LP Askep G1P0A0 (Wenie)
LP Askep G1P0A0 (Wenie)
LP Askep G1P0A0 (Wenie)
OLEH :
Wenie
( 2017.C.09a.0931 )
TAHUN 2021
LEMBAR PERSETUJUAN
Pembimbing
Rimba Aprianti,.S.Kep.,Ners
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan
Antenatal Pada Ny. B dengan diagnosa G1P0A0”. Laporan pendahuluan ini
disusun guna melengkapi tugas (PPK 3).
Laporan Pendahuluan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners STIKes
Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Rimba Aprianti, S.Kep., Ners selaku pembimbing akademik yang telah
banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam penyelesaian
asuhan keperawatan ini.
4. Ibu Ika Paskaria, S.Kep.,Ners selaku koordinator praktik klinik 3 program
Studi Sarjana Keperawatan.
5. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksaan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat ini.
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua,
Wenie
ii
DAFTAR ISI
COVER...........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI................................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus...........................................................................2
1.4 Manfaat...............................................................................................2
1.4.1 Untuk Mahasiswa......................................................................2
1.4.2 Untuk Klien dan Keluarga.........................................................2
1.4.3 Untuk Institusi...........................................................................2
1.4.4 Untuk IPTEK.............................................................................2
i
2.2.5 Evaluasi Keperawatan..............................................................11
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................13
3.1 Pengkajian...................................................................................13
3.2 Diagnosa.....................................................................................19
3.3 Intervensi.....................................................................................22
3.4 Implementasi...............................................................................26
3.5 Evaluasi.......................................................................................26
BAB 4 PENUTUP.......................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................31
LAMPIRAN
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
Pada waktu kehamilan perasaan malu calon Ibu, secara khas menjadi lebih
memperhatikan dirinya, kurang berminat pada kegiatan luar. Ia memanfaatkan
waktu tersebut untuk membuat rencana dan penyesuaian. Perubahan alam
perasaan dari gembira ke sedih adalah keadaan yang lazim dan menyulitkan bagi
ibu dan keluarganya. Ibu sering merasakan sangat membutuhkan cinta dan kasih
sayang dari pasanganya, tetapi pasangannya yang bingung karena perubahan
emosinya. Ibu cenderung merasa agak negatif tentang perubahan tubuhnya seiring
dengan perkembangan kehamilan. Pembesaran perut yang disertai dengan gaya
berjalan seperti bebek, merasa canggung dan tidak menarik (Ladewig, 2016). Pada
primigravida atau ibu yang pertama kali hamil sering mengalami stress dalam
menghadapi persalinan. Stres emosi yang terjadi pada primigravida menyebabkan
peningkatan pelepasan corticitropic-releasing hormone (CRH) oleh hipotalamus,
yang kemudian menyebabkan pelepasan kortisol. Efek dari kortisol tersebut
adalah meningkatkan curah jantung dan tekanan darah (Corwin, 2019). Pada
trimester pertama, sebagian wanita mempunyai reaksi psikologik dan emosional
pertama yaitu kecemasan, ketakutan, kepanikan,dan kegusaran terhadap
kehamilan. Perasaan benci pada suami yang menyebabkan dia hamil dan
ditumpahkan melalui manifestasi mual, muntah, pening dan sebagainya yang
merupakan gejala hamil muda. Pada keadaan berat, dia menolak kehamilan dan
mencoba untuk munggugurkan, pada proses yang lebih parah mencoba untuk
bunuh diri.
Manifestasi lain yaitu ibu hamil muda sering meminta makanan yang aneh-
aneh yang selama ini tidak disukainya. Kemudian, pada trimester ketiga timbul
gejolak kecemasan yang tinggi menghadapi persalinan dan perasaan tanggung
jawab sebagai ibu pada pengurusan bayi yang akan dilahirkan (Mochtar, 2014).
Kecemasan itu sendiri merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir
disertai dengan gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari
susunan saraf autonomik (SSA). Kecemasan merupakan gejala yang umum tetapi
non spesifik yang sering merupakan suatu fungsi emosi (Kaplan & Sadock, 2017).
Kecemasan akan memobilisasi daya pertahanan individu. Cara individu
mempertahankan diri terhadap kecemasan dapat dilihat dari gejala-gejala yang
menentukan jenis gangguan (Maramis, 2015). Berdasarkan masalah di atas
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
6
8) Imunisasi
Imunisasi TT perlu diberikan pada ibu hamil untuk mencegah
terjadinya penyakit tertentu, misalnya tetanus neonatorum.
9) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Diberikan pada trimester I sampai trimester III meliputi persiapan
fisik / fisiologis, persiapan psikologis, persiapan keuangan, persiapan
tempat melahirkan, persiapan transportasi dan persiapan barang-
barang kebutuhan ibu dan bayi.
b. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil
Support Keluarga
Meliputi motifasi suami, keluarga, dan usaha untukmempererat ikatan
keluarga. Sebaiknya keluarga menjalin komunikasi yangbaik, dengan
itu untuk membantu ia dalam menyesuaikan diri dan menghadapi
masalah selama kehamilannya karena sering kali merasa
ketergantungan atau butuh pantauan orang-orang di sekitarnya.
Support dari Tenaga Kesehatan
Dalam hal ini petugas kesehatan membantu ibu beradaptasi selama ibu
hamil, membantu mengatasi ketidaknyamanan yang dialami ibu dan
mengenal serta menghindari kemunglinan komplikasi. Selain itu
petugas kesehan juga berperan dalam membantu untuk
mempersiapkan untuk menjadi orang tua dan dalam mewujudkan
kesehatan yang optimal.
Persiapan Menjadi Orang Tua
Dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan Antenatal untuk
membantu menyelesaikan ketakutan dan kehawatiran yang dialami
para calon orang tua.
Persiapan Sibling
Dipersiapkan untuk orang tua yang sudah memiliki nanak hal ini
bertujuan untuk memudahkan anak sebelumnyaq beradaptasi dan
menerima kenyataan terhadap kehidupan atau suasana lingkungan
mereka yang baru (Bobak, 2004).
13
b. Pemeriksaan Rontgen
Dilakukan pada kehamilan yang sudah agak lanjut karena sebelum
buan ke IV rangka janin belum tampak. Pemeriksaan rontgen
dilakukan pada kondisi – kondisi. Diperlukan tanda pasti hamil.
Letak anak tidak dapat ditentukan dengan jelas dengan palpasi.
Mencari sebab dari hidraamnion. Untuk menentukan kelainan anak
c. Pemeriksaan USG
Kegunaannya:
Diagnosis dan konfirmasi awal kehamilan. Penentuan umur
gestasi dan penafsiran ukuran fetal. Mengetahui posisi
14
mukosa bibir serta konjungtiva dapat digunakan lebih baik guna menilai
kepucatan.
Pemeriksaan fisik yang dikaji adalah pemeriksaan per sistem B1-B6 (Wong,
2010)
1) Sistem pernapasan B1 (Breathing)
Dispnea (kesulitan berpanas), napas pendek, dan cepat lelah waktu
melakukan aktivitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya
pengiriman oksigen.
2) Sistem Kardiovaskuler B2 (Bleeding)
Takikardia dan bising jantung menggambarkan beban kerja dan
curah jantung yang meningkat, pucat pada kuku, telapak tangan, serta
membran mukosa bibir dan konjungtiva.Keluhan nyeri dada bila
melibatkan arteri koroner. Angina (nyeri dada), khususnya pada klien usia
lanjut dengan stenosis koroner dapat diakibatkan karena iskemia
miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan gagal jantung
kongestif sebab otot jantung yang kekurangan oksigen tidak dapat
menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat
3) Sistem Neurologis B3 (Brain)
Disfungsi neurologis, sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinitus
( telinga berdengung )
4) Sistem Endokrine B4 (Bladder)
Gangguan ginjal, penurunan produksi urine
5) Sistem Eliminasi B5 (Bowel)
Penurunan intake nutrisi disebabkan karena anoreksia, nausea, konstipasi
atau diare, serta stomatitis ( sariawan lidah mulut)
6) Sistem Muskuluskeletal B6 (Bone)
Kelemahan dalam melakukan aktivitas
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
1) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.
2) Resiko tinggi cidera berhubungan dengan gangguan kesadaran.
3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penurunan O2 kejaringan
17
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah, tidak mau
makan
Tujuan:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan anak
mendapatkan kebutuhan nutrisi yang tepat.
Kriteria Hasil:
1) Berat badan anak kembali normal.
2) Anak mendapatkan suplemen yang dibutuhkan missal (Fe)
3) Tidak mengalami tanda malnutrisi.
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Berikan susu pada bayi sebagai Terlalu banyak minum susu, akan
makanan suplemen setelah
menurunkan masukan makanan
makanan padat diberikan. padat..
2 Sajikan makanan sedikit tapi sering
Mengurangi resiko penurunan
dari pada 3 kali dalam porsi besar.
terjadi muntah.
3 Instruksikan keluarga untuk
Memenuhi kebutuhan nutrisi dan
memberikan asupan makanan yang suplemen yang dibutuhkan oleh
cukup dan suplemen (Fe). tubuh.
4 Dorong anak untuk makan semua Anak mungkin hanya makan
makanan atau makanan tambahan. sedikit karena kehilangan minat
pada makanan serta mengalami
mual.
5 Berikan pilihan makanan yang Makanan yang mereka makan
mereka sukai. pasti dihabiskan.
6 Ukur masukan diet harian dengan Memberikan informasi tentang
jumlah kalori. kebutuhan pemasukan atau
defisiensi.
Diagnosa 6
Resiko tinggi terjadinya infeksi berhubungan dengan sistem pertahanan tubuh
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam mampu untuk
mengidentifikasi perilaku untuk mencegah menurunkan infeksi.
Kriteria Hasil:
1) Anak dan keluarga.
2) Anak tidak menunjukkan bukti infeksi
Intervensi
21
No Intervensi Rasional
1 Tingkatkan cuci tangan yang baik Mencegah terjadinya kontaminasi
oleh pemberi perawatan dan anak. bakterial.
2 Pertahankan teknik aseptik ketat Menurunkan resiko infeksi bakteri.
pada prosedur perawatan.
3 Berikan perawatan kulit. Menurunkan resiko kerusakan kulit
atau jaringan.
4 Lindungi anak dari kontak dengan Meminimalkan pemajanan pada
individu yang terinfeksi. organisme infektif.
5 Pantau suhu. Adanya bukti infeksi dan
membutuhkan pengobatan.
Diagnosa 7
Resiko perdarahan b/d penurunan faktor pembekuan darah
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 24 jam diharapkan anak dapat
mnurunkan resiko perdarahan.
Kriteria Hasil:
1) Mempertahankan homeastasis dengan tanpa perdarahan.
2) Menunjukkan perilaku penurunan resiko perdarahan.
Intervensi
No Intervensi Rasional
1 Awasi nadi, TD, dan CVP bila Peningkatan nadi dengan
ada. penurunan TD dan CVP dapat
menunjukkan kehilangan volume
darah sirkulasi, memerlukan
evaluasi lanjut.
2 Catat perubahan mental atau Perubahan dapat menunjukkan
tngkat kesadaran perbahan perfusi jaringan serebral
sekunder terhadap hipoolemia,
hipoksemia.
3 Dorong menggunakan sikat gigi Pada adanya gangguan faktor
halus pembekuan, trauma minimal dapat
menyebabkan perdarahan mukosa.
4 Gunakan jarum kecil untuk Meminimalkan kerusakan jaringan,
injeksi, tekan lebih lama pada menurunkan resiko
bagian bekas suntikan. perdarahan/hematoma
5 Hindarkan penggunaan produk Koagulasi memanjang, berpotensi
yang mengandung aspirin untuk resiko perdarahan.
kolaborasi
6 Awasi Hb/Ht dan faktor Indikator anemia, perdarahan aktif/
22
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Um Masalah
Tgl Jenis Tempat/ Jenis Keada
ur
No partu partu Penolon kelami BB Ha Lahi Nifa an
ham Bayi
s s g n mil r s Anak
il
26
Keterangan :
Masa hamil : tekanan darah tinggi, bengkak, infeksi
saluran perkemahan, perdarahan, premature, dll
Masalah Lahir/persalinan : SC atas indikasi ………,
perdarahan, kejang-kejang, dll
Masalah Nifas : perdarahan, infeksi, anemia, dll
Masalah bayi : pernapasan, makanan, ikterus, cacat,
meninggal dalam kandungan, meninggal setelah lahir, dll
Keadaan Anak : hidup / mati, sebab kematian :
…………………………………………
b. Riwayat Kehamilan Sekarang
Amenorhoe : Tidak ada
Keluhan waktu hamil : Mual, muntah dan tubuh udah
lelah
Gerakan anak pertama di rasakan : terasa pada usia 5
bulan
Imunisasi : Tidak ada
Penambahan BB selama hamil : 5 kg
Pemeriksaan kehamilan : teratur /
Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : Rumah sakit
VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
HB 13 mhg Golongan Darah/Rh :
AB
Gula Darah 120 d/L Leukosit -
VR/VDRL : -
2. Urine
Protein : Negatif Sedimen : -
Reduksi : Negatif
3. Pemeriksaan tambahan
USG TM III : Janin tunggal, DJJ positif, BPD/FL 34/35 minggu,
Plasenta fundus, EDD 23/03/2021, Ketuban cukup, EFW 2063 gram.
VIII. PENGOBATAN : -
Nama Mahasiswa:
Wenie
(2017.C.09a.0731)
31
ANALISIS DATA
DATA SUBYEKTIF
KEMUNGKINAN
DAN DATA MASALAH
PENYEBAB
OBYEKTIF
DS: Kurang terpapar Informasi Ansietas
- Ibu mengatakan saya terkait masa kehamilan
PRIORITAS MASALAH
35
RENCANA KEPERAWATAN
kurangnya informasi diharapkan deficit pengetahuan 2) Berikan Edukasi tentang masa 2) Mengekspresikan perasaan membantu
ditandai dengan ibu dapat teratasi dengan kriteria kehamilan. Klien mengidentifikasi sumber cemas.
tampak gelisah, ibu hasil : 3) Berikan kesempatan pasien bertanya 3) Rileks dapat menurunkan cemas.
tampak cemas, ibu 4) Tanyakan kembali tentang informasi 4) Menjelaskan prosedur operasi
- Pasien rileks
tampak bingung, yang disampaikan.
- Paien tidak bingung
ibu selalu bertanya
- Pasien tampak tenang
tentang pemasangan,
- Pasien tidak gelisah
pendidikan terakhir
SMA.
37
Hari/Tangga
Tanda tangan dan
l Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama Perawat
Jam
Senin, 03 Mei 1. Mengkaji tingkat kecemasan (ringan, S : ibu mengatakan “saya sudah memahami tentang
2021 sedang, berat) informasi terkait masa kehamilan”
10.00 WIB 2. Memberikan lingkungan yang nyaman
O:
3. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi
nyaman - Ibu tampak tenang
4. Memberikan edukasi tentang masa - Ibu tidak gelisah Wenie
kehamilan
- Ibu dapat menjelaskan tentang masa kehamilan
5. Memberikan dorongan dan kesempatan
pada ibu untuk mengungkapkan pikiran dan A :Masalah teratasi
perasaan untuk mengeksternalisasikan P :Intervensi dihentikan
kecemasan
4. Menanyakan kembali tentang informasi - Ibu mengatakan siap untuk melahirkan anak Wenie
yang disampaikan pertama
O:
- Ibu tampak tenang
- Ibu dapat menyebutkan kembali pengertian
tanda gejala saat hamil, perubahan
psikologis saat hamil
- Ibu tidak gelisah
- Ibu bertanya tentang makanan yang tidak
boleh dimakan saat hamil
A :Masalah teratasi
P :Intervensi dihentikan
39
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Panjaitan Betti Iriyanti Br et al. 2017. Hubungan Antara Jenis Kontrasepsi Suntik
Dan Lama Pemakaian Dengan Kenaikan Berat Badan Pada Akseptor
KB. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume X No 1 Edisi Juni
2017.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014.
Prawita, Ade Ayu &Aneka Sastrawati Gulo. 2018. Hubungan Penggunaan
Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan Ibu Di
Klinik Linez Kota Gunungsitoli. Jurnal Bidan KomunitasVol. I1 No. 3
Hal. 153-159.
Prijatni, Ida & Sri Rahayu. 2016. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Modul Bahan Ajar Cetak Kebidanan.
41
Di susun Oleh:
Armia Silviani
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan Ibu mengetahui
dan mengerti tentang posisi yang baik dan benar saat pemberian ASI
pada bayi
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah melaksanakan kegiatan penyuluhan diharapkan peserta mampu:
a. Mengetahui pengertian ASI
b. Mengetahui pengertian ASI Eksklusif
c. Mengetahui pengertian ibu menyusui
d. Mengetahui manfaat dan kerugian menyusui
e. Mengetahui cara menyusui yang baik dan benar
B. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian ASI
b. Pengertian ASI Eksklusif
c. Pengertian ibu menyusui
d. Manfaat dan Kerugian Menyusui
e. Cara menyusui yang baik dan benar
C. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media Metode
Pendahuluan 07.45-08.00 Mempersiapkan Masyarakat - -
peserta, alat dan menyiapkan diri di
pemateri ruang tunggu
43
Pembukaan 08.00– 08.02 Pembukaan acara oleh Mendengarkan dan Flipchart Ceramah
moderator menjawab salam
Penyampaian materi
oleh pemateri :
1. Memberi salam
pembuka
2. Memperkenalkan
diri dan anggota
3. Menjelaskan
tujuaan
4. Kontrak waktu
5. Membalas salam
6. Mendengarkan
Memberi respon
Penyajian 08.02– 08.22 1. Pengertian ASI Mendengarkan dan Flipchart Ceramah
2. Pengertian ASI memberikan umpan Leaflet
Eksklusif balik terhadap materi
3. Pengertian ibu yang disampaikan.
menyusui
4. Cara menyusui
yang baik dan
benar
5. Demonstrasi cara
menyusui yang
baik dan benar
jelas diajukan.
5. Feedback dari ibu
6. Membalas salam
D. Setting Tempat
Keterangan :
: Penyuluh
: Fasilitator
:
Observer
: Moderator
: Peserta
penyuluhan
: flipchart
E. Media Penyuluhan
1. Media
Leaflet dan flipchart
2. Sarana
Ruang penyuluhan, meja dan kursi
3. Referensi
1. Suraji, S. 2011. panduan menyusui pas ibu. Bandung: Salemba
Medika
2. Simkin, Penny. 2007. Panduan Lengkap Kehamilan Melahirkan
dan Bayi. Jakarta : Arcan
3. Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo
45
3. Evaluasi Hasil
Peserta dapat menjawab pertanyaan yang diberikan penyaji.
Materi Penyuluhan
ASI adalah Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam
larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh
kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya.Sedangkan
ASI Ekslusif adalah perilaku dimana hanya memberikan Air Susu Ibu (ASI)
saja kepada bayi sampai umur 6 bulan tanpa makanan dan ataupun minuman
lain.
ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi
dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI
merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga
dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. ASI merupakan makanan
alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis, mudah dicerna untuk
memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan pencernaan bayi (Musbikin, 2005)
ASI Eksklusif adalah peberian ASI (Air Susu Ibu) sedini mungkin
setelah persalinan, diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain
walaupun hanya air putih sampai bayi berusia 6 bulan. Setelah 6 bulan bayi
mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetapdiberi ASI sampai bayi
berusia 2 tahun.
Pemberian ASI eksklusif merupakan faktor penunjng kecerdasan
bayi, memang tidak mudah karena sanh ibu harus memberikannya selama 6
bulan, masa 6 bulan inilah yang disebut ASI eksklusif. Pada masa 6 bulan bayi
memang belum diberi makanan selain susu, untuk itu ibu harus memberikan
perhatian yang ekstra pada bayi (Sarwono, 2008).
Menyusui merupakan pekerjaan biologic yang mulia bagi semua
jenis mamalia dan sebagai satu kesatuam dari fungsi reproduksi, menyusui
adalah salah satu insting. Namun dewasa ini, makin sedikit ibu-ibu yang
mempraktekkan pekerjaan mulia ini. Oleh karena itu kebiasaan menyusui saat
ini penting untuk diamati dan dicegah kemrosotannya.
Kebiasaan menyusui dan cara menyaih yang baik memegang
peranan yang penting dalam kesejahteraan serta pertumbuhan anak. Kepada
47
para ibu harus dijelaskan bahwa air susu ibu mengandung zat-zat yang
diperlukan untuk pertumbuhan bayi. Jumlah dan komposisi ASI akan berubah
dari hari ke hari. Biasanya disesuaikan dengan kebutuhan bayi serta
tergantung pada makanan dan keadaan ibu (Penny, 2007).
A. Manfaat dan Kerugian Menyusui
Manfaat Menyusui Dengan Benar, Adalah :
1. Puting tidak lecet
2. Bayi merasa puas dan nyaman karna perlekatan menyusu pada bayi
kuat
3. Bayi menjadi tenang
4. Bayi tidak gumoh atau muntah
5. Nutrisi pada bayi tercukupi
Kerugian Menyusui Tidak Benar, adalah :
1. Puting menjadi lecet
2. ASI tidak keluar secara Optimal sehingga
mempengaruhi produksi ASI
3. Bayi enggan menyusu
4. Perut bayi kembung
B. Cara Menyusui Yang Baik dan Benar
1. Cara Menyusui Yang Benar
Adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlengkatan
dan posisi ibu dan bayi dengan benar (Suradi , 2004).
Memberikan ASI dalam suasana yang santai bagi ibu dan bayi.
Buat kondisi ibu senyaman mungkin. Selama bebrapa minggu pertama,
bayi perlu diberi ASI setiap 2,5-3 jam seklai. Menjelang akhir minggu ke
enam, sebagian besar kebutuhan bayi akan ASI setiap 4 jam sekali.
Jadwal ini baik sampai bayi berumur antara 10-12 bulan. Pada usia ini
sebagian besar bayi tidur sepanjang malam sehingga tidak perlu lagi
member makan di malam hari (Sarwono, 2008).
2. Posisi Menyusui Yang Benar
a. Macam-macam posisi ibu saat menyusui
48
1. The cradle. Posisi ini sangat baik untuk bayi yang baru lahir.
Bagaimana caranya? Pastikan punggung Anda benar-benar
mendukung untuk posisi ini. Jaga bayi di perut Anda, sampai kulitnya
dan kulit Anda saling bersentuhan. Biarkan tubuhnya menghadap ke
arah Anda, dan letakkan kepalanya pada siku Anda.
2. The cross cradle hold. Satu lengan mendukung tubuh bayi dan
yang lain mendukung kepala, mirip dengan posisi dudukan tetapi
Anda akan memiliki kontrol lebih besar atas kepala bayi. Posisi
menyusui ini bagus untuk bayi prematur atau ibu dengan puting
payudara kecil.
3. The football hold. Caranya, pegang bayi di samping Anda dengan
kaki di belakang Anda dan bayi terselip di bawah lengan Anda,
seolah-olah Anda sedang memegang bola kaki. Ini adalah posisi
terbaik untuk ibu yang melahirkan dengan operasi caesar atau untuk
ibu-ibu dengan payudara besar. Tapi, Anda butuh bantal untuk
menopang bayi.
4. Saddle hold. Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk
menyusui dalam posisi duduk. Ini juga bekerja dengan baik jika bayi
Anda memiliki pilek atau sakit telinga. Caranya, bayi Anda duduk
tegak dengan kaki mengangkangi Anda sendiri.
5. The lying position. Menyusui dengan berbaring akan memberi
Anda lebih banyak kesempatan untuk bersantai dan juga untuk tidur
lebih banyak pada malam hari. Anda bisa tidur saat bayi menyusu.
Dukung punggung dan kepala bayi dengan bantal. Pastikan bahwa
perut bayi menyentuh Anda.
Sadle Hold
49
Dari macam-macam posisi tadi ada dua posisi yang benar bagi ibu dan
bayi ketika menyusui, yaitu:
1. Berbaring miring miring, ini posisi yang amat baik untuk
pemberian ASI yang pertama kali atau bila ibu merasa lelah atau
nyer
2. Duduk, penting untuk memberikan topangan atau sandaran pada
pungung ibu, dalam posisinya tegak lurus (90 derajat) terhadap
pangkuanya. Ini mungkin dapat dilakukan dengan duduk bersila
diatas tempat tidur, di lantai, atau duduk dikursi.
Wenie
ABSTRACT
This research sets out to understand how far the relationship between
family support and women’s adjustment during their first pregnancy . The
hypothesis is: there is a positive relationship between family support and
women’s adjustment during their first pregnancy.
The result shows positive correlation between family support and women’s
adjustment. The correlation coeffisien (r) is 0,7311 ; p < 0,01 and the
determination coefficient (r2) is 0,5346. It means that the research hypothesis is
supported by the result of the data analysis.
2. Hasil Tambahan
Data yang diperoleh dari
kolom identitas subjek turut
dianalisis untuk
memperkaya hasil penelitian
ini. Adapun data subjek
yang turut dianalisis, yaitu
usia ibu hamil, usia
c. Tidak ada perbedaan penyesuaian diri kehamilan pertama. Melalui
antara ibu rumah tangga dan ibu dukungan keluarga sebagai
bekerja (F = 0,59 ; p > 0,05). salah satu bentuk dukungan
d. Tidak ada perbedaan penyesuaian diri sosial, seorang ibu hamil
ditinjau dari tempat tinggal yaitu dapat melakukan
rumah sendiri, bersama orang tua dan penyesuaian yang lebih baik
bersama mertua (F = 1,0674 ; p > dalam masa kehamilannya.
0,05). Hal ini sesuai dengan
pendapat yang dikemukakan
oleh Johnson dan Johnson
(1991) yang menyatakan
DISKUSI bahwa dukungan sosial akan
meningkatkan kesejahteraan
Hasil penelitian psikologis (psychological
menunjukkan bahwa well being) dan kemampuan
terdapat hubungan positif penyesuaian diri melalui
yang sangat signifikan perasaan memiliki,
antara dukungan keluarga peningkatan harga diri,
dengan penyesuaian diri.
Dengan demikian, hipotesis
penelitian yang menyatakan
ada hubungan positif antara
dukungan keluarga dengan
penyesuaian diri
perempuan pada kehamilan
pertama dapat diterima
kebenarannya. Semakin
tinggi dukungan keluarga
yang diperoleh maka
semakin tinggi penyesuaian
diri ibu hamil, demikian
pula sebaliknya bahwa
semakin rendah dukungan
keluarga maka semakin
rendah penyesuaian diri ibu
hamil. Hal ini dapat dilihat
dari koefisien korelasi (r)
sebesar 0,7311 dengan p <
0,01.
Tinggi rendahnya
dukungan keluarga akan
berkorelasi dengan tinggi
rendahnya penyesuaian diri
perempuan pada
pencegahan neurotisme dan mengenai karakteristik
psikopatologi, pengurangan penyesuaian yang
distres serta penyediaan dikemukakan oleh
sumber atau bantuan yang Schneiders (1964) dan
dibutuhkan. Secara umum Tallent (1978) yang terdiri
dapat dikatakan bahwa dari kontrol emosi,
dukungan dapat kemampuan belajar, tindakan
meningkatkan kontrol langsung dan kualitas
personal, perasaan positif, hubungan interpersonal.
serta membantu ibu hamil Dalam mewujudkan
mempersepsi perubahan- kontrol emosi, kemampuan
perubahan yang terjadi belajar, tindakan langsung,
selama kehamilan dengan dan terjaganya hubungan
tingkat stres yang lebih interpersonal, dukungan
rendah (Collins dkk, 1993). keluarga yang berupa
Inti penyesuaian diri perhatian emosi, bantuan
pada kehamilan pertama informasi, bantuan instru-
adalah kemampuan seorang mental dan penilaian turut
calon ibu dalam menghadapi memberikan sumbangan.
tekanan maupun konflik Melalui bentuk dukungan
yang terjadi akibat perhatian emosi yang berupa
perubahan fisik maupun kehangatan, kepedulian
psikologis selama periode maupun ungkapan empati,
kehamilan dan kemampuan akan
mencapai keselarasan antara
tuntutan dari dalam diri
dengan tuntutan lingkungan.
Hal ini ditandai dengan
kemampuan mengembang-
kan mekanisme psikologis
yang sesuai serta
kemampuan dalam
mengambil tindakan yang
efektif, efisien, bermanfaat
dan memberi kepuasan
dalam mengatasi tantangan
yang dihadapi.
Penyesuaian diri pada
kehamilan pertama
dijabarkan dalam empat
aspek yang bersumber dari
rangkuman peneliti
timbul keyakinan bahwa jalani adalah hal yang baru
individu tersebut dicintai dalam hidupnya. Sumber-
dan diperhatikan. Perhatian sumber dukungan dapat
emosi akan membuat ibu memberikan informasi
hamil merasa yakin bahwa berdasarkan pengalaman,
ia tidak seorang diri menyampaikan pengetahuan
melewati masa kehamilan. yang diperoleh, ataupun
Bantuan Instrumental menyediakan sumber
yang berupa materi maupun informasi seperti bahan-
tindakan akan bahan bacaaan tentang
mempermudah individu kehamilan.
dalam melakukan berbagai Berkaitan dengan
aktivitas. Tersedianya dana penggunaan layanan
yang memadai akan kesehatan selama kehamilan
memungkinkan ibu hamil seperti Puskesmas, dorongan
memenuhi kebutuhan gizi dari keluarga akan sangat
dan perawatan kesehatan membantu. Taylor
yang dibutuhkan selama mengemukakan bahwa
kehamilan dan saat dukungan berkaitan
kelahiran. Bantuan dalam langsung dengan kebiasaan
bentuk tindakan seperti hidup sehat (health habit).
kesediaan mengantar ke Individu-individu dengan
Puskesmas dan membantu tingkat
pekerjaan rumah tangga
sehari-hari akan
meringankan beban kerja
sekaligus meningkatkan
peluang untuk melakukan
istirahat yang akan sangat
terasa manfaatnya terutama
apabila ibu hamil
mengalami perubahan fisik
yang berhubungan dengan
kehamilannya seperti mual,
muntah dan rasa letih.
Bantuan informasi akan
membantu individu untuk
menemukan alternatif yang
tepat bagi penyelesaian
masalahnya. Informasi
sangat dibutuhkan oleh ibu
hamil pertama mengingat
apa yang sedang mereka
dukungan tinggi lebih cenderung pendapat orang lain. Teori ini
patuh terhadap aturan medis menganggap hubungan
dan mereka cenderung interpersonal dapat
menggunakan layanan kese- memberikan penguatan
hatan, apabila sumber- melalui bentuk-bentuk
sumber dukungan dukungan kognitif.
memberikan kecenderungan Matriks interkorelasi
ke arah tersebut (Taylor, sumber dukungan
1996). menunjukkan bahwa korelasi
Wujud keempat dari antar sumber dukungan
dukungan keluarga adalah keluarga adalah tinggi,
penilaian, yaitu pemberian sehingga tidak dapat
umpan balik dan penguatan ditentukan besarnya
yang dapat digunakan oleh sumbangan masing-masing
individu yang bersangkutan sumber dukungan (hubungan
sebagai sarana evaluasi diri antara dukungan suami
dan dorongan untuk maju. dengan dukungan ibu
Menghargai usaha yang kandung r = 0,7249; p <
telah dilakukan individu 0,01; hubungan antara
dalam menjaga dukungan suami dengan
kehamilannya dan dukungan ibu mertua r =
memberikan kritik yang 0,7641; p
bersifat membangun < 0,01; dan hubungan antara
merupakan contoh dukungan ibu kandung
dukungan penilaian bagi ibu dengan dukungan ibu
hamil. Individu yang mertua r =
merespon situasi baru ingin
mendapat umpan balik dari
orang lain terutama dari
significant others untuk
menilai apakah sikap dan
perilakunya tepat. Menurut
Wills (dalam Cohen dan
Syme, 1985), hal ini didasari
oleh teori perbandingan
sosial yang menyatakan
bahwa individu termotivasi
untuk menguji pengamatan
mereka terhadap realitas
sosial dengan
membandingkan tingkah
laku dan pendapat mereka
dengan tingkah laku dan
0,7407; p < 0,01). Hal ini berarti untuk memberikan
bahwa dukungan keluarga dukungannya.
yang berasal dari suami, Hal ini selaras dengan
ibu kandung , dan ibu hasil wawancara yang
mertua dalam penelitian ini dilakukan oleh Munthe, dkk
tidak dapat dilihat sebagai terhadap 40 ibu hamil
sumber dukungan yang pertama berusia antara 23
berdiri sendiri, tetapi – 35 tahun yang rata-rata
merupakan satu kesatuan. menyatakan dengan
Berdasarkan hasil kehamilannya yang pertama
analisis data, variabel hubungan dengan suami,
dukungan keluarga orang tua dan mertua
menunjukkan rerata semakin akrab (Munthe dkk,
empirik sebesar 151,089 ; 1999). Menurut Clark
rerata hipotetik sebesar (dalam Hobfoll dkk, 1993)
112,5 dengan deviasi dengan mengandalkan
standar 22,5. Berdasarkan dukungan yang berasal dari
lima kategori yang disusun, hubungan personal yang
secara umum dukungan dekat, selain dukungan dapat
keluarga yang diperoleh diperoleh juga akan semakin
subjek penelitian berada menguatkan hubungan yang
dalam kategori sangat telah terbentuk.
tinggi.
Perilaku memberikan
dukungan dalam lingkup
keluarga lebih dibimbing
oleh kasih sayang,
keinginan untuk merespon
kebutuhan orang lain dan
kurang dipengaruhi oleh
prinsip pertukaran (Wills
dalam Cohen dan Syme,
1985). Tingginya dukungan
keluarga yang diperoleh
kemungkinan dikarenakan
subjek penelitian
mengandung untuk yang
pertama kali. Keadaan
khusus ini akan
memobilisasi sumber-
sumber dukungan yang
terdiri dari suami, ibu
kandung dan ibu mertua
Tingginya dukungan dikarenakan responden yang
keluarga ber- pengaruh pada bersedia mengisi angket
tingginya tingkat adalah ibu-ibu yang berada
penyesuaian diri. Variabel dalam kondisi fisik sehat.
penyesuaian diri Dugaan ini muncul karena
menunjukkan rerata empirik dalam pelaksanaan
sebesar 113,839 ; rerata penelitian, sebagian ibu yang
hipotetik 87,5 dengan tidak bersedia menjadi
deviasi standar sebesar 17,5. responden adalah mereka
Berdasarkan lima kategori yang beralasan dalam kondisi
yang ditentukan, secara kurang sehat atau
umum penyesuaian diri menyatakan keberatan karena
subjek penelitian berada aitem pernyataan terlalu
dalam kategori sangat banyak.
tinggi. Hasil tambahan
Tingginya tingkat menunjukkan bahwa tidak
penyesuaian diri subjek ada perbedaan dalam hal
penelitian dapat dikaitkan penyesuaian diri ditinjau dari
dengan karakteristik khas kelompok umur ibu hamil.
subjek penelitian yaitu ibu- Hal ini dapat dipahami
ibu hamil pertama yang karena kelompok umur
memeriksakan diri di subjek penelitian berkisar
Puskesmas. Dengan datang antara 20 –
ke Puskesmas, subjek 35 tahun, dimana rentang usia
penelitian telah melakukan tersebut adalah rentang usia
salah satu tindakan nyata yang paling baik untuk hamil
untuk menjaga baik dari segi fisik maupun
kehamilannya yaitu mental.
melakukan pemeriksaan
kesehatan selama kehamilan
(antenatal care). Dukungan
sosial dari sumber lain
misalnya dari sesama ibu
hamil dan paramedis
sekaligus dapat diperoleh
saat menunggu maupun saat
pemeriksaan kesehatan
dilakukan.
Disamping itu,
kemungkinan tingginya
tingkat penyesuaian diri
subjek penelitian
Dilihat sisi medis, pada masa hatian agar tidak terjadi
tersebut, faktor penyulit keguguran, trimester kedua
kelahiran paling sedikit berkaitan dengan citra diri
terjadi (Aryono, 1995; dan mulai meningkatnya
Samil dan Wishnuwardani, kembali hasrat seksual,
1993; Wiknyosastro dkk, sedangkan trimester ketiga
1997), sedangkan dilihat berkaitan dengan persiapan
dari segi mental, kelompok dan penantian saat kelahiran.
usia tersebut dianggap telah Hasil tambahan ketiga
memenuhi syarat untuk memperlihatkan tidak ada
melaksanakan kehidupan perbedaan penyesuaian diri
rumah tangga dan ditinjau dari pekerjaan ibu
pengasuhan anak (Mönks hamil yang terbagi dalam
dkk, 1992). Menurut Curtis dua kelompok yaitu ibu
(1996) penyesuaian diri rumah tangga dan ibu
lebih ditentukan oleh faktor bekerja. Kemampuan untuk
kematangan psikologis dan melakukan suatu pekerjaan
status kesehatan daripada baik pekerjaan rumah tangga
usia. Namun demikian maupun pekerjaan di luar
beberapa gangguan rumah selama kehamilan
kesehatan memang lebih
berkaitan dengan
penambahan usia seperti
diabetes dan hipertensi.
Oleh karena itu usia 35
tahun digunakan sebagai
batas usia ideal untuk
hamil, terlebih lagi untuk
kehamilan pertama
(Wiknyosastro dkk, 1997)
Hasil tambahan kedua
menunjukkan tidak ada
perbedaan penyesuaian diri
ditinjau dari usia kehamilan
yang dilihat dalam satuan
trimester. Hal ini mungkin
disebabkan tiap trimester
memuat tantangan yang
sama beratnya meskipun
wujudnya berbeda, seperti
misalnya yang paling
dominan pada trimester
pertama adalah gejala
mual-muntah dan kehati-
ditentukan oleh kondisi fisik ibu berbeda dengan penyesuaian
hamil dan jenis pekerjaan diri kehamilan pada ibu
yang dilakukan (Curtis, bekerja.
1996), seperti misalnya Selain itu, penyesuaian
apakah pekerjaan yang diri tidak berbeda ditinjau
dilakukan tersebut dari segi tempat tinggal
memerlukan tenaga fisik, karena walaupun seorang
tekanan mental yang tinggi, anak yang telah berkeluarga
serta lingkungan fisik tinggal terpisah dari orang
seperti interaksi dengan tuanya, namun kontak
bahan-bahan kimia dan diantara keduanya tetap
kebisingan. Ibu hamil terpelihara. Hal tersebut
dengan kondisi kehamilan antara lain dibuktikan oleh
dan kesehatan normal tetap penelitian Megawangi, dkk
mampu melaksanakan (1995) yang menemukan
aktivitas pekerjaan sehari- bahwa dalam keluarga Jawa
hari dengan baik. seorang perempuan atau laki-
Hasil tambahan keempat laki yang telah menikah dan
menunjukkan tidak ada tinggal terpisah dari orang
perbedaan penyesuaian diri tua akan tetap menjaga
ditinjau dari tempat tinggal kontak dengan kedua orang
yaitu rumah sendiri, tuanya.
bersama orang tua, dan
bersama mertua. Hal ini
disebabkan bahwa
dukungan yang memberi
kontribusi pada penyesuaian
diri tidak selalu
berhubungan dengan
kuantitas pertemuan, tetapi
lebih pada kualitas
hubungan dan persepsi
memiliki orang lain yang
dapat dipercaya dan
diandalkan untuk
memberikan dukungan jika
sewaktu-waktu diperlukan.
Hal ini sekaligus juga
menjelaskan mengapa
penyesuaian diri ibu rumah
tangga yang diperkirakan
lebih sering bertemu dengan
sumber dukungan tidak
Demikian pula jika sedangkan faktor sosial
seseorang tinggal di rumah budaya mencakup keadaan
mertua, dukungan keluarga ekonomi, status pernikahan,
yang diperoleh tidak kondisi lingkungan, nilai-
berbeda jika dibandingkan nilai atau belief yang dianut
tinggal di rumah sendiri individu dan masyarakat
atau bersama orang tua setempat, serta dukungan
kandungnya. Hal ini sosial yang berasal dari
berkaitan erat dengan sumber lain di luar keluarga
konsep pernikahan pada seperti dokter, paramedis,
masyarakat yang menganut teman, dan sesama ibu
budaya kolektif, dimana hamil.
pernikahan dilihat sebagai
bergabungnya dua
keluarga besar (Triandis,
1994), sehingga anak KESIMPULAN DAN SARAN
menantu diperlakukan sama
seperti halnya anak sendiri. Berdasarkan hasil
analisis data, penelitian ini
Koefisien determinasi menghasilkan kesimpulan
(r2) sebesar 0,5346 sebagai berikut:
memperlihatkan bahwa
dukungan keluarga
memberikan sumbangan
sebesar 53,46% terhadap
penyesuaian diri
perempuan pada kehamilan
pertama, sehingga 46,54%
adalah sumbangan yang
berasal faktor-faktor lain.
Adapun faktor- faktor
tersebut secara garis besar
terbagi dalam tiga
kelompok yaitu kondisi
fisik, psikologis dan faktor
sosial budaya. Kondisi
fisik mencakup riwayat
kesehatan dan penyakit,
faktor psikologis mencakup
hal-hal seperti
perkembangan moral,
intelektual, sosial,
emosional, tingkat stres,
strategi coping, serta
pengalaman dan belajar,
1. Ada hubungan yang sangat signifikan penelitian telah melakukan satu tindakan
antara dukungan keluarga dengan nyata untuk menjaga kehamilannya
penyesuaian diri perempuan pada yaitu melakukan peme- riksaan selama
kehamilan pertama yang ditunjukkan kehamilan (antenatal care). Disamping
oleh koefisien korelasi (r) sebesar itu, responden yang bersedia mengisi
0,7311 dengan p < 0,01. Hal ini berarti angket pada umumnya adalah ibu-ibu
bahwa semakin tinggi dukungan yang berada dalam kondisi fisik sehat.
keluarga maka semakin tinggi Dugaan ini muncul karena dalam
penyesuaian diri perempuan pada pelaksanaan penelitian, sebagian ibu
kehamilan pertama dan semakin yang menolak mengisi angket adalah
rendah dukungan keluarga maka mereka yang beralasan dalam kondisi
semakin rendah pula penyesuaian diri kurang sehat atau menyatakan
perempuan pada kehamilan pertama. keberatan karena aitem dalam angket
2. Berdasarkan lima kategori yang dibuat terlalu banyak.
peneliti, skor penyesuaian diri rata-rata 3. Koefisien determinasi (r2) sebesar
subjek penelitian adalah sangat tinggi. 0,5346 memperlihatkan bahwa
Hal ini berarti bahwa subjek penelitian dukungan keluarga memberikan
memiliki penyesuaian diri yang baik sumbangan 53,46% terhadap penye-
dalam kehamilan pertama. Apabila suaian diri ibu hamil pertama. Dengan
dilihat dari kuatnya korelasi antara demikian masih ada faktor lain sebesar
dukungan keluarga dan penyesuaian 46,54% yang juga turut memberikan
diri (r =0,7311; p < 0,01) dan besarnya sumbangan terhadap penyesuaian diri
sumbangan dukungan keluarga pada kehamilan pertama.
terhadap penyesuaian diri (r2 = Dari penelitian ini dapat
0,5346), maka skor dukungan keluarga disarankan hal- hal sebagai
yang menunjukkan rata-rata sangat berikut:
tinggi turut memberikan andil terhadap
tingginya skor penyesuaian diri subjek 1. Bagi Keluarga
penelitian. Dukungan keluarga yang
Hasil penelitian
terdiri dari aspek perhatian emosi,
menunjukkan bahwa
bantuan instrumental, bantuan
dukungan keluarga yang
informasi, dan penilaian memberikan
terdiri dari dukungan suami,
sumbangan terhadap skor penyesuaian
ibu kandung, dan ibu mertua
diri yang terdiri dari aspek kontrol
memiliki sumbangan yang
emosi, kemampuan belajar, tindakan
cukup besar terhadap
langsung, dan hubungan interpersonal.
penyesuaian diri ibu hamil
Tingginya tingkat penyesuaian diri subjek pertama, oleh karena itu
penelitian juga dapat dikaitkan dengan keluarga diharap- kan
karakteristik subjek penelitian yaitu memberikan dukungan
ibu-ibu hamil pertama yang perhatian, instrumental,
memeriksakan diri ke Puskesmas. informasi dan penilaian
Dengan datang ke Puskesmas, subjek kepada calon ibu. Dukungan
yang dapat diberikan antara
lain melalui penciptaan
suasana rumah yang
menyenangkan, berbagi
informasi, menemani ketika
pemeriksaan rutin apabila
diperlukan, memberikan
kritik atau saran yang
membangun kepada ibu
hamil yang dapat
digunakan oleh ibu hamil Chapman, H.A., Hobfoll, S.E., Ritter, C.
sebagai sarana evaluasi diri. 1997. Partner’s Stress Underestimation
Lead to Women Distress: A Study of
2. Bagi Subjek Penelitian Pregnant Inner-City Women. Journal of
Subjek penelitian
diharapkan memper-
tahankan penyesuaian diri
yang telah berada dalam
kategori baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aryono, N. 1995. 17 Juni. Masalah
Kesehatan Reproduksi Wanita di
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Makalah. Disajikan pada Diskusi
Masalah Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta.
Personality and Social Psychology. Pertama: Dilengkapi Tinjauan Psiko-
Vol. 73, No. 2, 418 – 425. logis. Jakarta: Penerbit Papas Sinar
Sinanti.
Cohen, S. dan Syme, S. L. 1985. Social
Support and Health. Florida:
Academic Press, Inc.
Topic: Sarjana
Keperawatan Tingkat 3A's
Zoom Meeting
Time: May 4, 2021 13:00
AM Bangkok
2 Konsultasi
Askep. Sarjana Keperawatan
Kamis, 5 Tingkat 3A is inviting you
Mei 2021 to a scheduled Zoom
meeting.
Topic: Sarjana
Keperawatan Tingkat 3A's
Zoom Meeting
Time: May 5, 2021 13:00
AM Bangkok
Revisi :
1 Tambah tanggal yang
sesuai di riwayat
penyakit sekarang
2 perbaiki DS dan DO di
analisa data
3 Postconferre
nt.
Sarjana Keperawatan
Senin, 10
Tingkat 3A is inviting you
Mei 2021
to a scheduled Zoom
meeting.
Topic: Sarjana
Keperawatan Tingkat 3A's
Zoom Meeting
Time: May 10, 2021 08:00
AM Bangkok