Rohmah Dini Nur Kusuma

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

OBSTRUKSI INTESTINAL

Dosen Pengampu: Danang Tri Y, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:

ROHMAH DINI NUR KUSUMA (190102047)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS
1 HARAPAN BANGSA

TAHUN 2020
Kata Pengantar

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik
dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Purwokerto, 12 Juni 2020

Penyusun,

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR...............................................................…................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................3
B. Tujuan Penulisan............................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Obstruksi intestinal...........................................................................5
B. Etiologi...........................................................................................................5
C. Manifestasi Klinis...........................................................................................7
D. Patofidiologi...................................................................................................8
E. Komplikasi......................................................................................................8
F. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................9
G. Diagnosa Keperawatan............................................................................12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................................14
B. Saran...............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................15

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Obstruksi ileus merupakan kegawatan dalam bedah abdominal yang sering


dijumpai. Sekitar 20% pasien datang kerumah sakit datang dengan keluhan nyeri
abdomen karena obstruksi pada saluran cerna, 80% terjadi pada usus halus.
Obstruksi ileus adalah suatu penyumbatan mekanis pada usus

dimana menghambat proses pencernaan secara normal Penyakitini sering


terjadi pada individu yang memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang
rendah serat, dari kebiasaan tersebut akan muncul permasalahan pada kurangnya
membentuk massa feses yang menyambung pada rangsangan peristaltic usus,
kemudian saat kemampuan peristaltic usus menurun maka akan terjadi konstipasi
yang mengarah pada feses yang mengeras dan mampu menyumbat lumen usus
sehingga menyebabkan terjadinya osbtruksi. Salah satu pelayanan kesehatan yang
di lakukan di rumah sakit adalah pelayanan pembedahan. Sejalan dengan
perkembangan teknologi yang semakin maju, prosedur tindakan pembedahan pun
mengalami kemajuan pesat. Sejumlah penyakit merupakan indikasi untuk
dilakukan pembedahan adalah laparotomi. Tindakan operasi atau laparotomi
merupakan peristiwa. kompleks sebagai ancaman potensial atau aktual kepada
integritas seseorang baik bio, psiko, maupun sosial (Razid, 2010)

Angka kejadian di Indonesia menunjukan kasus laparotomi meningkat dari


162 kasus pada tahun 2005 menjadi 983 kasus pada 2006 dan 1281 kasus pada
tahun 2007 . Angka kejadian di Rumah Sakit H.Adam Malik Medan menunjukan
semakin tingginya angka terapi pembedahan abdomen tiap tahunya, pada tahun
2008 terdapat 172 kasus laparotomi, lalu pada tahun 2009 terdapat 182 kasus
pembedahan laparotomiSedangkan angka kejadian pada pasien obstruksi ileus
dengan tindakan laparotomi di ruang Cempaka III RSUD Pandan Arang Boyolali
dari bulan januari sampai bulan maret 2014 sebanyak 8 pasien. Pada pasien post
3
operasi laparotomi atas indikasi obstruksi ilues di ruang cempaka III RSUD
Pandan Arang Boyolali memerlukan perawatan khusus.Salah satu cara
penanganan pada pasien dengan obstruksi ileus adalah dengan pembedahan
laparotomi, penyayatan pada dinding abdomen. Obstruksi ileus dapat terjadi pada
setiap usia. Namun penyakit ini sering dijumpai pada orang dewasaL aparotomi
adalah suatu pembedahan yang dilakukan pada bagian abdomen untuk
mengetahui suatu gejala dari penyakit yang diderita oleh pasien.suatu kondisi
yang memungkinkan untuk dilakukan tindakan laparotomi adalah : Kanker organ
abdominal, radang selaput perut, appendisitis, pankreasitis, obstruksi ileus

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memaparkan konsep penyakit Obstruksi intestinal yang meliputi
definisi, etiologi, manifestasi klinis, patofisiologi, komplikasi,
pemeriksaan penunjang, diagnosa keperawatan
2. Memahami asuhan keperawatan pada pasien Obstruksi intestinal
dengan metodologi asuhan keperawatan yang benar

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Obstruksi intestinal

Obstruksi intestinal (ileus) adalah gangguan pasase dari isi usus akibat
sumbatan sehingga terjadi penumpukkan cairan dan udara di bagian proksimal
dari sumbatan tersebut. Akibat sumbatan tersebut, terjadi peningkatan tekanan
4
intraluminer dan terjadi gangguan resorbsi usus serta meningkatnya sekresi
usus. Ditambah adanya muntah akibat suatu refluks obstruksi maupun karena
regurgitasi dari lambung yang penuh mengakibatkan terjadi dehidrasi, febris
dan syok. Obstruksi ileus juga merupakan kegawatan dalam bedah
abdominalis yang sering dijumpai, merupakan 60-70% dari seluruh kasus akut
abdomen yang bukan appendicitis akut. Ileus obstruktif disebut juga ileus
mekanik.

B. Etiologi Obstruksi intestinal


Etiologi
Ileus obstruktif disebabkan oleh berbagai hal:
 AdhesiIleus
karena adhesi umumnya tidak disertai strangulasi. Adhesi
umumnya berasal dari rangsangan peritoneum akibat adanya
peritonitis setempat atau umum. Adhesi dapat berupa perlengketan
mungkin dalam bentuk tunggal maupun multiple, mungkin
setempat maupun luas.
 Hernia
Kelemahan atau defek pada dinding rongga peritoneum
memungkinkan penonjolankeluar suatu kantong peritoneal
(kantong hernia) sehingga segmen suatu dalaman dapat terjepit.
 Askariasis
Kebanyakan cacing askariasis hidup di usus halus bagian jejunum.
Obstruksi bisa terjadidimana-mana pada bagian usus halus, tetapi
biasanya di ileum terminal, tempat lumen paling sempit. Cacing
tersebut menyebabkan kontraksi lokal dinding usus yang
disertaireaksi radang setempat.d.
 Invaginasi
Umumnya berupa intususepsi ileosekal yang masuk naik ke kolon
asendens dan mungkinterus sampai keluar dari rektrum, dapat
mengakibatkan nekrosis iskemik pada bagian usus yang masuk
dengan komplikasi
5 perforasi dan peritonitis. Pada bayi dan anak-
anak biasanya spontan dan irreversible, sedangkan pada dewasa
jarang terjadi.e.
 Volvulus
Pemuntiran usus yang abnormal dari segmen usus. Volvulus di
usus halus agak jarangditemukan. Biasanya volvulus didapatkan di
bagian ileum.
 Kelainan congenital
Gangguan passase usus dapat berupa stenosis maupun
atresia.g.Radang kronik
 Tumor .Tumpukan sisa makanan
C. Manifestasi Klinis

 Manifestasi klinik
 · Obstruksi Usus Halus

keluhan yang timbul pada penderita dengan obstruksi intestinal yang khas adalah :

1. Nyeri perut, muntah-muntah, obstipasi, abdominal distensi, tidak flatus


dan tidak buang air besar.
2. Nyeri kram ini dapat berulang dengan interval 4-5 menit pada obstruksi
intestinal bagian proximal. Pada obstruksi intestinal bagian distal
frekwensinya bertambah jarang.
3. Setelah beberapa lama mengalami obstruksi rasa nyeri kram ini akan
berkurang atau menghilang sebab usus yang distensi gerakannya akan
berkurang atau setelah terjadi strangulasi dengan peritonitis, nyeri perut
menjadi hebat dan terus menerus.
4. Pada obstruksi intestinal proximal terjadi muntah-muntah yang profuse
dengan distensi yang ringan.
5. Pada obstruksi intestinal distal, muntah jarang dengan isi muntahan feses,
tetapi distensinya lebih hebat.
6. Meningkatnya lingkaran abdomen terjadi oleh karena pemindahan cairan
dan gas dalam lumen usus akibat obstruksi di bagian distal dari usus dan
6
colon atau pada paralitik ileus.
7. Pada tahap awal, tanda vital normal. Seiring dengan kehilangan cairan dan
elektrolit, maka akan terjadi dehidrasi dengan manifestasi klinis takikardi
dan hipotensi postural. Suhu tubuh biasanya normal tetapi kadang –
kadang dapat meningkat.
8. Dari pemeriksaan fisik didapatkan adanya demam, takikardi, hipotensi dan
gejala dehidrasi yang berat.
9. Demam menunjukkan adanya obstruksi strangulate. Pada pemeriksaan
abdomen didapatkan abdomen tampak distensi dan peristaltic meningkat
(bunyi Borborigmi). Pada tahap lanjut dimana obstruksi terus berlanjut,
peristaltic akan melemah dan hilang. Adanya feces bercampur darah pada
pemeriksaan rectal toucher dapat dicurigai adanya keganasan dan
intusepsi.

D. Patofisiologi

Patofisiologi ileus obstruktif umumnya disebabkan oleh gangguan dari


fisiologi normal usus yang berupa pencernaan makanan dan penyerapan
nutrisi, sehingga terjadi dilatasi pada bagian proximal usus. Dilatasi ini
akan meningkatkan aktivitas sekretorik dari usus yang menyebabkan
meningkatnya akumulasi cairan pada lumen yang nantinya meningkatkan
gerakan peristaltik pada bagian proximal dan distal dari sumbatan.

Menurut lokasi nya ileus obstruktif dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
obstruksi usus halus dan usus besar. Apabila obstruksi dibiarkan berlarut-
larut maka akan menyebabkan edema dari dinding usus, third spacing, dan
iskemik jaringan yang berakhir dengan peritonitis hingga kematian.

E. Komplikasi

Komplikasi yang dapat timbul


7 antara lain :

1. Peritonitis karena absorbsi toksin dalam rongga peritonium sehinnga


terjadi peradangan atau infeksi yang hebat pada intra abdomen.
2. Perforasi dikarenakan obstruksi yang sudah terjadi selalu lama pada organ
intra abdomen.
3. Sepsis, infeksi akibat dari peritonitis, yang tidak tertangani dengan baik
dan cepat.
4. Syok hipovolemik terjadi akibat dehidrasi dan kehilangan volume plasma.
5. Pneumonia aspirasi, akibat makanan yang dimuntahkan masuk kedalam
saluran pernafasan dan menumpuk di saluran pernafasan

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : penderita tampak lemah, gelisah, sesak nafas dengan perut
kembung dan tegang.Kalau obstruksi berlangsung lama dan terjadi strangulasi,
maka akan terjadi demam, penderita dehidrasi, bibir kering, turgor kulit menurun,
hipotensi, takikardi dan syok septik.

 Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi: Terlihat distensi, tampak gambaran usus (darm contour), tampak
gerakan usus (darm steifung), terutama pada penderita kurus.
b. Auskultasi: Terdengar suara usus meninggi (metallic sound) terutama pada
permulaan terjadinya obstruksi dan terdengarnya sangat jelas pada saat
serangan kolik. Kalau obstruksi berlangsung lama dan telah terjadi
strangulasi serta peritonitis, maka bising usus akan menghilang.
c. Palpasi: Pada obstruksi intestinal yang simple berbeda dengan obstruksi
intestinal strangulasi. Pada obstruksi intestinal strangulasi akan terjadi
8
rangsangan peritoneum akibat terjadinya peritonitis, akan terdapat tanda-
tanda : perut distensi tegang, nyeri tekan, nyeri lepas, nyeri kejang otot
(defance muscular)
d. Perkusi : Seluruh dinding abdomen nyeri ketok dan terdengar suara
tympani

 Pemeriksaan Laboratorium :
a. Tes laboratorium mempunyai keterbatasan nilai dalam menegakkan
diagnosis, tetapi sangat membantu memberikan penilaian berat ringannya
dan membantu dalam resusitasi. Pada tahap awal, ditemukan hasil
laboratorium yang normal, selanjutnya ditemukan adanya
hemokonsentrasi (Hematokrit yang meningkat dapat timbul pada
dehidrasi), leukositosis dan nilai elektrolit yang abnormal.
b. Dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah mungkin
terganggu, dengan alkalosis metabolik bila muntah berat, dan metabolik
asidosis bila ada tanda – tanda shock, dehidrasi dan ketosis
c. Darah rutin (Hb dan leukosit). Untuk mengetahui gangguan elektrolit
akibat muntah-muntah perlu diperiksa kadar Na, K, Cl, HCO3, dan Ca.
Untuk mengetahui fungsi ginjal diperiksa kadar ureum darah dan serum
kreatinin.

 Pemeriksaan dubur :
Untuk mengetahui apakah ada massa dalam rectum. Adanya feces harus
diperhatikan, apakah ada darah samar, sebab adanya darah dalam feces
kemungkinan adanya lesi dari mukosa atau adanya intussusepsi.

 Pemeriksaan Radiologi
a. Pemeriksaan radiogram abdomen sangat penting untuk menegakkan
diagnosa obstruksi usus. Obstruksi mekanis usus halus ditandai oleh udara
dalam usus halus, tetapi tidak ada gas dalam usus. Bila foto fokus tidak
memberi kesimpulan, dilakukan radiogram barium untuk mengetahui
tempat obstruksi (Brunner
9 and Suddarth, 2001, hal 1121).
b. CT scan kadang – kadang digunakan untuk menegakkan diagnosa pada
obstruksi usus halus untuk mengidentifikasi pasien dengan obstruksi yang
komplit dan pada obstruksi usus besar yang dicurigai adanya abses
maupun keganasan
c. Radiologi
d. Penderita yang suspek obstruksi intestinal perlu dibuat foto thorax dan foto
polos abdomen dalam posisi :
1. Berbaring telentang
2. Tegak / berdiri
3. Miring ke kiri (Left lateral decubitus)

Foto thorax PA untuk mengetahui adanya udara bebas yang terletak di bawah
diafragma kanan. Bila ditemukan udara bebas menunjukkan adanya perforasi
usus.

G. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis ileus obstruktif penting dibedakan dari gangguan motilitas usus,


misalnya karena ileus paralitik. Selain itu, pemeriksaan juga harus menggali
etiologi obstruksi, lokasi, serta komplikasinya.

Anamnesis

Gejala yang dikeluhkan oleh pasien dengan ileus obstruktif bergantung dari lokasi
sumbatannya. Umumnya keluhan akan berupa nyeri abdomen, mual, muntah,
distensi abdomen, serta gangguan buang air besar (BAB) dan flatus. Identifikasi
dan intervensi awal merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk
menghindari terjadinya komplikasi seperti perforasi dan iskemik jaringan.

10
Nyeri dan Distensi Abdomen
Gejala pada pasien dengan obstruksi usus bagian proximal akan terlihat lebih dini
dan cepat dibandingkan bagian distal. Nyeri abdomen dapat dideskripsikan
sebagai nyeri kolik yang intermitten. Distensi abdomen tidak terlalu signifikan.

Sedangkan pada obstruksi usus besar gejala akan terlihat lebih lambat dan
kemungkinan tidak terjadi muntah. Nyeri abdomen dideskripsikan sebagai nyeri
kolik yang terjadi terus menerus.

Pada pasien yang mengalami mual dan muntah secara terus menerus perlu
dicurigai adanya tanda-tanda dehidrasi dan gangguan elektrolit.

Pola Buang Air Besar

Pola BAB dan flatus juga penting ditanyakan untuk mengetahui apakah obstruksi
berupa obstruksi total atau parsial. Pada obstruksi parsial, pasien masih dapat
BAB dan flatus namun tidak terjadi secara komplit. Sedangkan pada obstruksi
total, pasien tidak dapat BAB dan flatus sama sekali.

11

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obstruksi intestinal (ileus) adalah gangguan pasase dari isi usus akibat sumbatan
sehingga terjadi penumpukkan cairan dan udara di bagian proksimal dari
sumbatan tersebut. Akibat sumbatan tersebut, terjadi peningkatan tekanan
intraluminer dan terjadi gangguan resorbsi usus serta meningkatnya sekresi usus.
Ditambah adanya muntah akibat suatu refluks obstruksi maupun karena
regurgitasi dari lambung yang penuh mengakibatkan terjadi dehidrasi, febris dan
syok. Obstruksi ileus juga merupakan kegawatan dalam bedah abdominalis yang
sering dijumpai, merupakan 60-70% dari seluruh kasus akut abdomen yang bukan
appendicitis akut. Ileus obstruktif disebut juga ileus mekanik.

B. Saran

Penulis menyadari penulisan asuhan keperawatan ini masih jauh dari


kesempurnaan dikarenakan keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena
itu, penulis mengharapan kritik dan saran dari pembaca. Penulis mengharapkan
asuhan kelerawatan ini bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.alomedika.com/penyakit/bedah-umum/ileus-
12

obstruktif/patofisiologi
https://www.alodokter.com/obstruksi-usus

http://bkulpenprofil.blogspot.com/2013/12/obstruksi-intestinal.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai