Teori Penuaan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerontologi, studi ilmiah tentang  efek penuaan dan penyakit yang


berhubungan dengan penuaan pada manusia, meliputi aspek biologis, fisiologis,
psikososial, dan aspek rohani dari penuaan. Perawat yang merencanakan dan
memberikan perawatatn pada orang diusianya yang telah lanjut mendukung dan
mengembangkan teori yang menjadi dasar untuk asuhan keperawatan selama
tahap akhir kehidupan ini.

Sejak awal manusia telah berusaha menjelaskan bagaimana dan mengapa


terjadi penuaan, namun tidak ada teori tunggal yang dapat menjelaskan proses
penuaan. Setiap orang akan mengalami penuaan, tetapi penuaan pada setiap
individu akan berbeda tergantung faktor herediter, stresor lingkungan, dan
sejumlah besar faktor yang lain. Walaupun tidak ada satu teori yang dapat
menjelaskan peristiwa fisik, psikologis, dan peristiwa sosial yang kompleks yang
terjadi dari waktu ke waktu, suatu pemahaman dari penelitian dan teori-teori yang
dihasilkan sangant penting bagi perawat untuk membantu orang lanjut usia
memelihara kesehatan fisik dan psikis yang sempurna.

Teori-teori yang menjelaskan bagaimana dan mengapa penuaan terjadi


biasanya dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu teori biologis dan
psikosoaial. Penelitian yang terlibat dengan jalur biologi telah memusatkan
perhatian pada indikator yang dapat dilihat dengan jelas pada proses penuaan,
banyak pada tingkat seluler, sedangkan ahli teori psikososial mencoba untuk
menjelaskan bagaimana proses tersebut dipandang dalam kaitan dengan
kepribadian dan perilaku.
1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, yang menjadi fokus pembahasan dari penulisan
makalah ini adalah bagaimana penjelasan mengenai teori-teori penuaan, yang
meliputi:

1. Apa pengertian teori biologis dan macam-macam teori yang ada didalamnya?
2. Apa pengertian teori psikososial dan macam-macm teori yang ada
didalamnya?

1.3 Tujuan Penulisan

3. Untuk mengetahui tentang teori biologis dan macam-macam teori yang


ada didalamnya.
4. Untuk mengetahui tentang teori psikososial dan macam-macm teori yang
ada didalamnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Pengertian Menua

Menua (aging) adalah proses menghilangnya secara perlahan-lahan


kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang
diderita (Constantinides, 1994).

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan.


Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan
fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994).

Proses menua bukan merupakan suatu penyakit, melainkan suatu masa


atau tahap hidup manusia, yaitu; bayi, kanak-kanak, dewasa, tua, dan lanjut usia.
Orang mati bukan karena lanjut usia tetapi karena suatu penyakit, atau juga suatu
kecacatan. Akan tetapi proses menua dapat menyebabkan berkurangnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam  maupun dari  luar tubuh.
Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang
sering menghinggapi kaum lanjut usia.

Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia


dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf,
dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada
batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada
setiap orang, fungsi fisiologis alat tubuhnya sangat berbeda, baik dalam hal
pencapain puncak maupun menurunnya
4.2 Faktor-faktor yang Memengaruhi Proses Menua
Menurut Siti Bandiyah (2009), penuaan dapat terjadi secara fisiologis dan
patofisiologis. Penuaan yang terjadi sesuai dengan kronologis usia. Faktor yang
memmengaruhi yaitu hereditas atau genetic, nutrisi atau makanan, status
kesehtaan, pengalam hidup, lingkungan, dan stress.
1) Hereditas atau Genetik
Kematian sel merupakan seluruh program kehidupan yang dikaitkan dengan
peran DNA yang penting dalam mekanisme pengendalian fungsi sel. Secara
genetik, perempuan ditentukan oleh sepasang kromosom X sedangkan laki-
laki oleh satu kromosom X. Kromosom X ini ternyata membawa unsur
kehidupan sehingga perempuan berumur lebih Panjang daripada laki-laki.
2) Nutrisi/makanan
Berlebihan atau kekurangan mengganggu keseimbangan reaksi kekebalan.
3) Status Kesehatan
Penyakit yang selama ini selalu dikaitkan dengan proses penuaan, sebenarnya
bukan disebabkan oleh proses menuanya sendiri, tetapi lebih disebabkan oleh
faktor luar yang merugikan yang berlangsung tetap dan berkepanjangan.
4) Pengalaman hidup
a. Paparan sinar matahari : kulit yang tak terlindung sinar matahari akan
mudah ternoda oleh flek, kerutan, dan menjadi kusam.
b. Kurang olahraga: olahraga membantu pembentukan otot dan
menyebabkan lancarnya sirkulasi darah.
c. Mengkonsumsi alkohol: alkohol dapat memperbesar pembuluh darah
kecil pada kulit dan menyebabkan peningkatan aliran darah dekat
permukaan kulit.
5) Lingkungan
Proses menua secara biologic berlangsung secara alami dan tidak dapat
dihindari, tetapi seharusnya dapat tepat dipertahankan dalam status sehat.
6) Stress
Tekanan kehidupan sehari-hari dalan lingkungan rumah, pekrjaan, ataupun
masyarakat yang tercermin dalam bentuk gaya hidup kaan berpengaruh
terhadap proses penuaan.
4.3 Teori-teori Penuaan

A.  Teori Biologis

Teori biologis menjelaskan bahwa dalam proses fisik penuaan termasuk


perubahan fungsi dan struktur pengembangan, lamanya usia dan kematian.
Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekuler dan seluler
dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat
dan melawan penyakit (Yusriana, et al, 2018).

Teori biologis dalam proses menua mengacu pada asumsi bahwa proses
menua merupakan perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi tubuh selama
masa hidup (Zairt, 1980).

1. Teori Jam Genetik

Menurut Hayflick (1965), secara genetic sudah terprogram bahwa material


didalam inti sel dikatakan bagaikan memiliki jam genetis terkait dengan frekuensi
mitosis dan pada tahun 1980 melakukan penelitian melalui kultur sel in vitro yang
menunjukkan bahwa adahubungan antara kemampuan membelah sel dalam kultur
dengan umur spesies.

Teori ini didasarkan pada kenyataan bahwa spesies-spesies tertentu


memiliki harapan untuk hidup yang tertentu pula. Manusia yang memiliki rentang
kehidupan maksimal sekitar 110 tahun, sel-selnya diperkirakan hanya mampu
membelah sekitar 50 kali setelah itu akan mengalami deteriorasi.Hal penting
lainnya yang harus diperhatikan dalam menganalisisfaktor-faktor yang
mempengaruhi terjadinya proses menua adalahfaktor lingkungan yang
menyebabkan terjadinya mutasi somatik. Radiasi dan zat kimia dapat
memperpendek usia. Menurut teori ini terjadi mutasi progresif pada DNA sel
somatic akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel
tersebut.

2. Teori Eror

Menurut teori ini proses menua disebabkan karena menum-puknya


berbagai macam kesalahan dan kelalaian disepanjang kehidupan manusia. Akibat
kesalahan tersebut akan menyebabkan kelainan metabolisme yang dapat
menyebabkan kerusakan sel dan sel akan kehilangan fungsinya secara perlahan.
Eror akan terjadi pada struktur DNA, RNA, dan sintesis protein.Masing-masing
eror akan saling menambah pada eror yang lainnyadan berkulminasi dalam eror
yang bersifat katastrop (Kane, 1994).

Konsep yang diajukan oleh Orgel (1963) menyampaikan bahwa


kemungkinan terjadinya proses menua adalah akibat kesalahanpada saat
transkripsi sel saat sintesa protein yang berdampak pada penurunan kualitas sel
atau bahkan sel-sel baru relatif sedikit terbentuk.

3. Teori Auto-imun

Menurut teori ini penuaan dianggap diakibatkan oleh adanya penurunan


fungsi sistem imun atau sistem kekebalan tubuh.Perubahan ini sangat tampak
secara nyata pada limposit-T dan juga terjadi perubahan pada limposit-B. Adapun
perubahan yang terjadiyaitu penurunan sistem imun humoral yang dapat menjadi
faktor predisposisi pada orang tua untuk:

1) Menurunkan resistensi melawan pertumbuhan tumor danperkembangan


kanker.
2) Menurunkan kemampuan untuk mengadakan inisiasi prosesdan secara agresif
memobilisasi pertahanan tubuh terhadap pathogen.
3) Meningkatkan produksi auto-antigen, yang berdampak pada semakin
meningkatnya resiko terjadinya penyakit yang ber-hubungan dengan auto-
imun.
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca translasi,dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuhmengenali dirinya
sendiri (Self Recognition). Jika mutasi somaticmenyebabkan sistem imun tubuh
menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan
menghancurkannya, perubahan inilah yang menjadi dasar terjadinya peristiwa
auto-imun (Goldstein, 1989).

4. Teori Free Radical

Radikal bebas dapat terbentuk dialam bebas, dan didalam tubuh jika
fagosit pecah, dan sebagai produk sampingan didalam rantaipernapasan pada
mitokondria (Oen, 1993). Teori radikal mengasumsikan bahwa proses menua
disebabkan karena fungi kerja tubuh yang kurang efektif dan hal tersebut
dipengaruhi oleh adanya berbagai macam radikal bebas dalamtubuh. Radikal
bebas merupakan zat yang terbentuk dalam tubuh manusia sebagai salah satu hasil
kerja metabolism tubuh.Walaupun secara normal radikal bebas terbentuk dari
proses metabolism tubuh tetapi ia dapat terbentuk akibat:

1) Proses oksigen asi lingkungan seperti pengaruh polutan, ozon,dan pestisida.


2) Reaksi akibat paparan dari radiasi.
3) Sebagai reaksi berantai dengan molekul bebas lainnya.

5. Teori Kolagen

Usaha dan stres yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya kerusakan


pada sel tubuh.

6. Wear Teori Biologi

Jumlah kolagen yang meningkat dalam jaringan dapat menyebabkan


kerusakan jaringan dengan cepat dan perbaikan sel jaringan yang melambat.
B.  Teori Psikososiologis

Teori psikososialogis memusatkan pada perubahan sikap dan perilaku


yang menyertai peningkatan usia sebagai implikasi biologi pada kerusakan
anatomis. Adapun kelompok teori psikososial sebagai berikut.

1. Teori Dissenggagement

Kelompok teori ini dimulai dari University of Chicago, yaitu


dissenggagement theory, yang menyatakan bahwa individu danmasyarakat
mengalami pemutusan hubungan dengan suatu mutual menarik diri. Setelah
mencapai usia lanjut, individu mulai menarik diri dari masyarakat, sehingga
memungkinkan individu untuk beraktivitas lebih banyak yang berfokus pada
dirinya dalam memenuhi kestabilan hidup pada masa ini, yaitu masa usia lanjut.

2. Teori Activity

Teori ini menyatakan bahwa individu harus mampu eksis dan aktif dalam
kehidupan sosial untuk mencapai kesuksesan dalamkehidupan dihari tua
(Havigurst dan Albrech, 1963). Dasar teori adalah konsep diri seseorang
bergantung pada aktivitas dan kegiatannya dalam berbagai peran dan ditekankan
bahwa mutu dan jenis interaksi lebih menentukan peran hidup seseorang bila
dibandingkan dengan jumlah interaksi. Aktivitas dalam teori ini dianggap sebagai
hal yang penting untuk mempertahankan tingkat kepuasan pribadi serta konsep
diri yang positif. Teori ini berdasarkan pada asumsi bahwa aktif lebih baik
daripada pasif dan gembira lebih baik dari pada sedih.

3. Teori Continuitas

Teori ini menekankan bahwa pentingnya hubungan antara kepribadian dan


kesuksesan hidup lansia. Berdasarkan teori ini, ciri-ciri kepribadian seseorang
sudah lama terbentuk sebelum seseorang memasuki usia lanjut. Namun, gambaran
kepribadian itu juga bersifat dinamis dan berkembang secara berkelanjutan.
Dengan teori ini, kita dapat menafsirkan apakah individu tersebut berhasil
menyesuaikan diri dengan mengetahui bagaimana individu tersebut melakukan
penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan selama hidupnya.

4. Teori Subkultur

Rose (1962), mengatakan bahwa lansia merupakan salah satu kelompok


usia yang mempunyai norma, harapan, rasa percaya, dan adat kebiasaan tersendiri,
sehingga dapat dikelompokkan menjadi suatu sub kultur. Akan tetapi lansia
kurang berinteraksi dengan masyarakat luas dan lebih banyak berinteraksi dengan
sesama lansia. Di kelompok lansia, status tingkat kesehatan dan kemampuan
mobilitas lebih ditekankan dibandingkan dengan hasil pekerjaan, pendidikan,
ekonomi yang pernahdicapainya.

5. Teori Stratifikasi Usia

Menurut Riley (1972), teori ini menerangkan bahwa adanya saling


ketergantungan antara usia dengan struktur sosial yang dapat dijelaskan sebagai
berikut :

1) Orang-orang tumbuh dewasa bersama masyarakat dalam bentuk kohor dalam


artian sosial, biologis, dan psikologis.
2) Kohor baru terus muncul dan masing-masing kohor memiliki pengalaman
dan selera tersendiri.
3) Suatu masyarakat dibagi dalam beberapa strata sesuai dengan lapisan dan
peran.
4) Masyarakat sendiri senantiasa berubah, begitu pula individu dan perannya
dalam masing-masing strata.
5) Terdapat saling keterkaitan antara penuaaan individu dengan perubahan
sosial.

6. Teori Penyesuaian Individu dengan Lingkungannya

Teori ini dikemukakan oleh Lawton (1982), bahwa ada hubungan antara
kompetensi individu dengan lingkungannya. Yang dimaksud kompetensi disini
adalah segenap proses, termasuk dalam ciri fungsional individu, yaitu kekuatan
ego, keterampilan motoric kesehatan biologis, kapasitas pengetahuan, dan fungsi
sensorik. Adapun lingkungan yang dimaksud tentang potensinya untuk
menimbulkan tanggapan prilaku dari seseorang. Orang yang berperan pada level
kompetensi yang rendah hanya mampu bertahan dan menyesuaikan diri pada level
tekanan lingkungan yang rendah pula begitupun sebaliknya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi


tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan
jaringan untuk memeperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki
kerusakan yang diderita (Constantindes, 1994).

Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik.
Teori-teori biologik sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan
mendukung berbagai definisi mengenai proses menua. Dalam pendekatan multi
disiplin mengenai teori penuaan, perawat harus memiliki kemampuan untuk
mensintesa berbagai teori tersebut dan menerapkannya secara total pada
lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk aspek fisik, mental/emosional
dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan eklektik akan menghasilkan
dasar yang baik saat merencanakan suatu asuhan keperawatan berkualitas pada
klien lansia. 

Teori biologis mencoba untuk menjelaskan proses fisik penuaan, termasuk


perubahan fungsi dan struktur, pengembangan, panjang usia dan kematian.
Perubahan-perubahan dalam tubuh termasuk perubahan molekular dan seluler
dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi secara adekuat
dan melawan penyakit.

Teori psikososialogis memusatkan perhatian pada perubahan sikap dan


perilaku yang menyertai peningkatan usia, sebagai lawan dari implikasi biologi
pada kerusakan anatomis. Untuk tujuan pembahasan ini, perubahan sosiologis
atau nonfisik dikombinasikan dengan perubahan psikologis.
3.2 Saran

Masa tua adalah sesuatu yang akan dan harus dihadapi oleh setiap manusia,
untuk menjalani proses kehidupan mereka. Tidak ada satupun orang yang dapat
menghindarinya dan berusaha agar tetap dapat terlihat awet muda. Berbagai
proses harus dilewati, namun beberapa orang ada yang dapat melalui prosesnya
dengan baik, namun ada pula yang tidak cukup lancar. Ditinjau dari berbagai
aspek dan sudut pandang, dari segi fisik dan kejiwaan.

Maka, perawat yang melakukan tindakan asuhan keperawatan pada berbagai


tingkatan usia harus dan wajib tahu bagaimana konidisi fisiologis
pasiennya.  Termasuk pada usia lanjut. Semoga makalah ini dapat menjadi salah
satu referensinya, baik sebagai acuan dalam pembelajaran, ataupun sebagai
pedoman dalam tindakan asuhan keperawatan pada klien usia lanjut.
DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Andi Kasrida, dkk. 2018. Kesehatan Lansia : Kajian Teori Gerontologi
dan Pendekatan Asuhan pada Lansia. Jawa Timur: Intimedia
Muhith, Abdul & Sandu Siyoto. 2016. Pendidikan Keperawatan Gerontik.
Yogyakarta: Penerbit ANDI
Pangkahila, J. Alex. 2013. Pengaturan Pola Hidup dan Aktivitas Fisik
Meningkatkan Umur Harapan Hidup. Sport and Fitness Journal Vol 1 No.7
Yusrina, dkk. 2018. Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Lansia Meningkatkan
Kualitas Hidup di Jakarta Selatan. Jurnal Kesehatan Mercusuar Vol. 1 No.1

Anda mungkin juga menyukai