Tugas 2 Hukum Bisnis
Tugas 2 Hukum Bisnis
Tugas 2 Hukum Bisnis
Jawaban :
Jawaban :
a. Merek menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang (UU) No. 15 Tahun 2001
tentang Merek adalah ”tanda atau simbol yang dapat berupa gambar, nama, kata,
huruf - huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsur - unsur
tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan
perdagangan barang atau jasa”.
Merek merupakan hal yang sangat penting dalam dunia bisnis. Sebagai bagian
dari Hukum hak atas kekayaan intelektual maka suatu merek jelas akan
dilindungi dalam penggunaan dan pemakaiannya. Untuk dapat dilindunginya
suatu merek, maka merek tersebut terlebih dahulu harus didaftarkan. Pendaftaran
tersebut menjadi penting untuk mendapatkan hak atas merek tersebut. Hak atas
merek adalah hak eksklusif yang diberikan negara kepada pemilik merek yang
terdaftar dalam “daftar umum merek” untuk jangka waktu tertentu. Setelah suatu
merek didaftarkan kemudian pemilik merek menggunakan sendiri dan
memberikan izin merek tersebut kepada pihak lain untuk digunakan sebagaimana
yang ditegaskan dalam Pasal 3 Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 tentang
merek yang berbunyi “pemilik merek mempunyai hak menggunakan sendiri
merek tersebut dan hak memberikan izin kepada orang lain untuk menggunakan
merek tersebut”. Dengan demikian jelaslah bawa perlindungan hukum terhadap
merek diberikan melalui proses pendaftaran, baik perlindungan untuk
menggunakan sendiri atau perlindungan dalam hal memberikan izin kepada
pihak lain.
Dalam pendaftaran suatu merek dikenal dua macam sistem pendaftaran. Yaitu
sistem konstitutif dan deklaratif. Sistem deklaratif adalah sistem pendaftaran
yang hanya menimbulkan dugaan adanya hak sebagai pemakai pertama pada
merek bersangkutan. Sistem deklaratif dianggap kurang menjamin kepastian
hukum dibandingkan dengan sistem konstitutif berdasarkan pendaftaran pertama
yang lebih memberikan perlindungan hukum. Sistem pendaftar pertama disebut
juga first to file principle. Artinya, merek yang didaftar adalah yang memenuhi
syarat dan sebagai yang pertama. Tidak semua merek dapat didaftarkan. Merek
tidak dapat didaftar atas dasar permohonan yang diajukan oleh pemohon yang
beretikad tidak baik. Pemohon beretikad tidak baik adalah pemohon yang
mendaftarkan mereknya secara tidak layak dan tidak jujur, ada niat tersembunyi
misalnya membonceng, meniru, atau menjiplak ketenaran menimbulkan
persaingan tidak sehat dan mengecohkan atau menyesatkan konsumen. Yang
dapat mendaftarkan merek adalah orang atau badan hukum.
Kemudian sistem pendaftaran berubah menjadi first to file. Namun demikian
sistem first to file tersebut memiliki kelemahan.
Dalam sistem pendaftaran first to file, prinsip penerimaan merek adalah first to
file, artinya siapapun yang mendaftar lebih dahulu akan diterima
pendaftaraannya dengan tidak mempersoalkan apakah si pendaftar benar-benar
menggunakan merek tersebut untuk kepentingan usahanya. Beberapa
kemungkinan dapat terjadi setelah masuknya pendaftaran pertama, misalnya
muncul pendaftar lain yang sebenarnya berkepentingan langsung dengan merek
tersebut, sebab pendaftar inilah yang secara riil menggunakan barang tersebut.
Seperti contoh kasus di atas, Merek Terkenal Gucci telah terdaftar di Direktorat
Jenderal HKI sejak tahun 1983 dan di pihak lain Merek Guchi diterima HKI
diterima pendaftaran merek pada tahun 2006, jelaslah bahwa system first to file
sebenarnya merugikan pihak pemilik merek pertama karena akan membuka
peluang timbulnya pembajakan suatu merek terutama sekali merek dagang yang
dimiliki pihak asing. Artinya, banyak merek terkenal yang didaftarkan oleh bad
applicant (pendaftar beritikad buruk).
b. Menurut saya jika berada dalam situasi dan kondisi seperti di atas sebaiknya
sebelum mendaftarkan suatu merek kita harus lebih selektif lagi dalam
pemeriksaan formal yakni seperti pemeriksaan atas kelengkapan persyaratan
administratif yang ditetapkan, selain pemeriksaan formal kita juga harus
selektif dalam pemeriksaan substantif yaitu pemeriksaan terhadap merek yang
diajukan apakah dapat didaftarkan atau tidak, berdasarkan persamaan pada
keseluruhan, persamaan pada pokoknya, atas merek sejenis milik orang lain,
sudah diajukan mereknya lebih dahulu oleh orang lain. Dan jika berada dalam
situasi tersebut, Untuk melawan bad applicant, menurut yang disampaikan oleh
Andi Noorsaman mengusulkan agar pengusaha khususnya di Indonesia
memiliki divisi legal yang khusus mengurusi HKI. Yangmana tugas divisi ini
tidak lain adalah memonitor apakah ada orang yang beriktikad tidak baik untuk
mendompleng ketenaran mereknya.