Spesifikasi Teknis SLB Neg Jeneponto

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 28

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN :

PEMBANGUNAN RUANG RKB, RUANG BINA WICARA, PRESEPSI BUNYI


DAN IRAMA, RUANG OM, RUANG KETERAMPILAN
SLB NEG JENEPONTO

KEGIATAN :

PENGELOLAAN PENDIDIKAN SEKOLAH KHUSUS

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

TAHUN ANGGARAN 2021


PEMBANGUNAN RUANG RKB, RUANG BINA WICARA, PRESEPSI BUNYI DAN IRAMA, RUANG
OM, RUANG KETERAMPILAN SLB NEG JENEPONTO

1. SPESIFIKASI UMUM

1.1 PENDAHULUAN/LATAR BELAKANG


a. Setiap Bangunan gedung negara harus diwujudkan dengan sebaik-baiknya, sehingga
mampu memenuhi secara optimal fungsi bangunannya, andal dan dapat sebagai
teladan bagi lingkungannya serta berkontribusi positif bagi perkembangan arsitektur
di indonesia umumnya dan daerah khususnya.

b. Setiap bangunan gedung negara harus dilaksanakan, dikerjakan dengan baik


sehinggah dapat memenuhi kreteria teknis bangunan yang layak dari segi teknis,
biaya dan administrasi bagi bangunan gedung negara.

c. Penyedia jasa / kontraktor Pelaksana untuk bangunan negara perlu di arahkan secara
baik dan menyeluruh sehingga mampu menghasilkan teknis bangunan yang
memadai dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku professional.

d. Pada Tahun Anggaran 2021 ini Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dalam hal ini
Dinas Pendidikan akan melaksanakan Kegiatan Pengelolaan Pendidikan Sekolah
Menengah Atas Dana Alokasi Khusus Tahun Anggaran 2021 , Oleh karena itu
pembangunan tersebut sangatlah dibutuhkan.

e. Berdasarkan Hal Tersebut Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan Akan


Mengadakan Paket PEMBANGUNAN RUANG RKB, RUANG BINA WICARA, PRESEPSI
BUNYI DAN IRAMA, RUANG OM, RUANG KETERAMPILAN.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


a) Maksud
Maksud dari pengadaan pekerjaan adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan infrastruktur Khususnya Sektor
Pendidikan Sekolah Menengah Atas yang memenuhi persyaratan teknis dan sesuai
dengan standar.
b) Tujuan
Tujuan dari pengadaan pekerjaan adalah PEMBANGUNAN RUANG RKB, RUANG
BINA WICARA, PRESEPSI BUNYI DAN IRAMA, RUANG OM, RUANG
KETERAMPILAN.

1.3 LINGKUP PEKERJAAN


Rehabilitasi/Renovasi sarana dan prasarana Sekolah yaitu:
a) Pelaksanaan Fisik PEMBANGUNAN RUANG RKB, RUANG BINA WICARA, PRESEPSI
BUNYI DAN IRAMA, RUANG OM, RUANG KETERAMPILAN SL NEG JENEPONTO

1.4 KEGIATAN PELAKSANAAN


Lingkup kegiatan yang dilaksanakan oleh kontraktor pelaksana mengacu pada
Pedoman Teknis Pembangunan dan Rehabilitasi Bangunan Gedung Negara dan
petunjuk Tenis Pengadaan Barang/jasa Pemerintah yang terdiri dari :
a) Penyusunan Program Mutu yaitu informasi mengenai pekerjaan yang akan
dilaksanakan, organisasi kerja penyedia, jadwal pelaksaan pekerjaan,prodesur
pelaksaan pekerjaan, prosedur instruksi kerja, dan pelaksana kerja;
b) Pengaturan tata cara pelaksaan pekerjaan dan pengaturan jadwal pengadaan
c) bahan/material, mobilisasi peralatan dan personil;
d) Penyusunan rencana pemeriksaan lokasi pekerjaan serta;
e) Mobilisasi peralatan dan personil;
f) Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknik pelaksaan bila ada
perubahan yang timbul selama masa pelaksanaan konstruksi.

1.5 TANGGUNG JAWAB PENYEDIA

a) Penyedia Jasa / Kontraktor pelaksana bertanggung jawab secara professional atas


jasa pelaksaan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang
berlaku.
b) Secara umum tanggung jawab kontraktor pelaksana dalam hal pelaksaan adalah :
 Hasil karya pelaksaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar
pedoman teknis bangunan yang berlaku
 Hasil karya pelaksaan yang dihasilkan harus dapat mengakodmodasi batasan-
batasan yang telah digariskan oleh kegiatan, termasuk melalui Spesifikasi
Teknis ini seperti dari segi pembayaran, waktu penyelesaian pekerjaan dan
mutu bangunan yang akan diwujudkan.

1.6 BIAYA DAN SUMBER DANA


Kegiatan ini dibiayai dengan (DAK APBD Provinsi) Tahun 2021 satuan kerja Dinas
Pedidikan Provinsi Sulawesi Selatan dengan nilai anggaran sebesar :

JUMLAH HARGA PAGU JUMLAH HARGA HPS


NO. ITEM PEKERJAAN
(Rp.) (Rp.)
I. PEMBANGUNAN RUANG RKB SLB NEGERI JENEPONTO 219.750.000,00 215.420.000,00
II. PEMBANGUNAN RUANG BINA WICARA SLB NEGERI JENEPONTO 218.650.000,00 215.730.000,00
III. PEMBANGUNAN R PRESI BUNYI DAN IRAMA SLB NEGERI JENEPONTO 218.650.000,00 215.730.000,00
IV. PEMBANGUNAN RUANG OM SLB NEGERI JENEPONTO 232.150.000,00 198.500.000,00
V. PEMBANGUNAN RUANG KETERAMPILAN SLB NEGERI JENEPONTO 242.620.000,00 217.130.000,00
TOTAL 1.131.820.000,00 1.062.500.000,00

Pelaksanaan Pelaksanaan Fisik PEMBANGUNAN RUANG RKB, RUANG BNA WICARA, RUANG
PRESEPSI BUNYI DAN IRAMA, RUANG OM, RUANG KETERAMPILAN SLB NEGERI JENEPONTO, dengan
nilai pagu pelaksanaan Rp 1.131.820.000,00,- (Satu Milyar Seratus Tiga Puluh Satu Juta
Delapan Ratus Dua Puluh Ribu Rupiah) dengan nilai harga perkiraan sendiri (HPS) sebesar Rp
1.062.500.000,00- (Satu Milyar Enam Puluh Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah )

1.7 WAKTU PELAKSANAAN


Waktu pelaksaan untuk kegiatan ini adalah 120 (Seratus Dua Puluh hari) hari
kelender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja ( SPMK ) dari
pemberi Tugas.

1.8 KUALIFIKASI PENYEDIA

1.8.1 Persyaratan Kualifikasi Administrasi/Legalitas


a) Memiliki surat izin untuk menjalankan kegiatan/usaha berupa:
- IUJK (Ijin Usaha Jasa Konstruksi) yang masih berlaku
- SBU (Sertifikat Badan Usaha) yaitu : Klasifikasi Bangunan Gedung Jasa Pelaksana
Konstruksi Bangunan Pendidikan (BG007)
b) Memiliki NPWP dan telah memenuhi kewajiban pelaporan perpajakan (SPT Tahunan)
Tahun 2020;
c) Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada
perubahan);
d) Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi dalam kurun
waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta
termasuk pengalaman subkontrak, kecuali bagi pelaku usaha yang baru berdiri
kurang dari 3 (tiga) tahun
e) Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP) dengan perhitungan : SKP = 5 – P, dimana P
adalah Paket pekerjaan konstruksi yang sedang dikerjakan.

1.9 JENIS PERALATAN DAN PERSONIL MANAJERIAL

A. Peralatan
Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas/ peralatan / perlengkapan untuk melaksanakan
pekerjaan konstruksi ini, yaitu :

No. Nama Alat Kapasitas Jumlah

1 Dump truck 6 ton 3 Unit

2 Concrete Mixer 500 liter 3 Unit

3 Stemper Tipe 90 1 Unit

B. Personil Manajerial
Memiliki kemampuan untuk menyediakan Personil Manajerial sebagai berikut :

JABATAN / POSISI PENGALAMAN SERTIFIKAT KOMPETENSI


NO JUMLAH
PEKERJAAN KERJA MIN KERJA
Pelaksana Bangunan SKT Pelaksana Bangunan
1 Gedung/Pekerjaan 1 Orang 0 Tahun Gedung/Pekerjaan Gedung
Gedung (TA 022)
2 Petugas K3 1 Orang 0 Tahun Sertifikat K3 Konstruksi

1.10 PENERAPAN RENCANA KESELAMATAN KERJA KONSTRUKSI

Rencana Keselamatan Kerja (RKK) Konstruksi harus dijabarkan dalam Metode Pelaksanaan
Pekerjaaan Utama dan Pekerjaan Pendukung pada kegiatan yang ada dan dapat di
identifikasikan sebagai berikut :
NAMA RUANG JENIS PEKERJAAN JENIS/TYPE
NO IDENTIFIKASI BAHAYA
PEKERJAAN
2 RUANG RKB,RUANG BINA WICARA, PEMBANGUNAN RUANG RKB, BINA Pekerjaan Tembok - Kaki Teriris Material Pecahan Keramik
PRESPSI BUNYI DAN IRAMA WICARA, PRESEPSI BUNYI DAN IRAMA dan plasteran - Terkena/Terserut pemotong keramik atau alat
kerja lainnya;
- Tertimpa material batu bata;
Terjadi iritasi pada kulit dan mata akibat papan
percikan adukan yang mengandung semen

Pekerjaan Instalasi - Tersengat Listrik


Listrik
Pekerjaan Pengecatan - Terjatuh dari tangga/scafolding saat pengecatan
bagian yang tinggi
- Terkena cipratan cat berupa bahan kimia

3 RUANG OM, RUANG KETERAMPILAM PEMBANGUNAN RUANG OM, RUANG Pekerjaan Tembok - Kaki Teriris Material Pecahan Keramik
KETERAMPILAN dan plasteran - Terkena/Terserut pemotong keramik atau alat
kerja lainnya;
- Tertimpa material batu bata;
Terjadi iritasi pada kulit dan mata akibat papan
percikan adukan yang mengandung semen
-
2. SPESIFIKASI TEKNIS

2.1 PEMBANGUNAN RUANG RKB, RUAG BINA WICARA, RUANG PRESEPSI BUNYI DAN IRAMA,
RUANG OM, DAN RUANG KETERAMPILAN SLB NEG JENEPONTO
Adapun jenis dan ruang lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah :
a) Pekerjaan Persiapan
b) Pekerjaan Tanah
c) Pekerjaan Pasangan Batu
d) Pekerjaan Beton Bertulang
e) Pekerjaan Lantai Keramik
f) Pekerjaan Kusen, Daun Pintu Dan Jendela
g) Pekerjaan Atap
h) Pekerjaan Plafond
i) Pekerjaan Kunci / Penggantung
j) Pekerjaan Pengecetan
k) Pekerjaan Instalasi Listrik

2.1.1 Metode Pelaksanaan


Pekerjaan Persiapan
Ruang Lingkup pekerjaan persiapan :
a) Bowuplank
A. Bouwplank
Dalam pengukuran supaya benar-benar akurat dan disesuaikan dengan gambar rencana
sebelum direalisasikan pekerjaan fisik dan sebaiknya supaya dikonsultasikan dengan
Direksi Lapangan / Pengawas Lapangan, maka pembongkaran menjadi tanggung jawab
pihak kontraktor pelaksana berikut biaya yang dikeluarkan untuk hal semisal dengan itu

PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI


Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan Gambar Kerja, maka
yang berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
1. Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar
dalam ukuran skala besar yang diikuti.
2. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada
pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat
1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan pihak Direksi dan tidak
diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.

Pekerjaan Tanah Dan Pasir

Ruang Lingkup pekerjaan persiapan :


a) Galian
b) Timbunan

A. Galian Tanah
Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman,
kemiringan dan lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan seperti yang dinyatakan
dalam gambar, tanah yang dianggap baik oleh pengawas dapat digunakan lagi. Untuk
urugan atau dibuang tergantung instruksi Pemberi Tugas. Galian tanah dilaksanakan untuk
semua pasangan pondasi dan semua pasangan lainnya dibawah tanah seperti : rollag atau
sloof, semua saluran -saluran, penanaman pohon dan lain-lain yang dilakukan sesuai
dengan Rencana Gambar. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang
ditentukan dan bila itu terjadi, pengurukan kembali harus dilakukan dengan
pemasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari pemberi tugas. Pada bagian-
bagian galian yang dianggap sudah longsor, kontraktor harus mengadakan tindakan
pencegahan dengan memasang papan-papan atau cara lain. Kerusakan-kerusakan yang
terjadi akibat longsornya tanah dengan alasan apapun menjadi tanggung jawab kontraktor.

 Peringatan tempat kerja


Untuk melaksanakan, tempat kerja utama galian pondasi harus dalam keadan bebas air,
untuk itu kontraktor harus menyediakan alat-alat pengering dalam keadaan siap pakai
dengan daya dan jumlah yang bisa menjamin kelancaran pekerjaan.

 Perlindungan pada benda-benda yang berfaedah dan pekerjaan


Semua saluran-saluran yang masih berjalan; roil, air, listrik atau benda-benda lain yang
berfaedah harus di lindungi agar tidak rusak, kecuali kalau dinyatakan untuk
dihilangkan. Bila timbul kerusakan harus diperbaiki atau diganti oleh Pemborong atau
beban Pemborong. Bila benda-benda tersebut di atas itu ada dan masih berfungsi dan
tidak dinyatakan dalam gambar dan yang tidak diberitahukan kepada pemborong dan
kini membutuhkan perlindungan atau perlu ditempatkan kembali, maka Pemborong
harus bertanggung jawab untuk mengambil langkah-langkah yang perlu untuk
menjamin agar benda-benda itu tetap berjalan lancar dan tidak mendapat gangguan. Bila
terganggu karena operasi pekerjaan Pemborong, maka ia harus segera mengambil
langkah-langkah dengan jalan membetulkan agar dapat berfungsi terus tanpa
penambahan biaya dari pemberi tugas.

Adakan pemeliharaan selama pekerjaan berjalan dan perlindungan yang diminta oleh jenis
dan sifat pekerjaan. Daerah tapak bangunan yang letaknya lebih rendah dari pada tinggi tanah
yang berada sekelilingnya harus dilindungi dari erosi yang mungkin terjadi dengan tanggul-
tanggul tanah dan selokan-selokan sementara. Pemborong bertanggung jawab untuk
menyangga pinggir lubang galian dan tidak ada tuntutan yang bakal dipertimbangkan
untuk galian tambahan, pekerjaan menembok, bahan atau cara membuat lainnya, dalam hal ini
Pemborong harus bertanggung jawab atas segala kerusakan terhadap bangunan-bangunan lain
di tempat pekerjaan atau jalan umum, gedung dan lain-lain yang diakibatkan oleh runtuhnya
pinggir-pinggir dan tanggul-tanggul lubang galian.

 Pembuangan Tanah Bekas Galian


Apabila dianggap perlu, tanah dari pekerjaan penggalian yang telah dikerjakan supaya
dibuang ke tempat yang telah mendapat ijin dari pemerintah setempat/Direksi
Pekerjaan, yang tidak menggangu jalur lalu lintas, arus sungai maupun tempat yang
dekat dengan pemukiman penduduk.

 Perlindungan terhadap gangguan air


Selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, Pemborong harus melindungi seluruh
site dari gangguan air ataupun erosi. Untuk itu termasuk pembuatan selokan -selokan
sementara, sumur- sumur pompa atau lainnya yang dapat mencegah kerusakan terhadap
hasil pekerjaan ataupun yang mungkin menghambat jalannya pekerjaan.

 Perlindungan terhadap sarana utilitas


Semua sarana air buangan, air minum, listrik dan sarana utilitas lainnya yang masih
berjalan harus dilindungi dari perusakan dan bila terjadi kerusakan harus diperbaiki dan
dibetulkan oleh Pemborong atas biaya Pemborong.

B. URUGAN TANAH/TIMBUNAN (BEKAS GALIAN) DAN URUGAN PASIR


 Urugan Tanah untuk Daerah Bangunan:
1. Pengurugan kembali tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau lain -
lain yang dibangun yang bakal ditutup atau tersembunyi oleh tanah urugan
diperiksa dan disetujui oleh Pemberi Tugas/Direksi.
2. Pengurugan sekitar pondasi, septictank dan lain-lain yang dibangun harus
dilaksanakan sekaligus berturut-turut dan tidak boleh melakukannya terpisah-
pisah, kecuali jika ada persetujuan Pemberi Tugas. Hanya bahan yang telah
disetujui boleh dipakai untuk urugan dan ini harus ditaruh lapisan demi
lapisan yang masing-masing tebalnya tidak boleh
melebihi 5 cm.
3. Tiap lapisan harus ditibris betul-betul dan dikuatkan, sebaiknya dengan memakai
alat mesin dan tidak boleh dicampur dengan air, kecuali jika dikehendaki dan
disetujui oleh Direksi.
4. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm,
setiap lapis harus dipadatkan dengan hand compactor, tampi roller atau steel wheels
power roller. Roller yang digunakan untuk mencegah kerusakan struktur yang
telah ada atau pada tempat-tempat yang sulit alat besar.
5. Tanah urugan yang terlalu kering harus dibasahi dulu sebelum, sambil
digilas dan dipadatkan.
6. Setiap tanah harus dibersihkan dari tunas tumbuh-tumbuhan dan segala macam
sampah atau kotoran. Tanah urugan harus dari jenis tanah berbutir (tanah
lading atau tanah berpasir dan tidak terlalu basah).
7. Urugan tanah harus dipadatkan dengan mesin pemadat (compactor) dan tidak
dibenarkan hanya menggunakan timbers.
8. Kekurangan atau kelebihan tanah harus ditambah atau
disingkirkan.

 Urugan pasir / tanah:


1) Urugan pasir harus dilaksanakan dibawah semua lantai setelah 15cm dan dibawah
rabat setebal 10 cm, kecuali ditentukan lain dalam gambar.
2) Lapisan pasir harus dipadatkan dengan disiram air (sampai jenuh air) dan
diratakan.
C. PEMADATAN
a. Penjelasan tentang pekerjaan ini tidak terpisahkan dan berhubungan dengan
pekerjaan pengurugan tanah. Selama pemadatan kontraktor harus memperbaiki
pekerjaan pemadatan dengan bahan yang sesuai dengan persyaratan. Dan pemadatan
tersebut supaya dilakukan setiap ketinggian 20 cm sambil disiram air.
b. Pemadatan Tanah yang dilakukan pada daerah tapak bangunan dan titik -titik pondasi
dan jalur pondasi serta jalan-jalan/jalan harus mencapai minimal 98 % kepadatan
maksimum,. Untuk daerah luar tapak bangunan sekurang-kurangnnya 95 % kepadatan
maksimum.
c. Standard kepadatan maksimum sesuai dengan standard proktor, kecuali kalau
ditentukan lain oleh Pemberi Tugas.
d. Pemadatan dari urugan tanah harus dilaksanakan hanya bila kadar air dari material
berada dalam rentang kurang dari 3% sampai lebih dari 1% dari kadar air optimum.
Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan kering
maksimum yang diperoleh bila tanah dipadatkan sesuai dengan AASHTO T 99.
e. Seluruh urugan padas harus ditutup dengan satu atau lebih lapisan setebal 20 cm dari
bahan bergradasi baik yang tidak mengandung batu yang lebih besar dari 5 cm dan
sanggup mengisi rongga-rongga pada padas bagian atas urugan. Lapis penutup ini
akan dibangun sampai kepadatan yang diisyaratkan untuk urugan tanah.
f. Masing-masing lapis dari urugan yang dipasang harus dipadatkan seperti yang
ditentukan, diuji untuk kepadatan dan diterima oleh Direksi Teknik sebelum lapis
berikutnya dipasang.
g. Timbunan harus dipadatkan mulai pada tepi luar dan berlanjut ke arah sumbu jalan
sedemikian sehingga masing-masing bagian menerima jumlah usaha pemadatan yang
sama. Bilamana mungkin, lalu lintas alat konstruksi harus dilewatkan atas urugan dan
arahnya terus berubah- ubah untuk menyebarkan usaha pemadatan dari lalu lintas
tersebut.
h. Bila bahan urugan akan dipasang pada kedua sisi dari pipa atau saluran beton atau
struktur, maka operasi harus dilakukan agar urugan selalu kira-kira sama tingginya
pada kedua sisi struktur.
i. Bila bahan urugan dapat ditimbun pada satu sisi dari tembok kepala, atau tembok sayap,
pilar, tembok penahan atau tembok kepala gorong-gorong, harus diperhatikan
agar tempat bersebelahan dengan struktur jangan dipadatkan sedemikian
sehingga menyebabkan bergesernya struktur atau timbul tekanan yang berlebih pada
struktur.
j. Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknik, urugan disebelah ujung dari jembatan tidak
boleh ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang sampai struktur
jembatan atas telah dipasang.
k. Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas
konstruksi, harus dipasang dalam lapisan horisontal yang tidak lebih 15 cm tebal
gembur dan secara menyeluruh dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau
timbris (tamper) minimum seberat 10 kg. Harus diperhatikan secara khusus untuk
menjamin pemadatan yang memuaskan dibawah dan ditepi pipa untuk mencegah
rongga dan untuk menjamin pipa betul-betul terdukung.

D. BAHAN URUGAN
Timbunan / Material Pilihan
 Bahan urugan dapat berupa urugan padat dari campuran pasir dan batu dengan diameter
+ 10 cm, tanpa ada campuran tanah. Adapun perbandingan banyaknya pasir dengan
batu tersebut 2:3. pasir yang digunakan bukan pasir pasang , tapi pasir urug yang
berbutir kasar dan tajam.
 Didapat dari tanah daerah bangunan setempat atau dari tempat-tempat/sumber-sumber
di luar tanah bangunan yang bebas dari akar-akaran, bahan organic, sampah dan
batu- batuan yang lebih besar dari 10 cm dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan.
 Bila terdapat bahan urug yang tidak memuaskan untuk pemadatan seperti diuraikan di
atas, maka bahan urug itu harus diganti dengan pasir urug (fill sand)
 Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi
yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau sebagai CH menurut
”Unified Casagranda Soil Clasification System”. Bila penggunaan tanah berplastisitas
tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada
bagian dasar dari timbunan atau penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya
dukung atau kekuatan geser yang tinggi.
 Tanah sangat expensiv yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25 atau
derajat pengembangan yang diklasifikasikan AASHTO T258 sebagai ”very high” atau
”extra high” tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan.

E. Timbunan/Urugan Pilihan Khusus


 Urugan hanya boleh diklasifikasi sebagai ”Urugan Pilihan Khusus” bila digunakan
pada lokasi atau untuk maksud dimana urugan pilihan khusus telah ditentukan atau
disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik. Seluruh urugan lain yang digunakan
harus dipandang sebagai urugan biasa (atau drainase porous bila ditentukan atau
disetujui dari Spesifikasi ini).
 Urugan yang diklasifikasikan sebagai urugan pilihan khusus harus terdiri dari bahan
tanah atau padas yang memenuhi persyaratan untuk urugan pilihan dan sebagai
tambahan harus memiliki sifat tertentu tergantung dari maksud penggunaannya,
seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Teknik. Dalam segala hal, seluruh
urugan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan AASHTO T 193, memiliki CBR
paling sedikit 20% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai 100%
kepadatan kering maksimum sesuai dengan AASHTO T 99 dan mempunyai Indeks
Plastisitas maksimum 6%.
 Bila digunakan dalam keadaan dimana pemadatan dalam keadaan jenuh atau banjir
tidak dapat dihindari, urugan pilihan khusus haruslah pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya.
 Bila digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi timbunan atau pada situasi
lainnya dimana kuat geser penting tetapi dijumpai kondisi pemadatan normal dan
kering, urugan pilihan dapat dari padas atau kerikil berlempung bergradasi baik atau
lempung berpasir atau lempung berplastisitas rendah. Tipe dari bahan yang dipilih,
dan disetujui oleh Direksi Teknik akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang
akan dibangun atau dibuang, atau pada tekanan yang akan dipikul.

F. PERATAAN TERAKHIR
Semua daerah yang dicakup Proyek termasuk bagian-bagian yang digali dan diurug, dan
daerah- daerah transisi yang berdekatan harus diratakan secara licin dan sama dan bebas
dari permukaan- permukaan yang tidak beraturan. Harus diusahakan agar permukaan
tanah memiliki kemiringan 2% dari arah bangunan, kecuali bilamana dinyatakan lain
dalam gambar.

G. PEMERIKSAAN PEKERJAAN TANAH


 Pekerjaan pemadatan tanah diperiksa dan ditest oleh Laboratorium Tanah yang
ditunjuk oleh Direksi.
 Tugas pekerjaan yang disampaikan pada Laboratorium Tanah ditentukan oleh
pengawas/ direksi yang pada umumnya terdiri dari:
 Cara mengurug dan pemadatan
 Test kepadatan untuk semua fill & back fill (compaction test) dan pemeriksaan
bahan urug.
 Mengirimkan laporan-laporan hasil pemadatan kepada Arsitek.

PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI


1. Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan Gambar
Kerja, maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
ini.
2. Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar
dalam ukuran skala besar yang diikuti.
3. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada
pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
4. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan
pihak Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari
Direksi.

1. PEKERJAAN PONDASI
 Batukali/batu gunung yang digunakan harus batu kali/ gunung dari hasil pecahan
-pecahan yang berukuran 10-15 cm kecuali > 15 cm hanya untuk penghamparan
batu kosong yang berfungsi sebagai pemecah gelombang/getaran dan jenis batu
yang digunakan harus yang keras, berwarna hitam keabu-abuan, sama sekali tidak
boleh menggunakan batu-batu bulat berkulit lepas. Semua pasangan batu
kali/gunung dilaksanakan dengan campuran yang sudah ditentukan dalam
kontrak dan disetujui Direksi baik kualitas material maupun campurannya.
 Pasir pasangan yang dipergunakan untuk bahan adukan harus terdiri dari butir -
butir yang bersih dari segala jenis kotoran dan tidak mengandung lempung, garam
atau unsur organis lainnya.
 Pasir urug atau lapisan dasar pondasi harus memenuhi ketentuan yang berlaku dan
dipadatkan sesuai perintah Direksi.
 Air yang dipergunakan untuk campuran harus bersih dari endapan lumpur dan
unsur-unsur lain yang dapat mempengaruhi warna dan baunya. Air yang
mengandung garam akibat pasang surut laut tidak boleh dipakai. Adukan harus
dibuat dalam jumlah terbatas dan hanya untuk penggunaan Langsung. Adukan
yang dalam 30 menit dibuat belum dipergunakan, harus disingkirkan dan tak
boleh dipakai lagi.
 Pekerjaan pasangan diharuskan dilaksanakan dalam keadaan kering.
 Pasangan batu kali dilaksanakan dengan adukan 1 PC : 4 Ps. Pekerjaan
harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh hubungan yang menyatu.
Batu-batu disusun sedemikian rupa, sehingga terdapat 3 bidang/muka mendapat
perekat/adukan. Pada waktu pemasangan batu kali, keadaan galian harus kering,
dan apabila terdapat genangan air harus dipompa lebih dulu.

PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI


Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan Gambar Kerja, makayang
berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
1. Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar dalam
ukuran skala besar yang diikuti.
2. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan
pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
3. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan pihak
Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.
4. Pekerjaan Beton

Lingkup Pekerjaaan :

a) Pembesian
b) Bekesting
c) Pengecoran
A. PEMBESIAAN
 Besi yang dipakai harus lurus dengan jarak sejajar antara besi yang satu dengan yan lainnya
 Sambungan besi harus mempunyai Panjang yang cukup minimum sepanjang di syaratkan
 Pengikat besi dengan begel harus benar-benar kuat jangan sampai menimbulkan perubahan
pada, waktu pengecoran dan semua silangan besi utama dengan beel harus diikat kuat-kuat
dengan bendrat
 Baja Tulangan yang digunakan untuk tulangan mutu U-24
B. BEKISTING
 Bekisting yang digunakan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum dicor
 Cetakan harus dipasang sedimikian rupa sehingga tidak terjadi pengecoran
 Penunjang bekisting menggunakan scaffolding penggunaan dolken, dan balok kayu
C. PENGECORAN
Material Bahan Beton
Semen
 Semen yang digunakan adalah terdiri dari suatu jenis merk dan mutu yang
baik atas persetujuan direksi dan ditetapkan harus memakai produk lokal, semen
yang tidak boleh digunakan adalah :
 Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya.
 Kantong zaknya telah sobek.
 Semen yang tertumpah
 Semen yang telah dipakai untuk mencampur kering dan sudah bermalam.
 Semen yang sudah lama dijemur/kena matahari. Keamanan/tempat menyimpan
semen harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban lantai atau
percikan air.
Pasir
 Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang baik
serta bersih dan tidak tercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan organis
lainnya.
 Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat – alat
pemecahan
 batu.
 Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih Lumpur/bahan
organis lainnya.
 Pasir harus terhindar dari batu-batu tajam dan keras. Butir-butir halus bersifat
permanen,
 tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
 Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat
kering).
 Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus
memenuhi syarat – syarat PBI 71 Bab 3.3. atau SK-SNI Bab.I
Kerikil/Batu Pecah
 Kerikil dapat berupa kerikil alam atau batuan–batuan yang diperoleh dari pemecahan
batu.
 Bahan ini harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori, bebas dari
bahan–bahan yang dapat merusak fungsinya terhadap konstruksi.
 Dalam segala hal, syarat-syarat ini disesuaikan dengan ketentuan dalam PBI 1971 Bab
3.
 Kerikil harus disimpan diatas permukaan bersih dan keras serta dihindarkan
terjadinya pengotoran serta tercampur adukan.
Bahan untuk batu gunung keculi dipersyaratan lain, harus sesuai dengan PUBB 1977
NI-3.
 Batu gunung/kali yang digunakan berukuran sesuai standar kebutuhan untuk
pondasi dan untuk pasangan batu kosong bahwa pondasi, berstruktur cukup kuat dan
awet serta tidak keropos.
 Kerikil/batu pecah beton sebelum digunakan harus dicuci dengan air sampai bersih
(bila kotor). Penumpukan bahan kerikil/batu pecah beton harus dipisahkan dengan
material lain.
Air
 Air yang digunakan harus air tawar bersih tidak mengandung minyak, asam, garam,
alcohol atau bahan lain yang dapat merusak beton. Untuk seluruh pelaksanaan agar
menggunakan air
 yang tidak mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis atau
bahan-bahan lain yang merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PUBI-1970 / NI-3. Dalam hal ini harus dinyatakan dengan hasil test dari
laboratorium yang berkompeten. Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan
untuk membuat adukan disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan
dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus dilakukan dengan tepat.

Mutu Beton :

Kuat tekan beton per usia


No. Mutu Beton
7 hari (kg/cm²) 28 hari (kg/cm²)

1. K 100 70 100
3. K 225 157.5 225

PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI


Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan Gambar Kerja, maka
yang berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
1. Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar dalam
ukuran skala besar yang diikuti.
2. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan
pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
3. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan pihak
Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.
D. PASANGAN BATU BATA

 Bata harus dari mutu terbaik dan dari satu pabrik dengan pembakaran yang sempurna dan
merata. Kekerasan memenuhi persyaratan bahan-bahan dengan ukuran harus memenuhi
persyaratan NI-10 dan PUBB NI3.

 Bata harus bebas dari retak-retak dan mempunyai sudut yang siku dan ukuran yang seragam
(tempat satu sama lain) Bata harus bata biasa dari tanah liat hasil produksi lokal dengan ukuran -
ukuran nominal 5 x 11 x 22 cm, yang dibakar dengan baik dan bersudut runcing dan tanpa
cacat atau mengandung kotoran. Berkualitas baik dan tidak banyak/mudah patah/hancur bila
kena air. Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan
ukuran tersebut di tas, harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran
tersebut.

 Untuk adukan pasangan disesuaikan dengan pasal S1 dari A.V. 1941, minimum kuat tekan
ultimate harus 30 kg/cm2. Semen Portland yang digunakan harus memenuhi syarat yang
tercantum dalam “Peraturan Portland Cement Indonesia NI-8”. Mutu semen yang memenuhi
syarat dan dapat dipakai adalah produki Semen Tonasa atau yang setaraf. Pemilihan salah satu
produk adalah mengikat dan dipakai untuk seluruh pekerjaan.

 Air yang digunakan tidak boleh mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan -bahan organis
atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton, baja tulangan atau jaringan kawat baja.
Pasir yang digunakan adalah butir-butir tajam dan keras, bersih dan tidak mengandung bahan-
bahan organis, garam dan asam alkali.

Pasir urugan dan pasir pasangan yang digunakan adalah pasir dari jenis yang bai k serta bersih dan tidak
tercampur dengan tanah liat atau kotoran/bahan organis lainnya.
 Pasir dapat berupa pasir alam atau pasir buatan yang dihasilkan dari alat – alat pemecahan batu.
 Pasir untuk campuran beton dipakai yang berbutir kasar dan bersih Lump ur/bahan organis
lainnya.
 Pasir harus terhindar dari batu – batu tajam dan keras. Butir – butir halus bersifat kekal, tidak pecah
atau hancur oleh pengaruh cuaca.
 Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % (ditentukan terhadap berat kering).
 Pasir laut tidak boleh dipakai untuk semua mutu beton. Selanjutnya pasir harus memenuhi syarat –
syarat PBI 71 Bab 3.3.
 Dan juga bata sebelum dipasang harus dibasahi dulu dengan cara direndamkan dalam air hingga
jenuh dan pada waktu dipasang tidak boleh ada genangan air pada permukaannya.
 Pasangan bata harus rapi,lurus dan sama tebal.

Pemasangan bata sedemikian rupa sehingga ketebalan aduk perekat harus sama setebal 1cm. Siar-siar
harus dikerok dengan kedalaman ± 1cm dengan rapi, kemudian pada saat akan dilanjutkan dengan
plesteran maka sebelumnya harus disirami air terlebih dahulu. Semua pertemuan horisontal maupun
vertikal harus terisi dengan baik dan penuh. Pasangan bata dibawah lantai atau terurug oleh tanah
sampai pada ketinggian 30 cm dari permukaan sloof harus diberapen dengan adukan 1 pc: 4 psr.
Untuk setiap dinding bata ½ bata dan atau lebih yang luasnya lebih dari 12m2 harus diberi kolom
penguat beton (kolom praktis) dengan ukuran ± 15x15 dengan tulangan 4xØ12mm dan sengkang
Ø6mm tiap jarak 20 cm. Pada setiap bagian atas kosen pintu dipasang rollag bata ½ bata dengan adukan
1 pc: 4psr.
Pada setiap lubang dinding untuk persiapan pemasangan kosen pintu dan jendela aluminium, dipasang
balok praktis pada sisi atas Kosen yang akan dipasang dengan ukuran ± 12x12 dengan tulangan 4xØ10
mm dan sengkang Ø6 mm tiap jarak 15 cm.
Jenis adukan
Jenis adukan berikut harus dipakai sesuai dengan yang diinstruksikan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini:
1. M1 = Adukan dengan perbandingan 1 pc : 4 psr;
2. M2 = Adukan dengan perbandingan 1 pc : 3 psr.

Semua pasangan bata dilaksanakan dengan adukan M1 dimulai dari ketinggian 30 cm diatas
permukaan sloof beton dan untuk pasangan bata kedap air dilaksanakan dengan adukan M2
digunakan untuk daerah-daerah sbb:
1. Dinding Kamar mandi / WC setinggi 100 cm dari permukaan sloof beton;
2. Semua dinding sampai ketinggian 30 cm dari permukaan sloof beton;
3. Dinding septictank

Diusahakan aduk perekat dalam keadaan belum mengeras. Jarak waktu percampuran aduk perekat dengan
pemasangan tidak lebih dari 30 menit terutama untuk aduk kedap air.
Adukan harus dicampur dalam alat tempat mencampur yang telah disetujui atau dicampur dengan tangan
di atas permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai mengeras untuk
dipakai lagi.

Penempatan klos kayu, angker, pipa sparing dan pemasangan alat-alat lain dalam pasangan ini harus
diperhatikan dan disesuaikan dengan gambar yang ada dan petunjuk pengawas. Hubungan pasangan
bata dan kosen, kolom praktis dan plat beton yang dipakai sebagai landasan lantai, memakai angker
Ø 8mm, tidak dibenarkan penggunaan angker dari paku.
Selama pasangan dinding ini belum difinish, kontraktor wajib untuk memelihara dan menjaga dari
kerusakan-kerusakan atau pengotoran bahan. Jika pada saat akan difinish terdapat kerusakan,
kontraktor sampai dinyatakan diterima oleh pengawas. Apabila bahan dinding dinyatakan lain, maka
diisyaratkan dalam pelaksanaannya mengikuti prosedur pelaksanaan pabrik pembuat.
Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan
ketinggian, yang disyaratkan seperti yang ditujukan dalam gambar, dan Pemborong harus
memasang piket (uitzet), lobang-lobang dan sebagainya dengan alat uitzet yang disetujui. Semua unit
harus betul-betul kering kalau mau dipakai, hanya ujung-ujungnya dibasahi jika dianggap perlu untuk
mengatur pengisapan.
Bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 1 cm, didasari dengan baik dan sambungan-
sambungan yang terus lurus dan rata. Dalam pemasangan tembok tid ak boleh meneruskan di satu
bagian lebih dari satu meter tingginya.

Mengorek sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm, agar finish dinding dapat melekat dengan baik.
Perlindungan
Dalam pemasangan dinding yang kena udara terbuka, selama waktu-waktu hujan lebat harus diberi
perlindungan dengan menutup bagian atas dari tembok dengan sesuatu yang sesuai untuk
perlindungan.
Perawatan
Dinding tembok harus dibasahi terus-menerus selama paling sedikit 7 (tujuh) hari setelah didirikan

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada bangunan, terlebih
dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat persetujuan dari pengawas / Direksi
PLESTERAN + ACIAN

Bidang yang akan memerlukan plesteran dengan adukan 1pc:4ps digunakan untuk daerah daerah
sebagai berikut:
1.Semua dinding hingga ketinggian 30 cm dari permukaan sisi atas sloof beton.
2.Dinding untuk daerah basah (KM/WC) setinggi 100 cm.
3.Dinding septictank.
Untuk bidang lainnya (yang memerlukan plesteran) dipakai adukan 1pc:4ps.
A. Untuk pasangan bata sebelum diplester harus dibasahi dulu dan siar-siarnya dikerok sedalam ±
1cm. Permukaan beton yang akan diplester harus dibersihkan dari sisa-sisa bekesting dan
kemudian dikerek (scratch) terlebih dahulu atau diberi kamprotan adukan.
B. Tebal minimal plesteran adalah 15mm dan tebal maximal 25mm. Untuk plesteran yang tebal
lebih dari 25mm, harus diberi tulangan dari kawat ayam. Tebal total dinding ½ bata setelah di
plester tidak lebih dari 15cm, sedangkan tebal total dinding 1 bata tidak lebih dari 25cm.
C. Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi pipa listrik
untuk seluruh bangunan. Untuk semua bidang pasangan bata dan beton yang akan difiniskan
dengan cat dipakai plesteran halus (acian) diatas permukaan plesterannya. Untuk setiap
permukaan bahan yang berbeda yang bertemu dalam suatu bidang datar, harus diberi naad
dengan ukuran lebar 0,7cm dan dalam 0,5cm. Untuk permukaan datar batas toleransi
perlengkungan atau pencembungan bidang tidak boleh melebihi 2,5mm untuk setiap 2m2, jika
melebihi, kontraktor wajib memperbaikinya atas tanggung jawabnya.
D. Kelembaban plesteran yang telah dicuci harus dijaga sehingga Peringatan berlangsung wajar,
tidak terlalu tiba-tiba dengan cara membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat. Jika terjadi keretakan akibat Peringatan, maka bidang
yang retak harus dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
pengawas atas tanggungan kontraktor. Dalam pemasangan dinding yang kena udara
terbuka, selama waktu -waktu hujan lebat harus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atas dari tembok dengan sesuatu yang sesuai untuk perlindungan.
Dinding tembok harus dibasahi teus-menerus selama paling sedikit 7 (tujuh) hari setelah
didirikan. Angker-angker yang dipasang terhadap dinding yang bersinggungan dengan beton, ha rus
dimasukan di dalam pondasi sambungan-sambungan dinding setelah dibersihkan dari kulit oxid besi,
karet dan debu bangunan.
Beton harus dikasarkan dengan alat yang sesuai pada sambungan vertikal dengan dinding, agar adukan
tembok dapat melekat.

Macam
Pekerjaan Perbandingan Penggunaan
− untuk pekerjaan pasangan lantai dan dinding keramik.
M1 1pc : 3ps − untuk plesteran beton bertulang yang kedap air.
− untuk rollag pasangan batu bata.

− untuk pasangan dinding yang tidak kedap air.


M2 1pc : ps − untuk semua plesteran dinding tidak kedap air baik
untuk bagian dalam maupun bagian luar.

PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI


Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan Gambar Kerja, maka yang
berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar dalam ukuran
skala besar yang diikuti.
1. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan
pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
2. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan pihak
Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.

f. PEKERJAAN RANGKA ATAP


Lingkup Pekerjaan
Ini meliputi pengadaan dari semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan serta pemasangan dari
semua pekerjaan Kuda-kuda, Reng, Skor Angin, dan struktur kap yang bersifat strukturil.

Syarat-Syarat Umum
a. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Tenaga/Tim spesialis dan bersertifikat.
b. Sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu harus dibuatkan rencana gambar
kerja/shop drawing yang telah mendapat persetujuan dari pihak direksi/pengawas.
c. Shop drawing harus memperlihatkan detail-detail sambungan, dudukan kuda-kuda,
model pemotongan kayu dan baut-baut yang digunakan.
d. Pekerjaan harus dilakukan sesuai dengan keterangan-keterangan yang tertera dalam
gambar lengkap dengan sambungan-sambungan, baut-baut, klos-klos serta posisi begel-
begel pengikat dan sebagainya.
e. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan tidak
akan memerlukan pengisi kecuali kalau gambar detail menunjukkan hal tersebut.
f. Semua detail menjadi tanggung jawab rekanan.
g. Semua perlengkapan atau barang-barang/pekerjaan lain yang perlu demi
kesempurnaan pemasangan, walaupun tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar
atau dipersyaratkan disini, harus diadakan/disediakan, kecuali jika diperlihatkan atau
dipersyaratkan lain.
h. Pemborong diharuskan mengambil ukuran-ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan dan
tidak hanya dari gambar-gambar kerja untuk memasang pekerjaan pada tempatnya,
terutama pada bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
i. Setiap bagian pekerjaan yang buruk akan ditolak dan harus diganti. Pekerjaan yang selesai
harus bebas dari puntiran-puntiran, bengkokan dan sambungan-sambungan yang
menganga.
j. Semua pekerjaan ini harus diselesaikan bebas dari puntiran, tekukan dan hubungan
terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran yang tepat, sehingga dalam pemasangan
tidak akan memerlukan pengisi kecuali kalau gambar detail menunjukkan hal tersebut.
k. Semua detail hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang dengan hati -hati
untuk menghasilkan tampak yang rapih (lihat gambar).
Bahan
Jenis dari bahan Rangka Baja Ringan dengan rincian pemakaian dan ukuran sebagai berikut :
a. Kuda-kuda dari Baja Ringan type C.75.75, tebal 0.75 mm
b. Reng dari Baja Ringan type TR.40, tebal 0.60 mm
c. Skur Angin dari Baja Ringan type C.75.75, tebal 0.75 mm

Cara Pelaksanaan :
a. Seluruh Pasangan konstruksi mengikuti petunjuk gambar dan detail.
b. Untuk menjaga kestabilan, maka segera memasang skor angin agar konstruksi kuda-kuda
satu sama lain saling mengikat, kokoh, kuat dan kaku.
c. Pasangan kuda-kuda harus mengikuti kemiringan atap sesuai ketentuan pada gambar

Penyambungan dan pemasangan


a. Baut
1. Baut yang dipergunakan untuk konstruksi harus mempunyai ukuran dan type yang
sesuai dengan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan harga.
2. Kekuatan bahan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai kekokohan yang
merata antara satu dan lainnya.

3. Baut-baut harus yang bermutu tinggi untuk keperluan bangunan. Ukuran-ukurannya


harus sesuai dengan yang tertera dalam Analisa harga satuan bahan.
4. Setiap pasangan kuda-kuda harus diberi angker yang mengikat terhadap dudukan kuda-
kuda/ringbalk sehingga perletakan kuda-kuda menjadi kaku dan tidak
mengalami pergeseran.
b. Pemasangan di tempat pembangunan
1. Pemborong berkewajiban untuk menjaga supaya lapangan untuk menumpuk
barang- barang yang telah diserahkan kepadanya tetap baik keadaannya.
2. Bilamana menurut pertimbangan Direksi dianggap terlalu lama waktunya antara waktu
mengangkut bagian-bagian itu dan memasangnya, maka bagian-bagian yang
tertumpuk setelah mendapat peringatan yang pertama harus dijaga dengan cara yang
tepat, supaya jangan menjadi rusak karena perubahan-perubahan iklim/cuaca.
3. Baut-baut, sekrup dan sebagainya harus disimpan dalam los yang tertutup
Bahan
Kecuali bilamana dinyatakan lain, maka semua bahan-bahan lain dalam pasal ini yang berada di
luar bangunan adalah bahan yang disetujui oleh pihak Pengawas.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada bangunan, terlebih
dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat persetujuan dari pengawas
/Direksi

PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI


Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan Gambar Kerja, maka yang
berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar dalam ukuran
skala besar yang diikuti.
1. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan
pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
2. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan pihak
Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.

G PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat dan bahan-bahan dalam hubungannya
dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
Bahan
a. Bahan penutup atap menggunakan Atap Aluminium/Spandek dengan ketebalan 0,35 mm,
buatan pabrik, anti karat, permukaan rata dan halus.
b. Nok/bubungan atap digunakan bubungan Aluminium/Spandek.
c. Talang dari bahan (aluminium).
d. Paku atap/payung panjang berlapis karet.
e. Atau bahan-bahan lain yang sama dan setara yang telah mendapat pesetujuan tertulis dari
pengawas.

Persyaratan Umum :
Secara umum pekerjaan harus memenuhi standar di bawah ini:
a. Peraturan Muatan Indonesia (PMI)
b. American Institute Of Steel Construction (AISC)
c. Japanese Industri Standard (JIS)
d. ASTM (American Sociaty for Testing Material)
e. American Welding Sociaty (WS)
f. Steel Structural Panising Council (SSPC)
g. Standard Industri Indonesia (SII)

Sistim Pemasangan :
a. Sistim pemasangan mengikuti arah kemiringan dan sebelum dipasang harus
dicek/ditimbang (elevasi), rata dan tidak bergelombang pada permukaan.
b. Pemasangan atap harus mengukuti susunan yang ada.
c. Sambungan harus saling bersinggungan adalah minimal satu gelombang/10 cm baik
kearah atas.
d. Sistim pemasangan mengikuti sistim pemasangan paten dari merek yang digunakan.
Sebelum dipasang harus dicek/ ditimbang (elevasi), rata dan tidak bergelombang pada
permukaan.
e. Semua permukaan atap harus mulus dan tidak terdapat goresan -goresan.
f. Pekerjaan atap dianggap selesai bila telah dibersihkan semua bekas-bekas
potongan/ guntingan dan paku-paku yang tertinggal dan telah di test dan dipastikan
bahwa tidak ada lagi kebocoran.
Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Mengikuti petunjuk patent dari pabriknya.
b. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapat persetujuan.
Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.
c. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi diperlukan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas.
e. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil yang baik dan
sempurna.

H PEKERJAAN LISTPLANK

Lingkup Pekerjaan
a. Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan
dalam hubungannya dengan gambar-gambar dan spesifikasi.
b. Semua pekerjaan Listplank dalam lingkup pekerjaan.

Bahan
a. Bahan yang digunakan adalah Listplank dari bahan bermerk Kalsi atau setara, berukuran 1. x
30 cm (lihat gambar)
b. Paku, Sekrup dll
c. Bahan yang ada harus memiliki sisi yang lurus dan sambungan harus siap dengan rencana
sambungan rapat dan rata.

Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu Direksi Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test-test
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai
dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.
c. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi diperlukan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas.
e. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil yang baik
dan sempurna.

Cara Pelaksanaan:
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan. Pemasangan harus rapih, lurus dan sistim sambungan rapat setelah terpasang.
b. Listplank harus ditimbang dengan menggunakan alat waterpass dan benang baik
vertikal maupun horisontal.
c. Bidang lisplank woodplank harus diperbaiki kembali apabila pada sambungan ternyata tidak
rata.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada bangunan, terlebih
dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat persetujuan dari pengawas / Direksi

PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI


Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan Gambar Kerja, maka yang
berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar dalam ukuran
skala besar yang diikuti.
1. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan
pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
2. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan pihak
Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.

I. PEKERJAAN KOSEN, KACA, PINTU DAN JENDELA

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan seluruh tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan
yang dipergunakan untuk melaksanakan pembuatan dan pemasangan pekerjaan kosen,
pintu dan jendela pada :
a. Kosen-kosen pintu dan jendela
b. Daun pintu dan jendela
c. Pekerjaan kaca
d. Serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing
dari Kontraktor yang disetujui Direksi Pengawas / MK.

Pengendalian Pekerjaan
Atau secara umum, semua pekerjaan harus dikerjakan menurut instruksi pabrik/produsen
dan standar-standar antara lain :
a. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI-NI-5/1961)
b. Rekomendasi kelayakan dari Pabrik terkait.

Bahan-Bahan
a. Spesifikasi Kosen
• Untuk kosen pintu ruangan (lihat petunjuk gambar), bahan yang akan digunakan
adalah Alminium 4" YKK (Hitam/Coklat) dengan kualitas baik dengan ukuran sesuai
gambar.
• Untuk kosen Pintu KM/WC, (lihat petunjuk gambar), bahan yang akan digunakan
adalah Kosen aluminium dengan kualitas yang memenuhi standar
kelayakan dari pabrik atau atas persetujuan direksi/pengawas lapangan.

b. Spesifikasi daun pintu jendela dan jalusi


1. Untuk daun Pintu ruangan menggunakan Tripleks 9 mm dengan di lapisi HVL dengan
kualitas baik berdasarkan ukuran sebagaimana yang tertera dalam gambar detail dengan
pengikat berupa Angker yang tertanam dalam dinding tembok.
2. Untuk daun pintu kamar mandi menggunakan strip aluminium bingkai profil pintu
aluminium.
3. Untuk daun keseluruhan daun jendela menggunakan Papan Kelas II dengan Kualitas Baik
berdasarkan ukuran sebagaimana yang tertera dalam gambar detail dengan pengikat berupa
Angker yang tertanam dalam dinding tembok.

c. Jenis dan Ukuran Kosen


1. Kosen pintu yang menggunakan Alminium ukurannya adalah 4" YKK (Hitam/Coklat)
2. Bingkai Pintu yang menggunakan papan, ukuran lebarnya 12 cm dan ketebalan 3,5 cm
(lihat gambar) dan tebal papan panil pintu minimal 2,5 cm.
3. Bingkai pintu yang menggunakan bahan aluminium, lebarnya berukuran 3” dengan
Aluminium strip lebar 8 cm,
4. Kontraktor harus meneliti perletakan dan bukaan-bukaan pintu/jendela pada gambar kerja
sebelum melaksanakan pekerjaan baik perakitan/pengadaan maupun pemasangan kosen
tersebut dan bila terdapat kelainan/kesalahan seperti kesalahan perletakan, bukaan, serta
ukuran-ukuran segera dikonsultasikan dengan direksi/ pengawas lapangan. Atas kelalaian
kontraktor, maka kontraktor diwajibkan memperbaiki/mengganti sesuai dengan gambar
kerja atau kebutuhan.
6. Type dan jenis daun pintu/jendela sesuai dengan gambar kerja (gambar detail).
7. Semua hasil produk daun pintu/jendela harus rata, licin dan sambungan rapat.
8. Untuk pintu menggunakan engsel Kuningan 4” penggantung minimal sebanyak 3 (tiga)
buah dengan kualitas yang baik dan daun jendela menggunakan engsel 3” sebanyak 2 (dua)
buah. Dan semua daun jendela menggunakan hak angin.
9. Jenis kaca yang digunakan adalah:
a. Kaca bening untuk jendela jungkit dengan ketebalan 5 (lima) mm untuk jendela, tidak
bergelombang dan harus produksi pabrik yang disetujui direksi, (penempatan sesuai
petunjuk gambar).

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada bangunan, terlebih
dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapa t persetujuan dari pengawas / Direksi

PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI


Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan Gambar Kerja, maka
yang berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar dalam
ukuran skala besar yang diikuti.
1. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan
pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
2. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan
pihak Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari
Direksi.

J. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI


Lingkup Pekerjaan Berkaitan dengan
a. Pemasangan Kunci-kunci
b. Pemasangan engsel dan kelengkapan jendela
c. Pemasangan kaca

Jenis Bahan
a. Untuk pintu papan dengan ukuran lebar 70 cm dan 80 cm menggunakan engsel kuningan
4” penggantung sebanyak 3 (tiga) buah, sedangkan untuk pintu papan dengan ukuran lebar
50 cm dan 60 cm serta semua pintu jenis aluminium menggunakan engsel kuningan 4”
penggantung sebanyak 2 (dua) buah.
b. Gantungan/engsel daun jendela kaca menggunakan engsel anti karat dengan jumlah 2 bh
setiap jendela.
c. Kait/hak angin dan tarikan digunakan untuk daun jendela kaca dengan bahan berkualitas
baik (khusus untuk jendela aluminium)
d. Grendel dan tarikan berkualitas baik digunakan untuk daun jendela kaca.
e. Kunci pintu/slot panjang merk Ses / Dorma / Alpha atau dengan kualitas setara digunakan
pada pintu panil double daun sebanyak 2 (dua) buah, yang satu tertanam ke lantai dan yang
lainnya tertanam ke sisi kosen. Kemudian slot pendek digunakan sebagai pengunci sementara
antara kedua daun pintu.
f. Kunci pintu/slot pendek merk Ses / Dorma / Alpha atau dengan kualitas setara juga
digunakan pada pintu aluminium masing-masing sebanyak 1 (satu) buah.
g. Kunci pintu tanam antik 2x putar merk Ses / Dorma / Alpha atau dengan kualitas setara
digunakan pada pintu panil kayu.
h. Kunci pintu tanam kamar mandi digunakan pada pintu aluminium.
i. Pemborong harus memperhatikan contohnya terlebih dahulu untuk mendapat
persetujuan Pemberi Tugas/Arsitek.
Cara Pelaksanaan
o Syarat-syarat bahan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar, harus dihasilkan dari
pabrik yang terkenal dan disetujui, dipilih atau yang selaras dengan yang dikehendaki oleh
Pemberi Tugas.
Pegangan-pegangan dan engsel-engsel harus dari baja galvanisir/Kuningan dengan
memakai ring nylon. Engsel-engsel menerus/piano dan engsel sendok untuk pekerjaan
halus harus dari kuningan (beras) pemakaian jenis engsel untuk satu daun pintu
menggunakan tiga buah engsel, sedangkan untuk daun jendela menggunakan dua buah
engsel jendela atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar.
Pemasangan dan penggantungan tidak boleh kandas baik terhadap ambang atas maupun
terhadap lantai keramik, sehingga daun dapat dengan leluasa dibuka dan ditutup tanpa ada
halangan sedikitpun.
o Kunci-kunci, engsel-engsel dan sebagainya yang tertera dalam gambar, rongga pada rangka
vertikal pada kunci dan penggantung dan di atas rel tidak boleh melebihi 3 mm. Semua
ujung- ujung yang runcing di bulatkan dan rangka vertikal pada kunci harus dimiringkan
sedikit.

Syarat-Syarat Pelaksanaan
o Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
o Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi diperlukan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
o Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas.
o Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil yang baik
dan sempurna.

Memperbaiki Pekerjaan Yang Tidak Sempurna


o Semua pintu dapat ditutup dan di buka dengan bebas tapi tidak longsor, tanpa macet atau
terlambat, dan semua kunci-kunci dan engsel-engsel cocok dan dapat bekerja dengan wajar.
o Bilamana terjadi bahwa pekerjaan-pekerjaan tersebut menjadi melengkung atau bengkok
atau kelihatan ada cacat-cacat lainnya sebelum masa pemeliharaan berakhir, maka
pekerjaan yang cacat tesebut harus dibongkar dan di ganti hingga Pemberi Tugas merasa
puas dan pekerjaan pekerjaan lainnya yang terganggu akibat pembongkaran tersebut harus
dibetulkan atas biaya pemborong.
o Perapihan dan penyempurnaan pada semua pertemuan antara tembok dan kosen
harus dilakukan secara berhati-hati agar tidak mengganggu/merusak lapisan permukaan
kosen.
o Semua pengujian kosen, daun pintu, daun jendela, penggantung harus dipastikan berfungsi
dengan baik dan kokoh sebelum pekerjaan dianggap selesai.

K. PEKERJAAN LANTAI

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, dan tenaga untuk:
a. Pemasangan keramik pada lantai dan dinding KM/WC;
b. Acian lantai ruangan dan teras/koridor sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar
rencana.

Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai standar-standar yang ditetapkan dalam :
NI-2-1971
NI-3-1970
NI-8-1972
SII-0241-1970
SII-0023 –BI PUBI –1982

Persyaratan Bahan
a. Jenis keramik yang digunakan untuk lantai KM/WC adalah jenis mozaik, badan keramik
padat (lebih padat dari porselin), berwarna cerah dan permukaan yang tidak licin.
b. Jenis keramik yang digunakan untuk dinding KM/WC adalah jenis polos, berwarna cerah
dan permukaan yang licin.
c. Permukaan keramik tidak boleh menampakkan cacat, bengkok (melenting) retak-retak,
bagian glasir terlepas, lubang-lubang jarung atau cacat kotor dari bahan glasir.
d. Harus siku, tahan terhadap gesekan dengan kekerasan tidak kurang dari 5 skala mohs
(kehilangan berat karena uji gesekan tidak lebih dari 0,10 gr/ ubin).
e. Acian pada lantai ruangan dan teras/koridor menggunakan Semen Portland.
Bahan-Bahan
a. Acian untuk Lantai ruangan dan teras/koridor menggunakan Semen Portland dengan a las
lantai dari beton cor K100 tebal 5 cm, setelah pasir urug ruang dipadatkan.
b. Lantai untuk kamar mandi/WC, menggunakan bahan dari ubin Keramik jenis kasar
dan berkualitas baik (siku, rata dan KW1) tidak pecah.
c. Untuk dinding menggunakan keramik polos dengan ukuran sesuai gambar, dari jenis KW1
dan bermotif yang dipasang rata dan nat lurus dan tidak berongga.
d. Bahan perekat dan Pengisi Nat Bahan additive campuran perekat untuk ubin keramik yang
dipergunakan untuk pemasangan pada dinding dan lantai adalah produksi AM.40
CERAMA CEMENT, C-CURE, AM.30 MORTAFLEX fix, C-CURE (untuk eksterior) atau yang
setara dan disetujui Direksi Lapangan.
1. Adukan untuk alas : 1 bag pc : 4 bag pasir
2. Adukan untuk sambungan : 1 bag pc : 3 bag pasir Portland Cement (PC), pasir dan air,
dalam segala hal harus memenuhi ketentuan- ketentuan pasal terdahulu.
e. Kontraktor menyediakan tambahan ± 0,3% untuk setiap jenis keramik guna
pemeliharaan pemilik bangunan (extra stock).
Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini, sebelum dipasang terlebih
dahulu diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapat
persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi dari pabrik yang
bersangkutan.
b. Apabila dianggap perlu Direksi Pengawas dapat meminta untuk mengadakan test –test
laboratorium yang dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai
dasar persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggung jawab kontraktor
sepenuhnya.
c. Material lain yang belum terdapat dalam persyaratan diatas, tetapi diperlukan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus kualitas terbaik dari
jenisnya dan harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Ukuran dari unit-unit bahan yang dipasang sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar, dari produk yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas.
e. Pekerjaan harus dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang terampil/ahli dengan hasil yang baik
dan sempurna.
Pelaksanaan
a. Pemeriksaan
1. Sebelum mulai memasang ubin, Pemborong harus memeriksa apakah persiapan dasarnya
sudah baik dan yakin bahwa dasar pasir sudah betul-betul padat.
2. Semua pasangan pipa-pipa, penanaman ke tanah, saluran-saluran dan sebagainya harus
dilaksanakan dan diperiksa sebelum memulai memasang ubin.
3. Cara mencampur adukan alas tersebut harus dicampur dalam alat tempat mencampur
adukan alas tersebut harus dicampur dalam alat tempat mencampur yang telah disetujui atau
dicampur dengan tangan di atas permukaan yang keras. Sangat dilarang memakai adukan
yang sudah mulai mengerah atau membubukannya/menghancurkannya untuk dipakai
lagi
4. Permukaan dinding bata/beton harus diberi plester yang rata dulu, sebelum lapisan ubin
keramik dipasang.

b. Memotong Tegel/Ubin
1. Sedapat mungkin pemotongan tegel harus dicegah dan tidak boleh pada ada potongan yang
lebih kecil dari 0,5 ukuran ubin, kecuali jika tercantum dalam gambar. Pemotongan harus
dilakukan dengan hati-hati tanpa pinggirnya berigi-rigi atau kelihatan lapisannya.
2. Apabila diperlukan pemotongan, harus menggunakan mesin pemotong keramik dan sudut
tepinya digurinda hingga halus dan rata.
c. Memasang tegel Keramik
1. Kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan pada saat menentukan
awal pemasangan ubin keramik.
2. Keramik yang akan dipasang harus dalam keadaan baik, utuh, tidak retak dan cacat.
3. Tegel harus dipasang di atas adukan yang setengah kering seperti ditentukan pada bab 2.4
dari pasal ini dan tabelnya di manapun tidak boleh lebih tipis dari 20 mm, dipadatkan
sampai dasar dan dibiarkan lembab untuk mengurangi penghisapan. Lapisan atas adukan
yang akan dipasangi tegel itu harus dijatuhkan dan disebarkan seperti dikehendaki dan
sambungan-sambungan harus merupakan garis lurus dan juga warnanya harus diusahakan
sama dengan tegelnya. Sebelum memasang tegel, alas adukan harus ditaburi semen
kering 1 m2 setiap kali dan tegel-tegel disiapkan dengan jalan membersihkan debu dari
bagian bawahnya dan mengusapkan adonan semen 24 jam sebelum dipasang. Lebar
sambungan harus 3 mm dan diisi dengan adonan kering yang diuraikan pada Bab
sebelumnya, di atas adukan yang terdiri dari 1:1 semen sesudah menunggu sampai isian
pertama menjadi kuat.
4. Nat dan keramik harus disesuaikan dengan pemasangan M/E.
5. Nat ubin keramik yang diizinkan adalah 4 mm. Harus rata dan lurus serta pemasangan harus
dileveling dengan memakai waterpass.
6. Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, kontraktor harus mengadakan persiapan yang baik
terutama pemadatan pasir urugan yang menggunakan mesin stemper dengan baik
permukaan yang akan dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. Harus
disetujui oleh pengawas/direksi, baik kontrol rencana peil lantai yang diinginkan maupun
leveling.
7. Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan letak-letak ruang, beda tinggi lantai,
pemasangan keramik lantai, dimulai dari tulangan/patokan yang telah direncanakan.
8. Sebelum dipasang keramik lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu.
9. Setiap jalur pemasangan sebaiknya ditarik benang dan rata air.
10. Adukan semen kental untuk pemasangan keramik harus penuh, baik dipermukaan dasar
maupun dibagian belakang keramik yang terpasang, yang sementara terpasang.
11. Perbandingan dan adukan dan ketebalan rata-rata dianjurkan adalah : untuk lantai 1pc : 3ps
dengan ketebalan rata-rata ± 0,5 – 1,5 cm diatas lantai kerja.
12. Lebar Nat yang dianjurkan, untuk lantai ± 3 mm dengan adukan pengisi nat dari semen
Tegel special hingga berisi penuh dan dioles dengan jari tangan atau dengan
menggunakan bahan dari karet atau gabus agar permukaan menjadi mulus dan mengkilap.
13. Pengisian siar-siar dengan bahan grouting dilaksanakan paling sedikit 4 (empat) hari
setelah pemasangan keramik mengering.
14. Pemasangan semen nat, dilaksanakan paling cepat 24 jam sesudah pemasangan tegel
keramik lantai.
15. Siar-siar/nat harus diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan dalam persyaratan bahan,
warna sesuai dengan warna keramik yang dipasang.
16. Pemotongan ubin harus dihindarkan. Namun bila terpaksa harus dipotong, maka potongan
terkecil tidak boleh kurang dari ½ ukuran ubin. Pemotongan harus dilakukan dengan hati-
hati dan memakai alat pemotong elektrik.
17. Apabila mutu dan cara pemasangan tersebut diatas tidak memenuhi mutu standar atau
percontohan yang sudah disepakati, maka direksi/pengawas wajib mela kukan perintah
pembongkaran secara tertulis kepada pelaksana kontraktor dilapangan.
18. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda hingga rapih dan
bersih.
19. Hasil pemasangan keramik harus dilindungi dari hal-hal yang dapat menimbulkan
kerusakan atau cacat, bila hal ini terjadi sebelum penyerahan pekerjaan maka harus
diperbaiki atas biaya Direksi Lapangan.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada bangunan,
terlebih dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat persetujuan dari pengawas
/ Direksi

PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI


Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan Gambar Kerja, maka
yang berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar dalam
ukuran skala besar yang diikuti.
1. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan
pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
2. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan
pihak Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari
Direksi.

L. PEKERJAAN PENGECATAN

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga untuk melaksanakan pekerjaan
pengecatan. Pekerjaan yang termasuk bagian ini :
a. Cat kosen dan pintu kayu;
Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan standar sebagi berikut :
JIS-6909/6010
NI-3-1970
NI-4-1972
ASTM-D-3363(Powder Coating)
A-153 (Galvanizing)
Bahan-Bahan
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan dan disetujui di sini adalah sesuai dengan
penggunaannya yang telah disetujui Direksi Lapangan.
a. Cat Kayu
Cat yang digunakan dapat dari merk-merk seperti: Avian, Glotex, atau lainnya yang kualitasnya
setaraf dan disetujui
Daftar Bahan-Bahan
Setelah kontrak ditandatangani, Pemborong harus secepatnya tapi tidak kurang dari 2 (dua) bulan
sebelum memulai pekerjaan pengecatan mengajukan daftar dari semua bahan-bahan yang akan
dipakai untuk pekerjaan pengecatan dan dikoreksi kepada Pemberi Tugas/Direksi. Semua bahan-
bahan harus disetujui oleh Pemberi Tugas/Direksi.
Pemilihan Warna
Semua warna harus dipilih oleh Arsitek/Direksi, dan pemborong harus memasukan dalam
penawarannya biaya untuk mengadakan contoh warna-warna untuk disetujui. Pemborong
harus menyerahkan contah warna-warna tersebut kepada Arsitek pada suatu potongan
tripleks atau asbes berukuran 30x30 cm masing-masing warna. Setelah disetujui oleh Arsitek,
maka yang satu akan disimpan oleh Pemborong.
Pelaksanaan
Cat Kayu
1. Sebelum pengecatan kosen dan pintu kayu dimulai, Kontraktor harus membuat contoh-
contoh warna kepada Direksi Lapangan untuk disetujui.
2. Kontraktor harus melaksanakan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan
pakai yang dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
3. Permukaan bidang yang akan dicat harus dibersihkan lebih dahulu dari segala kotoran, debu,
minyak dan dibuat rata serta dalam keadaan kering dengan kadar air max. 15%! ditest.
4. Pengecatan kayu disyaratkan menggunakan kuas berkualitas baik dengan merk seperti eterna
atau setaraf sesuai petunjuk Direksi Lapangan.
5. Kayu yang akan dicat sebelum harus diplamuur kayu agar cat dapat melekat dengan baik
pada setiap permukaan yang akan dicat.
6. Lapisan cat dasar sebanyak 1 (satu) kali.
7. Kemudian lapisan cat penutup mencapai minimal 2 (dua) kali, dilakukan secara bertahap
untuk mendapatkan hasil pengecatan yang halus dan merata sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuatannya dan persetujuan Direksi Lapangan.
Keahlian
Pekerjaan mengecat hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli dan
berpengalaman dalam bidang ini dan selalu dalam pengawasan mandor lapangan.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada bangunan, terlebih
dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat persetujuan dari pengawas / Direksi
PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI
Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan Gambar Kerja, maka
yang berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar dalam
ukuran skala besar yang diikuti.
1. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan
pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
2. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan
pihak Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari
Direksi.

M. PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan-pekerjaan yang termasuk dalam keahlian ini meliputi penyediaan semua bahan yang
diperlukan dalam instalasi penerangan yang lengkap, instalasi tenaga sistim penghubung ke bumi,
termasuk papan-papan sekering, pemutus-pemutus aliran utama, pembantu, memiliki
Sertifikat Layak Operasional (SLO) dan sebagainya. Pekerjaan-pekerjaan yang ditentukan dalam
pasal ini, dimulai pada pemasukan kabel tanah panil utama.

Peraturan Pemasangan
Pemasangan instalasi pekerjaan listrik ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan
sebagai berikut:
 PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku saat ini.
 PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi ini.
 Standar Nasional Indonedia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi ini.
 SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
 Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum diatur
dalam standar/peraturan diatas.
 Standar Nasional Indonesia (SNI tentang Tata Cara Perencanaan Teknis Konversi Energi
pada Bangunan Gedung).

Umum
a. Cara pemasangan semua peralatan listrik (armatur lampu, kabel, saklar, lemari pembagi
dll), harus dilakukan dengan rapi, memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditetapkan
oleh PLN setempat.
b. Semua peralatan yang digunakan harus dalam keadaan baru, memenuhi syarat-
syarat kekuatan listrik dan mekanis yang distandarkan dan disetujui terlebih dahulu oleh
pemilik atau badan yang ditunjuk oleh pemilik.
c. Kualitas semua peralatan minimum harus sama dengan kualitas alat-alat buatan
TIGER, SIEMENS, atau pabrik sejenis.
d. Pekerjaan Instalasi
Semua pekerjaan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh perusahaan yang ternama dan
dapat dipercaya atau oleh pekerja-pekerja Pemborong yang ahli. Seluruh pekerjaan
instalasi listrik harus dilaksanakan sesuai dengan edisi paling akhir dari “Peraturan
Umum Instalasi-instalasi Listrik di Indonesia”, atau peraturan-peraturan setempat
lainnya yang lazim (berlaku), dan harus memerlukan persetujuan Pemerintah dan
Pemberi Tugas. Perusahaan instalasi tersebut harus mempunyai izin usaha khusus untuk
pekerjaan instalasi yang disahkan oleh PLN pada lokasi eksploitasi dimana proyek
dibangun. Pekerjaan pada sub Kontraktor ini harus dengan sepengetahuan Pemberi
Tugas.
e. Gambar-gambar
Diagram dari instalasi-instalasi listrik ditunjukan dalam gambar kontrak. Diagram-
diagram ini hanya menunjukan pekerjan instalasi yang akan dipasang. Aliran dan
pengaturan saluran- saluran, kawat-kawat, kedudukan saklar (switch).Stop kontak,
papan sekering (panel board) dan sebagainya dalam garis besarnya harus seperti
yang ditunjukan, dapat diperoleh jika dikehendaki untuk disesuaikan dengan keadaan
bangunan, tapi tergantung kepada persetujuan Pemberi Tugas, meskipun persetujuan
seperti itu tidak membebaskan Pemborong dari tanggung jawab untuk mendirikan
instalasi dengan cara yang ahli, yang betul dan tepat fungsinya, ukuran-ukurannya
dan sifat-sifat pekerjaan selanjutnya. Pemborong harus menyerahkan gambar kerja
(shop drawing) tentang sakelar-sakelar dan papan sekering dan untuk tiap satuan
(unit) bangunan, menyediakan gambar-gambar instalasi yang persis seperti yang
dipasang (as installes drawing).

Jenis Bahan.
a. Panel Tegangan Rendah.
1. Panel Tegangan Rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus mengikuti
peraturan IEC dan PUIL.
2. Panel yang digunakan dari jenis Plastic / Viber yang dapat menampung 5 hingga 8
MCB.
3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan sebagainya
harus diatur sedemikian rupa, sehingga apabila diperlukan pada waktu perbaikan-
perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen yang di maksud
maka hal itu dapat dengan mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-
komponen yang lainnya.
4. Ukuran dari tiap-tiap unit panel, harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan
sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Komponen-komponen
pengaman yang dapat digunakan, adalah yang sesuai pada Gambar.

b. Kabel – kabel.
1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6 KV dan
0,5 KV untuk kabel NYM dari merk yang lolos standard yang diizinkan.
2. Pada prinsipnya, kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah; Jenis NYM dan NYA untuk
kabel penerangan.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan
terlebih dahulu pada Direksi.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipergunakan adalah 2,5 mm.

c. Lampu - Lampu.
1. Lampu Sumpit serta komponennya yang digunakan harus berkualitas baik.
2. Fitting lampu dari type yang digunakan berkualitas baik .
3. Kapasitas lampu tercantum seperti di BQ.

d. Kotak Kontak dan Saklar.


1. Saklar yang akan dipasang pada dinding tembok adalah type pemasangan masuk/Inbow
dan kotak-kotak Inbow dipasang pada dinding yang tampak di Gambar.
2. Kotak kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 10 A dan mengikuti
Standard VDE sedangkan, kotak kontak khusus 1 (satu) phase (inbow), mempunyai
rating 15 A.
3. Kotak kontak khusus 3 (tiga) phase (inbow) harus mempunyai rating minimal 15 A.
4. Kotak Kontak dinding dan Saklar yang dipasang 150 cm dari permukaan lantai.
5. Jenis kotak Kontak dan Saklar yang digunakan yaitu merk Panasonic atau setara.

e. Grounding.
1. Kawat Grounding dapat dipergunakan kawat telanjang ( BBC = Bare Copper Conductor
).
2. Besarnya kawat Grounding yang bisa digunakan, minimal berpenampang sama dengan
penampang kabel masuk, (incoming feeder).
3. Elektrode Pentanahan untuk Grounding digunakan pipa Galvanized dengan
diameter minimal satu inchi. Diujung pipa tersebut dipasang Copper Rod sepanjang 0,5
m. Elekrode Pentahanan yang dipantek didalam tanah, minimal sedalam 6 m atau sampai
menyentuh permukaan air tanah.

Persyaratan Teknis Pemasangan.


a. Panel-panel
1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan harus
rata ( horisontal ).
2. Setiap Kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan Gland dari karet,
atau Penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
3. Panel harus di-tanah-kan.

b. Kabel – kabel.
1. Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda dengan Cable Merk yang jelas dan
tidak mudah lepas, untuk mengidentifikasikan arah beban.
2. Setiap Kabel Daya, pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk mengidentifikasi-
kan phasenya dengan PUIL.
3. Kabel Daya yang dipasang, harus di Klem dan disusun dengan rapih.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya penyambungan, kecuali pada
kabel penerangan.
5. Seluruh kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton, harus dibuatkan Sleeve
dari pipa PVC, dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.

c. Lampu – lampu Penerangan.


1. Pemasangan Lampu Penerangan harus disesuaikan dengan rencana Plafond dan artistik serta
disetujui oleh Direksi.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond.
3. Penggunaan Lampu sesuai gambar kerja adalah :
Sesuai dengan Bill Of Quantity)
Pentanahan.
a. Semua bagian dari sistim listrik harus ditanahkan.
b. Elektroda Pentanahan harus ditanam dengan kedalaman sesuai standard.
c. Tahanan Pentanahan maximum adalah 2 Ohm.

Pengujian.
a. Sebelum semua peralatan utama dari sistim listrik itu dipasang, harus diadakan terlebih
dahulu pengujian secara individual.
b. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian yang
baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta instansi lain yang berwenang untuk
itu.
c. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari
sistim, untuk menjamin bahwa sistim tersebut berfungsi dengan baik.

Catatan:
Bahan atau material yang akan dimasukkan ke lokasi atau akan digunakan pada bangunan, terlebih
dahulu harus ada pengajuan contoh (Requesheet) untuk mendapat persetujuan dari pengawas /
Direksi.
Apabila terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan Gambar Kerja, maka
yang berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
Apabila terdapat perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar dalam
ukuran skala besar yang diikuti.
3. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada pelaksanaan
pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
4. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1, 2, dan 3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan
pihak Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari
Direksi.

Makassar, 28 Mei 2021

Kuasa Pengguna Anggaran


Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan

H. HERY SUMIHARTO, SE. M.Ed.


Pangkat : Pembina Tk.I,/ IV.b.
NIP. 19680829 198903 1 009

Anda mungkin juga menyukai