Permen ESDM Nomor 28 Tahun 2009
Permen ESDM Nomor 28 Tahun 2009
Permen ESDM Nomor 28 Tahun 2009
REPUBLIK INDONESIA
No.341, 2009 DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA
MANUSIA. Pertambangan. Mineral. BatuBara.
Jasa. Penyelenggaraan. Pencabutan.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan :
1. Jasa Pertambangan adalah jasa penunjang yang berkaitan
dengan kegiatan usaha pertambangan.
2. Usaha Jasa Pertambangan adalah usaha jasa yang
kegiatannya berkaitan dengan tahapan dan/atau bagian
kegiatan usaha pertambangan.
3. Usaha Jasa Pertambangan Non Inti adalah usaha jasa selain
usaha jasa pertambangan yang memberikan pelayanan jasa
dalam mendukung kegiatan usaha pertambangan.
4. Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka
pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi tahapan
kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan,
konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan penjualan serta pascatambang.
5. Penyelidikan Umum adalah tahapan kegiatan pertambangan
untuk mengetahui kondisi geologi regional dan indikasi
adanya mineralisasi.
6. Eksplorasi adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan
untuk memperoleh informasi secara terperinci dan teliti
tentang lokasi, bentuk, dimensi, sebaran, kualitas dan
sumber daya terukur dari bahan galian, serta informasi
mengenai lingkungan sosial dan lingkungan hidup.
7. Studi Kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha
pertambangan untuk memperoleh informasi secara rinci
seluruh aspek yang berkaitan untuk menentukan kelayakan
ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk analisis
mengenai dampak lingkungan serta perencanaan
pascatambang.
8. Konstruksi Pertambangan adalah kegiatan usaha
pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh
fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak
lingkungan.
9. Penambangan adalah bagian kegiatan usaha pertambangan
untuk memproduksi mineral dan/atau batubara dan mineral
ikutannya.
2009, No.341 4
Pasal 2
(1) Penyelenggaraan usaha jasa pertambangan bertujuan
untuk:
a. menunjang kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan
usaha pertambangan;
b. mewujudkan tertib penyelenggaraan usaha jasa
pertambangan dan meningkatkan kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. mendorong pertumbuhan dan perkembangan ekonomi
lokal dalam usaha pertambangan melalui usaha jasa
pertambangan dengan mewujudkan kekuatan ekonomi
potensial menjadi ekonomi riil.
(2) Penyelenggaraan usaha jasa pertambangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan
di bidang pertambangan mineral dan batubara yang
meliputi teknis pertambangan, keselamatan dan kesehatan
kerja pertambangan, lindungan lingkungan pertambangan,
serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang
terkait lainnya.
BAB II
BENTUK, JENIS DAN BIDANG
Bagian Kesatu
Bentuk
Pasal 3
(1) Pelaku usaha jasa pertambangan dapat berbentuk :
a. badan usaha, yang terdiri atas :
1) Badan Usaha Milik Negara;
2) Badan Usaha Milik Daerah;
3) Badan Usaha Swasta Yang Berbentuk Perseroan
Terbatas.
b. koperasi; atau
c. perseorangan yang terdiri atas :
7 2009, No.341
1) orang perseorangan;
2) perusahaan komanditer;
3) perusahaan firma.
(2) Berdasarkan wilayah kerjanya pelaku usaha jasa
pertambangan dikelompokkan dalam :
a. Perusahaan Jasa Pertambangan Lokal;
b. Perusahaan Jasa Pertambangan Nasional;
c. Perusahaan Jasa Pertambangan Lain.
(3) Perusahaan Jasa Pertambangan Lokal sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf a, meliputi :
a. Badan Usaha Milik Daerah;
b. Badan Usaha Swasta yang berbentuk Perseroan
Terbatas;
c. koperasi;
d. perusahaan komanditer;
e. perusahaan firma;
f. orang perseorangan,
yang beroperasi terbatas di wilayah kabupaten/kota atau
provinsi tersebut.
(4) Perusahaan Jasa Pertambangan Nasional sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf b meliputi :
a. Badan Usaha Milik Negara;
b. Badan Usaha Swasta berbentuk Perseroan Terbatas;
c. orang perseorangan.
Bagian Kedua
Jenis dan Bidang
Pasal 4
(1) Pengusahaan Jasa Pertambangan dikelompokkan atas :
a. Usaha Jasa Pertambangan; dan
b. Usaha Jasa Pertambangan Non Inti.
(2) Jenis Usaha Jasa Pertambangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a meliputi :
a. Konsultasi, perencanaan, pelaksanaan dan pengujian
peralatan di bidang :
2009, No.341 8
1. penyelidikan umum;
2. eksplorasi;
3. studi kelayakan;
4. konstruksi pertambangan;
5. pengangkutan;
6. lingkungan pertambangan;
7. pascatambang dan reklamasi; dan/atau
8. keselamatan dan kesehatan kerja.
b. Konsultasi, perencanaan, dan pengujian peralatan di
bidang :
1. penambangan; atau
2. pengolahan dan pemurnian.
(3) Bidang Usaha Jasa Pertambangan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) terdiri atas sub bidang sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I Peraturan Menteri ini.
(4) Bidang Usaha Jasa Pertambangan Non Inti adalah bidang
usaha selain bidang usaha jasa pertambangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).
BAB III
PENGGUNAAN DAN KEGIATAN JASA
PERTAMBANGAN
Pasal 5
(1) Pemegang IUP atau IUPK dalam melakukan kegiatan
usahanya dapat menggunakan jasa pertambangan setelah
rencana kerja kegiatannya mendapat persetujuan dari
Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan
kewenangannya.
(2) Pemegang IUP atau IUPK sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib menggunakan Perusahaan Jasa Pertambangan
Lokal dan/atau Perusahaan Jasa Pertambangan Nasional.
(3) Dalam hal tidak terdapat Perusahaan Jasa Pertambangan
Lokal dan/atau Perusahaan Jasa Pertambangan Nasional
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pemegang IUP atau
IUPK dapat menggunakan Perusahaan Jasa Pertambangan
Lain.
9 2009, No.341
a. baru;
b. perpanjangan; atau
c. perubahan.
(5) Permohonan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) huruf c diajukan apabila terjadi perubahan :
a. klasifikasi; dan/atau
b. kualifikasi.
Pasal 18
Permohonan IUJP sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 ayat
(4) diajukan secara tertulis kepada Menteri, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya berdasarkan
format dan persyaratan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II A, Lampiran II B, Lampiran II C, dan Lampiran II
D Peraturan Menteri ini.
Pasal 19
Permohonan SKT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat
(4) diajukan kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya berdasarkan format dan
persyaratan sebagaimana tercantum dalam Lampiran III A,
Lampiran III B, Lampiran III C, dan Lampiran III D Peraturan
Menteri ini.
Pasal 20
(1) Dalam hal permohonan IUJP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 atau permohonan SKT sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 telah lengkap dan benar, Menteri, gubernur,
atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
melakukan evaluasi sebelum memberikan persetujuan atau
penolakan IUJP atau SKT.
(2) Proses pemberian persetujuan atau penolakan IUJP atau
SKT sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pasal 18 dan
Pasal 19 ditetapkan dalam jangka waktu paling lama 14
(empat belas) hari
kerja, terhitung sejak permohonan dan persyaratan diterima
dengan lengkap dan benar.
15 2009, No.341
Pasal 21
(1) Dalam hal berdasarkan hasil evaluasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20, ternyata diperlukan klarifikasi
lebih lanjut, khusus untuk permohonan usaha jasa
pertambangan dengan klasifikasi Pelaksana dan Penguji
peralatan dapat dilakukan verikasi.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan oleh Menteri, gubernur atau bupati/walikota
sesuai dengan kewenangannya.
Pasal 22
IUJP atau SKT berakhir apabila :
a. jangka waktu berlakunya telah berakhir dan tidak diajukan
permohonan perpanjangan;
b. diserahkan kembali oleh pemegang IUJP atau SKT dengan
pernyataan tertulis sebelum jangka waktu IUJP atau SKT
berakhir;
c. dicabut oleh pemberi IUJP atau SKT.
Bagian Ketiga
Kewajiban
Pasal 23
Pemegang IUJP atau SKT dalam melaksanakan kegiatan
usahanya wajib :
a. menggunakan produk dalam negeri;
b. menggunakan sub kontraktor lokal;
c. menggunakan tenaga kerja lokal;
d. melakukan kegiatan sesuai dengan jenis dan bidang
usahanya;
e. menyampaikan setiap dokumen kontrak jasa pertambangan
dengan pemegang IUP atau IUPK;
f. melakukan upaya pengelolaan lingkungan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
g. mengoptimalkan pembelanjaan lokal baik barang maupun
jasa pertambangan yang diperlukan dalam pelaksanaan
kegiatan usaha jasanya;
2009, No.341 16
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 30 September 2009
MENTERI ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA,
PURNOMO YUSGIANTORO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 30 September 2009
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ANDI MATTALATTA
23 2009, No.341
PURNOMO YUSGIANTORO
25 2009, No.341
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Izin Usaha Jasa
Pertambangan Mineral dan Batubara dalam rangka kegiatan Usaha Jasa Pertambangan di lingkungan
proyek-proyek pertambangan mineral dan batubara.
Adapun jenis dan bidang usaha jasa pertambangan yang dimohon adalah : ...
Sebagai bahan pertimbangan, terlampir persyaratan sesuai jenis dan bidang usaha jasa
pertambangan tersebut di atas sebagaimana tercantum dalam lampiran surat permohonan ini.
Hormat Kami,
Bermaterai
Nama terang dan tanda tangan
pemohon
(DIREKSI)
2009, No.341 26
A. PROFIL PERUSAHAAN
1. Nama : ......................................................................................
2. Alamat/Domisili : ......................................................................................
3. NomorTelepon/Faks/Website/E-mail : ......................................................................................
4. Status Permodalan : *)
a. Nasional
b. Asing
12. Ketenagakerjaan :
Keterangan :
27 2009, No.341
KTP/ Ijazah CV SP
Latar Belakang Keahlian Asal
No. Nama IMTA
Pendidikan (sertifikat) *) *) *) *) Negara
1.
2.
3.
dst.
D. PERALATAN (terlampir)
Daftar peralatan yang digunakan perusahaan sesuai dengan jenis dan bidang usaha jasa
pertambangan yang dimohon, meliputi :
1. Jenis;
2. Jumlah;
3. Kondisi;
4. Status kepemilikan;
5. Lokasi keberadaan alat.
E. KEUANGAN/FINANSIAL
2. Nilai kontrak pekerjaan jasa pertambangan dengan pemegang IUP atau IUPK :
3. Kemitraan :
4. Saham :
Jumlah Saham
No. Pemegang Saham (Rp) (%)
(lembar)
1.
2.
3.
dst.
Jumlah 100
3. Pengalaman perusahaan sesuai jenis dan bidang usaha jasa pertambangan yang dimohon.
Catatan :
1. Berkas Permohonan dibuat dalam rangkap 2 (dua);
2. Hanya permohonan yang diisi lengkap yang akan diproses lebih lanjut.
29 2009, No.341
Perpanjangan IUJP ke *) 1 2 3 4 5 …
A. PROFIL PERUSAHAAN
1. Nama : ......................................................................................
2. Alamat/Domisili : ......................................................................................
3. Nomor Telepon/Faks/Website/E-mail : ......................................................................................
4. Status Permodalan : *)
a. Nasional
b. Asing
9. Ketenagakerjaan :
Provinsi/ Lokal Nasional Asing Total
No. Tenaga Kerja
Kabupaten/Kota (orang) (orang) (orang) (orang)
1. Kantor Pusat
2. Kantor Cabang
3. Lapangan (site)
a. ...
b. ...
c. ...
dst.
Jumlah
Keterangan :
*)
diisi dengan tanda (√)
**)
fotokopi dokumen dilampirkan
2009, No.341 30
KTP/ Ijazah CV SP
Latar Belakang Keahlian Asal
No. Nama IMTA
Pendidikan (sertifikat) *) *) *) *) Negara
1.
2.
3.
dst.
D. PERALATAN (terlampir)
Daftar peralatan yang digunakan perusahaan sesuai dengan jenis dan bidang usaha jasa
pertambangan yang dimohon, meliputi :
1. Jenis;
2. Jumlah;
3. Kondisi;
4. Status kepemilikan;
5. Lokasi keberadaan alat.
E. KEUANGAN/FINANSIAL
2. Nilai kontrak pekerjaan jasa pertambangan dengan pemegang IUP atau IUPK :
3. Kemitraan :
4. Saham :
Jumlah Saham
No. Pemegang Saham (Rp) (%)
(lembar)
1.
2.
3.
dst.
Jumlah 100
Catatan :
1. Berkas Permohonan dibuat dalam rangkap 2 (dua);
2. Hanya permohonan yang diisi lengkap yang akan diproses lebih lanjut.
2009, No.341 32
SURAT PERNYATAAN
No :
Tanggal, ...
Nama Perusahaan
PURNOMO YUSGIANTORO
33 2009, No.341
FORMAT PERMOHONAN
SURAT KETERANGAN TERDAFTAR (SKT)
Bersama ini kami mengajukan permohonan untuk mendapatkan Surat Keterangan Terdaftar
(SKT) dalam rangka kegiatan usaha jasa pertambangan non inti di lingkungan proyek-proyek
pertambangan mineral dan batubara.
Adapun usaha jasa pertambangan non inti yang dimohon adalah : ...
Hormat Kami,
(DIREKSI)
2009, No.341 34
A. PROFIL PERUSAHAAN
1. Nama : ......................................................................................
2. Alamat/Domisili : ......................................................................................
3. Nomor Telepon/Faks/Website/E-mail : ......................................................................................
4. Status Permodalan : *)
a. Nasional
b. Asing
12. Ketenagakerjaan :
Provinsi/ Lokal Nasional Asing Total
No. Tenaga Kerja
Kabupaten/Kota (orang) (orang) (orang) (orang)
1. Kantor Pusat
2. Kantor Cabang
3. Lapangan (site)
a. ...
b. ...
c. ...
dst.
Jumlah
Keterangan :
*)
diisi dengan tanda (√)
**)
fotokopi dokumen dilampirkan
35 2009, No.341
C. KEUANGAN/FINANSIAL
1. Investasi untuk usaha jasa pertambangan non inti (Rp) : ...........................................................
2. Nilai kontrak pekerjaan usaha jasa pertambangan non inti dengan pemegang IUP atau IUPK :
3. Kemitraan :
4. Saham :
Jumlah Saham
No. Pemegang Saham (Rp) (%)
(lembar)
1.
2.
3.
dst.
Jumlah 100
Catatan :
1. Berkas Permohonan dibuat dalam rangkap 2 (dua);
2009, No.341 36
2. Hanya permohonan yang diisi lengkap yang akan diproses lebih lanjut.
A. PROFIL PERUSAHAAN
1. Nama : ......................................................................................
2. Alamat/Domisili : ......................................................................................
3. Nomor Telepon/Faks/Website/E-mail : ......................................................................................
4. Status Permodalan : *)
a. Nasional
b. Asing
9. Ketenagakerjaan :
No. Tenaga Kerja Provinsi/ Lokal Nasional Asing Total
Kabupaten/Kota (orang) (orang) (orang) (orang)
1. Kantor Pusat
2. Kantor Cabang
3. Lapangan (site)
a. ...
b. ...
c. ...
dst.
Jumlah
Keterangan :
*)
diisi dengan tanda (√)
**)
fotokopi dokumen dilampirkan
37 2009, No.341
Catatan :
1. Berkas Permohonan dibuat dalam rangkap 2 (dua);
2. Hanya permohonan yang diisi lengkap yang akan diproses lebih lanjut.
2009, No.341 38
SURAT PERNYATAAN
No :
Tanggal, ...
Nama Perusahaan
PURNOMO YUSGIANTORO
39 2009, No.341
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Bab I Pendahuluan
1.1 Lingkup laporan
1.2 Lokasi Kerja
1.3 Jenis dan Bidang Usaha Jasa Pertambangan
Lampiran
Catatan :
1. Bab II menjelaskan secara singkat kegiatan yang telah dilakukan;
2. Laporan Triwulan adalah periode kegiatan Triwulan I s.d IV (Januari-Maret, April-Juni, Juli-September, Oktober-
Desember);
3. Laporan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 15 hari kerja setelah akhir setiap triwulan;
4. Setiap pemegang IUJP cukup satu laporan untuk beberapa kegiatan/kontrak;
5. Penyampaian dengan surat yang ditandatangani oleh Direksi.
2009, No.341 40
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
Bab I Pendahuluan
1.1 Lingkup laporan
1.2. Lokasi Kerja
1.3. Jenis dan Bidang Usaha Jasa Pertambangan
Lampiran
1. Tabel sebagaimana Lampiran IV C
2. Data pendukung
LAMPIRAN IV C PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
NOMOR : 28 TAHUN 2009
TANGGAL : 30 SEPTEMBER 2009
FORMAT LAPORAN TRIWULAN DAN TAHUNAN KEGIATAN USAHA JASA PERTAMBANGAN NON INTI
Laporan berisi keterangan mengenai Investasi, Kontrak (Nilai dan Realisasi), Penerimaan Negara dan Daerah, Pembelanjaan (Lokal, Nasional, dan Impor),
Tenaga Kerja (Lokal, Nasional, dan Asing), dan Biaya Pengembangan Masyarakat (CD), yang disusun sesuai format berikut :
Tabel Laporan Kegiatan Triwulan/Tahunan Pemegang SKT
Nama Perusahaan : ...
Nomor SKT : ...
Jenis dan Bidang Usaha Jasa Lainnya : ...
Kontrak
Penerimaan (Rp) Pembelanjaan (Rp) Tenaga Kerja
Perusahaan (Rp)
pemberi kerja Masa Investasi Biaya CD
No Subkontraktor Kegiatan
(KK/PKP2B/ Kontrak (Rp) (Rp)
IUP/IUPK) Nilai Realisasi Negara Daerah Lokal Nasional Impor Lokal Nasional Asing
1.
2.
3.
dst.
Jumlah
Catatan :
1. Laporan Triwulan adalah periode kegiatan Triwulan I s.d IV (Januari-Maret, April-Juni, Juli-September, Oktober-Desember);
2. Laporan disampaikan dalam jangka waktu paling lambat 15 hari kerja setelah akhir setiap triwulan;
3. Laporan Tahunan adalah kegiatan tahun kalender (rekapitulasi Triwulan I s.d IV);
4. Pembelanjaan Lokal dan Impor agar dilampirkan jenis barang/jasanya;
5. Setiap pemegang SKT cukup satu laporan untuk beberapa kegiatan/kontrak;
6. Penyampaian dengan surat yang ditandatangani oleh Direksi.
41
PURNOMO YUSGIANTORO
Kontrak
Penerimaan (Rp) Pembelanjaan (Rp) Tenaga Kerja
Perusahaan (Rp)
pemberi kerja Masa Investasi Biaya CD
No Subkontraktor Kegiatan
(KK/PKP2B/ Kontrak (Rp) (Rp)
IUP/IUPK) Nilai Realisasi Negara Daerah Lokal Nasional Impor Lokal Nasional Asing
1.
2.
3.
dst.
Jumlah
2009, No.341