Jurnal Placentum - SMP 18 Ska
Jurnal Placentum - SMP 18 Ska
Jurnal Placentum - SMP 18 Ska
8(1) 2020
Fresthy Astrika Yunita1), Sri Anggarini Parwatiningsih2), Hardiningsih2), Agus Eka Nurma
Yuneta,4) M. Nur Dewi Kartikasari5), Ropitasari6)
*)
Jurusan Kebidanan, FK, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan Surakarta 57126
telp. (0271) 662622
E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Latar belakang: Kejadian anemia yang paling banyak terjadi pada remaja putri yaitu anemia
defisiensi besi, anemia disebabkan karena kebutuhan zat besi meningkat tinggi pada masa
pertumbuhan dan remaja putri juga mengalami haid setiap bulannya. Hal ini diperkuat dengan
kejadian anemia pada remaja putri menurut Riskesdas tahun 2016 yaitu sebesar 22,7%.
Masalah anemia pada remaja putri akan mengakibatkan perkembangan motorik, mental dan
kecerdasan terhambat, menurunnya prestasi belajar dan tingkat kebugaran, tidak tercapainya
tinggi badan maksimal, kontribusi yang negatif pada masa kehamilan kelak, yang
menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kesakitan dan kematian
pada ibu dan anak
Tujuan penelitian: Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang
konsumsi zat besi dengan kejadian anemia di SMP 18 Surakarta.
Metode penelitian: Desain penelitian adalah cross sectional untuk mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan remaja putri tentang konsumsi zat besi dengan kejadian anemia.
Penelitian dilakukan di SMP 18 Surakarta. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah remaja putri di SMP 18 Surakarta. Teknik pencuplikan sampel menggunakan simple
random sampling. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi.
Analisis data dilakukan dengan uji statistik chi square.
Hasil penelitian: Dalam penelitian ini mayoritas responden yang diteliti memiliki
pengetahuan tinggi terhadap konsumsi zat besi (66.67%) dan lebih dari seperempat total
responden mengalami anemia (26.67%). Selanjutnya, terdapat hubungan pengetahuan
36
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020
konsumsi zat besi terhadap kejadian anemia dengan nilai p<0.04. Responden yang memiliki
pengetahuan rendah tentang konsumsi zat besi memiliki risiko anemia lebih besar 13.5 kali.
Kesimpulan: Mayoritas responden yang diteliti memiliki pengetahuan tinggi terhadap
konsumsi zat besi dan lebih dari seperempat total responden mengalami anemia. Selanjutnya,
terdapat hubungan pengetahuan konsumsi zat besi terhadap kejadian anemia.
ABSTRACT
Background: The most common occurrence of anemia to the girls is iron deficiency anemia,
anemia caused by high iron requirements during growth and young women also experience
menstruation every month. This is reinforced by the incidence of anemia to the girls according
to Riskesdas 2016, in the amount of 22.7%. The problem of anemia in teenagers will effect in
inhibited motor development, mental and intelligence, decreased learning achievement and
vitality levels, not achieving maximum height, a negative contribution during pregnancy,
which causes the birth of infant with Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), morbidity and
decease to the mother and child.
Purpose of the study: To analyzing the relationship between the level of knowledge of
teenagers (girl) about iron consumption with the incidence of anemia in SMP 18 Surakarta.
Research methods: The research design is a cross sectional to determine the relationship of
the knowledge level of the teenagers (girl) about iron consumption with the incidence of
anemia. The research was conducted at SMP 18 Surakarta. The population used in this
research are teenagers in SMP 18 Surakarta. The sampling technique uses simple random
sampling. Measuring instruments in this research are questionnaire and observation sheet.
Data analysis was performed with chi square statistic test.
Results: In this reasearch the majority of respondents have high knowledge of iron
consumption (66.67%) and more than a quarter of the total respondents have anemia
(26.67%). Furthermore, there is a correlation between iron consumption knowledge and
anemia with p <0.04. Respondents who have low knowledge about iron consumption have a
bigger risk of anemia 13.5 times.
Conclusion: The majority of respondents have high knowledge of iron consumption and more
than a quarter of the total respondents have anemia. Furthermore, there is a correlation
between iron consumption knowledge to the anemia experience.
37
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020
39
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020
besi memiliki risiko anemia lebih besar 13.5 oksidatif seluler terkait dengan defisiensi
kali. besi[28]. Sebuah studi terbaru menunjukkan
bahwa anemia dapat memengaruhi fungsi
PEMBAHASAN kognitif pada remaja. Selain itu, anemia
Pembahasan berisi hasil penelitian yang juga berkontribusi terhadap peningkatan
telah peneliti laksanakan sesuai dengan risiko infeksi dengan merusak imunitas
langkah penelitian yang ada serta bawaan dan imunitas yang diperantarai oleh
menghubungkan teori dan temuan sel[25]. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
penelitian sebelumnya baik dari jurnal Teni et al. (2017) di Etiopia
maupun sumber relevan lainnya. Hasil mengungkapkan bahwa anemia memiliki
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif terhadap kemampuan
hubungan positif pengetahuan remaja putri akademik remaja perempuan di sekolah.
tentang konsumsi zat besi dengan kejadian Gangguan fungsi kognitif muncul sebagai
anemia di SMP N 18 Surakarta, dan akibat dari kelelahan, penurunan ingatan
hubungan tersebut secara statistik signifikan dan perhatian, dan/atau penurunan
[38]
(OR=13.5; p=0.004). Selanjutnya, peneliti keterampilan pemecahan masalah .
akan membahas hasil penelitian dengan Terdapat beberapa hal yang
ulasan yang lebih rinci sebagai berikut. menyebabkan terjadinya anemia pada
Satu dari tiga wanita pada usia remaja perempuan, di antaranya adalah
reproduksi di seluruh dunia (33%) pertumbuhan fisik yang cepat pada saat
menderita anemia, termasuk di dalamnya periode remaja, menarche, menstruasi pada
pada usia remaja. Anemia merupakan remaja perempuan yang menghasilkan
kondisi yang ditandai dengan rendahnya penurunan kadar feritin, kebiasaan diet
kadar hemoglobin dalam darah sehingga maupun makan yang tidak teratur, serta
menurunkan kapasitas darah untuk konsumsi makanan hewani yang lebih
membawa oksigen ke jaringan. Hal tersebut rendah[7][8]. Selain itu, peluang untuk
menimbulkan gejala seperti kelelahan dan mengalami anemia mencapai 2,1 kali lebih
berkurangnya kemampuan untuk melakukan tinggi di antara remaja putri dengan
pekerjaan fisik[41]. Gebreyesus et al. (2019) keragaman asupan makanan yang tidak
serta Christian dan Smith (2018) dalam memadai dibandingkan dengan remaja putri
penelitiannya menyatakan bahwa remaja yang memiliki asupan makanan yang baik.
perempuan pada periode awal remajanya Keragaman asupan makanan yang
lebih rentan untuk menderita anemia dikonsumsi meningkatkan kecukupan gizi
dibandingkan dengan remaja laki-laki, dan mikro, oleh karena itu asupan makanan
prevalensinya lebih tinggi di negara-negara yang tidak terdiversifikasi merupakan salah
dengan indeks pembangunan sosial (SDI) satu indikator buruk yang dapat
yang lebih rendah. Menurut Tesfaye et al. meningkatkan kerentanan remaja putri
(2015) apabila hal ini tidak ditangani terhadap anemia dan defisiensi
dengan baik maka dapat berdampak pada mikronutrien lainnya[16]. Selain faktor-
kesehatan remaja[39]. faktor yang telah disebutkan sebelumnya,
Anemia dapat memengaruhi kinerja hasil penelitian yang dilakukan oleh
fisik secara negatif, terutama pada Chaluvaraj dan Satyanarayana (2018) di
produktivitas dalam melakukan suatu India menyatakan bahwa sebagian besar
pekerjaan, sebagai akibat dari berkurangnya remaja putri kurang memiliki pengetahuan
transportasi oksigen yang terkait dengan tentang anemia, sehingga dapat
anemia dan berkurangnya kapasitas menyebabkan mereka mengalami anemia[9].
40
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020
anemia akan meningkat secara signifikan besi diperlukan bagi remaja perempuan saat
apabila meghentikan konsumsi teh. Selain menstruasi.
itu, konsumsi teh tidak hanya meningkatkan Upaya peningkatan pengetahuan
kejadian anemia tetapi juga menyebabkan remaja perempuan untuk meningkatkan
kambuhnya anemia pada pasien yang konsumsi zat besi salah satunya dapat
mendapat suplemen zat besi terus-menerus. dilakukan dengan cara memberikan
Anemia akan teratasi apabila pasien pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan
mendapat suplemen zat besi intravena atau gizi remaja di sekolah. Berdasarkan
tablet besi secara oral[13]. penelitian yang dilakukan oleh Yusoff et al.
Responden pada penelitian ini (2013) dan Johnson et al. (2016), upaya
memiliki pengetahuan rendah pada poin pemberian edukasi di sekolah mengenai gizi
konsumsi tablet Fe selama menstruasi. pada masa remaja termasuk pencegahan
Responden mengetahui bahwa menstruasi anemia dapat meningkatkan kesadaran
dapat meningkatkan risiko anemia, namun remaja perempuan mengenai anemia[22][42].
sebagian besar responden tidak mengetahui Selain itu, penelitian yang dilakukan
bahwa untuk mencegah anemia selama Fathizadeh et al. (2015) menemuan bahwa
menstruasi dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan menggunakan metode
mengonsumsi tablet Fe. Menurut PRECEDE PROCEED yang melibatkan
Moschonis et al. (2013), kehilangan darah pihak sekolah dan orang tua akan
selama menstruasi berhubungan erat dengan meningkatkan pengetahuan anemia,
kejadian anemia pada remaja perempuan. perilaku, dan kebiasaan remaja perempuan
Total kebutuhan harian zat besi selama dalam mencegah anemia.
masa remaja meningkat hampir dua kali Menurut Johnson et al. (2016),
lipat pada saat sebelum menarche dan pendidikan kesehatan dan motivasi
setelah menarche. Hal ini disebabkan diperlukan untuk meningkatkan
karena saat memasuki remaja terjadi pengetahuan dan kesadaran remaja
peningkatan volume darah total dan massa perempuan mengenai anemia. Apabila
tubuh, namun tubuh kehilangan sejumlah kesadaran dan pengetahuan terhadap
zat besi ketika remaja perempuan anemia tinggi diharapkan remaja
mengalami menstruasi[29]. perempuan akan mengonsumsi makanan
Menurut Gupta et al. (2018) asupan yang kaya zat besi, suplemen Fe, serta dapat
mikronutrien berupa zat besi dan kalsium memonitor siklus menstruasi dan
pada remaja perempuan umumnya kurang perdarahannya sehingga dapat mencegah
adekuat. Hal ini dapat disebabkan oleh anemia selama menstruasi[22].
menstruasi yang dan diet vegetarian yang Memastikan konsumsi makanan yang
dilakukan oleh remaja perempuan[26]. Tablet memadai dan teratur, konsumsi zat kaya zat
besi diperlukan tubuh karena seiring besi dan vitamin C, konsumsi obat cacing
bertambah usia, aktivitas tubuh yang secara berkala, fortifikasi makanan,
banyak, dan menstruasi pada remaja pemberian makanan tambahan, dan
perempuan maka kebutuhan akan zat besi pemberian pendidikan kesehatan mengenai
ikut meningkat. Apabila cadangan zat besi kebutuhan gizi dan suplemen pada orang
yang tersimpan dalam tubuh dipakai terus tua merupakan beberapa strategi untuk
menerus, maka kadang asupan zat besi dari mencegah anemia pada remaja perempuan.
makanan sehari-hari tidak mampu Selain itu, pemeriksaan kesehatan berkala
memenuhi kebutuhan zat besi dalam (termasuk antropometri) dapat dilakukan
tubuh[12]. Oleh karena itu, konsumsi tablet sebagai upaya deteksi dini status gizi remaja
42
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020
3. Bagi SMP 18 Surakarta 6. Alam, N., Roy, S.K., Ahmed, T., dan
Pihak SMP 18 Surakarta dapat Ahmed, AMS. 2010. Nutritional Status,
bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Disetary Intake, and Relevant
Kota Surakarta untuk melakukan Knowledge of Adolescent Girls in
sosialisasi konsumsi zat besi pada Rural Bangladesh. Journal of Health
orang tua remaja putri agar mendapat Population Nutrition, Vol. 28, No. 1,
dukungan dan orangtua memahami Februari 2010, hlm: 91
pentingnya mengonsumsi suplemen 7. Balcı, Y.I., Karabulut, A., Gürses, D.,
zat besi serta menyediakan makanan & Çövüt, I.E. 2012. Prevalence and
yang kaya akan zat besi khususnya Risk Factors of Anemia among
lauk hewani (daging sapi, daging Adolescents in Denizli, Turkey. Iranian
ayam, hati dan ikan) serta sayuran Journal of Pediatrics March 2012; Vol
hijau. 22 (No 1), hlm: 79
8. Chalise, B., Aryal, K.K., Mehta, R.K.,
Dhimal, M., Sapkota, F., Mehata, S.,
DAFTAR PUSTAKA Karki, K.B., Dhimai, Madjdian, D.,
Patton, G., & , Sawyer, S.
1. Agarwal, A.K., Joshi, H.S. Mahmood, 2018. Prevalence and Correlates of
S.E., Singh, A., dan Sharma, M. 2015. Anemia among Adolescents in Nepal:
Epidemiological Profile of Anaemia Findings from a Nationally
Among Rural School Going Adolescent Representative Cross-Sectional Survey.
of District bareilly, India. National PLOS ONE, 13(12), hlm: 7.
Journal of Community Medicine, Vol. doi:10.1371/journal.pone.0208878
6, Issue 4, Oktober-Desember 2015, 9. Chaluvaraj, T.S.I & Satyanarayana P.T.
hlm: 508 2018. Change in Knowledge, Attitude
2. Almatseir, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu and Practice Regarding Anaemia
Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pusaka among High School Girls in Rural
Utama. Bangalore: An Health Educational
3. American Academy of Pediatrics. Interventional Study. National Journal
2012. Stages of Adolescence. of Community Medicine, 2018; 9(5),
https://www.healthychildren.org/englis hlm: 361
h/ages-stages/teen/pages/stages-of- 10. Christian, P., & Smith, E.R.
adolescence.aspx - Diakses 21 Februari 2018. Adolescent Undernutrition:
2019 Global Burden, Physiology, and
4. American Society of Hematology Nutritional Risks. Annals of Nutrition
(ASH). 2019. Anemia. and Metabolism, 72(4), hlm: 317.
http://www.hematology.org/Patients/A doi:10.1159/000488865
nemia/ - Diakses 21 Februari 2019 11. De Vriendt, T., Matthys, C., Verbeke,
5. Ahmady, Hapzah, dan Mariana, D. W., Pynaert, I., dan De Henauw, S.
2016. Penyuluhan Gizi dan Pemberian 2009. Determinants of Nutrition
Tablet Besi terhadap Pengetahuan dan Knowledge in Young and Middle Aged
Kadar Hemoglobin Siswi Sekolah Belgian Women and the Association
Menengah Atas Negeri di Mamuju. with Their Dietary Behavior. Appetite,
Jurnal Kesehatan MANARANG, Vol. Vol. 53, No. 3, 2009, hlm: 788-92
2, No. 1, Juli 2016, hlm: 18 12. Engidaw, M.T., 2018. Anemia and
Associated Factors among Adolescent
44
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020
47
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.