UAS Tes Dan Pengukuran Penjas
UAS Tes Dan Pengukuran Penjas
UAS Tes Dan Pengukuran Penjas
DAN
OLAH RAGA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tes dan Pengukuran Penjas
(YUSKHIL MUSHOFI, S.Pd, M.Pd)
Oleh :
ALTO DIRGANTARA
2181000510279
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat, rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan dan
menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin.
Makalah ini di buat sebagai salah satu tugas kami dalam mata kuliah tes dan pengukuran
penjas yang diajar oleh bapak Yuskhil mushofi, S.Pd, M.Pd. tujuan makalah ini adalah
untuk mempermudah pemahaman si pembaca dan dapat dimengerti. Penyajian makalah
ini pun dikemas dan bervariasi.
Namun ibarat pepatah mengatakan “tiada gading yang tak retak” begitu pun makalah ini
dibuat tentu saja masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyajian. Untuk itu,
kami sebagai penyusun proposal ini kami mohon maaf apabila dalam penyajian terdapat
kekurangan dan kesalahan.
Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,
koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami sampaikan kepada:
Bapak Yuskhil mushofi, S.Pd, M.Pd yang telah membimbing kami dalam mata
kuliah Penelitian pendidikan.
Rekan-Rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan untuk makalah ini.
Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun
demi pengembangn makalah ini selanjutnya.
Penyusun,
ALTO DIRGANTARA
i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
BAB III
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 29
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PEMBAHASAN
100- kurang 0
101-105 -1
106-110 -2 0 - 20 15
111-115 -3 21 - 30 13 5 -1
116-120 -4 31 - 40 11 6 - 10 -2
121-125 -5 41 - 50 9 11 - 15 -3
126-130 -6 51 - 60 7 16 - 20 -4
131-135 -7 61 - 70 5 21 - 25 -5
Contoh : Seorang anak dalam sikap berdiri D. P. 76 dilihat pada A dapat nilai 0.
Denyut Pulse segera setelah melakukan latihan ringan 106, sehingga
perbedaannya adalah 106 - 76 = 30; untuk ini memperoleh nilai 13 (B-A). Setelah
berdiri selama 45 detik denyut Pulse menjadio 86, sehingga C-A = 10; dalam tabel
memperoleh nilai -2. Jadi tingkat efisiensi jasmaninya adalah 0+13+(-2)=11.
Kriteria penilaian
Interval Kategori
0 -3 Cukup
4–7 Baik
8 – 11 Baik sekali
12 -15 Sempurna
DN awal : 74
Step : 72
DN 15 dtk : 132
DN 45 dtk : 90
Perhitungan : 3
Kriteria : Cukup
Analisis : dalam tes foster testee tergolong cukup, tetapi langkah belum
mencapai 90/ detik. Penurunan denyut nadi setelah melakukan latihan dan
istirahat, ternyata mendekati DN awal, sehingga dalam perhitungan semua
kelompok yang mengikuti tes, testee Bramuaji Cahya dinyatakan berkategori
cukup. Dibandingkan dengan perhitungan masing-masing anggota dalam
kelompoknya, testee Bramuaji Cahya paling baik karena anggota yang lain
berkategori kurang.
2. Tes Kelelahan dari Calson
A. Tujuan :
Tes kurva kelelahan Carlson adalah bertujuan untuk menguji tekanan terberat
pada tiap-tiap individu. Carlson merasa tes fisik yang baik banyak persyaratannya
untuk menampakkan kondisi fisiknya yang dialaminya.
B. Cara Pelaksanaan :
Kurva kelelahan secara umum dalam fisiologis, yang mana kemampuan fisik titik
tidak mampu lagi digunakan pada pertengahan latihan. Pelaksanaanya yaitu
peserta harus berlari secepat mungkin selama 10 detik dalam tiap sessi (babak)
dengan diselingi waktu istirahat selama 10 detik. Peserta melakukan sebanyak 10
sesi (babak) dengan 10 detik tiap sessinya dan mengambil denyut nadi untuk 10
detik kemudian dikalikan 6, dan mencatat denyut nadi:
1. Sebelum latihan, peserta duduk pada lantai atau tanah.
D. Penilaian
Penilaian dari tes ini meliputi jumlah dari kedua nilai yaitu: dari menapaknya kaki
kanan pada lantai selama tiap-tiap 10 sessi (babak) latihan, dan denyut nadi yang
dinyatakan pada pembahasan diatas. Kelelahan disebabkan menurunnya jumlah
tiap-tiap sessi jika peserta telah melakukannya dengan seluruh tenaga. Jika tiap
sessi sedikit menunjukkan melemahnya repetisi dari data sessi sebelumnya, ada
kesalahan tiap sessi sekarang atau kurang penerapan pada peserta.
(Referensi: Buku Moeslim, Tes Dan Pengukuran Jilid I)
Setelah Latihan
1 20 114
2 24 144
3 27 156
4 28 162
5 26 168
6 27 174
7 27 180
8 25 180
9 27 180
10 30 192
6 menit 13 x 6 = 78
Analisis : pada inning ke 7 masuk ke 8 teste mulai kelelahan. Dapat dilihat dari
jumlah langkah yang menurun tetapi denyut nadi masih tetap tinggi. Tetapi pada
inning 10 langkah meningkat namun disertai denyut nadi yang sangat tinggi.ada
kesalahan karena tiap sesi menunjukkan jumlah repetisi atau langkah yang naik
turun. Ini berarti testee tidak melakukan tes dengan seluruh tenaga.
E. Keuntungan
2. Dengan jumlah yang besar, subjek dapat menguji hanya dalam waktu 10
menit.
1. Lingkari angka evaluasi yang terdekat dari jumlah kalinya kaki kanan
yang menyentuh lantai untuk kesepuluh Inning.
2. lingkari angka evaluasi yang terdekat dari jumlah kelima penghitungan
denyut nadi dalam tabel.
3. Jumlahkan kedua angka evaluasi dan cari jumlah angka evaluasi tersebut
dalam table evaluasi indeks kondisi
Tabel Evaluasi Jumlah Kalinya Kaki Kanan Menyentuh Lantai Sepuluh
Inning dan Jumlah Denyut Nadi untuk 5 Penghitungan
2 97 16 69 Perlu
Aktivitas
3 95 Baik Sekali 17 67
4 93 18 65
5 91 19 63
6 89 20 61
7 87 21 59 Pertanyaan!
Perlu
8 85 Baik 22 57
Diselidiki
9 83 23 55
10 81 24 53
11 79 25 51
12 77 26 49 Jelek! Perlu
Pemeriksaan
13 75 Cukup 27 47
Dokter
14 73 28 45
15 71 Sedang/Rata-rata
Tes Kesamaptaan Jasmani ABRI merupakan suatu Battery Tes yang terdiri dari:
a. Battery Tes ke-I disebut “Tes Samapta A” adalah tes lari 12 menit (aerobic
dari Cooper)
2) Kekuatan (Strength)
3) Kecepatan (Speed)
4) Kelincahan (Agility)
5) Koordinasi (Coordination)
2) Tes Samapta B
a) Pull Up : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan.
b) Squat Jump : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot kaki
serta keseimbangan dan koordinasi.
c) Push Up : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan
d) Sit Up : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut
3) Interval waktu
Setelah Tes A dilakukan, Testee diberi waktu istirahat selama 10 sampai15 menit
baru boleh melakukan Tes B. interval waktu tiap item pada Tes B adalah 5 sampai
10 menit tiap orang.
Petunjuk Tehnik Tes:
Pelaksanaan : teesti siap dibelakang garis start dengan sikap berdiri. Setelah ada
aba-aba dari starter, lari secepat mungkin selama 12 menit. Pada saat 12 menit
habis, peluit ditiup dan semua teesti harus berhenti ditempat. Penghitung keliling
mendekati teesti dan mencatat jumlah jarak yang ditempuh oleh teesti.
Penilaian : yang dinilai adalah jarak yang ditempuh oleh teesti.
2. Pull-Up
3. Push-Up
Penilaian : yang dicatat dan dinilai adalah jumlah gerakan yang benar
4. Sit-Up
5. Shuttle-Run
Alat : lapangan, tonggak atau cone, kapur tanda batas, stop watch, alat tulis,
peluit.
Kriteria penilaian
Interval Kategori
Tabel kriteria ini dibuat berdasarkan nilai terendah dan tertinggi peserta tes,
karena dalam buku sumber belum mencantumkan criteria penilaian dan hanya
mencantumkan nilai T.
kategori : ( cukup)
Analisis : Teste dalam keseluruhan tes dari semua kelompok yang mengikuti
tes dinyatakan cukup, namun hasil yang sangat buruk pada salah atu item tes
yaitu pull up. Ini karena daya tahan otot lengan yang rendah yang disebabkan
kurangnya latihan pa otot-otot tangan. Jika dibandingkan dengan anggota dalam
kelompoknya berkategori kurang.
4. Loncat tegak,
5. Lari 1000 meter.
Kegunaan tes
Ketentuan pelaksanaan
1. TKJI ini merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus
dilaksanakan secara berurutan dan tidak terputus-putus.
1. Lari 60 meter
a. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan : Peserta tes berdiri di belakang garis start.
2) Gerakan
a) Pada aba-aba “SIAP” peserta tes mengambil sikap start berdiri, siap
untuk lari,
4) Pengukuran waktu
Pengukuran waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai pelari tepat
melewati garis finish.
Pencatat hasil
a) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 60 meter, dalam satuan waktu detik.
2. Tes Gantung Angkat Tubuh Untuk Putera, Dan Tes Gantung Siku
Tekuk Untuk Puteri
a. Tes gantung angkat tubuh 60 detik, untuk putera
1. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot
lengan dan otot bahu.
3. Pelaksanaan
1. Sikap permulaan
2. Selama melakukan gerakan, mulai dari kepala sampai ujung kaki tetap lurus.
b) Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal, dan
4. Pencatatan hasil
c. Peserta yang tidak dapat melakukan tes angkat tubuh ini, walaupun telah
berusaha diberi nilai Nol ( 0 ).
1. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot
lengan dan otot bahu.
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
2) Stopwatch,
3) Alat tulis,
d. Pelaksanaan
1. Sikap permulaan
2. Gerakan
Catatan :
1) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas sehingga jari-jarinya tidak terjalin
lagi,
e. Pencatatan hasil
1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang
dapat dilakukan dengan sempurna selam 60 detik
2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, diberi nilai Nol (0)
4. Loncat Tegak
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenag eksplosif
1) Papan berskala Cm, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada
dinding yang rata-rata atau tiang.
2) Jarak antara lantai dan angka Nol ( 0 ) pada skala yaitu 150 cm
d. Pelaksanaan
1. Sikap permulaan
a) Terlebih dahulu ujung jaru tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur.
b) Peserta berdiritegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada disamping
kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus
keatas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskalal sehingga
meninggalkan bekas raihan jarinya .
2. Gerakan
a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan
diayun kebelakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil
menepuk papan dengan ujung jari sehinggga menimbulkan bekas.
b) Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh peserta yang
lain.
Pencatatan hasil
5. Lari 1200 Meter Untuk Putera Dan 1000 Meter Untuk Puteri
a. Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran
darah dan pernapasan.
1) Lintasan lari 1200 meter untuk Putera dan 1000 meteruntuk Putri,
d. Pelaksanaan
2. Gerakan
a) Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari.
b) Pada aba-aba “YA” peserta lari menuju garis finish, menempuh jarak 1200
meter untuk putera dan 1000 meter untuk puteri.
Catatan :
e. Pencatatan hasil
Tabel Nilai
Untuk putera
4 7.3” – 14 – 18 30 – 40 60 – 72 3’15” – 4
8,3” 4’25”
3 8,4” – 9 – 13 21 – 29 50 – 59 4’26” – 3
9,6” 5’12”
Tabel Nilai
Untuk puteri
A. Table norma
NORMA TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA
1. 22 – 25 Baik sekali ( BS )
2. 18 – 21 Baik ( B )
3. 14 – 17 Sedang ( S )
4. 10 – 13 Kurang ( K )
Umur : 21
· Nilai total : 10
BAB III
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil tes yang dilakukan saat mengikuti kuliah Tes Pengukuran
dan Evaluasi, banyak sekali nahasiswa yang nilai tesnya apabila dikonversikan
terhadap norma yang ada ini kurang bagus. Ini bisa disebabkan oleh banyak factor
baik dari dalam diri individu sendiri ataupun dari luar, missalnya ketidak seriusan
saat melakukan tes, tingkat kebugaran jasmani rendah, pengetahuan tentang tes
sangat minim.
B. Saran
Saran yang bisa penyusun sampaikan adalah alat atau sarana dijaga kulitasnya
serta lebih memfasilitasi mahasiswa dalam mencari sumber jika kesulitan mencari
di perpus.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
http://journal.unesa.ac.id/index.php/jossae/index
http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index
The Nelson Hand Reaction Test: Buku kesehatan, tes pengukuran dan evaluasi
halaman 88.
The Nelson Foot Reaction Test: Buku kesehatan, tes pengukuran dan evaluasi
halaman 88.