Rohmah Dini Nur Kusuma
Rohmah Dini Nur Kusuma
Rohmah Dini Nur Kusuma
OBSTRUKSI INTESTINAL
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS
1 HARAPAN BANGSA
TAHUN 2020
Kata Pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR...............................................................…................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Tujuan Penulisan............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Obstruksi intestinal...........................................................................5
B. Etiologi...........................................................................................................5
C. Manifestasi Klinis...........................................................................................7
D. Patofidiologi...................................................................................................8
E. Komplikasi......................................................................................................8
F. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................9
G. Diagnosa Keperawatan............................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memaparkan konsep penyakit Obstruksi intestinal yang meliputi
definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi,
pemeriksaan penunjang, diagnosa keperawatan
2. Memahami asuhan keperawatan pada pasien Obstruksi intestinal
dengan metodologi asuhan keperawatan yang benar
BAB II
PEMBAHASAN
Obstruksi intestinal (ileus) adalah gangguan pasase dari isi usus akibat
sumbatan sehingga terjadi penumpukkan cairan dan udara di bagian proksimal
dari sumbatan tersebut. Akibat sumbatan tersebut, terjadi peningkatan tekanan
4
intraluminer dan terjadi gangguan resorbsi usus serta meningkatnya sekresi
usus. Ditambah adanya muntah akibat suatu refluks obstruksi maupun karena
regurgitasi dari lambung yang penuh mengakibatkan terjadi dehidrasi, febris
dan syok. Obstruksi ileus juga merupakan kegawatan dalam bedah
abdominalis yang sering dijumpai, merupakan 60-70% dari seluruh kasus akut
abdomen yang bukan appendicitis akut. Ileus obstruktif disebut juga ileus
mekanik.
Manifestasi klinik
· Obstruksi Usus Halus
keluhan yang timbul pada penderita dengan obstruksi intestinal yang khas adalah :
D. Patofisiologi
Menurut lokasi nya ileus obstruktif dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
obstruksi usus halus dan usus besar. Apabila obstruksi dibiarkan berlarut-
larut maka akan menyebabkan edema dari dinding usus, third spacing, dan
iskemik jaringan yang berakhir dengan peritonitis hingga kematian.
E. Komplikasi
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : penderita tampak lemah, gelisah, sesak nafas dengan perut
kembung dan tegang.Kalau obstruksi berlangsung lama dan terjadi strangulasi,
maka akan terjadi demam, penderita dehidrasi, bibir kering, turgor kulit menurun,
hipotensi, takikardi dan syok septik.
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi: Terlihat distensi, tampak gambaran usus (darm contour), tampak
gerakan usus (darm steifung), terutama pada penderita kurus.
b. Auskultasi: Terdengar suara usus meninggi (metallic sound) terutama pada
permulaan terjadinya obstruksi dan terdengarnya sangat jelas pada saat
serangan kolik. Kalau obstruksi berlangsung lama dan telah terjadi
strangulasi serta peritonitis, maka bising usus akan menghilang.
c. Palpasi: Pada obstruksi intestinal yang simple berbeda dengan obstruksi
intestinal strangulasi. Pada obstruksi intestinal strangulasi akan terjadi
8
rangsangan peritoneum akibat terjadinya peritonitis, akan terdapat tanda-
tanda : perut distensi tegang, nyeri tekan, nyeri lepas, nyeri kejang otot
(defance muscular)
d. Perkusi : Seluruh dinding abdomen nyeri ketok dan terdengar suara
tympani
Pemeriksaan Laboratorium :
a. Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan
diagnosis, tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya
dan membantu dalam resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil
laboratorium yang normal, selanjutnya ditemukan adanya
hemokonsentrasi (Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada
dehidrasi), leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal.
b. Dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin
terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik
asidosis bila ada tanda – tanda shock, dehidrasi dan ketosis
c. Darah rutin (Hb dan leukosit). Untuk mengetahui gangguan elektrolit
akibat muntah-muntah perlu diperiksa kadar Na, K, Cl, HCO3, dan Ca.
Untuk mengetahui fungsi ginjal diperiksa kadar ureum darah dan serum
kreatinin.
Pemeriksaan dubur :
Untuk mengetahui apakah ada massa dalam rectum. Adanya feces harus
diperhatikan, apakah ada darah samar, sebab adanya darah dalam feces
kemungkinan adanya lesi dari mukosa atau adanya intussusepsi.
Pemeriksaan Radiologi
a. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan
diagnosa obstruksi usus. Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh udara
dalam usus halus, tetapi tidak ada gas dalam usus. Bila foto fokus tidak
memberi kesimpulan, dilakukan radiogram barium untuk mengetahui
tempat obstruksi (Brunner
9 and Suddarth, 2001, hal 1121).
b. CT scan kadang – kadang digunakan untuk menegakkan diagnosa pada
obstruksi usus halus untuk mengidentifikasi pasien dengan obstruksi yang
komplit dan pada obstruksi usus besar yang dicurigai adanya abses
maupun keganasan
c. Radiologi
d. Penderita yang suspek obstruksi intestinal perlu dibuat foto thorax dan foto
polos abdomen dalam posisi :
1. Berbaring telentang
2. Tegak / berdiri
3. Miring ke kiri (Left lateral decubitus)
Foto thorax PA untuk mengetahui adanya udara bebas yang terletak di bawah
diafragma kanan. Bila ditemukan udara bebas menunjukkan adanya perforasi
usus.
G. Diagnosa Keperawatan
Anamnesis
Gejala yang dikeluhkan oleh pasien dengan ileus obstruktif bergantung dari lokasi
sumbatannya. Umumnya keluhan akan berupa nyeri abdomen, mual, muntah,
distensi abdomen, serta gangguan buang air besar (BAB) dan flatus. Identifikasi
dan intervensi awal merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk
menghindari terjadinya komplikasi seperti perforasi dan iskemik jaringan.
10
Nyeri dan Distensi Abdomen
Gejala pada pasien dengan obstruksi usus bagian proximal akan terlihat lebih dini
dan cepat dibandingkan bagian distal. Nyeri abdomen dapat dideskripsikan
sebagai nyeri kolik yang intermitten. Distensi abdomen tidak terlalu signifikan.
Sedangkan pada obstruksi usus besar gejala akan terlihat lebih lambat dan
kemungkinan tidak terjadi muntah. Nyeri abdomen dideskripsikan sebagai nyeri
kolik yang terjadi terus menerus.
Pada pasien yang mengalami mual dan muntah secara terus menerus perlu
dicurigai adanya tanda-tanda dehidrasi dan gangguan elektrolit.
Pola BAB dan flatus juga penting ditanyakan untuk mengetahui apakah obstruksi
berupa obstruksi total atau parsial. Pada obstruksi parsial, pasien masih dapat
BAB dan flatus namun tidak terjadi secara komplit. Sedangkan pada obstruksi
total, pasien tidak dapat BAB dan flatus sama sekali.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obstruksi intestinal (ileus) adalah gangguan pasase dari isi usus akibat sumbatan
sehingga terjadi penumpukkan cairan dan udara di bagian proksimal dari
sumbatan tersebut. Akibat sumbatan tersebut, terjadi peningkatan tekanan
intraluminer dan terjadi gangguan resorbsi usus serta meningkatnya sekresi usus.
Ditambah adanya muntah akibat suatu refluks obstruksi maupun karena
regurgitasi dari lambung yang penuh mengakibatkan terjadi dehidrasi, febris dan
syok. Obstruksi ileus juga merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang
sering dijumpai, merupakan 60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan
appendicitis akut. Ileus obstruktif disebut juga ileus mekanik.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-umum/ileus-
12
obstruktif/patofisiologi
https://www.alodokter.com/obstruksi-usus
http://bkulpenprofil.blogspot.com/2013/12/obstruksi-intestinal.html?m=1
13