UAS Tes Dan Pengukuran Penjas

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 27

TES DAN PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI

DAN
OLAH RAGA
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tes dan Pengukuran Penjas
(YUSKHIL MUSHOFI, S.Pd, M.Pd)

Oleh :

ALTO DIRGANTARA
2181000510279

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU EKSAKTA DAN KEOLAHRAGAAN

IKIP BUDI UTOMO MALANG JANUARI 2021


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat, rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan dan
menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin.

Makalah ini di buat sebagai salah satu tugas kami dalam mata kuliah tes dan pengukuran
penjas yang diajar oleh bapak Yuskhil mushofi, S.Pd, M.Pd. tujuan makalah ini adalah
untuk mempermudah pemahaman si pembaca dan dapat dimengerti. Penyajian makalah
ini pun dikemas dan bervariasi.

Namun ibarat pepatah mengatakan “tiada gading yang tak retak” begitu pun makalah ini
dibuat tentu saja masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyajian. Untuk itu,
kami sebagai penyusun proposal ini kami mohon maaf apabila dalam penyajian terdapat
kekurangan dan kesalahan.

Dalam proses pendalaman materi ini, tentunya kami mendapatkan bimbingan, arahan,
koreksi, dan saran. Untuk itu rasa terima kasih yang dalam kami sampaikan kepada:

 Bapak Yuskhil mushofi, S.Pd, M.Pd yang telah membimbing kami dalam mata
kuliah Penelitian pendidikan.
 Rekan-Rekan mahasiswa yang telah memberikan masukan untuk makalah ini.

Penyusun sadar bahwa dirinya hanya manusia biasa yang pasti mempunyai kesalahan dan
kekurangan. Untuk itu penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun
demi pengembangn makalah ini selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat semoga bermanfaat.

Malang, 18 Januari 2021

Penyusun,

ALTO DIRGANTARA

i
DAFTAR ISI

Halaman

Kata pengantar………………………………………………… ............................... i


Daftar isi……………………………………………………………………............. ii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ………………………………..……………………… 1


B. Identifikasi Masalah ………………………….……….…………...…… 3
C. Batasan Masalah ………………………………………………………... 4
D. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 4
E. Tujuan Penelitian …………………………………………………… 4
F. Kegunaan Hasil …………………………………………………….. 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Teori ……………… ……………………...……………………….. 6

BAB III

1. Desain Penelitian ……………………………………………………….. 25


2. Tempat dan Waktu Penelitian……………………………………... 25
3. Populasi dan Sampel Penelitian…………………………………… 25
4. Definisi Operasional Variabel Penelitian ………………………… 26
5. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data…………….. 26
6. Teknik Analisis Data……………………………………………… 27
7. Jadwal Penelitian………………………………………………….. 28

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 29

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

A.      Pengertian Tes, Pengukuran, dan Evaluasi


Tes adalah suatu alat yang digunakan untuk memperoleh data. Suatu tes dapat
dikatakan baik apabila memenuhi beberapa syarat, antara lain: 1) Valid yaitu
mengukur apa yang harus diukur sesuai dengan tujuan (ketepatan dalam
pengukuran), misalnya alat ukur untuk tinggi badan menggunakan stadiometer.
Poin ini dapat diketahui dari tingkat validitasnya. Validitas adalah derajat
ketepatan dalam pengukuran yang diwujudkan dalam bentuk angka, kisaran
angkanya ± 1. Validitas sama dengan mengkorelasikan atau menghubungkan dua
variabel (gejala yang terjadi di lapangan) atau lebih, contohnya panjang lengan
dengan hasil lemparan. 2) Reliabel yaitu keajegan didalam pengukuran, diukur
berulang-ulang mendapatkan hasil yang sama (ketetapan). Kisaran angkanya lebih
besar, mendekati 1 yaitu 0,9 karena yang dikorelasikan sama. Maksudnya
menghubungkan variabel yang sama, misal panjang lengan, jadi yang
dikorelasikan adalah panjang lengan antara probandus 1,2,3 dan seterusnya. 3)
Objektif yaitu memberikan penilaian apa adanya tidak dipengaruhi variabel
manapun (jumlahnya lebih dari tiga). 4) Ada Pedoman Pelaksanaan artinya suatu
tes tersebut harus mempunyai tujuan, alat-alat yang digunakan, pelaksanaan atau
langkah-langkah yang akan dilalui dalam mengikuti suatu tes, serta mempunyai
norma bagi umur dan tingkat tertentu dalam penilaian. 5) Ekonomis artinya alat-
alat yang digunakan murah dan mudah didapat.
Pengukuran adalah proses menggunakan alat tersebut untuk mendapatkan data.
Pengukuran dimaksudkan menentukan sifat, kemampuan, dan watak seseorang
atau kelompok. Nilai atau hasil pengukuran itu sendiri tidak berarti, dan baru
berarti setelah dinilai dan diinterpretasikan data yang ada. Evaluasi adalah
pemberian pertimbangan, makna, penilaian setelah data itu diambil. Pengukuran
menentukan status, sedangkan proses evaluasi menentukan arti tentang status itu.
B.        Kebugaran Jasmani
Yang dimaksud dengan kebugaran jasmani adalah melakukan aktifitas fisik tanpa
mengalami kelalahan yang berarti serta masih mampu melakukan aktivitas
lainnya. Kebugaran jasmani ada dua yaitu yang berhubungan dengan kesehatan
meliputi:
1.      Daya tahan paru jantung, yakni kemampuan paru jantung mensuplai oksigen
untuk kerja otot dalam jangka waktu lama.
2.      Daya tahan otot adalah kemampuan otot melakukan serangkaian kerja dalam
waktu yang lama.
3.      Kelentukan adalah kemampuan persendian bergerak secara leluasa.
4.      komposisi tubuh adalah perbandingan berat tubuh berupa lemak dengan
berat tanpa lemak ang dinyatakan dalam persentase lemak tubuh.
Yang berhungan dengan ketrampilan yaitu kecepatan, power, kelincahan,
koordinasi, waktu reaksi, kecepatan, daya tahan otot, keseimbangan
BAB II

PEMBAHASAN

A. TES KEBUGARAN JASMANI BERHUBUNGAN DENGAN


KESEHATAN
1. Tes Kelelahan dari Foster
Tes dari Foster ini bertujuan untuk menentukan atau bagaimana keadaan jantung
setelah melakukan latihan ringan. Apabila dalam bentuk latihan ringan frekuensi
jantung tambah dengansepanjang kondisi anak tersebut tidak baik.
Alat-alat : stopwatch, pensil dan kertas blanko
Pelaksanaan :
Langkah I: Dalam sikap berdiri denyut nadi diambil selama 30 detik. Kalau tidak
tenang (nervous) diambil dalam waktu yang lebih lama lagi. Jumlah dalam waktu
1 menit dihitung sebagai dalam table 3.
Langkah 2: lari ditempat selama 30 detik dengan 180 derajat step per menit (30
detik dengan 90 step). Setelah lari terus mengambil sikap berdiri seenaknya; lalu
D.P diambil dengan segerasetelah 5 detik atau 15 detik sampai pengetes bisa
mengambil lebih baik. Jumlah dalam 1 menit dihitung sebagai B.
Langkah 3: setelah anak coba berdiri dengan enak selama 45 detik D.P diambil
lagi dan jumlah per menit catat sebagai C.
Langkah 4: untuk menentukan hasilnya dapat dilihat dalam table 3. 15 adalah
nilai maksimal yang mungkin dapat dicapai.
Tabel III

Table Poster Untuk Efisiensi Jasmani

A Perbedaan D. P Sebelum dan Perbedaan D.P sebelum dan


segera setelah test (B-A) setelah test (C-A) 45 detik
D.P sebelum
Test

Nilai Perbedaan Nilai Perbedaan Nilai

100- kurang  0

101-105       -1

106-110       -2 0 - 20 15

111-115       -3 21 - 30 13 5 -1

116-120       -4 31 - 40 11 6 - 10 -2

121-125       -5 41 - 50 9 11 - 15 -3

126-130       -6 51 - 60 7 16 - 20 -4

131-135       -7 61 - 70 5 21 - 25 -5

Contoh : Seorang anak dalam sikap berdiri D. P. 76 dilihat pada A dapat nilai 0.
Denyut Pulse segera setelah melakukan latihan ringan 106, sehingga
perbedaannya adalah 106 - 76 = 30; untuk ini memperoleh nilai 13 (B-A). Setelah
berdiri selama 45 detik denyut Pulse menjadio 86, sehingga C-A = 10; dalam tabel
memperoleh nilai -2. Jadi tingkat efisiensi jasmaninya adalah 0+13+(-2)=11.
Kriteria penilaian

                                    Table  Klasifikasi Tes Foster

Interval Kategori

(-3) – (-1) Kurang

0 -3 Cukup

4–7 Baik

8 – 11 Baik sekali
12 -15 Sempurna

Contoh Hasil Tes Foster

Nama                    : Bramuaji Cahya

Umur                    : 21

DN awal               : 74

Step                      : 72

DN 15 dtk            : 132

DN 45 dtk            : 90

Perhitungan          : 3

Kriteria                 : Cukup

Analisis                : dalam tes foster testee tergolong cukup, tetapi langkah belum
mencapai 90/ detik. Penurunan denyut nadi setelah melakukan latihan dan
istirahat, ternyata mendekati DN awal, sehingga dalam perhitungan semua
kelompok yang mengikuti tes, testee Bramuaji Cahya dinyatakan berkategori
cukup. Dibandingkan dengan perhitungan masing-masing anggota dalam 
kelompoknya, testee Bramuaji Cahya paling baik karena anggota yang lain
berkategori kurang.
2.      Tes Kelelahan dari Calson

A.       Tujuan :

Tes kurva kelelahan Carlson adalah bertujuan untuk menguji tekanan terberat
pada tiap-tiap individu. Carlson merasa tes fisik yang baik banyak persyaratannya
untuk menampakkan kondisi fisiknya yang dialaminya.
B.        Cara Pelaksanaan :

Kurva kelelahan secara umum dalam fisiologis, yang mana  kemampuan fisik titik
tidak mampu lagi digunakan pada pertengahan latihan. Pelaksanaanya yaitu
peserta harus berlari secepat mungkin selama 10 detik dalam tiap sessi (babak)
dengan diselingi waktu istirahat selama 10 detik. Peserta melakukan sebanyak 10
sesi (babak) dengan 10 detik tiap sessinya dan mengambil denyut nadi untuk 10
detik kemudian dikalikan 6, dan mencatat denyut nadi:
1.       Sebelum latihan, peserta duduk pada lantai atau tanah.

2.       10 detik setelah latihan.

3.       2 menit setelah latihan

4.       4 menit setelah latihan

5.       6 menit setelah latihan.

Dalam melaksanakan lari, harus diperhatikan menaikkan kaki dan menurunkan


kaki secukupnya pada lantai secepat mungkin dia dapat melakukannya selama 10
detik. Subjek hanya menghitung jumlah dari menapaknya kaki kanan pada lantai,
dan mencatat tiap-tiap sessi (babak) latihan. Kemudian jumlah seluruhnya dari
tiap-tiap sessi dijumlahkan untuk mengetahui hasil akhirnya.
C.        Alat: stop watch, bolpoin, dan buku catatan

D.       Penilaian

Penilaian dari tes ini meliputi jumlah dari kedua nilai yaitu: dari menapaknya kaki
kanan pada lantai selama tiap-tiap 10 sessi (babak) latihan, dan denyut nadi yang
dinyatakan pada pembahasan diatas. Kelelahan disebabkan menurunnya jumlah
tiap-tiap sessi jika peserta telah melakukannya dengan seluruh tenaga. Jika tiap
sessi sedikit menunjukkan melemahnya repetisi dari data sessi sebelumnya, ada
kesalahan tiap sessi sekarang atau kurang penerapan pada peserta.
(Referensi: Buku Moeslim, Tes Dan Pengukuran Jilid I)

Contoh Hasil Pengukuran Tes Kelelahan dari Calson :

Nama                           : Bramuaji Cahya

Denyut Nadi Awal`    : 76 per menit

Setelah Latihan

NO JUMLAH LANGKAH DENYUT NADI

1 20 114

2 24 144
3 27 156

4 28 162

5 26 168

6 27 174

7 27 180

8 25 180

9 27 180

10 30 192

Keterangan:     Istirahat           2 menit            20 x 6 = 120

                                                4 menit            19 x 6 = 114

                                                6 menit            13 x 6 = 78

Grafik Column Hasil Pengukuran Denyut Nadi Setelah Melakukan Tes


Carlson

Analisis : pada inning ke 7 masuk ke 8 teste mulai kelelahan. Dapat dilihat dari
jumlah langkah yang menurun tetapi denyut nadi masih tetap tinggi. Tetapi pada
inning 10 langkah meningkat namun disertai denyut nadi yang sangat tinggi.ada
kesalahan karena tiap sesi menunjukkan jumlah repetisi atau langkah yang naik
turun. Ini berarti testee tidak melakukan tes dengan seluruh tenaga.

E.        Keuntungan

Diantara keuntungan dari tes kurva kelelahan Carlson adalah:

1.      Tes dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun dengan peralatan yang


minimum.

2.      Dengan jumlah yang besar, subjek dapat menguji hanya dalam waktu 10
menit.

3.      Merupakan alat tes yang baik dalam metode evaluasi.

4.      Merupakan sebuah latihan pengkondisian.


5.      Sebagian besar teste dapat dites dalam waktu sepuluh menit.

Indeks Presentase dari kondisi table evaluasi Carlson

1. Lingkari angka evaluasi yang terdekat dari jumlah kalinya kaki kanan
yang menyentuh lantai untuk kesepuluh Inning.
2. lingkari angka evaluasi yang terdekat dari jumlah kelima penghitungan
denyut nadi dalam tabel.
3. Jumlahkan kedua angka evaluasi dan cari jumlah angka evaluasi tersebut
dalam table evaluasi indeks kondisi
Tabel Evaluasi Jumlah Kalinya Kaki Kanan Menyentuh Lantai Sepuluh
Inning dan Jumlah Denyut Nadi untuk 5 Penghitungan

Jumlah Langkah Angka Evaluasi Jumlah Denyut Angka


10 Inning Nadi  5 kali Evaluasi
Pengambilan

Kuranng dari 140 14 Kurang dari 350 1

140 – 170 13 350 – 375 2

171 – 200 12 376 – 400 3

201 – 230 11 401 – 425 4

231 – 260 10 426 – 450 5

261 – 290 9 451 – 475 6

291 – 320 8 476 – 500 7

321 – 350 7 501 – 525 8

351 – 380 6 526 – 550 9

381 – 410 5 551 – 575 10

411 – 440 4 576 – 600 11

441 – 470 3 601 – 625 12

471 – 500 2 626 – 650 13

Lebih dari 500 1 Lebih dari 650 14

Tabel Evaluasi Indeks Kondisi


Jumlah Evaluasi Kategori Jumlah  Evaluasi Dalam Kategori
Dalam Persen Persen (%)
(%)

2 97 16 69 Perlu
Aktivitas
3 95 Baik Sekali 17 67

4 93 18 65

5 91 19 63

6 89 20 61

7 87 21 59 Pertanyaan!
Perlu
8 85 Baik 22 57
Diselidiki
9 83 23 55

10 81 24 53

11 79 25 51

12 77 26 49 Jelek! Perlu
Pemeriksaan
13 75 Cukup 27 47
Dokter
14 73 28 45

15 71 Sedang/Rata-rata

B.       TES KESEMAPTAAN ABRI

Macam, Susunan dan Kegunaan Tes

Tes Kesamaptaan Jasmani ABRI merupakan suatu Battery Tes yang terdiri dari:

a.     Battery Tes ke-I disebut “Tes Samapta A” adalah tes lari 12 menit (aerobic
dari Cooper)

b.    Battery Tes ke-II disebut “Tes Samapta B” yang terdiri dari:

1.         Pull Up                             maksimal 1 menit

2.         Squat Jump                      maksimal 1 menit

3.         Push Up                           maksimal 1 menit


4.         Sit Up                               maksimal 1 menit

5.         Shuttle Run                      maksimal 1 menit

C.     Komponen- komponen Kesamaptaan Jasmani yang diukur

1)        Daya Tahan (Endurance)

2)        Kekuatan (Strength)

3)        Kecepatan (Speed)

4)        Kelincahan (Agility)

5)        Koordinasi (Coordination)

d.    Kegunaan tiap-tiap macam kegiatan Tes:

1)        Tes lari 12 menit

Ditujukan untuk mengukur daya tahan (endurence)

a)        Daya tahan otot (muscular endurence)

b)        Daya tahan kerja jantung, peredaran darah, dan pernafasan (Cardio –


Respiratory Endurance).

2)        Tes Samapta B

a)        Pull Up : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan.

b)        Squat Jump : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot kaki
serta keseimbangan dan koordinasi.

c)        Push Up : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan

d)       Sit Up : ditempuh untuk mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut

e)        Shuttle Run : (6X10 meter) ditujukan untuk mengukur kelincahan,


koordinasi, kecepatan, ketepatan, dan cara mengubah arah.

3) Interval waktu

Setelah Tes A dilakukan, Testee diberi waktu istirahat selama 10 sampai15 menit
baru boleh melakukan Tes B. interval waktu tiap item pada Tes B adalah 5 sampai
10 menit tiap orang.
Petunjuk Tehnik Tes:

1. Lari lapangan 12 menit


Alat   : Stop Watch, alat tulis, formulir, peluit, kapur, lintasan lari 400 m

Pelaksanaan : teesti siap dibelakang garis start dengan sikap berdiri. Setelah ada
aba-aba dari starter, lari secepat mungkin selama 12 menit. Pada saat 12 menit
habis, peluit ditiup dan semua teesti harus berhenti ditempat. Penghitung keliling
mendekati teesti dan mencatat jumlah jarak yang ditempuh oleh teesti.
Penilaian : yang dinilai adalah jarak yang ditempuh oleh teesti.

2. Pull-Up

Alat   : Stop Watch, palang besi yang diletakkan setinggi 2,5 m.

Pelaksanaan  : teesti menggantung dengan sikap tapak tangan menghadap


kemuka ibu jari dibawah palang. Teesti mengangkat badan keatas sehingga dagu
melewati palang dan terletak diatasnya, tidak boleh dengan cara sentakan.

Penilaian  :  yang dinilai adalah banyaknya mengangkat yang syah

3.         Push-Up

Alat   : Stop Watch, alat-alat tulis

Pelaksanaan: teesti tiarap kedua tangan dibawah bahu, kedua lengan


dibengkokkan disamping badan. Kedua kaki lurus kebelakang dengan ujung-
ujung jari terletak pada lantai sehingga kaki tegak lurus dengan  tumit. Jarak kaki
selebar bahu. Testi meluruskan kedua lengannya sehingga badan terangkat keatas,
punggung harus agar terus menerus segaris dengan kepala dan kedua kaki.
Turunkan badan dengan membengkokkan lengan sehingga dada menyentuh lantai.

Penilaian      : yang dicatat dan dinilai adalah jumlah gerakan yang benar

4.         Sit-Up

Alat   : Stop Watch, alat-alat tulis

Pelaksanaan   : teesti berbaring terlentang dengan kedua kaki lurus terbuka ± 40


cm, kedua tangan diletakkan dibelakang kepala dengan jari-jari berpegangan dan
yang lain membantu memegangi kaki. Gerakannya yatu teesti bangun dan
menyentuhsiku kiri pada lutut kanan, terlentang lagi sperti sikap semula. Bangun
dan menyentuhkan siku kanan pada lutut kiri dan seterusnya.
Penilaian      : yang dinilai adlah banyaknya melakukan.

5.         Shuttle-Run

Alat   : lapangan, tonggak atau cone, kapur tanda batas, stop watch, alat tulis,
peluit.

Pelaksanaan  : teesti mengambil sikap start berdiri dibelakang garis start


disebelah kanan tonggak atau cone. Setelah dengar bunyi peluit atau aba-aba “Ya”
teesti mulai lari menuju tonggak yang didepannya hingga melalui tonggak
tersebut, berbalik kembali. Pada tiap melalui tonggak, tonggak pertama selalu
berada disebelah kiri dan juga pada waktu meninggalkan tonggak, tonggak kedua
selalu berada disebelah kanan. Dengan patokan lari tersebut membentuk angka
delapan, jaraknya 10 m. jumlah jarak yang ditempuh adalah 60 m yang berarti
melakukan 3 gerakan bolak-balik.

Penilaian  : prestasi diambil dalam waktu detik.

(Referensi: Staf Personil, Pembinaan Manusia Dan Pendidikan Hankam. (1975).


Buku Petunjuk Lapangan Dan Buku Petunjuk Tehnik Latihan Binjas Abri Untuk
Satuan Lapangan Abri. Cetakan Kedua hal 139-151)

Kriteria penilaian

                                    Table  Klasifikasi Tes Military

Interval Kategori

386 – 438 Sempurna

333 – 385 Baik sekali

280 – 332 Baik

227 – 279 Cukup

174 – 226 Kurang

Tabel kriteria ini dibuat berdasarkan nilai terendah dan tertinggi peserta tes,
karena dalam buku sumber belum mencantumkan criteria penilaian dan hanya
mencantumkan nilai T.

Hasil Military Tes


Nama                                       : Bramuaji Cahya

Umur                                       : 21

Lari 12 mnt                              : 2000 (29)

Pull Ups 1 mnt                        : 1 (14)

Push Ups 1 mnt                       : 23 (58)

Sit Ups 1 mnt                          : 30 (76)

Shuttle Run 6X10 mtr             : 18’16 (73)

T Score total                            : 250               

kategori : ( cukup)

Analisis    :  Teste dalam keseluruhan tes dari semua kelompok yang mengikuti
tes dinyatakan cukup, namun hasil yang sangat buruk pada salah atu item tes
yaitu  pull up. Ini karena daya tahan otot lengan yang rendah yang disebabkan
kurangnya latihan pa otot-otot tangan. Jika dibandingkan dengan anggota dalam
kelompoknya berkategori kurang.

C.  TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA ( TKJI )

Tes kesegaran jasmani Indonesia dibedakan antara putera dan puteri

Untuk putera terdiri dari :

1.   Lari cepat 60 meter,

2.   Gantung angkat tubuh 60 detik,

3.   Baring duduk atau Sit – up 60 detik,

4.   Loncat tegak, dan

5.   Lari 1200 meter.

Untuk puteri terdiri dari :

1.   Lari cepat 60 meter,

2.   Gantung siku tekuk,

3.   Baring duduk atau Sit – Up 60 detik,

4.   Loncat tegak,
5.   Lari 1000 meter.

Kegunaan tes

TKJI dipergunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat kesegaran jasmani.

Alat dan fasilitas

1.  Lintasan lari ( lapangan yang datar dan tidak licin ),

2.  Stopwatch, bendera start, formulir tes, peluit, alat tulis, penghapus

3.  Papan berskala untuk loncat tegak, serbuk kapur

Ketentuan pelaksanaan

1.  TKJI ini merupakan satu rangkaian tes, oleh karena itu semua butir tes harus
dilaksanakan secara berurutan dan tidak terputus-putus.

2.  Urutan pelaksanaan tes sebagai berikut :

Pertama                : Lari cepat 60 meter

Kedua                  : - Gantung ankat tubuh untuk putera

- Gantung siku tekuk untuk puteri


Ketiga                  : Baring duduk atau Sit – Up 60 detik

Keempat               : Loncat tegak

Kelima                  : - Lari 1200 meter untuk putera

  -  Lari 1000 meter untuk puteri

PETUNJUK PELAKSANAAN TES

1. Lari 60 meter
a.       Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.

b.      Alat dan fasilitas terdiri dari :

1.      Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin,

2.      Bendera start, peluit, stop watch, dan alat tulis

c.       Petugas tes : petugas keberangkatan dan pengukur waktu merangkap


pencatat hasil

d.      Pelaksanaan
1)      Sikap permulaan : Peserta tes berdiri di belakang garis start.

2)      Gerakan

a)      Pada aba-aba “SIAP” peserta tes mengambil sikap start berdiri, siap
untuk lari,

b)      Pada aba-aba “ YA”         peserta tes lari secepat mungkin menuju


garis finish, menempuh jarak 60 meter.

3)      Lari masih bisa diulang apabila :

a.       Pelari mencuri start,

b.      Pelari tidak melewati garis finish, dan

c.       Pelari terganggu dengan pelari yang lain.

4)      Pengukuran waktu

Pengukuran waktu dilakukan mulai saat bendera start diangkat sampai pelari tepat
melewati garis finish.

   Pencatat hasil

a)      Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 60 meter, dalam satuan waktu detik.

b)      Waktu dicatat satu angka di belakang koma.

2. Tes Gantung Angkat Tubuh Untuk Putera, Dan Tes Gantung Siku
Tekuk Untuk Puteri
a.        Tes gantung angkat tubuh 60 detik, untuk putera

1.      Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot
lengan dan otot bahu.

2.      Petugas tes : Pengamat waktu, Penghitung gerakan dan merangkap pencatat


hasil

3.      Pelaksanaan

1.      Sikap permulaan

Peserta berdiri dibalakang palang tunggal. Kedua lengan berpegangan poada


palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan menghadap kearah letak
kepala.
2.      Gerakan

1.      Mengangkat tubuh dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu


menyentuh atau berada diatas palang tunggal, kemudian kembali ke sikap
permulaan. Gerakan ini dihitung saku kali.

2.      Selama melakukan gerakan, mulai dari kepala sampai ujung kaki tetap lurus.

3.      Gerakan ini dilakukan secara berulang-ulang, tanpa istirahat sebanyak


mungkin selama 60 detik.

3.      Angkatan dianggap gagal dan tidak dihitung apabila :

a)      Pada waktu mengangkat badan, peserta melakukan gerakan mengayun,

b)      Pada waktu mengangkat badan, dagu tidak menyentuh palang tunggal, dan

c)      Pada waktu kembali kesikap permulaan kedua lengan tidak lurus.

4.      Pencatatan hasil

a.    Gerakan yang dihitung adalah angkatan yang dilakukan   dengan sempurna

b.    Gerakan yang dicatat adalah jumlah ( frekuensi ) angkatan yang dapat


dilakukan dengan sikap sempurna tanpa istirahat selama 60 detik.

c.    Peserta yang tidak dapat melakukan tes angkat tubuh ini, walaupun telah
berusaha diberi nilai Nol ( 0 ).

b.        Tes gantung siku tekuk untuk puteri

1.      Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot
lengan dan otot bahu.

2.      Pelaksanaan : Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit diatas


kepala peserta

a.       Sikap permulaan : Peserta berdiri dibawah palang tunggal kedua tangan


berpegangan pada palang tunggal selebar bahu, pegangan telapak tangan
mengahadap kebelakang.
b.      Gerakan : Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat keatas
sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada diatas palang
tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin.

3. Baring Duduk Atau Sit – Up 60 Detik


a.    Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.

b.    Alat dan fasilitas tediri dari :

1)   Lantai atau lapangan yang datar,

2)   Stopwatch,

3)   Alat tulis,

4)   Alas / tikar / matras jika diperlukan.

c.    Petugas tes terdiri dari : Pengamat waktu, Penghitung gerakan merangkap


pencatat hasil

d.   Pelaksanaan

1.    Sikap permulaan

a)   Berbaring terlentang dilantai atau rumput, kedua lutut ditekuk dengan


sudut lebih kurang 90 derajat, kedua tangan jari-jarinya berselang selip
diletakkan dibelakan kepala atas.

b)   Petugas / peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan kaki,


agar kaki tidak terangkat.

2.    Gerakan

a)   Gerakan aba-aba “YA” peserta bergerak mengambil sikap duduk


sehingga kedua sikunya menyentuh kedua paha kemudian kembali kesikap
permulaan,

b)   Gerakan ini dilakukan berulang-ulang secara cepat tanpa istirahat, selam


60 detik.

Catatan :
1)   Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas sehingga jari-jarinya tidak terjalin
lagi,

2)   Kedua siku tidak sampai menyentuh paha dan

3)   Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.

e.    Pencatatan hasil

1)   Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang
dapat dilakukan dengan sempurna selam 60 detik

2)   Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, diberi nilai Nol (0)

4. Loncat Tegak
a.    Tujuan

       Tes ini bertujuan untuk mengukur daya ledak atau tenag eksplosif

b.    Alat dan fasilitas terdiri dari :

1)   Papan berskala Cm, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm, dipasang pada
dinding yang rata-rata atau tiang.

2)    Jarak antara lantai dan angka Nol ( 0 ) pada skala yaitu 150 cm

3)    Serbuk kapur, penghapus papan tulis, alat tulis

c.    Petugas tes : Pengamat dan pencatat hasil

d.   Pelaksanaan

1.    Sikap permulaan

a)   Terlebih dahulu ujung jaru tangan peserta diolesi dengan serbuk kapur.

b)   Peserta berdiritegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada disamping
kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat dinding diangkat lurus
keatas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskalal sehingga
meninggalkan bekas raihan jarinya .

2.    Gerakan

a)   Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan kedua lengan
diayun kebelakang. Kemudian peserta meloncat setinggi mungkin sambil
menepuk papan dengan ujung jari sehinggga menimbulkan bekas.
b)   Lakukan tes ini sebanyak 3 kali tanpa istirahat atau diselingi oleh peserta yang
lain.

Pencatatan hasil

1)    Raihan tegak dicatat,

2)    Ketiga raihan tegak loncat dicatat,

3)    Raihan loncatan tertinggi dikurangi raihan tegak.

5. Lari 1200 Meter Untuk Putera Dan 1000 Meter Untuk Puteri
a.       Tujuan : Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran
darah dan pernapasan.

b.      Alat dan fasilitas terdiri dari :

1)       Lintasan lari 1200 meter untuk Putera dan 1000 meteruntuk Putri,

2)       Stopwatch, bendera start, peluit, dan alat tulis

c.       Petugas tes terdiri dari atas :

Petugas keberangkatan, Pengukur waktu, Pencatat hasil

d.      Pelaksanaan

1.      Sikap permulaan : Peserta berdiri dibelakang garis start.

2.      Gerakan

a)        Pada aba-aba “SIAP” peserta mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari.

b)       Pada aba-aba “YA” peserta lari menuju garis finish, menempuh jarak 1200
meter untuk putera dan 1000 meter untuk puteri.

Catatan :

1)      Lari diulang bila mana ada pelari yang mencuri start.

2)      Lari diulang bila mana pelari tidak melewati garis finish.

e.    Pencatatan hasil

1)      Pengambilan waktu dilakukan mulai saat bendera diangkat sampai pelari


tepat melintasi garis finis.
2)      Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh
jarak 1200 meter untuk putera dan 1000 meter untuk puteri. Waktu dicatat
dalam satuan menit dan detik.

Tabel Nilai

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA

Untuk putera

Nilai Lari 60 Gantung Baring Loncat Lari Nilai


meter angkat duduk 60 tegak 1200
tubuh detik meter

5 S.d – 19 Keatas 41 Keatas 73 Keatas s.d – 5


7,2” 3’14”

4 7.3” – 14 – 18 30 – 40 60 – 72 3’15” – 4
8,3” 4’25”

3 8,4” – 9 – 13 21 – 29 50 – 59 4’26” – 3
9,6” 5’12”

2 9,7” – 5–8 10 – 20 39 – 49 5’13” – 2


11,0” 6’33”

1 11,1” dst 0-4 0–9 38 dst 6’34” dst 1

Tabel Nilai

TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA

Untuk puteri

Nilai Lari 60 Gantung Baring Loncat Lari Nilai


meter siku duduk 60 tegak 1000
tekuk detik meter

5 S.d – 41” keatas 28 Keatas 50 Keatas S.d – 5


8,4” 3’53”

4 8,5” – 22” – 40” 20 – 28 39 – 49 3’53” – 4


9,8” 4’56”
3 9,9” – 10” – 21” 10 – 19 31 – 38 4’57” – 3
11.4” 5’58”

2 11,5” – 3” – 9” 3–9 23 – 30 5’59” – 2


13,4” 7’23”

1 13,5” dst 0” – 2” 0–2 22 dst 7’24” dst 1

A. Table norma
NORMA TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA

Untuk Putera dan puteri

No Jumlah nilai Klasifikasi

1. 22 – 25 Baik sekali          ( BS )

2. 18 – 21 Baik                    ( B )

3. 14 – 17 Sedang                ( S )

4. 10 – 13 Kurang                ( K )

5. 5–9 Kurang sekali        ( KS )

Contoh Hasil Tes TKJI

Nama        : Bramuaji Cahya

Umur        : 21

·           Lari 60 meter                        : 09’52” (3)

·           Gantung Angkat Tubuh        : 1 (1)

·           Sit Up                                   : 22 (3)

·           Lari 1200 meter                    : 7’39 (1)

·           Loncat tegak                         : (2)

-            Awalan              : 227 cm


-            Loncatan I         : 267 cm

-            Lomcatan II       : 265 cm

-            Loncatan III      : 268 cm

·           Nilai total : 10

Kategori               : Kurang

Analisis: Teste Bramuaji Cahya secara keseluruhan dari semua kelompok yang


mengikuti tes termasuk kurang. Karena pencapaian nilai pada tes gantung angkat
tubuh dan lari 1200 meter sangat rendah. Hasil ini disebabkan teste saat mengikuti
tes TKJI  baru senbuh dari sakit. Selain itu juga daya tahan otot lengannya
memang kurang bagus. Jika dibandingkan dengan anggota dalam kelompoknya
teste juga berkategori kurang.

BAB III

A.    Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil tes yang dilakukan saat mengikuti kuliah Tes Pengukuran
dan Evaluasi, banyak sekali nahasiswa yang nilai tesnya apabila dikonversikan
terhadap norma yang ada ini kurang bagus. Ini bisa disebabkan oleh banyak factor
baik dari dalam diri individu sendiri ataupun dari luar, missalnya ketidak seriusan
saat melakukan tes, tingkat kebugaran jasmani rendah, pengetahuan tentang tes
sangat minim.

B.     Saran
Saran yang bisa penyusun sampaikan adalah alat atau sarana dijaga kulitasnya
serta lebih memfasilitasi mahasiswa dalam mencari sumber jika kesulitan mencari
di perpus.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://journal.unesa.ac.id/index.php/jossae/index

http://ejournal.upi.edu/index.php/penjas/index

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 12 (1) Januari – Juni 2013: 35-40

Anonimous. Moeslim. Tes dan Pengukuran Jilid I.


Iskandar  Z. Adisapoetra. (1999). Panduan Teknis Tes & Latihan Kesegaran
Jasmani Untuk Anak Sekolah. Jakarta

Staf Personil, Pembinaan Manusia Dan Pendidikan Hankam. (1975). Buku


Petunjuk Lapangan Dan Buku Petunjuk Tehnik Latihan Binjas Abri Untuk Satuan
Lapangan Abri. Cetakan Kedua..Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan.

Tim Lab Fisiologi. (2006) Petunjuk Praktikum Fisiologi Manusia. Yogyakarta.


Laboratorium Fisiologi FIK UNY

The Nelson Hand Reaction Test: Buku kesehatan, tes pengukuran dan evaluasi
halaman 88.

The Nelson Foot Reaction Test: Buku kesehatan, tes pengukuran dan evaluasi
halaman 88.

www.google.com/bompa book  Johnson B.L. & Nelson J.K. Practical


Measurements for Evaluation in PE 4th Ed.

Anda mungkin juga menyukai