Tugas Makalah Kepemimpinan Aliatin

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MAKALAH

KEPEMIMPINAN LEMBAGA

OLEH :
SITTI AL AALIATIN HAMSAH
G2UA121030
KELAS B

PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALUOLEO
TAHUN 2021-2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kepemimpinan dipahami sebagai segala daya upaya besama untuk mengerakan
semua sumber dan alat (resources) yang tersedia dalam suatu oganisasi. Resaouces
tersebut dapat tergolongakan menjadi dua bagian besar, yaitu: human resource dan non
human resaouces. Dalam lembaga pendidikan, khususnya lembaga pendidikan yang
termasuk salah satu unit organisasi juga terdiri dari berbagai unsure atau sumber, dan
manusia lah merupakan unsure terpenting. Untuk itudapat dikatakan bahwa sukses
tidaknya suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung
atas kemampuan pemimpinya untuk menubuhkan iklim kerja sama dengan mudah an
dapat menggerakan sumber-sumber daya yang ada sehingga dapat mendaya gunakanya
dan dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Sebagai suatu organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidak hanya seorang
manajer untuk mengelola sumber daya lembaga pendidikan yang lebih banyak
berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya, tetapi
juga memerlukan pimpinan yang mampu menciptakan sebuah visi dan semua komponen
individu yang terkait dengan lembaga pendidikan. Pemimpin maupun manajer diperlukan
dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Berbeda dengan organisasi lain, lembaga
pendidikan merupakan bentuk organisasi moral yang berbeda dengan bentuk organisasi
lainnya. Sebagai suatu organisasi, kesuksesan lembaga pendidikan,tidak hanya di
tentukan oleh kepemimpinan pendidikan, tetapi juga oleh tenaga kependidikan lainnya
dan proses lembaga pendidikan itu sendiri. Kepemimpinan pendidikan berkewajiban
untuk mengkoordinasikan ketenagaan pendidikan di lembaga pendidikan untuk menjamin
teraplikasinya peraturan pada lembaga pendidikan.
Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan
tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah
mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata
lain tercapai atau tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya.
   Dengan demikian kehidupan suatu organisasi sangat ditentukan oleh peran
seorang pemimpin. Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang Mampu
menumbuhkan dan mengembangkan usaha kerja sama serta memelihara iklim yang
kondusif dalam kehidupan organisasi. Kepemimpinan yang baik adalah kepemimpinan
yang dapat mengintegrasikan orientasi tugas dengan orientasi   hubungan manusia.1
            
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian kepemimpinan dalam lembaga pendidikan?
2. Bagaimana gaya kepemimpinan dalam lembaga pendidikan?
3. Bagaimana tipe kepemimpinan dalam lembaga pendidikan?
4. Bagaimanakah bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan ?
5. Bagaimana kepemimpinan yang efektif dalam lembaga pendidikan?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa pascasarjana lebih mengetahui tentang
Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan.

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan oleh penulis dalam menulis makalah ini adalah metode
analisis komperatif yang berasal dari studi kepustakaan yang dilakukan pada buk buku
manajemen sumber daya manusia dan manajemen pendidikan serta buku-buku lain
tentang pendidikan.

BAB II
1
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalan proses dimana satu individu mempengaruhi anggota
kelompok lain menuju pencapaian tujuan kelompok atau organizational yang
didefenisikan.2
Kepemimpinan didefenisikan sebagai kemepuan memengaruhi suatu kelompoj
menuju pada pencapaian tujuan. Sumber dari pengaruh mungkin bersifat formal, seperti
yang diberikan pada jabatan manajerial dalam organisasi.3
Kepemimipnan adalah kemampuan memengaruhi suatu kelompok menuju
pencapaian sebuah visi atau serangkaian tujuan4
Kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi banyak orang melalui komunikasi
untuk mencapai tujuan5
Leadership is the process of influ ence other to understand and agree about what
needs to be done and how to do it. And the process of facilitating individual and
collective effort to accomplish shared objectives.6
Leadership is Interpesonal influence exercide in a situation, and directed, trough
the communication process, toward the attainment of a specified goal or goals7
Kepemimpinan merupakan kemampuan dan ketrampilan sesorang yang
menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja untuk memengaruhi perilaku orang lain
terutama bawahannya untuk berfikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui
perilaku yang positif ia memberikan sumbangsih nyata dalam pencapaian tujuan
organisasi.8
Dua teori kepemimpinan yang cukup menarik perhatian para pengamat dan
praktisi pengembangan sosial antara lain:9
1.      Teori kepemimpinan karismatik (charismatic leadership)

2
3
4
5
6
7
8
9
Pemimpin-pemimpin karismatik menampilan ciri-ciri sebagai berikut:
a.    Memiliki visi yang amat kuat atau kesadaran tujuan yang jelas
b.    Mengkomunikasikan visi itu dengan efektif
c.    Mendemonstrasikan konsistensi dan fokus
d.   Mengetahui kekuatan- kekuatan sendiri dan memanfaatkanya.
2.      Teori kepemimpinan tranformasional (tranformational leadership)
Pemimpin–pemimpin transaksional membimbing atau memotivasi pengikutnya
atau bawahannya kearah tujuan yang telah ditentukan dengan cara menjelaskan
ketentuan-ketentuan peran dan tugas. Pemimpin tranformasional memberikan
pertimbangan yang bersifat individual, stimulasi intelektual dan memiliki
karismatik. Kepemimpinan teransformational dibagun dari kepemimpinan
transaksional.

 Pengaruh pemimpin itu pada pihak lain dapat memperkembangkan hubungan


kemanusiaan yang lebih baik, dapat mempengaruhi pertumbuhan sikap-sikap yang positif
dari pada individu-individu yang dipimpinnya. Dan yang paling penting ialah pengaruh
kepemimpinannya sangat menentukan bagaimana kualitas kegiatan kerjasama dan
kualitas hasil yang dapat dicapai oleh kegiatan kerjasama dalam lembaga tersebut.
Dari beberapa definisi kepemimpinan tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah suatu kegiatan mempengaruhi orang lain agar orang tersebut mau
bekerja sama (mengkolaborasi dan mengelaborasi potensinya) untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk
memperoleh konsenseus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar
tujuan organisasi tercapai. Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan terdiri atas:

1.      Mempengaruhi orang lain agar mau melakukan sesuatu.


2.      Memperoleh konsensus atau suatu pekerjaan.
3.      Untuk mencapai tujuan manajer
4.      Untuk memperoleh manfaat bersama
Dalam hal ini kepemimpinan dalam sebuah lembaga pendidikan bagaimana
seorang pemimpin mampu mempengaruhi serta menggerakan dan mengkoordinasikan
anggotanya. Karena dalam sebuah lembaga pendidikan terdapat beberapa beberapa
komponen (warga sekolah) seperti guru, staf, peserta didik dan masyarakat.
Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin pada satu lembaga satuan pendidikan.
Tanpa kehadiran kepemimpinan pendidikan, proses pendidikan termasuk pembelajaran
tidak akan berjalan efektif. Kepemimpinan pendidikan adalah pemimpin yang proses
keberadaannya dapat dipilih secara langsung, ditetapkan oleh yayasan, atau ditetapkan
oleh pemerintah
Lembaga pendidikan merupakan sebuah wahana untuk pengembangan diri
seseorang untuk menjadi lebih baik. Seorang pemimpin lembaga pendidikan dituntut agar
memiliki kemampuan menggerakkan personel satuan pendidikan atau sekolah dalam
melaksanakan tugas pembelajaran sesuai prinsip-prinsi pedagogik. Karena kepemimpinan
adalah suatu kemampuan mempengaruhi kelompok kerah pencapaian tujuan.

B. Gaya Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan


Dengan menyebutkan “ kepemimpinan pendidikan”, maka disamping
menjelaskan dimana kepemimpinan itu berada dan berperan, tambahan kata “pendidikan”
dibelakang kata “kepemimpinan” hendaknya menampakkan pula gaya atau cirri-ciri
khusus kepemimpinan yang bersifat mendidik, membimbing, dan mengemong
tetapibukan memaksa dan menekan dalam bentuk apapun.
Gaya kepemimpinan, pada dasarnya mengandung pengertian sebagai suatu
perwujudan tingkah laku dari seorang pemimpin, yang menyangkut kemampuannya
dalam memimpin yang mampu mempengaruhi karyawannya.10
Dalam lembaga pendidikan pemimpin dituntut untuk memiliki gaya yang sesuai
dengan karakteristiknya. Semakin bagus dan baik gaya seorang pemimpin dalam lembaga
pendidikan, lembaga pendidikan tersebut akan semakin mudah dalam menggapai tujuan.
Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin, pada dasarnya dapat diterangkan
melalui aliran teori sebagai berikut11:

10
11
1.      Teori Genetis (Keturunan)
Inti dari teori ini menyatakan bahwa “Leader are born and nor made”
(pemimpin itu dilahirkan (bakat) bukannya dibut). Para penganut aliran ini
mengatakkan pendapatnya bahwa seorang pemimpin akan menjadi pemimpin
karena ia telah dilahirkan dengan bakat kepemimpinan. Dalam keadaan
bagaimanapun seseorang ditempatkan karena ia telah ditakdirkan menjadi
pemimpin, sesekali ia kelak akan timbul sebagai pemimpin. Berbicara mengenai
takdir, secara filosofis pandangan ini tergolong tergolong pada pandangan fasilitas
atau determinis.

2.      Teori Sosial


Jika teori pertama diatas adalah teori yang ekstrim padda satu sisi, maka
teori inipun ekstrim pada sisi lainnya. Inti aliran teori sosial ini ialah “ Leader are
made and not born”   (Pemimpin itu dibuat atau dididik bukan kodrati). Jadi teori
ini merupakan kebalikan inti teori genetika. Para penganut teori ini
mengetengahkan pendapat bahwa setiap orang bias menjadi pemimpin apabila
diberikan pendidikan dan pengalaman yang cukup.

3.      Teori Ekologi


Kedua teori yang ekstrim diatas tidak semuanya mengandung kebenaran,
maka sebagai reaksi terhadap kedua teori tersebut timbulah aliran teori ketiga.
Teori yang disebut ekologis, teori ini pada intinya bahwa seseorang hanya akan
berhasil menjadi pemimpin yang baik apabila ia telah memiliki bakat
kepemimpinan. Bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang
teratur dan pengalaman yang memungkinkan untuk dikembangkan lebih lanjut.
Teori ini menggabungkan segi-segi positif yang laing mendekati
kebenaran.Namun demikian, penelitian yang lebih mendalam masih diperlukan
untuk dapat mengatakanang secara pasti apa saja factor yyang menyebabkan
timbulnya sosok pemimpin yang baik.

C. Tipe Kepemimpinan Dalam Lembaga Pendidikan


Dalam setiap realitasnya bahwa pemimpin dalam melaksanakan proses
kepemimpinanya terjadi adanya suatu perbedaan antara pemimpin  satu dengan yang
lainnya. tipe-tipe kepamimpinan dibagi menjadi 6, yaitu12:

1. Tipe kepemimpinan pribadi (personal ledaership). Dalam system


kepemimpinan ini, segala sesuatu tindakan itu dilakukan dengan
mmengadakan kontak pribadi. Petunjuk itu dilakukan secara pribadi oleh
pemimpin yang bersangkuta.
2. Tipe kepimimpinan non pribadi (non personal leader) segala sesuatu
kebijaksanaan yang dilaksanakan melalui bawahan-bawahan atau media non
pribadi baik rencana atau perintah juga pengawasan.
3. Tipe kepemimpinan otoriter (autoritorum leadership). Pemimpiin otoriter
biasanya bekerja keras, sungguh-sungguh, teliti dan tertib. Ia bekerja
menurut peraturan-peraturan yang berlaku secara ketat dan instruksi-
instruksinya harus ditaati.
4. Tipe kepemimpinan demokratis (democratis leadership). Pemimpin yang
demokratis menganggap dirinya sebagai bagian dari kelompoknya dan
bersama-sama dengan kelompoknya berusaha bertanggung jawab tentang
terlaksannya tujuan bersama. Agar setiap anggotanya bertanggung jawab,
maka seluruh anggota ikut serta dalam segala kegiatan, perencanaan,
penyelenggaraan, pengawasan, dan penilaian. Setiap anggota dianggap
sebagai potensi yang berharga dalam usaha pencapaian tujuan.
5. Tipe kepemimpinan paternalis (paternalis leadership). Kepemimpinan ini
dicirikan oleh suatu pengaruh yang bersifat kebapakan dalam hubungan
pemimpin dan kelompok.
6. Tipe kepemimpinan menurut bakat (indogenous leadership). Biasnya timbul
dari kelompok orang-orang yyang informal dimana mungkin mereka
berlatih dengan adanya system kompetisi, sehingga bisa menimbulkan klik-
klik dari kelompok yang bersangkutan dan biasanya yang muncul pemimpin

12
yang mempunyai kelemahan di antara yang ada dalam kelompok tersebut
menurut bidang keahliannya dimana ia berkecimpung.

Selain Diatas, menurut Isjoni juga terdapat dua tipe kepemimpinan yaitu :

1. Partisifativ
Kepemimipinan yang partisivatif adalah suatu cara memimpin yang
memungkinkan para bawahan turut serta dalam proses pengambilan
keputusan, bila ternyata proses tadi mempengaruhi kelompok, atau bila
memang kelompok (bawahan) ini mampu turut berperan dalam
pengambilan keputusan dalam hal ini atasan tudak hanya memberikan
kesempatan kepada mereka yang berinisiatip akan tetapi akan membantu
mereka menyelesaikan tugas mereka sendiri, umpamaya dengan
memberikan fasilitas.pemimpi di sini bermaksud untuk mengembangkan
rasa tanggung jawab bawahan dalam mencapai tujuan kelompok, organisasi
atau lembaga, dengan menggunakan cara memberi pujian, atau juga
memberikan kritik yang membangun walau pada akhirnya tanggung jawab
untuk membuat keputusan itu ada ada tangan pemimpin namun dalam
prosesnya, pengambilan keputusan itu dikerjakan besama-sama dalam
anggota kelompok.13

2. Laisser faire (bebas)


Dengan cara ini seorang pemimpin akan meletakan tanggung jawab
pengambilan keputusan sepenuhnya kepada para bawahan. Disini pemimpin
hanya sedikit saja atau hampir sama sekali tidak memberikan pengarahan.
Sudah barang tentu dengan cara ini maksud pemimpin adalah menggangap
bawahanya sudahdewasa, dan tau apa kewajibannya. Dalam cara ini
komunikasi antar bawahan, maupun antara bawahan dengan pemimpinanya
kurang sekali.14

D. Kepemimpinan dalam Lembaga Pendidikan


13
14
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan adalah kepala
sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. 15 Karena ia
merupakan pemimpin dilembaganya, Mulyasa mengatakan, kegagalan dan keberhasilan
sekolah banyak ditentukan oleh kepala sekolah.karena mereka merupakan pengendali dan
penentu arah yang hendak ditempuh sekolah menuju tujuannya.sekolah yang efektif ,
bermutu, dan favorit tidak lepas dari peran kepala sekolahnya.maka ia harus mampu
membawa lembaganya kearah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan,ia harus mampu
melihat adanya perubahan serta mampu melihat masa depan dalam kehidupan global
yang lebih baik.kepal sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran dan keberhasilan
semua urusan pengaturan dan pengelolaan sekolah secara formal kepada atasannya atau
secara informal kepada masyarakat yang telah menitipkan anak didiknya.
Sebagai pemimpin pendidikan yang professional,kepala sekolah dituntut untuk
selalu mengadakan perubahan, mereka harus memiliki semangat yang berkesinambungan
untuk mencari terobosan-terobosan baru demi menghasilkan suatu perubahan yang
bersifat pengembangan dan penyempurnaan.dari kondisi yang memprihatinkan menjadi
kondisi yang lebih dinamis, baik segi fisik maupun akademik ,seperti perubahan
semangat keilmuan,atmosfer belajar dan peningkatan strategi pembelajaran.disamping
itu, kepala sekolah juga harus berusaha keras menggerakkan para bawahannya untuk
berubah ,setidaknya mendukung perubahan yang dirintis kepala sekolah secara
proaktif,dinamis, bahkan progresif, system kerja para bawahan harus lebih kondusif,
kinerja mereka harus dirangsang supaya meningkat, disiplin mereka harus dibangkitkan,
sikap kerjasama mereka lebih dibudayakan, dan suasana harmonis diantara mereka lebih
diciptakan.  
Kualitas dan kompetensi kepala sekolah secara umum setidaknya mengacu
kepada empat hal pokok,yaitu16 :
(a) sifat dan ketrampilan kepemimpinan ;
(b) kemampuan pemecahan masalah;

15
16
(c) ketrampilan social;dan
(d) pengetahuan dan kompetensi professional.
Secara garis besar kualitas dan kompetensi kepala sekolah dapat dinila dari
kinerjanya dalam mengaktualisasikan fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah yaitu
meliputi:17
1. Sebagai Pendidik (educator)
a.    Kemampuan membimbing guru dalam melaksanakan tugas
b.    Mampu memberikan alternative pembelajaran yang efektif
c.    Kemampuan membimbing bermacam-macam kegiatan kesiswaan

2.        Sebagai Manajer
a.    Kemampuan menyusun organisasi personal dengan uraian tugas sesuai
dengan standar yang ada
b.    Kemampuan menggerakkan stafnya dan segala sumber daya yang ada serta
lebih lanjtu memberikan acuan yang dinamis dalam kegiatan rutin dan
temporer
c.    Kemampuan menyusun program secara sistematis

3.        Sebagai Administrator
a.    Kemampuan mengelola semua perangkat KBM secara sempurna dengan
bukti berupa data administrasi yang akurat
b.    Kemampuan mengelola administrasi kesiswaan , ketenagaan, keuangan,
sarana dan prasarana, dan administrasi persuratan dengan ketentuan yang
berlaku

4.        Sebagai Supervisor
Kegiatan utama pendidikan disekolah dalam rangka mewujudkan
tujuannya adalah kegiatan pembelajaran sehingga seluruh aktivitas organisasi
sekolah bermuara pada pencapaian efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Oleh
Karena itu salah atu tgas kepala sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu
memsupervisi perkerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.

17
a.    Kemampuan menyusun program supervise pendidikan dilembaganya yang
dapat melaksanakan dengan baik
b.    Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi untuk peningkatan kinerja guru
dan karyawan
c.    Kemampuan memanfaatkan kinerja guru atau karyawan untuk
pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan

5.        Sebagai Pemimpin
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk dan
pegawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka
komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus
diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian,
pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemempuan
mengambil keputusan dan kemempuan berkomunikasi. kepribadian kepala
sekolah sebagai leader tercermin dalam sifat-sifat jujur, percaya diri,
tanggungjawab, beranimengambil resiko, dan keputusan, berjiwa besar, emosi
yang stabil, teladan.
a. Memiliki kepribadian yang kuat
b. Memahami semua personalnya yang memiliki kondisi yang berbeda,
begitu juga kondisi siswanya berbeda dengan yang lainnya
c. Memiliki upaya untuk peningkatan kesejahteraan guru dan karyawannya
6.        Sabagai Inovator
Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia
melakukan perkerjaannya secara kostruktif, kreatif, delegatif,
integrative,rasonal dan obyektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adatabel
dan fleksibel.
a. Memiliki gagasan baru (proaktif) untuk inovasi dan perkembangan
sekolah, memilih yang relevan untuk kebutuhan lembaganya
b. Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru dengan baik
c. Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif
E. Kepemimpinan Pendidikan Yang Efektif dalam Lembaga Pendidikan
Kepemimpinan pendidikan yang efektif memberikan dasar dan menempatkan
tujuan pada posisi penting untuk merubah norma-norma dalam program pembelajaran,
meninkatkan produktivitas, dan mengembangkan pendekatan-pendekatan kreaif untuk
memperoleh hasil yang maksimal dari program institusi pendidikan. Pemimpin-pemimpin
yang efektif akan menyususun tujuan-tujuan , sasaran-sasaran, mengatur standar-standar
penampilan , menciptakan lingkungan kerja yang produktif, dan dapat dukungan yang
dibutuhkan.

Terdapat faktor-faktor kepemimpinan pendidikan yang efektif , yakni :


1. Ketepatan dalam pengambilan keputusan.
Seorang pemimpin harus bisa mengambil keputusan dengan tepat.dalam
pengambilan keputusan oleh pemimpin pendidikan proses komunikasi itu
terkandung nilai-nilai manusiawi yang secara psikologis dan pedagogis, dapat
membawa pada kehidupan social yang tentram dan damai dengan rasa solidaritas
social yang semakin kokoh. Pengambilan keputusan yang rasional dalam
organisasi harus dilihat dari tujuan organisasi, sumberdaya yang ada, informasi
yang lenkap tentang fungsi sitem kerja, pengalokasian sumber dna didasarkan
pada prioritas, dan  harus memahami pengelolahan dana. Suatu keputusan dalam
penyelenggaraan pedidikan  dikatakan sebagai keputusan yang baik, apabila
keputusan tersebut tidak memuat alasan dan tidak perlu pula untuk diadakan
kemungkinan untuk naik banding dalam bentuk apapun.karena itu pemimpin
pendidikan harus cermat dalam pengambilan keputusan.

2. Pendelegasian pembagian tugas dengan tepat.


Kepemimpinan pendidikan yang efektif  harus bisa mendelegasikan
pembagian tugas atau pekerjaan dengan cara yang yang tepat yaitu sesuai dengan
pembidangan organisasi. Pendelegasian adalah pelimpahan wewenang kepada
seseorang atau lembaga yang menjadi tanggungjawabnya sesuai dengan ketentuan
institusin yang berlaku. Meskipun tugas-tugas tersebut telah didelegasikan 
kepada bawahannya, tetapi control dan tanggungjawab tetap ada pada
pemimpin.adapun kualifikasi penerima wewenang berkenaan dengan aspek
keahlian, posisi, dan perilakunya dengan mempertimbangkan secara jeklas
penentuan formasi tugas, tanggungjawab, prosedur, prospek pengembangan dan
pendayagunaannya diarahkan pada internaslisasi prinsip moral dan etika yang
menjadi landasan terbangunnya akuntabilitas mereka sebagai pemberi dan
penerima wewenang serta menjamin proses penyelenggaraannya benar-benar
bergerak sejalan dengan aspirasi masyarakat  yaitu tidak menyimpang dari
prinsip-prinsip etika, aturan penyelenggaraan satuan pendidikan, hokum, dan
konstitusi Negara.

3.  Mengembangkan sikap demokrasi.


Kepemimpinan yang efektif harus memiliki seorang pemimpin yang
mengembangkan sikap demokratis. Demokrasi adalah gagsan atau pandangan
hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang
sama atau menjamin kemerdekaan dan persamaan mengemukakan pendapat
sebagai satu keseluruhan yang utuh18. Factor partisipasi sangat kuat pengaruhnya
dalam mencapai kesuksesan tugas seorag pemimpin, semakin banyak partisipasi
bawahan dalam suatu kegiatan semakin besar dan dinamis kehidupan kondisi
organisasi tersebut.

4. Visioner
Kepemimpinan efektif harus visioner. Menurut Paters dan Austin (1986)
mengemukakan bahwa setiap institusi memerlukan pemimpin yang memiliki visi
dan misi atau disebut dengan visioner, dekat dengan pelanggan atau masyarakat
yang membutuhkan jasa organisasi pendidikan, memiliki gagasan inovativ yang
lua, familiar dan mempunyai semangat kerja yang tinggi.(sallis,1992). Tidak
semua tujuan disebut visi. Visi adalah gmabran keadaan sesuatu hal dalam suatu
waktu mendatang dapat menjadi kenyataan yang mengandung cita-cita, nilai,
semangat motivasi, niat yang jelas, wawasan dan keyakinan.

5. Perduli terhadap pembaharuan

18
Kepemimpinan yang efektif juga perduli tentang pembaharuhan.
Keperdulian member gambaran bahwa seorang pemimpin cepat bereaksi, tanggap
dan mrespon terhadap hal-hal yang dipandang member konstribusi terhadap
kualitas institusi yan dipimpinya sebagai bagian dari pembaharuan. Pemimpin
yang perduli dalam manajemen pendidikan, memeahami betul bahwa manajemen
pendidikan tidak terlepas dari pembaharuan yaitu tuntuan perkembangan ilmu
pengetahuan merupakan bagian dari dinamika pendidikan. Akibat dar
pembaharuan dan perkembangan ilmu pengetahuan itu menumbuhkan
konsekwensi tersendiri bagi pemimpin sebagai pemegang kendali pendidikan.

Kepemimpinan dalam lembaga pendidikan bukanlah tidak menemukan masalah


dan konflik, Jenis dan bentuk konflik itu memiliki implikasi dan konsekuensi bagi
manajer lembaga pendidikan . keadaan sejatinya manajer memiliki peran yang
fungsional dalam mengelola konflik dan diharapkan mampu mengelolanya sebaik
mungkin sehingga menghasilkan kepuasan bagi semua pihak, terutama pihak yang
berkonflik. Setidaknya, mereka tidak lagi membuat ulah yang berpotensi menyulut
konflik baru pasca penyelesaian konflik. Disamping itu, hal ini juga menuntut pemimpin
untuk bisa memberi teladan bagi diribya sendiri maupun orang lain.
Tugas seorang pemimpin lembaga pendidikan harus mampu menyelesaikan
permasalahan atau konflik yang sedang dihadapinya, seperti:

      1. Konflik diri sendiri, seperti kepela sekolah pada waktu yang sama
dihadapkan pada pilihan dilematik antara pergi ke sekolah tepat waktu
sebagaimana ketentuan yang sudah disepakati atau kepentingan mengantar
istri kepasar karena memilikihajatyang sangat peting. Memilih dua
kepentingan ini benar-benar menimbulkan konflik dalam dirinya yang sama-
sama beresiko. Dan ternyata tidak banyak kepala sekolah yang memilih pergi
ke sekolah tepat waktu sebagai teladan bagi bawahannya dengan menunda
kepentingan keluarga (istri).
    2.     Konflik antar pemimpin sekolah dengan ketua yayasan. Konflik antar
pemimpin ini angat menggangu proses pembelajaran dan tentu berdampak
negatif pada mutu hasil pembelajaran atau pendidikan. Konflik semacam ini
merupakan konflik tingkat tinggi, karena terjadi pertentangan antar pimpinan,
yaitu konflik antar pimpinan penyelenggara pendidikan (ketua yayasan)
dengan pimpinan pelaksana pendidikan (kepala sekolah). Di Indonesia
disinyalir banyak yayasan yang mengaharapkan pendapatan finansial dari
pelaksana pendidikan, padahal pihak pelaksana pendidikan sendiri juga
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar sekolah
      3.  Konflik antar pemimpin sekolah dengan guru, dalam hal ini hubungan antar
pemimpin sekolah dengan guru kadang tidak harmonis, dikarenakan adanya
perbedaan pendapat dalam musyawarah ataupun dalam penyelesaian masalah.
Hal semacam ini sering terjadi di sekolah- sekolah.
      4.  Konflik antar pemimpin sekolah dengan ketua komite (masalah dana
pembiayaan operasional sekolah). Seperti, dalam rapat untuk penentuan dana
pembanguna sekolah, adanya perselisihan pendapat antar keduanya dalam
pengambilan keputusan dana tersebut.
Berkaitan dengan permasalahan atau konflik di atas ada beberapa solusi, yang dapat
dilakukan, diantranya :
1.    Untuk mengatasi konflik pribadi diatas hendaknya seorang pemimpin
mempunyai keprofesionalan untuk membedakan antara kepentingan pribadi
dan kepentingan lembaga. Seorang pemimpin harus mengutamakan
kepentingan lembaga diatas kepentingan pribadi.
2.    Dalam hal mengatasi konflik antar pemimpin sekolah dengan ketua yayasan
seperti diatas, diperlukan suatu upaya untuk menyinkronkan permasalahan.
Kedua belah pihak perlu bertemu untuk membahas dan merumuskan jalan
keluar dari permasalahan yang ada sehingga tercapailah suatu kemufakatan
untuk kepentingan bersama

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Salah satu bentuk kepemimpinan dalam lembaga pendidikan adalah kepala
sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. karena ia
merupakan pemimpin dilembaganya, Kualitas dan kompetensi kepala sekolah secara
umum setidaknya mengacu kepada empat hal pokok,yaitu : (a) sifat dan ketrampilan
kepemimpinan ; (b) kemampuan pemecahan masalah; (c) ketrampilan social;dan (d)
pengetahuan dan kompetensi professional.
Fungsi dan perannya sebagai kepala sekolah yaitu meliputi, Sebagai Pendidik
(educator), Sebagai Manajer, Sebagai Administrator, Supervisor, pemimpin dan
innovator. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

B. SARAN
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis sangat terbuka untuk menerima kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca makalah demi terciptanya penulisan yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Andrew J. Dubrin, 2009. The Complete Ideal’s Guides To Leadership, Terj. Tri
Wibowo BS, Jakarta : Prenada,

E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, ( Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2004)

Isjoni, Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru


Algensindu, 2007)

Marno, Triyo Suppriyatno, Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam,


(Bandung: Refika Aditma, 2008)

Muhaimin, Manajemen pendidikan : Aplikasi dalam Penyusunan Rencana


Pengembangan Sekolah/Madrasah. Jakarta: Kencana, 2010

Mujamil qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Jakarta: Erlangga, 2009)

Mulyasa. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Professional. Bandung : Remaja Rosda


Karya

Seokarto Indrafachrudi dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usana


Offset Printing, 1983)

Seokarto Indrafachrudi dkk, PengantarKkepemimpinan Pendidikan (Surabaya: Usana


Offset Printing, 1983) hlm. 23.

Suharsimi Arikunto. Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media dan UNY,


2009

Wahjosumidjo,. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta : Rajawali Pers

Wibowo. 2013. Perilaku dalam Organisasi . Jakarta : Rajawali Pers


Wirawan. 2013. Kepemimpinan . Jakarta : Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai