MAKALAH Metodelogi Keperawatan Kelompok 1
MAKALAH Metodelogi Keperawatan Kelompok 1
MAKALAH Metodelogi Keperawatan Kelompok 1
DOSEN PENGAMPU:
DISUSUN OLEH:
HATIKA (201101024)
NATASHA (201101037)
TRISNA (201101067)
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa , yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tujuan kami membuat makalah ini
sebagai tambahan referensi bagi para mahasiswa yang membutuhkan ilmu tambahan
tentang “ Konsep Berpikir Keritis Dan Pengambilan Keputusan Dalam Keperawatan
( Critical Thingking And Clinical Judgment In Nursing”Kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Bapak Ns. Suhariyanto, S.Kep., M.Kep yang telah membimbing
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada orang tua yang telah memberikan banyak dukungan bagi kami.
Kami menyadari bahwa penulisan tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari Dosen
pembimbing dan para mahasiswa-mahasiswi serta para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Karena kesalahan adalah milik semua orang kesempurnaan hanya milik
Tuhan yang maha esa. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima
kasih.
Kelompok 1
I
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................
A. LATAR BELAKANG.........................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH .....................................................................................
C. TUJUAN...............................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN.......................................................................................................
A. Definisi ..........................................................................................................
B. Tujuan (Goal) dan Hasil Akhir (Outcomes) Keperawatan ....................
C. Expert Thinking (Berfikir Kritis)...............................................................
D. Pengembangan Clinical Judgment (Clinical Reasoning Skills) ..............
E. Langkah-Langkah Metode Ilmiah..............................................................
F. Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan ...............................................
G. Penelitian dalam Praktik Keperawatan.....................................................
BAB III
PENUTUP.................................................................................................................
A. KESIMPULAN ...................................................................................................
B. SARAN.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
II
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
III
dengan pendekatan pengambilan keputusan yang ditingkatkan dengan berfikir
kritis. Berfikir kritis adalah suatu proses untuk memeriksa berdasarkan pada
asumsi, iterpretasi, evaluasi argumentasi, imanjinasi dan eksplorasi alternatif serta
mengembangkan refleksi yang kritis untuk mendapatkan kesimpulan sebagai suatu
alasan dan justifikasi. Berfikir krtis keperawatan merupakan perpaduan antara
pengetahuan, perilaku dan ketrampilan yang dimiliki perawat dalam menganalisa
keadaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi konsep berfikir kritis dan pengambilan keputusan dalam keperawatan
2. Apa tujuan (goal) dan hasil akhir (outcomes) keperawatan
3. Apa itu expert thinking
4. Apa itu pengembangan clinical judgment ( clinical reasonimg skills )
5. Apa saja langkah-langkah metode ilmiah
6. Apa peran perawat dalam riset keperawatan
7. Apa penelitian dalam praktik keperawatan
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang definisi konsep berfikir kritis dan pengambilan keputusan
dalam keperawatan
2. Untuk mengetahui tentang tujuan dan hasil akhir keperawatan
3. Untuk mengetahui tentang expert thinking
4. Untuk mengetahui tentang pengembangan clinical judgement (clinical reasoning
skills)
5. Agar kita mengetahui Langkah-langkah metode ilmiah
6. Supaya kita mengetahui peran perawat dalam riset keperawatan
7. Agar kita mengetahui penelitian dalam praktik keperawatan
IV
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pengambilan keputusan dalam penyelesaian masalah adalah kemampuan
mendasar bagi praktisi kesehatan, khususnya dalam asuhan keperawatan dan
kebidanan. Tidak hanya berpengaruh pada proses pengelolaan asuhan keperawatan
dan kebidanan, tetapi penting untuk meningkatkan kemampuan merencanakan
perubahan. Perawat dan bidan pada semua tingkatan posisi klinis harus memiliki
kemampuan menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang efektif, baik
sebagai pelaksana/staf maupun sebagai pemimpin.
Penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan bukan merupakan bentuk
sinonim. Pemecahan masalah dan proses pengambilan keputusan membutuhkan
pemikiran kritis dan analisis yang dapat ditingkatkan dalam praktek. Pengambilan
keputusan merupakan upaya pencapaian tujuan dengan menggunakan proses yang
sistematis dalam memilih alternatif. Tidak semua pengambilan keputusan dimulai
dengan situasi masalah.
Perawat membutuhkan cara berpikir kritis dalam praktiknya. Berpikir kritis
akan berguna untuk pengambilan keputusan dalam menetapkan kondisi pasien atau
klien perawat tersebut. Kesalahan dalam menetapkan kondisi pasien akan
mempengaruhi kualitas kan kuantitas perawatan yang diberikan kepada pasien
tersebut. Dalam bertugas, perawat juga menggunakan diagnosis keperawatan agar
perkembangan kondisi kesehatan pasien dapat lebih terdata dan dapat ditetapkan
pelayanan-pelayanan yang akan diberikan selanjutnya
V
keadaan pasien dari pihak keluarga pasien sendiri dan juga sebagai standar
keperawatan di rumah sakit.
Seorang perawat yang bekerja lebih lama akan sangat mudah dapat berpikir
kritis dikarenakan belajar dari pengalaman pengalaman lalu yang didapatkannya
sehingga tingkat pengetahuan juga akan meningkat, tetapi Pembelajaran dan
pengalaman tidak dapat dipisahkan karna sama sama dibutuhkan untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan perawat dalam mengenali,
melaporkan, dan menanggapi masalah pasien. Perawat yang selalu berpikir kritis atau
kreatif akan selalu melihat dan memecahkan masalah dengan sudut pandang yang
berbeda dan mempertimbangkan dengan mendalam setiap masalah yang akan diambil
demi kebaikan pasien,dan diri. sc berpikir kritis untuk memproses data yang
kompleks dan membuat keputusan yang cerdas mengenai perencanaan dan
pengelolaan mengingat pentingnya hal tersebut dalam pembuatan keputusan, problem
solving dan clinical judgment, sedangkan kepercayaan diri mempengaruhi hampir
setiap aspek kehidupan individu, dari kemampuan individu untuk berpikir optimis dan
bertahan melalui kesulitan, serta pengembangan rasa percaya diri adalah komponen
yang sangat penting dalam pengambilan keputusan keperawatan. (Carlos and all,2014
dalam jurnal Tri ayunda 2018) Berpikir kritis penting dilakukan oleh perawat sebelum
mengambil keputusan dalam asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan merupakan
satu metode ilmiah dalam penyelesaian masalah klien.
Kemampuan perawat mengidentifikasi masalah klien dan memilih solusi
intervensi yang tepat tidak lepas dari kemampuan perawat berpikir kritis, yaitu
kemampuan perawat menggali alasan berdasarkan evidence base dari setiap problem
dan solusi yang teridentifikasi. Kemampuan berpikir kritis dapat keperawatan yang
akan diberikan kepada pasien dengan banyak mempertimbangkan baik buruknya.
Dalam penerapan pembelajaran berpikir kritis dalam keperawatn dapat digunakan tiga
model, yaitu feeling model, vision model, dan examine model. (Deswani,2009).
Feeling Model Model ini menekankan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang
ditemukan, Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan
pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktivitas keperawatan, dan
perhatian/kewaspadaan. Misalnya terhadap aktivitas dalam pemeriksaan tanda tanda
vital, perawat merasakan gejala, petunjuk, serta perhatiam kepada pernyataan dan
perasaan pasien. Vision Model Model ini digunakan untuk membangkitkan pola
VI
pikirp, mengorganisasi dan menerjemahkan perasaan untuk merumuskan hipotesisi,
analisis, dugaan, dan ide tentang permasalahan perawatan kesehatan klien. Berpikir
kritis ini digunakan untuk o intelektual, konsistensi atau ketetapan, perasaan atau
emosi, dan pengalaman yang biasa rutin dilakukan sewaktu bekerja (Rubenfeld &
Scheffer, 2007). Berbagai faktor tersebut dapat berkontribusi memberikan
pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis perawat disaat melaksanakan
asuhan keperawatan dan juga dapat mempengaruhi kemampuan berpikir kritis
perawat menurun disaat menghadapi pasien. Namun ini juga tergantung dari metode
yang digunakan dalam mengukur kemampuan berpikir kritis perawat disaat
melaksanakan asuhan keperawatan. (Yanti & Mulyandi,2019) ver
the world's re
C. Expert Thinking (Berfikir Kritis)
Menurut Bandman (1998) berfikir kritis adalah pengujian yang rasional
terhadap ide-ide, pengaruh, asumsi, prinsip-prinsip, argument, kesimpulan-
kesimpulan, isu-isu, pernyataan, keyakinan dan aktivitas.Pengujian ini
berdasarkan alasan ilmiah, pengambilan keputusan, dan kreativitas.
Berpikir kritis dalam keperawatan merupakan komponen dasardalam
mempertanggungjawabkan profesi dan kualitas perawatan. Pemikir kritis keperawatan
menunjukkan kebiasaan mereka dalam berpikir, kepercayaan diri,kreativitas,
fleksibiltas, pemeriksaan penyebab (anamnesa), integritasintelektual, intuisi, pola
piker terbuka, pemeliharaan dan refleksi. Pemikirkritis keperawatan mempraktekkan
keterampilan kognitif meliputi analisa, menerapkan standar, prioritas, penggalian
data, rasional tindakan, prediksi,dan sesuai dengan ilmu pengetahuan.
Berpikir kritis adalah proses perkembangan kompleks, yang berdasarkan pada
pikiran rasional dan cermat menjadi pemikir kritis adalah denominatur umum
untuk pengetahuan yang menjadi contoh dalam pemikiranyang disiplin dan mandiri.
Perawat dihadapkan pada situasi harus berargumentasi untuk menemukan,
menjelaskan kebenaran, mengklarifikasi isu, memberikan penjelasan,
mempertahankan terhadap suatu tuntutan/tuduhan. Argumentasi Badman and
Badman (1988) terkait dengan konsep berfikir dalam keperawatan :
VII
4) Penjelasan yang rasional
2. Meninjau Keputusan :
Tinjauan keputusan dilakukan untuk mencari dasar teori yang digunakan sebagai
dasar menganalisis maslah yang diteliti agar penelitian tersebut dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah
3. Merumuskan Masalah :
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang baru di teliti.
Sedangkan hipotesis itu sendiri antara lain dapat dirumuskan berdasarkan atas
kajian pustaka yang telah dilakukan.
VIII
Menguraikan apa yang perlu ditelaah, data apa yang perlu dicari, dimana,
bagaimana mengumpulkan, mengolah dan juga menganalisisnya.
6. Menarik Kesimpulan :
Hal terpenting dari penarikan kesimpulan yang harus di perhatikan adalah
Hipotesis, Kebenaran hasil berdasarkan data penelitian,Implikasinya,
Meningkatkan pengetahuan dan wawasan, Saran sebagi kebijakan lebih lanjut
IX
penggunaansempel,tempat waktu yang berbeda,tetapi sesungguhnya sama.
Pengulangan studi dalam kondisi yang berbeda dapat membuat riset dapat
digeneralisasidan menepakan validasi hasil riset.
Contoh: seorang perawat yang bekerja dalam unit maternitas membaca sebuah
laporan riset yag menggambarkan penggunan sentuhan terapeutik dapat
meningkatkan relakasasi dan menyebabkan tidur pada pasien pasca
koleksistektomi.Perawat berminat melakukan reflikasi studi dengan
menggunakan sekelompok ibu-ibu pasca sectio-cesarea.
X
Jenis Metode Penelitian
Kembali sejenak ke awal, kita sudah sempat menyinggung tentang metode penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Kedua jenis metodologi penelitian ini adalah pendekatan
pada data dan metode analisis data yang paling sering digunakan oleh peneliti. Namun
asal Sobat tahu nih, sebenarnya ada macam-macam metode penelitian, yakni:
1. Historis
2. Deskriptif
3. Perkembangan
4. Kasus
5. Korelasional
6. Eksperimental
XI
7. Quasi Eksperimental Semu
8. Kausal Komparatif
9. Tindakan
1. Phenomenological Research
2. Grounded Theory
Pada penelitian kualitatif ini, peneliti menarik generalisasi atas apa yang diamati atau
dianalisis secara induktif.
XII
3. Ethnography
4. Case Study
5. Narrative Research
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti melakukan studi untuk mendapatkan data
sejarah yang selanjutnya disusun menjadi laporan naratif yang kronologis.
1. Survei
2. Eksperimen
XIII
dibutuhkan kelompok kontrol. Metodologi penelitian ini sering dilakukan di
laboratorium. Metode penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat digabungkan dalam
sebuah penelitian. Metode gabungan ini disebut sebagai metodologi penelitian
kombinasi. Apapun metode yang nantinya Sobat pilih, pada dasarnya metode
penelitian yang menggunakan kaidah ilmiah dalam prosesnya disebut sebagai metode
penelitian ilmiah.
XIV
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Perawat tidak bisa langsung mengetahui apa yang klien butuhkan, klien harus
menyampaikan keluhannya dan perawat harus banyak bertanya, memiliki ras
ingin tahu untuk melihat suatu hal dengan perspektif yang berbeda. Pemikiran kritis
adalah pusat praktik keperawatan professional. Tujuannya untuk mengetahui
bagaimana pendekatan berpikir kritis dalam pengkajian, karena ada komponen
penting yang menunjukkan kebiasaan berpikir seseorang yang bersifat fleksibel,
untuk memberikan tingkat perawatan yang paling efektif dan paling sesuai shingga
perawat tidak akan melakukan kesalahan pada saat memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien.Clinical Judgement dimulai dari interpretasi , Interpretasi adalah
sebuah aktivitas yang sangat penting dalam membangun clinical judgment. Dengan
menggunakan beberapa pendekatan seperti psikoanalasia, behavoris, humanistic
dan lainnya para clinician berusaha menyelesaikan masalah yang dialami pasien.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah adalah merumuskan masalah,
meninjau keputusan, merumuskan masalah, merencanakan desain penelitian,
mengumpulkan data sesuai dengan desain penelitian, menarik kesimpulan.Peran
perawat dalam riset keperawatan adalah peran sebagai perancang dan penghasil riset,
Peran sebagai replikator, Peran sebagai pengumpul data Penelitian Qualitatif adalah
pendekatan yang subjektif dan sistemati digunakan untuk menggambarkan
pengalaman hidup dan memberikan mereka arti. Sedangkan Penelitian Quantitatif
adalah proses yang sistematis,objektif, dan formal dimana data numerik digunakan
untuk mendapatkan informasi.
B. SARAN
Sebaiknya perawat lebih meningkatkan berpikir kritis dilakukan dalam diskusi kasus
baik di rumah sakit dalam menangani pasien. Juga diharapkan mengembangkan program
jurnal reading dan menjadikan budaya baca riset-riset keperawatan baik nasional maupun
internasional sebagai penambahan ilmu pengetahuan dan kebutuhan bagi perawat serta selalu
mengasah dan melatih kemampuan berfikir kritis melalui pelaksanaan ronde keperawatan.
Hendaknya rumah Sakit :menggali metode untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis
XV
para perawat. Selain itu, penting bagi rumah sakit khususnya divisi keperawatan untuk
menyusun rencana dan menyediakan fasilitas pembelajaran dan pelatihan yang mendukung
untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
XVI
DAFTAR PUSTAKA
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=pengembangan+clinical+judgment+konsep+berfikir+kritis+dan+pengambi
lan+keputusan+dalam+keperawtaan&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DOX56ORrwdvIJ
https://www.academia.edu/6749060/BERFIKIR_KRITIS_DALAM_KEPER
AWATAN_BAB_I_PENDAHULUAN
https://www.google.com/amp/s/muhamadilafifqozwini.wordpress.com/2013/0
1/16/konsep-berfikir-kritis-dalam-keperawatan/amp/
http://dadangdot.blogspot.com/2013/12/makalah-riset-keperawatan.html?
m=111
file:///C:/Users/USER/Downloads/PENERAPAN%20SIKAP%20BERPIKIR%20KRITIS%20BAGI
%20PERAWAT%20DALAM.pdf
https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=tujuan+brrfikir+kritis+dan+pengambilan+keputusan+dalam+keperawatan
&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3D9H0MQFc4FQIJ
XVII