Laporan PBL 1 Kampung Yoka (70%)
Laporan PBL 1 Kampung Yoka (70%)
Laporan PBL 1 Kampung Yoka (70%)
Oleh:
KELOMPOK/POSKO 6 (VI)
1
DAFTAR PESERTA PBL I
KELURAHAN YOKA DISTRIK HERAM
KOTA JAYAPURA
KELOMPOK/POSKO 6
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL I) telah disetujui pada tanggal bulan tahun 2021.
Kegiatan Pengalaman Belajar Lapangan I (PBL I) telah dilaksanakan di Kelurahan Yoka Distrik
Heram Kota Jayapura pada tanggal 10 sampai dengan 20 Novenmver oleh kelompok/posko 6
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Cenderawasih.
Menyetujui,
Dosen Pembimbing Lapangan
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laopran Pengalaman
Belajar 1” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat berharap Laporan ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita. kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan yang telah kami buat di masa yang akan datang.
Dengan terselesaikannya Laporan Praktek Belajar Lapangan 1 ini merupakan suatu
keberhasilan yang adalah suatu realita bahwa semua pihak berperan secara edukatif pada
keberhasilan yang penulis peroleh. Oleh karenanya, pada kesempatan yang berbahagia ini
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Samuel Piter Irab, S.KM. MPH Selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Universitas Cenderawasih.
2. Bapak Dr. Arius Togodly S.Pd, M.Kes Selaku Dosen super visi kelompok 6
kampung Yoka, yang dengan penuh kesebarannya membimbing dan
mengarahkan kami hingga penulisan laporan Praktek Belajar Lapangan I dapat
seleseai sesuai dengan waktunya.
3. Ibu Nova F. Rumaropen, SKM,M.Gizi Selaku Dosen Supervisi kelompok 6
Kampung Yoka yang dengan sabar mendampingi dan mengarahkan kami dalam
penulisan laporan praktek belajar lapangan I.
4. Ibu Hesty Tumamgke, SKM, MPH Selaku Dosen Supervisi kelompok 6
Kampung Yoka yang dengan sabar mendampingi dan mengarahkan kami dalam
penulisan laporan praktek belajar lapangan I.
5. Bapak Anthonius D. Mebri selaku Kepala Kampung Yoka yang dengan
kerendahan hati telah menerima dan mengijinkan kami untuk melakukan
pengambilan.
6. Bapak Markus Yohanis Mebri selaku sekretaris kampung damoi kati yang telah
menerima dan membantu kami dalam pengambilan data.
7. Kepada seluruh teman-teman kelompok 6 yang dengan kekompakkannya telah
menyelesaikan kegiatan Praktek Belajar Lapangan I selama di Kampung Yoka
dan di Kampus Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Cenderawasih.
Uraian singkat tentang tujuan, metode, hasil dan saran (maks. 500 kata).
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................
4.3.1 Lingkungan...................................................................................................
5.2 Pembahasan.................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR/GRAFI
Gambar/Grafik __Judul Gambar/Grafik........................................................................................__
__
__
__
DAFTAR SINGKATAN
DAFTAR LAMPIRAN
__
__
__
__
__
__
__
\
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Pelayanan antenatal bisa lebih dari 4 kali bergantung pada kondisi ibu dan janin yang
dikandungnya. Pelayanan kesehatan pada ibu hamil tidak dapat dipisahkan dengan pelayanan
persalinan, pelayanan nifas dan pelayanan kesehatan bayi baru lahir. Kualitas pelayanan
antenatal yang diberikan akan mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janinnya, ibu bersalin dan
bayi baru lahir serta ibu nifas. Dalam pelayanan antenatal terpadu, tenaga kesehatan harus dapat
memastikan bahwa kehamilan berlangsung normal, mampu mendeteksi dini masalah dan
penyakit yang dialami ibu hamil dan melaksanakan rujukan dengan cepat dan tepat sesuai
dengan indikasi medis, dan dengan melakukan intervensi yang adekuat diharapkan ibu hamil
siap menjalani persalinan.
b. Pelayanan Neonatal
Pelayanan kesehatan neonatal khususnya kunjungan neonatal merupakan pelayanan yang
diberikan untuk neonatus selama periode 0 - 28 hari. Pelayanan neonatal meliputi pelayanan
kesehatan neonatal dasar (pemeriksaan neonatus, tindakanresusitasi, pencegahan hipotermi,
pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahaninfeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit,
dan pemberian imunisasi), pemberian injeksi vitamin K1, dan imunisasi hepatitis B
(Jamhariyah, 2013).Pemberian pelayanan dalam kunjungan neonatal lengkap sudah ditetapkan
dengan standar (minimal 3 kali) selama periode 0-28 hari setelah lahir,Kunjungan Neonatal ke-
1 (KN1) dilakukan pada kurun waktu 6-48 jam setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-2 (KN2)
dilakukan pada kurun waktu hari 3-7 setelah lahir, Kunjungan Neonatal ke-3 (KN3) dilakukan
pada kurun waktu 8- 28 hari setelah lahir, baik di fasilitas kesehatan maupun kunjungan rumah.
Kunjungan I (KF) 6 Jam s/d 3 Kunjungan II (KF II) hari ke Kunjungan III (KF III) hari
hari Pasca salin 4 s/d 28 hari Pasca salin ke 29 s/d 42 hari Pasca salin
Memastiakan involusi uterus Bagaimana persepsi ibu Permulaan hubungan seksual
tentang persalinan dan
kelahiran bayi.
Menilai adanya tandatanda Kondisi Payudara Metode KB yang digunakan
demam, infeksi, atau
perdarahan
Memastikan ibu mendapat Ketidaknyamanan yang Latihan pengencangan otot
cukup makanan, cairan, dan dirasakan ibu perut
istirahat
Memastikan ibu manyusui Istrahat ibu Fungsi pencernaan,
dengan baik dan tidak tanda- konstipasi, dan bagaimana
tanda infeksi penanganannya
Bagaimana perawatan bayi Hubungan bidan, dokter, dan
sehari-hari RS dengan masalah yang ada
Menanyakan pada ibu apa
sudah haid.
1. Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1,2,3,4, DPT/HB 1,2,3, Campak)
sebelum bayi berusia 1 tahun.
2. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDTK).
3. Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan).
4. Konseling ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda – tanda sakit dan
perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA.
5. Penanganan dan rujukan kasus bila diperlukan. Tenaga kesehatan yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan bayi adalah dokter spesialis anak, dokter, bidan ,
perawat dibantu oleh tenaga kesehatan lainnya seperti petugas gizi.
BAB III
METODE KEGIATAN
BAB III
METODE KEGIATAN
Dalam pengambilan data primer, digunakan kuesioner untuk menggali informasi dari responden.
Sedangkan untuk data sekunder menggunakan data yang berasal dari Puskesmas Yoka, sehingga
ditemukan masalah yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat.
Rabu 10 Nov 2021, mengantarkan surat izin dari Dinkes Kota Jayapura ke Puskesmas Yoka dan
kantor Kelurahan Yoka
Kamis 11 Nov 2021, Mengambil data untuk pengisian form 1 di kantor Kelurahan Yoka Kepala
Kader, dan mengambil data untuk pengisian form 2 di Puskesmas Yoka
Jumat 12 Nov 2021 mengecek data untuk bidang masing-masing peminatan untuk mengisi form
2 di puskesmas Hebeybhulu Yoka dan melakukan wawancara dengan penanggung jawab
posyandu untuk mengisi form 2.
Tanggal 13-16 Nov 2021, Melengkapi data form 2 untuk pengisian masing-masing peminatan.
Rabu 17 Nov 2021, beberapa anggota kelompok membantu kegiatan di Posyandu Elang Jaya 2
Lokasi Kegiatan PBL 1 kelompok VI adalah diwilayah kerja Kelurahan Yoka dan
Puskesmas Hebeybhulu Yoka.
Waktu kegiatan PBL 1 ini adalah tanggal 10 November s/d 20 November 2021
Survei lokasi dilakukan oleh ketua kelompok VI pada tanggal 3 untuk mengantar
surat ke Kelurahan Yoka, dan pada tanggal 4 November 2021 ketua kelompok 6 mengecek
kembali balasan dari surat yang telah dimasukan, serta melakukan wawancara dengan sekretaris
Kelurahan Yoka untuk melakukan kegiatan PBL. Pada tanggal 10 November 2021 kelompok 6
memulai pengambilan data di Kelurahan Yoka dan Puskesmas Hebeybhulu Yoka.
Titik awal kami mulai dari kantor Kelurahan Yoka untuk mengambil data yang kami perlukan.
a. Data Primer
Dalam pengambilan data primer, digunakan kuesioner untuk menggali informasi dari
penanggung jawab setiap program di Puskesmas yang berkaitan dengan data yang ada
dalam kuisioner.
b. Data Sekunder
Data sekunder menggunakan data yang berasal dari Puskesmas Yoka, mengenai data
10 penyakit tidak menular dan menular (PTM dan PM), Data Gizi, Data Kesehatan
Lingkungan, Data K3, Data Kesehatan Reproduksi, Data Kesehatan Remaja/Sekolah,
Cakupan Program Kerja Puskesmas, Serta kepemilikan BPJS.
Setelah mengumpulkan data, proses selanjutnya ialah menganalisis data. Analisis data dilakukan
ialah analisis deskriptif, dimana ditentukan rasio, proporsi, serta presentase.
3.3.6 Seminar
BAB IV
Sebaran penduduk menurut umur dan jenis kelamin di kampng kampunga Yoka 2010
Dari usia di bawah umur produktif (0-6 tahun) sebanyak 15% dan lanjut usia
sebanyak 10%. Selanjutnya bila di uraikan menurut jumlah anggota keluarga dalam suatu
keluarga maka keluarga di kampunga Yoka terdiri dari satu anggota keluarga terdiri
hingga 6 anggota keluarga.
Sebaran penduduk menurut jumlah anggota keluarga di kampung kampung Yoka tahun
2016
NO Jumlah anggota Jumlah KK Nisbah (%)
keluarga
1 RW 001/ RT 001 59 0.03
2 RW 001 / RT 002 52 0.16
3 RW 001 / R 003 145 0.31
4 RW 001 / RT 004 158 0.34
5 RW 001 / RT 005 79 0.17
Jumlah KK 67
1 RW 002 / RT 001 16 0.16
2 RW 001 / RT 002 33 0.31
3 RW 001 / RT 003 18 0.34
Jumlah KK 84
RW 003 / RT 001 19 0.03
RW 001 / RT 002 40 0.16
RW 001 / RT 003 25 0.31
Jumlah KK 65
RW 004 / RT 001 14 0.17
RW 001 / RT 001 14 0.03
RW 001 / RT 001 37 0.16
Jumlah KK 65
Sumber : Data Penduduk Kamung Yoka, Diolah Agustus 2016
Dari tabel di atas dapat di ketahui bahwa jumlah anggota keluarga yang terdiri dari lima
orang paling banyak di kampung Yoka yakni sebanyak 34% sedangkan jumlah anggota kelurga
yang terdiri dari dua orang paling sedikit di Kampung Yoka yakni sebanya 3%. Kemudian dari
jumlah kepala keluarga yang ada di Kampung Yoka, ternyata ada 459 KK (90%) yang punya
rumah sendiri dan 90 KK (19%) tidak mempunyai rumah sendiri. Di katakan tidak memiliki
rumah sendiri .
Kendala yang dihadapi pada waktu musim angin barat yaitu masyarakat
tidak bias melakukan aktifitas menangkap ikan di danau, bahkan pengaruh
hembusan angina yang cukup kencang sehingga masyarakat yang bermukim pada
rumah panggungg dipinggiran danau kesulitan memasak menggunkan tungku api,
sering juga atap rumah sampai terlepas serta gelombang tinggi menyebabkan
lantai rumah basah sehingga kesulitan untuk tidur didalam rumah dan juga banyak
keramba yang rusak
Sedangkan pada musim hujan yang berkepanjangan menyebabkan air
danau meluap dan menyebabkan lantai rumah tergenang dan keramba tergenang
dan ikan keluar dari keramba.
Berikut untuk mengetahui sebaran murid menurut kelas dan jenis kelamin
di SDN Inpres Kampung yoka dapat dilihat pada table berikut:
8. Sorong - Massi
Sumber : Data penduduk kampong yoka, diolah januari 2015
Sarana peribadahan
Sarana ibadah yang ada di Kampung Yoka adalah:
1. Gereja GKI Ebenahaizer Yoka
2. Gereja Gidi
3. Gereja Kimi
4.3.1. Lingkungan
1. Pertanian
Jenis pertanian ang di tanam oleh pendduk adalah pisan, singkong, tomat, rica,
pepaya, jagung dan jenis sayur lannya. Sistem pertanian dan bercocok tanam masi
sederhana, warga dari luar yang berrempt tinggal di RW 01 RT 02 kampung Yoka
sebagian telah membuka lahan lahan pertanian dengan menggembangkan tanaman sayur
sayuran seperti kangkung. Selain itu petani keramba yang bertempat tinggal di pinggiran
danau di RW 02 sampai RW 04 ada yang memanfaatkan pinggiran rumahnya untuk
membuat keramba. Sedangkan masyarkat yang lain membuka kebun kebun tradisional
yang biasanya di tanamu dengan berbagai tanamn seperti pisang, singkng, keladi, pepaya
dan berbagai jenis sayur lainnya. Kendala yang di hadapi pada umumya oleh petani di
kampung Yoka yaitu masalah bagi petani kebuntradisionl dan petani keramba hanyalah
ntuk menghidupkan keluarganya karena hasil dari petaninya tidak di jual keluar dan
hanya untuk kebutuhan keluarganya.
2. Peternakan
Jenis ternak yang di pelihara oleh masyarakat di kampung Yoka antara lain
kambing, babi, ayam kampung, dan ayam potong. Cara memelihara ternak kambing,
babi, ayam kampung dan ayam potong oleh masyarakat di kampung Yoka biasanyya ada
ternak yang di pelihara di dalam kandang tetapi ada juugga yang tidak dikandangkan.
Bagi ternak yang tidak di kandangan beresiko menimbuulkan risik lain yaitu ternak dapat
di curi atau di bunuh oleh orang lain.
Bila di lihat dari perkembangan keempat jenis ternak tersebut, maka jumlah
populasi ternak yang paling banyak di pelihara oleh masyarakat adalah ternak ayam
potong dan ternak babi. Untuk mengetahui perkembangan ternak kambing, babi, dan
ayam kampung pada 3 tahu terakhir dapat di lihat pada tabel berikut:
NO Ternak Tahun
2003 2004 2015
1 Babi 109 119 123
2 Kambiing 5 8 13
3 Ayam potong 102 134 151
Sumber data primer di olah februari 2015
Dari tabel ini dapat di lihat bahwa perkembangan ternak babi mengalami
peningkatan jumlahnya dari tahun 2014 menjadi 14,3% ada tahun 2015 dan peningkatan
lagi 17,2% pada tahun 2015. Selanjutnya ternak kambing juga mengalami peningkatan
populasi dari 5 ekor pada tahun 2014 menjadi meningkat menjadi 35,1% pada tahun
2014. Sedangkan ppulasi ternak ayam kampung dan babi mengalami fluktuasi di mana
pada tahun 2004 mengalami kenaikan tetapi di tahun 2015 meningkat jumlah populasnya.
3. Perikanan
Usaha perikanan yang dikembangkan oleh masyarakat yaitu budidaya ikan air
tawar di Kampung yoka, antara lain ikan mujair dan mas dan lele. Untuk mendapatkan
bibit ikan, biasanya petani membeli dari kelompok usaha nener dengan harga Rp.
125/ekor. Kendala yang sering dialami oleh petani yaitu sulitnya memperoleh pakan ikan.
Selain itu, keamanan keramba juga masih menjadi kendala antara lain musim angin dan
juga dirusak orang. Pada aspek pemasaran, masalah harga ikan yang tidak stabil menjadi
kendala bagi petani karena selama ini para tengkulak yang biasanya membeli ikan
melakukan spekulasi harga sehingga kadang ikan dibeli pada salah satu petani dengan
harga yang lain sedangkan pada petani yang lain dibeli dengan harga yang berbeda.
Bahkan ada kalanya tengkulak mengambil ikan dari petani dengan kesepakatan bahwa
setelah ikan laku terjual baru si tengkulak akan membayar, tetapi pada kenyataannya
seringkali ada tengkulak yang tidak menepati janjinya atau tidak melunasi hutangnya
kepada petani.
Jenis pelayana
4.3.4. Keturunan
Sebaran penduduk menurut Suku dan marga di Kampung Yoka Tahun 2015
Imunisasi HB
1 % 100 295 195 Lebih dari target
0-7 Hari
Imunisasi
2 % 100 656 556 Lebih dari target
DPTHB-HIB 1
Imunisasi
3 % 100 543,75 443,75 Lebih dari target
Campak
Penemuan
4 Pasien Baru TB % 100 66,94 33,06 Kurang dari target
BTA Positif
Yang
5 Dilakukan Tes % 100 81,43 18,57 Kurang dari target
HIV
Penderita
Hipertensi
6 Yang % 100 63,39 36,61 kurang dari target
Mendapatkan
Pelayanan
Penderita DM
Yang
7 % 100 236,84 136,84 kurang dari target
Mendapatkan
Pelayanan
8 ODGJ Berat % 100 66,66 33,34 Kurang dari target
Sumber : Data sekunder Puskesmas Hebeybhulu 2020
5.1.7.2 Program Kegiatan Epidemiologi Di Puskesmas Hebeybhulu Bulan Oktober Tahun 2021
No KEGIATAN SATUAN TARGET PENCAPAIAN KESENJANGAN KETERANGAN
Penemuan
1 Pasien Baru TB % 100 27,96 72,04 Kurang dari target
BTA Positif
Yang
2 Dilakukan Tes % 100 91,01 8,99 Kurang dari target
HIV
Penderita
Hipertensi
3 Yang % 100 29,18 70,82 Kurang dari target
Mendapatkan
Pelayanan
Penderita DM
Yang
4 % 100 589,47 489,47 Lebih dari target
Mendapatkan
Pelayanan
5.2 Pembahasan
Berdasarakan table 5.1.7.1 di perolah data bahwa kegiatan Imunisasi HB 0-7 Hari pada
tahun 2020 kegiatannya melebihi target dengan capaian 296 %. Berdasarakan table 5.1.7.1 di
perolah data bahwa kegiatan Imunisasi DPTHB-HIB 1 pada tahun 2020 kegiatannya melebihi
target dengan capaian 656%. Berdasarakan table 5.1.7.1 di perolah data bahwa kegiatan Imunisasi
Campak pada tahun 2020 kegiatannya melebihi target dengan capaian 543,75%.
Berdasarakan table 5.1.7.1 di perolah data bahwa Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif
pada tahun 2020 kegiatannya masih kurang dari targen denagn capaian 66,94%. Sedangkan pada
table 5.1.7.2 Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif pada tahun 2021 masih kurang dari target
deangan capaian 27,96%. Berdasarakan table 5.1.7.1 di perolah data bahwa kegiatan pelayanan
tes HIV pada tahun 2020 kegiatannya masih kurang dari targen denagn capaian 81,43%.
Sedangkan pada table 5.1.7.2 kegiatan pelayanan tes HIV pada tahun 2021 hampir memenuhi
target dengan capaian 91,01%. Berdasarakan table 5.1.7.1 di perolah data bahwa Penderita
Hipertensi pada tahun 2020 pelayanan masih kurang dari targen denagn capaian 63,39%.
Sedangkan pada table 5.1.7.2 Penderita tes HIV pada tahun 2021 masih sangat kurang dari target
dengan capaian 29,01%. Berdasarakan table 5.1.7.1 di perolah data bahwa program pelayanan
Penderita DM pada tahun 2020 program pelayanan masih kurang dari targen denagn capaian
63,39%. Sedangkan pada table 5.1.7.2 Program pelayanan DM pada tahun 2021 lebih dari target
dengan capaian 598,47%. Berdasarakan table 5.1.7.1 di perolah data bahwa ODGJ Berat pada
tahun 2020 pelayanan masih kurang dari targen denagn capaian 66,66%. Sedangkan pada table
5.1.7.2 Penderita ODGJ Berat pada tahun 2021 melebihi target dengan capaian 200%.
1. Analsis Situasi
Dalam upaya menganalisis situasi kesehatan yang ada di Kampung Yoka wilayah
kerja Puskesmas Hebeybhulu Yoka kami melakukan pengambilan data secara sekunder
untuk mengetehui masalah-masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat Kampung
Yoka.
Setelah kami melakukan pengambilan data diwilayah kerja Puskesmas Hebeybhulu
Yoka, Kampung Yoka merupakan daerah daratan rendah. Tanahnya didominasi oleh
tanah bebatuan serta struktur tanahnya remah dan keras. Perkembangan dan pertumbuhan
Kampung Yoka menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan pelayanan air bersih.
Permasalahan yang terjadi adalah penduduk di Kampung Yoka belum mendapatkan air
bersih yang sehat, berkualitas serta mengalir 24 jam/hari. Selain itu juga, dipengaruhi
oleh factor lokasi penduduk yang jauh dari sumber air serta air tanah yang tidak layak
untuk digunakan untuk keperluan sehari-hari.
Berdasarkan hasil hasil data yang kelompok kami peroleh dimulai dari tanggal 10-20
november 2021 di Puskesmas Hebeybhulu Yoka, kami dapat mengidentifikasi beberapa
masalah yang terdapat di Kelurahan Yoka dengan menggunakan pemodelan HL.Blum
yaitu ada 3 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan secara berturut-turut yaitu :
a. Faktor Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi
derajat kesehatan masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat
menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan, pencegahan terhadap
penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat
yang memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas kesehatan
dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat dijangkau atau tidak. Yang kedua
adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan kesehatan itu sendiri apakah
sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan (Endra Febri,
2015).
Di Puskesmas Hebeybhulu Yoka untuk pelayanan kesehatan dibeberapa bidang masih
kurang tenaga kesehatan dikarenakan programnya terjadi perubahan sistem kerja mulai
dari kepala puskesmas sampai kebeberapa bidang. Sehingga beberapa program yang
tidak memiliki penanggung jawab, program kerjanya tidak jalan seperti dalam bidang
promosi kesehatan, pelayanan kesehatan remaja.
b. Faktor Perilaku
Perilaku merupakan faktor pertama yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat karena sehat atau tidak sehatnya lingkungan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada perilaku
manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh
kebiasaan, adat istiadat, kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan
perilaku-perilaku yang melekat pada dirinya (Endra Febri, 2015).
Masalah yang timbul diKampung Yoka karena lingkungan yang kotor,
menggunakan air yang kurang bersih, masyarakat tidak menggunakan jamban.
c. Faktor Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh cukup besar. Lingkungan sangat
bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang
berhubungan dengan aspek fisik, biologi dan sosial (Endra Febri, 2015).
Masalah lingkungan yang ada di Kampung Yoka adalah lingkungan fisik. Lingkungan
fisik disni yaitu banyak masyarakat yang tinggal dipinggiran danau sentani sehingga
menimbulkan penyakit kulit karena air yang kurang bersih.
Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses pemecahan masalah
dikarenakan dua alasan. Pertama, karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, dan
karena itu tidak mungkin menyelesaikan semua masalah. Kedua, karena adanya
hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya, dan karena itu tidak perlu semua
masalah diselesaikan (Azwar, 1996).
Ada beberapa teknik atau metode yang dapat digunakan untuk menetapkan prioritas
masalah, salah satunya menggunakan pendekatan kuantitatif dengan Teknik Analisis
Urgency, Seriousness, Growth (USG).
Analisis Urgency, Seriousness, Growth (USG) adalah salah satu metode skoring untuk
menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan. Pada tahap ini masing-masing
masalah dinilai tingkat risiko dan dampaknya. Bila telah didapatkan jumlah skor maka
dapat menentukan prioritas masalah. Langkah skoring dengan menggunakan metode
USG adalah membuat daftar akar masalah, membuat tabel matriks prioritas masalah
dengan bobot skoring 1-5 dan nilai yang tertinggi sebagai prioritas masalah. Untuk lebih
jelasnya, pengertian urgency, seriousness, dan growth dapat diuraikan sebagai berikut
(Kotler dkk, 2001):
A. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dan dihubungkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tuntuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu tadi.
B. Seriousness
Seberapa serius isu perlu dibahas dan dihubungkan dengan akibat yang timbul dengan
penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
menimbulkan masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan. Perlu
dimengerti bahwa dalam keadaan yang sama, suatu masalah yang dapat menimbulkan
masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengan suatu masalah lain yang
berdiri sendiri.
C. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya isu tersebut menjadi berkembang dikaitkan
kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk kalau dibiarkan.
Tabel 5.4.1 Keterangan Pemberian Skor
5 Sangat Penting
4 Penting
3 Netral
2 Tidak Penting
1 Sangat Tidak Penting
PENILAIAN Total
KRITERIA
NO MASALAH Nilai
U S G
1 Cakupan Tablet Fe (Tablet Tambah Darah) 4 5 4 9
2 Kunjungan Ibu Hamil K4 5 5 5 15
3 Anak Sekolah Dasar Mendapatkan 4 4 4 12
Pelayanan Skrining Kesehatan
Berdasarkan tabel USG diatas yang menjadi prioritas masalahnya adalah kujungan ibu hamil
K4. Dilihat dari urgency, kunjungan ibu hamil penting karena jika ibu tersebut tidak
melakukan kunjungan ke puskesmas maka tidak akan mendapatkan pelayanan antenalatal
care (ANC). Jika dilihat dari seriousness, Kunjungan ibu hamil sangat serius karena
pelayanan ANC bermanfaat untuk mengetahui berbagai resiko dan komplikasi kehamilan
sehingga ibu tersebut akan mendapatkan tindakan kesehatan sesuai dengan yang dibutuhkan.
Sedangkan dilihat dari grouth, jika ibu hamil mengalami masalah yang tidak teratasi dengan
baik maka akan membahayakan ibu dan janin tersebut.
N
Masalah U S G Total
o
1 Ispa 5 5 5 15
2 Hipertensi 3 5 3 12
3 Diabetes M 2 5 2 9
4 TB PARU 4 4 3 11
5 OGDJ 1 5 1 7
6 HIV 2 4 2 8
5.3.2.5 Penentuan Masalah Epidemiologi
Dari hasil table USG diatas, yang menjadi prioritas malasah adalah ISPA. Dilihat dari Urgency ISPA
penyakit ISPA adalah penyakit menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang
berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan.
Dilihat dari Seriousness penyakit ISPA sangat serius dikerenakan Ispa berbahaya jika sudah Pneumonia
sangat sulit ditolong. Dilihat dari Grouth Ispa dapat menyebabkan Gagal Nafas Atau gagal Jantung jika
tidak segera ditangani.
Berdasarkan tabel USG diatas yang menjadi prioritas masalah adalah kasus gizi buruk. Dilihat
urgency, kasus gizi buruk sangat penting karena akan berdampak pada pertumbuhan dan
kesehatan anak. Jika dilihat dari Seriousness, kasus gizi buruk merupakan kondisi serius yang
terjadi ketika asupan makanan seseorang tidak sesuai dengan jumlah nutrisi yang di butuhkan.
Sedangkan dilihat dari Grouth, jika kasus gizi buruk tidak teratasi dengan baik dapat
menyebabkan banyak masalah kesehatan seperti stunting, gangguan mata, diabetes,dan penyakit
jantung.
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari Pengalaman Belajar Lapangan I yang telah
dilaksanakan di Kelurahan …… Distrik …… adalah:
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan kepada pihak yang terkait yakni:
Catatan: Saran Berisi Masukan Dan Kritikan Yang Hanya Berkaitan Dengan Hasil Kegiatan
Pengalaman Belajar Lapangan I
DAFTAR PUSTAKA
Semua pendapat atau teori yang disitasi ditulis di daftar pustaka, dengan Style Harvard.
LAMPIRAN
3. Peta Wilayah
4. Persuratan
5. Master Tabel
6. Foto-foto Kegiatan