Jurnal Placentum - SMP 18 Ska

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.

8(1) 2020

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG


KONSUMSI ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA
DI SMP 18 SURAKARTA

The Relationship Between The Level Of Knowledge Of Teenagers (Girl)


About Iron Consumption With The Incidence Of Anemia
In SMP 18 Surakarta

Fresthy Astrika Yunita1), Sri Anggarini Parwatiningsih2), Hardiningsih2), Agus Eka Nurma
Yuneta,4) M. Nur Dewi Kartikasari5), Ropitasari6)

*)
Jurusan Kebidanan, FK, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Kentingan Surakarta 57126
telp. (0271) 662622

E-mail : [email protected]

ABSTRAK

Latar belakang: Kejadian anemia yang paling banyak terjadi pada remaja putri yaitu anemia
defisiensi besi, anemia disebabkan karena kebutuhan zat besi meningkat tinggi pada masa
pertumbuhan dan remaja putri juga mengalami haid setiap bulannya. Hal ini diperkuat dengan
kejadian anemia pada remaja putri menurut Riskesdas tahun 2016 yaitu sebesar 22,7%.
Masalah anemia pada remaja putri akan mengakibatkan perkembangan motorik, mental dan
kecerdasan terhambat, menurunnya prestasi belajar dan tingkat kebugaran, tidak tercapainya
tinggi badan maksimal, kontribusi yang negatif pada masa kehamilan kelak, yang
menyebabkan kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), kesakitan dan kematian
pada ibu dan anak
Tujuan penelitian: Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan remaja putri tentang
konsumsi zat besi dengan kejadian anemia di SMP 18 Surakarta.
Metode penelitian: Desain penelitian adalah cross sectional untuk mengetahui hubungan
tingkat pengetahuan remaja putri tentang konsumsi zat besi dengan kejadian anemia.
Penelitian dilakukan di SMP 18 Surakarta. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah remaja putri di SMP 18 Surakarta. Teknik pencuplikan sampel menggunakan simple
random sampling. Alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner dan lembar observasi.
Analisis data dilakukan dengan uji statistik chi square.
Hasil penelitian: Dalam penelitian ini mayoritas responden yang diteliti memiliki
pengetahuan tinggi terhadap konsumsi zat besi (66.67%) dan lebih dari seperempat total
responden mengalami anemia (26.67%). Selanjutnya, terdapat hubungan pengetahuan

36
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020

konsumsi zat besi terhadap kejadian anemia dengan nilai p<0.04. Responden yang memiliki
pengetahuan rendah tentang konsumsi zat besi memiliki risiko anemia lebih besar 13.5 kali.
Kesimpulan: Mayoritas responden yang diteliti memiliki pengetahuan tinggi terhadap
konsumsi zat besi dan lebih dari seperempat total responden mengalami anemia. Selanjutnya,
terdapat hubungan pengetahuan konsumsi zat besi terhadap kejadian anemia.

Kata Kunci: Masalah Gizi, Konsumsi Zat Besi, Anemia

ABSTRACT
Background: The most common occurrence of anemia to the girls is iron deficiency anemia,
anemia caused by high iron requirements during growth and young women also experience
menstruation every month. This is reinforced by the incidence of anemia to the girls according
to Riskesdas 2016, in the amount of 22.7%. The problem of anemia in teenagers will effect in
inhibited motor development, mental and intelligence, decreased learning achievement and
vitality levels, not achieving maximum height, a negative contribution during pregnancy,
which causes the birth of infant with Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), morbidity and
decease to the mother and child.
Purpose of the study: To analyzing the relationship between the level of knowledge of
teenagers (girl) about iron consumption with the incidence of anemia in SMP 18 Surakarta.
Research methods: The research design is a cross sectional to determine the relationship of
the knowledge level of the teenagers (girl) about iron consumption with the incidence of
anemia. The research was conducted at SMP 18 Surakarta. The population used in this
research are teenagers in SMP 18 Surakarta. The sampling technique uses simple random
sampling. Measuring instruments in this research are questionnaire and observation sheet.
Data analysis was performed with chi square statistic test.
Results: In this reasearch the majority of respondents have high knowledge of iron
consumption (66.67%) and more than a quarter of the total respondents have anemia
(26.67%). Furthermore, there is a correlation between iron consumption knowledge and
anemia with p <0.04. Respondents who have low knowledge about iron consumption have a
bigger risk of anemia 13.5 times.
Conclusion: The majority of respondents have high knowledge of iron consumption and more
than a quarter of the total respondents have anemia. Furthermore, there is a correlation
between iron consumption knowledge to the anemia experience.

Keywords: Malnutrition, Iron consumption, Anemia

37
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020

PENDAHULUAN zat besi remaja terpenuhi pada saat ini untuk


Masa remaja merupakan masa dimana mencapai pertumbuhan yang optimal.
pertumbuhan terjadi dengan cepat, sehingga Dampak dari anemia menurut Alamaetser
kebutuhan gizi pada masa ini pun ikut (2009) antara lain:
meningkat. Salah satu zat gizi yang 1. Terganggunya pertumbuhan dan
kebutuhannya meningkat adalah zat besi. perkembangan
Zat besi dibutuhkan pada semua sel tubuh 2. Kelelahan
dan merupakan dasar dalam proses 3. Meningkatkan kerentanan terhadap
fisiologis, seperti pembentukan hemoglobin infeksi karena sistem kekebalan tubuh
(sel darah merah) dan fungsi enzim. yang menurun
Perempuan membutuhkan asupan zat besi 4. Menurunkan fungsi dan daya tahan tubuh
yang lebih tinggi dibandingkan dengan laki- 5. Lebih rentan terhadap keracunan
laki. Tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) 6. Terganggunya fungsi kognitif
mengatakan bahwa kebutuhan zat besi Kekurangan zat besi atau anemia yang
remaja perempuan usia 13-29 tahun adalah berlanjut sampai dewasa dan hingga
26 mg, angka ini jauh lebih tinggi bila perempuan tersebut hamil, dapat
dibandingkan laki-laki seusianya. menimbulkan risiko terhadap bayinya.
Pada remaja, asupan zat besi tidak Remaja perempuan yang sudah hamil dan
hanya digunakan untuk mendukung menderita anemia dapat meningkatkan
pertumbuhan, tetapi juga digunakan untuk risiko kelahiran prematur dan melahirkan
mengganti zat besinya yang hilang melalui bayi dengan berat badan rendah. Oleh
darah yang keluar setiap dirinya mengalami karena itu, remaja perempuan disarankan
menstruasi setiap bulan. Karena kebutuhan untuk mengonsumsi suplemen zat besi
zat besi perempuan yang sangat tinggi sebelum hamil. Suplemen zat besi ini
inilah, perempuan berisiko mengalami membantu memenuhi kebutuhan zat besi
kekurangan zat besi, yang nantinya dapat yang makin tinggi saat kehamilan[32].
berkembang menjadi anemia. Menurut
Wiriadinata (2005), beberapa faktor risiko METODE
yang dapat menyebabkan anemia pada Jenis penelitian merupakan penelitian
remaja adalah: analitik observasional. Desain penelitian
1. Pertumbuhan yang cepat adalah cross sectional untuk mengetahui
2. Ketidakcukupan asupan makanan kaya hubungan pengetahuan dan kejadian
zat besi atau makanan sumber vitamin C anemia. Variabel independen dan variabel
3. Melakukan diet vegan dependen dalam penelitian ini diteliti hanya
4. Melakukan diet yang membatasi asupan sekali secara bersamaan, dalam periode
kalori waktu tertentu[19].
5. Sering melewatkan waktu makan Lokasi penelitian di SMP 18
6. Suka melakukan olahraga yang berat Surakarta. Waktu penelitian dilakukan
7. Kehilangan banyak darah saat menstruasi selama 5 (lima) bulan, yaitu dari bulan
Dampak dari anemia mungkin tidak Maret 2019 hingga Agustus 2019.
dapat langsung terlihat, tetapi dapat Populasi penelitian yaitu semua
berlangsung lama dan mempengaruhi remaja putri di SMP 18 Surakarta. Teknik
kehidupan remaja selanjutnya. Anemia sampel yang digunakan adalah simple
pada remaja perempuan dapat berdampak random sampling. Jumlah Sampel dalam
panjang untuk dirinya dan juga untuk anak penelitian ini adalah sebanyak 30 remaja
yang ia lahirkan kelak. Pastikan kebutuhan putri. Alat ukur dalam penelitian ini yaitu
38
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020

kuesioner yang dilakukan secara langsung Tabel 1. Tabel Univariat Variabel


pada remaja putri meliputi identitas dan Pengetahuan Total
n %
pengetahuan remaja putri tentang konsumsi konsumsi zat besi n %
zat besi. Sedangkan untuk menentukan
kejadian anemia remaja putri dengan Pengetahuan tinggi 20 66.67
menggunakan lembar observasi, yang Pengetahuan 30 100
10 33.33
sebelumnya dilakukan pemerikaan kadar rendah
hemoglobin (Hb) oleh petugas laboratorium Anemia
dari instansi pemerintah. Mengalami anemia 8 26.67 1
3
Tidak mengalami 0
Analisis data dilakukan secara 22 73.33 0
anemia 0
komputerisasi menggunakan program SPSS
20.0 dengan uji statistik Chi square Tabel 1 menunjukkan bahwa mayoritas
responden yang diteliti memiliki
pengetahuan tinggi terhadap konsumsi zat
HASIL besi, yaitu sebesar 20 responden (66.67%).
Selanjutnya, lebih dari seperempat total
1. Hasil Analisis Univariat responden mengalami anemia yaitu 8
Analisis variabel penelitian secara responden (26.67%).
univariat menjelaskan tentang distribusi
variabel penelitian meliputi variabel 2. Hasil Analisis Bivariat
pengetahuan zat besi dan anemia pada Analisis variabel penelitian secara
remaja perempuan. Tabel hasil analisis bivariat menggunakan uji chi-square
univariat dijelaskan pada tabel 1 yang untuk menjelaskan tentang hubungan
akan membahas mengenai jumlah (n) variabel dependen dengan variabel
dan persentase (%) pada pengetahuan independen, yaitu hubungan pengetahuan
remaja tentang konsumsi zat besi anemia zat besi dengan anemia pada remaja
yang dialami dan tidak dialami oleh perempuan. Tabel 4.2 membahas
remaja. mengenai hubungan variabel
pengetahuan tentang konsumsi zat besi
dengan variabel anemia pada remaja
perempuan.
Tabel 2. Tabel Bivariat
Total
Variabel n % OR p
n %
Pengetahuan
konsumsi zat besi
Pengetahuan tinggi 20 66.67
30 100
Pengetahuan rendah 10 33.33
13.5 0.04
Anemia
Mengalami anemia 8 26.67
Tidak mengalami 30 100
22 73.33
anemia

Analisis bivariat menjelaskan bahwa nilai p<0.04. Responden yang memiliki


terdapat hubungan pengetahuan konsumsi pengetahuan rendah tentang konsumsi zat
zat besi terhadap kejadian anemia dengan

39
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020

besi memiliki risiko anemia lebih besar 13.5 oksidatif seluler terkait dengan defisiensi
kali. besi[28]. Sebuah studi terbaru menunjukkan
bahwa anemia dapat memengaruhi fungsi
PEMBAHASAN kognitif pada remaja. Selain itu, anemia
Pembahasan berisi hasil penelitian yang juga berkontribusi terhadap peningkatan
telah peneliti laksanakan sesuai dengan risiko infeksi dengan merusak imunitas
langkah penelitian yang ada serta bawaan dan imunitas yang diperantarai oleh
menghubungkan teori dan temuan sel[25]. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
penelitian sebelumnya baik dari jurnal Teni et al. (2017) di Etiopia
maupun sumber relevan lainnya. Hasil mengungkapkan bahwa anemia memiliki
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif terhadap kemampuan
hubungan positif pengetahuan remaja putri akademik remaja perempuan di sekolah.
tentang konsumsi zat besi dengan kejadian Gangguan fungsi kognitif muncul sebagai
anemia di SMP N 18 Surakarta, dan akibat dari kelelahan, penurunan ingatan
hubungan tersebut secara statistik signifikan dan perhatian, dan/atau penurunan
[38]
(OR=13.5; p=0.004). Selanjutnya, peneliti keterampilan pemecahan masalah .
akan membahas hasil penelitian dengan Terdapat beberapa hal yang
ulasan yang lebih rinci sebagai berikut. menyebabkan terjadinya anemia pada
Satu dari tiga wanita pada usia remaja perempuan, di antaranya adalah
reproduksi di seluruh dunia (33%) pertumbuhan fisik yang cepat pada saat
menderita anemia, termasuk di dalamnya periode remaja, menarche, menstruasi pada
pada usia remaja. Anemia merupakan remaja perempuan yang menghasilkan
kondisi yang ditandai dengan rendahnya penurunan kadar feritin, kebiasaan diet
kadar hemoglobin dalam darah sehingga maupun makan yang tidak teratur, serta
menurunkan kapasitas darah untuk konsumsi makanan hewani yang lebih
membawa oksigen ke jaringan. Hal tersebut rendah[7][8]. Selain itu, peluang untuk
menimbulkan gejala seperti kelelahan dan mengalami anemia mencapai 2,1 kali lebih
berkurangnya kemampuan untuk melakukan tinggi di antara remaja putri dengan
pekerjaan fisik[41]. Gebreyesus et al. (2019) keragaman asupan makanan yang tidak
serta Christian dan Smith (2018) dalam memadai dibandingkan dengan remaja putri
penelitiannya menyatakan bahwa remaja yang memiliki asupan makanan yang baik.
perempuan pada periode awal remajanya Keragaman asupan makanan yang
lebih rentan untuk menderita anemia dikonsumsi meningkatkan kecukupan gizi
dibandingkan dengan remaja laki-laki, dan mikro, oleh karena itu asupan makanan
prevalensinya lebih tinggi di negara-negara yang tidak terdiversifikasi merupakan salah
dengan indeks pembangunan sosial (SDI) satu indikator buruk yang dapat
yang lebih rendah. Menurut Tesfaye et al. meningkatkan kerentanan remaja putri
(2015) apabila hal ini tidak ditangani terhadap anemia dan defisiensi
dengan baik maka dapat berdampak pada mikronutrien lainnya[16]. Selain faktor-
kesehatan remaja[39]. faktor yang telah disebutkan sebelumnya,
Anemia dapat memengaruhi kinerja hasil penelitian yang dilakukan oleh
fisik secara negatif, terutama pada Chaluvaraj dan Satyanarayana (2018) di
produktivitas dalam melakukan suatu India menyatakan bahwa sebagian besar
pekerjaan, sebagai akibat dari berkurangnya remaja putri kurang memiliki pengetahuan
transportasi oksigen yang terkait dengan tentang anemia, sehingga dapat
anemia dan berkurangnya kapasitas menyebabkan mereka mengalami anemia[9].
40
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020

Hasil penelitian ini menunjukkan terhadap media massa[6]. Remaja


bahwa terdapat hubungan positif perempuan yang memiliki pengetahuan
pengetahuan remaja putri tentang konsumsi yang baik akan lebih memahami mengenai
zat besi dengan kejadian anemia di SMP N hubungan perilaku mengonsumsi makanan
18 Surakarta, dan hubungan tersebut secara dengan kesehatan diri sehingga akan
statistik signifikan (OR=13.5; p=0.004). memengaruhi dalam memilih jenis
[5][11]
Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa makanan . Oleh karena itu, remaja
penelitian sebelumnya yang menyatakan perempuan akan mengonsumsi makanan
bahwa terdapat hubungan pengetahuan sehat agar mendapatkan status kesehatan
remaja putri dengan kejadian anemia. yang baik[11].
Jalambo et al. (2017) menyatakan bahwa Penelitian ini menunjukkan bahwa
pengetahuan merupakan salah satu tahap lebih dari separuh responden (%) merasa
pertama menuju perubahan perilaku[20]. bahwa konsumsi sayuran hijau dan protein
Pengetahuan tentang gizi merupakan dasar nabati saja tanpa protein hewani sudah
penting untuk kebiasaan diet yang baik. mampu memenuhi kebutuhan zat besi
Individu yang memiliki pengetahuan gizi dalam tubuh. Hal ini sejalan dengan
yang lebih baik memiliki sikap yang lebih penelitian Rahayu dan Dieny (2012) bahwa
positif terhadap makan makanan yang sehat. masih terdapat kebiasaan makan keluarga
Sebaliknya, pengetahuan yang buruk adalah yang cukup dengan mengonsumsi lauk
salah satu faktor risiko untuk nabati saja setiap makan tanpa
mengembangkan gizi buruk, termasuk mengharuskan konsumsi hewani, karena
risiko untuk menderita anemia. dianggap sudah mampu memenuhi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh kebutuhan gizi dalam tubuh termasuk zat
Mulugeta et al. (2015) menunjukkan bahwa besi. Pola makan dalam keluarga, termasuk
masih terdapat remaja putri yang memiliki pola makan dan gaya hidup anak dapat
persepsi yang salah mengenai konsumsi zat dipengaruhi oleh pendidikan orang tua[21].
besi. Anggapan bahwa zat besi merupakan Selain itu lingkungan remaja perempuan
pil kontrasepsi yang menyebabkan seperti teman sebaya, tren konsumsi
infertilitas, persepsi perasaan sakit setelah makanan cepat saji dapat memengaruhi
mengonsumsi zat besi, dan keraguan konsumsi zat besi pada remaja
responden adalah hambatan potensial untuk perempuan[33].
suplementasi zat besi pada remaja Pengetahuan remaja mengenai
perempuan dari komunitas penelitian konsumsi teh setelah makan dapat
tersebut[30]. mengganggu penyerapan zat besi masih
Persepsi-persepsi yang salah di atas rendah, yaitu sebanyak % responden.
dapat disebabkan oleh kurangnya Penelitian yang dilakukan Kankanamge et
pengetahuan remaja putri mengenai al. (2017), kejadian anemia lebih tinggi
konsumsi zat besi. Pengetahuan remaja pada remaja perempuan yang mengonsumsi
perempuan mengenai gizi dan konsumsi zat teh/ atau kopi setelah makan. Hal ini
besi secara positif dipengaruhi oleh usia, dikarenakan kandungan tanin dalam
pendidikan, akses terhadap media massa, teh/kopi yang menyebabkan gangguan
dan kemampuan keluarga[6]. Selain itu, bioabilitas makanan[23]. Menurut Fan
konsumsi zat besi yang baik pada remaja (2016), terdapat hubungan antara konsumsi
berkaitan dengan peningkatan usia, teh dengan berkurangnya kadar hemoglobin
pendidikan, pengetahuan mengenai dalam darah. Peneitian tersebut menemukan
perlunya nutrisi tambahan, dan akses bahwa kadar hemoglobin pada pasien
41
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020

anemia akan meningkat secara signifikan besi diperlukan bagi remaja perempuan saat
apabila meghentikan konsumsi teh. Selain menstruasi.
itu, konsumsi teh tidak hanya meningkatkan Upaya peningkatan pengetahuan
kejadian anemia tetapi juga menyebabkan remaja perempuan untuk meningkatkan
kambuhnya anemia pada pasien yang konsumsi zat besi salah satunya dapat
mendapat suplemen zat besi terus-menerus. dilakukan dengan cara memberikan
Anemia akan teratasi apabila pasien pendidikan kesehatan mengenai kebutuhan
mendapat suplemen zat besi intravena atau gizi remaja di sekolah. Berdasarkan
tablet besi secara oral[13]. penelitian yang dilakukan oleh Yusoff et al.
Responden pada penelitian ini (2013) dan Johnson et al. (2016), upaya
memiliki pengetahuan rendah pada poin pemberian edukasi di sekolah mengenai gizi
konsumsi tablet Fe selama menstruasi. pada masa remaja termasuk pencegahan
Responden mengetahui bahwa menstruasi anemia dapat meningkatkan kesadaran
dapat meningkatkan risiko anemia, namun remaja perempuan mengenai anemia[22][42].
sebagian besar responden tidak mengetahui Selain itu, penelitian yang dilakukan
bahwa untuk mencegah anemia selama Fathizadeh et al. (2015) menemuan bahwa
menstruasi dapat dilakukan dengan pendidikan kesehatan menggunakan metode
mengonsumsi tablet Fe. Menurut PRECEDE PROCEED yang melibatkan
Moschonis et al. (2013), kehilangan darah pihak sekolah dan orang tua akan
selama menstruasi berhubungan erat dengan meningkatkan pengetahuan anemia,
kejadian anemia pada remaja perempuan. perilaku, dan kebiasaan remaja perempuan
Total kebutuhan harian zat besi selama dalam mencegah anemia.
masa remaja meningkat hampir dua kali Menurut Johnson et al. (2016),
lipat pada saat sebelum menarche dan pendidikan kesehatan dan motivasi
setelah menarche. Hal ini disebabkan diperlukan untuk meningkatkan
karena saat memasuki remaja terjadi pengetahuan dan kesadaran remaja
peningkatan volume darah total dan massa perempuan mengenai anemia. Apabila
tubuh, namun tubuh kehilangan sejumlah kesadaran dan pengetahuan terhadap
zat besi ketika remaja perempuan anemia tinggi diharapkan remaja
mengalami menstruasi[29]. perempuan akan mengonsumsi makanan
Menurut Gupta et al. (2018) asupan yang kaya zat besi, suplemen Fe, serta dapat
mikronutrien berupa zat besi dan kalsium memonitor siklus menstruasi dan
pada remaja perempuan umumnya kurang perdarahannya sehingga dapat mencegah
adekuat. Hal ini dapat disebabkan oleh anemia selama menstruasi[22].
menstruasi yang dan diet vegetarian yang Memastikan konsumsi makanan yang
dilakukan oleh remaja perempuan[26]. Tablet memadai dan teratur, konsumsi zat kaya zat
besi diperlukan tubuh karena seiring besi dan vitamin C, konsumsi obat cacing
bertambah usia, aktivitas tubuh yang secara berkala, fortifikasi makanan,
banyak, dan menstruasi pada remaja pemberian makanan tambahan, dan
perempuan maka kebutuhan akan zat besi pemberian pendidikan kesehatan mengenai
ikut meningkat. Apabila cadangan zat besi kebutuhan gizi dan suplemen pada orang
yang tersimpan dalam tubuh dipakai terus tua merupakan beberapa strategi untuk
menerus, maka kadang asupan zat besi dari mencegah anemia pada remaja perempuan.
makanan sehari-hari tidak mampu Selain itu, pemeriksaan kesehatan berkala
memenuhi kebutuhan zat besi dalam (termasuk antropometri) dapat dilakukan
tubuh[12]. Oleh karena itu, konsumsi tablet sebagai upaya deteksi dini status gizi remaja
42
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020

perempuan untuk mencegah terjadinya


anemia[1].
Dalam upaya untuk mencegah kejadian KESIMPULAN
anemia pada remaja perempuan diperlukan
kerjasama yang baik dari berbagai pihak. A. Simpulan
Roche et al. (2018), memaparkan berbagai 1. Mayoritas remaja putri di SMP 18
upaya lintas sektoral untuk mencegah Surakarta memiliki pengetahuan yang
anemia pada remaja perempuan. Dalam tinggi mengenai konsumsi zat besi,
penelitian tersebut, kementerian kesehatan yaitu sebesar 66.67%.
berperan dalam mengembangkan program 2. Sebanyak 26.67 %% remaja putri di
perencanaan dan koordinasi dengan SMP 18 Surakarta mengalami anemia.
direktorat jenderal kesehatan masyarakat, 3. Dari hasil uji statistik Chi-Square
memfasilitasi program UKS/M, memastikan diperoleh nilai p=0,04 yang berarti
pengadaan dan ketersediaan suplemen besi terdapat hubungan pengetahuan
asam folat di sekolah secara tepat waktu remaja putri tentang konsumsi zat besi
dengan berkoordinasi dengan dinas dengan kejadian anemia di SMP 18
kesehatan kabupaten, mengadakan pelatihan Surakarta.
dan pertemuan rutin bagi tenaga kesehatan,
serta melakukan supervisi dan monitoring B. Saran
secara berkala. 1. Bagi Remaja Putri
Pihak kementerian pendidikan dan Remaja putri hendaknya memenuhi
kebudayaan setempat perlu menyediakan nutrisi sesuai dengan kebutuhan serta
sumber daya dan infrastruktur di sekolah, dapat mengkonsumsi variasi sumber
memfasilitasi pendidikan kesehatan makanan yang tinggi asupan zat besi.
terutama tentang gizi dalam kurikulum Adapun bagi remaja putri yang
sekolah, menciptakan lingkungan sekolah terindikasi anemia, disarankan untuk
yang sehat, dan mendorong pemerintah melakukan anjuran pemenuhan diet
daerah untuk meningkatkan infrastruktur yang tinggi asupan zat besi dan
UKS. Selanjutnya, upaya yang perlu mengikuti ketentuan dalam konsumsi
dilakukan oleh kementerian dalam negeri suplemen zat besi sesuai ketentuan.
adalah memfasilitasi pelaksanaan program 2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Surakarta
kesehatan sekolah termasuk mendorong Hendaknya hasil penelitian ini dapat
kabuaten untuk mengembangkan peraturan dijadikan pertimbangan dalam upaya
dan menganggarkan dana untuk perbaikan penanggulangan dan pencegahan
UKS. anemia pada remaja putri di Kota
Sedangkan, bagi remaja perempuam Surakarta. Pihak Dinas Kesehatan
diharapkan berpartisipasi dalam desain, Kota Surakarta dapat menyebarkan
revisi, dan pengujian materi perubahan informasi tentang anemia pada remaja
perilaku dan pendidikan gizi; membentuk putri, misalkan dengan melakukan
ketua kelompok untuk membantu guru penyuluhan di sekolah tentang hal-hal
dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan; yang berkaitan dengan kejadian
dan memberikan umpan baik positif pada anemia dan dilaksanakan secara
berbagai program UKS, serta berperan aktif berkesinambungan. Selain itu, dapat
selama kunjungan dan pengawasan dari bekerja sama dengan UKS untuk
berbagai pihak. melakukan melakukan pemeriksaan
kadar hemoglobin secara berkala.
43
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020

3. Bagi SMP 18 Surakarta 6. Alam, N., Roy, S.K., Ahmed, T., dan
Pihak SMP 18 Surakarta dapat Ahmed, AMS. 2010. Nutritional Status,
bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Disetary Intake, and Relevant
Kota Surakarta untuk melakukan Knowledge of Adolescent Girls in
sosialisasi konsumsi zat besi pada Rural Bangladesh. Journal of Health
orang tua remaja putri agar mendapat Population Nutrition, Vol. 28, No. 1,
dukungan dan orangtua memahami Februari 2010, hlm: 91
pentingnya mengonsumsi suplemen 7. Balcı, Y.I., Karabulut, A., Gürses, D.,
zat besi serta menyediakan makanan & Çövüt, I.E. 2012. Prevalence and
yang kaya akan zat besi khususnya Risk Factors of Anemia among
lauk hewani (daging sapi, daging Adolescents in Denizli, Turkey. Iranian
ayam, hati dan ikan) serta sayuran Journal of Pediatrics March 2012; Vol
hijau. 22 (No 1), hlm: 79
8. Chalise, B., Aryal, K.K., Mehta, R.K.,
Dhimal, M., Sapkota, F., Mehata, S.,
DAFTAR PUSTAKA Karki, K.B., Dhimai, Madjdian, D.,
Patton, G., & , Sawyer, S.
1. Agarwal, A.K., Joshi, H.S. Mahmood, 2018. Prevalence and Correlates of
S.E., Singh, A., dan Sharma, M. 2015. Anemia among Adolescents in Nepal:
Epidemiological Profile of Anaemia Findings from a Nationally
Among Rural School Going Adolescent Representative Cross-Sectional Survey.
of District bareilly, India. National PLOS ONE, 13(12), hlm: 7.
Journal of Community Medicine, Vol. doi:10.1371/journal.pone.0208878
6, Issue 4, Oktober-Desember 2015, 9. Chaluvaraj, T.S.I & Satyanarayana P.T.
hlm: 508 2018. Change in Knowledge, Attitude
2. Almatseir, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu and Practice Regarding Anaemia
Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pusaka among High School Girls in Rural
Utama. Bangalore: An Health Educational
3. American Academy of Pediatrics. Interventional Study. National Journal
2012. Stages of Adolescence. of Community Medicine, 2018; 9(5),
https://www.healthychildren.org/englis hlm: 361
h/ages-stages/teen/pages/stages-of- 10. Christian, P., & Smith, E.R.
adolescence.aspx - Diakses 21 Februari 2018. Adolescent Undernutrition:
2019 Global Burden, Physiology, and
4. American Society of Hematology Nutritional Risks. Annals of Nutrition
(ASH). 2019. Anemia. and Metabolism, 72(4), hlm: 317.
http://www.hematology.org/Patients/A doi:10.1159/000488865
nemia/ - Diakses 21 Februari 2019 11. De Vriendt, T., Matthys, C., Verbeke,
5. Ahmady, Hapzah, dan Mariana, D. W., Pynaert, I., dan De Henauw, S.
2016. Penyuluhan Gizi dan Pemberian 2009. Determinants of Nutrition
Tablet Besi terhadap Pengetahuan dan Knowledge in Young and Middle Aged
Kadar Hemoglobin Siswi Sekolah Belgian Women and the Association
Menengah Atas Negeri di Mamuju. with Their Dietary Behavior. Appetite,
Jurnal Kesehatan MANARANG, Vol. Vol. 53, No. 3, 2009, hlm: 788-92
2, No. 1, Juli 2016, hlm: 18 12. Engidaw, M.T., 2018. Anemia and
Associated Factors among Adolescent
44
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020

Girls Living in Aw-Barre Refugee among Adolescent Girls: A Cross


Camp, Somali Regional State, Sectional Study. Clinical Epidemiology
Southeast Ethiopia. PLoSONE, Vol. 13, and Global Health, Vol. 6, Issue 4,
Issue 10, hlm: 9. Doi: Desember 2018, hlm: 192-7. Doi:
https://doi.org/10.1371/journal.pone.02 https://doi.org/10.1016/j.cegh.2018.02.
05381 010
13. Fan, F.S. 2016. Iron Deficiency 19. Hidayat, A, Aziz Alimul. 2009. Metode
Anemia Due to Excessive Green Tea Penelitian Keperawatan dan Teknik
Drinking. Clinical Case Report,Vol. 4, Analisis Data. Jakarta : Salemba
Issue 11, November 2016, hlm: 1053-4. Medika
Doi: 20. Jalambo, M.O., Sharif, R., Naser, I.A.,
https://dx.doi.org/10.1002%2Fccr3.707 & Karim, N.A. 2017. Improvement in
14. Fathizadeh, S.H., Shojaeizadeh, D., Knowledge, Attitude and Practice of
Mahmoodi, M., Garmarodi, G.H., Iron Deficiency Anaemia among Iron-
Amirsardari, M., Azadbakht, M., dan Deficient Female Adolescents after
Gheysvandy, K. 2016. Journal of Nutritional Educational Intervention.
Health, Vol. 7, No. 3, 2016, hlm: 321- Global Journal of Health Science; Vol.
30 9, No. 7; 2017, hlm: 20. doi:
15. Gebreyesus, S.H., Endris, B.S., Beyene, 10.5539/gjhs.v9n7p15
G.T., Farah, A.M., Elias, F., & Bekele, 21. Jalambo, M.O., Hamad, A., dan Abed,
H.N. 2019. Anaemia among adolescent Y. 2013. Anemia and Risk Factors
girls in three districts in Ethiopia. BMC among Female Secondary Student in
Public Health, 19(1), hlm: 9. the Gaza Strip. Journal of Public
doi:10.1186/s12889-019-6422-0 Health, Vol. 21, 2013, hlm: 271-8
16. Gonete, K.A., Tariku, A., Wami, S.D., 22. Johnson, N., Noufeena, D.Y., Parvathi.,
& Derso, T. 2018. Prevalence and Joseph, P., Aranha., dan Shetty, A.P.
associated factors of anemia among 2013. A Study on Knowledge
adolescent girls attending high schools Regarding Prevention of Iron
in Dembia District, Northwest Ethiopia, Deficiency Anemia among Adolescent
2017. Archives of Public Health, 76(1), Girls in Selected Pre-University
hlm: , 7. doi:10.1186/s13690-018- Colleges of Mangaluru. International
0324-y Journal of Current Research and
17. Government of South Australia. 2017a. Review, Vol. 8, Issue 18, September
Petunjuk Minum Tablet Zat Besi. p: 1- 2013, hlm: 6-7
2. 23. Kankanamge, S.U., Ariyarathna, S.,
https://www.sahealth.sa.gov.au/wps/wc dan Perera, P.P.R. 2017. Association
m/connect/9b814980417df309951fd7b Between Dietary Patterns and Hb
8585ffd8d/A+Guide+to+taking+Iron+T Concentration Among Adult Females.
ablets_INDONESIAN_FinalWeb.pdf? International Journal of Current
MOD=AJPERES&CACHEID=ROOT Research, Vol. 9, Issue 01, January
WORKSPACE- 2017, hlm: 45499
9b814980417df309951fd7b8585ffd8d- 24. Karina, D,P. Hubungan Asupan Zat
mfQpTO9 – Diakses 21 Februari 2019 Gizi dan Pola Menstruasi dengan
18. Gupta, A., Noronha, JA., Shobha, dan Kejadian Anemia pada Remaja Putri di
Garg, M. 2018 Dietary Intake of SMA N 2 Semarang. Artikel penelitian.
Macronutrients and Micronutrients
45
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020

Semarang: Universitas Diponegoro, Ethiopia. Nutrients, 7(11), hlm: 9040.


2011. doi:10.3390/nu7115449
25. Kim, J.Y., Shin, S., Han, K., Lee, K.- 31. Patel, S., Dhuppar., P., dan A., Bhattar.
C., Kim, J.-H., Choi, Y. S., Kim, D.H., Nutrition Anemia Status in Adolescents
Nam, G.E., Yeo, H.D., Lee, H.G., &, Girls in Rural School of Raipur, India.
Ko, B.-J. 2014. Relationship between Medical Chemistry, 2017, Vol. 7, No.
socioeconomic status and anemia 4, hlm: 855. DOI: 10.4172/2161-
prevalence in adolescent girls based on 0444.1000441
the fourth and fifth Korea National 32. Proverawati, A. 2011. Anemia dan
Health and Nutrition Examination Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Surveys. European Journal of Clinical Medika.
Nutrition, 68(2), hlm: 253. 33. Rahayu, SD dan Dieny, F.F. 2012.
doi:10.1038/ejcn.2013.241 Citra Tubuh, Pendidikan Ibu,
26. Kumar, A., Goyal,A., Verma, N., dan Pendapatan Keluarga, Pengetahuan
Mahesh, A. 2018. Study of Anemia Gizi, Perilaku Makan, dan Asupan Zat
among Adolescent School Girls and Besi pada Siswi SMA. Media Medika
Young Adults. International Journal of Indonesia, Vol. 46, No. 3, 2012, hlm:
Advances in Medicine, Vol. 5, Issue 4, 192
Juli-Agustus 2018, hlm: 4. Doi: 34. Roche, M. L., Bury, L., Yusadiredja, I.
http://dx.doi.org/10.18203/2349- N., Asri, E. K., Purwanti, T. S.,
3933.ijam20182753 Kusyuniati, S., Bhardwaj, A., dan
27. Lao Po. Hubungan antara status gizi Izwardy, D. (2018). Adolescent Girls’
dengan kejadian anemia pada remaja Nutrition and Prevention of Anaemia:
putri SMP Negeri 10 Manado. Artikel A School Based Multisectoral
penelitian. Collaboration in Indonesia. BMJ,
28. Lopez, A., Cacoub, P., Macdougall, k4541.doi:10.1136/bmj.k4541
I.C., & Peyrin-Biroulet, L. 2016. Iron 35. Setianingsih, W., Suharyo., dan
deficiency anaemia. The Lancet, Trihadi, R. 2017. Berbagai Faktor
387(10021), hlm: 908. Risiko Kejadian Anemia pada Remaja
doi:10.1016/s0140-6736(15)60865-0 (Studi di Kabupaten Rembang).
29. Moschonis, G., Papandreou, D., Universitas Diponegoro: Tesis
Mavrogianni, C., Giannopoulou, A., 36. Teni, M., Shiferaw, S., & Asefa, F.
Damianidi, L., Malindretos, P., Lionis, 2017. Anemia and Its Relationship with
C., Chrousos, GP., dan Manios, Y. Academic Performance among
2013. Association of Iron Depletion Adolescent School Girls in Kebena
woth Menstrual and Dietary Intake District, Southwest Ethiopia.
Indices in Pubertal Girls: The Healthy Biotechnology and Health Sciences, 4
Growth Study. BioMed Researh (1), hlm: 7. doi: 10.17795/bhs-43458
International, Vol. 2013, Desember 37. Tesfaye, M., Yemane, T., Adisu, W.,
2013 Asres, Y., & Gedefaw, L.
30. Mulugeta, A., Tessema, M., H/sellasie, 2015. Anemia and iron deficiency
K., Seid, O., Kidane, G., & Kebede, A. among school adolescents: burden,
2015. Examining Means of Reaching severity, and determinant factors in
Adolescent Girls for Iron southwest Ethiopia. Adolescent Health,
Supplementation in Tigray, Northern Medicine and Therapeutics, 189, hlm:
193. doi:10.2147/ahmt.s94865
46
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.
PLACENTUM Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, Vol.8(1) 2020

38. Utami, B. N., Surjani., dan olescent/topics/adolescence/developme


Mardiyaningsih, E. 2015. Hubungan nt/en/ - Diakses 21 Februari 2019
Pola Makan dan Pola Menstruasi 40. Yusoff, H., Wan Daud, W.N., dan
dengan Kejadian Anemia Remaja Putri. Ahmad, Z. 2013. Effectiveness of
Jurnal Keperawatan Soedirman. Vol. Nutrition Education vs. Non-Education
10, No. 2, Juli 2015. pp: 71-4 Intervention in Improving Awareness
39. World Health Organization (WHO). Pertaining Iron Deficiency among
2019a. Adolescent Development. Anemic Adolescent. Iranian Journal of
https://www.who.int/maternal_child_ad Public Health, Vol 42, No. 5, Mei 2013

47
Copyright © 2020, Placentum: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Aplikasinya, ISSN 2303-3746, e-ISSN 2620-9969.

Anda mungkin juga menyukai