B08. Arya Adhi Yoga Wikrama Jaya. 018.06.0031. Essay GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

ESSAY

GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU


AKIBAT PENGGUNAAN ZAT

Oleh :
Nama : Arya Adhi Yoga Wikrama Jaya
NIM : 018.06.0031
Kelas : B/08
Dosen: dr. Danang Nur Adiwibawa, Sp.KJ

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
TAHUN 2021
I. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia.
World Health Organization (WHO) membuat definisi universal
bahwa sehat adalah suatu keadaan sehat kondisi fisik, mental, sosial
dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu kesatuan dan bukan
hanya bebas dari penyakit dan atau kecacatan. Kesehatan mental
menjadi bagian penting dalam tercapainya suatu kondisi sehat
dalam setiap kebutuhan manusia. Berdasarkan data WHO (2016)
terdapat sekitar 35 juta orang yang menderita depresi, 60 juta bipolar,
21 juta Skizofrenia dan 47,5 juta Demensia yang diakibatkan
karena berbagai hal salah satunya adalah penyalahgunaan zat
Penyalahgunaan zat adalah suatu perilaku mengonsumsi
atau menggunakan zat-zat tertentu yang dapat mengakibatkan bahaya
pada diri sendiri maupun orang lain. Menurut DSM,
peyalahgunaan zat melibatkan pola penggunaan berulang yang
menghasilkan konsekuensi yang merusak. Konsekuensi yang
merusak bisa termasuk kegagalan untuk memenuhi tanggung
jawab utama seseorang (misalnya: sebagai pelajar, sebagai
pekerja, atau sebagai orang tua), menempatkan diri dalam situasi
dimana penggunaan zat secara fisik berbahaya (contoh mencampur
minuman dan penggunaan obat), berhadapan dengan masalah hukum
berulang kali yang meningkat karena penggunaan obat. Memiliki
masalah sosial atau interpersonal yang kerap muncul karena
pengunaan zat (contoh: berkelahi karena mabuk)
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan Zat
Psikoaktif, infeksi HIV /AIDS dan kekerasan (violence)merupakan
tiga epidemi yang melanda dunia menjelang berakhir nya millenium
kedua dan masih berlanjut sampai sekarang.

II. ISI
NAPZA merupakan singkatan dari Narkoba, Psikotropika, dan
Zat Adiktif lainnya. Penggunaan NAPZA sangat membahayakan bagi
kesehatan baik mental maupun fisik penggunanya. Pengguna NAPZA
beresiko gangguan perkembangan otak, bunuh diri dan depresi
kehilangan memori, risiko tinggi terhadap perilaku seksual,
kecanduan, pengambilan keputusan terganggu, prestasi akademis yang
buruk, kekerasan, dan kecelakaan kendaraan bermotor. Penggunaan
NAPZA juga merusak masa depan penggunanya dan juga masa depan
Bangsa.
Berdasarkan dapak yang ditimbulkan NAPZA dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu Depresan, Stimulan, dan Halusinogen. Depresan
merupakan suatu zat yang dapat memperlambat atau menekan system
saraf pusat dan pesan yang dikirim ke otak. Depresan juga emiliki efek
samping memperlambat detak jantung dan juga pernapasan, adapun
contoh zat depresan anata lain seperti alcohol, benzodazepenies,
codein, dan ganja. Stimulant merupakan suatu zat yang dimana cara
kerjanya mempercepat system saraf pusat, akibatnya seseorang yang
mengkonsumsi stimulant ini akan memiliki semangat yang
meningkan. Adapun contoh zat stimulant seperti kafein, nikotin, dan
juga amphetamine. Zat terakhir yaitu halusinogen, halusinogen
merupakan zat yang dimana memberikan efek samping yaitu
mempengaruhi presepsi orang yang mengkonsumsi suatu zat yang
bersifat halusinogen. Zat yang bersifat halusinogen ini memiliki efek
samping yaitu peningkatan tekanan darah dan juga peningkatan detak
jantung.
Intoksikasi Akut, suatu kondisi peralihan yang timbul akibat
menggunakan alkohol atau zat psikoaktif lain sehingga terjadi
gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek atau perilaku, atau
fungsi dan respons psikofisiologis lainnya yang menyebabkan kondisi
gawat darurat yang berisiko tinggi dan memerlukan penanganan tepat
dan adekuat. Di negara maju, penyebab intoksikasi paling banyak
adalah alkohol, benzodiazepine, narkotik, dan antidepresan. Di lain
hal, keracunan organofosfat banyak berhubungan dengan percobaan
bunuh diri atau pencampuran minuman keras sendiri. Selain itu ada
juga intoksisitas akibat opioid dan amfetamin.
Gejala umum intoksikasi adalah dari pasien penurunan
kesadaran, perubahan status mental, atau kejang yang terjadi setelah
riwayat konsumsi zat yang dicurigai, dan memburuk dalam waktu
cepat. Selain itu, setiap zat toksik memiliki karakteristik masing-
masing yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang.
Pada intoksikasi opioid (F11.0), gejala yang timbul adalah
terjadinya kontriksi pupil (atau dilatasi pupil akibat anoksia karena
overdosis berat) dan gejala-gejala lain di bawah ini berkembang
selama atau segera setelah penggunaan opioid: mengantuk/drowsiness,
bicara cadel, hendaya dalam perhatian atau daya ingat. Intoksikasi akut
dapat terjadi dengan atau tanpa komplikasi medis lainnya. Komplikasi
medis yang terjadi dapat berupa : trauma atau cedera tubuh lainnya,
hematemesis, aspirasi muntah, konvulsi, delirium dan koma
Sedangkan pada intoksikasi amfetamin atau zat yang
menyerupainya (F15.0), terdapat dua/lebih dari gejala di bawah ini
yang berkembang segera atau selama menggunakan amfetamin atau
zat yang menyerupai: takikardi atau bradikardi, dilatasi pupil,
peningkatan atau penurunan tekanan darah, banyak keringat atau
kedinginan, mual atau muntah, penurunan berat badan, agitasi atau
retardasi motoric, kelelahan otot, depresi sistem pernafasan, nyeri dada
dan aritmia jantung, kebingungan dan kejang-kejang, diskinesia,
distonia atau koma, gejala-gejala di atas tidak disebabkan oleh
gangguan fisik atau mental lainnya. Kondisi putus amfetamin atau zat
yang menyerupai (F15.3) terdapat mood yang disforik dan dua (atau
lebih) perubahan psikologis di bawah ini yang berkembang dalam
beberapa jam atau beberapa hari setelah penghentian mendadak
penggunaan, yaitu: fatique/kelelahan, mimpi buruk atau halusinasi,
insomnia atau hypersomnia, nafsu makan meningkat, retardasi atau
agitasi motoric.
Penelusuran etiologi saling berpacu dengan tatalaksana untuk
mencegah perburukan kondisi, terutama bila riwayat konsumsi zat
toksik tidak diketahui. Tatalaksana dapat diberikan secara general
maupun spesifik bila sudah ditemukan etiologinya. Penanganan pasien
intoksikasi akut akan semakin sulit bila dicurigai terdapat lebih dari
satu toksin yang dikonsumsi.

III. Kesimpulan
Jadi kesimpulan yang didapat dari penjelasan diatas bahwa
penggunaan NAPZA sangat membahayakan bagi kesehatan baik
mental maupun fisik penggunanya. Berdasarkan dapak yang
ditimbulkan NAPZA dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu Depresan,
Stimulan, dan Halusinogen. Intoksikasi Akut, suatu kondisi peralihan
yang timbul akibat menggunakan alkohol atau zat psikoaktif lain
sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, persepsi, afek
atau perilaku, atau fungsi dan respons psikofisiologis lainnya yang
menyebabkan kondisi gawat darurat yang berisiko tinggi dan
memerlukan penanganan tepat dan adekuat. Di negara maju, penyebab
intoksikasi paling banyak adalah alkohol, benzodiazepine, narkotik,
dan antidepresan.

Refrensi:
1. KEMENKES RI. (2021). Situasi Kesehatan Mental Di Indonesia.
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjd2ciG4u30AhX
CT2wGHT2QAUMQFnoECBQQAQ&url=https%3A%2F
%2Fpusdatin.kemkes.go.id%2Fdownload.php%3Ffile%3Ddownload
%2Fpusdatin%2Finfodatin%2FInfoDatin-Kesehatan-
Jiwa.pdf&usg=AOvVaw1zTMT_hwZxxmzWDpG0E1bL
2. WHO. 2016
3. Badan Narkotika Nasional (BNN). 2013
4. Rahmi, E., & Sutarni, S. (2019). PENDEKATAN DIAGNOSTIK DAN
TATALAKSANA PADA PASIEN INTOKSIKASI AKUT DI UNIT
GAWAT DARURAT: SEBUAH LAPORAN KASUS, 4(2).
http://dx.doi.org/10.21460/bikdw.v412.143
5. Yunanta Firdaus, A. M., & Hidayat, E. (2018). PENGETAHUAN DAN
SIKAP REMAJA TERHADAP PENGGUNAAN NAPZA DI SEKOLAH
MENENGAH ATAS DI KOTA SEMARANG, 6(1), 1-7.

Anda mungkin juga menyukai