Dokumen (32) - Dikonversi 7

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 3

NAMA : ANGELIA

SYAVERA KELAS : XII MIPA


1

1. jelaskan gerakan demonstrasi yg dilakukan mahasiswa,pelajar dan


pemuda ketika mengajukan Tritura
2.Sebutkan tindakan yg dilakukan Letjen Suharto setelah menerima
Supersemar
3.Mengapa Supersemar dianggap tonggak lahirnya orde baru
4.Bagaimana pelaksanaan fusi partai pada masa orde baru
5.bagaimana langkah2 yg diambil semasa orde baru dalam menata
kembali perbaikan ekonomi
6.jelaskan proses mundurnya presiden Sukarno yang menandai
berakhirnya dualisme kepemimpinan nasional

JAWABAN :

1. Gerakan demonstrasi yang dilakukan, mahasiswa, pelajar dan pemuda


ketika mengajukan tritura dilandasi kondisi ekonomi dan politik yang
memburuk, selepas peristiwa 30 September yang di duga didalangi oleh
PKI

2. Surat Perintah Sebelas Maret atau Surat Perintah 11 Maret yang


disingkat menjadi Supersemar adalah surat perintah yang
ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia Soekarno pada
tanggal 11 Maret 1966. Surat ini berisi perintah yang menginstruksikan
Soeharto, selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban
(Pangkopkamtib) untuk mengambil segala tindakan yang dianggap perlu
untuk mengatasi situasi keamanan yang buruk pada saat itu. Langkah
utama yang dilakukan Soeharto setelah terbitnya Supersemar
adalah membubarkan PKI dan segala ormas turunannya, disamping itu
langkah yang dilakukan Soeharto adalah melakukan penangkapan 15
menteri yang terlibat ataupun mendukung G30S/PKI dan pemurnian
MPRS dan lembaga negara lainnya dari unsur PKI dan menempatkan
peranan lembaga itu sesuai UUD 1945. Dengan demikian, setelah
menerima Supersemar, langkah pertama yang diambil Letjen.Soeharto
adalah membubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) beserta ormasnya
dan menyatakannya sebagai partai terlarang di Indonesia.

3. Supersemar menjadi peristiwa sejarah penting bagi Indonesia karena


merupakan tonggak lahirnya Orde Baru. Ini
dikarenakan Supersemarmembuka jalan bagi Soeharto untuk naik
menjadi presiden dan mengubah tatanan OrdeLama yang dibangun
Soekarno.

4. Fusi partai 1971 (Orde Baru) adalah gagasan penyederhanaan Parpol


dengan melakukan pengelompokkan parpol. Hasilnya, parpol Islam
seperti NU, Parmusi, PSII, dan Perti tergabung dalam kelompok
Persatuan Pembangunan. Partai-partai nasionalis seperti Partai Katolik,
Parkindo, PNI, dan IPKI tergabung dalam kelompok Demokrasi
Pembangunan. Dengan demikian, fusi partai adalah penyederhanaan
dan pengelompokan partai politik

5. Orde Baru merupakan sebutan bagi masa pemerintahan Presiden


Soeharto di Indonesia, yang berlangsung dari tahun 1966-1998. Dimana
pada awal pemerintahannya, Presiden Soeharto bertekad untuk
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Begitupun dengan membuat berbagai kebijakan maka merujuk kepada
cita-cita tersebut. Dalam pemerintahannya masa Orde Baru kebijakan
berupakan upaya untuk menata kehidupan politik dan perbaikan
kehidupan ekonomi. Kehidupan ekonomi masa awal pemerintahan ini
mewarisi kemerosotan ekonomi yang ditinggalkan oleh pemerintahan
sebelumnya. Oleh karena itu langka/program dalam bidang ekonomi
antara lain:
 Program pendek berdasarkan TAP MPRS No. XXIII/MPRS/1966
berkaitan dengan penekanan laju inflasi di Indonesia saat itu.
 Bergabung kembali dengan IMF sehingga Indonesia memperoleh
aliran dana dari dunia.
 Menerapkan Rencana pembangunan lima tahun (Repelita).
 Menerapkan Revolusi Hijau yakni berkaitan dengan
pengembangan teknologii budidaya pertanian.
Dengan demikian langkah-langkah yang ditempuh oleh pemerintah Orde
Baru dalam bidang ekonomi, diantaranya dengan membuat regulasi
tentang penekanan laju inflasi, kembali bergabung dengan IMF,
menerapkan Repelita dan Revolusi Hijau.

6. Pada tahun 1966, terlihat gejala krisis kepemimpinan nasional yang


mengarah pada dualisme kepemimpinan. Di satu pihak, Sukarno masih
menjabat sebagai presiden, sedangkan di lain pihak Suharto sebagai
pemegang mandat Supersemar namanya semakin populer. Bahkan
sebagai pengemban mandat Supersemar, Suharto diberikan kekuasaan
untuk membentuk kabinet baru yang bernama Ampera. Akhirnya, pada
tanggal 22 Februari 1967, Sukarno mengundurkan diri sebagai presiden
setelah laporan pertanggungjawabannya ditolak oleh MPRS sebanyak
dua kali. Pada tanggal 12 Maret 1967, Suharto dilantik menjadi Pejabat
Presiden Republik Indonesia dan pada tanggal 27 Maret 1968 Suharto
dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia dalam Sidang Umum V
MPRS. Dengan demikian, proses mundurnya Sukarno diakibatkan oleh
penolakan laporan pertanggungjawabannya oleh MPRS serta semakin
kuatnya pengaruh Suharto dalam pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai