Fasilitas Pejalan Kaki

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 50

FASILITAS PEJALAN KAKI

(Permen PU No. 03/PRT/M/2014) Fasilitas Pejalan Kaki

Pengertian
• Pejalan Kaki adalah setiap orang yang berjalan di ruang
lalu lintas jalan
• Jaringan Pejalan Kaki adalah ruas pejalan kaki, baik yang
terintegrasi maupun terpisah dengan jalan, yang
diperuntukkan untuk prasarana dan sarana pejalan kaki
serta menghubungkan pusat-pusat kegiatan dan/atau
fasilitas pergantian moda
• Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki adalah
fasilitas yang disediakan di sepanjang jaringan pejalan
kaki untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan
pejalan kaki.
(Permen PU No. 03/PRT/M/2014) Fasilitas Pejalan Kaki
Penyeberangan Zebra

• Penyeberangan zebra merupakan fasilitas penyeberangan


bagi pejalan kaki sebidang yang dilengkapi marka untuk
memberikan batas dalam melakukan lintasan
• Zebra cross, yaitu marka berupa garis-garis utuh yang
membujur tersusun melintang jalur lintas dengan
ketentuan teknis:
1) Garis membujur memiliki lebar 0,30 meter dan panjang
minimal 2,50 meter; 2) Celah di antara garis-garis membujur
mempunyai lebar minimal 0,30 meter dan maksimal 0,60 meter;
3) Garis melintang memiliki lebar 0,30 meter; dan 4) Jarak antar
garis melintang minimal 2,5 meter.
(Permen PU No. 03/PRT/M/2014) Fasilitas Pejalan Kaki
Jembatan Penyeberangan (JPO)

Jembatan penyeberangan merupakan fasilitas


penyeberangan bagi pejalan kaki yang terletak di atas
permukaan tanah dan digunakan apabila:
• penyeberangan zebra tidak dapat diadakan;
• penyeberangan pelikan sudah menganggu lalu lintas
kendaraan yang ada;
• ruas jalan memiliki kecepatan kendaraan yang tinggi
dan arus pejalan kaki yang cukup ramai; dan/atau
• ruas jalan dengan frekuensi terjadinya kecelakaan
pejalan kaki yang cukup tinggi.
(Permen PU No. 03/PRT/M/2014) Fasilitas Pejalan Kaki

Ketentuan pembangunan jembatan penyeberangan harus


memenuhi kriteria:
• keselamatan dan kenyamanan para pemakai jembatan
serta keamanan bagi pemakai jalan yang melintas di
bawahnya;
• penempatannya tidak mengganggu kelancaran lalu
lintas; dan
• estetika dan keserasian dengan lingkungan di
sekitarnya.
(Permen PU No. 03/PRT/M/2014) Fasilitas Pejalan Kaki
Penyeberangan Pelican

Fasilitas untuk penyeberangan pejalan kaki sebidang yang


dilengkapi dengan marka dan lampu pengatur lalu lintas.
Ketentuan penyediaan penyeberangan pelikan yaitu sebagai
berikut:
• terletak pada ruas jalan dengan jarak minimal 300
meter dari persimpangan; atau
• pada jalan dengan kecepatan operasional rata-rata lalu
lintas kendaraan >40 km/jam.
CONTINUAL
vement FASILITAS PEJALAN KAKI
Impro
▪ Kelompok pejalan kaki yang perlu perhatian khusus :
• Lanjut usia
• Anak-anak sekolah
• Para penyandang cacat

▪ Fasilitas pejalan kaki :


• Trotoar
• Zebra cross
• Pelican crossing
• Jembatan Penyeberangan Orang
• Terowongan Penyeberangan

7
Spirit of Innovation
corporatesecretary@2017
CONTINUAL
vement FASILITAS PEJALAN KAKI
Impro
Perbedaan fasilitas pejalan kaki di Indonesia dan di luar negeri :
Fasilitas Trotoar

Hongkong

Indonesia
Dari gambar terlihat jelas perbedaan ditinjau dari sisi keselamatan, kelancaran,
ketertiban dan kenyamanan
8
Spirit of Innovation
corporatesecretary@2017
CONTINUAL
vement PERLINDUNGAN PEJALAN KAKI
Impro
▪ Langkah untuk perlindungan pejalan kaki berdasar faktor jumlah pejalan kaki
yang menyeberang jalan serta arus lalu lintas kendaraan :
• Zebra cross
• Pelican crossing
• Jembatan Penyeberangan Orang
• Terowongan Penyeberangan

9
Spirit of Innovation
corporatesecretary@2017
Desain Pejalan Kaki
Jenis design fasilitas pejalan kaki
1. Traditional engineering design Meminimumkan biaya
dan memaksimalkan efisiensi.
Contoh: waktu hijau untuk penyeberang jalan
didesain hanya untuk usia tertentu (dominan)
2. Design of accessible rights-of-way.
Konsep: semua karakteristik pejalan kaki dapat
mengakses/ menggunakan fasilitas yang ada
Ruang Pejalan
a. Ruang pejalan kakiKaki (Desain
: 45 cm untuk Trotoar)
tebal tubuh sebagai sisi
pendeknya dan 60 cm untuk lebar bahu sebagai sisi
panjangnya.
b. Berdasarkan perhitungan dimensi tubuh manusia, kebutuhan
ruang minimum pejalan kaki:
1. tanpa membawa barang dan keadaan diam yaitu 0,27 m2 ;
2. tanpa membawa barang dan keadaan bergerak yaitu 1,08 m2 ;
3. membawa barang dan keadaan bergerak yaitu antara 1,35 m2 –
1,62 m2
c. Persyaratan khusus ruang bagi pejalan kaki yang mempunyai
keterbatasan fisik (difabel) yaitu :
1. jalur pejalan kaki memiliki lebar minimum 1.5 meter dan
luas minimum 2,25 m2 ;
2. alinemen jalan dan kelandaian jalan mudah dikenali oleh
pejalan kaki antara lain melalui penggunaan material khusus;
3. menghindari berbagai bahaya yang berpotensi mengancam
keselamatan seperti jeruji dan lubang;
4. tingkat trotoar harus dapat memudahkan dalam
menyeberang jalan;
5. dilengkapi jalur pemandu dan perangkat pemandu untuk
menunjukkan berbagai perubahan dalam tekstur trotoar;
6. permukaan jalan tidak licin;
7. jalur pejalan kaki dengan ketentuan kelandaian yaitu sebagai
berikut:
a. jalur yang landai harus memiliki pegangan tangan setidaknya
untuk satu sisi (disarankan untuk kedua sisi). Pada akhir
landai setidaknya panjang pegangan tangan mempunyai
kelebihan sekitar 0,3 meter;
b. pegangan tangan harus dibuat dengan ketinggian 0.8 meter
diukur dari permukaan tanah dan panjangnya harus melebihi
anak tangga terakhir;
c. seluruh pegangan tangan tidak diwajibkan memiliki
permukaan yang licin;
d. area landai harus memiliki penerangan yang cukup.
Ruang Bebas Jalur Pejalan Kaki
a. tinggi paling sedikit 2.5 meter;
b. kedalaman paling sedikit 1 meter;
c. lebar samping paling sedikit dari 0.3 meter
Jarak Minimal dari Bangunan
Kemiringan Jalur Pejalan Kaki
a. kemiringan memanjang, maksimal sebesar 8% dan
disediakan bagian yang mendatar dengan panjang minimal
1,2 m pada setiap jarak maksimal 9 m.
b. kemiringan melintang, minimal sebesar 2% dan kemiringan
maksimal sebesar 4%.
Jenis Penyeberangan

1. Zebra Crossing
Zebra cross merupakan tempat penyeberangan di jalan yang diperuntukkan
bagi pejalan kaki yang akan menyeberang jalan, dinyatakan dengan marka
jalan berbentuk garis membujur berwarna putih dan hitam. Sekitar zebra
cross terdapat larangan parkir agar pejalan kaki yang akan menyeberang
dapat terlihat oleh pengemudi kendaraan di jalan. Pejalan kaki yang
berjalan di atas zebra cross mendapatkan perioritas terlebih dahulu.
Disebut sebagai zebra cross karena menggunakan warna hitam dan putih
seperti warna pada hewan zebra dari kelompok hewan kuda yang hidup di
Afrika. Pada persimpangan ini apabila terdapat lampu pengatur lalu lintas
maka penyebrang jalan harus menunggu lampu hijau bagi penyebrang
jalan.
2. Pelican Crossing
Pelican Crossing adalah penyeberangan pejalan kaki yang dikontrol lampu lalu lintas dan
dioperasikan oleh pejalan kaki. Dimana pejalan kaki harus menekan tombol untuk
meminta “waktu hijau” pada pengendara kendaraan sehingga pengendara kendaraan
berhenti dan pejalan kaki dapat menyebrangi jalan. Dibutuhkan pengertian dan toleransi
yang tinggi dari pengendara kendaraan guna memprioritaskan pejalan kaki menyeberang
karena pelican crossing biasanya berada bukan pada persimpangan jalan, tetapi pada
lokasi-lokasi yang terkadang ramai oleh pejalan kaki.
Nama ini berasal dari singkatan untuk ‘PEdestrian LIght CONtrolled’, dengan ‘o’ diubah
menjadi ‘a’ untuk kemudahan dan menyerupakan dengan burung PELICAN. Pelican
crossing memiliki lampu traffic light 2 (dua) warna, yaitu merah yang berarti tidak boleh
menyeberang dan hijau yang berarti penyeberang jalan diperbolehkan berjalan, serta
zebra cross dan rambu-rambu pendukung lainnya.
3. Puffin Crossing
Puffin Crossing sering disebut persimpangan cerdas yang
ramah pejalan kaki. Sistem persimpangan jalan menggunakan
sensor yang mendeteksi keberadaan pejalan kaki yang
menunggu di area deteksi. Berbeda dengan pelican crossing
dimana lampu sinyal pejalan kaki berada diseberang jalan,
lampu petunjuk penyebrang jalan pada puffin crossing berada
di sisi mereka sehingga para pejalan kaki dapat memantau lalu
lintas yang lewat sambil menunggu sinyal untuk menyeberang
4. Toucan Crossing
Toucan Crossing berasal dari kata two-can crossing yang
berarti keduanya bisa menyebrang. Penyeberangan ini
dikhususkan untuk pejalan kaki dan pengguna sepeda untuk
dapat menyebrang jalan. Tipe penyeberangan ini sama dengan
pelican crossing dimana penyebrang harus menekan tombol
untuk meminta “lampu hijau” kepada pengguna jalan
5. Pegasus Crossing
Merupakan jenis penyeberangan yang memiliki konsep sama dengan
pelican crossing, akan tetapi jenis penyeberangan ini juga diperuntukan
untuk penunggang kuda. Perbedaannya utamanya adalah pada tombol
lampu hijau dimana terdapat dua tombol yaitu pada ketinggian normal
untuk pejalan kaki dan pada ketinggian satu atau dua meter diatas
ketinggian normal yang dikhususkan untuk penunggang kuda. Nama
pegasus diambil karena kuda diidentikan dengan mahluk dongeng pegasus
yang merupakan kuda bertanduk dan bersayap. Tipe penyeberangan ini
tentu tidak digunakan di Indonesia karena jarang sekali masyarakat
menunggangi kuda kecuali untuk wisata seperti dokar maupun andong.
Kebanyakan persimpangan ini dimiliki Negara Peru dan Inggris.
• 6. Jembatan penyeberangan orang
Jembatan penyeberangan orang adalah fasilitas pejalan kaki
untuk menyeberang jalan yang ramai dan lebar atau
menyeberang jalan tol dengan menggunakan jembatan,
sehingga orang dan lalu lintas kendaraan dipisah secara fisik.
Jembatan penyeberangan juga digunakan untuk menuju tempat
pemberhentian bis (seperti busway Transjakarta di Indonesia),
untuk memberikan akses kepada penderita cacat yang
menggunakan kursi roda, tangga diganti dengan suatu akses
dengan kelandaian tertentu.
JPO
• Desain jembatan penyeberangan biasanya menggunakan prinsip yang sama dengan jembatan untuk
kendaraan. Tetapi karena biasanya lebih ringan dari jembatan kendaraan, dalam desain JPO biasanya
mempertimbangkan getaran dan efek dinamik dari penggunanya. Di samping itu masalah estetika
juga menjadi pertimbangan penting dalam membangun JPO terutama dijalan-jalan protokol di mana
desain arsitektur menjadi pertimbangan yang penting.Pembangunan jembatan penyeberangan
disarankan memenuhi ketentuan sebagai berikut :
• Bila fasilitas penyeberangan dengan menggunakan Zebra Cross dan Pelikan Cross sudah
mengganggu lalu lintas yang ada.
• Pada ruas jalan dimana frekwensi terjadinya kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki cukup tinggi.
• Pada ruas jalan yang mempunyai arus lalu lintas dan arus pejalan kaki yang tinggi

Terowongan penyeberangan
• Salah satu cara lain yang digunakan untuk memberikan
kemudahan bagi pejalan kaki adalah dengan menyediakan
terowongan dibawah jalan. Terowongan kalau ditinjau dari
aestetika lebih baik dari jembatan penyeberangan namun dari
aspek keamanan lebih buruk dan terkadang digunakan untuk
buang air kecil. Oleh karena itu terowongan perlu diawasi
dengan baik dan bila diperlukan diperlengkapi dengan kamera
pengintai.
Terowongan penyeberangan

Dalam rangka meningkatkan keamanan didalam terowongan dapat dibangun


dengan dilengkapi dengan kios-kios yang menjual berbagai kebutuhan
masyarakat. Pembangunan terowongan disarankan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
• Bila fasilitas penyeberangan dengan menggunakan Zebra Cross dan Pelikan
Cross serta Jembatan penyeberangan tidak memungkinkan untuk dipakai.
• Bila kondisi lahannya memungkinkan untuk dibangunnya terowongan.
• Arus lalu lintas dan arus pejalan kaki cukup tinggi
Zona Selamat Sekolah
• Zona Selamat Sekolah (ZoSS) merupakan program inovatif
dalam bentuk zona kecepatan berbasis waktu yang dapat
digunakan untuk mengatur kecepatan kendaraan di area
sekolah. Penggunaan rekayasa lalu lintas seperti rambu lalu
lintas dan marka jalan serta pembatasan kecepatan bertujuan
meningkatkan perhatian pengemudi terhadap penurunan batas
kecepatan di zona selamat sekolah serta memberikan rasa aman
kepada para murid yang akan menyeberang di jalan.
Zona Selamat Sekolah
• Zona Selamat Sekolah (ZoSS) adalah lokasi diruas jalan
tertentu yang merupakan zona kecepatan berbasis waktu untuk
mengatur kecepatan kendaraan dilingkungan tingkat sekolah
dasar.
Penerapan ZoSS dilakukan pada intinya adalah untuk
melindungi pejalan kaki anak sekolah dari bahaya kecelakaan
lalu lintas dimana kendaraan yang berada dalam zona sekolah
harus dengan kecepatan rendah untuk memberikan waktu
reaksi yang lebih lama dalam mengantisipasi gerakan anak
sekolah yang bersifat spontan dan tak terduga sehngga dapat
menimbulkan kecelakaan lalu lintas
Rambu Fasilitas Pejalan Kaki
Menentukan Fasilitas Penyeberangan
a. Standar yang digunakan sama seperti yang digunakan di Ingris, dengan
menghitung: PV2
b. Dengan:
P = Volume pejalan kaki yang menyeberang pada panjang 100 –
150 meter
V = Volume kendaraan setiap jam 2 arah pada jalan 2 arah yang
tidak terbagi (tidak ada median)
ALAT UKUR PERILAKU
PENGEMUDI SEPEDA MOTOR
INDONESIA
Alat Ukur Perilaku Pengemudi
Sepeda Motor Indonesia

Latar Belakang

• Tingkat kecelakaan sepeda motor yang tinggi di


Indonesia menimbulkan keprihatinan
• Belum tersedianya angkutan umum yang memadai
menjadikan sepeda motor menjadi pilihan untuk
menembus kemacetan
• Perlu dilakukan pengembangan suatu alat ukur untuk
mengetahui perilaku pengemudi sepeda motor di
Indonesia
Alat Ukur Perilaku Pengemudi
Sepeda Motor Indonesia

Pembahasan

• Metode yang digunakan untuk mengukur perilaku


pengemudi sepeda motor yaitu dengan mengembangkan
kuesioner berdasarkan motorcycle rider behaviour
questionnaires (MRBQ)
• Kuesioner yang dikembangkan terdiri dari 5 interval
pernyataan yaitu:
1. hampir tidak pernah
2. jarang
3. kadang-kadang
4. sering
5. hampir selalu
Alat Ukur Perilaku Pengemudi
Sepeda Motor Indonesia

Pembahasan

• Jika diperhatikan kuesioner yang telah disusun sebanyak


38 pertanyaan memperlihatkan perilaku masyarakat
dalam berkendara sepeda motor yang menyebabkan
kecelakaan lalu lintas atas kesalahan sendiri.
• Setelah mengetahui kesalahan yang diakibatkan oleh
pengendara sepeda motor dapat dilakukan suatu
kebijakan dalam hal sosialisasi dan pengetatan
pembuatan SIM sebagai upaya pembinaan berkendaa
terhadap masyarakat.
RUANG HENTI KHUSUS
(RHK) SEPEDA MOTOR
Alat Ukur Perilaku Pengemudi
Sepeda Motor Indonesia

• Ruang Henti Khusus (RHK) Sepeda Motor adalah salah


satu cara pengaturan lalu lintas dengan mengatur tempat
antrian sepeda motor dengan kendaraan roda empat
atau lebih pada saat berhenti di pendekat simpang
bersinyal selama nyala merah.
Alat Ukur Perilaku Pengemudi
Sepeda Motor Indonesia

Kriteria RHk berdasarkan Surat Edaran Menteri PUPR No


52/SE/M/2015 yaitu:
1. RHK ditempatkan di pendekat simpang dengan kelas jalan raya atau jalan
sedang;
2. RHK merupakan ruang pemberhentian di pendekat simpang bersinyal yang
merupakan fasilitas bagi sepeda motor;
3. RHK hanya diaplikasikan pada pendekat simpang dengan jumlah lajur
pendekat minimum dua lajur per arah;
4. RHK hanya diaplikasikan pada persimpangan dengan APILL;
5. Kendaraan roda empat atau lebih berhenti di belakang area RHK pada saat
nyala merah;
6. Apabila terdapat RHK sepeda, RHK sepeda motor berada di sebelah kanan
RHK sepeda;
7. Bila diperlukan area RHK diperpanjang di lajur paling kiri yang berfungsi
untuk menampung banyaknya volume sepeda motor yang bergerak di lajur
kiri.
Alat Ukur Perilaku Pengemudi
Sepeda Motor Indonesia

Dalam jurnal Analisis Efektivitas Ruang Henti Khusus Sepeda Motor


Pada Simpang Bersinyal Di Kota Semarang oleh Reska Ayu Yuniar
M, Raisha El Kahira, Ismiyati, Bagus Hario Setiadji, Jurusan Teknik
Sipil Universitas Diponegoro menyimpulkan bahwa

• Keberadaan RHK belum terlihat optimal penggunaannya untuk


ketiga lokasi penelitian. Hal itu dikarenakan kondisi geometri,
lebar lajur yang tidak sesuai, keberadaan pulau jalan, dan lajur
belok kiri langsung.
• Agar penggunaan RHK lebih optimal seharusnya dalam
pemilihan lokasi yang akan diberlakukan RHK mengacu pada
aturan yang berlaku
Ruang Henti Khusus (RHK)
(RHK) sepeda motor secara definisi ialah ruangan yang disediakan
pada ujung kaki persimpangan untuk diisi secara khusus hanya
oleh sepeda motor pada saat lampu merah. RHK dibentuk
dengan cara menarik mundur garis henti kendaraan bermotor
roda 4 selebar yang dibutuhkan oleh sejumlah sepeda motor.
Jadi RHK merupakan bidang datar berdimensi dua yang
dibatasi oleh garis henti untuk sepeda motor dan marka garis
henti untuk kendaraan bermotor roda empat. Kedua marka
garis henti ini ditempatkan sedemikian rupa secara berurutan
dan dipisahkan oleh suatu bidang datar dengan panjang dan
lebar tertentu.
Ruang Henti Khusus (RHK) sepeda motor pada persimpangan merupakan
salah satu alternatif pemecahan masalah penumpukan sepeda motor pada
persimpangan bersinyal.
TERTIB

TIDAK TERTIB
Hal- hal yang harus diperhatikan untuk pejalan
1. Lansia Kaki
2. Anak-anak sekolah
3. Disabilitas/penyandang cacat
Solusi untuk meningkatkan rasa aman dan
nyaman bagi pejalan kaki
1. Penambahan fasilitas pejalan kaki
a. Zebra cross
b. Terowongan
c. ZOSS harus di aktifkan
d. JPO
e. Toucan Crossing,
f. Penambahan audio dan gambar di setiap kawasan bersinyal.
⚫ DefensiveBudaya
Driving Keselamatan di Jalan
lebih mengarah kepada pengendalian pola, cara, mental serta
attitude pengendara. Setidaknya terdapat empat kunci utama prinsip
defensive driving tersebut yaitu :
▪ Kewaspadaan (Alertness)
▪ Kesadaran (Awarness)
▪ Antisipasi (Anticipation)
▪ Sikap dan Mental (Attitude)
Budaya Keselamatan di Jalan
Posisi berkendara yang benar
Budaya Keselamatan di Jalan
Posisi berkendara yang salah
⚫ Tingginya angka kecelakaan
Inti Permasalahan
⚫ Banyaknya kasus pelanggaran lalu lintas
❖ Banting setir
❖ Menyetir sambil mengantuk
❖ Menyetir di bawah pengaruh alcohol
❖ Panik
❖ Ngebut
❖ Miss-interpretasi
❖ Menyetir sembrono
❖ Menerobos lampu merah
❖ Tidak konsentrasi
Inti Permasalahan
Penanggulangan
• Pengenalan mengenai Masalah
tata tertib lalu lintas sejak dini
Honda ajak anak-anak mengenal dunia otomotif dan tata tertib lalu lintas.
Belajar Berlalu Lintas Melalui Permainan Animasi

• Operasi Simpatik dari Kepolisian


Bagikan bunga, helm, dan selebaran
Sosialisasi berkendara ke sekolah-sekolah

• Razia yang dilakukan oleh kepolisian untuk memeriksa kelengkapan


motor beserta surat-suratnya serta izin mengemudi pengendara
motor
CONTINUAL
vement REKAYASA PENGATURAN LALU LINTAS
Impro
▪ Ruang Henti Khusus (RHK) sepeda motor adalah ruangan yang disediakan
pada ujung kaki persimpangan untuk diisi secara khusus oleh sepeda motor
pada saat lampu merah

▪ RHK merupakan bidang datar berdimensi dua yang dibatasi oleh garis henti
untuk sepeda motor dan marka garis henti untuk kendaraan bermotor roda
empat, dimana kedua marka garis henti ini ditempatkan sedemikian rupa secara
berurutan dan dipisahkan oleh suatu bidang datar dengan panjang dan lebar
tertentu

Belum tertib Sudah tertib

49
Spirit of Innovation
corporatesecretary@2017
CONTINUAL
vement REKAYASA PENGATURAN LALU LINTAS
Impro

▪ Gambar di atas merupakan salah satu upaya Dinas Perhubungan Kota untuk
mengenalkan Ruang Henti Khusus (RHK) kepada para pengguna jalan

▪ Memasang speaker disamping Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) yang
berisikan tentang fungsi dan guna Ruang Henti Khusus (RHK)

50
Spirit of Innovation
corporatesecretary@2017

Anda mungkin juga menyukai