 13.35 13.7
3 14.51 14.6 14.9 15.2 15.2 15.35
4 16.25 16.54 16.7 16.89 16.98 17.21
5 10.18 10.09 10.04 9.95 9.7 9.5

Dari hasil pengamatan terjadi fenomena pada setiap kantong:

a. Kantung 1 : Bobotnya konstan dan tidak terjadi osmosis

b. Kantung 2 : Bobotnya naik dan terjadi osmosis

c. Kantung 3 : Bobotnya naik dan terjadi osmosis

d. Kantung 4 : Bobotnya naik dan terjadi osmosis

e. Kantung 5 : Bobotnya turun dan tidak terjadi osmosis

VI. PEMBAHASAN

6.1 . Anatomi Tubuh Manusia


Tubuh manusia adalah keseluruhan struktur fisik organisme yang
melaksanakan fungsinya secara simultan dan utuh. Tubuh kita, terdiri dari Sel ,
Jaringan, Organ, Sistem organ yang membentuk organisme dan bekerja terus
menerus untuk menjaga agar tubuh selalu dalam keadaan tetep sehat dan
beraktivitas normal. Jika kita dapat mempertahankan keadaan tubuh yang
relative konstan atau seimbang disebut homeostasis. Homeostasis ini sangat
penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidup dan dapat
berfungsi secara efisien ketika kondisi internal ini dipertahankan dengan baik.
Ini tidak dapat dikatakan bahwa lingkungan internal bersifat tetap dan tidak
berubah. Tubuh selalu dihadapkan dengan perubahan lingkungan eksternal
serta kegiatan dan aktivitas yang terjadi di dalam tubuh yang dapat merubah
keseimbangan dari beberapa varibel penting. Regulasi homeostasis adalah
penyusaian dalam tubuh, Regulasi homeostatis terdiri dari tiga bagian: reseptor,
pusat kontrol dan efektor. Semua sistem organ tubuh bekerja sama untuk
mempertahankan homeostasis dalam tubuh.(Chalik.2016)

6.2 Anatomi Tubuh Tikus


Tikus di bius kemudian di letakkan di atas baki bedah dengan posisi
abdomen menghadap keatas. Dilakukan pemotongan sepanjang dinding
abdomen tikus dilakukan dengan hati hati karena jangan sampai melakukan
pemotongan terlalu dalam dan jangan sampai merusak struktur yang ada, ketika
rongga tubuh terbuka maka akan tampak organ dalamnya, dan di basahi NaCl.
Fungsi NaCl sebagai salah satu indikator penyembuhan luka. Tikus digunakan
karena anatominya kompleks mirip seperti manusia dengan skala yang lebih
kecil. (Adyana,2008)

6.3 Percobaan Difusi

1. Difusi Sederhana

Dalam percobaan ini diamati dua macam contoh sistem transport pasif,
yaitudifusi dan osmosis. Difusi yang dilakukan yaitu difusi sederhana, difusi
pada senyawa media agar dan difusi melalui membran serta percobaan osmosis.
Difusi adalah proses berpindahnya zat dalam pelarut yang berkonsentrasi
tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah tanpa melewati membran 10
semipermeabel. Pada percobaan ini Kristal KMnO4 di masukan kedalam gelas
piala dan dilarutkan di dalam air dingin dan air panas. Setelah didiamkan selama
1 jam, pada KMnO4yang dimasukan ke dalam air panas terdapat endapan yang
berwarna putih . Hal ini terjadi karena molekul memiliki tipe energi yang besar
yaitu gerak termal atau panas yang menyebabkan molekul bergerak lebih cepat
pada suhu tinggi. Fenomena ini menandakan bahwa difusi terjadi lebih cepat pada
air panas dan suhu merupakan faktor yang dapat mempengaruhi difusi. (Tanzyah,
2015)

2. Difusi Sederhana Media Agar

Pada percobaan difusi sederhana media agar, setelah larutan agar menjadi
padat lalu dibuat dua lubang yang berjarak 3 cm, lubang satu diisi dengan kristal
KMnO4 dan lubang lainnya diisi dengan metil jingga. diameter lubang kristal
KMnO4 dan metil jingga diamati selama 105 detik. . Pada pengukuran, diameter
lubang kristal KMnO4 adalah 1,23 cm dan diameter lubang metil jingga adalah
1,97cm. Diameter keduanya selalu bertambah, namun yang paling cepat meluas
adalah diameter kristal KMnO4. Hal tersebut menunjukan bahwa kristal KMnO4
lebih cepat melakukan difusi dibandingkan dengan metil jingga. Dan hal ini juga
dikarenakan kecepatan difusi dipengaruhi oleh berat molekul. Semakin kecil
berat molekul, maka kecepatan difusinya akan semakin cepat. Di mana BM dari
KMnO4 adalah 158,034g/mol, sedangkan BM dari metil jingga adalah 327,33
g/mol.

3. Difusi Membran

Difusi melalui membran berlangsung karena molekul- molekul yang


berpindah atau bergerak melalui membran bersifat larut dalam lemak sehingga
dapat menembus lipid bilayer pada membran.(Campbell,2010)

Percobaan uji difusi melalui membran dilakukan dengan cara


mendeteksi beberapa zat yang telah di tentukan. Pada pecobaaan difusi melalui
membran, dibuat terlebih dahulu larutan koloidal yang terdiri dari air, putih telur,
NaCl 0,9 % dan Glukosa 5 % . Setelah itu larutan koloid dimasukan kedalam
kantung selofan, digunakan kantung selofan sebagai membran karena kantong
selofan mempunyai pori- pori yang sangat kecil sehingga dapat dilalui oleh
partikel yang berukuran molekul. Kemudian, kantung selofan diikat dan
digantungkan pada batang pengaduk dengan tali lalu dicelupakn kedalam air
dalam gelas piala selama 1 jam. Kemudian cairan dalam gelas piala diuji
kandungannya terhadap NaCl, Albumin dan Glukosa.

• Uji NaCl

Pada percobaan difusi melalui membran uji kandungan NaCl ini


dilakukan penambahan AgNO3 ke dalam 3 tabung yang masing masing berisi
cairan yang berbeda. Tabung 1 berisi cairan yang berasal dari gelas piala, tabung
2 berisi akuades dan tabung 3 berisi larutan NaCl 0,9%. Dan setelah melakukan
penambahan AgNO3, terdapat endapan warna putih pada tabung 1 dan tabung 3 .
Hal ini terjadikarena ada reaksi antara AgNO3 dan NaCl yang kemudian menjadi
AgCl dan muncul endapan putih. Fenomena ini menunjukan bahwa NaCl dapat
berdifusi dari kantung selofan atau dapat menembus membran dan bersifat
seperti semipermeable dengan AgNO3 yang memiliki peranatau fungsi sebagai
reagen atau pereaksi garam. AgNO3 berfungsi sebagai pereaksi untuk
mendeteksi adanya NaCl. (Hidayat,2008)
• Uji Glukosa

Pada percobaan melalui membrane uji kandungan glukosa dilakukan


dengan menggunakan 3 tabung yaitu, pada tabung 4 diisi dengan cairan dalam
gelas piala , tabung 5 diisi dengan aquadest, tabung 6 diisi larutan glukosa.
Kemudian setiap tabung di tetesi dengan larutan benedict, dan larutan berubah
menjadi warna biru. Fungsi benedict disini adalah sebagai pereaksi untuk
mendeteksi keberadaan glukosa dalam suatu sampel. Selanjutnya tabung 4, 5, dan
6 dididihkan selama beberapa menit lalu didinginkan. Pada tabung 4 dan tabung
5 tidak ada perubahan apapun setelah didinginkan, namun pada tabung 6, larutan
berubah menjadi warna endapan merah bata . dikatakan bahwa suatu sampel akan
membentuk endapan merah bata, berarti mengandung gula pereduksi (glukosa).
Kemudian pada tabung yang berisi cairan dalam gelas piala (tabung 4) tidak
menunjukkan perubahan apapun. Hal ini disebabkan karena glukosa tidak bisa
melewati pori-pori kantung selofan dikarenakan bobot molekulnya besar.
Sedangkan pada tabung reaksi 5 yang berisi aquadest tidak terjadi perubahan
apapun setelah ditambahkan larutan benedict lalu dididihkan, ini menujukkan
bahwa aquadest yang diuji tidak mengandung Glukosa.

• Uji Albumin

Pada percobaan difusi melalui membran uji kandungan albumin ini


dilakukan penambahan HNO3 ke dalam 3 tabung yang masing masing berisi
cairanyang berbeda. Tabung 7 berisi cairan yang berasal dari gelas piala, tabung
8 berisi akuades dan tabung 9 berisi putih telur. Setelah melakukan penambahan
HNO3 tidak terjadi perubahan pada tabung 7 dan 8, tapi terjadi kekeruhan pada
tabung 9.Hal ini terjadi karena terjadi reaksi antara HNO3 yang bersifat asam dan
albumin, dimana albumin akan terdenaturasi di suasana asam hingga membentuk
kekeruhan.Fenomena ini menunjukan bahwa albumin berdifusi karena albumin
terdenaturasi oleh asam. Fungsi dari larutan HNO3 adalah sebagai pereaksi untuk
mendeteksi adanya albumin.

6.4 Percobaan Osmosis


Osmosis adalah difusi dari air (pelarut) melintasi membran permeabel
yang selektif seperti membran plasma , biasanya terjadi dari larutan dengan
konsentrasi yang kurang pekat ke larutan dengan konsentrasi lebih pekat.
(Tortora,2012)
Pada percobaan mengenai transpor sel kali ini, dilakukan berdasarkan
proses osmosis dengan menggunakan kantung selofan sebagai model membran
yang dilalui. Kantung-kantung selofan iniberisi air hangat, larutan sukrosa 20%,
larutan sukrosa 40%, larutan sukrosa 60%, dan akuades hangat yang masing-
masing berjumlah 10 ml. Kantung-kantung selofan yang berisi berbagai macam
cairan ini kemudian digantungkan pada batang pengaduk dan dicelupkan ke
cairan dalam beaker glass dalam keadaan melayang.
Pada masing masing kantung dilakukan pengecekkan berat setiap 15
menitsekali. Dari percobaan ini terdapat kantung yang mengalami penambahan
berat danada pula yang mengalami penurunan berat. Kantung yang mengalami
penurunan yakni kantung 1 dan 5, sedangkan kantung yang mengalami
penambahan berat yakni kantung 2, 3, dan 4.
Kantung 1 berisi air hangat yang dicelupkan pada beaker glass berisi air
hangat. Pada mulanya berat kantung selofan adalah 10,20 gram, namun setelah
75 menit berat kantung sempat berubah menjadi 10,19 gram, tetapi pada akhirnya
beratkantung tetap menjadi 10,20 gram. Terjadi pengurangan bobot sebesar 0,01
pada kantung 1, dimana seharusnya kantung 1 memiliki bobot yang relatif sama.
Fenomena yang terjadi pada kantung 1 ini adalah isotonik, yaitu larutan yang
mempunyai kepekatan sama dengan larutan yang dicampur. Karena merupakan
laruan isotonis, seharusnya tidak ada air yang berpindah dari kantung selofan ke
beaker glass karena konsentrasi dalam kantung 1 sudah sama dengan kepekatan
di luar kantung. Pengurangan bobot ini mungkin terjadi karena kebocoran
kantung selofan atau kurang kencang mengikat kantung selofan.
Kantung 2, 3, dan 4 mengalami penambahan berat . Pada proses osmosis,
pelarut berpindah dari larutan dengan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan
dengan konsentrasi lebih pekat, sehingga larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi
akan bertambah volumenya. Diantara kantung 2, 3, dan 4, kantung 4 merupakan
kantung yang paling signifikan pertambahan beratnya. Kantung 2 berisi sukrosa
20%, kantung 3 berisi sukrosa 40%, dan kantung 4 berisi sukrosa 60%. Karena
kantung 4 memiliki konsentrasi tertinggi diantara kantung 2, 3, dan 4, maka berat
kantung 4 yang paling banyak bertambah beratnya. Fenomena yang terjadi pada
proses ini adalah hipertonik, dimana cairan mempunyai kepekatan lebih rendah
dibanding dengan larutan di dalam sel.
Pada kantung 5 diisi akuades hangat sebanyak 10 ml, dan dicelupkan ke
dalam larutan sukrosa 60%. Terjadi pengurangan berat yang signifikan pada
kantung 5. Pada percobaan ini terjadi fenomena hipotonik, dimana cairan
mempunyai kepekatan yang lebih tinggi dibandingkan cairan di dalam sel,
sehingga pelarut di dalam sel (kantung selofan) keluar atau berpindah ke beaker
glass.
VII. KESIMPULAN

Setelah dilakukan percobaan ini, diperoleh hasil kesimpulan :

A. Percobaan Difusi

1. Difusi sederhana

• Pada air suhu ruangan , kristal 𝐾𝑀𝑛𝑂4 tidak berdifusi

• Pada air hangat, kristal 𝐾𝑀𝑛𝑂4 berdifusi

2. Difusi Senyawa pada Media Agar

• Lubang yang berdifusi lebih cepat adalah lubang yang terdapat 𝐾𝑀𝑛𝑂4
dibanding lubang yang terdapat metil jingga
3. Difusi melalui membran

• Uji kandungan NaCl, tabung 1 dan 3 terdapat endapan putih yang


menunjukan adanya NaCl dihasilkan dari reaksi antara 𝐴𝑔𝑁𝑂3 dengan
NaCl yang dimana terjadinya difusi.
• Uji kandungan glukosa, tabung 6 terdapat endapan berwarna
merah bata yang menunjukan adanya glukosa dihasilkan dari
reaksi antara larutan glukosa dengan benedict yang dimana
terjadinya difusi.
• Uji kandungan albumin, tabung 9 berubah warna menjadi keruh yang
menunjukan adanya albumin dihasilkan dari reaksi antara putih telur
dengan HNO3 yang dimana terjadinya difusi.

B. Percobaan Osmosis

• Kantung 1 bersifat isotonis dan tidak mengalami osmosis

• Kantung 2,3,4 bersifat hipertonis dan mengalami osmosis karena terjadi


kenaikan bobot yangdisebabkan masuknya air ke kantung selofan
• Kantung 5 bersifat hipotonis dan mengalami penurunan bobot karena air
pindah ke sukrosa.
VIII. DAFTAR PUSTAKA

Adyana, K. (2008). Dasar-dasar anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia
Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2010). 3. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Chalik, Raimundus. (2016). Modul Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Coady, D. (2010). Molecular Biolgy. Elsevier academic press
Hidayat, M. d. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan.

Jakarta: Salemba Medika.

Irnaningtyas.(2016). Biologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan

Matematika dan Ilmu Alam. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Kustiyah. (2007). Miskonsepsi Difusi dan Osmosis. Jurnal Ilmiah

Tanzyah, L. L. (2015). Jurnal Biology Education. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya.

Tortora, Gerard J., dan Derrickson, Bryan H. (2012). Principles of Anatomy and

Physiology. USA: Biological Science Textbooks, Inc.

Wahyuningsih, Heni Puji & Yuni Kusmiyati. (2017). Bahan Ajar Kebidanan

Anatomi Fisiologi. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai