LP Askep G1P0A0 (Wenie)

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 84

STASE MATERNITAS (ANC)

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


ANTENATAL PADA NY E DENGAN
DIAGNOSA MEDIS G1P0A0

OLEH :

Wenie

( 2017.C.09a.0931 )

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

PRODI SARJANA KEPERAWATAN

TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan ini di susun oleh :


Nama : Wenie
NIM : 2017.C.09a.0931
Progam Studi : S-1 Keperawatan
Judul: Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Antenatal Pada Ny. B
dengan diagnosa G1P0A0.

Telah melakukan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menyelesaikan Praktik Pra Klinik Keperawatan 3 Progam Studi Sarjan
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Laporan keperawatan ini telah disetujui oleh :

Pembimbing

Rimba Aprianti,.S.Kep.,Ners

i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Antenatal Pada Ny. B dengan diagnosa G1P0A0”. Laporan pendahuluan ini
disusun guna melengkapi tugas (PPK 3).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Ika Paskaria, S.Kep.,Ners selaku koordinator praktik klinik 3 program
Studi Sarjana Keperawatan.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua,

Palangka Raya, 03 Mei 2021

Wenie

ii
DAFTAR ISI

COVER...........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................2
1.4.1 Untuk Mahasiswa......................................................................2
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga.........................................................2
1.4.3 Untuk Institusi...........................................................................2
1.4.4 Untuk IPTEK.............................................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA....................................................................4


2.1 Konsep Dasar Kehamilan....................................................................4
2.1.2 Definisi......................................................................................4
2.1.3 Tujuan........................................................................................4
2.1.4 Klasifikasi..................................................................................5
2.1.5 Patofisiologi ..............................................................................6
2.1.6 Manifestasi Klinis......................................................................8
2.1.7 Komplikasi.................................................................................8
2.1.9 Penatalaksanaan Medis..............................................................8
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan........................................................9
2.2.1PengkajianKeperawatan..............................................................9
2.2.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................9
2.2.3 Intervensi Keperawatan..............................................................9
2.2.4 Implementasi Keperawatan......................................................11

i
2.2.5 Evaluasi Keperawatan..............................................................11
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................13
3.1 Pengkajian...................................................................................13
3.2 Diagnosa.....................................................................................19
3.3 Intervensi.....................................................................................22
3.4 Implementasi...............................................................................26
3.5 Evaluasi.......................................................................................26

BAB 4 PENUTUP.......................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................31

LAMPIRAN

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah saat-saat krisis maturasi, saat terjadinya gangguan,
perubahan identitas peran sebagai orang tua: ibu, bapak, dan anggota keluarga
(Purwaningsih&Fatmawati, 2010). Tidak dapat dielakkan, situasi ini
menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tapi juga psikologis, timbul
pengharapan yang disertai kecemasan menyambut persiapan kedatangan bayi
(Dagun, 2012). Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks,
memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan kehamilan yang
terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari
norma-norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat
merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional yang
ringan hingga tingkat gangguan jiwa yang berat (Prawirohardjo, 2006).
Latar belakang munculnya ganguan psikologik atau kejiwaan adalah
berbagai ketidakmatangan dalam perkembangan emosional dan psikoseksual
dalam rangka kesanggupan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan situasi
tertentu termasuk kehamilan. Kadang-kadang muncul ganguan jiwa (psikosis)
dalam kehamilan. Kelainan jiwa dapat menjadi berat dalam kehamilan
(Pantikawati&Saryono, 2010). Pada wanita yang sehat secara psikologis,
kehamilan adalah satu expresi perwujudan diri dan identitasnya sebagai wanita.
Banyak wanita yang melaporkan bahwa menjadi hamil adalah suatu pengalaman
kreatif yang memuaskan suatu narsistik yang mendasar. Perilaku negatif terhadap
kehamilan seringkali disertai dengan rasa takut akan kelahiran anak atau peranan
menjadi ibu. Selama kehamilan, khususnya jika merupakan kehamilan yang
pertama, ibu merekapitulasi stadium awal perkembanganya sendiri. Rasa takut
yang tidak disadari dan khayalan yang berhubungan dengan kehamilan pertama
sering kali merupakan pusat konsep penggabungan dengan ibunya sendiri. Jika
ibunya sendiri merupakan model peran yang buruk, rasa kompetensi maternal
wanita tersebut mungkin terganggu, dan tidak adanya kepercayaan sebelum dan
sesudah kelahiran bayi terjadi (Mochtar, 2015).

1
2

Pada waktu kehamilan perasaan malu calon Ibu, secara khas menjadi lebih
memperhatikan dirinya, kurang berminat pada kegiatan luar. Ia memanfaatkan
waktu tersebut untuk membuat rencana dan penyesuaian. Perubahan alam
perasaan dari gembira ke sedih adalah keadaan yang lazim dan menyulitkan bagi
ibu dan keluarganya. Ibu sering merasakan sangat membutuhkan cinta dan kasih
sayang dari pasanganya, tetapi pasangannya yang bingung karena perubahan
emosinya. Ibu cenderung merasa agak negatif tentang perubahan tubuhnya seiring
dengan perkembangan kehamilan. Pembesaran perut yang disertai dengan gaya
berjalan seperti bebek, merasa canggung dan tidak menarik (Ladewig, 2016). Pada
primigravida atau ibu yang pertama kali hamil sering mengalami stress dalam
menghadapi persalinan. Stres emosi yang terjadi pada primigravida menyebabkan
peningkatan pelepasan corticitropic-releasing hormone (CRH) oleh hipotalamus,
yang kemudian menyebabkan pelepasan kortisol. Efek dari kortisol tersebut
adalah meningkatkan curah jantung dan tekanan darah (Corwin, 2019). Pada
trimester pertama, sebagian wanita mempunyai reaksi psikologik dan emosional
pertama yaitu kecemasan, ketakutan, kepanikan,dan kegusaran terhadap
kehamilan. Perasaan benci pada suami yang menyebabkan dia hamil dan
ditumpahkan melalui manifestasi mual, muntah, pening dan sebagainya yang
merupakan gejala hamil muda. Pada keadaan berat, dia menolak kehamilan dan
mencoba untuk munggugurkan, pada proses yang lebih parah mencoba untuk
bunuh diri.
Manifestasi lain yaitu ibu hamil muda sering meminta makanan yang aneh-
aneh yang selama ini tidak disukainya. Kemudian, pada trimester ketiga timbul
gejolak kecemasan yang tinggi menghadapi persalinan dan perasaan tanggung
jawab sebagai ibu pada pengurusan bayi yang akan dilahirkan (Mochtar, 2014).
Kecemasan itu sendiri merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir
disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari
susunan saraf autonomik (SSA). Kecemasan merupakan gejala yang umum tetapi
non spesifik yang sering merupakan suatu fungsi emosi (Kaplan & Sadock, 2017).
Kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu. Cara individu
mempertahankan diri terhadap kecemasan dapat dilihat dari gejala-gejala yang
menentukan jenis gangguan (Maramis, 2015). Berdasarkan masalah di atas
3

peneliti ingin mengetahui adakah perbedaan tingkat kecemasan trimester pertama


dan trimester ketiga pada primigravida.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah penatalaksaan proses Asuhan Keperawatan pasien dengan
G1P0A0.
1.3 Tujuan Masalah
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui, memahami dan menerapkan konsep teori dari
Kontrasepsi KB Implan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep kehamilan dengan G1P0A0.
2. Untuk mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pasien dengan
G1P0A0
3. Untuk mengetahui dan memahami pendidikan kesehatan tentang pasien
dengan G1P0A0
1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk Mahasiswa
Sebagai bahan acuan untuk menambah pengetahuan serta mendapatkan
pengalaman secara langsung dalam memberikan asuhan keperawatan Kontrasepsi
pada pasien dengan G1P0A0.
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga
Menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang pasien dengan G1P0A0.
1.4.3 Untuk Institusi ( Pendidikan dan Rumah Sakit)
1. Institusi
Menjadi masukan bagi institusi guna menambah literature atau referensi
untuk kelengkapan perkuliahan.
2. Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan masukan dalam upaya
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya penerapan asuhan
keperawatan pada pasien dengan G1P0A0.
1.4.4 Untuk IPTEK
4

Untuk menambah atau memperkaya pengetahuan dan memperoleh informasi


tentang pasien dengan G1P0A0.
5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan  merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis.  Setiap
wanita yang memiliki organ reproduksi sehat yang telah mengalami menstruasi
dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat sangat besar kemungkinanya akan mengalami kehamilan (Prawihardjo,
2008).
2.1.2 Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
1) Rahim atau uterus
Rahim yang besarnya sejempol atau beratnya 30gram akan     menjadi
1000gram saat akhir kehamilan (Ari Sulistyawati, 2009).
2) Vagina (liang senggama)
Vagina dan vulva akan mengalami peningkatan pembuluh darah karena
pengaruh estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan.
3) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung korpus luteum
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang
sempurna pada umur kehamilan 16 minggu.
4) Payudara
Payudara menjadi lebih besar, glandula Montgomery makin tampak, areola
payudara makin hiperpigmentasi (menghitam), putting susu makin menonjol.
5) Sirkulasi darah
Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi pertumbuhan
janin dalam rahim. Serum darah (volume darah) meningkat sebesar 25-30%
sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.
6) Berat badan ibu hamil bertambah
Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama
hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar 0,5 kg/minggu.

4
6

2.1.3 Perubahan Psikologis


1) Perubahan Psikologis Trimester I
Segera setelah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron kehamilan
akan meningkat dan ini akan menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi
hari, lemah, lelah dan menyebabkan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak
sehat dan sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan dan kesedihan. Sering kali biasanya pada
awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil.
Pada trimester pertama seorang ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk
lebih meyakinkan bahwa dirinya memang hamil. Setiap perubahan yang terjadi
pada tubuhnya akan selalu diperhatikan dengan seksama, karena perutnya masih
kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya
pada orang lain atau dirahasiakannya (Ari Sulistyawati, 2009).
2) Perubahan Psikologis Trimester II
Trimester kedua biasanya adalah saat ibu merasa sehat. Tubuh ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang lebih tinggi dan rasa tidak nyaman karena
hamil sudah berkurang. Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasakan
sebagai beban. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan
energi dan pikirannya secara lebih konstruktif. Pada trimester ini pula ibu dapat
merasakan gerakan bayinya dan ibu mulai merasakan kehadiran bayinya bagi
seorang diluar dari dirinya sendiri. Banyak ibu yang merasa terlepas dari rasa
kecemasan, rasa tidak nyaman seperti yang dirasakannya pada trimester pertama
dan merasakan meningkatnya libido.
3) Perubahan Psikologis Trimester III
Trimester ketiga sering kali disebut periode menuggu dan waspada sebab
pada saat itu ibu merasa tidak sabar menuggu kelahiran bayinya. Seorang ibu
mungkin mulai merasakan takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
pada waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping
itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan
perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu
memerlukan dukungan dari suami, keluarga dan bidan.
7

2.1.4 Ketidaknyamanan Umum selama Kehamilan


2.1.4.1 Nausea
Nausea terjadi pada saat perut kosong sehingga biasanya lebih parah
di pagi hari. Penyebab morning sickness masih belum diketahui secara
pasti, perubahan hormon selama kehamilan, kadar gula darah yang rendah
(mungkin disebabkan oleh tidak makan sehingga mengakibatkan siklus
yang tidak berujung pangkal), lambung yang terlalu penuh, peristaltik
yang lambat dan faktor – faktor emosi yang lain.puncak nausea dan
muntah pada wanita hamil adalah pada usia kandungan 11 minggu dan
menghilang antara umur kehamilan 14 – 22 minggu.
Cara meringankan:
1) Makan porsi kecil, sering bahkan setiap dua jam
2) Makan biskuit kering atau roti bakar sebelum beranjak dari tempat
tidur dipagi hari
3) Jangan menyikat gigi segera setelah makan untuk menghindari
stimulasi refleks gag.
4) Istirahat
5) Gunakan obat – obatan
Tanda bahaya: hiperemesis gravidarum, kehilangan berat badan, tanda –
tanda kurang gizi
2.1.4.2 Peningkatan Frekuensi berkemih (TM I dan TM III)
Frekuensi kemih meningkat pada trimester pertama terjadi akibat
peningkatan berat pada fundus uterus sehingga membuat isthmus menjadi
lunak (tanda hegar) menyebabkan antefleksi pada uterus yang membesar
akibat adanya tekananlangsung pada uterus yang membesar. Frekuensi
kemih meningkat pada trimester  ketiga sering dialami wanita
primigravida setelah lightening terjadi efek lightaning yaitu bagian
presentasi akan menurun masuk kedalam panggul dan menimbulkan
tekanan langsung pada kandung kemih.
Cara meringankan:
1) Kosongkan kandung kemih saat terasa dorongan ingin kencing
2) Banyak minum di siang hari
8

3) Kurangi minum di malam hari.


Tanda – tanda bahaya : dysuria, oliguria, asymtomatic bacteriuria
2.1.4.3 Sakit punggung Atas dan Bawah
Karena tekanan terhadap akar syaraf sehingga kejang otot, ukuran
payudara yang semakin bertambah atau keletihan. Sebagian besar
disebabkan karena perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut karena
titik berat badan berpindah kedepan disebabkan perut yang membesar. Ini
diimbangi dengan lordosis yang berlebihan dan sikap ini dapat
menimbulkan spasmus
Cara penanganan :
Istirahat cukup, menggunakan penyokong abdomen eksternal,  gunakan
mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat benda.
2.1.4.4 Hiperventilasi dan sesak nafas
Peningkatan jumlah progesteron selama kehamilan mempengaruhi
pusat pernapasan untuk menurunkan kadar karbondioksida dan
meningkatkan kadar oksigen. Peningkatan aktivitas metabolis yang terjadi
selama kehamilan akan meningkatkan karbondioksida. Hiperventilasi
akan menurunkan karbon dioksida. Sesak nafas terjadi pada trimester III
karena pembesaran uterus yang menekan diafragma. Selain itu diafragma
mengalami elevasi kurang lebih 4 cm selama kehamilan
Cara penanganan :
1) Menjelaskan dasar fisiologis masalah tersebut
2) Mendorong wanita untuk secara sadar mengatur kecepan dan
kedalaman pernafasannya saat sedang mengalami hiperventilasi
3) Anjurkan wanita berdiri dan mereganggan tangannya diatas kepalanya
secara berkala dan mengambil nafas dalam
4) Instruksikan melakukan peregangan yang sama ditempat tidur seperti
saat sedang berdiri.
2.1.4.5 Edema Dependen
Terjadi karena gangguan sirkulasi vena dan peningkatan tekanan
vena pada ekstrimitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena
panggul pada saat duduk/ berdiri dan pada vena cava inferior saat tidur
9

terlentang. Edema pada kaki yang menggantung terlihat pada pergelangan


kaki dan harus dibedakan dengan edema karena preeklamsi.
Cara penanganan :
1) Hindari menggunakan pakaian ketat
2) Elevasi kaki secara teratur setiap hari
3) Posisi menghadap kesamping saat berbaring
4) Penggunaan korset pada abdomen yang dapat melonggarkan tekanan
vena-vena panggul
2.1.4.6 Nyeri ulu hati
Ketidaknyamanan ini mulai timbul menjelang akhir trimester II dan
bertahan hingga trimester III.
Penyebab :
1) Relaksasi sfingter jantung pada lambung akibat pengaruh yang
ditimbulkan peningkatan jumlah progesteron.
2) Penurunan motilitas gastrointestinal yang terjadi akibat relaksasi otot
halus yang kemungkinan disebabkan peningkatan jumlah progesteron
dan tekanan uterus
3) Tidak ada ruang fungsional untuk lambung akibat perubahan tempat
dan penekanan oleh uterus yang membesar
Cara penanganan :
1) Makan dalam porsi kecil tetapi sering untuk menghindari lambung
menjadi terlalu penuh
2) Pertahankan postur tubuh yang baik supaya ada ruang lebih besar bagi
lambung untuk menjalankan fungsinya
3) Hindari makanan berlemak, karena lemak mengurangi motilitas usus
dan sekresi asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan.
4) Hindari makanan pedas atau makanan lain yang dapat menyebabkan
gangguan pencernaan.
2.1.4.7 Konstipasi
Terjadi akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos
usus besar ketika terjadi peningkatan progesteron
Cara penanganan :
10

1) Asupan cairan yang adekuat


2) Istirahat cukup
3) Minum air hangat ( air putih, teh ) saat bangkit dari tempat tidur untuk
menstimulasi peristaltik
4) Makan makanan berserat dan mengandung serat alami
5) Miliki pola defekasi yang baik dan teratur
6) Lakukan latihan secara umum, berjalan tiap hari, pertahankan postur
tubuh yang bai, mekanisme tubuh yang baik, kontraksi otot abdomen
bagian bawah secara teratur
2.1.4.8 Kram tungkai
Terjadi karena asupan kalsium tidak adekuat, atau ketidakseimbangan
rasio dan fosfor.selain itu uterus yang membesar memberi tekanan
pembulu darah panggul sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf
yang melewati foramen doturator dalam perjalanan menuju ekstrimitas
bawah.
Cara penanganan :
1) Minta wanita meluruskan kaki yang kram dan menekan tumitnya
( dorsofleksikan kakinya )
2) Dorong wanita untuk melakukan latihan umum dan memiliki
kebiasaan mekanisme tubuh yang baik guna meningkatkan sirkulasi
darah
3) Anjurkan elevasi kaki secara teratur sepanjang hari
4) Anjurkan diet mengandung kalsium dan fosfor
2.1.4.9 Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pusat gravitasi menyebabkan wanita mengambil postur dengan
posisi bahu terlalu jauh kebelakang sehingga menyebabkan penekanan
pada saraf median dan aliran lengan yang akan menyebabkan kesemutan
dan baal pada jari-jari
Cara penanganan :
1) Menjelaskan penyebab dari kesemutan dan baal jari-jari
2) Berbaring rileks (Helen Varney, 2007).
11

2.1.5 Kebutuhan Ibu Hamil


a. Kebutuhan Fisik ibu Hamil
1) Kebutuhan oksigen
Selama kehamilan kebutuhan oksigen ibu hamil meningkat sebanyak
20%. Hal ini disebabkan karena selam kehamilan pembesaran uterus
dapat menekan diafragma sehingga tinggi diafragma bergeser 4cm dan
kapassitas total (paru-paru berkurang 5%).
2) Kebutuhan nutrisi
Pada prinsipnya nutrisi selama kehamilan adalah makanan sehat dan
seimbang yang harus di konsumsi ibu selama masa kehamilannya
meliputi karbohidrat, protein, (60gr/hari), lemak,vitamin, dan mineral.
3) Kebutuhan personal hygiene
Macam-macam personal hygiene ibu hamil meliputi mandi, perwatan
mulut ,perawatan kulit, perawatan payudara, dan pakaian.
4) Kebutuhan eliminasi
Eliminasi urine dapat meningkat pada kehamilan trimester I dan
trimester III karena adannya penekanan kandung kemih.
Eliminasi alvi cendrung tidak teratur karena adannya relaaksasi otot
polos dan kompresi usus bawah oleh uterus yang membesar pada
kehamilan dan serta karena adannya aksihormonal yang dapat
mengurangi gerakan peristaltik usus.
5) Kebutuhan seksual
Biasanya gairah seksual ibu amil akan menurun pada trimester I dan
trimester III sedagkan pada trimester II gairah ibu akan kembali.
6) Kebutuhan Mobilitas
Ibu hamil boleh melakukan olahraga asal tidak terlalu capek/ad resiko
cidera bagi ibu/ janin. Ibu hamil dapat melakukan mobilitas misalnya
denganberjalan-berjalan.Hindarigerakan melonjak,meloncat/mencapai
benda yang lebih tinggi.
7) Istirahat dan tidur
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup ,setidaknya 1,5 jam pada siang hari
dan 8-11 jan pada malam hari.
12

8) Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu, misalnya tetanus neonatorum.
9) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan
fisik / fisiologis, persiapan psikologis, persiapan keuangan, persiapan
tempat melahirkan, persiapan transportasi dan persiapan barang-
barang kebutuhan ibu dan bayi.
b. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
 Support Keluarga
Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untukmempererat ikatan
keluarga. Sebaiknya keluarga menjalin komunikasi yangbaik, dengan
itu untuk membantu ia dalam menyesuaikan diri dan menghadapi
masalah selama kehamilannya karena sering kali merasa
ketergantungan atau butuh pantauan orang-orang di sekitarnya.
 Support dari Tenaga Kesehatan
Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama ibu
hamil, membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu dan
mengenal serta menghindari kemunglinan komplikasi. Selain itu
petugas kesehan juga berperan dalam membantu untuk
mempersiapkan untuk menjadi orang tua dan dalam mewujudkan
kesehatan yang optimal.
 Persiapan Menjadi Orang Tua
Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk
membantu menyelesaikan ketakutan dan kehawatiran yang dialami
para calon orang tua.
 Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki nanak hal ini
bertujuan untuk memudahkan anak sebelumnyaq beradaptasi dan
menerima kenyataan terhadap kehidupan atau suasana lingkungan
mereka yang baru (Bobak, 2004).
13

2.1.6 Pemeriksaan Penunjang


a. Pemeriksaan laboratorium
Wanita hamil diperiksa urinnya untuk mengetahui kadar protein
glukosanya, diperiksa darah untuk mengetahui faktor rhesus,
golongan darah, Hb dan penyakit rubella

Tes Lab Nilai Normal Nilai Tidak Diagnosis Masalah


Normal Terkait
Hemoglobin 10,5-14,0 <10,5 Anemia
Protein Urin Terlacak/negatif Protein urine
Bening/negatif
Glukosa dalam Warna hijau Kuning, Diabetes
urin orange, coklat
VDRL/RPR Negatif Positif Syphilis
Faktor rhesus Rh + Rh- Rh sensitization
Golongan Darah A B O AB - Ketidakcocokan
ABO
HIV - + AIDS
Rubella Negatif Positif Anomali pada janin
jika ibu terinfeksi
Feses untuk Negatif Positif Anemia akibat
ova/telur cacing cacing
dan parasit

b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen
dilakukan pada kondisi – kondisi. Diperlukan tanda pasti hamil.
Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi.
Mencari sebab dari hidraamnion. Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan.  Penentuan umur
gestasi dan penafsiran ukuran fetal.  Mengetahui posisi
14

plasenta.  Mengetahui adanya IUFD.   Mengetahui pergerakan


janin dan detak jantung janin. (Marjati dkk, 2010).
15

2.2 Konsep Manajemen Asuhan Keperawatan Pada Masa kehamilan


2.2.1 Pengkajian
Pengkajian pada klien selama masa kehamilan difokuskan pada penggalian
data dasar tentang informasi status terkini dari klien mengenai berkurangnya sel
darah merah dapat disebabkan oleh kekurangan kofaktor untuk eritropoesis,
seperti asam folat, vit.B12, dan besi. Pada saat kehamilan banyak penyakit yang
dapat muncul seperti anemia, karena semua sistem organ dapat terlibat,maka
dapat menimbulkan manifestasi klinis yag luas. Oleh karena jumlah efektif sel
darah merah berkurang, maka lebih sedikit oksigen yang dikirimkan ke jaringan.
2.2.1.1 Keluhan utama
Pada klien anemia biasanya keluhan utamanya biasanya mengeluh cepat
lelah.
2.2.1.2 Riwayat kesehatan
2.2.1.3 Riwayat penyakit dahulu:
1) Apakah klien sebelumnya pernah menderita penyakit lain
2) Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangka lama
3) Apakah pernah menderita penyakit malaria
4) Apakah pernah mengalami pembesaran limfe
5) Apakah pernah mengalami penyakit keganasn yang tersebar seperti kanker
payudara,leukimia,dan multipel myeloma
6) Adakah pernah kontak dengan zat kimia toksik dan penyinaran dengan
radiasi
7) Apakah pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan ginjal dan hati
8) Apakah pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi endokrin
2.2.1.4 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum klien pucat.Ini diakibatkan oleh berkurangnya
volume darah, berkurangnya hemoglobin, dan vasokonstriksi untuk
memperbesar pengiriman oksigen ke organ-organ vital. Karena faktor-
faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan kedalaman serta distribusi kapiler
memengaruhi warna kulit, maka warna kulit bukan merupakan indeks
pucatyang dapat diandalkan.Warna kuku, telapak tangan, dan membran
16

mukosa bibir serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai
kepucatan.
Pemeriksaan fisik yang dikaji adalah pemeriksaan per sistem B1-B6 (Wong,
2010)
1) Sistem pernapasan B1 (Breathing)
Dispnea (kesulitan berpanas), napas pendek, dan cepat lelah waktu
melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya
pengiriman oksigen.
2) Sistem Kardiovaskuler B2 (Bleeding)
Takikardia dan bising jantung menggambarkan beban kerja dan
curah jantung yang meningkat, pucat pada kuku, telapak tangan, serta
membran mukosa bibir dan konjungtiva.Keluhan nyeri dada bila
melibatkan arteri koroner. Angina (nyeri dada), khususnya pada klien usia
lanjut dengan stenosis koroner dapat diakibatkan karena iskemia
miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan gagal jantung
kongestif sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat
menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat
3) Sistem Neurologis B3 (Brain)
Disfungsi neurologis, sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus
( telinga berdengung )
4) Sistem Endokrine B4 (Bladder)
Gangguan ginjal, penurunan produksi urine
5) Sistem Eliminasi B5 (Bowel)
Penurunan intake nutrisi disebabkan karena anoreksia, nausea, konstipasi
atau diare, serta stomatitis ( sariawan lidah mulut)
6) Sistem Muskuluskeletal B6 (Bone)
Kelemahan dalam melakukan aktivitas
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
2) Resiko tinggi cidera berhubungan dengan gangguan kesadaran.
3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penurunan O2 kejaringan
17

4) Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan ikatan O2 dengan


Hb, penurunan konsentrasi Hb dalam darah.
5) Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah,
tidak mau makan
6) Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan sistem pertahanan tubuh.
7) Resiko perdarahan berhubungan dengan penurunan faktor pembekuan darah
2.2.3 Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 :
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan klien
melaporkan peningkatan intoleransi aktifitas.
Kriteria Hasil:
1) Menunjukkan pernafasan normal.
2) Mendapatkan istirahat yang cukup.
3) TD dalam keadaan normal
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Observasi adanya tanda kerja fisik Merencanakan istirahat yang
(dispnea, sesak nafas, kunang- tepat.
kunang, keletihan
2 Antisipasi dan bantu dalam aktifitas
Mencegah terjadinya kelelahan
kehidupan sehari-hari. akibat aktifitas.
3 Beri pengalihan aktifitas bermain.
Meningkatkan istirahat dengan
tenang serta mencegah kebosanan
dan menarik diri.
4 Pilih teman sekamar yang sesuai Mendorong kepatuhan pada
dengan usia dan minat yang sama kebutuhan istirahat.
5 Pertahankan posisi fowler tinggi. Terjadi pertukaran udara yang
optimal
6 Ukur tanda vital selama istirahat. Menentukan nilai dasar
perbandingan selama periode
aktifitas.
Diagnosa 2
Resiko tinggi cidera berhubungan dengan gangguan kesadaran
Tujuan:
18

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan anak tidak


mengalami cidera.
Kriteria Hasil:
1) Anak tidak menunjukkan tanda-tanda cidera fisik dan tetap tenang.
2) Mental dalam keadaan stabil
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Longgarkan penggunaan pakaian Dapat membatasi gerakan dan
pernafasan.
2 Singkirkan benda-benda yang dapat Menghindari terjadinya cidera.
menimbulkan cidera.
3 Bila mungkin posisikan anak Meningkatkan ventilasi yang
dengan kepala pada garis tengah. adekuat.
4 Jangan mengharapkan anak untuk Akibat adanya kerusakan
selalu melakukan instruksi. kesadaran
5 Tetaplah bersama anak dan Anak mungkin bingung dan takut.
tenangkan anak sampai mereka
sadar.
Diagnosa 3
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penurunan O2 kejaringan
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan anak
menyatakan nyeri reda/ kontrol.
Kriteria Hasil:
1) Menunjukkan postur badan rileks.
2) Bebas bergerak.
3) Mampu istirahat dengan tepat.
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Kaji keluhan nyeri, lokasi dan Nyeri pada anemia membuat
lamanya (skala 0-10). hipoksia dan dapat menimbulkan
infark.
2 Observasi petunjuk nyeri non verbal. Petunjuk non verbal yang dapat
Misal: denggan bergerak, ekspresi membantu mengevaluasi nyeri
wajah. dan keefektifan terapi.
3 Biarkan anak mengambil posisi yang Meningkatkan kenyamanan dan
nyaman misal gunakan posisi miring, resiko terjadinya cedera
tinggikan kepala sedikit pada tempat menurunkan nyeri dan
19

tidur tanpa menggunakan bantal. meningkatkan kenyamanan.


4 Lakukan pijatan lokal hati-hati pada Membantu menurunkan
area luka. tegangan otot.
5 Lakukan kompres hangat, basah Hangat menyebabkan
untuk sendi yang sakit/nyeri. vasodilatasi, meningkatkan
sirkulasi. Dingin menyebabkan
vasokontriksi.
Diagnosa 4
Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan ikatan O2
dengan Hb, penurunan konsentrasi Hb dalam darah.
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan
menunjukkan tingkat perfusi jaringan yang sesuai.
Kriteria Hasil:
1) Tidak ada sianosis sentral atau perifer.
2) Kulit hangat atau kering.
3) Status mental biasa.
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Observasi perubahan status mental. Gelisah, bingung, disorientasi atau
perubahan sensori atau motor
dapatmenunjukkan aliran darah,
hipoksia atau cidera faskuler
serebral (CSV) sebagai akibat
emboli sistemik.
2 Observasi warna dan suhu kulit Kulit pucat/sianosis, kaku
atau membrane mukosa. membrane bibir atau lidah
menunjukkan vasokontriksi/ syok
dan gangguan aliran sistemik.
3 Berikan oksigen tambahan sesuai Memaksimalkan transport oksigen
indikasi. ke jaringan.
4 Tinggikan kaki atau telapak bila di Menurunkan status vena di kaki
tempat tidur atau kursi. dan pengumpulan darah pada
vena pelvis untuk menurunkan
resiko pembentukan thrombus.
5 Kaji untuk respon verbal melambat, Dapat mengindikasikan gangguan
mudah terangsang, bingung. fungsi serebral karena hipoksia
atau defisiensi vitamin B12.
Diagnosa 5
20

Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, tidak mau
makan
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan anak
mendapatkan kebutuhan nutrisi yang tepat.
Kriteria Hasil:
1) Berat badan anak kembali normal.
2) Anak mendapatkan suplemen yang dibutuhkan missal (Fe)
3) Tidak mengalami tanda malnutrisi.
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Berikan susu pada bayi sebagai Terlalu banyak minum susu, akan
makanan suplemen setelah
menurunkan masukan makanan
makanan padat diberikan. padat..
2 Sajikan makanan sedikit tapi sering
Mengurangi resiko penurunan
dari pada 3 kali dalam porsi besar.
terjadi muntah.
3 Instruksikan keluarga untuk
Memenuhi kebutuhan nutrisi dan
memberikan asupan makanan yang suplemen yang dibutuhkan oleh
cukup dan suplemen (Fe). tubuh.
4 Dorong anak untuk makan semua Anak mungkin hanya makan
makanan atau makanan tambahan. sedikit karena kehilangan minat
pada makanan serta mengalami
mual.
5 Berikan pilihan makanan yang Makanan yang mereka makan
mereka sukai. pasti dihabiskan.
6 Ukur masukan diet harian dengan Memberikan informasi tentang
jumlah kalori. kebutuhan pemasukan atau
defisiensi.
Diagnosa 6
Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan sistem pertahanan tubuh
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam mampu untuk
mengidentifikasi perilaku untuk mencegah menurunkan infeksi.
Kriteria Hasil:
1) Anak dan keluarga.
2) Anak tidak menunjukkan bukti infeksi
Intervensi
21

No Intervensi Rasional
1 Tingkatkan cuci tangan yang baik Mencegah terjadinya kontaminasi
oleh pemberi perawatan dan anak. bakterial.
2 Pertahankan teknik aseptik ketat Menurunkan resiko infeksi bakteri.
pada prosedur perawatan.
3 Berikan perawatan kulit. Menurunkan resiko kerusakan kulit
atau jaringan.
4 Lindungi anak dari kontak dengan Meminimalkan pemajanan pada
individu yang terinfeksi. organisme infektif.
5 Pantau suhu. Adanya bukti infeksi dan
membutuhkan pengobatan.
Diagnosa 7
Resiko perdarahan b/d penurunan faktor pembekuan darah
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam diharapkan anak dapat
mnurunkan resiko perdarahan.
Kriteria Hasil:
1) Mempertahankan homeastasis dengan tanpa perdarahan.
2) Menunjukkan perilaku penurunan resiko perdarahan.
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Awasi nadi, TD, dan CVP bila Peningkatan nadi dengan
ada. penurunan TD dan CVP dapat
menunjukkan kehilangan volume
darah sirkulasi, memerlukan
evaluasi lanjut.
2 Catat perubahan mental atau Perubahan dapat menunjukkan
tngkat kesadaran perbahan perfusi jaringan serebral
sekunder terhadap hipoolemia,
hipoksemia.
3 Dorong menggunakan sikat gigi Pada adanya gangguan faktor
halus pembekuan, trauma minimal dapat
menyebabkan perdarahan mukosa.
4 Gunakan jarum kecil untuk Meminimalkan kerusakan jaringan,
injeksi, tekan lebih lama pada menurunkan resiko
bagian bekas suntikan. perdarahan/hematoma
5 Hindarkan penggunaan produk Koagulasi memanjang, berpotensi
yang mengandung aspirin untuk resiko perdarahan.
kolaborasi
6 Awasi Hb/Ht dan faktor Indikator anemia, perdarahan aktif/
22

pembekuan terjadinya komplikasi (contoh:


KID)
7 Berikan obat sesuai indikasi. Menungkatkan sintesis protombin
Vitamin tambahan (contoh: vit K, dan koagulasi
D, C)

2.2.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.Jenis tindakan pada
implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan
kolaborasi,dan tindakan rujukan ketergantungan. Implementasi tindakan
keperawatan disesuaikan dengan rencana tindakan keperawatan.Pada situasi
nyata sering implementasi jauh berbeda dengan rencana.Hal ini terjadi
karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana tertulis dalam
melaksanakan tindakan keperawatan. Yang biasa adalah rencana tidak
tertulis yaitu apa yang dipikirkan, di rasakan, itu yang dilaksanakan.
Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal,
dan juga tidak memenuhi aspek legal.Sebelum melaksanakan tindakan yang
sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah
rencana tindakan masih sesuai dan di butuhkan klien sesuai dengan kondisi
saat ini.Perawat juga menilai diri sendiri, apakah mempunyai kemampuan
interpersonal, intelektual, teknik sesuai dengan tindakan yang dilaksanakan.
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada
tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan
dapat berhasil atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 2010). Perawat menemukan
reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah di berikan dan
menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat di
terima. Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.
Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien
untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau
intervensi keperawatan. Menentukan target dari suatu hasil yang ingin
dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dan klien. Evaluasi
berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses
23

evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana


asuhan keperawatan. Termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan
keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan
pengetahuan konsep dalam teladan dari keperawatan.
24

BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Wenie


NIM : 2017.C.09a.0931
Ruangan Praktik :-
Tanggal & Jam Pengkajian : 03 Mei 2021 Pukul 10.00 WIB

PENGKAJIAN

I. IDENTITAS KLIEN & PENANGGUNGJAWAB


A. Identitas Klien
Nama : Ny.B
Tempat / tanggal lahir : Gunung mas, 12 Agustus 1989
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Golongan Darah : AB
Alamat : Jln Tingang VI
Diagnosa Medis : G1P0A0
Penghasilan Per Bulan : 2.500.000-,
Tanggal Masuk RS : 03 Mei 2021
Tanggal Pengkajian : 03 Mei 2021
Nomor Rekam Medik : 98.00.xx
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.D
Umur : 38 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Dayak
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Golongan Darah :O
Alamat : Jln Tingang VI
Hubungan dengan Klien : Suami
II. STATUS KESEHATAN
1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama : Saya ingin memeriksakan
kehamilan saua yang pertama
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) : Klien datang dalam
kondisi sehat karena ingin memeriksakan kehamilan yang pertama
25

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami : Klien tidak


memiliki penyakit riwayat penyakit menular ataupun riwayat operasi
sebelumnya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Keluarga tidak memiliki riwayat
penyakit menular
III. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI
Riwayat Ginekologi:
a. Riwayat Menstruasi :
C. Haid
Menarche : Ibu mengatakan menarche pada usia 15 tahun
Lamanya : Ibu mengatakan lama menstruasi 5-6 hari
Siklusnya : Ibu mengatakan siklus haidnya 28 hari

Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) :


Cair/gumpalan
Gangguan sewaktu menstruasi : Nyeri saat menstruasi
Gejala pre menstruasi : Nyeri putting susu
HPHT : 28 Oktober 2020
Taksiran Persalinan : 09 Juni 2021
a. Riwayat Perkawinan (suami dan
isteri) :
Usia Pernikahan : 2 Tahun
Lamanya Pernikahan : 2 Tahun
Pernikahan Ke :1
b. Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : Kontrasepsi
suntik 3 bulan
Waktu dan lamanya penggunaan : 2 Tahun
Apakah ada masalah dengan cara tersebut : Menstruasi tidak teratur
Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang :
Tidak menggunakan kontrasepsi
Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : 2
Riwayat Obstetri :
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G 1 P 0 A0

Um Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keada
ur
No partu partu Penolon kelami BB Ha Lahi Nifa an
ham Bayi
s s g n mil r s Anak
il
26

Keterangan :
 Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi
saluran perkemahan, perdarahan, premature, dll
 Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi ………,
perdarahan, kejang-kejang, dll
 Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll
 Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat,
meninggal dalam kandungan, meninggal setelah lahir, dll
 Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian :
…………………………………………
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
 Amenorhoe : Tidak ada
 Keluhan waktu hamil : Mual, muntah dan tubuh udah
lelah
 Gerakan anak pertama di rasakan : terasa pada usia 5
bulan
 Imunisasi : Tidak ada
 Penambahan BB selama hamil : 5 kg
 Pemeriksaan kehamilan : teratur /
 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : Rumah sakit

IV. PEMERIKSAAN FISIK


Subjektif Objektif
0
a. Keadaa Suhu 36,7 C
n Umum Nadi 90 x/menit
BB sebelum hamil 57kg Tekanan Darah 120/70 x/menit
BB 62 kg
Tinggi Badan 154 cm
Kesadaran Compos mentis
Turgor Kulit teraba halus

Simetris , tidal ada benjolan atau


b. Kepala pembengkakan

Hyperpigmentasi Tidak ada


27

c. Muka Cloasma gravidarum : Tidak ada


Rasa bengkak? Edema : Tidak ada
……………………………. Simetris : Tidak ada
Mukosa mulut & bibir : Bersih
Keadaan gigi : Rapid an lengkap
Fungsi Pengecapan : Baik
d. Mulut Keadaan Mulut : Tidak ada
Keluhan pembengkakan
…………………………………... Fungsi menelan : Baik

Ukuran pupil : 2/2


Konjungtiva : Anemis
Sklera : Putih
e. Mata Fungsi Penglihatan : Baik
Keluhan Reaksi alergi : Tidak ada
…………………………………... Pernah flu : ada
Frekuensinya dalam 1 tahun : 3x
Perdarahan/peradangan : Tidak
f. Hidung ada
Keluhan Keadaan/kebersihan : Tidak ada
…………………………………...
Keadaan : Simetris
Fungsi pendengaran : Baik

Pembesaran kel.Tyroid : Tidak


g. Telinga ada
Keluhan Distensi vena jugularis : Tidak
…………………………………... ada
Pembesaran KGB : Tidak ada
h. Leher
Pembengkakan Sesak napas: Tidak ada
…………………………... Batuk : Tidak ada
Sakit dada : Tidak ada
i. Daerah Suara napas : Tidak ada
dada
Jantung dan paru-paru ….
………………... Bunyi jantung : Tidak ada
Palpitasi : Tidak ada

Payudara : Simetris, tidak ada


28

peradangan atau pembengkakan


Tidak ada asites
j. Abdom
en Ukuran panggul luar :
- Distantia spinarum Tidak
k. Genital dikaji
ia Eksterna - Distantia cristarum Tidak
dikaji
l. Anus
- Conjugata externa Tidak
dikaji
m. Ekstre
- Lingkar panggul Tidak
mitas atas dan bawah
dikaji
n. Pemeri
ksaan Panggul Ukuran panggul dalam :
- Promonotorium : Tidak
dikaji
- Linea inominata : Tidak
dikaji
- Dinding samping : Tidak
dikaji
- Spina Ischiadika : Tidak
dikaji
- Sacrum : Tidak dikaji
- CV ………….…...…. CD
………….….…...

V. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI


1. Pola Nutrisi : Rutin konsumsi sayur dan
buah
2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) : 5-6 kali sehari
b. Buang Air Besar (BAB) : 2x sehari
3. Pola tidur dan istirahat : Sering tidur siang
4. Pola aktivitas dan latihan : Sering berjalan sekitar
perumahan
5. Personal Hygiene :
Kulit : Bersih
Rambut : tampak rapi
Mulut & Gigi : Bersih
Pakaian : Bersih dan rapi
Kuku : Bersih
29

Vulva Hygiene : Bersih


6. Ketergantungan fisik :
Merokok : Tidak ada
Minuman Keras : Tidak ada
Obat-obatan : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
VI. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL
1. Pola pikir dan persepsi
a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi
ASI dan merawat bayi : Belum terlalu memahami
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI
pada bayinya : Iya
c. Jenis kelamin yang diharapkan : Semua sama
saja dan bersyukur
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah :
Suami
e. Apakah hamil ini diharapkan : Sangat
diharapkan
2. Persepsi diri
 Hal yang amat di pikirkan saat ini : Kesehatan calon bayi
 Harapan setelah menjalani perawatan : Calon bayi sehat
 Perubahan yang dirasa setelah hamil : Badan semakin
gendut
3. Konsep diri
 Body image : Pasien menyukai tubuhnya
 Peran : Pasien seorang ibu rumah tangga
 Ideal diri : Pasien membantu suami membersihkan rumah
 Identitas diri : Pasien seorang ibu dan ibu rumah tangga
 Harga diri : Pasien sangat bangga menjadi seorang ibu
4. Hubungan/komunikasi
 Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu
mengerti orang lain?
 Bahasa utama : Bahasa Dayak
 Yang tinggal serumah : Suami
 Adat istiadat yang di anut : Budaya dayak
 Yang memegang peranan penting dalam keluarga : Suami
dan istri
 Motivasi dari suami : Selalu mendampingi saat
pemeriksaan kehamilan
 Apakah suami perokok : Tidak
 Kesulitan dalam keluarga Tidak ada
5. Kebiasaan seksual
30

 Gangguan hubungan seksual : Selama hamil tidak


melakukan hubungan seksual
 Pemahaman terhadap fungsi seksual : Takut keguguran
jika melakukan hubungan seksual
6. Sistem Nilai – Kepercayaan
 Siapa dan apa sumber kekuatan : Kristen protestan
 Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk
anda : Penting
 Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan
(macam dan frekuensi) :
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan
selama di RS : Rajin beribadah pada hari minggu

VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
 HB 13 mhg Golongan Darah/Rh :
AB
 Gula Darah 120 d/L Leukosit -
 VR/VDRL : -
2. Urine
 Protein : Negatif Sedimen : -
 Reduksi : Negatif
3. Pemeriksaan tambahan
USG TM III : Janin tunggal, DJJ positif, BPD/FL 34/35 minggu,
Plasenta fundus, EDD 23/03/2021, Ketuban cukup, EFW 2063 gram.

VIII. PENGOBATAN : -

Nama Mahasiswa:

Wenie
(2017.C.09a.0731)
31

ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS: Kurang terpapar Informasi Ansietas
- Ibu mengatakan saya terkait masa kehamilan

agak takut saat hamil


karena belum pernah
sebelumnya
DO
- TD : 110/70 mmHg
- HR : 88 x/mnt
- RR : 21 x/mnt
- Ibu tampak cemas
- Ibu tampak bingung
- Ibu selalu bertanya
tentang masa
kehamilan dan gejala
jika ada penyakit
penyerta
- Ibu tampak gelisah
DS: Kurangnya informasi Defisit Pengetahuan
- Ibu mengatakan tidak tentang masa kehamilan
banyak tahu
informasi terkait
kehamilan karena
pertama kali
DO:
- Ibu selalu bertanya
tentang masa
kehamilan
32

- Ibu tampak bingung


-Ibu tampak cemas
-Ibu tampak gelisah
-pendidikan terakhir
SMA
33

1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi ditandai dengan


ibu tampak gelisah, ibu tampak cemas, ibu tampak bingung, ibu selalu
bertanya tentang masa kehamilan, TTV TD: 120/70 mmHg, HR: 88 x/mnt,
RR: 21 x/mnt.
2. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi ditandai
dengan ibu tampak gelisah, ibu tampak cemas, ibu tampak bingung, ibu
selalu bertanya tentang pemasangan, pendidikan terakhir SMA.
34

PRIORITAS MASALAH
35

RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien :Ny. B


Ruang Rawat :

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional


3. Ansietas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat kecemasan (ringan, 1. Mengetahui tingkat kecemasan klien
berhubungan dengan selama 1x4 jam diharapkan sedang, berat) dan tindakan yang akan dilakukan
ansietas dapat teratasi dengan 2. Berikan lingkungan yang nyaman 2. Memberi ketenangan pada ibu
kurang terpaparnya
Kriteria hasil: 3. Anjurkan ibu untuk memilih posisi 3. Agar ibu merasa nyaman
informasi ditandai nyaman 4. Agar ibu mengetahu tentang masa
- Ibu tampak tenang 4. Berikan edukasi tentang masa kehamilan
dengan ibu tampak
- Cemas berkurang kehamilan 5. Membantu ibu mengungkapkan
gelisah, ibu tampak
5. Berikan dorongan dan kesempatan perasaan dan kecemasannya
cemas, ibu tampak - Tidak menunjukkan perilaku pada ibu untuk mengungkapkan 6. Mengalihkan perhatian ibu agar tidak
bingung, ibu selalu agresif pikiran dan perasaan untuk tefokus pada penyakitnya
mengeksternalisasikan kecemasan
bertanya tentang
6. Anjurkan melakukan aktivitas yang
masa kehamilan, menyenangkan seperti menonton
TTV TD: 120/70 TV, mendengar radio atau musik
mmHg, HR: 88 untuk mengurangi kecemasan

x/mnt, RR: 21 x/mnt


1. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji tingkat pengetahuan pasien 1) Jika klien belum siap akanmenambah
berhubungan dengan keperawatan 1x30 menit tentang masa kehamilan kecemasan.
36

kurangnya informasi diharapkan deficit pengetahuan 2) Berikan Edukasi tentang masa 2) Mengekspresikan perasaan membantu
ditandai dengan ibu dapat teratasi dengan kriteria kehamilan. Klien mengidentifikasi sumber cemas.
tampak gelisah, ibu hasil : 3) Berikan kesempatan pasien bertanya 3) Rileks dapat menurunkan cemas.
tampak cemas, ibu 4) Tanyakan kembali tentang informasi 4) Menjelaskan prosedur operasi
- Pasien rileks
tampak bingung, yang disampaikan.
- Paien tidak bingung
ibu selalu bertanya
- Pasien tampak tenang
tentang pemasangan,
- Pasien tidak gelisah
pendidikan terakhir
SMA.
37

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tangga
Tanda tangan dan
l Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama Perawat
Jam
Senin, 03 Mei 1. Mengkaji tingkat kecemasan (ringan, S : ibu mengatakan “saya sudah memahami tentang
2021 sedang, berat) informasi terkait masa kehamilan”
10.00 WIB 2. Memberikan lingkungan yang nyaman
O:
3. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi
nyaman - Ibu tampak tenang
4. Memberikan edukasi tentang masa - Ibu tidak gelisah Wenie
kehamilan
- Ibu dapat menjelaskan tentang masa kehamilan
5. Memberikan dorongan dan kesempatan
pada ibu untuk mengungkapkan pikiran dan A :Masalah teratasi
perasaan untuk mengeksternalisasikan P :Intervensi dihentikan
kecemasan

Senin, 03 Mei 1. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien S:


2021 tentang masa kehamilan - Ibu mengatakan senang diberikan
10.00 WIB 2. Memberikan Edukasi tentang masa pendidikan kesehatan
kehamilan. - Ibu mengatakan mengerti tanda gejala saat
3. Memberikan kesempatan pasien bertanya hamil dan perubahan psikologis ibu hamil
38

4. Menanyakan kembali tentang informasi - Ibu mengatakan siap untuk melahirkan anak Wenie
yang disampaikan pertama
O:
- Ibu tampak tenang
- Ibu dapat menyebutkan kembali pengertian
tanda gejala saat hamil, perubahan
psikologis saat hamil
- Ibu tidak gelisah
- Ibu bertanya tentang makanan yang tidak
boleh dimakan saat hamil
A :Masalah teratasi
P :Intervensi dihentikan
39

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kehamilan adalah saat-saat krisis maturasi, saat terjadinya gangguan,


perubahan identitas peran sebagai orang tua: ibu, bapak, dan anggota keluarga
(Purwaningsih&Fatmawati, 2010). Tidak dapat dielakkan, situasi ini
menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tapi juga psikologis, timbul
pengharapan yang disertai kecemasan menyambut persiapan kedatangan bayi
(Dagun, 2012). Perubahan kondisi fisik dan emosional yang kompleks,
memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan kehamilan yang
terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari
norma-norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat
merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional yang
ringan hingga tingkat gangguan jiwa yang berat (Prawirohardjo, 2006).
4.2 Saran
Setelah membaca dan memahami laporan ini, diharapkan kita sebagai
perawat dapat melakukan Asuhan Keperawatan kepada pasien dengan diagnosa
G1P0A0
40

DAFTAR PUSTAKA

BkkbN. 2012. Evaluasi Program Kependudukan dan KB

DepKes RI. 2011. Data Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan


2011 – 2014. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Panjaitan Betti Iriyanti Br et al. 2017. Hubungan Antara Jenis Kontrasepsi Suntik
Dan Lama Pemakaian Dengan Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor
KB. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume X No 1 Edisi Juni
2017.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014.
Prawita, Ade Ayu &Aneka Sastrawati Gulo. 2018. Hubungan Penggunaan
Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan Ibu Di
Klinik Linez Kota Gunungsitoli. Jurnal Bidan KomunitasVol. I1 No. 3
Hal. 153-159.
Prijatni, Ida & Sri Rahayu. 2016. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan.
41

SATUAN ACARA PENYULUHAN


CARA MENYUSUI YANG BENAR

Di susun Oleh:
Armia Silviani

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKARAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2021
42

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Cara Menyusui yang baik dan benar


Pokok Bahasan: Pendidikan Kesehatan pada Ibu Menyusui
Sasaran : Ibu Menyusui di Ruang Brawijaya
Hari/Tanggal :
Waktu : 08.00-08.30
Penyuluh : Armia S

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan Ibu mengetahui
dan mengerti tentang posisi yang baik dan benar saat pemberian ASI
pada bayi
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mampu:
a. Mengetahui pengertian ASI
b. Mengetahui pengertian ASI Eksklusif
c. Mengetahui pengertian ibu menyusui
d. Mengetahui manfaat dan kerugian menyusui
e. Mengetahui cara menyusui yang baik dan benar
B. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian ASI
b. Pengertian ASI Eksklusif
c. Pengertian ibu menyusui
d. Manfaat dan Kerugian Menyusui
e. Cara menyusui yang baik dan benar
C. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media Metode
Pendahuluan 07.45-08.00 Mempersiapkan Masyarakat - -
peserta, alat dan menyiapkan diri di
pemateri ruang tunggu
43

Pembukaan 08.00– 08.02 Pembukaan acara oleh Mendengarkan dan Flipchart Ceramah
moderator menjawab salam
Penyampaian materi
oleh pemateri :
1. Memberi salam
pembuka
2. Memperkenalkan
diri dan anggota
3. Menjelaskan
tujuaan
4. Kontrak waktu
5. Membalas salam
6. Mendengarkan
Memberi respon
Penyajian 08.02– 08.22 1. Pengertian ASI Mendengarkan dan Flipchart Ceramah
2. Pengertian ASI memberikan umpan Leaflet
Eksklusif balik terhadap materi
3. Pengertian ibu yang disampaikan.
menyusui
4. Cara menyusui
yang baik dan
benar
5. Demonstrasi cara
menyusui yang
baik dan benar

Penutup 08.22– 08.30 1. Tanya jawab - Mengajukan - Tanya


2. Menyimpulkan pertanyaan Jawab
hasil Penyuluhan mengenai materi
3. Memberikan salam yang kurang
penutup dipahami.
4. Menanyakan hal- - Menjawab
hal yang kurang pertanyaan yang
44

jelas diajukan.
5. Feedback dari ibu
6. Membalas salam

D. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyuluh
: Fasilitator
:
Observer
: Moderator
: Peserta
penyuluhan
: flipchart

E. Media Penyuluhan
1. Media
Leaflet dan flipchart
2. Sarana
Ruang penyuluhan, meja dan kursi
3. Referensi
1. Suraji, S. 2011. panduan menyusui pas ibu. Bandung: Salemba
Medika
2. Simkin, Penny. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan Melahirkan
dan Bayi. Jakarta : Arcan
3. Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo
45

4. Musbikin, Imam. 2005. Panduan Bagi Ibu Hamil dan Melahirkan.


Jogjakarta : Metra Pustaka
F. Pengorganisasian
Penyaji : Armia Silviani
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
 Kehadiran peserta 75 %
 Persiapan alat dan media penyuluhan dan demonstrasi
2. Evaluasi Proses
 Moderator, penyuluh, observer, fasilitator dan peserta mampu
menjalankan fungsi dan perannya dengan baik.
 Peserta antusias dalam mendengarkan penyuluhan dengan kriteria :
tidak berbicara dengan peserta lainnya, menyimak penyaji dalam
menyampaikan materi, peserta aktif dalam diskusi dengan bertanya
dan menjawab pertanyaan yang diajukan penyaji.
 Peserta mendengarkan penjelasan yang disampaikan penyaji dan
bertanya tentang hal-hal yang belum dimengerti.

3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan penyaji.

Lampiran 1 : Bahan Materi


Lampiran 2 : Leaflet
46

Materi Penyuluhan

ASI adalah Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam
larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh
kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya.Sedangkan
ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI)
saja kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan dan ataupun minuman
lain.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi
dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI
merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga
dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. ASI merupakan makanan
alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk
memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pencernaan bayi (Musbikin, 2005)
ASI Eksklusif adalah peberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin
setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain
walaupun hanya air putih sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi
mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetapdiberi ASI sampai bayi
berusia 2 tahun.
Pemberian ASI eksklusif merupakan faktor penunjng kecerdasan
bayi, memang tidak mudah karena sanh ibu harus memberikannya selama 6
bulan, masa 6 bulan inilah yang disebut ASI eksklusif. Pada masa 6 bulan bayi
memang belum diberi makanan selain susu, untuk itu ibu harus memberikan
perhatian yang ekstra pada bayi (Sarwono, 2008).
Menyusui merupakan pekerjaan biologic yang mulia bagi semua
jenis mamalia dan sebagai satu kesatuam dari fungsi reproduksi, menyusui
adalah salah satu insting. Namun dewasa ini, makin sedikit ibu-ibu yang
mempraktekkan pekerjaan mulia ini. Oleh karena itu kebiasaan menyusui saat
ini penting untuk diamati dan dicegah kemrosotannya.
Kebiasaan menyusui dan cara menyaih yang baik memegang
peranan yang penting dalam kesejahteraan serta pertumbuhan anak. Kepada
47

para ibu harus dijelaskan bahwa air susu ibu mengandung zat-zat yang
diperlukan untuk pertumbuhan bayi. Jumlah dan komposisi ASI akan berubah
dari hari ke hari. Biasanya disesuaikan dengan kebutuhan bayi serta
tergantung pada makanan dan keadaan ibu (Penny, 2007).
A. Manfaat dan Kerugian Menyusui
Manfaat Menyusui Dengan Benar, Adalah :
1. Puting tidak lecet
2. Bayi merasa puas dan nyaman karna perlekatan menyusu pada bayi
kuat
3. Bayi menjadi tenang
4. Bayi tidak gumoh atau muntah
5. Nutrisi pada bayi tercukupi
Kerugian Menyusui Tidak Benar, adalah :
1. Puting menjadi lecet
2. ASI tidak keluar secara Optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI
3. Bayi enggan menyusu
4. Perut bayi kembung
B. Cara Menyusui Yang Baik dan Benar
1. Cara Menyusui Yang Benar
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlengkatan
dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi , 2004).
Memberikan ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi.
Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama bebrapa minggu pertama,
bayi perlu diberi ASI setiap 2,5-3 jam seklai. Menjelang akhir minggu ke
enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali.
Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini
sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi
member makan di malam hari (Sarwono, 2008).
2. Posisi Menyusui Yang Benar
a. Macam-macam posisi ibu saat menyusui
48

1. The cradle. Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir.
Bagaimana caranya? Pastikan punggung Anda benar-benar
mendukung untuk posisi ini. Jaga bayi di perut Anda, sampai kulitnya
dan kulit Anda saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya menghadap ke
arah Anda, dan letakkan kepalanya pada siku Anda.
2. The cross cradle hold. Satu lengan mendukung tubuh bayi dan
yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi
Anda akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi
menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting
payudara kecil.
3. The football hold. Caranya, pegang bayi di samping Anda dengan
kaki di belakang Anda dan bayi terselip di bawah lengan Anda,
seolah-olah Anda sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi
terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk
ibu-ibu dengan payudara besar. Tapi, Anda butuh bantal untuk
menopang bayi.
4. Saddle hold. Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk
menyusui dalam posisi duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika bayi
Anda memiliki pilek atau sakit telinga. Caranya, bayi Anda duduk
tegak dengan kaki mengangkangi Anda sendiri.
5. The lying position. Menyusui dengan berbaring akan memberi
Anda lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan juga untuk tidur
lebih banyak pada malam hari. Anda bisa tidur saat bayi menyusu.
Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal. Pastikan bahwa
perut bayi menyentuh Anda.

Sadle Hold
49

Dari macam-macam posisi tadi ada dua posisi yang benar bagi ibu dan
bayi ketika menyusui, yaitu:
1. Berbaring miring miring, ini posisi yang amat baik untuk
pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau
nyer
2. Duduk, penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada
pungung ibu, dalam posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap
pangkuanya. Ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila
diatas tempat tidur, di lantai, atau duduk dikursi.

b. Langkah-langkah meyusui yang baik dan benar


Adapun langkah menyusui bayi yang benar:
1. Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir.
2. Perah sedikit ASI dan oleskan ke puting dan areola sekitarnya.
3. Manfaatnya adalah sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban
puting susu.
4. Ibu duduk dengan santai kaki tidak boleh menggantung.
5. Posisikan bayi dengan benar
a. Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan
dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan ibu.
b. Bayi dipegang dengan satu lengan. Kepala bayi diletakkan
dekat lengkungan siku ibu, bokong bayi ditahan dengan
telapak tangan ibu.
c. Perut bayi menempel ke tubuh ibu.
50

d. Mulut bayi berada di depan puting ibu.


e. Lengan yang di bawah merangkul tubuh ibu, jangan berada di
antara tubuh ibu dan bayi. Tangan yang di atas boleh dipegang
ibu atau diletakkan di atas dada ibu.
f. Telinga dan lengan yang di atas berada dalam satu garis lurus.
g. Bibir bayi dirangsang dengan puting ibu dan akan membuka
lebar, kemudian dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dan putting serta areola dimasukkan ke dalam
mulut bayi.
5. Cek apakah perlekatan sudah benar
a. Dagu menempel ke payudara ibu.
b. Mulut terbuka lebar.
c. Sebagian besar areola terutama yang berada di bawah, masuk
ke dalam mulut bayi.
d. Bibir bayi terlipat keluar.
e. Pipi bayi tidak boleh kempot (karena tidak menghisap, tetapi
memerah ASI).
f. Tidak boleh terdengar bunyi decak, hanya boleh terdengar
bunti menelan.
g. Ibu tidak kesakitan.
h. Bayi tenang.
i. Apabila posisi dan perlekatan sudah benar, maka diharapkan
produksi ASI tetap banyak (Penny. 2008).
 Puting susu tidak lecet terletak dibawah putting susu.
 Perlekatan menyusu pada bayi Cara meletakkan mulut bayi dengan
kuat benar yaitu dagu menempel pada
 Bayi menjadi tenang payudara ibu, mulut bayi tebuka lebar
 Tidak terjadi gumoh dan bibir bawah bayi membuka lebar.
Setelah selesai menyusui,
bersihkan mulut bayi dengan kapas yang
Cara menyusui yang benar dibasahi air matang.
1. Cuci tangan yang bersih dengan 6. Sendawakan bayi dengan cara
sabun. menepuk-nepuk lembut punggung
2. Bersihkan payudara dengan kapas atas bayi.
yang dibasahi minyak kelapa atau
baby oil atau air hangat atau air
matang.
3. Keluarkan sedikit ASI dengan
memencet area areola yang dekat
putting susu, kemudianoleskan
Cara Menyusui Yang Benar disekitar putting susu.
Cara Menyusui Yang Benar adalah 4. Bayi diletakkan menghadap ke ibu
cara memberikan ASI kepada bayi dengan posisi kepala dan tubuh
dengan perlekatan dan posisi ibu bayi,posisi perut ibu menempel pada
dan bayi dengan benar. perut bayi, kemudian hadapkan bayi
pada dada ibu.
Manfaat dari Cara Menyusui 5. Segera dekatkan bayi ke payudara
yang Benar : ibu sehingga bibir bawah bayi
Tanda-tanda bayi menyusu dengan
benar
1. Bayi tampak tenang.
2. Badan bayi menempel pada perut ibu
3. Mulut bayi terbuka lebar.
4. Dagu bayi menempel pada payudara
ibu.
5. Sebagian areola (bagian yang
berwarna coklat) masuk kedalam
mulut bayi, areola bawah lebih
banyak yang masuk.
6. Bayi tampak menghisap kuat dengan
irama perlahan.
7. Putting susu tidak terasa nyeri.
8. Telinga dan lengan bayi terletak pada
garis lurus.
9. Kepala bayi agak menengadah

Akibat apabila bayi tidak menyusu


dengan benar
1. Putting susu menjadi lecet
2. ASI tidak keluar optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI
selanjutnya
3. Bayi enggan menyusu
Disusun Oleh:

Wenie

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2021
HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENYESUAIAN DIRI
PEREMPUAN PADA KEHAMILAN PERTAMA

Arini Budi Astuti Singgih Wibowo Santosa Muhana Sofiati Utami


Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT

Substantial physical and emotional changes happen during pregnancy.


Even though pregnancy is only a short periode in woman’s life, it determines the
physical and psychological quality not only for pregnant woman herself but also
for the baby. Pregnant women who are able to develop appropriate adjustment
during pregnancy can manage the challenges and changes that happen, so the
physical and psychological well being of the mother and baby can be
maintained.

This research sets out to understand how far the relationship between
family support and women’s adjustment during their first pregnancy . The
hypothesis is: there is a positive relationship between family support and
women’s adjustment during their first pregnancy.

Subjects of this research were 56 women who underwent their first


pregnancy (primigravida). The subjects came from three Public Health Centres
of Yogyakarta municipality. Those Public Health Centers were Tegalrejo, Jetis,
and Pakulaman. Data were collected by using Family Support Scale which
contains 45 items and Adjustment Scale which contains 35 items. Both of the
scales had been tested on 40 respondents that had the same characteristics with
research subjects. The respondents were from Mergangsan, Danurejan II, and
Umbulharjo II Public Health Centres.

The result shows positive correlation between family support and women’s
adjustment. The correlation coeffisien (r) is 0,7311 ; p < 0,01 and the
determination coefficient (r2) is 0,5346. It means that the research hypothesis is
supported by the result of the data analysis.

Keyword: family support, adjustment, first pregnancy


Kehamilan adalah salah Perubahan fisik dan
satu tugas perkembangan psikologis saling terkait dan
yang didambakan oleh saling mempengaruhi.
sebagian besar perempuan Munthe, dkk (1999)
yang telah memasuki mengemukakan bahwa
kehidupan berumah tangga. selama kehamilan terjadi
Namun demikian, tidak penambahan hormon
dapat diingkari bahwa estrogen sebanyak sembilan
proses untuk menjadi kali lipat dan progesteron
seorang ibu adalah peristiwa sebanyak dua puluh lima kali
yang mendebarkan dan lipat yang dihasilkan
penuh tantangan. sepanjang siklus menstruasi
Perempuan yang paling normal. Adanya perubahan
berbahagia dengan hormonal ini menyebabkan
kehamilannyapun emosi perempuan selama
mengalami kekhawatiran, kehamilan cenderung
yang antara lain disebabkan berubah-ubah, sehingga
oleh keraguan akan kemam- tanpa ada sebab yang jelas
puannya melewati berbagai seorang ibu hamil merasa
perubahan yang terjadi sedih, mudah tersinggung,
dalam kurun waktu sembilan marah atau justru sebaliknya
bulan dan peran baru merasa sangat bahagia.
sebagai ibu yang akan
diterimanya.
Kehamilan secara umum
terbagi dalam periode tiga
bulanan atau trimester.
Dalam tiap trimesternya, ibu
hamil mengalami perubahan
yang khas dalam segi fisik
maupun psikologis. Secara
umum, simptom fisik yang
dialami ibu hamil antara lain
kelelahan, morning sickness,
dan ngidam (food craving),
sedangkan perubahan dalam
sisi psikologis dan emosi
antara lain labilitas mood,
insomnia, menurunnya
konsentrasi dan
meningkatnya respon-
sivitas emosi.
Di samping itu, dalam yang dikehendaki dan sangat
tinjauan medis, ada diinginkan. Menurut Pitt
beberapa hal yang dapat (1994) hal ini disebabkan
meningkatkan resiko oleh adanya perbedaan yang
keselamatan ibu hamil nyata antara menginginkan
antara lain kurangnya sesuatu dan proses
kesadaran untuk melakukan memperolehnya. Kehamilan
pemeriksaan kesehatan adalah sesuatu yang sangat
selama hamil (antenatal didambakan, akan tetapi
care), ketidaktahuan ibu setelah kehamilan diperoleh,
hamil maupun orang-orang kenyataan yang dihadapi
terdekat tentang gejala agak berbeda. Di dalam
yang menunjukkan bahaya, masa kehamilan, seorang
serta faktor kurang gizi perempuan hamil tidak
yang menyebabkan anemia. hanya akan mengalami hal-
Kekurangan gizi hal indah yang dibayangkan
mengakibatkan penurunan sebelumnya, tetapi ia juga
status kesehatan secara dituntut kemampuannya
umum dan daya tahan ibu untuk menghadapi kesulitan
hamil. Survey Kesehatan yang muncul. Untuk
Rumah Tangga tahun 1995 mengatasi kesulitan tersebut
jumlah ibu hamil yang dibutuhkan penyesuaian
menderita anemia masih sebelum arti sepenuhnya
berada dalam angka 55% dari
(Cholil dkk., 1999).
Walaupun di dalamnya
terkandung berbagai
macam perubahan fisik dan
psikologis, kehamilan
sesungguhnya adalah
peristiwa yang normal.
Namun demikian,
kehamilan perlu dihadapi
secara khusus melalui
penyesuaian diri yang tepat
agar kondisi psikis maupun
kesehatan fisik ibu hamil
dan janin dapat terpelihara.
Perasaan yang mendua
mengenai kehamilan
seringkali muncul
walaupun kehamilan
tersebut adalah kehamilan
kebahagiaan yang diinginkan Masa kehamilan adalah
tersebut dapat dicapai. masa khas dengan berbagai
Penyesuaian diri secara perubahan yang memerlukan
fisik pada kehamilan penyesuaian diri.
pertama berkaitan dengan Partosuwido (1992)
perubahan yang secara menyatakan penyesuaian diri
beruntun terjadi dalam dapat dilihat dari bermacam-
periode sembilan bulan. macam bentuk seperti
Tiap trimester membawa kemampuan mengurangi
perubahan pada tekanan dan frustrasi,
perkembangan fetus maupun kemampuan
jaringan pendukungnya mengembangkan mekanisme
sehingga perempuan hamil psikologis yang sesuai, serta
yang bersangkutan juga mengembangkan perilaku
mengalami perubahan dalam yang bermanfaat untuk
periode tersebut, baik mengatasi tantangan yang
perubahan hormonal, fungsi dihadapi.
berbagai organ dalam Apabila dikaitkan dengan
maupun kenampakan fisik masa kehamilan, maka
dari luar (Newman dan penyesuaian diri muncul
Newman, 1991). antara lain dalam bentuk
Sejak awal kehamilan, kontrol emosi,
sebelum merasa- kan
perubahan fisik, ibu hamil
sudah mengalami perubahan
psikologis. Sebagai contoh,
emosi ibu hamil cenderung
berubah dengan cepat, pada
suatu saat ia merasa sangat
bahagia, namun beberapa
saat kemudian ia merasa
tertekan. Perubahan emosi
tersebut, apabila tidak
berlebihan, wajar dialami
oleh ibu hamil (Yozardi,
1999). Perubahan psikologis
yang terjadi, disamping
berkaitan dengan perubahan
fisik juga disebabkan oleh
peran sosial baru sebagai ibu
yang disandang oleh
perempuan hamil.
kemampuan belajar dari bawaan.
pengalaman, tindakan Field (Ayahbunda, 1999)
langsung untuk mengatasi menambah- kan bahwa
kesulitan, dan tetap depresi yang dialami ibu
terjaganya hubungan hamil dapat ditularkan
interpersonal yang kepada bayi melalui proses
harmonis dengan orang biokimia. Kondisi depresi
lain. ibu hamil akan
Kemampuan untuk meningkatkan hormon stres
menyesuaikan diri terhadap dan aktivitas otak janin
perubahan dalam masa sehingga ketika dilahirkan
kehamilan adalah hal yang bayi akan menunjukkan
penting karena dalam gejala depresi seperti tidur
periode kehamilan yang gelisah dan menolak minum.
berlangsung dalam waktu Oleh karena itu
yang relatif singkat kewaspadaan dan kehati-
ditetapkan serangkaian hatian perempuan hamil
kualitas fisik dan kesehatan dalam menjaga kesehatan
mental bagi ibu hamil dan stabilitas emosi sangat
maupun bayi yang diperlukan selama masa
dikandungnya (Collins kehamilan.
dkk., 1993). Salah satu faktor yang
Kualitas fisik dan psikis diharapkan dapat
seorang anak, sebagian memberikan sumbangan
akan ditentukan oleh dalam masa penyesuaian
kualitas fisik dan psikis adalah dukungan sosial.
seorang ibu selama Menurut Wills (dalam
kehamilan. Berkaitan Cohen dan Syme,
dengan kondisi fisik ibu
hamil, jika ibu menderita
sakit seperti muntah dan
dehidrasi sehingga
masukan makanan
berkurang maka akan
berdampak pada bayi
secara tidak langsung,
sedangkan apabila kondisi
penyakit berat dialami ibu
hamil seperti infeksi rubela,
maka bayi dalam
kandungan dapat tertular
penyakit ibunya yang
mengakibatkan cacat
1985) sumber-sumber yang lebih matang, melainkan juga
tersedia dalam hubungan karena pengalaman
interpersonal memainkan menghadapi konflik-konflik
peran penting dalam selama kehamilan. Dukungan
menentukan fungsi adaptif yang diberikan keluarga
dan kesehatan seseorang. dapat membantu seorang
Hal ini diperkuat oleh calon ibu untuk belajar
Chapman, dkk. (1997) yang mengenal, menerima dan
menyatakan bahwa mempergunakan perasaan
dukungan sosial secara barunya tentang dirinya serta
umum menimbulkan melewati hari-hari dalam
pengaruh positif bagi sembilan bulan dengan penuh
kesejahteraan fisik maupun harap dan suka cita.
psikis dan secara khusus
mempengaruhi kesehatan
selama masa kehamilan.
Dukungan sosial dapat METODE
meningkatkan rasa sejahtera,
kontrol personal, perasaan Subjek Penelitian
yang positif, serta
Subjek penelitian adalah
membantu perempuan hamil
56 perempuan hamil pertama
mempersepsi perubahan-
dengan status menikah,
perubahan yang terjadi
selama kehamilan dengan
tingkat stres yang lebih
rendah (Collins dkk., 1993).
Jaringan sosial yang
terdekat dengan ibu hamil
adalah keluarga. Melalui
berbagai bentuk dukungan
yang diberikan keluarga,
diharapkan calon ibu dapat
melakukan penyesuaian diri
yang lebih baik pada masa
kehamilannya. Pitt (1994)
menyatakan bahwa banyak
perempuan menjadi dewasa
dalam perjalanan suatu
kehamilan. Hal ini tidak
semata-mata disebabkan
oleh tanggung jawab
sebagai seorang ibu yang
membuat mereka menjadi
berusia antara 20 – 35 tahun, suami, ibu, dan ibu mertua.
memiliki sumber dukungan Korelasi aitem total berkisar
keluarga yang terdiri dari antara 0,3172 sampai
suami, ibu kandung dan ibu dengan 0,7308. Hasil
mertua, serta tidak analisis reliabilitas dengan
memiliki riwayat teknik Cronbach Alpha
keguguran sebelumnya, menunjukkan koefisisen
yang datang memeriksakan reliabilitas sebesar 0,9314.
diri di Puskesmas
Tegalrejo, Jetis, dan 2. Skala Penyesuaian Diri
Pakualaman.
Skala ini merupakan alat
ukur untuk mengungkap
penyesuaian diri perempuan
pada kehamilan pertama
Alat Pengumpul Data yang disusun berdasarkan
Alat pengumpul data rangkuman peneliti terhadap
yang digunakan dalam karakteristik penyesuaian
penelitian ini adalah skala. diri yang dikemukakan oleh
Skala yang dipergunakan Schneiders (1964) dan
adalah sebagai berikut:

1. Skala Dukungan Keluarga


Skala dukungan
keluarga adalah alat ukur
untuk mengungkap
dukungan yang berupa
perhatian emosi, informasi,
bantuan instrumental,
maupun penilaian yang
menurut ibu hamil
diberikan oleh sekelompok
anggota keluarga yang
terdiri dari suami, ibu dan
ibu mertua. Pembuatan
skala tersebut berdasarkan
teori yang dikemukakan
oleh Johnson dan Johnson
(1991) serta Smet (1994).
Skala tersebut memuat 45
aitem yang terbagi dalam
empat aspek. Masing-
masing aspek terdiri dari
tiga sumber dukungan yaitu
Tallent (1978). Skala ini memuat kehamilan per trimester,
35 aitem yang terdiri dari pekerjaan ibu hamil, dan
empat aspek yaitu kontrol tempat tinggal. Analisis
emosi, kemampuan belajar, data yang digunakan
tindakan langsung dan adalah t – test dan anava satu
hubungan interpersonal. jalur. Adapun analisis
Korelasi aitem total berkisar tambahan menunjukkan
antara 0,3127 sampai bahwa:
dengan 0,6309. Hasil a. Tidak ada perbedaan antara dua
analisis reliabilitas dengan kelompok usia yaitu kelompok usia
teknik Cronbach Alpha 20 – 24 dan 25 tahun keatas dalam hal
menunjukkan angka 0,909. penyesuaian diri pada kehamilan
pertama (F = 0,033; p > 0,05).
b. Tidak ada perbedaan penyesuaian diri
ditinjau dari segi usia kehamilan yaitu
HASIL PENELITIAN
trimester I, II, dan III (F = 0,4634 ; p >
1. Hasil Analisis Data Penelitian 0,05).
Analisis data dengan
teknik korelasi Product
Moment menghasilkan
korelasi (r) sebesar 0,7311
(p < 0,01) yang berarti ada
hubungan positif yang
sangat signifikan antara
dukungan keluarga dan
penyesuaian diri.Koefisien
determinasi (r2) sebesar
0,5346 memperlihatkan
bahwa dukungan keluarga
memberikan sumbangan
sebesar 53,46% terhadap
penyesuaian diri.

2. Hasil Tambahan
Data yang diperoleh dari
kolom identitas subjek turut
dianalisis untuk
memperkaya hasil penelitian
ini. Adapun data subjek
yang turut dianalisis, yaitu
usia ibu hamil, usia
c. Tidak ada perbedaan penyesuaian diri kehamilan pertama. Melalui
antara ibu rumah tangga dan ibu dukungan keluarga sebagai
bekerja (F = 0,59 ; p > 0,05). salah satu bentuk dukungan
d. Tidak ada perbedaan penyesuaian diri sosial, seorang ibu hamil
ditinjau dari tempat tinggal yaitu dapat melakukan
rumah sendiri, bersama orang tua dan penyesuaian yang lebih baik
bersama mertua (F = 1,0674 ; p > dalam masa kehamilannya.
0,05). Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan
oleh Johnson dan Johnson
(1991) yang menyatakan
DISKUSI bahwa dukungan sosial akan
meningkatkan kesejahteraan
Hasil penelitian psikologis (psychological
menunjukkan bahwa well being) dan kemampuan
terdapat hubungan positif penyesuaian diri melalui
yang sangat signifikan perasaan memiliki,
antara dukungan keluarga peningkatan harga diri,
dengan penyesuaian diri.
Dengan demikian, hipotesis
penelitian yang menyatakan
ada hubungan positif antara
dukungan keluarga dengan
penyesuaian diri
perempuan pada kehamilan
pertama dapat diterima
kebenarannya. Semakin
tinggi dukungan keluarga
yang diperoleh maka
semakin tinggi penyesuaian
diri ibu hamil, demikian
pula sebaliknya bahwa
semakin rendah dukungan
keluarga maka semakin
rendah penyesuaian diri ibu
hamil. Hal ini dapat dilihat
dari koefisien korelasi (r)
sebesar 0,7311 dengan p <
0,01.
Tinggi rendahnya
dukungan keluarga akan
berkorelasi dengan tinggi
rendahnya penyesuaian diri
perempuan pada
pencegahan neurotisme dan mengenai karakteristik
psikopatologi, pengurangan penyesuaian yang
distres serta penyediaan dikemukakan oleh
sumber atau bantuan yang Schneiders (1964) dan
dibutuhkan. Secara umum Tallent (1978) yang terdiri
dapat dikatakan bahwa dari kontrol emosi,
dukungan dapat kemampuan belajar, tindakan
meningkatkan kontrol langsung dan kualitas
personal, perasaan positif, hubungan interpersonal.
serta membantu ibu hamil Dalam mewujudkan
mempersepsi perubahan- kontrol emosi, kemampuan
perubahan yang terjadi belajar, tindakan langsung,
selama kehamilan dengan dan terjaganya hubungan
tingkat stres yang lebih interpersonal, dukungan
rendah (Collins dkk, 1993). keluarga yang berupa
Inti penyesuaian diri perhatian emosi, bantuan
pada kehamilan pertama informasi, bantuan instru-
adalah kemampuan seorang mental dan penilaian turut
calon ibu dalam menghadapi memberikan sumbangan.
tekanan maupun konflik Melalui bentuk dukungan
yang terjadi akibat perhatian emosi yang berupa
perubahan fisik maupun kehangatan, kepedulian
psikologis selama periode maupun ungkapan empati,
kehamilan dan kemampuan akan
mencapai keselarasan antara
tuntutan dari dalam diri
dengan tuntutan lingkungan.
Hal ini ditandai dengan
kemampuan mengembang-
kan mekanisme psikologis
yang sesuai serta
kemampuan dalam
mengambil tindakan yang
efektif, efisien, bermanfaat
dan memberi kepuasan
dalam mengatasi tantangan
yang dihadapi.
Penyesuaian diri pada
kehamilan pertama
dijabarkan dalam empat
aspek yang bersumber dari
rangkuman peneliti
timbul keyakinan bahwa jalani adalah hal yang baru
individu tersebut dicintai dalam hidupnya. Sumber-
dan diperhatikan. Perhatian sumber dukungan dapat
emosi akan membuat ibu memberikan informasi
hamil merasa yakin bahwa berdasarkan pengalaman,
ia tidak seorang diri menyampaikan pengetahuan
melewati masa kehamilan. yang diperoleh, ataupun
Bantuan Instrumental menyediakan sumber
yang berupa materi maupun informasi seperti bahan-
tindakan akan bahan bacaaan tentang
mempermudah individu kehamilan.
dalam melakukan berbagai Berkaitan dengan
aktivitas. Tersedianya dana penggunaan layanan
yang memadai akan kesehatan selama kehamilan
memungkinkan ibu hamil seperti Puskesmas, dorongan
memenuhi kebutuhan gizi dari keluarga akan sangat
dan perawatan kesehatan membantu. Taylor
yang dibutuhkan selama mengemukakan bahwa
kehamilan dan saat dukungan berkaitan
kelahiran. Bantuan dalam langsung dengan kebiasaan
bentuk tindakan seperti hidup sehat (health habit).
kesediaan mengantar ke Individu-individu dengan
Puskesmas dan membantu tingkat
pekerjaan rumah tangga
sehari-hari akan
meringankan beban kerja
sekaligus meningkatkan
peluang untuk melakukan
istirahat yang akan sangat
terasa manfaatnya terutama
apabila ibu hamil
mengalami perubahan fisik
yang berhubungan dengan
kehamilannya seperti mual,
muntah dan rasa letih.
Bantuan informasi akan
membantu individu untuk
menemukan alternatif yang
tepat bagi penyelesaian
masalahnya. Informasi
sangat dibutuhkan oleh ibu
hamil pertama mengingat
apa yang sedang mereka
dukungan tinggi lebih cenderung pendapat orang lain. Teori ini
patuh terhadap aturan medis menganggap hubungan
dan mereka cenderung interpersonal dapat
menggunakan layanan kese- memberikan penguatan
hatan, apabila sumber- melalui bentuk-bentuk
sumber dukungan dukungan kognitif.
memberikan kecenderungan Matriks interkorelasi
ke arah tersebut (Taylor, sumber dukungan
1996). menunjukkan bahwa korelasi
Wujud keempat dari antar sumber dukungan
dukungan keluarga adalah keluarga adalah tinggi,
penilaian, yaitu pemberian sehingga tidak dapat
umpan balik dan penguatan ditentukan besarnya
yang dapat digunakan oleh sumbangan masing-masing
individu yang bersangkutan sumber dukungan (hubungan
sebagai sarana evaluasi diri antara dukungan suami
dan dorongan untuk maju. dengan dukungan ibu
Menghargai usaha yang kandung r = 0,7249; p <
telah dilakukan individu 0,01; hubungan antara
dalam menjaga dukungan suami dengan
kehamilannya dan dukungan ibu mertua r =
memberikan kritik yang 0,7641; p
bersifat membangun < 0,01; dan hubungan antara
merupakan contoh dukungan ibu kandung
dukungan penilaian bagi ibu dengan dukungan ibu
hamil. Individu yang mertua r =
merespon situasi baru ingin
mendapat umpan balik dari
orang lain terutama dari
significant others untuk
menilai apakah sikap dan
perilakunya tepat. Menurut
Wills (dalam Cohen dan
Syme, 1985), hal ini didasari
oleh teori perbandingan
sosial yang menyatakan
bahwa individu termotivasi
untuk menguji pengamatan
mereka terhadap realitas
sosial dengan
membandingkan tingkah
laku dan pendapat mereka
dengan tingkah laku dan
0,7407; p < 0,01). Hal ini berarti untuk memberikan
bahwa dukungan keluarga dukungannya.
yang berasal dari suami, Hal ini selaras dengan
ibu kandung , dan ibu hasil wawancara yang
mertua dalam penelitian ini dilakukan oleh Munthe, dkk
tidak dapat dilihat sebagai terhadap 40 ibu hamil
sumber dukungan yang pertama berusia antara 23
berdiri sendiri, tetapi – 35 tahun yang rata-rata
merupakan satu kesatuan. menyatakan dengan
Berdasarkan hasil kehamilannya yang pertama
analisis data, variabel hubungan dengan suami,
dukungan keluarga orang tua dan mertua
menunjukkan rerata semakin akrab (Munthe dkk,
empirik sebesar 151,089 ; 1999). Menurut Clark
rerata hipotetik sebesar (dalam Hobfoll dkk, 1993)
112,5 dengan deviasi dengan mengandalkan
standar 22,5. Berdasarkan dukungan yang berasal dari
lima kategori yang disusun, hubungan personal yang
secara umum dukungan dekat, selain dukungan dapat
keluarga yang diperoleh diperoleh juga akan semakin
subjek penelitian berada menguatkan hubungan yang
dalam kategori sangat telah terbentuk.
tinggi.
Perilaku memberikan
dukungan dalam lingkup
keluarga lebih dibimbing
oleh kasih sayang,
keinginan untuk merespon
kebutuhan orang lain dan
kurang dipengaruhi oleh
prinsip pertukaran (Wills
dalam Cohen dan Syme,
1985). Tingginya dukungan
keluarga yang diperoleh
kemungkinan dikarenakan
subjek penelitian
mengandung untuk yang
pertama kali. Keadaan
khusus ini akan
memobilisasi sumber-
sumber dukungan yang
terdiri dari suami, ibu
kandung dan ibu mertua
Tingginya dukungan dikarenakan responden yang
keluarga ber- pengaruh pada bersedia mengisi angket
tingginya tingkat adalah ibu-ibu yang berada
penyesuaian diri. Variabel dalam kondisi fisik sehat.
penyesuaian diri Dugaan ini muncul karena
menunjukkan rerata empirik dalam pelaksanaan
sebesar 113,839 ; rerata penelitian, sebagian ibu yang
hipotetik 87,5 dengan tidak bersedia menjadi
deviasi standar sebesar 17,5. responden adalah mereka
Berdasarkan lima kategori yang beralasan dalam kondisi
yang ditentukan, secara kurang sehat atau
umum penyesuaian diri menyatakan keberatan karena
subjek penelitian berada aitem pernyataan terlalu
dalam kategori sangat banyak.
tinggi. Hasil tambahan
Tingginya tingkat menunjukkan bahwa tidak
penyesuaian diri subjek ada perbedaan dalam hal
penelitian dapat dikaitkan penyesuaian diri ditinjau dari
dengan karakteristik khas kelompok umur ibu hamil.
subjek penelitian yaitu ibu- Hal ini dapat dipahami
ibu hamil pertama yang karena kelompok umur
memeriksakan diri di subjek penelitian berkisar
Puskesmas. Dengan datang antara 20 –
ke Puskesmas, subjek 35 tahun, dimana rentang usia
penelitian telah melakukan tersebut adalah rentang usia
salah satu tindakan nyata yang paling baik untuk hamil
untuk menjaga baik dari segi fisik maupun
kehamilannya yaitu mental.
melakukan pemeriksaan
kesehatan selama kehamilan
(antenatal care). Dukungan
sosial dari sumber lain
misalnya dari sesama ibu
hamil dan paramedis
sekaligus dapat diperoleh
saat menunggu maupun saat
pemeriksaan kesehatan
dilakukan.
Disamping itu,
kemungkinan tingginya
tingkat penyesuaian diri
subjek penelitian
Dilihat sisi medis, pada masa hatian agar tidak terjadi
tersebut, faktor penyulit keguguran, trimester kedua
kelahiran paling sedikit berkaitan dengan citra diri
terjadi (Aryono, 1995; dan mulai meningkatnya
Samil dan Wishnuwardani, kembali hasrat seksual,
1993; Wiknyosastro dkk, sedangkan trimester ketiga
1997), sedangkan dilihat berkaitan dengan persiapan
dari segi mental, kelompok dan penantian saat kelahiran.
usia tersebut dianggap telah Hasil tambahan ketiga
memenuhi syarat untuk memperlihatkan tidak ada
melaksanakan kehidupan perbedaan penyesuaian diri
rumah tangga dan ditinjau dari pekerjaan ibu
pengasuhan anak (Mönks hamil yang terbagi dalam
dkk, 1992). Menurut Curtis dua kelompok yaitu ibu
(1996) penyesuaian diri rumah tangga dan ibu
lebih ditentukan oleh faktor bekerja. Kemampuan untuk
kematangan psikologis dan melakukan suatu pekerjaan
status kesehatan daripada baik pekerjaan rumah tangga
usia. Namun demikian maupun pekerjaan di luar
beberapa gangguan rumah selama kehamilan
kesehatan memang lebih
berkaitan dengan
penambahan usia seperti
diabetes dan hipertensi.
Oleh karena itu usia 35
tahun digunakan sebagai
batas usia ideal untuk
hamil, terlebih lagi untuk
kehamilan pertama
(Wiknyosastro dkk, 1997)
Hasil tambahan kedua
menunjukkan tidak ada
perbedaan penyesuaian diri
ditinjau dari usia kehamilan
yang dilihat dalam satuan
trimester. Hal ini mungkin
disebabkan tiap trimester
memuat tantangan yang
sama beratnya meskipun
wujudnya berbeda, seperti
misalnya yang paling
dominan pada trimester
pertama adalah gejala
mual-muntah dan kehati-
ditentukan oleh kondisi fisik ibu berbeda dengan penyesuaian
hamil dan jenis pekerjaan diri kehamilan pada ibu
yang dilakukan (Curtis, bekerja.
1996), seperti misalnya Selain itu, penyesuaian
apakah pekerjaan yang diri tidak berbeda ditinjau
dilakukan tersebut dari segi tempat tinggal
memerlukan tenaga fisik, karena walaupun seorang
tekanan mental yang tinggi, anak yang telah berkeluarga
serta lingkungan fisik tinggal terpisah dari orang
seperti interaksi dengan tuanya, namun kontak
bahan-bahan kimia dan diantara keduanya tetap
kebisingan. Ibu hamil terpelihara. Hal tersebut
dengan kondisi kehamilan antara lain dibuktikan oleh
dan kesehatan normal tetap penelitian Megawangi, dkk
mampu melaksanakan (1995) yang menemukan
aktivitas pekerjaan sehari- bahwa dalam keluarga Jawa
hari dengan baik. seorang perempuan atau laki-
Hasil tambahan keempat laki yang telah menikah dan
menunjukkan tidak ada tinggal terpisah dari orang
perbedaan penyesuaian diri tua akan tetap menjaga
ditinjau dari tempat tinggal kontak dengan kedua orang
yaitu rumah sendiri, tuanya.
bersama orang tua, dan
bersama mertua. Hal ini
disebabkan bahwa
dukungan yang memberi
kontribusi pada penyesuaian
diri tidak selalu
berhubungan dengan
kuantitas pertemuan, tetapi
lebih pada kualitas
hubungan dan persepsi
memiliki orang lain yang
dapat dipercaya dan
diandalkan untuk
memberikan dukungan jika
sewaktu-waktu diperlukan.
Hal ini sekaligus juga
menjelaskan mengapa
penyesuaian diri ibu rumah
tangga yang diperkirakan
lebih sering bertemu dengan
sumber dukungan tidak
Demikian pula jika sedangkan faktor sosial
seseorang tinggal di rumah budaya mencakup keadaan
mertua, dukungan keluarga ekonomi, status pernikahan,
yang diperoleh tidak kondisi lingkungan, nilai-
berbeda jika dibandingkan nilai atau belief yang dianut
tinggal di rumah sendiri individu dan masyarakat
atau bersama orang tua setempat, serta dukungan
kandungnya. Hal ini sosial yang berasal dari
berkaitan erat dengan sumber lain di luar keluarga
konsep pernikahan pada seperti dokter, paramedis,
masyarakat yang menganut teman, dan sesama ibu
budaya kolektif, dimana hamil.
pernikahan dilihat sebagai
bergabungnya dua
keluarga besar (Triandis,
1994), sehingga anak KESIMPULAN DAN SARAN
menantu diperlakukan sama
seperti halnya anak sendiri. Berdasarkan hasil
analisis data, penelitian ini
Koefisien determinasi menghasilkan kesimpulan
(r2) sebesar 0,5346 sebagai berikut:
memperlihatkan bahwa
dukungan keluarga
memberikan sumbangan
sebesar 53,46% terhadap
penyesuaian diri
perempuan pada kehamilan
pertama, sehingga 46,54%
adalah sumbangan yang
berasal faktor-faktor lain.
Adapun faktor- faktor
tersebut secara garis besar
terbagi dalam tiga
kelompok yaitu kondisi
fisik, psikologis dan faktor
sosial budaya. Kondisi
fisik mencakup riwayat
kesehatan dan penyakit,
faktor psikologis mencakup
hal-hal seperti
perkembangan moral,
intelektual, sosial,
emosional, tingkat stres,
strategi coping, serta
pengalaman dan belajar,
1. Ada hubungan yang sangat signifikan penelitian telah melakukan satu tindakan
antara dukungan keluarga dengan nyata untuk menjaga kehamilannya
penyesuaian diri perempuan pada yaitu melakukan peme- riksaan selama
kehamilan pertama yang ditunjukkan kehamilan (antenatal care). Disamping
oleh koefisien korelasi (r) sebesar itu, responden yang bersedia mengisi
0,7311 dengan p < 0,01. Hal ini berarti angket pada umumnya adalah ibu-ibu
bahwa semakin tinggi dukungan yang berada dalam kondisi fisik sehat.
keluarga maka semakin tinggi Dugaan ini muncul karena dalam
penyesuaian diri perempuan pada pelaksanaan penelitian, sebagian ibu
kehamilan pertama dan semakin yang menolak mengisi angket adalah
rendah dukungan keluarga maka mereka yang beralasan dalam kondisi
semakin rendah pula penyesuaian diri kurang sehat atau menyatakan
perempuan pada kehamilan pertama. keberatan karena aitem dalam angket
2. Berdasarkan lima kategori yang dibuat terlalu banyak.
peneliti, skor penyesuaian diri rata-rata 3. Koefisien determinasi (r2) sebesar
subjek penelitian adalah sangat tinggi. 0,5346 memperlihatkan bahwa
Hal ini berarti bahwa subjek penelitian dukungan keluarga memberikan
memiliki penyesuaian diri yang baik sumbangan 53,46% terhadap penye-
dalam kehamilan pertama. Apabila suaian diri ibu hamil pertama. Dengan
dilihat dari kuatnya korelasi antara demikian masih ada faktor lain sebesar
dukungan keluarga dan penyesuaian 46,54% yang juga turut memberikan
diri (r =0,7311; p < 0,01) dan besarnya sumbangan terhadap penyesuaian diri
sumbangan dukungan keluarga pada kehamilan pertama.
terhadap penyesuaian diri (r2 = Dari penelitian ini dapat
0,5346), maka skor dukungan keluarga disarankan hal- hal sebagai
yang menunjukkan rata-rata sangat berikut:
tinggi turut memberikan andil terhadap
tingginya skor penyesuaian diri subjek 1. Bagi Keluarga
penelitian. Dukungan keluarga yang
Hasil penelitian
terdiri dari aspek perhatian emosi,
menunjukkan bahwa
bantuan instrumental, bantuan
dukungan keluarga yang
informasi, dan penilaian memberikan
terdiri dari dukungan suami,
sumbangan terhadap skor penyesuaian
ibu kandung, dan ibu mertua
diri yang terdiri dari aspek kontrol
memiliki sumbangan yang
emosi, kemampuan belajar, tindakan
cukup besar terhadap
langsung, dan hubungan interpersonal.
penyesuaian diri ibu hamil
Tingginya tingkat penyesuaian diri subjek pertama, oleh karena itu
penelitian juga dapat dikaitkan dengan keluarga diharap- kan
karakteristik subjek penelitian yaitu memberikan dukungan
ibu-ibu hamil pertama yang perhatian, instrumental,
memeriksakan diri ke Puskesmas. informasi dan penilaian
Dengan datang ke Puskesmas, subjek kepada calon ibu. Dukungan
yang dapat diberikan antara
lain melalui penciptaan
suasana rumah yang
menyenangkan, berbagi
informasi, menemani ketika
pemeriksaan rutin apabila
diperlukan, memberikan
kritik atau saran yang
membangun kepada ibu
hamil yang dapat
digunakan oleh ibu hamil Chapman, H.A., Hobfoll, S.E., Ritter, C.
sebagai sarana evaluasi diri. 1997. Partner’s Stress Underestimation
Lead to Women Distress: A Study of
2. Bagi Subjek Penelitian Pregnant Inner-City Women. Journal of
Subjek penelitian
diharapkan memper-
tahankan penyesuaian diri
yang telah berada dalam
kategori baik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Bagi peneliti yang
tertarik untuk meng- gali
lebih lanjut mengenai
penyesuaian diri pada ibu
hamil disarankan untuk:
a. Memperluas subjek penelitian, tidak
hanya pada ibu-ibu hamil yang
memeriksakan diri ke Puskesmas.
b. Memperhatikan komposisi subjek
dalam menguji perbedaan penyesuaian
diri yang ditinjau dari usia kehamilan
per trimester dan jenis pekerjaan ibu
hamil.
c. Menggunakan metode pengumpulan
data lain, seperti dengan wawancara
untuk memperoleh data yang lebih
dalam sekaligus mengatasi calon res-
ponden yang enggan apabila digunakan
metode pengumpulan data melalui
angket.

DAFTAR PUSTAKA
Aryono, N. 1995. 17 Juni. Masalah
Kesehatan Reproduksi Wanita di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Makalah. Disajikan pada Diskusi
Masalah Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta.
Personality and Social Psychology. Pertama: Dilengkapi Tinjauan Psiko-
Vol. 73, No. 2, 418 – 425. logis. Jakarta: Penerbit Papas Sinar
Sinanti.
Cohen, S. dan Syme, S. L. 1985. Social
Support and Health. Florida:
Academic Press, Inc.

Collins, N.L, Schetter, C.D, and


Scrimshaw, S.C.M. 1993. Social
Support in Pregnancy: Psychosocial
Correlates of Birth Outcomes and
Postpartum Depression. Journal of
Personality and Social Psychology,
Vol. 65, No. 6, 1243 – 1258.
Curtis, G. B. 1996. Kehamilan Di Atas
Usia 30. Jakarta: Penerbit Arcan

Hobfoll, S.E; Ritter, C; Shoham, S. B.


Women’s Satisfaction With Social
Support and Their Receipt of Aid.
Journal of Personality and Social
Psychology. Vol. 61, No.2, 332 – 339.

Johnson, D.W and Johnson, F. P. 1991.


Joining Together: Group theory and
Group Skill. (Fourth Ed) . New York:
Prentice Hall International.

Megawangi, R., Zeitlin, M.F,


Colletta,
N.D. 1995. Javanesee Family.
Strengthening The Family: Implication
for International Concept. New York:
United Nations University Press.

Mönks, F. J, Knoers, A.M.P,


Haditono,
S.R. 1992. Psikologi Perkembangan
Pengantar dalam Berbagai
Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.

Munthe, M.G; Pasaribu, B; Widyastuti.


2000. Pengalaman Ngidam dan Hamil
Newman, B. M dan Kesejahteraan Smet, B. 1994.
Newman, P.R. Wanita. Makalah. Psikologi Kesehatan.
1991. Disajikan pada
Developmental Seminar Wanita Jakarta: Grasindo
Through Life: A dan Kesehatan.
Psychological Jakarta. Tallent, N. 1978.
Approach. Psychology of
Schneiders, A.A, 1964. Adjustment:
California: Brooks / Personal
Cole Publishing, Understanding
Adjustment and Ourselves and
Co. Mental Health. Others. New York:
New York: Holt, Linton Educational
Partosuwido, S. R.
Rinehart and Publishing Inc.
1992. Penyesuaian
Winston.
Diri Mahasiswa
dalam Kaitannya Taylor, S.E. 1995.
dengan Konsep Health
Diri, Pusat Kendali, Psychology.
dan Status Singapore: Mc
Perguruan tinggi. Graw-Hill
Disertasi. Tidak International
diterbitkan. Editions.
Yogyakarta: Triandis, H.C. 1994.
Universitas Gadjah Culture and Social
Mada. Behavior. New
Pitt, B. 1994. York: Mc Graw
Kehamilan dan Hill, Inc.
Persalinan:
Wiknyosastro, H.;
Menikmati Tugas
Saifuddin, A.B. ;
Baru Sebagai Ibu
Rachimhadi, T.
(Terjemahan Bosco
1997. Ilmu
Carvalls). Jakarta:
Kebidanan (Edisi
Arcan.
Ketiga). Jakarta:
Samil, R.S., Yayasan Bina
Wishnu Pustaka Sarwono
wardani, Prawirohardjo.
S.D. Yozardi, H.H,
1993. 22 Lestariningsih, S.,
– 25 Juni. Kesehatan Poedianto,D.H,
Alat Reproduksi: Lubis, E.N. 1999.
Sebagai Modal Seri Ayahbunda: 9
Kebahagiaan dan Bulan yang
Menakjub- kan.
Jakarta: Yayasan
Aspirasi Pemuda.
LEMBAR KONSULTASI

Nama Mahasiswa : Wenie


NIM : 2017.C.09a.0913
Tingkat / Prodi : III-A / Sarjana Keperawatan
Preseptor : Rimba Aprianti, S.Kep., Ners
Tanda Tangan
No Hari/Tanggal Catatan Bimbingan
Mahasiswa Pembimbing
1 Preconferren Sarjana Keperawatan
Rabu, 4 Mei Tingkat 3A is inviting you
2021 to a scheduled Zoom
meeting.

Topic: Sarjana
Keperawatan Tingkat 3A's
Zoom Meeting
Time: May 4, 2021 13:00
AM Bangkok

Join Zoom Meeting


https://us02web.zoom.us/j/
83212555672?
pwd=MzVCRE5VcHBKe
DNqVkRCY1RLRUVIZz0
9

2 Konsultasi
Askep. Sarjana Keperawatan
Kamis, 5 Tingkat 3A is inviting you
Mei 2021 to a scheduled Zoom
meeting.

Topic: Sarjana
Keperawatan Tingkat 3A's
Zoom Meeting
Time: May 5, 2021 13:00
AM Bangkok

Join Zoom Meeting


https://us02web.zoom.us/j/
83212555672?
pwd=MzVCRE5VcHBKe
DNqVkRCY1RLRUVIZz0
9

Revisi :
1 Tambah tanggal yang
sesuai di riwayat
penyakit sekarang
2 perbaiki DS dan DO di
analisa data

3 Postconferre
nt.
Sarjana Keperawatan
Senin, 10
Tingkat 3A is inviting you
Mei 2021
to a scheduled Zoom
meeting.

Topic: Sarjana
Keperawatan Tingkat 3A's
Zoom Meeting
Time: May 10, 2021 08:00
AM Bangkok

Join Zoom Meeting


https://us02web.zoom.us/j/
83212555672?
pwd=MzVCRE5VcHBKe
DNqVkRCY1RLRUVIZz0
9

Anda mungkin juga menyukai