Tanggap Darurat (Emergency Response)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 11

Tanggap Darurat (Emergency Response)

21
TANGGAP DARURAT (EMERGENCY
RESPONSE)

Zihan Nida’An Khofiah1 Regina Sanda2 Marly Chintia Makaba3


Program Studi Manajemen, Universitas Mulia
Email: [email protected] [email protected]
1
3
[email protected]

ABSTRAK
Keadaan darurat merupakan suatu keadaan yang tidak diharapkan terjadi dan
harus dilakukan tindakan atau pertolongan sesegera mungkin untuk
meminimalisasi terjadinya tingkat kerusakan dan kerugian yang lebih parah.
Pada penelitian ini akan membahas kecelakaan pesawat Lion Air JT 610. Tujuan
dari penelitian ini adalah membahas penanganan lamban dari PT. Lion Air dalam
proses pencarian korban pesawat.

Kata kunci: Tanggap, Darurat, Emergency, Kecelakaan, Lion Air, JT 610.

I. LATAR BELAKANG
Keadaan darurat menurut Federal Emergency Management Agency (1993)
adalah peristiwa yang tidak direncanakan dan dapat menyebabkan kematian
atau cedera pada karyawan, pelanggan maupun masyarakat, dapat mematikan
bisnis, mengganggu operasi, menyebabkan kerusakan fisik atau lingkungan,
serta mengancam posisi keuangan, fasilitas, atau citra publik. Ada berbagai
macam keadaan darurat yang dapat terjadi yaitu kecelakaan kerja, dan bencana
alam. Keadaan Darurat yang terjadi dalam kecelakaan kerja biasanya dapat
disebabkan karena adanya kesalahan dalam menggunakan peralatan kerja,
kurangnya alat pelindung kerja, dan kurangnya keterampilan tenaga kerja.
Kecelakaan kerja seperti ini dapat menimbulkan resiko tinggi mulai dari
kerugian ekonomi, kerugian pada tenaga kerja, dan lingkungan kerja menjadi
tidak aman dan nyaman.

1
“TANGGAP DARURAT (EMERGENCY RESPONSES)”

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 24/ 1945


tentang Penanggulangan Bencana dengan pasal 46 (1) tentang peringatan dini
sebagaimana yang dimaksud pada pasal 44 huruf b untuk melakukan
pengambilan tindakan cepat serta tepat dalam rangka untuk mengurangi resiko
yang terkena bencana dan untuk mempersiapkan tindakan tanggap darurat.
Prosedur tanggap darurat harus memberikan beberapa pertimbangan yaitu
identifikasi potensi situasi darurat dan lokasi, rincian tindakan yang akan diambil
oleh personal selama keadaan darurat, prosedur evakuasi, tanggung jawab, dan
personil mempunyai wewenang peran khusus selama keadaan darurat terjadi,
untuk menghubungi dan komunikasi dengan layanan darurat. Komunikasi
dengan layanan darurat komunikasi ini bisa dengan karyawan, pemerintah dan
pihak lain yang saling berhubungan dengan informasi yang diperlukan untuk
segera melakukan tanggap darurat.

II. TINJAUAN TEORITIS

(1) Kondisi Darurat.


Kondisi Darurat adalah keadaan sulit yang tidak terduga atau tidak
terkendali yang dapat menimbulkan korban jiwa atau kerusakan yang
meliputi kebakaran, kecelakaan, gangguan teknis, gempa bumi dan
bencana lainnya yang memerlukan penanganan segera agar tidak
menyebabkan dampak yang fatal dan kerusakan properti atau lingkungan
serta mengancam posisi keuangan, fasilitas dan citra publik.

(2) Tanggap Darurat.


Tanggap darurat adalah kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda yang dilakukan dengan segera pada saat kondisi darurat akibat
bencana atau kecelakaan yang bisa menyebabkan kerugian atau kerusakan
apabila tidak dilakukan penanganan secara tepat dan cepat.

(3) Faktor Penyebab Kecelakaan.


Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial
Tenaga Kerja, Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi berhubung
dengan hubungan kerja, demikian pula kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju tempat kerja dan pulang kerumah
melalui jalan biasa yang dilewati.

(4) Prinsip Pencegahan Kecelakaan.


Pencegahan kecelakaan ada kaitannya dengan masalah keselamatan dan
kesehatan kerja yang mengacu dan bertitik tolak pada sebab akibat
kecelakaan.
2
Tanggap Darurat (Emergency Response)

(5) P3K.
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) adalah usaha untuk
menangani korban segera mungkin ditempat kejadian sebelum tenaga
medis mengambil alih penanganan. P3K dilakukan dengan maksud
memberikan perawatan darurat pada korban, sebelum pertolongan yang
lebih lengkap diberikan oleh dokter atau petugas lainnya. Tindakan P3K
dilakukan dengan benar akan mengurangi cacat atau penderitaan dan
bahkan menyelamatkan korban dari kematian.

(6) TKTD.
TKTD atau Tim Keadaan Tanggap Darurat adalah tim yang suatu tim
kesiagaan dan tanggap darurat yang dibentuk secara formal dan selalu
mengadakan pelatihan. Pelatihan Tim Keadaan Tanggap Darurat dilakukan
minimal 1 tahun sekali.

III. PIHAK YANG BERPERAN

Tabel 1. Jabatan dan tanggungjawabnya dalam menjalankan Tugas Tanggap Darurat


N JABATA
FOKUS PERAN TERHADAP TANGGAP DARURAT
o. N
● Meningkatkan dan mengaktifkan pusat pengendalian
Bertanggungjawab operasi sperti memberikan instruksi dan komando
Komando/
1 atas rencana pada waktu situasi.
Ketua.
Emergency. ● Bertanggungjawab atas rencana rehabilitasi.
● Membentuk pos komando di lokasi kejadian.
● Membantu komando/wakil dalam merencanakan,
mengorganisasikan, melaksanakan dan
mengendalikan komando tanggap darurat.
wakil
● Memberi intruksi pada setiap bagian atas, seperti
Komando/
2 Membuat rencana. mengkoordinir tugas-tugas sekretariat, humas,
Wakil
keselamatan dan keamanan.
Ketua.
● Mewakili ketua apabila ketua berhalangan hadir.
● Melaksanakan Supervisi Training dan melaksanakan
pekerjaan rehabilitasi.
● Menghubungi pihak luar untuk meminta bantuan.
● Membuat laporan
Menangani hal-hal
Externl ● Menghimpun data dan informasi penanganan bencana
3 media dan
Affair. yang terjadi.
eksternal.
● Menyebarkan informasi tentang bencana ke media
massa.
4 Admin Bertanggungjawab ● Menganalisa kebutuhan dana dalam rangka
Keuangan atas semua penanganan tanggap darurat yang terjadi.
& pekerjaan ● Mendukung keuangan yang dibutuhkan dalam
Logistik. dokumentasi. melaksanakan tanggap darurat.
● Menyediakan fasilitas, jasa, dan bahan-bahan serta
perlengkapan lainnya.
● Mengkoordinasi semua bantuan logistik dari
3
“TANGGAP DARURAT (EMERGENCY RESPONSES)”

instansi/lembaga/organisasi.
Kondisi
Bertanggungjawab ● Melapor kepada ketua/komando team apabila terjadi
Darurat –
atas pekerjaan kebakaran dan mengenai kondisi api sehingga dapat
5 Fire
pemadaman api menerima instruksi dari ketua.
Fighting
dan pertolongan. ● Memberi instruksi kepada anggota pemadaman api.
& Rescue.
Bertanggungjawab ● Melaksanakan pekerjaan penyaringan dan keamanan
6 Kemanan. atas keamanan di serta mengantisipasi apabila terjadi hal-hal diluar
lapangan. dugaan.
Bertanggungjawab ● Bertanggungjawab atas pelaksanaan evakuasi
7 Evakuasi.
dalam hal evakuasi. karyawan, kendaraan dan barang lainnya.
Bertanggungjawab
Pertolong dalam melakukan
● Melaksanakan First Aid and Fire Fighting.
8 an pertolongan
● Melaksanakan P3K.
Pertama. pertama pada
korban.

IV. INFORMASI YANG DIBUTUHKAN

Informasi yang dibutuhkanolehpihak yang


berperandalammenjalankansistemmanajemen
K3dijelaskanpadababinisecaranumerik.

(1) Informasi 1
Informasimengenaianggaranpelatihaninidikelolaolehmanajerkeuangan
yang telahmenghitungsemuakebutuhanbiayaoperasional,
biayalangsungdantidaklangsungsertasumberpemasukandaripembayaranpel
anggan. Beberapainformasi yang
didapatkanpadaanggaranpelatihandarimanajerkeuangansetiaptahunnyaadal
ah:
a. Anggaranmaksimumpelatihanyang diselenggarakandidalamperusahaan
(internal training budget).
b. Anggaranmaksimumpelatihanyang diselenggarakanpihakluar
(external training budget)
c. Anggaranmaksimumpelatihan gratis kepadapelanggan.
d. Anggaranmaksimumuntukfasilitaspelatihan yang bisadibelisetiap

(2) Informasi2
Informasimengenaianggaranpelatihaninidikelolaolehmanajerkeuangan
yang telahmenghitungsemuakebutuhanbiayaoperasional,
biayalangsungdantidaklangsungsertasumberpemasukandaripembayaranpel
anggan. Beberapainformasi yang
didapatkanpadaanggaranpelatihandarimanajerkeuangansetiaptahunnyaadal
ah:
4
Tanggap Darurat (Emergency Response)

a. Anggaranmaksimumpelatihan yang
diselenggarakandidalamperusahaan (internal training budget).
b. Anggaranmaksimumpelatihan yang diselenggarakanpihakluar
(external training budget)
c. Anggaranmaksimumpelatihan gratis kepadapelanggan.

(3) Informasi3
Informasimengenaianggaranpelatihaninidikelolaolehmanajerkeuangan
yang telahmenghitungsemuakebutuhanbiayaoperasional,
biayalangsungdantidaklangsungsertasumberpemasukandaripembayaranpel
anggan. Beberapainformasi yang
didapatkanpadaanggaranpelatihandarimanajerkeuangansetiaptahunnyaadal
ah:
a. Anggaranmaksimumpelatihan yang
diselenggarakandidalamperusahaan (internal training budget).
b. Anggaranmaksimumpelatihan yang diselenggarakanpihakluar
(external training budget)
c. Anggaranmaksimumpelatihan gratis kepadapelanggan.
d. Anggaranmaksimumuntukfasilitaspelatihan yang bisadibelisetiap

V. STRATEGI PELAKSANAAN

Didalambabinimenjelaskan flow process


ataubaganalirdaripelaksanaansistemmanajemenK3 (Diagram
alirharusdibuatsendiri, bukancopasdarisumberInformasi)
walaupunsumbernyadarirujukantertentu. Setelahterdapatbagan,
kemudianberikanpenjelasan. Gambardibawahinihanyacontohsaja,
Nantigunakanstandar format sepertiini. Prinsipdari Flow Process adalahterdapat
START dan FINISH / END. Simbolharusbenarkarenamemilikimaknatersendiri.

5
“TANGGAP DARURAT (EMERGENCY RESPONSES)”

Gambar 1. Diagram alirsistemmanajemen K3


Sumber: ISO 45001 (2018)

Diagram alirdiatasmenjelaskanbahwa proses diawalidari …………dan proses


diakhiridengan ….

6
Tanggap Darurat (Emergency Response)

VI. ANALISIS STUDI KASUS

Dengan jatuhnya pesawat penerbangan Lion Air JT-610 rute perjalanan


Jakarta- Pangkal Pinang pada 29 oktober 2018. Jatuhnya pesawat ini di kawasan
perairan Tanjung Pinang di waktu 06.33 WIB dengan korban meninggal 189
orang membuat keluarga, masyarakat, pemerintah sangat berduka cita dengan
kejadian ini. Keterbatasan fasilitas dan lambannya penanganan dari perusahan
Lion Air ini membuat tim basarnas dan PKPU ikut serta dalam pencarian korban,
dalam pencariannya PKPU mengirim sekitar lima orang di hari pertama jatuhnya
pesawat ini.

Komite Keselamatan Transportasi Nasional (KNKT) menemukan ada


kurangnya informasi teknis yang diberikan kepada pilot terkait dengan sistem
didalam penerbangan pesawat Boeing 737 MAX tersebut dan kesalahan
perawatan pesawat. Kedua penyebab inilah yang menjadi penyebab utama dalam
kecelakaan pesawat Lion Air JT 610. Pihak perusahaan Lion Air memberikan
ganti rugi sebesar Rp. 1,25 miliar untuk penumpang yang meninggal dunia.
Untuk penumpang yang mengalami cacat tetap akan diberikan sebesar Rp 1,25
miliar per penumpang, untuk penumpang yang mengalami luka dan harus
menjalani perawatan di rumah sakit, sebagai pasien rawat inap serta rawat jalan,
akan diberikan ganti rugi Rp. 200 juta per penumpang. Ganti rugi terhadap para
penumpang tersebut sesuai dengan undang-undang yang berlaku di mana
disebutkan dalam Pasal 3 PM 77/ 2011. Adanya dampak yang ditimbulkan dari
kejadian tersebut terhadap lingkungan internal (Perusahaan) adalah membuat PT.
Lion Mentari Airlines tersebut untuk semakin memperhatikan kembali tiap
pesawat yang akan mereka operasikan dan meningkatkan jaminan mengenai
pesawat yang akan mereka operasikan dengan melakukan pengecekan dan servis
secara teliti lagi. Semenjak masalah tersebut menimpa perusahaan PT. Lion
Mentari Airlines, perusahaan tersebut mengalami kerugian besar dan mendapat
7
“TANGGAP DARURAT (EMERGENCY RESPONSES)”

pengaruh buruk serta pandangan yang kurang baik dari masyarakat yang ingin
menggunakan jasa penerbangan tersebut. Dari pihak maskapai mengatakan saat
kejadian tersebut para pengguna atau costumer hamper menurun drastis
menggunakan maskapai mereka dalam penerbangan pasca kejadian pesawat
jatuh tersebut. Dan dampaknya bagi masyarakat sekitar semenjak adanya
pemberitaan peristiwa yang sedang terjadi pada perusahaan tersebut mengenai
jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 ini membuat beberapa warga masyarakat
menjadi takut trauma serta khawatir untuk melakukan perjalanan udara.

Gambar 2. Fishbone Diagram Sebab Akibat Penyebab Kecelakaan Pesawat Lion Air.

VII. DILEMA ETIS

" Kebakaran yang terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di


Makassar”
1. Studi Kasus
Pada tahun 2012 terjadi kebakaran di Pembangkit Listrik Tenaga Uap
(PLTU), kebakaran ini terjadi pada pukul 23.30 WITA penyebab kebakaran ini
tidak diketahui dengan jelas, menurut saksi mata di tempat kebakaran terjadi
setelah listrik tiba-tiba padam. 25 unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan ke
lokasi terjadinya kebakaran di bagian belakang kompleks PLTU Tello,
Makassar. Dalam kebakaran ini tidak terdapat korban jiwa akan tetapi sebagian
besar aliran listrik di Sulawesi Selatan serta Sulawesi Barat terputus karena
hilangnya tegangan listrik sekitar 50 MW. Sulawesi Barat terputus karena
hilangnya tegangan listrik sekitar 50 MW. Dari kejadian kebakaran ini PLTU

8
Tanggap Darurat (Emergency Response)

dihadapkan dua pilihan yaitu jika PLTU bertanggung jawab untuk memperbaiki
fasilitas atau alat sumber listrik yang terbakar dan terputus itu sesudah terjadi
kebakaran kemungkinan dapat menimbulkan kebakaran lagi, atau PLTU tersebut
tidak mau bertanggung jawab untuk memperbaiki fasilitas atau alat sumber
listrik itu maka masyarakat akan menderita dengan tidak adanya aliran listrik
tersebut dan mereka akan mengeluh tentang itu ke pemerintah. Akan tetapi
keputusan yang diambil oleh PLTU adalah mencoba memperbaiki fasilitas alat
sumber listrik itu dan menjamin pasokan listrik aman dari kejadian tersebut.

2. Keyword
Variabel bebas :
- 25 unit mobil pemadam kebakaran.
- Sulawesi Barat.
- Fasilitas atau aliran sumber listrik.
- Daerah Tello, Makassar.
Variabel terikat :
- Kebakaran di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

3. Core Value
Yang dilanggar :
- Tidak adanya informasi yang jelas dari PLTU tentang penyebab
kebakaran ini.
- Kurangnya fasilitas detectors serta kurangnya fasilitas pemadam
kebakaran(APAR) di PLTU.

Yang dilaksanakan :
- Pihak PLTU Tello Makassar menjamin pasokan listrik aman dari
imbas kebakaran itu.

9
“TANGGAP DARURAT (EMERGENCY RESPONSES)”

RUJUKAN
Alyadrus, Hadijah. (2019). KNKT Buka 2 Penyebab Jatuhnya lion Air JT 610,
https://ekonomi.bisnis.com/read/20191024/98/1163032/knkt-buka-2-penyebab-
jatuhnya-lion-air-jt-610-ini-rinciannya
Cipto, Hendra. (2012). Lagi PLTU Tello Makassar Terbakar,
https://regional.kompas.com/read/2012/12/07/16572986/lagi.pltu.tello.makassar.terb
akar
Endiyono. Aprianingsih, Sinta. (2020). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Pertolongan
Pertama pada Kecelakaan (P3K) Terhadap Tingkat Pengetahuan Anggota Saka Bakti
Husada. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 15(2). 84,
http://medika.respati.ac.id/index.php/Medika/article/download/178/pdf
Handayana, Maulana., Suroto., Kurniawan, Bima. (2016). Analisis Manajemen
Pelaksanaan Pada Kesigapan dan Tanggap Darurat di Gedung Perkantoran X. Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 4, 324, http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
Harahap, Aswin Rizal. (2012). Polisi Selidiki Penyebab Kebakaran PLTU Tello,
https://regional.kompas.com/read/2012/12/07/16572986/lagi.pltu.tello.makassar.terb
akar
Koran Tempo. (2012). Tim Investigasi Akan Usut Kebakaran PLTU Tello,
https://koran.tempo.co/read/makassar/290724/tim-investigasi-akan-usut-kebakaran-
pltu-tello
Putera, Donald, Andri. (2018). Lion Air Akan Ganti Kerugian 1,25 Miliar untuk
Korban JT 610, https://ekonomi.kompas.com/read/2018/10/31/121312126/lion-air-
akan-ganti-kerugian-rp-125-miliar-untuk-korban-jt-610
Redjeki, Sri. 2016. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta Selatan: Pusdik SDM
Kesehatan.
Santo, P, Seno, Budi. (2018). Aksi Tanggap Darurat, PKPU HI Ikut Aktif Pencarian
Korban Lion Air, https://m.suarakarya.id/detail/81259/Aksi-Tanggap-Darurat-
PKPU-HI-Ikut-Aktif-Pencarian-Korban-Lion-Air
Shalihah, Fitriatus, Nur. (2020). Kecelakaan Pesawat Lion Air JT-160, 189 Orang
Meninggal, https://www.kompas.com/tren/read/2020/10/29/143000465/hari-ini-
dalam-sejarah--kecelakaan-pesawat-lion-air-jt-610-189-orang?page=all
Sufa, Kathya., Lestantyo, Daru, Kurniawan, Bina. (2020). Analisis Implementasi
Tanggap Darurat Bencana Untuk Menunjang Business Continuity Perusahaan
Manufaktur. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8, 615,
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

10
Tanggap Darurat (Emergency Response)

Werdiningsih, Dwi Wulan Wahyu. 2012. Gambaran Pelaksanaan Sistem


Tanggap Darurat Sebagai Upaya Kesiapan Karyawan Dalam Menghadapi
Keadaan Darurat di PT. Bina Pertiwi. Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret . Surakarta.
Wicaksono, Rizky, Rahadian., Aniriani, Gading, Wilda. (2018). Rancangan dan
Tanggap Darurat terhadap Bahaya Kebakaran di Rumah Sakit Bhakti Dharma
Husada Surabaya. Jurnal EnviScience. 2(1). 21,
http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?
article=1249561&val=16919&title=Rancangan%20dan%20Tanggap%20Darurat
%20terhadap%20Bahaya%20Kebakaran%20di%20Rumah%20Sakit%20Bhakti
%20Dharma%20Husada%20Surabaya
Widowati, Evi., Koesyanto, Herry., Wahyuningsih, Anik., & Sugiharto. (2017).
Analisis Keselamatan Gedung Baru F5 Universitas Negeri Semarang Sebagai Upaya
Tanggap Terhadap Keadaan Darurat. Journal of Public Health. 6(2), 102,
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph

11

Anda mungkin juga menyukai