IPTEK Sebagai Tantangan Umat Islam

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

IPTEK SEBAGAI TANTANGAN UMAT ISLAM

DISUSUN OLEH:
DWI AYU WAHYUNI
F 221 21 033

UNIVERSITAS TADULAKO
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
2021/2022
Contents
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................................................4
BAB 2 LANDASAN TEORI..........................................................................................................5
1.1 Hakikat dan Perkembangan IPTEK dalam Kehidupan Manusia...........................................5
1.2 Dampak Positif dan Dampak Negatif dari Perkembangan IPTEK......................................10
1.3 Tantangan-Tantangan yang Harus Dihadapi oleh Umat Islam dari Perkembangan IPTEK
...................................................................................................................................................14
1.4 Mewujudkan Perkembangan IPTEK yang Sejalan dengan Ajaran pada Kitab Suci Al-
Qur’an maupun Hadist-Hadist...................................................................................................15
BAB 3 METODE PENELITIAN..................................................................................................23
BAB 4 PEMBAHASAN................................................................................................................24
BAB 5 PENUTUP.........................................................................................................................26
1.1 Kesimpulan..........................................................................................................................26
1.2 Saran....................................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................28
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi atau biasa disingkat IPTEK, pada saat
ini mengalami perkembangan yang begitu pesat. Perkembangan IPTEK telah dirasakan
oleh semua manusia dibelahan bumi manapun, namun tidak menutup kemungkinan ada
sekelompok orang yang masih menutup diri dari perkembangan tersebut. Perkembangan
IPTEK telah mengubah wajah dunia, bahkan dari segala aspek kehidupan pun dapat
merasakan perkembangan tersebut.

Salah satu aspek kehidupan yang tidak lepas dari perkembangan IPTEK saat ini, yaitu
aspek religius. Berbicara soal aspek religius, tentu erat kaitannya dengan agama.
Perkembangan IPTEK dan perubahan gaya hidup di kalangan kaum muda berpengaruh
terhadap cara pandang dan sikap kaum muda terhadap agama. Pertanyaan mengenai
peran dan fungsi agama mulai menguat karena tidak jarang agama menjadi sangat gagap
mengantisipasi kemajuan IPTEK.

Agama Islam merupakan salah satu agama terbesar di dunia, maka tidak dipungkiri
agama Islam menjadi salah satu agama yang merasakan pengaruh besar dari
perkembangan IPTEK. Seperti yang terlihat sekarang, perkembangan IPTEK membawa
pengaruh besar dalam kehidupan manusia sekarang. IPTEK membuat dunia seakan tidak
ada batasnya, semua informasi bisa didapatkan dengan cepat dan mudah. Teknologi saat
ini begitu canggih, bahkan akibat dari perkembangan IPTEK ini membuat orang-orang
dapat menciptakan suatu hal yang diluar nalar. Namun, dari berbagai sisi positif dari
perkembangan IPTEK ini, tidak dipungkiri bahwa ada sisi negatif yang dibawa dari
perkembangan ini.

Sisi negatif atau dampak negatif dari perkembangan IPTEK biasa nya melunturkan
norma-norma budaya bahkan agama yang ada dimasyarakat. Agama Islam salah satu
agama yang sangat menjunjung tinggi norma-norma atau adab-adab yang diajarkan
khususnya dalam Al-Qur’an. Maka dari itu, pemeliti akan mengangkat judul penelitian
tentang “IPTEK sebagai Tantangan Umat Islam”.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hakikat dan perkembangan IPTEK dalam kehidupan manusia ?
2. Apa dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari perkembangan IPTEK
saat ini ?
3. Apa saja tantangan-tantangan yang harus dihapadi oleh umat Islam dari
perkembangan IPTEK tersebut ?
4. Bagaimana cara umat islam dapat mewujudkan perkembangan IPTEK yang
sejalan dengan ajaran pada kitab suci Al-Qur’an maupun hadist-hadist yang ada ?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Mengetahui hakikat dan perkembangan IPTEK dalam kehidupan manusia.
2. Mengetahui dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan dari perkembangan
IPTEK saat ini.
3. Mengetahui apa saja tantangan-tantangan yang harus dihadapi oleh umat Islam
dari perkembangan IPTEK tersebut.
4. Mengetahui cara umat islam dapat mewujudkan perkembangan IPTEK yang
sejalan dengan ajaran pada kitab suci Al-Qur’an maupun hadist-hadist yang ada.
BAB 2 LANDASAN TEORI
1.1 Hakikat dan Perkembangan IPTEK dalam Kehidupan Manusia
A. Hakikat IPTEK
Manusia lahir ke dunia dengan diberikan kemampuan untuk belajar dari
lingkungan melalui pancaindera yang dimiliki sehingga manusia akan
mendapatkan pengetahuan dari berbagai hal di lingkungan sekitarnya.
Pengetahuan-pengetahuan yang masih acak tersebut kemudian disusun kembali
oleh manusia melalui akal dan fikirannya dalam rangka menghasilkan
pengetahuan yang bermakna menjadi seperangkat pengetahuan yang tersusun
secara sistematis  dengan  kaidah-kaidah  tertentu.  Pengetahuan-pengetahuan
yang sudah tersusun ini dinamakan ilmu (pengetahuan).
Ilmu pengetahuan yang telah dimiliki seyogyanya dapat disebarkan agar dapat
diperiksa dan dikontrol secara bersama. Ilmu pengetahuan selalu terus
berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakatnya. Dari
perkembangannya itulah kita dapat membedakan dua golongan ilmu pengetahuan
yaitu ilmu pengetahuan murni dan ilmu pengetahuan terapan.
Ilmu pengetahun murni adalah ilmu pengetahuan yang memiliki tujuan untuk
membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak untuk lebih
mempertinggi mutunya. Sedangkan ilmu pengetahuan terapan adalah ilmu
pengetahuan yang memiliki tujuan untuk menggunakan sekaligus menerapkan
ilmu pengetahuan tersebut pada masyarakat untuk membantu mengatasi berbagai
permasalahan yang dihadapi.   Ilmu pengetahuan terapan ini lebih dikenal di
masyarakat dengan istilah teknologi.
Istilah teknologi berasal dari kata techne dan logia dari bahasa Yunani.
Techne artinya seni kerajinan kemudian lahirlah kata technicoas yang artinya
seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Dari keterampilan seseorang
tersebut kemudian berkembang menjadi semakin tetap dengan menunjukkan suatu
pola, langkah dan metode yang tertentu serta pasti sehingga menjadi
keterampilan- keterampilan yang berpola. Dengan demikian, teknologi adalah
penerapan ilmu pengetahuan untuk tujuan praktis. Dengan teknologi, kita dapat
menggunakan keseluruhan sarana produk dari hasil teknologi yang berupa
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan satu kesatuan yang
sulit untuk dipisahkan karena sama-sama berperan dalam memenuhi kebutuhan
hidup manusia. Ilmu pengetahuan digunakan untuk mengetahui apa sedangkan
teknologi digunakan untuk mengetahui bagaimana.
B. Perkembangan IPTEK dalam Kehidupan Manusia
IPTEK merupakan aktivitas yang kompleks dari manusia, keduanya
merupakan bagian dari kehidupan manusia yang satu sama lain saling
berhubungan dan saling mempengaruhi. IPTEK dikontrol dan diarahkan oleh
manusia. Sebaliknya IPTEK juga memberikan keuntungan pada kehidupan
manusia dalam memberikan kemungkinan  untuk mengatasi  berbagai
masalah  dan  persoalan  yang  timbul dalam kehidupan manusia.
Perkembangan IPTEK yang semakin pesat akan mempengaruhi baik
langsung maupun tidak langsung pada kehidupan manusia. Pengaruh langsung
dari perkembangan IPTEK pada kehidupan manusia diantaranya adalah pada: 
(a) bidang intelektual. Manusia akan meninggalkan kebiasaan atau
kepercayaan lama menjadi kebiasaan-kebiasaan yang baru, 
(b) bidang-bidang industri. Industri- industri yang dulunya memproduksi
barang dengan cara sederhana atau tradisional akan menggunakan peralatan-
peralatan hasil perkembangan IPTEK, 
(c) bidang-bidang organisasi sosial dan budaya akan merembet pada
bidang kehidupan politik, dan 
(d) bidang tata lingkungan.
IPTEK yang dikembangkan manusia sebenarnya untuk membantu
manusia dalam memenuhi kebutuhannya supaya menjadi lebih sejahtera.
Karena itu, terdapat keterkaitan yang erat antara ilmu pengetahuan, teknologi
dan kehidupan manusia. 
Kesejahteraan kehidupan manusia dan pembangunan manusia itu sendiri
perlu didukung oleh kemajuan teknologi sedangkan kemajuan teknologi perlu
didukung oleh kemajuan ilmu pengetahuan dasar yang memadai. Sedangkan
tahap perkembangan IPTEK perlu mendapat dukungan kebijakan pemerintah
dalam mendorong dan mendukung pendanaan untuk menghasilkan IPTEK
yang sesuai dengan kehidupan manusia.
Dengan adanya IPTEK dalam kehidupan manusia, mau tidak mau
manusia  akan mengalami perubahan yang mungkin tidak terperhatikan
sebelumnya. Berbagai persoalan yang mungkin akan timbul dari proses alih
teknologi muncul di tengah- tengah kehidupan manusia. Berbagai persoalan
yang bisa timbul antara lain:  
(1) apakah manusia telah mengenal jenis dan manfaat teknologi serta
apakah bentuk yang dipilih ini relevan dengan tujuan pembangunan yang telah
dirancang sebelumnya? 
(2) Apakah teknologi yang dipilih itu memang mampu memperluas
lapangan pekerjaan? 
(3) Apakah teknologi itu dapat berfungsi dalam meningkatkan
produktivitas? 
(4) Apakah kehadiran teknologi ini tidak menambah rusaknya lingkungan?
Dan 
(5) apakah manusia secara mental telah siap untuk menerima aspek-aspek
teknologi itu secara layak? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin akan
timbul dari problematika sebagai akibat perkembangan IPTEK dalam
kehidupan manusia.
Kemajuan IPTEK yang dirasakan manusia sekarang ini salah satunya
adalah alat tranportasi yang tentunya didukung dengan sarana jalan. Dengan
adanya kemajuan di bidang tranportasi ini, jarak yang relatif jauh di ruang
bumi dapat terhubung secara lebih cepat.  Dengan alat tranportasi ini, daerah-
daerah yang terpencil yang sebelumnya sulit diakses dapat terlepaskan dari
ketertinggalannya. Selain itu, dengan alat tranportasi ini hasil bumi dan hasil
produksi barang akan mempermudah pendistribusian ke tempat lain sehingga
dapat melancarkan perkenonomian. Kita dapat merasakan bahwa ciri khas dari
tiap-tiap daerah yang dulu  hanya  didapati  di daerah-daerah tertentu saja 
sekarang  ini  akan  dapat ditemukan di tempat-tempat lainnya. 
Dengan bertambah lancarnya tranportasi ke daerah-daerah terpencil,
potensi-potensi sumber daya alam, hasil pertanian maupun keindahan
panoramanya dapat dikembangkan menjadi lebih produktif sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran hidup manusia di daerah
terpencil tersebut. Dengan adanya kemajuan IPTEK di bidang tranportasi ini
saling ketergantungan antar daerah akan dirasakan oleh manusia baik pada
tingkat lokal, regional, nasional bahkan akan dirasakan pada tingkat global
sekalipun.
Pada hakikatnya manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan
dengan orang lain. Ketika manusia berhubungan dengan orang lain, satu sama
lain akan saling berkomunikasi sehingga pergerakan atau pemindahan berita,
gagasan, buah fikiran akan sampai pada sasarannya sesuai dengan yang
diharapkan.
Dengan adanya IPTEK dalam bidang komunikasi seperti radio, televisi,
telepon, internet dsb, kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa penting yang
ada di belahan penjuru dunia manapun, di luar jangkauan mata kita dengan
mendengar dan bahkan dapat menyaksikan secara langsung peristiwaperistiwa
tersebut seolah-olah dunia ini menjadi sempit. 
Sebaliknya, daerah-daerah yang belum terjangkau dengan kemajuan
IPTEK di bidang tranportasi dan komunikasi ini akan mengakibatkan
ketertinggalan sehingga kesenjangan dengan masyarakat lain akan semakin
lebar. Padahal daerah ini mungkin memiliki potensi sumber daya ekonomi
yang besar. Sebaiknya sesegera mungkin para pemangku kebijakan yang
bertanggung jawab dengan daerah terpencil seperti ini mengupayakan
keterjangkauan dengan kemajuan IPTEK yang ada.
Dengan semakin berkembangnya komunikasi maka kontak interaksi antar
manusia untuk berkomunikasi semakin maju sehingga mengakibatkan arus
kehidupan manusia terus semakin didorong dan dipacu. Alat komunikasi
modern menjadi kebutuhan dasar  manusia  saat  ini.  Dengan  alat 
komunikasi telepon genggam canggih (smart phone), berbagai informasi di
seluruh pelosok dunia dapat kita akses dan kita ketahui seolah-olah tempat di
seluruh penjuru dunia tersebut sebagai sebuah dusun yang global, segala
bentuk informasi ada di genggaman tangan
Banyak anggota keluarga dan warga masyarakat yang memililki alat
komunikasi dalam menunjang aktivitas kehidupannya sibuk dengan alat
tersebut bahkan kadang-kadang lupa akan waktu dan kegiatan lain yang mesti
dilakukan. Oleh karena itu, pengendalian diri, aturan dan regulasi dalam ber-
media sosial perlu ditaati dalam rangka menghindari manusia dan kelompok
manusia lainnya dari perbuatan yang tidak pantas dan tidak sesuai dengan
etika dan norma budaya kita.  Aturan dan ketentuan dari pemangku
kepentingan diperlukan untuk sedikit dapat meminimalkan gangguan
keseimbangan terhadap kehidupan manusia seperti misalnya aturan tidak
boleh menggunakan telepon genggam ketika sedang membawa kendaraan,
berada di pompa bensin, dan berada di kelas dll.
Ternyata perkembangan IPTEK mau tidak mau akan berpengaruh pada
kehidupan manusia. Pengaruh positif dari perkembangan IPTEK dalam
bidang teknologi komunikasi dan informasi antara lain:
a. Cepat mendapatkan informasi akurat dan terbaru dari seluruh pelosok
dunia.
b. Dapat berkomunikasi dengan keluarga, kerabat dan teman yang berada
sangat jauh.
c. Dapat memperoleh layanan bank dengan sangat mudah. 
Sedangkan perkembangan IPTEK terhadap kehidupan manusia dalam
bidang ekonomi dan industri, antara lain:
a.  Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi. 
b.  Terjadinya proses industrialisasi.
c.   Produktivitas dunia industri semakin meningkat.
Dari perkembangan IPTEK dalam bidang industri ini akan semakin
penting karena memungkinkan konsumen melakukan kontak langsung secara
individual ke pabrik untuk mendapatkan pelayanan dengan selera individu itu
sendiri tanpa harus bertemu antara pembeli dan  penjual (penjualan secara 
daring).
1.2 Dampak Positif dan Dampak Negatif dari Perkembangan IPTEK
Perkembangan IPTEK yang begitu pesat, tentu membawa banyak pengaruh besar
dalam kehidupan manusia di muka bumi ini. Akibat dari perkembangan IPTEK, seakan-
akan semua hal tidak ada yang mustahil. Apapun bisa terjadi akibat dari perkembangan
IPTEK. Teknologi dan Ilmu pengetahuan yang saat ini begitu hebat, membuat manusia
seakan mereka tidak bisa lagi hidup tanpa hal-hal tersebut. Teknologi yang begitu
canggih, dan ilmu pengetahuan yang begitu luas dan mudah didapatkan saat ini membuat
orang-orang bergantung dengan hal tersebut. Namun dari semua kelebihan atau bisa
dibilang kecanggihan teknologi maupun ilmu pengetahuan saat ini, tentu dibalik itu
semua ada dampak negatif yang sewaktu-waktu merugikan kehidupan manusia. Berikut
dampak positif maupun negative dari perkembangan IPTEK saat ini;

A. Dampak Positif
1. Inovasi dalam Dunia Pendidikan semakin Berkembang
Dengan adanya IPTEK tentunya membuat pendidikan sangat mudah untuk
dilaksanakan dalam kondisi apapun. Semua orang akan mudah belajar tanpa
adanya halangan karena tempat yang jauh.
Seperti masa sekarang ini yang sedang terjadi pandemi, kita tidak perlu pergi
ke tempat yang dituju untuk mendapatkan ilmu. Kita bisa hanya duduk di rumah
dan mengikuti berbagai webinar yang disediakan di internet.
Sekolah dan kuliah pun menjadi mudah karena semua serba di rumah. Karena
IPTEK juga membuat internet dapat menjangkau beberapa daerah, jadi semua
yang mengikuti pembelajaran daring dapat dengan mudah untuk mengaksesnya.
2. Teknologi Baru (New Technology)
Teknologi baru secara fundamental berbeda dengan teknologi yang sudah ada
sebelumnya. Teknologi ini biasanya menunjukkan perbaikan dalam diagnosis dan
ketepatan diagnosis, demikian juga memberikan teknologi terapi yang baru.
Contoh teknologi diagnostik baru : Multislices CT (Computerized Tomograph )
Scan lebih baik bila dibandingkan dengan CT scan tipe lama. Teknologi terapi
baru : intervensi endovaskuler, transplantasi organ, organ buatan (Artifisial
Organ), katup jantung prostetik.
3. Teknologi Masa Kini (Current Technology, Establish Technology)
Teknologi masa kini (current technology, establish technology) adalah
teknologi yang sudah biasa dikenal, contohnya : MRI (Magnetic Resonance
Imaging). Dan teknologi masa depan (future technology) seperti : sistem
mikroelektro mekanik, robotik untuk membantu pembedahan sebagai
pengembangan dari kombinasi Ilmu Fisika, Tehnik dan Ilmu Informasi, Nano
tehnologi, Rekayasa Genetik dan sebagainya. Di bidang ekonomi antara lain yang
berkaitan dengan E-Banking dan E-Commerce. E-Banking sebagai penghantaran
otomatis jasa dan produk bank secara langsung kepada nasabah melalui
elektronik, saluran komunikasi interaktif, misalnya Automated Teller Machine
atau Anjungan Tunai Mandiri (ATM), Phone Banking, Internet Banking, SMS/m-
Banking, sementara E-Commerce atau Perdagangan elektronik atau e-dagang
adalah penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui
sistem elektronik seperti internet atau televisi, www, atau jaringan komputer
lainnya. E-dagang dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data
elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data
otomatis. Industri teknologi informasi melihat kegiatan e-dagang ini sebagai
aplikasi dan penerapan dari e-bisnis (e-business) yang berkaitan dengan transaksi
komersial, seperti: transfer dana secara elektronik, SCM (supply chain
management), e-pemasaran (e-marketing), atau pemasaran online.
4. Penyebaran Informasi yang Sangat Mudah
Mempermudah meluasnya berbagai informasi, Informasi merupakan hal yang
sangat penting bagi kita, dimana tanpa informasi kita akan serba ketinggalan.
terlebih lagi ketika berbagai media cetak dan elektronik berkembang pesat. Hal ini
memaksa kita untuk mau tidak mau harus bisa dan selalu mendapatkan berbagai
informasi. Pada masa dahulu, mahasiswa harus membaca berbagai macam buku
sebagai sumber untuk mendapat informasi yang diinginkan. Namun sekarang
kegiatan semacam ini sudah mulai ditinggalkan, mereka lebih senang mencari
informasinya melalui media internet yang menyediakan layanan untuk pencarian
yang mempercepat waktu dan membuat lebih efisien.
5. Bertambahnya Pengetahuan dan Wawasan
Komputer dahulu termasuk jenis peralatan yang sangat canggih, dimana hanya
orang-orang tertentu yang mampu membelinya apalagi menggunakannya. Namun
seiring dengan perkembangan IPTEK, peralatan elektronik seperti komputer,
internet, dan handphone (Hp) sudah menjadi benda yang menjamur. Dimana tidak
hanya orang-orang tertentu yang mampu menggunakannya, bahkan anak-anak di
bawah umur juga dapat menggunakannya. Inilah pengaruh positif perkembangan
IPTEK di era globalisasi terhadap ilmu pengetahuan dan wawasan masyarakat
kita.
C. Dampak Negatif
1. Pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual
Semakin berkembangnya IPTEK semakin banyak juga informasi dan ilmu
yang tersebar di internet. Hal ini dapat disalahgunakan oleh pelajar dan
mahasiswa dalam mengerjakan sebuah tugas.
Bagi mahasiswa atau pelajar yang malas tentunya mereka akan memanfaatkan
kesempatan ini untuk menyalin informasi yang tersedia di Google tanpa
memparafrasekan terlebih dahulu. Ini disebut dengan plagiasi.
Dalam dunia pendidikan tentunya plagiasi sangat dilarang. Ilmu dan informasi
yang tersebar di internet harus dipilah dan diparafrasekan terlebih dahulu sebelum
dijadikan sebagai isi dari tugas kuliah maupun sekolah.
Guru dan dosen tentunya berperan penting untung mengingatkan pelajar dan
mahasiswanya untuk selalu jauh dari plagiasi. Tentunya pelajar atau mahasiswa
yang melakukan plagiasi tugasnya tidak akan diterima oleh guru atau dosen.
2. Kecanduan Teknologi
Kecanduan teknologi bisa diartikan sebagai hasrat yang tidak terkendali untuk
menggunakan internet dan perangkat elektronik lainnya sehingga menghambat
kehidupan sehari-hari seseorang. Bagi sebagian orang yang baru saja kenal
dengan teknologi baru tentunya akan mengalami sedikit kecanduan untuk terus
menggunakannya.
3. Memengaruhi Pola Berpikir
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif dan penasaran serta
suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada
berbagai peralatan elektronik. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap pola
berpikir masyarakat. Dewasa ini perkembangan pada teknologi dan komunikasi
berpengaruh pada anak di bawah umur. Maraknya jejaring sosial yang ada
membuat mereka terjerumus dalam pertemanan yang buruk. Apalagi adanya
kejadian kejahatan melalui media jejaring sosial. Anak-anak biasanya belum bisa
membedakan mana yang baik dan buruk bagi mereka. Terlebih lagi setiap harinya
masyarakat kita disajikan dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari
berbagi media elektronik.
4. Hilangnya Budaya Tradisional
Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang konsumtif dan penasaran serta
suka dengan hal baru. Terutama sekali dengan adanya berbagai perubahan pada
berbagai peralatan elektronik. Hal ini sangat berdampak buruk terhadap pola
berpikir masyarakat. Dewasa ini perkembangan pada teknologi dan komunikasi
berpengaruh pada anak di bawah umur. Maraknya jejaring sosial yang ada
membuat mereka terjerumus dalam pertemanan yang buruk. Apalagi adanya
kejadian kejahatan melalui media jejaring sosial. Anak-anak biasanya belum bisa
membedakan mana yang baik dan buruk bagi mereka. Terlebih lagi setiap harinya
masyarakat kita disajikan dengan berbagai siaran yang kurang bermanfaat dari
berbagi media elektronik.
5. Banyak Menimbulkan Berbagai Kerugian
Indonesia di kenal sebagai Negara yang kaya akan sumber istilah dan
kosakata namun akhir-akhir ini, bahasa Indonesia mengalami transisi atau
perubahan. Penggunaan bahasa gaul sangat diminati oleh masyarakat. Dengan
semakin berkembangannya ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia,maka
informasi, juga komunikasi di indonesia pun sudah berkembang. Di era
globalisasi pada masa sekarang ini, kita harus bisa mengenal dan memahami
berbagai perkembangan IPTEK, namun masih banyak yang kurang memahami
dengan perkembangan bahasa Indonesia secara keseluruhan. Perkembangan
IPTEK memberikan arti yang sangat positif, tidak sedikit pula yang membawa
dampak negatif. Kita juga tidak mengetahui kapan bahasa Indonesia dianggap
sebagai bahasa yang universal.

1.3 Tantangan-Tantangan yang Harus Dihadapi oleh Umat Islam dari


Perkembangan IPTEK
Saat ini tantangan dakwah Islam cukup berat dibandingkan dengan sebelumya.
Terutama, dalam pembentukan perilaku atau akhlak yang sesuai dengan tuntunan di
dalam Alquran maupun hadist.

Hal ini dikarenakan adanya dua hal. Pertama, kemajuan teknologi informasi yang
cukup pesat perkembangannya. Kondisi ini ditandai dengan mudahnya berkomunikasi
antara manusia misalnya melalui sambungan telepon, handphone (HP), dan internet.

Dalam Islam, komunikasi harus dilakukan dengan tata cara yang baik dan santun.
Namun, saat ini melalui perkembangan teknologi informasi seseorang bisa dengan mudah
menggunjingkan, menghina atau menjelekan orang lain melalui beragam media baik HP
maupun media sosial di internet.

Padahal, hal tersebut sangat dilarang oleh agama. Oleh karenanya, dakwah harus
didorong untuk mengarahkan umat Islam menggunakan media teknologi informasi
dengan hal yang positif. Misalnya dengan tidak mengumbar aatau mempublikasikan aib
orang lain melalui media sosial atau sarana lainnya.

Namun, kesalahan seseorang harusnya diberikan nasihat agar tidak mengulanginya di


kemudian hari. Intinya, tantangan dalam perkembangan teknologi informasi ini dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan dakwah atau syiar Islam. Di mana, dakwah bisa
dilakukan dengan lebih cepat dan akurat melalui beragam teknologi informasi.

Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi seperti dimuatnya ayat suci Alquran
di dalam alat komunikasi HP menjadi pertanyaan tersendiri bagi para ulama. Padahal,
dalam Islam seseorang ketika akan memegang atau membaca kitab suci Alquran harus
dalam keadaan berwudhu. Sehingga ke depan permasalahan ini harus dicarikan solusi
maupun fatwa yang sesuai dengan tuntunan Alquran dan hadist.
Kedua, kemajuan teknologi transportasi. Di mana, jarak jauh yang awalnya bisa
ditempuh selama berjam-jam maupun berhari-hari saat ini bisa ditempuh dalam waktu
yang relatif cepat dengan menggunakan pesawat terbarng maupun helicopter.

Hal ini berkaitan dengan syarat diperbolehkannya shalat Jama jika menempuh
seseorang perjalanan jauh. Di sisi lain, perkembangan teknologi transportasi ini semakin
mempermudah ruang gerak dakwah ke sejumlah daerah bahkan hingga pelosok.

Kemudahan ini harus dimanfaatkan bagi kepentingan dakwah Islam agar bisa
diterima masyarakat. Sebelumnya, para dai harus berjalan kaki untuk melakukan dakwah
kepada masyarakat yang berada di pelosok.

Oleh karena itu, perkembangan tekonologi informasi dan transportasi idealnya dapat
dimanfaatkan bagi kepentingan dakwah agar lebih efektif, cepat, dan akurat. Sehingga
nilai-nilai dakwah yang berisi ajakan untuk selalu taat dan patuh kepada Allah SWT
dapat terus terjaga. Khususnya, dengan menjalankan segala perintah dan larangan yang
terkandung dalam Alquran dan hadist nabi Muhammad SAW.

1.4 Mewujudkan Perkembangan IPTEK yang Sejalan dengan Ajaran pada Kitab
Suci Al-Qur’an maupun Hadist-Hadist
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) di satu sisi memang berdampak positif,
yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana modern industri, komunikasi,
dan transportasi, misalnya, terbukti amat bermanfaat. Dengan ditemukannya mesin jahit, dalam 1
menit bisa dilakukan sekitar 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkan kalau kita menjahit dengan
tangan, hanya bisa 23 tusukan per menit.1 Dahulu Ratu Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu
5 bulan dengan sarana komunikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua
Amerika oleh Columbus. Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk memperoleh
berita pembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana komunikasi
canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pendaratan Neil Amstrong
di bulan.2 Dulu orang naik haji dengan kapal laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai
ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawat terbang, kita hanya perlu 12 jam saja. Tapi di sisi lain,
tak jarang iptek berdampak negatif karena merugikan dan membahayakan kehidupan dan
martabat manusia. Bom atom telah menewaskan ratusan ribu manusia di Hiroshima dan
Nagasaki pada tahun 1945. Pada tahun 1995, Elizabetta, seorang bayi Italia, lahir dari rahim
bibinya setelah dua tahun ibunya (bernama Luigi) meninggal. Ovum dan sperma orang tuanya
yang asli, ternyata telah disimpan di “bank” dan kemudian baru dititipkan pada bibinya, Elenna
adik Luigi. Bayi tabung di Barat bisa berjalan walau pun asal usul sperma dan ovumnya bukan
dari suami isteri.3 Bioteknologi dapat digunakan untuk mengubah mikroorganisme yang sudah
berbahaya, menjadi lebih berbahaya, misalnya mengubah sifat genetik virus influenza hingga
mampu membunuh manusia dalam beberapa menit saja.4 Kloning hewan rintisan Ian Willmut
yang sukses menghasilkan domba kloning bernama Dolly, dicoba untuk diterapkan pada manusia
(human cloning). Lingkungan hidup seperti laut, atmosfer udara, dan hutan juga tak sedikit
mengalami kerusakan dan pencemaran yang sangat parah dan berbahaya. Beberapa varian
tanaman pangan hasil rekayasa genetika juga diindikasikan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Tak sedikit yang memanfaatkan teknologi internet sebagai sarana untuk melakukan kejahatan
dunia maya (cyber crime) dan untuk mengakses pornografi, kekerasan, dan perjudian. Di sinilah,
peran agama sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting untuk ditengok kembali.
1. Paradigma Hubungan Agama-IPTEK
Bagaimana hubungan agama dan iptek? Secara garis besar, berdasarkan tinjauan
ideologi yang mendasari hubungan keduanya, terdapat 3 (tiga) jenis paradigma :8
Pertama, paradagima sekuler, yaitu paradigma yang memandang agama dan iptek adalah
terpisah satu sama lain. Sebab, dalam ideologi sekularisme Barat, agama telah dipisahkan
dari kehidupan (fashl al-din ‘an al-hayah). Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi
hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak
mengatur kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa
mencampuri dan mengintervensi yang lainnya.
Agama dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan
pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis (berkaitan dengan cara memperoleh
pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan).
Paradigma ini mencapai kematangan pada akhir abad XIX di Barat sebagai jalan keluar
dari kontradiksi ajaran Kristen (khususnya teks Bible) dengan penemuan ilmu
pengetahuan modern. Semula ajaran Kristen dijadikan standar kebenaran ilmu
pengetahuan. Tapi ternyata banyak ayat Bible yang berkontradiksi dan tidak relevan
dengan fakta ilmu pengetahuan.
Contohnya, menurut ajaran gereja yang resmi, bumi itu datar seperti halnya meja
dengan empat sudutnya. Padahal faktanya, bumi itu bulat berdasarkan penemuan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari hasil pelayaran Magellan. Dalam Bible dikatakan:
“Kemudian daripada itu, aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru angin
bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di
darat, atau di laut, atau di pohon-pohon.” (Wahyuwahyu 7: 1). Kalau konsisten dengan
teks Bible, maka fakta sains bahwa bumi bulat tentu harus dikalahkan oleh teks Bible
(Adian Husaini, Mengapa Barat Menjadi Sekular-Liberal, www.insistnet.com). Ini tidak
masuk akal dan problematis. Maka, agar tidak problematis, ajaran Kristen dan ilmu
pengetahuan akhirnya dipisah satu sama lain dan tidak boleh saling intervensi.
Kedua, paradigma sosialis, yaitu paradigma dari ideologi sosialisme yang menafikan
eksistensi agama sama sekali. Agama itu tidak ada, dus, tidak ada hubungan dan kaitan
apa pun dengan iptek. Iptek bisa berjalan secara independen dan lepas secara total dari
agama. Paradigma ini mirip dengan paradigma sekuler di atas, tapi lebih ekstrem.
Dalam paradigma sekuler, agama berfungsi secara sekularistik, yaitu tidak dinafikan
keberadaannya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan vertikal manusia-tuhan.
Sedang dalam paradigma sosialis, agama dipandang secara ateistik, yaitu dianggap tidak
ada (in-exist) dan dibuang sama sekali dari kehidupan. Paradigma tersebut didasarkan
pada pikiran Karl Marx (w. 1883) yang ateis dan memandang agama (Kristen) sebagai
candu masyarakat, karena agama menurutnya membuat orang terbius dan lupa akan
penindasan kapitalisme yang kejam. Karl Marx mengatakan: “Religion is the sigh of the
oppressed creature, the heart of the heartless world, just as it is the spirit of a spiritless
situation. It is the opium of the people.” (Agama adalah keluh-kesah makhluk tertindas,
jiwa dari suatu dunia yang tak berjiwa, sebagaimana ia merupakan ruh/spirit dari situasi
yang tanpa ruh/spirit.
Agama adalah candu bagi rakyat).9 Berdasarkan paradigma sosialis ini, maka agama
tidak ada sangkut pautnya sama sekali dengan iptek. Seluruh bangunan ilmu pengetahuan
dalam paradigma sosialis didasarkan pada ide dasar materialisme, khususnya
Materialisme Dialektis.10 Paham Materialisme Dialektis adalah paham yang memandang
adanya keseluruhan proses perubahan yang terjadi terus menerus melalui proses
dialektika, yaitu melalui pertentangan-pertentangan yang ada pada materi yang sudah
mengandung benih perkembanganitu sendiri.11 Ketiga, paradigma Islam, yaitu
paradigma yang memandang bahwa agama adalah dasar dan pengatur kehidupan.
Aqidah Islam menjadi basis dari segala ilmu pengetahuan. Aqidah Islam –yang
terwujud dalam apa-apa yang ada dalam Al-Qur`an dan Al-Hadits-- menjadi qa’idah
fikriyah (landasan pemikiran), yaitu suatu asas yang di atasnya dibangun seluruh
bangunan pemikiran dan ilmu pengetahuan manusia.12 Paradigma ini memerintahkan
manusia untuk membangun segala pemikirannya berdasarkan Aqidah Islam, bukan lepas
dari aqidah itu. Ini bisa kita pahami dari ayat yang pertama kali turun (artinya): “Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.” (QS Al-‘Alaq [96] : 1). Ayat ini
berarti manusia telah diperintahkan untuk membaca guna memperoleh berbagai
pemikiran dan pemahaman. Tetapi segala pemikirannya itu tidak boleh lepas dari Aqidah
Islam, karena iqra` haruslah dengan bismi rabbika, yaitu tetap berdasarkan iman kepada
Allah, yang merupakan asas Aqidah Islam (Al-Qashash, 1995:81).
Paradigma Islam ini menyatakan bahwa, kata putus dalam ilmu pengetahuan bukan
berada pada pengetahuan atau filsafat manusia yang sempit, melainkan berada pada ilmu
Allah yang mencakup dan meliputi segala sesuatu.13 Firman Allah SWT (artinya): “Dan
adalah (pengetahuan) Allah Maha Meliputi segala sesuatu.” (QS An-Nisaa` [4] : 126).
“Dan sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS Ath-
Thalaq [65]: 12) Itulah paradigma yang dibawa Rasulullah SAW (w. 632 M) yang
meletakkan Aqidah Islam yang berasas Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulullah sebagai
asas ilmu pengetahuan.
Beliau mengajak memeluk Aqidah Islam lebih dulu, lalu setelah itu menjadikan
aqidah tersebut sebagai pondasi dan standar bagi berbagai pengetahun. Ini dapat
ditunjukkan misalnya dari suatu peristiwa ketika di masa Rasulullah SAW terjadi gerhana
matahari, yang bertepatan dengan wafatnya putra beliau (Ibrahim). Orang-orang
berkata.”Gerhana matahari ini terjadi karena meninggalnya Ibrahim.” Maka Rasulullah
SAW segera menjelaskan: “Sesungguhnya gerhana matahari dan bulan tidak terjadi
karena kematian atau kelahiran seseorang, akan tetapi keduanya termasuk tanda-tanda
kekuasaan Allah. Dengannya Allah memperingatkan hamba-hamba-Nya…” (HR. Al-
Bukhari dan AnNasa`i).14 Dengan jelas kita tahu bahwa Rasulullah SAW telah
meletakkan Aqidah Islam sebagai dasar ilmu pengetahuan, sebab beliau menjelaskan,
bahwa fenomena alam adalah tanda keberadaan dan kekuasaan Allah, tidak ada
hubungannya dengan nasib seseorang.
Hal ini sesuai dengan aqidah muslim yang tertera dalam Al-Qur`an (artinya):
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang berakal.” (QS Ali ‘Imran
[3]: 190) Inilah paradigma Islam yang menjadikan Aqidah Islam sebagai dasar segala
pengetahuan seorang muslim. Paradigma inilah yang telah mencetak muslim-muslim
yang taat dan shaleh tapi sekaligus cerdas dalam iptek. Itulah hasil dan prestasi cemerlang
dari paradigma Islam ini yang dapat dilihat pada masa kejayaan iptek Dunia Islam antara
tahun 700-1400 M. Pada masa inilah dikenal nama Jabir bin Hayyan (w. 721)
B. Aqidah Islam sebagai Dasar IPTEK
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam dalam iptek, yaitu aqidah Islam harus
dijadikan basis segala konsep dan aplikasi iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana
yang telah dibawa oleh Rasulullah SAW. Paradigma Islam inilah yang seharusnya
diadopsi oleh kaum muslimin saat ini. Bukan paradigma sekuler seperti yang ada
sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah telah terjerumus dalam sikap
membebek dan mengekor Barat dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya
hidup, termasuk dalam konsep ilmu pengetahuan. Bercokolnya paradigma sekuler inilah
yang bisa menjelaskan, mengapa di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam,
diajarkan sistem ekonomi kapitalis yang pragmatis serta tidak kenal halal haram.
Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula mengapa tetap diajarkan konsep
pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan keimanan muslim. Misalnya Teori
Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan Aqidah Islam. Kekeliruan
paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan fundamental dan perombakan
total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan paradigma
Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham sekularisme) yang
seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia. Namun di sini
perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan iptek,
bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi
maksudnya adalah konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur
AlQur`an dan Al-Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya. Jika kita
menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek, bukan berarti bahwa ilmu astronomi,
geologi, agronomi, dan seterusnya, harus didasarkan pada ayat tertentu, atau hadis
tertentu. Kalau pun ada ayat atau hadis yang cocok dengan fakta sains, itu adalah bukti
keluasan ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu (lihat QS. An-Nisaa` [4]:126 dan QS
AthThalaq [65]:12), bukan berarti konsep iptek harus bersumber pada ayat atau hadis
tertentu. Misalnya saja dalam astronomi ada ayat yang menjelaskan bahwa matahari
sebagai pancaran cahaya dan panas (QS Nuh [71]: 16), bahwa langit (bahan alam
semesta) berasal dari asap (gas) sedangkan galaksi-galaksi tercipta dari kondensasi
(pemekatan) gas tersebut (QS. Fushshilat [41]: 11-12), dan seterusnya. Ada sekitar 750
ayat dalam Al-Qur`an yang semacam ini.17 Ayat-ayat ini menunjukkan betapa luasnya
ilmu Allah sehingga meliputi segala sesuatu, dan menjadi tolok ukur kesimpulan iptek,
bukan berarti bahwa konsep iptek wajib didasarkan pada ayat-ayat tertentu.
Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek bukanlah
bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada Al-Qur`an dan Al-Hadits, tapi yang
dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada Al-Qur`an dan Al-Hadits. Ringkasnya, Al-
Qur`an dan Al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan bukannya sumber (mashdar)
iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang dikembangkan, harus sesuai dengan Al-Qur`an
dan Al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur`an dan AlHadits itu. Jika
suatu konsep iptek bertentangan dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits, maka konsep itu
berarti harus ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia
adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang selama jutaan tahun berevolusi
melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih kompleks hingga menjadi manusia
modern sekarang. Berarti, manusia sekarang bukan keturunan manusia pertama, Nabi
Adam AS, tapi hasil dari evolusi organisme sederhana. Ini bertentangan dengan firman
Allah SWT yang menegaskan, Adam AS adalah manusia pertama, dan bahwa seluruh
manusia sekarang adalah keturunan Adam AS itu, bukan keturunan makhluk lainnya
sebagaimana fantasi Teori Darwin .18 Firman Allah SWT (artinya): “(Dialah Tuhan)
yang memulai penciptaan manusia dari tanah, kemudian Dia menciptakan keturunannya
dari sari pati air yang hina (mani).” (QS AsSajdah [32]: 7). “Hai manusia, sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal.” (QS Al-
Hujuraat [49]: 13). Implikasi lain dari prinsip ini, yaitu Al-Qur`an dan Al-Hadits
hanyalah standar iptek, dan bukan sumber iptek, adalah bahwa umat Islam boleh
mengambi iptek dari sumber kaum non muslim (orang kafir). Dulu Nabi SAW
menerapkan penggalian parit di sekeliling Madinah, padahal strategi militer itu berasal
dari tradisi kaum Persia yang beragama Majusi. Dulu Nabi SAW juga pernah
memerintahkan dua sahabatnya memepelajari teknik persenjataan ke Yaman, padahal di
Yaman dulu penduduknya adalah Ahli Kitab (Kristen). Umar bin Khatab pernah
mengambil sistem administrasi dan pendataan Baitul Mal (Kas Negara), yang berasal dari
Romawi yang beragama Kristen. Jadi, selama tidak bertentangan dengan aqidah dan
syariah Islam, iptek dapat diadopsi dari kaum kafir.

C. Syarat Islam Standar Pemanfaatan IPTEK


Peran kedua Islam dalam perkembangan iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga
bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah
Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan
syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang
mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan iptek)
dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain firman Allah (artinya):
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka
perselisihkan…” (QS An-Nisaa` [4] : 65). “Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin- pemimpin selain-Nya…” (QS Al-
A’raaf [7] : 3). Sabda Rasulullah SAW: “Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang
tidak ada perintah kami atasnya, maka perbuatan itu tertolak.” (HR Muslim) Kontras
dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga negeri-negeri muslim yang
bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta.
Standar pemanfaatan iptek menurut mereka adalah manfaat, apakah itu dinamakan
pragmatisme atau pun utilitarianisme. Selama sesuatu itu bermanfaat, yakni dapat
memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan absah untuk dilaksanakan.
Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama.
Keberadaan standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, mengapa orang Barat
mengaplikasikan iptek secara tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan
bertentangan dengan nilai agama. Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh
ratusan ribu manusia tak berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas
(misalnya meletakkan embrio pada ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti
manusia bereproduksi secara a-seksual, bukan seksual), mengekploitasi alam secara
serakah walaupun menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya. Karena itu,
sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan diganti dengan standar yang
benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya meliputi
segala sesuatu, yang amat mengetahui mana yang secara hakiki bermanfaat bagi manusia,
dan mana yang secara hakiki berbahaya bagi manusia. Standar itu adalah segala perintah
dan larangan Allah SWT yang bentuknya secara praktis dan konkret adalah syariah
Islam.
BAB 3 METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan yang itu pendekatan lteratur. Dimana semua data
diambil atau dikutip dari internet. Waktu dan tempat pelaksanaan yaitu di, Kalukubula,
Kab. Sigi 2 November 2021
BAB 4 PEMBAHASAN
Perkembangan IPTEK merupakan penghadiran paling jelas akan kehendak dan
kekuatan manusia sebagai tuan atas alam semesta dan hidupnya. Keberhasilan IPTEK
dalam memecahkan berbagai persoalan hidup menyadarkan manusia akan otonomi dan
daya kemampuannya sendiri. Banyak orang modern merasa tidak memerlukan campur
tangan yang ilahi untuk memecahkan persoalan hidup di dunia ini. Bahkan, tidak sedikit
orang yang secara terus terang menyangkal yang ilahi karena menganggap bahwa yang
ilahi itu hanyalah khayalan manusia. Hal ini juga terjadi dalam dunia akademis. Tidak
sedikit mahasiswa yang meragukan peran agama atau bahkan secara terang-terangan
menyatakan bahwa iman dan agama tidak lagi diperlukan.

Manusia yang secara diam-diam atau terang-terangan meninggalkan Allah telah


merasuk suatu agama baru, yaitu keyakinan terhadap teknologi mutakhir yang menjamin
adanya masa depan yang lebih cerah. Bahkan di negera-negara maju seperti Eropa,
agama tidak lagi diminati oleh mayoritas warga negara. Bagi orang beriman, fenomena
ini tentu menggelisahkan dan menjadi tantangan untuk mempertanggungjawabkan iman
mereka. Perkembangan IPTEK adalah kenyataan yang bersifat ambivalen.

Di satu pihak, IPTEK membantu manusia untuk mengembangkan kehidupan


individu-individu dan bersama: tansportasi, komunikasi-multimedia, peningkatan sarana
dan mutu pendidikan, dan lain-lain. Di lain pihak, tak dapat dipungkiri bahwa IPTEK
juga berpotensi besar terhadap penghancuran hidup dan alam semesta. Keganasan senjata
nuklir dan bom adalah bagian kecil dari akibat negatif dari perkembangan IPTEK yang
secara kasat mata bisa kita lihat. Selain itu, polusi udara dan air serta
kerusakan/kehancuran alam semesta (hutan) yang dari tahun ke tahun sungguh semakin
mengerikan adalah akibat negatif dari perkembangan teknologi dan industrialisasi serta
ambisi manusia untuk menguasai (mengeksploitasi) alam semesta.

Maka dari situ kita harus bisa menjadikan agama sebgai pedoman hidup kita.
Terutama dalam menghadapi perkembangan IPTEK yang begitu pesat. Aqidah Islam
harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi IPTEK. Manusia modern di zaman
IPTEK yang cenderung mengabaikan campur tangan Allah harus berhadapan dengan
kenyataan bahwa perkembangan (teknologi) sendiri menghadirkan banyak keterbatasan.
Ilmu menawarkan optimisme terhadap kemajuan, namun ada banyak kenyataan pahit
yang mengungkapkan penderitaan manusia. mentalitas modern yang cenderung
menempatkan manusia sebagai penguasa alam. Mentalitas modern yang menebarkan
optimisme semakin mengisolasi manusia dari campur tangan Allah dan menjadikan alam
sebagai sapi perah bagi kepentingan kesejahteraan material belaka. Agama dan keyakinan
iman tidak perlu dipertentangkan dengan perkembangan IPTEK. Manusia beragama dan
manusia IPTEK adalah makhluk yang sama sebagai cipataan Tuhan, penghuni alam
semesta ini.
BAB 5 PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam
perkembangan iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan. Jadi, paradigma Islam, dan bukannya
paradigma sekuler, yang seharusnya diambil oleh umat Islam dalam membangun struktur
ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar penggunaan iptek.
Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat (utilitarianisme), yang seharusnya
dijadikan tolok ukur umat Islam dalam mengaplikasikan iptek. Jika dua peran ini dapat
dimainkan oleh umat Islam dengan baik, insyaallah akan ada berbagai berkah dari Allah
kepada umat Islam dan juga seluruh umat manusia. Mari kita simak firman-Nya (artinya):
“Kalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan
melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raaf
[7]: 96).

Agama dan keyakinan iman tidak perlu dipertentangkan dengan perkembangan


IPTEK. Manusia beragama dan manusia IPTEK adalah makhluk yang sama sebagai
cipataan Tuhan, penghuni alam semesta ini. Keyakinan iman seharusnya memberi
pencerahan bagi pengembangan IPTEK agar manusia tetap menyadari keterbatasannya.
Sehebat apapun manusia dan IPTEK yang dikembangkan, ia tidak mampu menguak
semua misteri kehidupan dan alam semesta ini. Kegagalan IPTEK untuk menjelaskan
peristiwa kehidupan dan berbagai peristiwa alam semesta juga tidak perlu membuat
manusia merasa pesimis terhadap hidup dan masa depannya. Manusia tidak hanya bisa
belajar dari segala potensi dirinya yang mendatangkan optimisme. Ia juga bisa belajar
dari kegagalannya dan memaknai keterbatasannya untuk menegaskan bahwa ada kuasa
adi kodrati yang terlibat dalam sejarah hidup manusia. Di tengah perkembangan IPTEK
agama justru ditantang menegaskan kekhasan refleksi dan sumbangannya bagi
perkembangan peradaban umat manusia. Usaha manusia untuk mengembangkan IPTEK
tetap mempertimbangkan perkembangan keutuhan pribadi manusia dengan segala
dimensi yang dimilikinya. Kesadaran akan multidimensionalitas ini menyadarkan bahwa
baik IPTEK maupun agama perlu terus menerus berdialog satu sama lain dan berdialog
dengan kenteks hidup manusia serta kekuatan adikodrati yang membimbing manusia
menuju perwujudan dirinya secara utuh.

1.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjHwo239vbzAhULfH0KHY3dB_s
QFnoECAMQAQ&url=https%3A%2F%2Fpublikasiilmiah.ums.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle
%2F11617%2F10787%2FE-book%2520Islam%2520dan%2520ipteks.pdf%3Fsequence
%3D3%26isAllowed%3Dy&usg=AOvVaw0Ivb4H7Nu7fzBjYyjBtHiI

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjHwo239vbzAhULfH0KHY3dB_s
QFnoECBgQAQ&url=https%3A%2F%2Ftajdid.uinjambi.ac.id%2Findex.php%2Ftajdid
%2Farticle%2Fdownload%2F67%2F77%2F&usg=AOvVaw2ylyRHuXyMn2FXi3dvIx9-

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjHwo239vbzAhULfH0KHY3dB_s
QFnoECAQQAQ&url=https%3A%2F%2Ffis.uinsu.ac.id%2Fdownload%2Fproses
%2F162%2FDOKUMEN%2520DOSEN%2520FAKULTAS%2520ILMU%2520SOSIAL
%2520UIN%2520SU.html&usg=AOvVaw2E1KStPS-RgkHh2Kz7SdLs

https://www.scribd.com/document/377042940/Aspek-Religius-Dalam-Pendidikan-Karakter

Hakikat dan Perkembangan IPTEK dalam Kehidupan Manusia


Source: https://www.mandandi.com/2021/06/hakikat-dan-perkembangan-iptek-dalam.html

https://www.gramedia.com/literasi/dampak-positif-dan-negatif-iptek/
https://binus.ac.id/character-building/2021/02/dampak-positif-pengembangan-iptek/

http://blog.ub.ac.id/retnohartati/aplikom/keuntungan-dan-kerugian-perkembangan-iptek-ilmu-
pengetahuan-dan-teknologi/

https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwiJrKzSqPfzAhWt
63MBHab5DpcQFnoECAYQAw&url=https%3A%2F%2Fwww.halodoc.com%2Fartikel
%2Fketahui-dampak-gadget-pada-psikologis-
remaja&usg=AOvVaw1HhkS08772KCi67R60TK1n

Anda mungkin juga menyukai