Evaluasi Bulanan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH EVALUASI KERJA PRAKTIK (KP) LAPANGAN

Oleh,
Dani Irawan
NIM
112019023

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


POLITEKNIK SUKABUMI
JL. Babakan Sirna No. 25 Betnteng, Kota Sukabumi, Jawa Barat
TAHUN AJARAN 2019 - 2020
1. Bagaimana menangani bila progress mengalami minus atau tidak sesuai target?
 Membuat mini schedule satu minggu kedepan untuk mengejar keterlambatan dari
target
 Memaksiamalkan pekerjaan untuk minggu selanjutnya
 Menganalisa pekerjaan mana yang mengalami keterlambatan
 Menganalisa kembali pekerjaan mana yang dapat didahulukan tanpa menggangu
pekerjaan lainnya
 Menambah man power dan jam kerja

2. Apa fungsi catwalk pada scaffolding dan bagaimana cara pemsasangan scaffolding?

 Catwalk memiliki fungsi untuk tempat berpijak antara main frame yang digunakan
untuk akses para pekerja.

Pemasangan scaffolding dalam pengerjaan sebuah konstruksi tidak boleh dilakukan


secara sembarangan. Sebab, hal ini berkaitan dengan keselamatan pekerja konstruksi
dan lingkungan di sekitarnya. Maka penting bagi Anda yang berkecimpung dalam
dunia konstruksi bangunan mengetahui cara pemasangan scaffolding yang benar dan
aman. Berikut beberapa cara yang perlu Anda perhatikan agar pekerjaan pemasangan
scaffolding berjalan dengan lancar.

 Mulailah dari Tingkatan Paling Bawah


Cara pemasangan scaffolding sebaiknya dimulai dari bagian bawah terlebih dahulu.
Anda bisa menyelesaikannya dari tingkatan terbawah dan pastikan semua bagiannya
sudah terpasang dengan baik dan kencang. Kemudian, baru lanjutkan pemasangan
pada tingkatan selanjutnya. Sebenarnya, pemasangan pada tingkatan pertama
atau steger ini bisa Anda lakukan dengan mudah dan dilakukan sendirian.
Namun, dengan catatan Anda memiliki keahlian di bidang tersebut dan memiliki
pengalaman yang cukup. Akan tetapi jika belum memiliki keahlian tersebut sebaiknya
perlu didampingi oleh ahli maupun tenaga profesional. Mengingat bagian dasar
adalah bagian penopang penting sehingga harus dipasang dengan sempurna guna
menghindari hal-hal yang tak diinginkan nantinya.

 Pemasangan Menggunakan Alat Bantu


Setelah bagian pertama di atas terpasang dengan baik, Anda pun masih harus
melanjutkan pemasangan steger lain ke bagian atasnya. Pemasangan seperti ini tentu
tidaklah mudah dan membutuhkan tenaga yang banyak pula serta dilakukan secara
bersama-sama. Selain itu, untuk mempersingkat waktu dan meminimalisir kecelakaan
kerja bisa dengan menggunakan alat bantu dalam pemasangan.
Alat bantu tersebut biasanya berupa tali tambang yang kuat dan diangkat ke atas
secara perlahan. Penggunaan tali tambang yang kuat tidak hanya sebagai cara
pemasangan scaffolding agar efisien saja. Lebih dari itu juga melindungi para pekerja
konstruksi dari kecelakaan kerja.

 Pemasangan dengan Pipa


Kemudian, cara pemasangan scaffolding selanjutnya bisa dengan menggunakan pipa
penunjang. Fungsinya tidak lain untuk mengikat steger di bagian bangunan yang
sedang dikerjakan. Bila Anda memilih cara ini, beberapa hal yang penting
diperhatikan adalah gunakanlah pipa yang sama mulai awal hingga akhir pengerjaan
pemasangan.
Berikutnya adalah perhatikan selalu bagian pipa tersebut sebab jika kurang terawat
atau keropos tentu saja ini akan berbahaya. Lalu, untuk dasar atau fondasi
pemasangan scaffolding usahakan berada di area yang rata dan kuat guna mencegah
scaffolding patah maupun ambruk ketika digunakan.

 Pemasangan pada Ketinggian


Cara pemasangan scaffolding pada ketinggian agaknya nampak sedikit berbeda.
Sebab, tingkat keamanan untuk scaffolding yang ada di tempat tinggi perlu benar-
benar diperhatikan guna menjaga keselamatan pekerja. Salah satunya adalah ketika
melepaskan maupun mengangkat material, posisi scaffolding harus dikaitkan
ke platform atau papan dan pagar pembatasnya.
Untuk jumlah platform sendiri, agar makin aman Anda perlu menyediakan tiga buah
platform dengan pagar pembatas. Bila instalasinya menggunakan metode satu tangan,
bagian harness pada tiap bagian harus dilengkapi lanyrad dengan panjang sekitar 1.75
meter dan kait hook scaffolding yang berukuran 55 mm maupun jenis yang serupa.
3. Berapa jarak minimal stek tulangan kolom (SNI)?
 Standar Panjang sambungan besi menurut SNI yaitu 40D atau 40 kali diameter besi.
Contoh besi Ø19mm sambungannya 40 x 12 = 0,75m
4. Apa yang dimaksud dengan stop cor dan bagaimana metode pengerjaannya?
 Cara pengecoran secara bertahap berdasarkan pembagian zona pengecoran.
Pemberhentian ini sering disebut stop cor. Berhentinya tidak boleh sembarangan
karena biasa berakibat terjdinya kegagalan struktur, mulai dari keretakan sampai
kerobohan struktur, saat mengecor plat atau balok sebaiknya posisi stop cor pada ¼
bentang agar tidak mengalami keretakan

Contoh gambar pembagian zona stop cor


Pada gambar tersebut terlihat masing – masing zona cor dengan warna yang
berbeda disertai juga tanda panah sebagai penunjuk arah pengecoran beton.

Pembaian zona cor bias dilakukan dengan mempertimbangkan hal – hal sebagai
berikut:
1. Efisiensi penggunaan bekisting, ada pertimbangan beberapa maksimal penggunaan
material bekisting dan itu juga akan bias dipakai ulang beberapa kali lagi.
2. Produktifitas tenaga kerja, jumlah tukang dan kemampuan produktifitasnya akan
sangat mempengaruhi beberapa total volume m3 beton dalam satu kali cor.
3. Ketersediaan metrial bangunan, misalnya kemampuan batching plant dalam
menyuplai beton dalam satu kali permintaan tim proyek.
4. Kapasitas produksi alat, misalnya concrete pump mempunyai kapasitas produksi
berapa m3/jam
5. Volume beton untuk satu kali cor
6. Desain kekuatan struktur bangunan
7. Menyesuaikan dengan bentuk bangunan
5. Apa itu request pekerjaan?
 Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan proyek kontruksi merupakan suatu
persyaratan yang harus dilakukan kontraktor untuk mengajukan request mulai
pekerjaan, dimana request ini akan dipahami seta diteliti oleh pengawas atau
konsultan serta akan diberikan catatan atau arahan atas pekerjaan yang dimaksud.

Dalam mengajukan request bisa dibuat berdasarkan pada masing-masing sub


pekerjaan atau pada masing-masing item pekerjaan yang dapat disesuaikan, untuk
lebih simplenya biasanya pengajuan dimulai pada sub bagian pekerjaan dengan
jumlah total volume yang tertuang dalam bill of quantity, selama masing-masing item
tersebut sudah terdapat data ukur dan gambar rencana yang telah di approved serta
telah dibuatkan back up datanya.

Disamping itu diperlukan kecakapan staf quantity/pelaksana dalam membuat request


tersebut yang membuat rumusan perhitungan koefisien yang berkaitan dengan volume
yang direncanakan sehingga mendapat jumlah tenaga kerja yang akan digunakan juga
perhitungan koefisien bahan yang dikalikan dengan volume yang akan mendapatkan
hasil estimasi jumlah bahan yang akan digunakan, demikian juga dengan jumlah
peralatan, jangan sampai antara volume, penggunaan tenaga kerja, jumlah bahan
rencana dan pemakaian peralatan tidak sinkron atau terjadi jumlah yang tidak wajar.
 
Pengecekan yang akan diperiksa oleh pengawas antara lain adalah :

- Volume pekerjaan yang rencana dilaksanakan


- Lokasi Pekerjaan 
- Penggunaan Tenaga Kerja
- Penggunaan Bahan
- Penggunaan Peralatan
- Lampiran Gambar sesuai rencana
- Lampiran Back Up Sesuai rencana

Dimana request mulai pekerjaan ini juga akan menjadi catatan dan bahan evaluasi atas
pencapaian hasil kinerja yang dilaksanakan oleh kontraktor, sehingga mengajukan
request sebelum memulai pekerjaan merupakan hal yang penting serta bermanfaat
bagi kontraktor maupun pihak direksi/konsultan pengawas.

Berhubung membuat request sebelum memulai pekerjaan kepada direksi/konsultan


bukanlah hal yang sulit sebaiknya mulai membiasakan membuat request kepada
direksi.

Anda mungkin juga menyukai