Kalor Lebur Es
Kalor Lebur Es
Kalor Lebur Es
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Menurut Azas Black, dalam suatu sistem yang tersekat, pada saat terjadi pertukaran kalor maka berlaku konservasi
energi yaitu jumlah kalor yang dilepaskan oleh satu atau lebih benda sama dengan jumlah kalor yang diterima benda
lain dalam sistem tersebut. Dengan kata lain efisiensi pertukarannya adalah 100 %. Namun, menurut fakta nyata dari
hasil praktik yang dilakukan mahasiswa, pada umumnya angka 100 % ini jarang tercapai. Hal ini disebabkan oleh
adanya sejumlah energi yang terserap oleh lingkungan jika suhu lingkungan lebih rendah daripada suhu sistem yang
diamati atau energi tambahan dari lingkungan jika suhu lingkungan lebih tinggi daripada suhu sistem yang diamati.
Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki hasil pembuktian Azas Black pada proses pertukaran kalor yang melibatkan
perubahan suhu dan perubahan wujud zat, dalam bentuk penentuan kalor lebur es secara eksperimen, kemudian hasilnya
dibandingkan dengan hasil sesungguhnya menurut berbagai literatur. Perbaikan proses dilakukan melalui perhitungan
koreksi Newton terhadap suhu yang terukur karena adanya pengaruh suhu lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa eksperimen penentuan kalor lebur es dengan koreksi Newton yang dilakukan di Laboratorium Fisika Politeknik
Negeri Bandung mencapai hasil yang lebih signifikan dengan simpangan relatif 0,3% dibanding penentuan kalor lebur
es tanpa koreksi Newton dengan simpangan relatif 2,5%.
Kata kunci:
Koreksi Newton, kalor lebur es, pertukaran kalor
saat menghitung kalor. Koreksi Newton adalah suatu 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
cara untuk melakukan koreksi pengaruh suhu
Proses pertukaran kalor dilakukan di dalam wadah yang
lingkungan terhadap suhu benda pada saat suhu benda
disebut kalorimeter. Kalorimeter beserta piranti lain
lebih besar atau lebih kecil daripada suhu
(pengaduk, termometer) ditempatkan dalam wadah dan
lingkungan[2].
penutup yang berfungsi sebagai penyekat sehingga
Penentuan koreksi Newton dilakukan dengan dapat mencegah perpindahan kalor dari atau ke
mengamati suhu benda, tidak hanya sesaat setelah lingkungan. Namun penyekatan ini bagaimanapun tidak
percobaan selesai, namun juga beberapa saat sesudah bisa sempurna, sehingga masih ada pengaruh
percobaan selesai. Bentuk formulasi kebergantungan lingkungan terhadap proses pertukaran kalor.
suhu benda terhadap waktu karena adanya pengaruh
Karena bahan pembuat kalorimeter bukan penyekat
suhu lingkungan yang lebih tinggi atau lebih rendah dari
sempurna, maka kalorimeter pun bisa menyerap atau
pada suhu benda mengikuti perhitungan koreksi Newton
melepaskan kalor. Jumlah kalor yang diserap atau
yang telah diteliti sebelumnya[3]. Koreksi Newton
dilepaskan oleh kalorimeter beserta seluruh piranti
untuk kondisi suhu lingkungan yang lebih rendah dari
pendukungnya disebut kapasitas panas atau harga air
suhu sistem sudah diaplikasikan pada eksperimen Tara
(water equivalence). Jika parameter fisis (massa, kalor
Kalor Mekanik dan Hukum Joule [4, 5]. Selanjutnya
jenis) kalorimeter beserta piranti pendukungnya dapat
dalam penelitian ini dilakukan eksperimen Penentuan
diukur, maka nilai kapasitas panasnya/kalornya dapat
Kalor Lebur Es dengan suhu sistem yang diamati berada
dihitung sebagai:
pada keadaan lebih rendah dari pada suhu lingkungan,
yang kemudian juga diaplikasikan koreksi Newton 𝐻𝐾 = (𝑚𝐾 𝑐𝐾 + 𝑚𝑃 𝑐𝑃 ) (4)
padanya.
dengan 𝑚𝐾 adalah massa kalorimeter, 𝑐𝐾 adalah kalor
jenis bahan kalorimeter, 𝑚𝑃 adalah massa piranti
2. METODE PENELITIAN pendukung, dan 𝑐𝑃 adalah kalor jenis bahan piranti
pendukung.
Penelitian menggunakan metode eksperimen, yakni
eksperimen penentuan kalor lebur es yang Untuk kalorimeter yang built in dengan penyekatnya,
menggunakan kalorimeter dengan berdasarkan pada seperti bejana Dewar, penentuan kapasitas panasnya tak
azas Black. Hasil pengukuran dari eksperimen tersebut dapat dihitung dengan cara seperti persamaan (4);
diolah dengan analisis perhitungan azas Black tanpa namun ditentukan melalui percobaan, diantaranya
koreksi pengaruh suhu lingkungan serta perhitungan menggunakan Percobaan Hukum Joule, metode
dengan pengaruh suhu lingkungan. penambahan air panas terhadap air dingin, serta metode
penempatan kalorimeter dalam oven adiabatik [6].
Percobaan dilakukan di Laboratorium Fisika Politeknik
Negeri Bandung dengan peralatan seperti terlihat pada
Gambar 1. 3.1 Eksperimen Penentuan Kalor Lebur Es
Ketika panas ditambahkan pada suatu zat, atau diambil
dari zat tersebut, terdapat dua kemungkinan yang terjadi
pada zat tersebut. Pertama terjadi perubahan suhu, dan
kedua terjadi perubahan wujud. Pada saat terjadi
perubahan wujud, suhu zat akan konstan.
Dalam penelitian ini, es dengan massa e, yang
diasumsikan berada pada suhu leburnya yakni 0oC
(tekanan 70 cmHg) dicampurkan dengan air cair yang
bermassa m dan bersuhu 𝑇0 . Pencampuran terjadi dalam
kalorimeter seperti yang disebutkan di atas.
Setelah semua es melebur menjadi air, suhu sistem
menjadi 𝑇𝐴 , yang dalam pengamatan suhu 𝑇𝐴 ini
Gambar 1. Peralatan Percobaan Penentuan Kalor
merupakan suhu terendah selama proses percobaan.
Lebur Es
Sesuai dengan persamaan (1), kalor yang dilepaskan
Kalorimeter yang digunakan adalah kalorimeter oleh air dan kalorimeter adalah
aluminium, yang bermassa 53,0 gram dan dilengkapi
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑚 𝑐 (𝑇0 − 𝑇𝐴 ) + 𝐻𝐾 (𝑇0 − 𝑇𝐴 ) (5)
pengaduk bermassa 10,0 gram. Air yang menempati
kalorimeter berjumlah 161,0 gram dan es yang
dicampurkan berjumlah 20,0 gram dengan waktu Sedang, kalor yang diterima oleh es adalah
pengamatan 480 sekon. 𝑄𝑠𝑒𝑟𝑎𝑝 = 𝑒𝐿 + 𝑒𝑐(𝑇𝐴 − 0) = 𝑒𝐿 + 𝑒𝑐𝑇𝐴 (6)
Data percobaan diberikan pada Gambar 2. Nilai konstanta k dapat ditentukan dari proses saat
terjadi kenaikan suhu yang murni karena pengaruh
lingkungan yang dinyatakan dalam persamaan (9) [2],
[3] :
𝑆−𝑇1
𝑙𝑛[ ]
𝑆−𝑇2
𝑘= (9)
𝑡
812