1 Tanggungjawab POMonline (Compatibility Mode)
1 Tanggungjawab POMonline (Compatibility Mode)
1 Tanggungjawab POMonline (Compatibility Mode)
JAWAB PENGAWAS
OPERASIONAL MADYA
oleh
Nendi Rohaendi
Duty + Responsibility + Capability =
Accountability
4
1.
Pendahuluan
Let’s start with the first set of slides
PRESENT
SITUATION OF
MINING
INDUSTRIES
• Identify opportunities
• Optimize logistics and supply chains
• Autonomous equipment and vehicles
• Robots
• Additive manufacturing (3D printing)
• Internet of Things and the cloud
6
Peranan Teknis Pengawas Untuk Keselamatan Pertambangan
(K3 dan KO Pertambangan)
• Mediator
(Pengawas adalah Penghubung Antara Pihak Manajemen Dengan
Pekerja/Bawahan)
• Advisor/Trainer
Kebijakan Perusahaan; Bekerja Seefektif dan Seefisien Mungkin Untuk
Menghasilkan Produksi Yang Tinggi Namun Tetap Aman
• Motivator
Middle Supervisor Yang Bertanggung Jawab untuk memotivasi Ditaatinya
Peraturan dan perundang-undangan K3 Di Wilayah Tanggung Jawabnya
2.
Konsep Pengawas Operasional
Madya Dan SKKK Pengawas
Operasional
Let’s start with the first set of slides
Konsep POP, POM, POU
Teknis Konsep
Berkomunikasi dengan pihak Bekerjasama dengan bagian lain Menjadi penghubung pekerja dan
luar seperti pemerintah, dari perusahaan manajemen
client, media, dsb
Bertanggung jawab kepada Bertanggung jawab kepada Bertanggung jawab kepada Manajemen
BOD Manajemen Puncak Menengah 12
SKK Khusus Pengawas Operasional
Permen
Permen ESDM UK
EK Bukti
ESDM 42- 43-2016 KUK Kerja
2016
POP-M-U
SKK Khusus Pengawas Operasional
POP POM Vs
KUK - Membuat
KUK - Melaksanakan Program, Monitoring
Program Pelaksanaan Program,
dan Mengevaluasi
Program
POM
POU
15
UNIT KOMPETENSI
1. Melaksanakan tanggung jawab sebagai POM
2. Melaksanakan tugas sebagai administrator
sesuai kewajibannya yang telah diatur
3. Melaksanakan prinsip-prinsip Manajemen
Keselamatan Pertambangan dan Pengelolaan
Lingkungan pada kegiatan pertambangan
mineral dan batubara
16
Penyusunan SKKK Pengawas Operasional bertujuan
untuk:
1. Menyiapkan dan/atau meningkatkan
kompetensi pengawas operasional di
bidang pertambangan mineral dan
batubara
2. Memberikan acuan dalam penerapan
sertifikasi kompetensi kerja khusus
pengawas operasional di bidang
pertambangan mineral dan batubara
UUD 1945
TAP MPR RI
Undang-Undang
19
Kaitan UU Pertambangan Minerba dengan UU Lainnya
UU No 5 tahun 1990
UU No 4 tahun 2009 tentang Konservasi UU No. 7 tahun 2004
UU No. 41 tahun 1999
tentang Pertambangan Sumber Daya Alam tentang Sumber Daya
tentang Kehutanan
Minerba Hayati dan Air
Ekosistemnya
Penguasaan NEGARA
PEMERINTAH
• Penetapan Kebijakan dan Pengaturan
• Penetapan Standar dan Pedoman
• Penetapan Kriteria pembagian Urusan Pusat dan Daerah
+ “Dekonsentrasi”
Undang-Undang
Penyelenggaraan
Penguasaan PEMERINTAH PROVINSI
Pertambangan Tanggungjawab pengelolaan lintas
(Mining Right) Kabupaten dan/atau berdampak regional
Perda
PELAKU USAHA
Hak Pengusahaan BUMN / BUMD
Badan Usaha Lain
(Economic Right) Koperasi
Perorangan
DASAR HUKUM KESELAMATAN PERTAMBANGAN MINERBA
UUD 1945 Pasal 27 UUD 1945 Pasal 33
(2) (2&3)
UUD 1945 PASAL 33 • K3 (Tugas dan Tanggung Jawab POM, Mengelola KP, SMKP Minerba)
• Level 1 : PP 55-2010 pasal 26,27
UU NO 4 Tahun 2009 (UU No.3/2020) Tentang Pertambangan Mineral • Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 7 – 19
UU Dan Batubara • Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran I, III, IV
• Teknis Pertambangan
1. PP NO 22 TAHUN 2010 Tentang Wilayah Pertambangan • Level 1: PP 55-2010 pasal 21
2. PP NO 23 TAHUN 2010 Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Minerba • Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 12 – 13
3. PP NO 55 TAHUN 2010 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan • Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran II
PP Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral Dan Batubara • Lingkungan (Mengelola Lingkungan Pertambangan)
4. PP NO 78 TAHUN 2010 Tentang Reklamasi Dan Pascatambang • Level 1: PP 55-2010 pasal 28 dan PP 78-2010 mengenai Reklamasi
dan Pasca Tambang
• Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 20-23
Permen & Kepmen • Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran V, VI
• Konservasi Minerba
Permen ESDM No. 26 Tahun 2018: Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral dan Batubara • Level 1: PP 55-2010 pasal 25
• Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 24-26
• Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran VII
Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018: Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan yang Baik.
• Usaha Jasa
• Level 1: Permen ESDM 11-2018
Permen ESDM No. 11 Tahun 2018 Jo Permen ESDM No. 22 Tahun 2018: Tata cara pemberian wilayah, • Level 2: Permen ESDM 26-2018 pasal 45-38
perizinan, dan pelaporan pada kegiatan usaha pertambangan minerba
• Level 3: Kepmen ESDM 1827-2018 Lampiran VIII, KEPMEN ESDM
1796 K/30/MEM/2018
Kepmen ESDM No. 1806 tahun 2018: Pedoman pelaksanaan penyusunan, evaluasi, persetujuan rencana
kerja dan anggaran biaya, serta laporan pada kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara • Standarisasi
• Permen ESDM No. 42-2016 dan Permen ESDM No. 43-2016
Kewajiban Pengelolaan Pertambangan Yang Baik
UU NO. 4 TAHUN 2009 Pasal 95, 96, 140, 141
Pasal 96 (revisi): Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan
Pasal 95: Pemegang IUP dan IUPK wajib: yang baik, pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:
a. menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik; a. ketentuan keselamatan pertambangan ;
b. mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi b. pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan,
Indonesia; termasuk kegiatan reklamasi dan/atau pascatambang;
c. meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/ atau c. upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara;
batubara; d. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan Usaha
d. melaksanakan pengembangan dan peinberdayaan Pertambangan dalam bentuk padat, cair, atau gassampai
masyarakat setempat; dan memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke
e. mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan media lingkungan.
g. pengelolaan lingkungan hidup, reklarnasi, dan i. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan rekayasa serta rancang
bangun dalam negeri;
pascatambang; j. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
h. pemanfaatan barang, jasa, teknologi, dan kemampuan k. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
rekayasa dan rancang bangun dalam negeri; l. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi pertambangan;
i. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan; m.kegiatan lain di bidang kegiatan usaha pertambangan, yang menyangkut kepentingan
umum;
j. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
n. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP, IPR, atau IUPK; dan
k. penguasaan, pengembangan, dan penerapan teknologi o. jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha pertambangan.
pertambangan;
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
Pelaksanaan Pengawasaan
Umum Kaidah Teknik Tata Kelola Penyelenggaraan
Pertambangan Pengusahaan Pengelolaan
Yang Baik Pertambangan Usaha
Mineral dan Pertambangan
Batubara
Bab VIII
Bab V
Bab VI
Bab IX
Bab VII
Terhadap Administratif lain-lain Peralihan Penutup
Kegiatan
Usaha
Pertambangan
29
STRUKTUR PERMEN NO. 26 TAHUN 2018
30
STRUKTUR PERMEN NO. 26 TAHUN 2018
31
STRUKTUR PERMEN NO. 26 TAHUN 2018
32
KEPALA INSPEKTUR TAMBANG (KAIT) DAN INSPEKTUR TAMBANG (IT)
• Kepala Inspektur Tambang yang selanjutnya disebut KaIT adalah pejabat yang secara ex
officio menduduki jabatan Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi di bidang
keteknikan dan lingkungan pertambangan mineral dan batubara pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertambangan mineral dan batubara.
• Inspektur Tambang adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kaidah teknik
pertambangan yang baik serta kaidah teknik pengolahan dan/atau pemurnian.
• Pejabat yang Ditunjuk adalah aparatur sipil negara yang diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tata kelola pengusahaan
pertambangan serta tata kelola pengusahaan Pengolahan dan/atau Pemurnian.
38
5.
KEPMEN 1827 K/30/MEM/ 2018
Let’s start with the first set of slides
KEPMEN ESDM NO 1827.K/30/MEM/2018
Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV
Pedoman Permohonan, Pedoman Pedoman Pelaksanaan
Evaluasi dan/atau Keselamatan Pedoman Penerapan
Pengelolaan Teknis Pertambangan dan SMKP Minerba
Pengesahan Kepala Teknik
Tambang, Penanggung Jawab
Pertambangan Keselamatan Pengolahan
Teknik dan Lingkungan, dan/atau Pemurnian
Minerba
Kepala Tambang Bawah
Tanah, Pengawas Operasional,
Pengawas Teknis, dan/atau
Penanggung Jawab
Operasional
• KRITERIA KTT
• KTT Kelas IV
• KTT Kelas III
• KTT Kelas II
• KTT Kelas I
• KRITERIA PTL
• PTL Kelas III
• PTL Kelas II
• PTL Kelas I
41
KRITERIA KTT IV DAN III
• KRITERIA KTT IV
a. untuk pemegang Izin Pertambangan Rakyat (IPR); dan
b. mempunyai sertifikat kualifikasi yang diakui oleh KaIT atau telah mengikuti pendidikan atau bimbingan
teknis terkait penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik.
• KRITERIA KTT III
a. tahapan kegiatan pertambangan: tahap eksplorasi; dan tahap operasi produksi dengan metode
tambang semprot (Hidrolis), tambang bor, tambang terbuka berjenjang tunggal, kuari, dan
kapal keruk, dan/atau kapal isap;
b. jumlah produksi rata-rata: 1) tambang terbuka berjenjang tunggal, untuk batubara kurang dari
atau sama dengan 150 (seratus lima puluh) metrik ton per hari; 2) mineral logam meliputi:
tambang semprot kurang dari atau sama dengan 1 (satu) ton bijih per hari; dan kapal keruk
dan/atau kapal isap dengan menggunakan ponton kurang dari atau sama dengan 1 (satu) ton
bijih per hari; 3) mineral batuan atau mineral bukan logam meliputi: kuari kurang dari atau
sama dengan 250 (dua ratus lima puluh) ton batuan; dan mineral bukan logam dengan
produksi kurang dari atau sama dengan 250 (dua ratus lima puluh) ton perhari;
c. tanpa menggunakan bahan peledak;
d. jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 50 (lima puluh) orang; dan
e. memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Operasional Pertama (POP) atau sertifikat kualifikasi
yang diakui oleh KaIT.
42
Kriteria KTT II
KTT Kelas II memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. tahapan kegiatan pertambangan operasi produksi dengan metode tambang semprot
(Hidrolis), tambang terbuka, kuari, kapal keruk/kapal isap;
b. jumlah produksi rata-rata: 1) tambang terbuka untuk batubara kurang dari atau sama
dengan 500 (lima ratus) metrik ton per hari; 2) mineral logam meliputi: a) tambang
terbuka untuk mineral logam kurang dari atau sama dengan 1.500 (seribu lima ratus)
ton bijih per hari; b) tambang semprot kurang dari atau sama dengan 5 (lima) ton bijih
per hari; dan c) kapal keruk dan/atau kapal isap kurang dari atau sama dengan 5 (lima)
ton bijih per hari; 3) mineral batuan atau mineral bukan logam meliputi: i. kuari
dengan produksi kurang dari atau sama dengan 500 (lima ratus) ton per hari; dan ii.
mineral bukan logam kurang dari atau sama dengan produksi 500 (lima ratus) ton per
hari.
c. jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 200 (dua ratus) orang; dan
d. memiliki sertifikat kompetensi Pengawas Operasional Madya (POM) atau sertifikat
kualifikasi yang diakui oleh KaIT.
43
Kriteria KTT I
KTT Kelas I memenuhi kriteria sebagai berikut:
a. tahapan kegiatan pertambangan yang meliputi: tahap operasi produksi dengan metode
tambang semprot (Hidrolis), tambang terbuka, tambang bawah tanah, kuari, kapal keruk,
dan/atau kapal isap.
b. jumlah produksi rata-rata: 1) tambang terbuka untuk batubara lebih dari 500 (lima ratus)
metrik ton per hari; 2) tambang bawah tanah untuk batubara pada semua kapasitas produksi;
3) mineral logam meliputi: i. tambang semprot lebih dari 5 (lima) ton bijih per hari; ii. tambang
terbuka untuk mineral logam lebih dari 1.500 (seribu lima ratus) ton bijih per hari; iii. tambang
bawah tanah untuk mineral logam pada semua kapasitas produksi; dan iv. kapal keruk
dan/atau kapal isap lebih dari 5 (lima) ton bijih per hari; 4) mineral batuan atau mineral bukan
logam meliputi: i. mineral batuan atau mineral bukan logam dengan produksi lebih dari atau
sama dengan 500 (lima ratus) ton per hari; dan ii. tambang bawah tanah untuk mineral bukan
logam pada semua kapasitas produksi;
c. jumlah pekerja lebih dari 200 (dua ratus) orang; dan
d. memiliki Sertifikat Kompetensi Pengawas Operasional Utama (POU) atau sertifikat kualifikasi
yang diakui oleh KaIT.
44
KRITERIA PTL
45
Kriteria, Tugas, dan Fungsi KTBT
46
KRITERIA KTT UNTUK WARGA NEGARA ASING
a. memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan kelas KTT yang
diajukan atau memiliki Mine Manager Certificate atau sertifikat
sejenis yang diterbitkan oleh negara asal dan diakui oleh KaIT; dan
b. telah mengikuti pendidikan dan pelatihan terkait peraturan
perundang-undangan dan kebijakan mengenai penerapan kaidah
teknik pertambangan yang baik.
Bagi warga negara asing yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan predikat paling kurang madya dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan.
KaIT dapat membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji
Kemahiran Berbahasa Indonesia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
47
PENGAWAS OPERASIONAL DAN PENGAWAS TEKNIS
• Kepmen ESDM No. 1827 Tahun 2018 Lampiran I:
“Pengawas Operasional adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan
bertanggung jawab kepada KTT/PTL dalam melaksanakan inspeksi,
pemeriksaan, dan pengujian kegiatan operasional pertambangan di
wilayah yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik pertambangan
yang baik.”
“Pengawas Teknis adalah orang yang ditunjuk oleh KTT/PTL dan
bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas keselamatan pemasangan,
pemeliharaan, pemeriksaan, dan pengujian terhadap sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan yang menjadi
tanggung jawabnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai kaidah teknik pertambangan yang baik.”
48
Tugas dan Tanggung Jawab Pengawas Operasional
49
Tugas dan Fungsi Pengawas Teknis
Tugas dan fungsi Pengawas Teknis, meliputi:
1. bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta
pemeliharan yang benar semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
yang menjadi tugasnya;
2. merencanakan dan menekankan dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang telah
direncanakan serta semua perbaikan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
yang dipergunakan.
3. mengawasi dan memeriksa semua sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan
dalam ruang lingkup yang menjadi tanggung jawabnya;
4. menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
5. melaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan
peralatan pertambangan sebelum digunakan, setelah dipasang kembali, dan/atau diperbaiki;
dan
6. membuat dan menandatangani laporan dari penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian
sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan pertambangan;
50
PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL (PJO)
• “Penanggung Jawab Operasional adalah orang yang menduduki
jabatan tertinggi dalam struktur organisasi Perusahaan Jasa
Pertambangan dalam struktur organisasi perusahaan jasa
pertambangan di wilayah kegiatan usaha pertambangan dan
bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas dilaksanakan dan ditaatinya
peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik
pertambangan yang baik.”
51
PENANGGUNG JAWAB OPERASIONAL (PJO)
Persyaratan Administrasi
a. pekerja perusahaan jasa pertambangan;
b. riwayat hidup calon PJO;
c. memiliki jabatan tertinggi dibuktikan dalam struktur organisasi perusahaan jasa
pertambangan (di site) yang ditandatangani oleh Direksi dengan cap basah;
d. surat pernyataan dukungan dari Direksi Perusahaan jasa pertambangan;
e. surat pernyataan komitmen calon PJO;
f. Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (madya) bagi TKA
Persyaratan Teknis
a. memahami aspek pengelolaan usaha jasa pertambangan;
b. memahami aspek teknis pertambangan, konservasi, keselamatan pertambangan, dan
perlindungan lingkungan;
c. memahami kewajiban dan sanksi usaha jasa pertambangan; dan
d. jenjang sertifikat kompetensi pengawas operasional atau sertifikat kualifikasi yang diakui oleh
KaIT yang ditentukan berdasarkan pertimbangan teknis oleh KTT
52
6.
KONSEP DAN RUANG
LINGKUP KOMPETENSI
POM
Permen ESDM No. 42 tahun 2016 dan No. 43 tahun
2016
Konsep dan Ruang Lingkup Unit Kompetensi POM
1. Melaksanakan Tugas dan Tanggung Jawab sebagai Pengawas Operasional
Madya (POM)
2. Mengelola Keselamatan Pertambangan
3. Mengelola Lingkungan Pertambangan
4. Mengelola Keadaan Darurat Pertambangan
5. Melaksanakan Upaya Penerapan Konservasi Mineral dan Batubara
6. Mengelola Penerapan Kaidah Teknis Pertambangan Mineral dan Batubara
7. Mengawasi Kegiatan Usaha Jasa Pertambangan Mineral dan Batubara
8. Mengawasi Standardisasi Pertambangan Mineral dan Batubara
#1 - Tugas Tanggung Jawab Pengawas POM
Konsepnya:
Pengawas POM memiliki tugas dan tanggung jawab posisi middle manajemen
yang membawahi pengawas untuk mengelola (membuat program, merencanakan,
mengorganisir penerapan, memonitor, mengevaluasi, melaporkan atau PDCA)
semua 8 unit kompetensi POM (akuntabilitas POM, keselamatan pertambangan,
lingkungan, teknis penambangan, keadaan darurat, konservasi minerba, serta
pengawasan usaha jasa dan standarisasi keselamatan pertambangan) secara
tersistem.
58
#5 - Penerapan Konservasi Mineral dan Batubara
Konsepnya:
upaya dalam rangka optimalisasi pengelolaan, pemanfaatan dan
pendataan sumberdaya mineral dan batubara secara terukur, efisien,
bertanggung jawab dan berkelanjutan secara tersistem.
59
#6 – Penerapan Pengelolaan Teknis Pertambangan
Konsepnya:
Kewajiban mengelola operasi penambangan yang baik di setiap tahapan
aktivitas pertambangan perusahaan dengan mengikuti kaidah Teknis
Pertambangan yang baik.
60
#7 – Mengawasi Kegiatan Usaha Jasa Pertambangan
Konsepnya:
Pengelolaan perusahaan usaha jasa pertambangan harus mengikuti kaidah
teknik pertambangan tentang Usaha Jasa yang baik, yaitu pemakaian
perusahaan jasa inti non intinya, persyaratan legal dan teknisnya, lokal, nasional
dan internasionalnya, kewajiban pelaksanaan aspek teknis, konservasi, K3KO
dan lingkungannya, personel dan posisi fungsionalnya, pelaporan kepada
pemerintah serta evaluasi penerapannya.
• Konsepnya:
Bukti Kerja
Peserta
Peran POM
Unit Peserta per
Kompetensi Unit
POM Kompetensi
APL 01 dan 02
64
Part 4 – Pengisian APL 01 dan APL 02
Penutup
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Anda harus mampu menjawab pertanyaan berikut!
1. Jelaskan hubungan UU.4 tahun 2009 dengan UU No. 1 tahun 1970?
2. Jelaskan aspek kaidah teknis pertambangan yang wajib diterapkan oleh pemegang IUP dan IUPK
menurut UU No. 4 tahun 2009?
3. Sebutkan aspek pengawasan pelaksanaan usaha pertambangan yang dilakukan oleh inspektur
tambang dan aspek yang diawasi oleh pejabat yang ditunjuk menurut UU No. 4 tahun 2009 dan
PP No. 55 tahun 2010?
4. Apakah yang dimaksud dengan good mining practice menurut permen No.26 tahun 2018?
5. Jelaskan sanksi administratif jika tidak menerapkan kaidah pertambangan yang baik?
6. Jelaskan tentang pengertian KTT, PTL, KTBT, dan PJO? Apakah kriteria KTT untuk warga negara
asing?
7. Jelaskan apakah yang disebut dengan pengawas teknis dan pengawas operasional?
8. Jelaskan perbedaan kompetensi POP dan POM?
9. Jelaskan cara membuat mekanisme pembuatan program kaidah teknis pertambangan yang
baik??
10. Bagaimanakah caranya untuk menciptakan lingkungan yang accountable?
Thanks!
Any questions?
You can find me at:
▫ [email protected]
▫ 0817201536