Fasilitas Pejalan Kaki
Fasilitas Pejalan Kaki
Fasilitas Pejalan Kaki
Pengertian
• Pejalan Kaki adalah setiap orang yang berjalan di ruang
lalu lintas jalan
• Jaringan Pejalan Kaki adalah ruas pejalan kaki, baik yang
terintegrasi maupun terpisah dengan jalan, yang
diperuntukkan untuk prasarana dan sarana pejalan kaki
serta menghubungkan pusat-pusat kegiatan dan/atau
fasilitas pergantian moda
• Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki adalah
fasilitas yang disediakan di sepanjang jaringan pejalan
kaki untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan
pejalan kaki.
(Permen PU No. 03/PRT/M/2014) Fasilitas Pejalan Kaki
Penyeberangan Zebra
7
Spirit of Innovation
corporatesecretary@2017
CONTINUAL
vement FASILITAS PEJALAN KAKI
Impro
Perbedaan fasilitas pejalan kaki di Indonesia dan di luar negeri :
Fasilitas Trotoar
Hongkong
Indonesia
Dari gambar terlihat jelas perbedaan ditinjau dari sisi keselamatan, kelancaran,
ketertiban dan kenyamanan
8
Spirit of Innovation
corporatesecretary@2017
CONTINUAL
vement PERLINDUNGAN PEJALAN KAKI
Impro
▪ Langkah untuk perlindungan pejalan kaki berdasar faktor jumlah pejalan kaki
yang menyeberang jalan serta arus lalu lintas kendaraan :
• Zebra cross
• Pelican crossing
• Jembatan Penyeberangan Orang
• Terowongan Penyeberangan
9
Spirit of Innovation
corporatesecretary@2017
Desain Pejalan Kaki
Jenis design fasilitas pejalan kaki
1. Traditional engineering design Meminimumkan biaya
dan memaksimalkan efisiensi.
Contoh: waktu hijau untuk penyeberang jalan
didesain hanya untuk usia tertentu (dominan)
2. Design of accessible rights-of-way.
Konsep: semua karakteristik pejalan kaki dapat
mengakses/ menggunakan fasilitas yang ada
Ruang Pejalan
a. Ruang pejalan kakiKaki (Desain
: 45 cm untuk Trotoar)
tebal tubuh sebagai sisi
pendeknya dan 60 cm untuk lebar bahu sebagai sisi
panjangnya.
b. Berdasarkan perhitungan dimensi tubuh manusia, kebutuhan
ruang minimum pejalan kaki:
1. tanpa membawa barang dan keadaan diam yaitu 0,27 m2 ;
2. tanpa membawa barang dan keadaan bergerak yaitu 1,08 m2 ;
3. membawa barang dan keadaan bergerak yaitu antara 1,35 m2 –
1,62 m2
c. Persyaratan khusus ruang bagi pejalan kaki yang mempunyai
keterbatasan fisik (difabel) yaitu :
1. jalur pejalan kaki memiliki lebar minimum 1.5 meter dan
luas minimum 2,25 m2 ;
2. alinemen jalan dan kelandaian jalan mudah dikenali oleh
pejalan kaki antara lain melalui penggunaan material khusus;
3. menghindari berbagai bahaya yang berpotensi mengancam
keselamatan seperti jeruji dan lubang;
4. tingkat trotoar harus dapat memudahkan dalam
menyeberang jalan;
5. dilengkapi jalur pemandu dan perangkat pemandu untuk
menunjukkan berbagai perubahan dalam tekstur trotoar;
6. permukaan jalan tidak licin;
7. jalur pejalan kaki dengan ketentuan kelandaian yaitu sebagai
berikut:
a. jalur yang landai harus memiliki pegangan tangan setidaknya
untuk satu sisi (disarankan untuk kedua sisi). Pada akhir
landai setidaknya panjang pegangan tangan mempunyai
kelebihan sekitar 0,3 meter;
b. pegangan tangan harus dibuat dengan ketinggian 0.8 meter
diukur dari permukaan tanah dan panjangnya harus melebihi
anak tangga terakhir;
c. seluruh pegangan tangan tidak diwajibkan memiliki
permukaan yang licin;
d. area landai harus memiliki penerangan yang cukup.
Ruang Bebas Jalur Pejalan Kaki
a. tinggi paling sedikit 2.5 meter;
b. kedalaman paling sedikit 1 meter;
c. lebar samping paling sedikit dari 0.3 meter
Jarak Minimal dari Bangunan
Kemiringan Jalur Pejalan Kaki
a. kemiringan memanjang, maksimal sebesar 8% dan
disediakan bagian yang mendatar dengan panjang minimal
1,2 m pada setiap jarak maksimal 9 m.
b. kemiringan melintang, minimal sebesar 2% dan kemiringan
maksimal sebesar 4%.
Jenis Penyeberangan
1. Zebra Crossing
Zebra cross merupakan tempat penyeberangan di jalan yang diperuntukkan
bagi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan, dinyatakan dengan marka
jalan berbentuk garis membujur berwarna putih dan hitam. Sekitar zebra
cross terdapat larangan parkir agar pejalan kaki yang akan menyeberang
dapat terlihat oleh pengemudi kendaraan di jalan. Pejalan kaki yang
berjalan di atas zebra cross mendapatkan perioritas terlebih dahulu.
Disebut sebagai zebra cross karena menggunakan warna hitam dan putih
seperti warna pada hewan zebra dari kelompok hewan kuda yang hidup di
Afrika. Pada persimpangan ini apabila terdapat lampu pengatur lalu lintas
maka penyebrang jalan harus menunggu lampu hijau bagi penyebrang
jalan.
2. Pelican Crossing
Pelican Crossing adalah penyeberangan pejalan kaki yang dikontrol lampu lalu lintas dan
dioperasikan oleh pejalan kaki. Dimana pejalan kaki harus menekan tombol untuk
meminta “waktu hijau” pada pengendara kendaraan sehingga pengendara kendaraan
berhenti dan pejalan kaki dapat menyebrangi jalan. Dibutuhkan pengertian dan toleransi
yang tinggi dari pengendara kendaraan guna memprioritaskan pejalan kaki menyeberang
karena pelican crossing biasanya berada bukan pada persimpangan jalan, tetapi pada
lokasi-lokasi yang terkadang ramai oleh pejalan kaki.
Nama ini berasal dari singkatan untuk ‘PEdestrian LIght CONtrolled’, dengan ‘o’ diubah
menjadi ‘a’ untuk kemudahan dan menyerupakan dengan burung PELICAN. Pelican
crossing memiliki lampu traffic light 2 (dua) warna, yaitu merah yang berarti tidak boleh
menyeberang dan hijau yang berarti penyeberang jalan diperbolehkan berjalan, serta
zebra cross dan rambu-rambu pendukung lainnya.
3. Puffin Crossing
Puffin Crossing sering disebut persimpangan cerdas yang
ramah pejalan kaki. Sistem persimpangan jalan menggunakan
sensor yang mendeteksi keberadaan pejalan kaki yang
menunggu di area deteksi. Berbeda dengan pelican crossing
dimana lampu sinyal pejalan kaki berada diseberang jalan,
lampu petunjuk penyebrang jalan pada puffin crossing berada
di sisi mereka sehingga para pejalan kaki dapat memantau lalu
lintas yang lewat sambil menunggu sinyal untuk menyeberang
4. Toucan Crossing
Toucan Crossing berasal dari kata two-can crossing yang
berarti keduanya bisa menyebrang. Penyeberangan ini
dikhususkan untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda untuk
dapat menyebrang jalan. Tipe penyeberangan ini sama dengan
pelican crossing dimana penyebrang harus menekan tombol
untuk meminta “lampu hijau” kepada pengguna jalan
5. Pegasus Crossing
Merupakan jenis penyeberangan yang memiliki konsep sama dengan
pelican crossing, akan tetapi jenis penyeberangan ini juga diperuntukan
untuk penunggang kuda. Perbedaannya utamanya adalah pada tombol
lampu hijau dimana terdapat dua tombol yaitu pada ketinggian normal
untuk pejalan kaki dan pada ketinggian satu atau dua meter diatas
ketinggian normal yang dikhususkan untuk penunggang kuda. Nama
pegasus diambil karena kuda diidentikan dengan mahluk dongeng pegasus
yang merupakan kuda bertanduk dan bersayap. Tipe penyeberangan ini
tentu tidak digunakan di Indonesia karena jarang sekali masyarakat
menunggangi kuda kecuali untuk wisata seperti dokar maupun andong.
Kebanyakan persimpangan ini dimiliki Negara Peru dan Inggris.
• 6. Jembatan penyeberangan orang
Jembatan penyeberangan orang adalah fasilitas pejalan kaki
untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau
menyeberang jalan tol dengan menggunakan jembatan,
sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik.
Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat
pemberhentian bis (seperti busway Transjakarta di Indonesia),
untuk memberikan akses kepada penderita cacat yang
menggunakan kursi roda, tangga diganti dengan suatu akses
dengan kelandaian tertentu.
JPO
• Desain jembatan penyeberangan biasanya menggunakan prinsip yang sama dengan jembatan untuk
kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih ringan dari jembatan kendaraan, dalam desain JPO biasanya
mempertimbangkan getaran dan efek dinamik dari penggunanya. Di samping itu masalah estetika
juga menjadi pertimbangan penting dalam membangun JPO terutama dijalan-jalan protokol di mana
desain arsitektur menjadi pertimbangan yang penting.Pembangunan jembatan penyeberangan
disarankan memenuhi ketentuan sebagai berikut :
• Bila fasilitas penyeberangan dengan menggunakan Zebra Cross dan Pelikan Cross sudah
mengganggu lalu lintas yang ada.
• Pada ruas jalan dimana frekwensi terjadinya kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki cukup tinggi.
• Pada ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas dan arus pejalan kaki yang tinggi
•
Terowongan penyeberangan
• Salah satu cara lain yang digunakan untuk memberikan
kemudahan bagi pejalan kaki adalah dengan menyediakan
terowongan dibawah jalan. Terowongan kalau ditinjau dari
aestetika lebih baik dari jembatan penyeberangan namun dari
aspek keamanan lebih buruk dan terkadang digunakan untuk
buang air kecil. Oleh karena itu terowongan perlu diawasi
dengan baik dan bila diperlukan diperlengkapi dengan kamera
pengintai.
Terowongan penyeberangan
Latar Belakang
Pembahasan
Pembahasan
TIDAK TERTIB
Hal- hal yang harus diperhatikan untuk pejalan
1. Lansia Kaki
2. Anak-anak sekolah
3. Disabilitas/penyandang cacat
Solusi untuk meningkatkan rasa aman dan
nyaman bagi pejalan kaki
1. Penambahan fasilitas pejalan kaki
a. Zebra cross
b. Terowongan
c. ZOSS harus di aktifkan
d. JPO
e. Toucan Crossing,
f. Penambahan audio dan gambar di setiap kawasan bersinyal.
⚫ DefensiveBudaya
Driving Keselamatan di Jalan
lebih mengarah kepada pengendalian pola, cara, mental serta
attitude pengendara. Setidaknya terdapat empat kunci utama prinsip
defensive driving tersebut yaitu :
▪ Kewaspadaan (Alertness)
▪ Kesadaran (Awarness)
▪ Antisipasi (Anticipation)
▪ Sikap dan Mental (Attitude)
Budaya Keselamatan di Jalan
Posisi berkendara yang benar
Budaya Keselamatan di Jalan
Posisi berkendara yang salah
⚫ Tingginya angka kecelakaan
Inti Permasalahan
⚫ Banyaknya kasus pelanggaran lalu lintas
❖ Banting setir
❖ Menyetir sambil mengantuk
❖ Menyetir di bawah pengaruh alcohol
❖ Panik
❖ Ngebut
❖ Miss-interpretasi
❖ Menyetir sembrono
❖ Menerobos lampu merah
❖ Tidak konsentrasi
Inti Permasalahan
Penanggulangan
• Pengenalan mengenai Masalah
tata tertib lalu lintas sejak dini
Honda ajak anak-anak mengenal dunia otomotif dan tata tertib lalu lintas.
Belajar Berlalu Lintas Melalui Permainan Animasi
▪ RHK merupakan bidang datar berdimensi dua yang dibatasi oleh garis henti
untuk sepeda motor dan marka garis henti untuk kendaraan bermotor roda
empat, dimana kedua marka garis henti ini ditempatkan sedemikian rupa secara
berurutan dan dipisahkan oleh suatu bidang datar dengan panjang dan lebar
tertentu
49
Spirit of Innovation
corporatesecretary@2017
CONTINUAL
vement REKAYASA PENGATURAN LALU LINTAS
Impro
▪ Gambar di atas merupakan salah satu upaya Dinas Perhubungan Kota untuk
mengenalkan Ruang Henti Khusus (RHK) kepada para pengguna jalan
▪ Memasang speaker disamping Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) yang
berisikan tentang fungsi dan guna Ruang Henti Khusus (RHK)
50
Spirit of Innovation
corporatesecretary@2017