IPTEK Sebagai Tantangan Umat Islam
IPTEK Sebagai Tantangan Umat Islam
IPTEK Sebagai Tantangan Umat Islam
DISUSUN OLEH:
DWI AYU WAHYUNI
F 221 21 033
UNIVERSITAS TADULAKO
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2021/2022
Contents
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................................................4
BAB 2 LANDASAN TEORI..........................................................................................................5
1.1 Hakikat dan Perkembangan IPTEK dalam Kehidupan Manusia...........................................5
1.2 Dampak Positif dan Dampak Negatif dari Perkembangan IPTEK......................................10
1.3 Tantangan-Tantangan yang Harus Dihadapi oleh Umat Islam dari Perkembangan IPTEK
...................................................................................................................................................14
1.4 Mewujudkan Perkembangan IPTEK yang Sejalan dengan Ajaran pada Kitab Suci Al-
Qur’an maupun Hadist-Hadist...................................................................................................15
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................................................23
BAB 4 PEMBAHASAN................................................................................................................24
BAB 5 PENUTUP.........................................................................................................................26
1.1 Kesimpulan..........................................................................................................................26
1.2 Saran....................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................28
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau biasa disingkat IPTEK, pada saat
ini mengalami perkembangan yang begitu pesat. Perkembangan IPTEK telah dirasakan
oleh semua manusia dibelahan bumi manapun, namun tidak menutup kemungkinan ada
sekelompok orang yang masih menutup diri dari perkembangan tersebut. Perkembangan
IPTEK telah mengubah wajah dunia, bahkan dari segala aspek kehidupan pun dapat
merasakan perkembangan tersebut.
Salah satu aspek kehidupan yang tidak lepas dari perkembangan IPTEK saat ini, yaitu
aspek religius. Berbicara soal aspek religius, tentu erat kaitannya dengan agama.
Perkembangan IPTEK dan perubahan gaya hidup di kalangan kaum muda berpengaruh
terhadap cara pandang dan sikap kaum muda terhadap agama. Pertanyaan mengenai
peran dan fungsi agama mulai menguat karena tidak jarang agama menjadi sangat gagap
mengantisipasi kemajuan IPTEK.
Agama Islam merupakan salah satu agama terbesar di dunia, maka tidak dipungkiri
agama Islam menjadi salah satu agama yang merasakan pengaruh besar dari
perkembangan IPTEK. Seperti yang terlihat sekarang, perkembangan IPTEK membawa
pengaruh besar dalam kehidupan manusia sekarang. IPTEK membuat dunia seakan tidak
ada batasnya, semua informasi bisa didapatkan dengan cepat dan mudah. Teknologi saat
ini begitu canggih, bahkan akibat dari perkembangan IPTEK ini membuat orang-orang
dapat menciptakan suatu hal yang diluar nalar. Namun, dari berbagai sisi positif dari
perkembangan IPTEK ini, tidak dipungkiri bahwa ada sisi negatif yang dibawa dari
perkembangan ini.
Sisi negatif atau dampak negatif dari perkembangan IPTEK biasa nya melunturkan
norma-norma budaya bahkan agama yang ada dimasyarakat. Agama Islam salah satu
agama yang sangat menjunjung tinggi norma-norma atau adab-adab yang diajarkan
khususnya dalam Al-Qur’an. Maka dari itu, pemeliti akan mengangkat judul penelitian
tentang “IPTEK sebagai Tantangan Umat Islam”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat dan perkembangan IPTEK dalam kehidupan manusia ?
2. Apa dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari perkembangan IPTEK
saat ini ?
3. Apa saja tantangan-tantangan yang harus dihapadi oleh umat Islam dari
perkembangan IPTEK tersebut ?
4. Bagaimana cara umat islam dapat mewujudkan perkembangan IPTEK yang
sejalan dengan ajaran pada kitab suci Al-Qur’an maupun hadist-hadist yang ada ?
A. Dampak Positif
1. Inovasi dalam Dunia Pendidikan semakin Berkembang
Dengan adanya IPTEK tentunya membuat pendidikan sangat mudah untuk
dilaksanakan dalam kondisi apapun. Semua orang akan mudah belajar tanpa
adanya halangan karena tempat yang jauh.
Seperti masa sekarang ini yang sedang terjadi pandemi, kita tidak perlu pergi
ke tempat yang dituju untuk mendapatkan ilmu. Kita bisa hanya duduk di rumah
dan mengikuti berbagai webinar yang disediakan di internet.
Sekolah dan kuliah pun menjadi mudah karena semua serba di rumah. Karena
IPTEK juga membuat internet dapat menjangkau beberapa daerah, jadi semua
yang mengikuti pembelajaran daring dapat dengan mudah untuk mengaksesnya.
2. Teknologi Baru (New Technology)
Teknologi baru secara fundamental berbeda dengan teknologi yang sudah ada
sebelumnya. Teknologi ini biasanya menunjukkan perbaikan dalam diagnosis dan
ketepatan diagnosis, demikian juga memberikan teknologi terapi yang baru.
Contoh teknologi diagnostik baru : Multislices CT (Computerized Tomograph )
Scan lebih baik bila dibandingkan dengan CT scan tipe lama. Teknologi terapi
baru : intervensi endovaskuler, transplantasi organ, organ buatan (Artifisial
Organ), katup jantung prostetik.
3. Teknologi Masa Kini (Current Technology, Establish Technology)
Teknologi masa kini (current technology, establish technology) adalah
teknologi yang sudah biasa dikenal, contohnya : MRI (Magnetic Resonance
Imaging). Dan teknologi masa depan (future technology) seperti : sistem
mikroelektro mekanik, robotik untuk membantu pembedahan sebagai
pengembangan dari kombinasi Ilmu Fisika, Tehnik dan Ilmu Informasi, Nano
tehnologi, Rekayasa Genetik dan sebagainya. Di bidang ekonomi antara lain yang
berkaitan dengan E-Banking dan E-Commerce. E-Banking sebagai penghantaran
otomatis jasa dan produk bank secara langsung kepada nasabah melalui
elektronik, saluran komunikasi interaktif, misalnya Automated Teller Machine
atau Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Phone Banking, Internet Banking, SMS/m-
Banking, sementara E-Commerce atau Perdagangan elektronik atau e-dagang
adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui
sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer
lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data
elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data
otomatis. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai
aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi
komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain
management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online.
4. Penyebaran Informasi yang Sangat Mudah
Mempermudah meluasnya berbagai informasi, Informasi merupakan hal yang
sangat penting bagi kita, dimana tanpa informasi kita akan serba ketinggalan.
terlebih lagi ketika berbagai media cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini
memaksa kita untuk mau tidak mau harus bisa dan selalu mendapatkan berbagai
informasi. Pada masa dahulu, mahasiswa harus membaca berbagai macam buku
sebagai sumber untuk mendapat informasi yang diinginkan. Namun sekarang
kegiatan semacam ini sudah mulai ditinggalkan, mereka lebih senang mencari
informasinya melalui media internet yang menyediakan layanan untuk pencarian
yang mempercepat waktu dan membuat lebih efisien.
5. Bertambahnya Pengetahuan dan Wawasan
Komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya
orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi menggunakannya. Namun
seiring dengan perkembangan IPTEK, peralatan elektronik seperti komputer,
internet, dan handphone (Hp) sudah menjadi benda yang menjamur. Dimana tidak
hanya orang-orang tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak di
bawah umur juga dapat menggunakannya. Inilah pengaruh positif perkembangan
IPTEK di era globalisasi terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat
kita.
C. Dampak Negatif
1. Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual
Semakin berkembangnya IPTEK semakin banyak juga informasi dan ilmu
yang tersebar di internet. Hal ini dapat disalahgunakan oleh pelajar dan
mahasiswa dalam mengerjakan sebuah tugas.
Bagi mahasiswa atau pelajar yang malas tentunya mereka akan memanfaatkan
kesempatan ini untuk menyalin informasi yang tersedia di Google tanpa
memparafrasekan terlebih dahulu. Ini disebut dengan plagiasi.
Dalam dunia pendidikan tentunya plagiasi sangat dilarang. Ilmu dan informasi
yang tersebar di internet harus dipilah dan diparafrasekan terlebih dahulu sebelum
dijadikan sebagai isi dari tugas kuliah maupun sekolah.
Guru dan dosen tentunya berperan penting untung mengingatkan pelajar dan
mahasiswanya untuk selalu jauh dari plagiasi. Tentunya pelajar atau mahasiswa
yang melakukan plagiasi tugasnya tidak akan diterima oleh guru atau dosen.
2. Kecanduan Teknologi
Kecanduan teknologi bisa diartikan sebagai hasrat yang tidak terkendali untuk
menggunakan internet dan perangkat elektronik lainnya sehingga menghambat
kehidupan sehari-hari seseorang. Bagi sebagian orang yang baru saja kenal
dengan teknologi baru tentunya akan mengalami sedikit kecanduan untuk terus
menggunakannya.
3. Memengaruhi Pola Berpikir
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif dan penasaran serta
suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada
berbagai peralatan elektronik. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap pola
berpikir masyarakat. Dewasa ini perkembangan pada teknologi dan komunikasi
berpengaruh pada anak di bawah umur. Maraknya jejaring sosial yang ada
membuat mereka terjerumus dalam pertemanan yang buruk. Apalagi adanya
kejadian kejahatan melalui media jejaring sosial. Anak-anak biasanya belum bisa
membedakan mana yang baik dan buruk bagi mereka. Terlebih lagi setiap harinya
masyarakat kita disajikan dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari
berbagi media elektronik.
4. Hilangnya Budaya Tradisional
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif dan penasaran serta
suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada
berbagai peralatan elektronik. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap pola
berpikir masyarakat. Dewasa ini perkembangan pada teknologi dan komunikasi
berpengaruh pada anak di bawah umur. Maraknya jejaring sosial yang ada
membuat mereka terjerumus dalam pertemanan yang buruk. Apalagi adanya
kejadian kejahatan melalui media jejaring sosial. Anak-anak biasanya belum bisa
membedakan mana yang baik dan buruk bagi mereka. Terlebih lagi setiap harinya
masyarakat kita disajikan dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari
berbagi media elektronik.
5. Banyak Menimbulkan Berbagai Kerugian
Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan sumber istilah dan
kosakata namun akhir-akhir ini, bahasa Indonesia mengalami transisi atau
perubahan. Penggunaan bahasa gaul sangat diminati oleh masyarakat. Dengan
semakin berkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,maka
informasi, juga komunikasi di indonesia pun sudah berkembang. Di era
globalisasi pada masa sekarang ini, kita harus bisa mengenal dan memahami
berbagai perkembangan IPTEK, namun masih banyak yang kurang memahami
dengan perkembangan bahasa Indonesia secara keseluruhan. Perkembangan
IPTEK memberikan arti yang sangat positif, tidak sedikit pula yang membawa
dampak negatif. Kita juga tidak mengetahui kapan bahasa Indonesia dianggap
sebagai bahasa yang universal.
Hal ini dikarenakan adanya dua hal. Pertama, kemajuan teknologi informasi yang
cukup pesat perkembangannya. Kondisi ini ditandai dengan mudahnya berkomunikasi
antara manusia misalnya melalui sambungan telepon, handphone (HP), dan internet.
Dalam Islam, komunikasi harus dilakukan dengan tata cara yang baik dan santun.
Namun, saat ini melalui perkembangan teknologi informasi seseorang bisa dengan mudah
menggunjingkan, menghina atau menjelekan orang lain melalui beragam media baik HP
maupun media sosial di internet.
Padahal, hal tersebut sangat dilarang oleh agama. Oleh karenanya, dakwah harus
didorong untuk mengarahkan umat Islam menggunakan media teknologi informasi
dengan hal yang positif. Misalnya dengan tidak mengumbar aatau mempublikasikan aib
orang lain melalui media sosial atau sarana lainnya.
Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi seperti dimuatnya ayat suci Alquran
di dalam alat komunikasi HP menjadi pertanyaan tersendiri bagi para ulama. Padahal,
dalam Islam seseorang ketika akan memegang atau membaca kitab suci Alquran harus
dalam keadaan berwudhu. Sehingga ke depan permasalahan ini harus dicarikan solusi
maupun fatwa yang sesuai dengan tuntunan Alquran dan hadist.
Kedua, kemajuan teknologi transportasi. Di mana, jarak jauh yang awalnya bisa
ditempuh selama berjam-jam maupun berhari-hari saat ini bisa ditempuh dalam waktu
yang relatif cepat dengan menggunakan pesawat terbarng maupun helicopter.
Hal ini berkaitan dengan syarat diperbolehkannya shalat Jama jika menempuh
seseorang perjalanan jauh. Di sisi lain, perkembangan teknologi transportasi ini semakin
mempermudah ruang gerak dakwah ke sejumlah daerah bahkan hingga pelosok.
Kemudahan ini harus dimanfaatkan bagi kepentingan dakwah Islam agar bisa
diterima masyarakat. Sebelumnya, para dai harus berjalan kaki untuk melakukan dakwah
kepada masyarakat yang berada di pelosok.
Oleh karena itu, perkembangan tekonologi informasi dan transportasi idealnya dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan dakwah agar lebih efektif, cepat, dan akurat. Sehingga
nilai-nilai dakwah yang berisi ajakan untuk selalu taat dan patuh kepada Allah SWT
dapat terus terjaga. Khususnya, dengan menjalankan segala perintah dan larangan yang
terkandung dalam Alquran dan hadist nabi Muhammad SAW.
1.4 Mewujudkan Perkembangan IPTEK yang Sejalan dengan Ajaran pada Kitab
Suci Al-Qur’an maupun Hadist-Hadist
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif,
yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi,
dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Dengan ditemukannya mesin jahit, dalam 1
menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita menjahit dengan
tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit.1 Dahulu Ratu Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu
5 bulan dengan sarana komunikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua
Amerika oleh Columbus. Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk memperoleh
berita pembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana komunikasi
canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pendaratan Neil Amstrong
di bulan.2 Dulu orang naik haji dengan kapal laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai
ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawat terbang, kita hanya perlu 12 jam saja. Tapi di sisi lain,
tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan
martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan
Nagasaki pada tahun 1945. Pada tahun 1995, Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahim
bibinya setelah dua tahun ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orang tuanya
yang asli, ternyata telah disimpan di “bank” dan kemudian baru dititipkan pada bibinya, Elenna
adik Luigi. Bayi tabung di Barat bisa berjalan walau pun asal usul sperma dan ovumnya bukan
dari suami isteri.3 Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme yang sudah
berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus influenza hingga
mampu membunuh manusia dalam beberapa menit saja.4 Kloning hewan rintisan Ian Willmut
yang sukses menghasilkan domba kloning bernama Dolly, dicoba untuk diterapkan pada manusia
(human cloning). Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit
mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahaya. Beberapa varian
tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan
dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian. Di sinilah,
peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali.
1. Paradigma Hubungan Agama-IPTEK
Bagaimana hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan
ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma :8
Pertama, paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah
terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan
dari kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah). Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi
hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak
mengatur kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa
mencampuri dan mengintervensi yang lainnya.
Agama dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan
pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis (berkaitan dengan cara memperoleh
pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan).
Paradigma ini mencapai kematangan pada akhir abad XIX di Barat sebagai jalan keluar
dari kontradiksi ajaran Kristen (khususnya teks Bible) dengan penemuan ilmu
pengetahuan modern. Semula ajaran Kristen dijadikan standar kebenaran ilmu
pengetahuan. Tapi ternyata banyak ayat Bible yang berkontradiksi dan tidak relevan
dengan fakta ilmu pengetahuan.
Contohnya, menurut ajaran gereja yang resmi, bumi itu datar seperti halnya meja
dengan empat sudutnya. Padahal faktanya, bumi itu bulat berdasarkan penemuan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari hasil pelayaran Magellan. Dalam Bible dikatakan:
“Kemudian daripada itu, aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru angin
bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di
darat, atau di laut, atau di pohon-pohon.” (Wahyuwahyu 7: 1). Kalau konsisten dengan
teks Bible, maka fakta sains bahwa bumi bulat tentu harus dikalahkan oleh teks Bible
(Adian Husaini, Mengapa Barat Menjadi Sekular-Liberal, www.insistnet.com). Ini tidak
masuk akal dan problematis. Maka, agar tidak problematis, ajaran Kristen dan ilmu
pengetahuan akhirnya dipisah satu sama lain dan tidak boleh saling intervensi.
Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan
eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus, tidak ada hubungan dan kaitan
apa pun dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari
agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem.
Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan
keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal manusia-tuhan.
Sedang dalam paradigma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak
ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan. Paradigma tersebut didasarkan
pada pikiran Karl Marx (w. 1883) yang ateis dan memandang agama (Kristen) sebagai
candu masyarakat, karena agama menurutnya membuat orang terbius dan lupa akan
penindasan kapitalisme yang kejam. Karl Marx mengatakan: “Religion is the sigh of the
oppressed creature, the heart of the heartless world, just as it is the spirit of a spiritless
situation. It is the opium of the people.” (Agama adalah keluh-kesah makhluk tertindas,
jiwa dari suatu dunia yang tak berjiwa, sebagaimana ia merupakan ruh/spirit dari situasi
yang tanpa ruh/spirit.
Agama adalah candu bagi rakyat).9 Berdasarkan paradigma sosialis ini, maka agama
tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan iptek. Seluruh bangunan ilmu pengetahuan
dalam paradigma sosialis didasarkan pada ide dasar materialisme, khususnya
Materialisme Dialektis.10 Paham Materialisme Dialektis adalah paham yang memandang
adanya keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus menerus melalui proses
dialektika, yaitu melalui pertentangan-pertentangan yang ada pada materi yang sudah
mengandung benih perkembanganitu sendiri.11 Ketiga, paradigma Islam, yaitu
paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.
Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam –yang
terwujud dalam apa-apa yang ada dalam Al-Qur`an dan Al-Hadits-- menjadi qa’idah
fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh
bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia.12 Paradigma ini memerintahkan
manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas
dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat yang pertama kali turun (artinya): “Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.” (QS Al-‘Alaq [96] : 1). Ayat ini
berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai
pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah
Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada
Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam (Al-Qashash, 1995:81).
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa, kata putus dalam ilmu pengetahuan bukan
berada pada pengetahuan atau filsafat manusia yang sempit, melainkan berada pada ilmu
Allah yang mencakup dan meliputi segala sesuatu.13 Firman Allah SWT (artinya): “Dan
adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.” (QS An-Nisaa` [4] : 126).
“Dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS Ath-
Thalaq [65]: 12) Itulah paradigma yang dibawa Rasulullah SAW (w. 632 M) yang
meletakkan Aqidah Islam yang berasas Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah sebagai
asas ilmu pengetahuan.
Beliau mengajak memeluk Aqidah Islam lebih dulu, lalu setelah itu menjadikan
aqidah tersebut sebagai pondasi dan standar bagi berbagai pengetahun. Ini dapat
ditunjukkan misalnya dari suatu peristiwa ketika di masa Rasulullah SAW terjadi gerhana
matahari, yang bertepatan dengan wafatnya putra beliau (Ibrahim). Orang-orang
berkata.”Gerhana matahari ini terjadi karena meninggalnya Ibrahim.” Maka Rasulullah
SAW segera menjelaskan: “Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi
karena kematian atau kelahiran seseorang, akan tetapi keduanya termasuk tanda-tanda
kekuasaan Allah. Dengannya Allah memperingatkan hamba-hamba-Nya…” (HR. Al-
Bukhari dan AnNasa`i).14 Dengan jelas kita tahu bahwa Rasulullah SAW telah
meletakkan Aqidah Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan, sebab beliau menjelaskan,
bahwa fenomena alam adalah tanda keberadaan dan kekuasaan Allah, tidak ada
hubungannya dengan nasib seseorang.
Hal ini sesuai dengan aqidah muslim yang tertera dalam Al-Qur`an (artinya):
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal.” (QS Ali ‘Imran
[3]: 190) Inilah paradigma Islam yang menjadikan Aqidah Islam sebagai dasar segala
pengetahuan seorang muslim. Paradigma inilah yang telah mencetak muslim-muslim
yang taat dan shaleh tapi sekaligus cerdas dalam iptek. Itulah hasil dan prestasi cemerlang
dari paradigma Islam ini yang dapat dilihat pada masa kejayaan iptek Dunia Islam antara
tahun 700-1400 M. Pada masa inilah dikenal nama Jabir bin Hayyan (w. 721)
B. Aqidah Islam sebagai Dasar IPTEK
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam harus
dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana
yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW. Paradigma Islam inilah yang seharusnya
diadopsi oleh kaum muslimin saat ini. Bukan paradigma sekuler seperti yang ada
sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap
membebek dan mengekor Barat dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya
hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah
yang bisa menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam,
diajarkan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram.
Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep
pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya Teori
Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam. Kekeliruan
paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan fundamental dan perombakan
total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan paradigma
Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham sekularisme) yang
seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia. Namun di sini
perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan iptek,
bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi
maksudnya adalah konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur
AlQur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya. Jika kita
menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti bahwa ilmu astronomi,
geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada ayat tertentu, atau hadis
tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti
keluasan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu (lihat QS. An-Nisaa` [4]:126 dan QS
AthThalaq [65]:12), bukan berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis
tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari
sebagai pancaran cahaya dan panas (QS Nuh [71]: 16), bahwa langit (bahan alam
semesta) berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi
(pemekatan) gas tersebut (QS. Fushshilat [41]: 11-12), dan seterusnya. Ada sekitar 750
ayat dalam Al-Qur`an yang semacam ini.17 Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya
ilmu Allah sehingga meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek,
bukan berarti bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek bukanlah
bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi yang
dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada Al-Qur`an dan Al-Hadits. Ringkasnya, Al-
Qur`an dan Al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan bukannya sumber (mashdar)
iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an
dan Al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur`an dan AlHadits itu. Jika
suatu konsep iptek bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka konsep itu
berarti harus ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia
adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi
melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia
modern sekarang. Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia pertama, Nabi
Adam AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan dengan firman
Allah SWT yang menegaskan, Adam AS adalah manusia pertama, dan bahwa seluruh
manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan makhluk lainnya
sebagaimana fantasi Teori Darwin .18 Firman Allah SWT (artinya): “(Dialah Tuhan)
yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya
dari sari pati air yang hina (mani).” (QS AsSajdah [32]: 7). “Hai manusia, sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.” (QS Al-
Hujuraat [49]: 13). Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Qur`an dan Al-Hadits
hanyalah standar iptek, dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat Islam boleh
mengambi iptek dari sumber kaum non muslim (orang kafir). Dulu Nabi SAW
menerapkan penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi militer itu berasal
dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi SAW juga pernah
memerintahkan dua sahabatnya memepelajari teknik persenjataan ke Yaman, padahal di
Yaman dulu penduduknya adalah Ahli Kitab (Kristen). Umar bin Khatab pernah
mengambil sistem administrasi dan pendataan Baitul Mal (Kas Negara), yang berasal dari
Romawi yang beragama Kristen. Jadi, selama tidak bertentangan dengan aqidah dan
syariah Islam, iptek dapat diadopsi dari kaum kafir.
Maka dari situ kita harus bisa menjadikan agama sebgai pedoman hidup kita.
Terutama dalam menghadapi perkembangan IPTEK yang begitu pesat. Aqidah Islam
harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi IPTEK. Manusia modern di zaman
IPTEK yang cenderung mengabaikan campur tangan Allah harus berhadapan dengan
kenyataan bahwa perkembangan (teknologi) sendiri menghadirkan banyak keterbatasan.
Ilmu menawarkan optimisme terhadap kemajuan, namun ada banyak kenyataan pahit
yang mengungkapkan penderitaan manusia. mentalitas modern yang cenderung
menempatkan manusia sebagai penguasa alam. Mentalitas modern yang menebarkan
optimisme semakin mengisolasi manusia dari campur tangan Allah dan menjadikan alam
sebagai sapi perah bagi kepentingan kesejahteraan material belaka. Agama dan keyakinan
iman tidak perlu dipertentangkan dengan perkembangan IPTEK. Manusia beragama dan
manusia IPTEK adalah makhluk yang sama sebagai cipataan Tuhan, penghuni alam
semesta ini.
BAB 5 PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam
perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan bukannya
paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam membangun struktur
ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek.
Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya
dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek. Jika dua peran ini dapat
dimainkan oleh umat Islam dengan baik, insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah
kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia. Mari kita simak firman-Nya (artinya):
“Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raaf
[7]: 96).
1.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjHwo239vbzAhULfH0KHY3dB_s
QFnoECAMQAQ&url=https%3A%2F%2Fpublikasiilmiah.ums.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle
%2F11617%2F10787%2FE-book%2520Islam%2520dan%2520ipteks.pdf%3Fsequence
%3D3%26isAllowed%3Dy&usg=AOvVaw0Ivb4H7Nu7fzBjYyjBtHiI
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjHwo239vbzAhULfH0KHY3dB_s
QFnoECBgQAQ&url=https%3A%2F%2Ftajdid.uinjambi.ac.id%2Findex.php%2Ftajdid
%2Farticle%2Fdownload%2F67%2F77%2F&usg=AOvVaw2ylyRHuXyMn2FXi3dvIx9-
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjHwo239vbzAhULfH0KHY3dB_s
QFnoECAQQAQ&url=https%3A%2F%2Ffis.uinsu.ac.id%2Fdownload%2Fproses
%2F162%2FDOKUMEN%2520DOSEN%2520FAKULTAS%2520ILMU%2520SOSIAL
%2520UIN%2520SU.html&usg=AOvVaw2E1KStPS-RgkHh2Kz7SdLs
https://www.scribd.com/document/377042940/Aspek-Religius-Dalam-Pendidikan-Karakter
https://www.gramedia.com/literasi/dampak-positif-dan-negatif-iptek/
https://binus.ac.id/character-building/2021/02/dampak-positif-pengembangan-iptek/
http://blog.ub.ac.id/retnohartati/aplikom/keuntungan-dan-kerugian-perkembangan-iptek-ilmu-
pengetahuan-dan-teknologi/
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiJrKzSqPfzAhWt
63MBHab5DpcQFnoECAYQAw&url=https%3A%2F%2Fwww.halodoc.com%2Fartikel
%2Fketahui-dampak-gadget-pada-psikologis-
remaja&usg=AOvVaw1HhkS08772KCi67R60TK1n