Konsep Dan Mekanisme Resensi Pustaka
Konsep Dan Mekanisme Resensi Pustaka
Konsep Dan Mekanisme Resensi Pustaka
NIM : A40121267
Kelas : C
UNIVERSITAS TADULAKO
2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,
penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa
shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang
syafa’atnya kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, sehingga makalah tentang “ konsep mekanisme resensi pustaka” dapat
diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah bahasa
indonesia.
Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ............................................................................ 1
2. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
2. Tujuan Penelitian ......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Resensi ......................................................................... 3
2. Tujuan Resensi .............................................................................. 5
3. Dasar-dasar Resensi ............................ ........................................... 8
4. Pola Tulisan Resensi ....................................................................... 10
5. Langkah-langkah Resensi Buku ..................................................... 12
6. Unsur-unsur Resensi ........................................................................ 13
1. Latar belakang
D a l a m s e b ua h k a r y a y a n g t el a h d i ha s i l k a n p er l u a d a n y a
p e ni l a i a n t er k a i t d e ng a n k a r y a ter s e bu t. R es e ns i
m er u pa ka n s e bua h tu l i s a n y a ng be r i s i te n ta ng p eni l a i a n
s eb u a h ka r y a , b i s a b er u pa bu k u a t a u pu n f i l m. R es e ns i
s eb u a h ka r y a ti da k ha ny a di p a j a ng di b eb er a p a s ur a t ka ba r
m a u pu n ma j a l a h. R es e ns i di g el a r d i k a mp us , t el ev i s i , r a d i o ,
t o ko b u k u , a t a upu n i nt er ne t. B a hk a n s e ba g i a n b es a r s u r a t
k a ba r te l a h m e ny e di a ka n k o l o m a ta u ha l a ma n k hu s us un t uk
m e ma j a ng ma s a l a h pe r b u k ua n i ni .
D a l a m k eg i a ta n r e s e ns i , j u g a per l u a da ny a p e ne l i ti a n y a ng
s ei mb a ng . Pe ni l a i a n y a ng s ei m ba n g a ka n me m be r i k a n
m a kn a t er s e nd i r i b a g i p e n ul i s , pen e r b i t , d a n p e mba c a .
R e s es i di p er l u ka n u n t uk me n g e ta h u i i nf o r ma s i d a r i s e bu a h
b u k u. B uk u y a n g d i r es e ns i m er u pa ka n b uk u y a n g b a r u
d i ter bi t ka n. M e l a l u i r es e ns i , m a s y a r a ka t p e m ba ca d a pa t
m e m per o l e h i nf o r ma s i t e nta n g p en t i n g t i d a k ny a bu k u i t u
u n t u k di b a ca de ng a n b er ba g a i ke un g g u l a n da n k el em a ha n
y a ng t er da pa t pa d a b uk u t er s e bu t.
M e nu l i s r es e ns i b e r a r t i me ny a m pa i k a n i nf o r m a s i m e ng e na i
k e te ta pa n b uk u b a g i pe m ba ca . D i d a l a mn y a di s a j i ka n
b e r b a g a i u l a s a n m e ng e na i b u ku t er s e b ut da r i b er b a g a i
s eg i . U l a s a n i ni di ka i t ka n d e ng a n s el er a pe m ba ca d a l a m
u p a y a m e me n uh i k e b ut u ha n a ka n b a ca a n y a ng da pa t
d i j a di ka n a c ua n b a g i k e pe n ti ng a nn y a . D a l a m ma ka l a h i n i
a ka n di ba ha s s e g a l a s es ua tu te n ta n g r es e ns i y a i tu
p e n g er ti a n a t a u d ef i ni s i ,t u j u a n r e s e ns i d a n s e ba g a i n y a .
2. Rumusan masalah
1. A p a i t u pe n g er ti a n r es ens i ?
2. A p a s a j a t u j u a n r e s e ns i ?
3. A p a s a j a k a h da s a r - d a s a r r es ens i ?
4. B a g a i ma na po l a t ul i s a n r es e ns i ?
5. A p a s a j a k a h l a n g ka h - l a ng ka h me r es e ns i b uk u ?
6. a pa s a j a ka h un s ur - u ns ur r e s e ns i ?
3. Tujuan penulisan
1. U n tu k me ng e ta h ui pe ng er ti a n r es e ns i
2. U n tu k me ng e ta h ui t u j u a n r e s e ns i
3. U n tu k me ng e ta h ui da s a r - da s a r r es e ns i
4. U n tu k me ng e ta h ui po l a tu l i s a n r es en s i
5. U n tu k me ng e ta h ui l a n g k a h - l a n g k a h m er e s e ns i b uk u
6. un t uk m eng e ta h ui a pa s a j a u n s ur - u ns u r r es en s i
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Resensi
Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah
hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD,
maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan informasi kepada
para pembaca tentang sebuah karya.
Resensi berasal dari bahasa latin, yaitu dari kata kerja revidere atau
recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang
sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal sebagai recensie,
sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga
istilah itu mengacu pada hal yang sama, yaitu mengulas sebuah buku.
Di Indonesia, resensi sering juga diistilahkan dengan timbangan buku,
tinjauan buku, dan bedah buku. Adapun menurut Webster Collegate
Dictionary (1995), review adalah a critical evaluation of a book, karena
itu pada hakikatnya resensi haruslah menjelaskan apa adanya suatu
buku; kelebihan dan kekurangan buku itu. Resensi adalah suatu tulisan
atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Resensi adalah
suatu jenis karangan yang berisi pertimbangan baik atau buruknya suatu
karya. Resensi bertujuan untuk menyampaikan kepada pembaca apakah
sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari
masyarakat atau tidak. Bertolak dari tujuannya, resensi bermanfaat bagi
para pembaca untuk menentukan perlu tidaknya membaca buku
tertentu atau perlu tidaknya menikmati suatu hasil karya seni. Dalam arti
lebih luas, resensi dibuat juga untuk memberikan pertimbangan-
pertimbangan terhadap karya-karya seni lainnya seperti drama, film, dan
sebuah pementasan. Karena pertimbangan yang disampaikan penulis
resensi itu harus disesuaikan dengan selera pembaca, maka sebuah
resensi yang disiarkan sebuah majalah mungkin tidak sama dengan yang
disiarkan pada majalah lain. Tindakan meresensi buku dapat berarti
memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau
mengkritik buku.
Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku
tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Dalam
meresensi sebuah karya harus berkaitan dengan kualitas dari karya yang
sedang dicermati atau diresensi tersebut. Penilaian tersebut harus
dilakukan secara seimbang dan proporsional. Maksudnya ialah tidak
boleh seorang peresensi tersebut hanya memberikan penilaiannya yang
positifnya saja atau tidak tepat juga jika resensi itu hanya dilakukan
untuk menilai kelemahan dan kekurangannya saja.
Jika diklasifikasikan, ada tiga bidang garapan resensi, yaitu (a) buku, baik
fiksi maupun non fiksi; (b) pementasan seni, seperti film, sinetron,
drama, musik, atau kaset; (c) pameran seni, baik seni lukis maupun seni
patung.
Secara umum, resensi dibagi menjadi tiga, yaitu:
Deskriptif, ialah mengggambarkan dan menjelaskan tentang karya
seseorang secara menyeluruh, baik dari segi isi, penulisannya, maupun
penciptanya (creator). Resensi ini tidak sampai pada penilaian kritik
(bagus/tidak) si penulis terhadap karya yang dia resensi. Dia hanya
menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah
karya.
Deskriptif evaluatif, ialah melakukan penilaian terhadap sebuah karya
lebih dalam daripada yang pertama. Dia tidak hanya menggambarkan,
tapi menilai sebuah karya secara keseluruhan dengan kritis dan
argumentatif. Sehingga ada kesimpulan pada akhir resensi apakah karya
yang diresensi baik kualitasnya atau tidak.
Deskriptif-komparatif, ialah mencoba melakukan penilaian pada sebuah
karya dengan cara membandingkan karya orang lain yang memiliki
kesamaan atau keterkaitan secara isi dan materi. Selain membutuhkan
analisa mendalam dan kritis, resensi ini juga membutuhkan
pengetahuan dan wawasan luas. Karena tidak hanya satu karya yang
harus dipahami, namun karya-karya lain yang berhubungan dengan
karya yang dia resensi juga harus pula dia pahami.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa tiga jenis resensi buku adalah
:
1. Informatif; maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan
umum dalam, menyampaikan keseluruhan isi buku.
2. Deskriptif; maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3. Kritis; maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi
ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif
dalam menilai isi buku.
Ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif
namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Dengan demikian, ketiganya
bisa diterapkan bersamaan.
2. Tujuan Resensi
3. Dasar-dasar Resensi
Dasar-dasar resensi juga perlu diketahui agar peresensi dapat
meresensi sebuah karya dengan benar. Berikut dasar-dasar resensi :
Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu.
Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat
menentukan corak resensi yang akan dibuat.
Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang menjadi
sasarannya, misal selera, tingkat pendidikan, dari kalangan macam apa
asalnya, dan sebagainya.
Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat
resensi. Setiap media cetak mempunyai identitas, termasuk dalam visi
dan misi. Dengan demikian, kita akan mengetahui kebijakan dan resensi
macam apa yang disukai oleh redaksi. Kesukaan redaksi dimuat biasanya
sesuai dengan visi dan misinya. Misalnya, majalah sastra tidak
menampilkan resensi buku tentang teknik. Jenis buku yang dimuat pasti
buku yang berkaitan dengan masalah ekonomi.
Kegiatan meresensi buku pada hakikatnya melakukan penilaian terhadap
buku. Menilai berarti mengulas, mempertimbangkan, mengkritik, dan
menunjukkan kelebihan-kelebihan serta kekurangan-kekurangan buku
dengan penuh tanggung jawab. Dengan penuh tanggung jawab artinya
mengajukan dasar-dasar atau argumen terhadap pendapatnya, dan
kriteria-kriteria yang dipergunakan untuk membentuk pendapatnya itu,
serta data yang meyakinkan (dengan menyajikan kutipan-kutipan yang
tepat dan relevan). Akan tetapi, sasaran penilaian (organisasi, isi,
bahasa, dan teknik) itu sering sulit diterapkan secara mekanis. Suatu
unsur, sering lebih mendapat tekanan daripada unsur yang lain. Hal yang
patut diperhatikan sebaiknya tidak menggunakan salah satu unsur untuk
menilai keseluruhan buku. Nilai buku akan lebih jelas apabila
dibandingkan dengan karya-karya sejenis, baik yang ditulis oleh
pengarang itu sendiri maupun yang ditulis oleh pengarang lain. Bahasa
resensi biasanya singkat-padat, tegas, dan tandas. Pemilihan karakter
bahasa yang digunakan disesuaikan dengan karakter media cetak yang
akan memuatnya dan karakter pembaca yang akan menjadi sasarannya.
Pemilihan karakter bahasa berkaitan erat dengan masalah penyajian
tulisan. Misalnya, tulisan yang runtut kalimatnya, ejaannya benar, dan
tidak panjang lebar (bertele-tele). Di samping itu, penyajian tulisan
resensi bersifat padat, singkat, mudah ditangkap, menarik, dan enak
dibaca baik itu oleh redaktur (penanggung jawab rubrik) maupun
pembaca. Kita perlu membiasakan diri membaca resensi itu dengan
menempatkan diri sebagai redaktur atau pembaca. Untuk itu, jadikanlah
diri kita seolah-olah redaktur atau pembaca. Dengan cara ini, emosi
sebagai penulis bisa ditanggalkan. Kita akan mampu melihat kekuatan
dan kelemahan resensi kita.
Selanjutnya, untuk peresensi sendiri memiliki syarat tertentu yaitu
peresensi sebaiknya memiliki bekal pengetahuan yang memadai untuk
memahami isi yang akan diresensi. Peresensi yang sama sekali tidak tahu
sastra dan tidak pernah membaca buku-buku sastra, tentu akan sulit jika
diminta meresensi novel-novel sastra. Ada satu penerbitan di Amerika
Serikat, yang isi sepenuhnya ialah resensi-resensi buku. Yang hebat, para
penulis resensi itu bukan orang sembarangan, tetapi para ahli dan pakar
(beberapa di antaranya para pemenang Hadiah Nobel). Buku yang
diresensi pun yaitu karya terpilih, juga karangan orang-orang hebat.
Dengan membaca resensi semacam itu, yang ditulis oleh mereka yang
sangat menguasai bidang keahliannya, pembaca mendapat tambahan
ilmu pengetahuan yang luar biasa. Menurut Daniel Samad, peresensi
buku sastra harus dapat menyampaikan dua lapis penilaian atau
pertimbangan, yakni nilai literer dan manfaat untuk hidup. Nilai literer
terungkap dari kegiatannya yang disebut apresiasi sastra dan manfaat
untuk hidup terungkap dari apresiasinya atas kebutuhan
masyarakat.peresensi dapat menyoroti salah satu dari bahan resensi
yang ditinjau dari segi bahasa yakni biasanya bernas (singkat-padat), dan
tegas. Pemilihan karakter bahasa yang digunakan disesuaikan dengan
karakter media cetak yang akan memuat dan karakter pembaca yang
akan menjadi sasarannya.
Kelebihan Resensi
Tidak basi. Jika dibandingkan dengan tulisan lain, seperti berita, artikel,
dan karangan khas (features), resensi lebih tahan lama. Artinya,
andaipun resensi dikembalikan oleh redaksi, resensi itu masih bisa
dikirim ke media lain. Demikian pula buku yang diresensi, tidak harus
buku yang baru terbit. Kita boleh meresensi buku yang terbit setahun
lalu, asalkan buku itu belum pernah dimuat di media yang akan dituju.
Meskipun demikian, pada umumnya buku yang diresensi yaitu buku-
buku yang baru terbit.
Menambah wawasan. Informasi dari buku sangat berguna untuk
menambah wawasan berpikir dan mengasah daya kritis. Kita juga bisa
menilai apakah buku itu bermutu atau tidak.
6. Unsur-unsur resensi
Kita perlu mengetahui unsur-unsur yang membangun resensi buku, yaitu
diantaranya :
Membuat judul resensi. Judul yang menarik dan benar-benar menjiwai
seluruh tulisan atau inti tulisan, tidak harus ditetapkan terlebih dahulu.
Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Hal yang perlu diingat, judul
resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi. Deskripsi, judul buku,
nama pengarang (atau penyunting), nama penerbit, tahun terbit, kota
tempat penerbitan, jumlah halaman, dan harga buku (boleh
dicantumkan atau tidak). Ini disebut heading dan biasanya dicantumkan
di awal resensi. Misalnya: Makna Cinta dan Perkawinan di Era
Globalisasi, Dian Kencana Dewi, Bandung: Unpad Press, 2005,vii + 237
hlm.
Alinea pembuka. Alinea pembuka atau lead ini bersifat sebagai
pemancing agar pembaca mau membaca resensi. Dalam membuat lead,
peresensi, misalnya mampu mengaitkan isi buku dengan konteks situasi
yang sedang hangat di masyarakat, misalnya: buku bertema tentang
korupsi siterbitkan ketika sedang ramai-ramainya pengadilan kasus
korupsi. Lead bersama judul berfungsi penting sebagai penarik minat
pembaca.
Deskripsi atau rangkuman tentang isi buku. Di sini peresensi merangkum
isi atau esensi buku secara ringkas. Tentu saja, pembaca tidak dapat
menilai suatu buku jika gambaran ringkas isinya pun ia belum
mengetahuinya. Dalam merangkum tentang isi buku, peresensi boleh
mengutip satu atau dua kalimat atau alinea yang menarik dari buku
untuk memperjelas gambaran isinya.
Menyusun data buku. Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
Judul buku (apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan, jika
demikian tuliskan juga judul aslinya.
Pengarang (kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting
seperti yang tertera pad buku).
Penerbit.
Tahun terbit serta cetakannya (cetakan keberapa).
Tebal buku.
Komentar, evaluasi, dan penilaian. Inilah esensi dari suatu resensi, yakni
si peresensi mengomentari dan menilai suatu buku dari berbagai aspek:
aspek luar dan isi. Karena keterbatasan ruang di media cetak, tentu tidak
perlu seluruh aspek tersebut dibahas secara rinci. Peresensi boleh
memilih aspek-aspek mana yang menurutnya paling penting untuk diulas
dan disampaikan kepada pembaca.
Kalimat penutup dan rekomendasi. Dalam kalimat penutup ini, peresensi
kadang-kadang secara tegas merekomendasikan bahwa buku
bersangkutan memang layak atau tidak layak dibaca. Kadang-kadang,
rekomendasi tegas semacam itu tidak diungkapkan, karena pembaca
dianggap telah dapat menyimpulkan sendiri berdasarkan ulasan panjang
sebelumnya.
Identitas peresensi juga dicantumkan di bagian akhir resensi.
Manfaatnya yaitu untuk menunjukkan kredibilitas peresensi dalam
meresensi buku bertema tertentu.
Misalnya di akhir sebuah resensi tentang buku kehumasan, identitas
peresensi disebutkan: Dian Eka Puspita Sari, Staf Humas Trans TV.
Artinya, peresensi ingin menunjukkan bahwa ia merupakan praktisi
Humas dan karena itu memiliki cukup kemampuan untuk meresensi
buku bertema Kehumasan.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dalam meresensi sebuah karya tulisn pasti menilai kekurangannya atau
kelebihannya, dengan tujuan pembaca dapat merangsang hasil karya
tersebut. Untuk meresensi sebuah karya tulis perlu adanya langkah-
langkah dan dasar untuk meresensi sebuah buku, yang mana semua itu
saling memahami sepenuhnya tentang isi buku yang akan diresensi.
Dalam meresensi juga terdapat penggunaan bahasa yang singkat, padat
dan jelas. Terdapat juga pokok-pokok yang menjadi sasaran dalam
meresensi buku yang mana salah satu dari sasaran itu adalah mengulang
tentang keunggulan dan kelemahan buku. Membuat judul semenarik
mungkin dan betul-betul mencerminkan isi buku termasuk hal-hal
penting dalam sebuah resensi termasuk juga mencantumkan identitas
sebuah buku yang menutup biasanya dengan memberikan saran atau
sasaran sebuah buku yang diresensi.
2. Saran
Untuk merensensi sebuah karya, sebaiknya pelajari dan ketahui dengan
benar langkah-langkah meresensi dengan baik dan benar agar
mendapatkan hasil resensi yang objektif dan pembaca dapat point-point
yang tepat mengenai kekurangan dan kelebihan sebuah karya tersebut.
Daftar Pustaka