6.spesifikasi Khusus

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 29

SPESIFIKASI KHUSUS

e-LELANG UMUM
JASA PEMBORONGAN
PEKERJAAN PEMELIHARAAN PERIODIK SCRAPPING FILLING OVERLAY (SFO)
RUAS TOL DALAM KOTA DAN SEDYATMO
REGIONAL JABODETABEKJABAR
TAHUN 2019

Spesifikasi Khusus - 0
SPESIFIKASI KHUSUS

BAB 1
UMUM

SK 1.02 PENGAMANAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS

1. UMUM
a. Kontraktor harus menyediakan sarana pengamanan dan pengaturan lalu lintas berupa rambu-
rambu peringatan, rambu-rambu kerja, traffic-cone, rotator, dan sarana lalu lintas lainnya
termasuk kendaraan pengangkut dan petugas dalam rangka pengamanan daerah kerja, dan
pengaturan lalu lintas untuk menjamin pelayanan lalu lintas yang lancar, aman / selamat dan
nyaman.
b. Selama periode pelaksanaan Kontraktor harus menyediakan sarana pengaman dan pengatur lalu
lintas dan setelah berakhirnya periode pelaksanaan, sarana pengaman dan pengatur lalu lintas
tetap menjadi milik Kontraktor.
c. Sarana pengaman dan pengatur lalu lintas harus sudah disediakan pada awal masa
pelaksanaan.
d. Apabila pelaksanaan pekerjaan di lapangan tidak dilengkapi dengan sarana pengaman dan
pengatur lalu lintas, maka Pengawas / Pimpinan Satgas akan menghentikan kegiatan yang
sedang / akan berlangsung sampai dengan dilengkapi dan disediakannya secara lengkap.
e. Sarana pengaman dan pengatur lalu lintas pada dasarnya tidak boleh ditinggalkan di lokasi
pekerjaan, dan harus diangkut ke luar lokasi pekerjaan bila tidak dipergunakan.
f. Minimal sebulan sekali sarana pengamanan dan pangatur lalu lintas (rambu-rambu, traffic-cone,
rotator dll) harus dibersihkan dari segala debu / kotoran yang menempel, agar sarana tersebut
tetap berfungsi.
g. Sarana lalu lintas yang tidak memenuhi persyaratan fungsinya (rusak, tidak informatif, tidak
reflektif dll) agar diganti dengan yang baru.
h. Terdapat 3 tipe sarana Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas untuk Pekerjaan disatu
lokasi Jalan Tol, yaitu Tipe A, Tipe B dan Gerbang Tol
 Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas Tipe A, dapat diterapkan terutama untuk
pelaksanaan pekerjaan scraping/filing & overlay
 Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas Tipe B dan Gerbang Tol, dapat diterapkan
terutama untuk pekerjaan penambalan (patching), sealent, grouting dan pekerjaan Perawatan
lainnya dimana panjang area penutupan kurang dari 20 meter.

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Setiap kali akan diadakan kegiatan di lapangan maka Kontraktor terlebih dahulu harus
mengamankan daerah kerja dan mengatur lalu lintas dengan menempatkan sarana pengaman da
pengatur lalu lintas beserta petugasnya.

Spesifikasi Khusus - 1
Kecuali ditentukan lain, maka pelaksanaan pekerjaan pengaspalan dan pekerjaan perbaikan jalan
lainnya hanya dilaksanakan pada malam hari mulai pukul 22.00 wib sampai dengan pukul 05.00 wib.
Pengertian mulai pukul 22.00 wib adalah dimulainya penempatan sarana pengatur lalu lintas di
lapangan, sedangkan pengertian sampai dengan pukul 05.00 wib adalah bahwa seluruh peralatan
kerja harus sudah diangkut ke luar dari jalan tol (lokasi pekerjaan).
Mulai pukul 05.00 lokasi pekerjaan harus sudah dibuka untuk lalu lintas sehingga harus bersih baik
dari peralatan maupun dari material-material yang tercecer.
Jumlah dan jenis sarana Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas Tipe A, minimum :
a. Rambu peringatan dengan lampu flashlight dan atau blitz di atasnya, 2 buah
b. Rambu kerja, 10 buah
c. Traffic-cone berlampu, 20 buah
d. Traffic-cone, 180 buah
e. Flash-light dan atau blitz, 4 buah
f. Senter lalu lintas, 2 buah
g. Petugas, 2 orang
Jumlah dan jenis sarana Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas Tipe B , minimum :
Rambu kerja 6 buah ,Traffic-cone,25 buah, Flash-light dan atau blitz 2 buah , Senter lalu lintas
1 buah , Petugas, 1 orang.
Jumlah dan jenis sarana Pengamanan dan Pengaturan Lalu Lintas Gerbang Tol, minimum :
Rambu kerja 5 buah , Traffic-cone 80 buah , Flash-light dan atau blitz 2 buah , Senter lalu lintas 1
Buah , Petugas 1 orang
3. MATERIAL SARANA PENGAMANAN DAN PENGATUR LALU LINTAS
a. RAMBU PERINGATAN
Bahan rambu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Menggunakan plat aluminium tebal 2 mm. Bila menggunakan material lain harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas,
 Tinggi huruf minimum 33 cm,
 Diameter panel rambu disesuaikan,
 Dilengkapi standar sehingga berbentuk seperti prisma
 Bahan tulisan harus reflektif
 Penempatan rambu di bahu jalan / median sesuai kondisi di lapangan
 Penempatan sejarak 500 meter dan 300 meter dari awal penempatan rambu kerja.
 Isi pesan sbb :
KURANGI KECEPATAN KURANGI KECEPATAN
ADA PEKERJAAN 500 M ADA PEKERJAAN 300 M

b. RAMBU KERJA (RAMBU LALU LINTAS)


Bahan rambu harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
 Menggunakan plat aluminium tebal 2 mm. Bila menggunakan material lain harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas,
 Diameter rambu lalu lintas 90 cm,
 Dilengkapi standar yang terbuat dari besi / baja
 Bahan tulisan, gambar, lambang harus reflektif
 Urutan pemasangan agar memperhatikan gambar
c. TRAFFIC-CONE BERLAMPU
Bahan traffic-cone harus memenuhi syarat sebagai berikut :
 Bahan traffic-cone harus cukup keras, disarankan yang terbuat dari plastik
 Tinggi 75 cm

Spesifikasi Khusus - 2
 Warna dasar orange dengan sarung reflektif warna putih
 Mempunyai pemberat
 Traffic-cone tanpa sarung reflektif warna putih tidak diijinkan digunakan dan harus dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan.
 Lampu pijar dengan kekuatan 25 watt atau 40 watt dipasang di dalam traffic-cone
 Generator dengan kapasitas yang cukup harus disediakan
 Untuk membuat lampu berkedip harus disiapkan peralatan khusus (flasher)
 Pemasangan traffic-cone berlampu pada lokasi perubahan jumlah atau lebar lajur.
d. TRAFFIC-CONE
Bahan traffic-cone harus memenuhi syarat sebagai berikut :
 Disarankan menggunakan traffic-cone dari bahan karet (sehingga bila tertabrak / terlindas
tidak pecah / rusak)
 Tinggi 75 cm
 Warna dasar orange dengan sarung reflektif warna putih
 Mempunyai pemberat
 Traffic-cone tanpa sarung reflektif warna putih tidak diijinkan digunakan dan harus dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan.
 Pemasangan traffic-cone ini pada lokasi di belakang (terusan dari) traffic-cone berlampu.
e. LAMPU DARURAT/EMERGENSI (FLASH-LIGHT dan atau BLITZ)
Material lampu harus memenuhi syarat sebagai berikut :
 Lampu yang dimaksud dari jenis flash-light dan atau blitz
 Lengkap dengan standart dari besi setinggi minimum 1,50 meter dan sumber energi (catu
daya)
 Lokasi penempatan:
i. Masing-masing 1 buah di atas rambu peringatan, 2 buah
ii. Di awal lokasi perubahan jumlah / lebar lajur, 2 buah
iii. Di tengah lokasi kerja, 2 buah
f. PETUGAS PENGATUR LALU LINTAS
Kontraktor harus menempatkan Petugas Pengatur Lalu Lintas yang ditempatkan di awal
penempatan rambu dan di lokasi kerja. Petugas pengatur lalu lintas harus dilengkapi topi warna
mencolok (kuning/orange), rompi reflektif & senter lalu lintas untuk malam hari, dan bendera
merah (orange) untuk siang hari.
Selain bertugas pengaturan lalu lintas juga bertanggung jawab atas kerapian letak rambu, traffic-
cone dan sarana pengamanan lalu lintas lain, serta mengatur keamanan kendaraan
keluar/masuk lokasi pekerjaan.
g. KENDARAN PENGANGKUT RAMBU
Kontraktor harus menyediakan kendaraan beserta tenaga untuk mengangkut rambu dengan
kapasitas yang cukup, kendaraan ini juga harus cukup untuk menyimpan rambu dan traffic-cone
cadangan.

4. LOKASI PENGAMANAN DAN PENGATURAN LALU LINTAS


Sebelum memulai pekerjaan konstruksi, Kontraktor harus melakukan survai untuk mengetahui detail
lokasi segala utilitas yang akan kena pengaruh pekerjaan. Hasil survai harus dicatat dalam format
rencana sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas, dan patok permukaan (surface pegs) pada
tempat kerja yang menunjukkan lokasi seluruh utilitas yang berada di bawah tanah, harus sudah
ditancapkan. Patok-patok itu harus tetap terpancang selama berlakunya Kontrak.
Bila Kontraktor akan melaksanakan pekerjaan sementara atau tetap pada daerah di sekitar
kepentingan umum itu, Kontraktor harus menggunakan metoda konstruksi yang memadai,
menyediakan peralatan perlindungan yang semestinya tanpa ada pembayaran tambahan, dalam
rangka mencegah kerusakan pada fasilitas umum itu. Segala kerusakan pada fasilitas umum yang

Spesifikasi Khusus - 3
disebabkan langsung atau tidak langsung oleh pekerjaan Kontraktor dianggap sebagai
tanggungjawab dari Kontraktor.
Ketentuan-ketentuan dalam Pasal ini harus ditaati tanpa ada pembayaran tambahan untuk kegiatan-
kegiatan tersebut di atas.
5. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
Hasil pelaksanaan pekerjaan penyediaan sarana pengamanan dan pengaturan lalu lintas beserta
kelengkapannya diukur dalam hari, atas dasar realisasi jumlah unit yang ditempatkan di lapangan
dan memenuhi persyaratan serta diterima baik oleh Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas.
Penambahan tim kerja dalam rangka mengejar keterlambatan progres fisik, untuk penyediaan
sarana pengaman dan pengaturan lalu lintasnya tidak akan dilakukan pembayaran.
6. DASAR PEMBAYARAN
Penyediaan sarana pengamanan dan pengatur lalu lintas beserta kelengkapannya tersebut dibayar
setiap bulan sesuai dengan realisasi di lapangan, dilampiri visual cek dan back-up data yang telah
disetujui Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas
Harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan tenaga, peralatan,
material, penempatan, pengangkutan dan biaya-biaya lain yang diperlukan guna penyelesaian
pekerjaan sebaik-baiknya.
Satuan
Nomor Dan Nama Mata Pembayaran
Pengukuran
SK1.02 (1) Pengamanan Dan Pengaturan Lalu Lintas, Tipe A tim hari
SK1.02 (2) Pengamanan Dan Pengaturan Lalu Lintas, Tipe B tim hari
SK1.02 (3) Pengamanan Dan Pengaturan Lalu Lintas Gerbang Tol tim hari

SK1.03 PERGERAKAN PERALATAN


1. UMUM
a. Yang dimaksud dengan pergerakan peralatan adalah perpindahan peralatan (mendatangkan dan
memulangkan) yang dilaksanakan kurang dari 24 jam dan dilakukan berulang kali selama
periode pelaksanaan, hal ini mengingat tidak dimungkinkannya menyimpan/meninggalkan
peralatan di lokasi pekerjaan (yang dimaksud dengan lokasi pekerjaan adalah di sepanjang
jalan tol, bagian dari jalan tol, daerah milik jalan tol, ruang milik jalan tol, termasuk tempat
istirahat di jalan tol).
b. Pada dasarnya tidak diizinkan menyimpan/meninggalkan peralatan di lokasi pekerjaan (kecuali
sedang digunakan), oleh karena itu setiap saat setelah selesainya kegiatan pada hari itu, maka
peralatan harus diangkut ke luar dari lokasi pekerjaan.
c. Pergerakan / perpindahan peralatan tersebut menggunakan alat angkut yang dapat berupa low-
bed-truck, trailler atau sejenisnya.

2. PELAKSANAAN PERGERAKAN PERALATAN


a. Persiapan
Setiap kali akan dilaksanakannya scrapping and filling atau pelapisan aspal, maka Kontraktor
harus menjamin bahwa semua peralatan yang akan digunakan siap diangkut ke lokasi pekerjaan.
Pada saat proses penurunan peralatan dari alat angkut, Kontraktor harus telah mengamankan
lajur, sehingga proses penurunan peralatan tidak mengganggu kelancaran,
keamanan/keselamatan dan kenyamanan pemakai jalan.
b. Waktu Pergerakan Peralatan.
Peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, diizinkan berada di lokasi
pekerjaan mulai pukul 22.00 wib, dan peralatan tersebut harus sudah diangkut ke luar dari lokasi
pekerjaan pada pukul 05.00 wib.

Spesifikasi Khusus - 4
c. Penyimpanan Peralatan di Lokasi Kerja.
Apabila dimungkinkan menyimpan / meninggalkan peralatan di lokasi pekerjaan (misal di
halaman kantor gerbang, di plaza gerbang atau lokasi lain), maka perhitungan satu pergerakan
adalah sama/tetap, yaitu saat kedatangan dan saat pengangkutan keluar.
3. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
Pengukuran hasil pekerjaan pergerakan peralatan didasarkan atas realisasi di lapangan pada setiap
lokasi pekerjaan dan setiap tim / regu kerja yang disetujui Konsultan Pengawas / Kepala Satuan
Tugas. Perhitungan satu pergerakan adalah pada saat antar dan jemput atau datang dan pergi
ke/dari lokasi pekerjaan.
Penambahan tim kerja dalam rangka mengejar keterlambatan progres fisik, untuk pergerakan
peralatannya tidak diadakan pembayaran.

4. DASAR PEMBAYARAN
Pembayaran hasil pengukuran tersebut di atas berdasarkan harga satuan pada setiap pergerakan
(datang dan pergi atau antar dan jemput) yang disetujui oleh Konsultan Pengawas / Kepala Satuan
Tugas. Harga dan pembayaran merupakan kompensasi penuh atas penyediaan tenaga, peralatan,
biaya operasi dan biaya-biaya lain yang ditimbulkan sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan ini.

Satuan
Nomor Dan Nama Mata Pembayaran
Pengukuran
SK1.03 (1) Pergerakan Peralatan Pengaspalan kali
SK1.03 (2) Pergerakan Peralatan Scrapping kali

SK1.04 PELAKSANAAN PEKERJAAN


1. U M U M
Untuk menjamin mutu, ketepatan ukuran, kerapian pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus
menempatkan tenaga-tenaga yang berkualitas, berpengalaman dan memahami permasalahan teknis
sesuai dengan tugasnya dalam pekerjaan.
Tenaga-tenaga tersebut harus melakukan pengukuran, menetapkan titik-titik tetap pada steaking-out,
melakukan penelitian / pengujian material, menggambar, penyusunan laporan dan dokumentasi
pekerjaan.

2. PERSIAPAN
a. Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus mempelajari ukuran, Gambar Rencana, Spesifikasi
dan bersama Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas mengadakan penyesuaian dan koreksi
terhadap kenyataan di lapangan, terutama pada dimensi pekerjaan, lokasi pekerjaan serta
persesuaian dan kesepakatan atas hal tersebut di atas.
b. Kontraktor harus mengetahui dengan jelas tentang letak, lokasi, jenis pekerjaan, gambar, ukuran
dari yang akan dikerjakan. Hasil pengukuran dan pemeriksaan harus dicatat dan digambar dalam
buku ukur standar, catatan terlepas tidak diperkenankan.
c. Kontraktor harus memeriksa letak patok koordinat dan station, bila perlu diletakkan pada lokasi
yang benar (dipindahkan).
d. Pada lokasi dimana terdapat pekerjaan permanen, agar dibuat gambar kerja.

Spesifikasi Khusus - 5
3. PENGENDALIAN MUTU BAHAN
a. Sewaktu dalam Pengadaan
Kontraktor bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan material / barang yang diperlukan
dalam pekerjaan ini apakah memenuhi persyaratan mutu, atau melebihi dari yang disyaratkan.
b. Sewaktu dalam Pelaksanaan
1. Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas berhak untuk menolak material, barang, pekerjaan
yang tidak memenuhi persyaratan minimum yang dipersyaratkan.
2. Kontraktor bertanggung jawab untuk menyampaikan bukti-bukti yang diperlukan baik bahan
maupun hasil pekerjaan atau kedua-duanya yang diminta oleh Konsultan Pengawas / Pimpinan
Satgas, atau dipersyaratkan dalam Dokumen Kontrak, bahwa bahan atau pekerjaan tersebut
memenuhi atau melampaui persyaratan standar yang diperlukan. Bukti tersebut harus dalam
bentuk tertulis, dalam bentuk copy laporan hasil pengujian.
3. Untuk pengendalian mutu bahan dan pelaksanaan pekerjaan, hendaklah ditempatkan seorang
tenaga teknisi laboratorium yang berpengalaman serta mampu untuk melaksanakan pengujian,
penelitian serta membuat rencana campuran beton / aspal bila hal tersebut diperlukan. Hasil
pengujian, pemeriksaan mutu lapangan dan rencana campuran hendaklah dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas.

4. PENGANGKUTAN
a. Transportasi dan muatan lebih
1. Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas dapat mengatur batas muatan yang diizinkan dalam
lingkungan pekerjaannya bila hal tersebut diperlukan demi keamanan terhadap kerusakan
struktur jalan, jembatan dalam wilayah kerjanya dan keselamatan pemakai jalan.
2. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan jalan maupun jembatan yang disebabkan oleh
kegiatan transportasi yang dilakukannya. Untuk itu Kontraktor harus memelihara dan
memperbaiki kerusakan tersebut atas beban Kontraktor.
3. Bila menurut pandangan Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas kegiatan pengangkutan
yang dilakukan oleh Kontraktor akan mengakibatkan kerusakan jalan, maka Konsultan
Pengawas / Pimpinan Satgas dapat memerintahkan Kontraktor untuk menggunakan jalan
alternatif, tanpa adanya pembayaran kompensasi dan Kontraktor tidak punya hak untuk
menuntut kompensasi tersebut.
b. Tempat pembuangan material tak terpakai
1. Kontraktor harus mengatur pembuangan material tak terpakai (disposal material) keluar
lapangan pekerjaan di luar areal proyek (di luar DMJ) atas biaya Kontraktor.
2. Kontraktor wajib menjaga dan mengatur kerapihan tempat pembuangan material (disposal
area) tersebut tidak merusak lingkungan dan estetika.

5. JADWAL/RENCANA KERJA
a. Jadwal Pelaksanaan
Kontraktor wajib membuat jadwal pelaksanaan (atau metode yang lain) yang memuat rencana
pelaksanaan pekerjaan dan dimaksudkan untuk pengendalian pekerjaan yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas.
b. Jadwal Keuangan
Jadwal keuangan (atau metode yang lain) diperlukan untuk membuat cash flow keuangan untuk
penyelesaian pekerjaan, jadwal ini untuk memastikan kelancaran pendanaan sampai dengan
berakhirnya periode pelaksanaan.
c. Analisa Jaring
Apabila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas, Kontraktor wajib membuat
analisa jaring (net-work analysis) atau Precedence Diagram Methode yang memperlihatkan awal
mulai (early start) dan akhir penyelesaian (latest finish) dari masing-masing kegiatan, dan

Spesifikasi Khusus - 6
tunjukkan lintasan kritisnya (critical path). Kontraktor wajib membuat secara terpisah,
grafik/diagram dari program pelaksanaan pekerjaan kritisnya.
d. Jadwal Lainnya
Apabila diminta oleh Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas, Kontraktor wajib membuat jadwal,
gambar, denah (peta), lokasi dan lain-lain informasi yang diperlukan oleh Konsultan Pengawas /
Pimpinan Satgas.

6. TITIK REFERENSI
a. Apabila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas, maka Kontraktor harus
membuat patok tetap secara permanen sebagai referensi dalam pengukuran kembali di kemu-
dian hari, atau untuk kepentingan lainnya.
b. Kontraktor harus menempatkan patok ukuran, patok referensi untuk pedoman pelaksanaan
pekerjaan yang akan dijadikan dasar dalam membuat / melaksanakan pekerjaan (misal kemiring-
an jalan dan ketinggian bangunan dll). Patok ukuran / referensi ini setelah dipasang, harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas, sebelum pekerjaan
konstruksi dimulai.

7. PEMBERSIHAN LAPANGAN
a. Umum
Kontraktor wajib menjaga kebersihan daerah pekerjaan dari material sisa, sampah, yang
disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan. Pada saat selesainya pekerjaan. Kontraktor wajib
membongkar material sisa, sampah perkakas, peralatan, mesin dan material yang lebih, dan
bersihkan seluruh tempat yang tampak, tinggalkan lokasi pekerjaan dalam keadaan bersih dan
siap untuk dipakai.
b. Selama Pelaksanaan
Kontraktor wajib melaksanakan pembersihan untuk menjamin bahwa lokasi pekerjaan
terpelihara, bebas dari timbunan material sisa, sampah dan kotoran lainnya. Kontraktor wajib
membasahkan material yang kering serta sampah untuk mencegah jangan sampai beterbangan.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib membersihkan tempat umum serta tempat
kerja, dan membuang material sisa, kotoran dan sampah, menyediakan drum penampung untuk
mengumpulkan material sisa, kotoran dan sampah untuk dibuang dari lokasi pekerjaan.
Kontraktor wajib membuang material sisa, kotoran dan sampah pada tempat penimbunan yang
ditunjuk, dan memeriksa bahwa semua kerangka acuan dibersihkan dari pekerjaan setelah
dilepaskan. Barang-barang yang disimpan harus disusun secara teratur untuk penggunaan yang
mudah, tidak mengganggu lalu lintas, drainase dan menyediakan perlindungan yang cukup
terhadap barang tersebut. Kontraktor wajib mengurug kembali seluruh lubang dan galian yang
dibuat Kontraktor yang sudah tidak diperlukan untuk pekerjaan. Kontraktor harus membuang dan
bersihkan tanah yang berlebihan, kotoran dan material yang sudah tidak dibutuhkan untuk
pelaksanaan pekerjaan.
c. Akhir Pelaksanaan
Pada akhir pelaksanaan, Kontraktor harus meningggalkan lokasi pekerjaan dalam keadaan
bersih dan siap untuk digunakan oleh Pemilik Pekerjaan.
Kontraktor harus mengembalikan ke keadaan semula bagian tempat kerja yang tidak ditetapkan
untuk diubah menurut Dokumen Kontrak. Sebelum penyelesaian pekerjaan, Kontraktor wajib
membersihkan jalan, tempat material, dan seluruh tempat yang ditempati sehubungan dengan
pekerjaan, dan meninggalkan tempat kerja dalam keadaan yang rapih, bersih dan kelandaian
serta ketinggian yang baik, serta membersihkan tempat kerja, seluruh perkakas, material sisa,
peralatan, sisa sampah dan kotoran.

Spesifikasi Khusus - 7
8. DASAR PEMBAYARAN
Tidak diadakan pembayaran tersendiri atas pelaksanaan ketentuan pasal ini dan semua biaya yang
dikeluarkan sudah harus diperhitungkan oleh Kontraktor ke dalam harga satuan masing-masing
pekerjaan yang terkait

SK1.05 PELAYANAN PENGUJIAN LABORATORIUM


1. UMUM
Kontraktor harus melakukan pengujian bahan atau material yang akan dipakai bersama dengan
Konsultan Pengawas dan Satuan Tugas sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan terkait
dengan jenis dan macam pengujian baik bahan baku maupun campuran.

2. FASILITAS LABORATORIUM DAN PENGUJIAN


a) Kontraktor harus melakukan pengujian sebagaimana dipersyaratkan untuk memenuhi seluruh
ketentuan pengendalian mutu dari Spesifikasi ini.
b) Bila secara khusus dimasukkan dalam cakupan pekerjaan kontrak ini, Kontraktor harus
menyediakan dan memelihara di lapangan suatu laboratorium dengan peralatan lengkap sesuai
dengan persyaratan .

3. PELAKSANAAN PENGUJIAN
Semua pekerjaan pengujian dilakukan oleh Konsultan Pengawas dan atau Satuan Tugas. Hasil
pengujian harus segera diolah dan didistribusikan, sehingga kemungkinan untuk pelaksanaan
pengujian ulang, penggantian bahan atau pemadatan ulang dari bahan-bahan dapat dilaksanakan
secepatnya dan dengan demikian mengurangi keterlambatan penanganan pekerjaan.

4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


a) Contoh-contoh
Seluruh contoh-contoh apakah berasal dari produk-produk material yang bermacam-macam
harus disediakan oleh Kontraktor, tanpa perhitungan biaya tambahan terhadap Kontrak.
b) Pengujian
Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan semua pengujian yang diperlukan agar
pekerjaan terselesaikan dengan baik, yang sesuai dengan berbagai persyaratan atau
pelaksanaan pengujian seperti ditentukan dalam Dokumen Kontrak, harus ditanggung oleh
Kontraktor, dan seluruh kebutuhan atas biaya tersebut sudah harus dimasukkan ke dalam
perhitungan harga-harga satuan material yang bersangkutan, dengan pengecualian seperti
ditetapkan di bawah ini.

SK1.06 MATERIAL DAN PENGUJIAN MATERIAL


1. UMUM
a. Kontraktor harus menjamin material baku yang dibutuhkan memenuhi kebutuhan pekerjaan
sampai dengan berakhirnya pelaksanaan pekerjaan.
b. Setiap saat stok material minimum 60 % dari sisa volume pekerjaan.
c. Selama periode pelaksanaan Kontraktor harus menjamin bahwa seluruh material yang digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan memenuhi persyaratan kualitas.
d. Kontraktor wajib melaksanakan pengujian, test, pemeriksaan atas seluruh material yang akan
digunakan dalam pekerjaan atas biaya Kontraktor.

Spesifikasi Khusus - 8
e. Material yang tidak memenuhi syarat agar dikeluarkan dari lokasi pekerjaan atau lokasi
penimbunan/penyimpanan stok material.

2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Seluruh material baku (bahan baku) sebelum didatangkan dan digunakan dalam pekerjaan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas.
b. Penunjukkan dan penggunaan Lembaga Penguji (Laboratorium) harus seijin dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas.
c. Rancangan campuran (Mix Desain) harus mendapat persetujuan dari Pengawas/ Pimpinan
Satgas.
d. Kualitas campuran material sebelum digunakan di lapangan harus diuji, ditest dan selanjutnya
dimintakan persetujuannya dari Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas
e. Bila Kontraktor memilih laboratorium lapangan (milik sendiri), maka laboratorium tersebut diurus
oleh Kontraktor baik pembiayaan maupun tenaganya.
f. Seluruh biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan pengujian, pengetesan, percobaan dan atau
pengoperasian laboratorium menjadi tanggung-jawab Kontraktor.
g. Penyediaan dan pengusahaan semua peralatan dan fasilitas tersebut pada ketentuan ini tidak
diadakan pembayaran tersendiri, tetapi harus sudah diperhitungkan dalam harga satuan
pekerjaan yang memerlukan pengujian/pengetesan.

3. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN DAN DASAR PEMBAYARAN


Tidak diadakan pembayaran tersendiri atas pelaksanaan ketentuan pasal ini, oleh karena itu
Kontraktor harus sudah memperhitungkan seluruh biaya pengujian, pengetesan, percobaan ke
dalam harga satuan pekerjaan masing-masing yang memerlukan pengujian, pengetesan dan
percobaan.
Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas berhak melakukan penyetopan dan atau penundaan
pelaksanaan pekerjaan bila ternyata material atau material campuran yang digunakan tidak
memenuhi persyaratan atau belum melalui suatu pengujian, pengetesan maupun percobaan
sebagaimana dipersyaratkan.
Akibat penyetopan dan penundaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

SK1.07 DETOUR
1. Apabila diperlukan, maka Kontraktor harus menyiapkan, mengadakan, memelihara dan membongkar
kembali pada akhir kegunaannya sebuah atau beberapa detour seperti misalnya jalan pengalihan,
jalan simpang, jalan setapak, jembatan darurat, jalan tambahan atau jalan kerja, penyeberangan
sementara atau jembatan-jembatan yang melewati sungai atau bagian-bagian tanah yang tidak
stabil yang digunakan untuk keperluan umum maupun pekerjaan, dan Kontraktor bertanggung-jawab
atas keselamatan konstruksi / perlengkapan.
2. Sebelum mulai melaksanakan pembuatan detour, Kontraktor harus menyelesaikan persiapan-
persiapan termasuk sewa / ganti rugi kepada penguasa setempat atau pemilik tanah yang
bersangkutan (untuk pemakaian tanah). Sebelum dan selama penyelesaian untuk itu, Konsultan
Pengawas / Pimpinan Satgas harus diberitahu secara tertulis untuk diminta persetujuannya. Pada
akhir kegunaannya, Kontraktor harus segera membongkar dan membersihkan kembali tempat
tersebut sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas / Pimpinan Satgas serta pemilik lahan yang
bersangkutan.
3. Pada keadaan dimana diperlukan untuk menyimpangkan lalu lintas dari jalan lama ke jalan baru atau
sebaliknya, Kontraktor harus membuat, memelihara, dan membiayai detour dimaksud dan sudah
termasuk dibayar dalam satuan lump sum dalam “Mobilisasi”

Spesifikasi Khusus - 9
BAB 2
PEKERJAAN PATCHING DAN PEKERJAAN LAINNYA

SK2.01 PENGATURAN LALU LINTAS DAN GARANSI HASIL PEKERJAAN PATCHING


1. Pengaturan Lalu Lintas untuk Pekerjaan Patching menggunakan sarana Pengamanan dan
Pengaturan Lalu Lintas, Tipe B.
2. PIHAK KEDUA wajib memberi Garansi atas hasil pekerjaan Patching type 1 selama 180 (seratus
delapan puluh) Hari Kalender.
3. Bila terjadi kerusakan/ketidaksempurnaan atas hasil Pekerjaan Patching dalam kurun masa Garansi
180 (seratus delapan puluh) hari tersebut butir 2 di atas, maka PIHAK KEDUA wajib memperbaiki
kerusakan/ketidaksempurnaan yang terjadi dan tidak ada pembayaran tambahan untuk perbaikan
yang dilakukan tersebut. Jika PIHAK KEDUA tidak melaksanakan perbaikan tersebut, maka akan
dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam Kontrak

SK2.02 JALAN TOL BEBAS LUBANG (ZERO POTHOLE 100%)


1. UMUM
Pekerjaan yang tercakup dalam bab ini meliputi pekerjaan Patching untuk menjamin agar permukaan
jalan tol selalu dalam keadaan kondisi tanpa lubang pada setiap saat. Pekerjaan Perawatan yang
diperlukan harus dimulai dari saat Lapangan diserahkan kepada Kontraktor dan harus berjalan terus
menerus sampai berakhirnya Periode Kontrak.
2. PELAKSANAAN PEKERJAAN
a. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan Patching, secara terus menerus selama Periode
Kontrak sehingga terjamin suatu kondisi permukaan jalan tanpa lubang.
b. Bila terdapat lubang, maka Kontraktor wajib dan harus segera melakukan penambalan, selambat-
lambatnya dalam waktu 2x24 jam sejak ditemukan lubang. Penanganan dapat bersifat
sementara, yang selanjutnya ditangani secara permanen
c. Segala risiko yang terjadi akibat adanya lubang (misalnya kecelakaan lalu lintas dan sebagainya)
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Dalam hal ini Kontraktor harus mengganti atau
menyelesaikan tuntutan dan atau klaim dari pemakai jalan.
d. Apabila dalam kurun waktu 2x24 jam lubang tidak ditutup/ditambal, maka kepada Kontraktor
akan dikenakan sanksi berupa denda sesuai ketentuan Kontrak.
e. Disamping sanksi denda berupa pemotongan pembayaran, Kontraktor dapat dimasukkan ke
dalam daftar hitam perusahaan (black list), yang dapat berdampak kepada tidak dilibatkannya
Kontraktor dalam kemitraan di PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
f. Pekerjaan Perawatan dimaksud dapat meliputi penambalan (patching), penyuntikan (grouting),
pengisian retak/celah (sealing), dan pekerjaan lainnya dalam kategori pekerjaan perawatan yang
diperintahkan oleh Konsultan Pengawas / Kepala Satuan Tugas.

SK2.03 PENAMBALAN (PATCHING)


1. UMUM
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan penyiapan tenaga, peralatan, material, pembongkaran
permukaan jalan, pembuangan, pembersihan, tack-coating, pengisian lubang, pemadatan sesuai
ketentuan atau petunjuk Konsultan Pengawas / Kepala Satuan Tugas.
Pekerjaan Penambalan (Patching) diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) jenis Pekerjaan, yaitu :
1. Patching Tipe 1 : Patching Permanen
2. Patching Tipe 2 : Patching Sementara (Sapu Lubang)

Spesifikasi Khusus - 10
3. Patching Tipe 3 : Patching dengan material expantion joint aspal atau material sealant
atau material lainnya (tebal 5 cm) atas petunjuk Konsultan Pengawas
/ Kepala Satuan Tugas. Dapat digunakan pada permukaan jalan yang
rusak akibat refleksi dummy joint atau jenis kerusakan lainnya atas
petunjuk Konsultan Pengawas / Kepala Satuan Tugas.

2. MATERIAL & PERALATAN


a. Material Lapis Perekat (tack coat)
Material Lapis Perekat (tack coat) menggunakan material sebagaimana dijelaskan pada pasal
yang mengatur tentang pekerjaan Lapis Perekat (tack coat)
b. Material Pengisi
Untuk pengisi menggunakan material aspal beton sebagaimana dijelaskan pada pasal pekerjaan
Perkerasan
c. Peralatan
Kontraktor harus menyediakan peralatan yang dapat digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan
penambalan dan umum digunakan untuk pekerjaan tersebut yang dapat meliputi :
1. Peralatan pemotong batas bongkaran (asphalt concrete saw cutter),
2. Peralatan untuk membongkar / mengupas permukaan jalan (breaker / jack hammer),
3. Peralatan untuk membersihkan permukaan hasil bongkaran (compressor),
4. Peralatan untuk pengeringan permukaan hasil bongkaran (dryer),
5. Peralatan untuk penyemprotan/pelaburan tack-coat (asphalt sprayer, kuas yang lebar),
6. Peralatan untuk meratakan aspal pengisi,
7. Peralatan untuk memadatkan aspal pengisi (stamper, baby roller, roller),
8. Peralatan bantu (straightedge, sapu lidi, pengki dll)

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pembongkaran dan Pembersihan
Lokasi permukaan jalan yang akan dibongkar harus ditandai dan dicatat dimensi lebar dan
panjangnya dengan ketentuan sbb :
 untuk retak buaya (crocodile crack) minimum 100 cm di luar retak/lubang;
 untuk retak tunggal (single crack) minimum 50 cm dil uar retak/lubang;
 untuk retak permukaan minimum 30 cm di luar retak/lubang.
Pembongkaran harus dilakukan hingga lapisan yang rusak/lemah terangkat/terbongkar dan harus
dilakukan sedemikian sehingga tidak memperlemah struktur yang masih baik. Pemotongan harus
tegak lurus dan tapak pemotongan harus bersegi-segi, sejajar dan tegak lurus sumbu jalan
(center line).
Kerusakan berulang dan atau kerusakan yang terjadi 1 m di sekitar tambalan pertama dalam
kurun waktu sampai berakhirnya Kontrak tidak akan dibayar.
2. Tack Coating
Permukaan hasil pembongkaran setelah dibersihkan, selanjutnya dikeringkan bila perlu dengan
peralatan pemanas (dryer) sampai dengan permukaan terlihat kering. Selanjutnya aspal lapis
perekat (tack-coat) dilaburkan pada permukaan tersebut termasuk bidang tegak pemotongannya.
3. Pengisian dan Pemadatan
Bila kondisi tack-coat sudah setting dan kering, material pengisi harus segera dihamparkan dan
dipadatkan. Pengisian dan pemadatan harus dilakukan sedemikian sehingga permukaan yang
diperbaiki tersebut mempunyai kerataan yang sama dengan permukaan jalan di sekitarnya.
Temperatur material pengisi harus cukup panas (120 0C – 135 0C). Bila temperatur tidak
mencukupi, maka material pengisi dapat dipanasi, dan pemanasan tidak boleh langsung kepada
material pengisi, tetapi harus melalui media (bak penggorengan, atau peralatan sejenis, dll).

Spesifikasi Khusus - 11
Pemadatan harus menggunakan Baby Roller.
Tidak dibenarkan meninggalkan lapangan dalam kondisi lubang yang belum tertutup, karena
akan menjadi potensi terjadinya kecelakaan.
4. Penambalan Sementara
Bila keadaan tidak memungkinkan untuk melaksanakan penambalan secara permanen karena
cuaca atau waktu kerja, maka penambalan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dapat dilakukan
dengan pengisian bahan secara sementara yang untuk selanjutnya dalam waktu selambat-
lambatnya 2 (dua) minggu harus ditindaklanjuti dengan penambalan permanen.
5. Marka Jalan
Bila lokasi perbaikan permukaan berada di atas marka jalan dan menyebabkan marka jalan
terpotong, maka Kontraktor wajib melakukan pengecatan kembali marka jalan yang terpotong
tersebut. Pelaksanaan pengecatan dilaksanakan setelah aspal setting.

4. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN


Jumlah hasil pekerjaan yang dihitung dalam pembayaran adalah jumlah volume yang merupakan
luas dikali tebal padat permukaan jalan yang diperbaiki yang telah disetujui/diterima baik oleh
Konsultan Pengawas.

5. DASAR PEMBAYARAN
Jumlah yang didapat dari pengukuran hasil pekerjaan akan dibayar sesuai harga satuan menurut
mata pembiayaan sebagaimana tersebut dalam kontrak (Daftar Kuantitas dan Harga).
Harga dan pembayaran merupakan konpensasi penuh untuk penyediaan tenaga, peralatan, material
permanen, pembongkaran/pengupasan, pembersihan, pembuangan, tack-coat, pengisian aspal,
perlindungan serta biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebaik-
baiknya.

Satuan
Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Pengukuran
SK2.03 (1) Patching Tipe 1 meter kubik
SK2.03 (2) Patching Tipe 2 meter kubik
SK2.03 (3) Patching Tipe 3 meter persegi
SK2.03 (4) Asphalt Instan Zak

SK2.04 PENGISIAN CELAH / RETAKAN (SEALING)


1. UMUM
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan penyiapan tenaga, peralatan, material, pemotongan,
pembersihan, pengisian material, dan pekerjaan pendukung lain sesuai ketentuan atau petunjuk
Konsultan Pengawas.

2. MATERIAL
Material yang digunakan untuk pekerjaan pengisian celah/retakan :
A. Flexible Pavement
1. Emulsion Asphalt
Material pengisi yang digunakan dari jenis aspal emulsi.
2. Material Pencampur
Untuk campuran material pengisi (asphalt filler) bila diperintahkan harus ditambahkan pasir
atau material lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Tambahan pasir ini hanya
digunakan untuk mengisi celah yang lebar.

Spesifikasi Khusus - 12
B. Rigid Pavement
1. Asphalt
Material pengisi yang digunakan dari jenis aspal ini harus mempunyai daya rekat dan daya
elastis yang tinggi. Jenis material ini digunakan untuk sambungan jalan beton (rigid
pavement) termasuk untuk permukaan jalan beton yang di atasnya dilapis aspal.
2. Compressible Sealent
Compressible Sealent untuk mengisi celah sambungan pada rigid pavement terdiri dari
material polyurethane yang seluruh dinding porinya terselimuti aspal. Material ini berbentuk
tape yang disisipkan ke dalam celah sambungan dalam keadaan terpipihkan dengan
tekanan (compression). Material ini harus mempunyai kemampuan mengembang sendiri ke
bentuk aslinya dalam waktu yang tidak lama (30-45 menit).
3. Pasir
Material pengisi pasir digunakan untuk pengisian celah antara dinding tepi saluran dengan
badan jalan sehingga celah tersebut tertutup dan mempunyai elevasi yang sama dengan
badan jalan/saluran. Selanjutnya dilakukan penutupan dengan menggunakan rabat beton di
atas celah tersebut untuk menghindari adanya interusi air ke dalam badan jalan .

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan pengisian celah (sealing) permukaan jalan atau struktur jalan/jembatan harus
dilaksanakan sebelum pelaksanaan pekerjaan aspal permukaan (pelapisan atau pekerjaan
lainnya).
Dapat juga dilaksanakan setiap saat karena tidak terkait dengan pekerjaan lain, dan pekerjaan
ini harus segera dilaksanakan dengan maksud untuk mencegah terjadinya kerusakan yang
lebih besar.
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan harus peralatan yang umum dan biasa dipakai
untuk pelaksanaan pekerjaan pengisian celah (sealing) di antaranya asphalt cutter,
compressor, alat pemanas (dryer), alat penuang dan peralatan bantu lainnya.
3. Pembentukan dan pembersihan celah
Pada lokasi celah lama dimana terdapat sealent yang sudah rusak, maka harus dibersihkn dulu
dengan cara dipotong ulang (menggunakan aspalt cutter atau peralatan lain yang disetujui)
untuk kemudian ditiup dengan kompresor.
Untuk celah-celah yang tidak memungkinkan masuknya material pengisi harus dibesarkan dulu
ukurannya.
4. Pemanasan material dan celah
Material pengisi dari jenis aspal harus dipanaskan sedemikian sesuai dengan rujukan pabrikan,
dan celah yang telah disiapkan, bila diperlukan, dapat dipanaskan sesaat sebelum penuangan
material. Bila diperintahkan oleh Konsultan Pengawas, pasir dapat ditambahkan pada saat
pemanasan material. Suhu pemanasan dan penuangan harus mengikuti petunjuk fabrikan.
Pemanasan tidak boleh langsung, tetapi harus menggunakan media antara oli panas.
5. Pengisian
Penuangan material ke dalam celah yang telah disiapkan harus dilaksanakan sedemikian
sehingga hasil penuangan mengisi seluruh celah dan tetap terlihat rapi di permukaan.

4. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN


Jumlah hasil pekerjaan yang dihitung dalam pembayaran adalah meter panjang untuk masing-
masing dimensi celah, yang telah disetujui/diterima baik oleh Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Khusus - 13
5. DASAR PEMBAYARAN
Jumlah yang didapat dari pengukuran hasil pekerjaan akan dibayar sesuai harga satuan menurut
mata pembiayaan sebagaimana tersebut dalam kontrak (Daftar Kuantitas dan Harga).
Harga dan pembayaran harus merupakan konpensasi penuh untuk penyediaan tenaga, peralatan,
material, pemotongan, pembersihan, pengisian, perlindungan serta biaya lainnya yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang sebaik-baiknya.

Satuan
Nomor dan Nama Mata Pembayaran
Pengukuran
SK2.04 (1) Sealant Emulsi meter
SK2.04 (2) Sealant Aspal meter
SK2.04 (3) Compressible Sealant (lebar 2 cm, tebal 3 cm) meter
SK2.04 (4) Compressible Sealant (lebar ...cm, tebal …cm) meter
SK2.04 (5) Sealant Cutting (lebar 0,5 cm, tebal 5 cm) meter
SK2.04 (6) Sealant Cutting (lebar ... cm, tebal … cm) meter
SK2.04 (7) Pengisian Pasir meter kubik
SK2.04 (8) Rabat Beton meter kubik

SK2.05 PENYUNTIKAN (GROUTING)


1. UMUM
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan penyiapan tenaga, peralatan, material, pengeboran,
penyuntikan/pemompaan material pengisi, pembersihan, dan pekerjaan pendukung lain sesuai
ketentuan atau petunjuk Konsultan Pengawas.

2. MATERIAL
1. Portland-Cement
Material pengisi untuk penyuntikan (grouting) badan jalan mengunakan semen Portland
(Portland-cement).
2. Portand-Cement plus Addictive
Untuk pengisi bagian struktur jalan dan atau jembatan dapat digunakan mortar campuran antara
semen (porland-cement) dan aditiv, yang dimaksudkan untuk percepatan dan atau perlambatan
pengeringan sesuai dengan tujuan penyuntikan.

3. Non-Shrinkage Material
Material pengisi untuk penyuntikan (grouting) slab beton dan atau bagian suatu struktur
jalan/jembatan, dapat juga menggunakan material dari jenis yang tidak mengalami kembang
susut (non-shrinkage material).

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Waktu Pelaksanaan
Pekerjaan penyuntikan/grouting badan jalan atau struktur jalan/jembatan harus dilaksanakan
sebelum pelaksanaan pekerjaan permukaan jalan (pelapisan atau pekerjaan lainnya)
2. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan harus peralatan yang umum dan biasa dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan penyuntikan (grouting), di antaranya alat pengeboran, alat penyuntikan
atau pemompaan mortar dan peralatan bantu lain.

Spesifikasi Khusus - 14
3. Pengeboran Lubang
Pengeboran untuk mendapatkan lubang penyuntikan maupun lubang pengecekan harus
dilaksanakan dengan jarak dan kedalaman sedemikian sehingga menjamin material yang
disuntikan/dipompakan dapat menjangkau lokasi yang dituju.
4. Penyuntikan/Pemompaan
Penyuntikan atau pemompaan material pengisi ke dalam lokasi yang dituju harus menggunakan
peralatan dengan kekuatan tekanan yang cukup dan menjamin bahwa material pengisi sampai di
lokasi yang diprakirakan.
5. Pengontrolan penyuntikan
Pada saat awal dilakukannya pemompaan lubang-lubang pengontrolan harus ditutup,
dimaksudkan agar material pengisi terlebih dahulu mengisi lokasi yang berongga untuk kemudian
lubang pengontrol dapat dibuka.
Bila material telah mencapai dan atau keluar dari lubang pengontrol, maka pemompaan harus
dihentikan.

4. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN


Jumlah hasil pekerjaan yang dihitung dalam pembayaran adalah jumlah zak semen yang masuk
untuk grouting dengan semen, zak semen yang masuk untuk grouting semen + additive, dan liter
untuk grouting menggunakan material non-shrinkage, yang telah disetujui/diterima baik oleh
Konsultan Pengawas.

5. DASAR PEMBAYARAN
Jumlah yang didapat dari pengukuran hasil pekerjaan akan dibayar sesuai harga satuan menurut
mata pembiayaan sebagaimana tersebut dalam Kontrak (Daftar Kuantitas dan Harga).
Harga dan pembayaran harus merupakan konpensasi penuh untuk penyediaan tenaga, peralatan,
material, pengeboran, penyuntikan/pemompaan, pembersihan, perlindungan serta biaya lainnya
yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebaik-baiknya.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


SK2.05 (1) Grouting Portland Cement zak (50 kg)
SK2.05 (2) Grouting Portland Cement + Additive zak (50 kg)
SK2.05 (3) Grouting Non Shrinkage meter kubik
SK2.05 (4) Grouting Chemical Pengeboran Titik
SK2.05 (5) Grouting Chemical Material Kg
SK2.05 (6) Grouting Chemical Penyuntikan Liter
SK2.05 (7) Pengisian Campuran Speci meter kubik

SK2.06 SAMBUNGAN EKSPANSI


1. UMUM
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan penyiapan tenaga, peralatan, material, pembongkaran,
pembersihan, perbaikan, pemasangan sambungan ekspansi pada lokasi yang ditunjuk sesuai
persyaratan atau petunjuk Konsultan Pengawas.

2. MATERIAL
1. Jenis Aspal (Asphaltic Plug Joint)
Material yang digunakan dari jenis aspal yang dicampur dengan agregat, aspal harus dari jenis
yang mempunyai sifat plastis, elastis dengan daya lekat yang tinggi, dan agregat dengan lolos
saringan tertentu, harus bersih dari segala kotoran.
Material jenis ini hanya digunakan pada lokasi sambungan dengan vertical movement dan
horizontal movement kecil.

Spesifikasi Khusus - 15
2. Jenis Karet (Rubber Joint)
Material ini terdiri dari karet dengan daya plastis dan daya elastis tinggi, kuat terhadap tumbukan,
dan mortar dari jenis material non-shrinkage yang akan berfungsi memegang karet espansi.
Material ini dapat dipasang pada lokasi sambungan dengan vertical movement maupun
horizontal movement yang tinggi/besar.
3. Penggunaan semua material di atas harus memenuhi kekasaran / skid resistance permukaan.

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan harus peralatan yang umum dan biasa dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan perbaikan/penggantian material sambungan ekspansi.
2. Pembongkaran dan Pembersihan
Pembongkaran material sambngan ekspansi yang rusak (lama) harus dilaksanakan sedemikian
sehingga tidak melemahkan struktur yang masih baik, dan selanjutnya pembersihan harus
segera dilaksanakan agar pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan. Material bongkaran harus
dibersihkan dan diangkut/dibuang ke luar lokasi jalan tol.
3. Pengisian dan Pemadatan
Lokasi sambungan yang telah dibongkar harus segera diisi dengan material sambungan
ekspansi baru dengan urutan penempatan material sesuai dengan rujukan dari pabrik
pembuatnya.
Pemanasan material sambungan dari jenis aspal termasuk agregatnya harus sampai dengan
suhu yang ditentukan demikian halnya pada saat penuangan ke lokasi.
Pemadatan untuk material jenis aspal harus dilakukan sedemikian pada suhu yang ditentukan
sehingga permukaan yang diperbaiki tersebut mempunyai kerataan yang sama dengan
permukaan jalan disekitarnya.

4. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN


Jumlah hasil pekerjaan yang dihitung dalam pembayaran adalah jumlah meter panjang sambungan
ekspansi yang diperbaiki dan telah disetujui/diterima baik oleh Konsultan Pengawas.

5. DASAR PEMBAYARAN
Jumlah yang didapat dari pengukuran hasil pekerjaan akan dibayar sesuai harga satuan menurut
mata pembiayaan sebagaimana tersebut dalam Kontrak (Daftar Kuantitas dan Harga).
Harga dan pembayaran harus merupakan konpensasi penuh untuk penyediaan tenaga, peralatan,
material, pembongkaran/pengupasan, pembersihan, pemasangan, pengisian, perlindungan serta
biaya lainnya yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan yang sebaik-baiknya.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


SK2.06 (1) Expantion Joint Aspal (Asphaltic Plug Joint) meter persegi
SK2.06 (2) Expantion Joint Karet (Rubber Joint) meter panjang

Spesifikasi Khusus - 16
SK2.07 PERBAIKAN PERKERASAN KAKU
1. UMUM
Pekerjaan ini mencakup pekerjaan penyiapan tenaga, peralatan, material, pembongkaran,
pembersihan, perbaikan perkerasan kaku pada lokasi yang ditunjuk sesuai persyaratan atau
petunjuk Konsultan Pengawas.

2. MATERIAL
1. Jenis Beton
Material yang digunakan dari jenis beton mutu tinggi yang mempunyai setting time singkat (± 2
jam) dengan menghamparkan wiremesh (dia 10 mm) terlebih dahulu.
2. Penggunaan semua material di atas harus memenuhi persyaratan sebagaimana tercantum
dalam Bab 9 - Spesifikasi Umum.
3. Spesifikasi Beton Mutu Tinggi adalah sebagai berikut :

Compressive Strength
(ASTM C-109) at 27° C Flowable (14 %) Pourable (12%)
1 hour 10 MPa 15 MPa
3 hour 40 MPa 45 MPa
1 days 45 MPa 50 MPa
7 days 50 MPa 60 MPa
28 days 60 MPa 70 Mpa

Flexural Strength
(ASTM C-348) 28 days > 70 MPa
Bond Strength
(by pull-off test) 3 hour > 15 kg/cm²
Initial set
At 27º C 20 – 30 minutes
Final set
At 27º C 35 – 50 minutes

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan harus peralatan yang umum dan biasa dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan perbaikan perkerasan kaku.
2. Pembongkaran dan Pembersihan
Pembongkaran perkerasan yang rusak (lama) harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak melemahkan struktur yang masih baik, dan selanjutnya pembersihan harus segera
dilaksanakan agar pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan. Material bongkaran harus
dibersihkan dan diangkut/dibuang ke luar lokasi jalan tol.
3. Pengisian dan Pemadatan
Lokasi perbaikan yang telah dibongkar harus segera diisi dengan lapisan base course (t = 20
cm) dan dipadatkan, selanjutnya dilakukan penghamparan single wiremesh dan dilakukan
pengecoran beton mutu tinggi (t = 20 cm) sehingga mencapai elevasi yang sama dengan
perkerasan eksisting.

6. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN


Jumlah hasil pekerjaan yang dihitung dalam pembayaran adalah jumlah masing-masing bagian
pekerjaan perbaikan perkerasan kaku dan telah disetujui/diterima baik oleh Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Khusus - 17
7. DASAR PEMBAYARAN
Jumlah yang didapat dari pengukuran hasil pekerjaan akan dibayar sesuai harga satuan menurut
mata pembiayaan sebagaimana tersebut dalam Kontrak (Daftar Kuantitas dan Harga).
Harga dan pembayaran harus merupakan konpensasi penuh untuk penyediaan tenaga, peralatan,
material, , pembersihan, pemasangan, pengisian, perlindungan serta biaya lainnya yang diperlukan
untuk penyelesaian pekerjaan yang sebaik-baiknya.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


SK2.07 (1) Pembongkaran Perkerasan meter kubik
SK2.07 (2) Beton Mutu Tinggi meter kubik
SK2.07 (3) Single Wiremesh meter persegi
SK2.07 (2) Base Course meter persegi

SK2.08 MARKA JALAN


1. UMUM
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan penerapan marka jalan tipe 1 dan tipe 2 serta rumble strip pada
perkerasan jalan yang sudah selesai sesuai dengan Spesifikasi, pada lokasi dan dengan ukuran sesuai
Gambar atau petunjuk Konsultan Pengawas.

2. MATERIAL
(a) Marka jalan tipe 1 harus berupa material thermoplastic bercampur glass beads dan memenuhi
persyaratan AASHTO M 249 atau yang setaraf.
(b) Marka jalan tipe 2 adalah cat khusus untuk marka jalan yang memenuhi persyaratan AASHTO
M 248, atau yang setaraf.
(c) Glass beads yang digunakan untuk tipe 1 maupun tipe 2 harus sesuai dengan persyaratan
AASHTO M 247 (Tipe 2) atau yang setaraf.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
(a) Marka jalan existing yang harus dihapus akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas, dan harus
dihapus dengan gritblasting atau sandblasting atau cara lain yang disetujui Konsultan
Pengawas.
(b) Daerah permukaan yang akan dicat harus bersih, kering dan bebas dari butir-butir lepas.
Sebelum dilaksanakan, lokasi dan pre-marking (setting out) dari marka jalan yang akan
dikerjakan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Kecuali ditentukan lain, penerapan marka jalan harus dilakukan dengan mesin berpenggerak
sendiri (self-propelled machines) yang dilengkapi dengan cut-off valves dan nozzle yang mampu
menghasilkan bentuk marka yang rapi dengan garis tepi yang tegas/tajam dan ketebalan yang
disyaratkan.
(c) Material Tipe 1 harus diterapkan dengan screed atau disemprotkan dengan ukuran sesuai yang
tercantum pada Gambar dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Ketebalan marka jalan yang
sudah selesai minimum 1,5 mm bila diterapkan dengan disemprotkan dan minimum 3 mm bila
dengan screed. Ketebalan tersebut tidak termasuk ketebalan glass beads, yang akan dijelaskan
pada butir (e) di bawah ini. Penyiapan dan penerapan material harus sesuai dengan petunjuk
pabrik material yang bersangkutan atau sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas. Pada
permukaan perkerasan beton, lebih dulu Kontraktor harus memasang lapisan pengikat (tack coat)
yang jenisnya cocok dengan material termoplastic yang akan digunakan.

Spesifikasi Khusus - 18
(d) Material tipe 2 harus diterapkan dengan mesin semprot yang dilengkapi dengan penggerak
mekanis. Setiap nozzle harus dilengkapi dengan guidelines (batang penuntun) yang mempunyai
selubung logam atau air blasts (semprotan udara) dan cut-off valves yang dapat menghasilkan
garis marka terputus-putus. Banyaknya material marka yang disemprotkan tidak boleh kurang dari
40 liter/100 m2. Di daerah yang tidak terjangkau dengan mesin, Konsultan Pengawas dapat
mengijinkan penerapan marka jalan dilakukan secara manual.
(e) Glass beads harus disebar ke permukaan marka tipe 1 dan tipe 2 segera setelah marka
diterapkan. Kecuali bila ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, glass beads harus
disebarkan dengan tekanan atau disemprotkan sebanyak tidak kurang dari 450 g/m2.
(f) Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu-lintas sebagaimana instruksi Konsultan Pengawas.
Marka jalan harus rapi, merata, dan permukaannya tidak boleh menunjukkan retak-retak dan
coret-coret. Marka jalan yang tidak rata dan memberikan penampilan yang tidak sama pada waktu
siang dan malam, harus diperbaiki oleh Kontraktor dengan tanggungan biaya sendiri.

4. METODA PENGUKURAN
Jumlah marka jalan yang akan dibayar adalah jumlah meter persegi marka jalan dan rumble strips
yang telah diselesaikan dan sudah diterima sesuai dengan Gambar, Spesifikasi, dan petunjuk
Konsultan Pengawas.

5. DASAR PEMBAYARAN
Jumlah yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per meter
persegi luas marka jalan dan rumble strips untuk setiap jenis pekerjaan seperti di bawah ini.
Harga dan pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan material, tenaga kerja,
dan peralatan; dan untuk penyelesaian seluruh pekerjaan yang dijelaskan dalam Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


SK2.08 (1) Marka Jalan, Tipe 1 meter persegi
SK2.08 (2) Marka Jalan, Tipe 2 meter persegi
SK2.08 (3) Rumble Strip meter persegi
SK2.08 (4) Penghapusan Marka meter persegi

SK2.09 CEMENT TREATED BASE (CTB)


1 UMUM
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan material, pencampuran di plant, pengangkutan,
penghamparan, pemadatan, pembentukan permukaan (shaping), perawatan (curing), dan
kegiatan insidentil yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan lapis Cement Treated Base
(CTB), harus sesuai dengan Spesifikasi, garis, kelandaian, ketebalan dan penampang melintang
sebagaimana tertera pada Gambar Rencana atau yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
2) Secara umum material agregat harus terdiri dari batu pecah, harus kuat, keras, mudah
dipadatkan, tahan gaya geser serta bebas dari material lunak, retak dan berongga.
3) Secara umum pekerjaan ini adalah untuk perbaikan struktur dasar perkerasan lentur pada area
gerbang tol.

Spesifikasi Khusus - 19
2 PERSYARATAN
1) Standar referensi yang digunakan adalah :
Standar Nasional Indonesia
SNI 03-1966-1990 : Metode Pengujian Batas Plastis.
SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair Dengan Alat Cassagrande.
SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan Agregat
Halus dan Kasar.
SNI 03-1976-1990 : Metode Koreksi untuk Pengujian Pemadatan Tanah yang
Mengandung Butir Kasar.
SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Aggregat dengan Mesin Abrasi
Los Angeles.
SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan dengan Alat
Konus Pasir.
SNI 15-2049-1994 : Semen Portland
SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat
terhadap Larutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat.
SNI 03-4141-1996 : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-Butir
Mudah Pecah dalam Agregat.
SNI 03-6388-2000 : Metode Pengujian Kadar Semen dalam Campuran
SNI 19-6413-2000 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Isi Tanah di Lapangan
dengan Balon Karet.
SNI 03-6429-2000 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton Silinder dengan
Cetakan Silinder
SNI 03-6817-2002 : Metode Pengujian Mutu Air untuk Digunakan dalam Beton.
SNI 03-6886-2002 : Metode Pengujian Hubungan Antara Kadar Air dan
Kepadatan pada Campuran Tanah-Semen.
2) Toleransi
a) Tebal minimum Cement Treated Base (CTB) yang dihampar tidak kurang dari tebal yang
disyaratkan. Tebal maksimum tidak boleh lebih besar dari 10 mm dari tebal yang di
syaratkan.
b) Tebal rata-rata pada potongan melintang dari survai lapangan harus tidak lebih atau kurang
dari 10 % dari yang ditentukan.
c) Apabila sebuah mal datar sepanjang 3 meter diletakkan pada permukaan jalan sejajar dan
tegak lurus terhadap garis sumbu jalan, variasi permukaan yang ada tidak boleh melampaui
8 mm tiap 3 meter .
d) Cement Treated Base (CTB) tidak boleh dihampar dengan tebal lapisan melebihi 15 cm
tebal padat, dan tidak dalam lapisan kurang dari 7,5 cm tebal padat.
e) Elevasi permukaan akhir tidak boleh berbeda lebih dari 10 mm ke atas atau ke bawah dari
elevasi rencana dalam setiap titik.
f) Ukuran pada tepi lapisan Cement Treated Base (CTB) diukur dari garis sumbu rencana tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam Gambar Rencana.

3) Bahan
a) Semen Portland
Semen harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, SNI 15-2049-1994 Semen Tipe-1.
Konsultan Pengawas mempunyai hak melaksanakan percobaan material Semen untuk
menjamin bahwa cara pengangkutan dan tempat penyimpanan tidak dapat merusak Semen.
Semua semen harus disimpan terlebih dahulu di tempat penyimpanan dengan cara yang
benar.

Spesifikasi Khusus - 20
b) Air
Air harus sesuai dengan SNI 03-6817-2002 dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Air
harus bebas dari endapan dan dari zat yang merusak.
c) Agregat
Secara keseluruhan gradasi agregat harus dalam batasan seperti berikut :

Ukuran Ayakan
Persen Berat Lolos, % lolos
Inch Mm
2 50 100
1½ 37,5 88 – 95
1 25,0 70 – 85
3/8 9,50 40 – 65
No. 4 4,75 25 - 52
No.10 2,0 15 - 40
No. 40 0,425 8 – 20
No. 200 0,075 2-8

Persyaratan lain dari agregat adalah sebagai berikut :


Sifat SNI Persyaratan
Abrasi Aggregat Kasar SNI 03-2417-1991 Maks. 35%
Indek Plastisitas SNI 03-1966-1990 Maks. 6%
Batas Cair SNI 03-1967-1990 Maks. 25%
Gumpalan Lempung dan SNI 03-4141-1996 Maks. 1%
bidang belah
4) Campuran
a) Campuran Cement Treated Base (CTB) terdiri dari agregat, semen dan air atas persetujuan
Konsultan Pengawas. Kadar semen harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium
(laboratory test) dan percobaan campuran (trial mix).
Kadar air optimum harus ditentukan berdasarkan percobaan laboratorium.
b) Rancangan Campuran
Kontraktor harus melakukan percobaan campuran (trial mix) dibawah pengawasan
Konsultan Pengawas, untuk menentukan :
- Kuat tekan dari Cement Treated Base (CTB)
- Kadar semen yang dibutuhkan
- Kadar air optimum
- Berat isi campuran kering pada kadar air optimum.
c) Karakteristik Cement Treated Base (CTB)
Kekuatan campuran Cement Treated Base (CTB) didasarkan atas kuat tekan contoh uji
sesuai ketentuan SNI 03-6429-2000.
Untuk mempersiapkan bahan/material untuk menempatkan percobaan campuran ke dalam
cetakan silinder dengan ukuran 150 mm x 300 mm, dalam tiga lapisan. Selama proses
penghamparan Cement Treated Base (CTB) harus diambil contoh untuk percobaan silinder
secara berpasangan, untuk uji kuat tekan pada umur 7 hari dan pada umur 21 hari.
Pada awal pekerjaan, dan sampai saat Konsultan Pengawas memerintahkan pengurangan
2
jumlah silinder yang disyaratkan yaitu 6 silinder untuk setiap 1000 m dari base atau bagian
yang di hampar setiap hari.
Apabila jumlahnya cukup dan hasil test silinder memuaskan, Konsultan Pengawas bisa
memutuskan bahwa kualitas CTB dapat diterima, Konsultan Pengawas dapat mengurangi

Spesifikasi Khusus - 21
2
jumlah silinder menjadi tiga pasang untuk setiap 1000 m atau dari hasil kerja yang dihampar
setiap harinya.
Persyaratan kuat tekan (unconfine compressive strength) dari Cement Treated Base (CTB)
2
(kg/cm ).

SILINDER DIAMETER 150 MM X 300 MM


Umur 7 hari 28 hari
Kuat Tekan (kg/cm2) 78 120

5) Peralatan
a) Umum Peralatan, perkakas-perkakas dan mesin-mesin yang digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan pada Spesifikasi ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan dirawat agar
supaya selalu dalam keadaan yang memuaskan. Peralatan dan perkakas yang digunakan
oleh sub-Kontraktor atau supplier untuk kepentingan Kontraktor harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Peralatan processing harus direncanakan,
dipasang, dioperasikan dan dengan kapasitas sedemikian sehingga dapat mencampur
agregat, semen, air secara merata sehingga menghasilkan adukan yang homogen.
Bilamana instalasi pencampur digunakan maka instalasi pencampur tersebut harus
dilengkapi dengan alat pengukur berat atau volume semen, agregat dan air secara tepat
sesuai perbandingan yang disyaratkan oleh Konsultan Pengawas. CTB harus dipadatkan
dengan alat pemadat seperti, alat pemadat roda besi dengan penggetar, alat pemadat roda
besi, alat pemadat roda karet yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b) Pencampuran di Lokasi Pembangunan Alat pencampur yang dilengkapi pengukur volume
atau berat semen, agregat dan air, boleh digunakan atas persetujuan Konsultan Pengawas.
Alat pencampur yang tidak dilengkapi dengan pengukur volume atau berat semen, agregat
dan air tidak boleh digunakan.
c) Alat untuk Pemadatan Alat pamadat roda besi dengan alat penggetar, pemadat roda besi
atau pemadat dari roda karet, harus digunakan untuk pemadatan CTB yang sudah dalam
keadaan kadar air optimum untuk pemadatan. Alat pemadat roda besi dengan penggetar
hanya digunakan pada awal pemadatan.
d) Pengangkutan Truk mixer, truk pengaduk atau dump truk harus digunakan untuk
pengangkutan bahan-bahan dasar ke lokasi pekerjaan.
e) Penggetar Perata bisa digunakan untuk pemadatan dan parataan adukan CTB gembur.
Acuan samping yang disetujui Konsultan Pengawas harus selalu dipakai untuk konstruksi
yang menggunakan adukan CTB.
f) Perkakas-perkakas lain harus disediakan dalam jumlah yang cukup sebagaimana yang
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor harus menggunakan mesin penghamparan
aspal untuk menghampar CTB bila dikerjakan dengan unit pengaduk terpusat dan dikirim
dengan dump truk yang ditutup terpal dan digelar dalam keadaan setengah kering untuk
pemadatan dengan penggilas.

6) Persyaratan Kerja
Pengajuan Kesiapan Kerja Kontraktor harus mengajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan terhadap :
i Hasil percobaan laboratorium dari agregat, termasuk sifat-sifat dan kualitas disesuaikan
dengan Spesifikasi yang ada terlebih dahulu sebelum melaksanakan pekerjaan. Contoh--
contoh harus disetujui oleh Konsultan Pengawas dan akan disimpan sebagai referensi

Spesifikasi Khusus - 22
selama pelaksanaan konstruksi. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang
tahan terhadap air dan dapat di kunci di lapangan untuk menyimpan contoh sesuai dengan
instruksi Konsultan Pengawas.
ii Data Survai
Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, semua data elevasi hasil survai lapangan harus
diserahkan untuk ditandatangani oleh Konsultan Pengawas, dan juga semua Gambar
potongan melintang yang disyaratkan.
iii Percobaan (Test) dan Kontrol Kualitas (Quality Control)
Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua percobaan (test) dan kontrol kualitas
(quality control) dari Cement Treated Base (CTB) dan menyerahkan semua hasil percobaan
kepada Konsultan Pengawas.
7) Cuaca Yang Diijinkan Untuk Bekerja
Cement Treated Base (CTB) tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau ketika kondisi
lapangan sedang basah/becek.
8) Rencana Kerja dan Pengaturan Lalu lintas
a) Sebaiknya, 14 hari setelah penghamparan Cement Treated Base (CTB), penghamparan
lapis penutup atas (Asphalt Base Course, Binder Course, Wearing Course) harus
dilaksanakan.
b) Kontraktor harus menjamin bahwa di lokasi pekerjaan lalulintas tidak diijinkan lewat di atas
Cement Treated Base (CTB), minimum 4 hari sesudah pemadatan terakhir dan mengalihkan
lalu lintas dan membuat jalan alternatif.

3 PELAKSANAAN PEKERJAAN
1) Percobaan Lapangan (Field Trials)
a) Disain campuran harus dicoba di lapangan dengan luas 500 m2, dengan tebal sesuai
rencana.
b) Selama pelaksanaan pekerjaan, yang meliputi penghamparan, pemadatan, dan perawatan
akan diawasi oleh Konsultan Pengawas untuk memperoleh hasil yang memuaskan.
c) Berdasarkan hasil percobaan lapangan sesudah berumur 14 hari Konsultan Pengawas
dapat menyetujui Kontraktor untuk meneruskan pekerjaan atau menginstruksikan Kontraktor
untuk membuat beberapa variasi percobaan yang lain.
2) Pengangkutan
a) Cement Treated Base (CTB) harus diangkut dengan Dump Truck yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
b) Jumlah dan kapasitas Dump Truck harus berdasarkan Jadwal Proyek dan kapasitas
produksi alat pencampur (Mixer Plant).
3) Pencampuran
a) Pencampuran dari Cement Treated Base (CTB) harus dengan peralatan continous mixing
plant sistim ukuran berat untuk menjamin kebenaran porsi setiap bahan.
b) Instalasi pencampuran harus dilengkapi dengan silo semen, tangki air (water tank), feeding
and matering devices yang akan menyalurkan agregat, semen dan air kedalam mixer sesuai
kuantitas yang dipersyaratkan dan campuran yang homogen.
c) Waktu pencampuran Cement Treated Base (CTB) terhitung pada waktu air ditambahkan ke
dalam campuran.
4) Penghamparan dan Pemadatan
a) Persiapan Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base)
(1) Lapisan Pondasi Bawah (Sub Base) harus sesuai dengan Spesifikasi termasuk,
ketebalan, ukuran, elevasi, seperti terlihat pada Gambar.
(2) Permukaan Lapis Pondasi Bawah (Sub Base) harus bersih dan rata.

Spesifikasi Khusus - 23
b) Penghamparan Cement Treated Base (CTB) harus dihampar dan ditempatkan di atas
perbaikan tanah dasar (sub grade), dengan metode mekanis, menggunakan alat high
density screed paver dengan dual tamping rammer sesuai instruksi Konsultan Pengawas,
untuk mendapatkan kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan permukaan.
c) Pemadatan
(1) Pemadatan Cement Treated Base (CTB) harus telah dimulai dilaksanakan paling
lambat 60 menit semenjak pencampuran semen dengan agregat.
(2) Campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa dipadatkan lebih dari 30
menit .
(3) Kepadatan Cement Treated Base (CTB) setelah pemadatan harus mencapai kepadatan
kering lebih dari 95% maksimum kepadatan kering.
(4) Test kepadatan lapangan Cement Treated Base dilakukan berdasarkan SNI 03-2828-
1992 dan SNI 19-6413-2000 atau cara lain yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
(5) Kadar air pada waktu pemadatan minimal sama dengan kadar air optimum dan
maksimal sama dengan kadar air optimum ± 2 %.
(6) Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 120 menit semenjak semen dicampur
dengan air.
d) Perawatan (Curing)
Segera setelah pemadatan terakhir dan permukaan harus ditutup dengan menggunakan
antara lain :
(1) Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam campuran.
(2) Penyemprotan dengan Lapis Resap Pengikat Bitumenous Emulsi CSS-l dengan
batasan pemakaian antara 0,35 -0,50 liter per meter persegi.
(3) Metode lain yang bertujuan melindungi Cement Treated Base (CTB) adalah dengan
karung goni/burlap yang dibasahi air selama masa perawatan (curing).

4 PENGENDALIAN MUTU
1) Pengujian Contoh Bahan
a) Kontraktor harus menyerahkan sekurang-kurangnya 3 contoh agregat dari sumber yang
berbeda kepada Konsultan Pengawas.
b) Semua material ini akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Percobaan / uji material harus dilakukan untuk setiap 1.000 meter kubik Cement
Treated Base (CTB). Disamping kepadatan dan kadar air campuran, campuran harus diuji
kadar semen dalam campuran, sesuai dengan SNI 03-6412-2000.
2) Perbaikan Terhadap Lapis Pondasi CTB Yang Tidak Memenuhi Ketentuan.
Atas instruksi Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memperbaiki Cement Treated Base (CTB)
yang tidak memenuhi ketentuan sebagai diatur dalam spesifikasi maupun gambar konstruksi
termasuk antara lain :
a) Berkaitan dengan ketebalan lapisan, kekuatan, kepadatan dan komposisi campuran.
b) Tata cara perbaikan.
c) Apabila terjadi kegagalan Kontraktor dalam memenuhi ketentuan kualitas dan dimensi, maka
Kontraktor harus mengkompensasikannya dengan penambahan tebal lapisan di atasnya
(Asphalt Base Course, Binder atau Wearing Course).
d) Apabila karena kualitas atau ketebalan lapisan Cement Treated Base (CTB) tidak
dimungkinkan keberadaannya sebagai lapisan konstruksi, maka Kontraktor harus melakukan
pembongkaran dan penggantiannya.

Spesifikasi Khusus - 24
5 METODA PENGUKURAN DAN DASAR PEMBAYARAN
a) Metoda Pengukuran
(i) Lapis Pondasi CTB akan diukur untuk pembayaran sebagai jumlah meter kubik dari bahan
yang dibutuhkan dalam keadaan padat, lengkap ditempat dan diterima. Volume yang akan
diukur harus didasarkan atas penampang-penampang melintang yang terlihat pada Gambar,
dan ukuran panjang diukur horisontal sepanjang garis pusat jalan.
(ii) Dalam hal lapis pondasi CTB digunakan dalam bahu jalan, dimana tebal bahu jalan yang
ditetapkan atau disetujui tidak seluruhnya terdiri dari bahan baru tetapi meliputi beberapa
bahan yang ada yang dikerjakan kembali, maka volume untuk pembayaran hanya didasarkan
pada volume yang dipadatkan dari bahan baru yang ditempatkan. Hal ini akan dihitung dari
penampang-penampang melintang yang diambil oleh Kontraktor dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan dimulai.
(iii) Pekerjaan lapis pondasi bawah (sub base) di atas mana lapis pondasi CTB akan ditempatkan,
tidak akan diukur atau dibayar di dalam Bab ini, tetapi akan dianggap seluruhnya tercakup
pada Pasal-pasal lain dalam Spesifikasi ini.
b) Pengukuran Pekerjaan yang diperbaiki
Bila perbaikan lapis pondasi CTB yang tidak memuaskan telah diarahkan oleh Konsultan
Pengawas, maka jumlah yang akan diukur untuk pembayaran haruslah merupakan jumlah yang
akan dibayar jika pekerjaan semula telah diterima. Tidak ada pembayaran tambahan akan
dilaksanakan untuk pekerjaan ekstra tersebut atau jumlah-jumlah yang diperlukan untuk
perbaikan tersebut.
Bila penyesuaian kadar air telah diinstruksikan oleh Konsultan Pengawas sebelum proses
pemadatan, maka tidak ada pembayaran tambahan akan dilaksanakan untuk penambahan air
atau untuk setiap pekerjaan lain yang diperlukan untuk memperoleh suatu kadar air yang
ditentukan.
c) Dasar Pembayaran
Kuantitas yang disetujui dapat dibayar sesuai Harga Kontrak yaitu per meter kubik, sesuai
dengan daftar Mata Pembayaran dibawah ini dan dapat dilihat dalam Daftar Penawaran. Harga
Satuan sudah termasuk kompensasi penuh untuk penyediaan material, pencampuran,
pengangkutan, penghamparan/ penempatan, pemadatan, pemeliharaan, finishing, testing dan
perbaikan permukaan termasuk pengaturan lalulintas dan semua kebutuhan pengeluaran lainnya
yang lazim dan pantas untuk menyelesaikan keseluruhan dari pekerjaan yang ditentukan dalam
Pasal ini.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


SK2.09 (1) Cemen Treated Base (CTB) meter kubik

SK2.10 PENINGGIAN
1. UMUM
Pekerjaan ini merupakan kelanjutan dari pekerjaan levelling pada lokasi yang ditunjuk sesuai
persyaratan atau petunjuk Konsultan Pengawas.

2. MATERIAL
1. Jenis Beton
Material yang digunakan dari jenis beton mutu tinggi yang mempunyai setting time singkat (± 2
jam) untuk peninggian dudukan steel grating.
Material yang digunakan untuk peninggian guardrail dan kerb adalah beton setara minimal kelas
C.
2. Penggunaan semua material di atas harus memenuhi persyaratan sebagaimana umumnya.

Spesifikasi Khusus - 25
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan harus peralatan yang umum dan biasa dipakai untuk
pelaksanaan pekerjaan peninggian.
2. Pembongkaran dan Pembersihan
Pembongkaran guardrail, kerb dan steel grating harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak merusak dan dapat dipergunakan kembali, dan selanjutnya pembersihan harus segera
dilaksanakan agar pekerjaan berikutnya dapat dilaksanakan.
3. Peninggian
Unit yang ditinggikan harus disesuaikan dengan elevasi jalan yang baru.

8. PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN


Jumlah hasil pekerjaan yang dihitung dalam pembayaran adalah jumlah masing-masing bagian
pekerjaan peninggian dan telah disetujui/diterima baik oleh Konsultan Pengawas.

9. DASAR PEMBAYARAN
Jumlah yang didapat dari pengukuran hasil pekerjaan akan dibayar sesuai harga satuan menurut
mata pembiayaan sebagaimana tersebut dalam Kontrak (Daftar Kuantitas dan Harga).
Harga dan pembayaran harus merupakan konpensasi penuh untuk penyediaan tenaga, peralatan,
material, pembersihan, pemasangan, peninggian serta biaya lainnya yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan yang sebaik-baiknya.

Nomor dan Nama Mata Pembayaran Satuan Pengukuran


SK2.10 (1) Peninggian Dudukan Steel Grating unit
SK2.10 (2) Peninggian Kerb meter
SK2.10 (3) Peninggian Guard Rail meter

SK.14 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) KONSTRUKSI

SK.14.1 Uraian

Dasar Hukum K3 Konstruksi adalah :


 UU. No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Permenakertrans No. 1 / Men / 1980 tentang K3 pada Konstruksi Bangunan
 SKB Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep. 174/Men/1986
dan No. 104/Kpts/1986 tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 UU. No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
 PP RI No. 28 – 30 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran masyarakat Jasa
Konstruksi, Penyelenggaraan Jasa Konstruksi dan Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi

Tujuan : Agar supaya semua yang terlibat dalam pekerjaan yang berada di lokasi
pekerjaan terlindungi keselamatannya, terjaga kesehatannya, dan merasa
aman dalam melaksanakan tugasnya.

Spesifikasi Khusus - 26
Sasaran :
 Semua bahan dan material, alat dan mesin produksi agar terjamin
keamannya mulai dari mobilisasi, penyimpanan, pemakaian maupun
setelah dipergunakan, harus melalui tahapan/prosedur yang benar
 Semua proses pekerjaan konstruksi agar dapat dilaksanakan dengan
aman dan terkendali

SK.14.2 Sistem Manajemen K3


Penyedia Jasa harus sudah menerapkan SMK3 Versi Permenaker No. 5/1996 atau
SMK3 versi OHSAS 18001
Penyedia Jasa harus menyediakan sekurang-kurangnya 1 ( satu ) orang Ahli K3
Konstruksi sebagai Safety Officer di proyek dan bersertifikat minimal Ahli Muda K3
Konstruksi
Bagi Penyedia Jasa yang mempunyai Sub-Sub Penyedia Jasa maka tanggung jawab
Kegiatan K3 di Proyek ada pada Penyedia Jasa Utama

SK.14.3 Pelaksanaan
Tugas dan Tanggung Jawab Ahli K3 Konstruksi antara lain :
 Memastikan bahwa kebijakkan, tujuan dan sasaran K3 tercapai;
 Melakukan kegiatan pemeriksaan / inspeksi dan tindakan perbaikan;
 Melakukan kegiatan komunikasi dan pelaporan yang bersifat internal maupun
eksternal dengan para pihak yang berkepentingan.

Laporan Hasil Inspeksi/Pemeriksaan K3 meliputi laporan internal dan eksternal.


Laporan Internal adalah laporan yang dibutuhkan oleh lingkungan internal Penyedia
Jasa. Laporan internal berupa dokumentasi dalam sistem manajemen K3 yang
mencakup antara lain realisasi jadwal inspeksi, hasil komunikasi K3 internal, hasil
pemeriksaan / inspeksi dan pengujian, hasil dari tindakan perbaikan ( correction action
), hasil dari tindakan pencegahan ( preventive action ), risalah rapat dan lain – lain.
Sedangkan laporan eksternal adalah laporan yang dibutuhkan oleh Pihak Luar
Penyedia Jasa yang berkaitan dengan dengan Koordinasi Pembinaan dan
Pengedalian K3 oleh Instansi terkait dengan Pelaksanaan K3

Berkaitan dengan pembinaan dan pengendalian K3, maka diperlukan laporan kepada
instansi terkait sebagai data pemantauan untuk dievaluasi tingkat keberhasilan
pelaksanaan K3

Pihak-pihak luar yang harus diberi laporan atas pelaksanaan K3 oleh Penyedia Jasa
dalam mengerjakan pekerjaan konstruksi disuatu tempat tertentu adalah :

 Kantor Dinas Tenaga Kerja setempat dengan frekuensi pelaporan setiap 3 (tiga)
bulan sekali;
 Dinas Pekerjaan Umum setempat untuk pekerjaan tertentu yang membahayakan
publik atau kepentingan umum/ masyarakat;
 Pemda Propinsi atau Kabupaten setempat

Spesifikasi Khusus - 27
Laporan eksternal dibuat dengan menggunakan formulir yang dapat diminta pada
Dinas Tenaga Kerja setempat meliputi :
 Form – 1 : Laporan Administrasi K3 Konstruksi
 Form – 2 : Data Proyek
 Form - 3 : Check list untuk pengawasan tempat kerja kegiatan
konstruksi
 Form - 4 : Wajib Lapor Pekerjaan / Proyek Konstruksi
 Form - 5 : Data lengkap Sub - Penyedia Jasa

SK.14.4 Material
Penyedia Jasa harus menyediakan kelengkapan K3 yang berkaitan dengan material
sesuai Form – 3 Check list untuk pengawasan tempat kerja kegiatan konstruksi dan
Form – 4 wajib lapor Pekerjaan proyek konstruksi Bangunan, antara lain :
 Alat-alat APD yaitu safety helmet, safety shoes, safety belt, masker, sarung
tangan, pakaian kerja, ear plugg, kaca mata, jaring + terali pengaman,
poliklinik/RS rujukan.
 Rambu-rambu dan poster K3
 Kotak P3K
 Kelengkapan pencegahan dan penanggunglangan kebakaran
 Peralatan evakuasi / penyelamat
 Pagar pengaman proyek
 Perijinan dan status mesin-mesin/ alat
 Dan lain-lain.

SK.14.5 Dasar Pembayaran


Ketentuan – ketentuan dalam pasal ini harus dilaksanakan tanpa ada pembayaran
tambahan dan semua pembiayaan harus dianggap termasuk kedalam mata pembayaran
dalam “Daftar Kuantitas dan Harga dalam Kontrak ini”.

Spesifikasi Khusus - 28

Anda mungkin juga menyukai