ETIKA
ETIKA
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Pergaulan yang berarti hidup bermasyarakat perlu latihan sejak dini, bahkan sejak seseorang
mengenal orang lain di luar dirinya sendiri. Sejak usia anak-anak hingga menjadi orang dewasa,
bahkan orang tua sekalipun dalam kehidupannya tidak lepas dari apa yang disebut dengan
pergaulan. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan dalam pergaulan, yaitu kemungkinan diterima
secara baik atau ditolak oleh kelompok, lingkungan, bahkan di dalam masyarakat luas pada
umumnya. Jika seseorang di dalam bergaul dapat diterima dengan baik di dalam komunitasnya,
maka seseorang itu akan lebih percaya diri, timbul semangat untuk lebih berkarya dan
berprestasi. Harga diri akan meningkat dengan sendirinya. Penghargaan demi penghargaan akan
diperoleh dan kepercayaan akan terus meningkat yang datang dari komunitasnya. Meskipun
demikian diperlukan pengendalian diri dengan: selalu mendekatkan diri kepasa Tuhan Yang
Maha Esa seraya memohon petunjukNya agar selalu diberikan bimbingan ke arah yang lebih
baik.
Lingkungan masyarakat merupakan barometer/tolak ukur seseorang, apakah sikap, tutur kata dan
perilaku seseorang dapat diterima oleh masyarakat luas atau tidak sesuai dengan norma dan tata
nilai di dalam masyarakat itu sendiri.
Keterampilan bergaul dapat dilihat sejak kanak-kanak hingga dewasa. Ketika masih kanak-kanak
seseorang suka berkenalan dengan cara yang paling sederhana, yaitu tersenyum dan menyapa
kawan-kawan yang baru dijumpainya. Ini merupakan awal terbentuknya rasa percaya diri
dengan dunia pergaulan dilingkungannya yaitu dunia anak. Sampai saatnya seseorang memasuki
dunia remaja dan dewasa, untuk belajar sesuai dengan usianya, karena pergaulan akan membawa
kesuksesan di masa yang akan datang.
2. TUJUAN
A. Untuk menjelaskan pengertian etika pergaulan.
B. Untuk mengetahui cara-cara bersikap dalam pergaulan.
C. Untuk mengetahui prinsip – prinsip pergaulan.
D. Untuk melaksanakan etika pergaulan.
E. Untuk mengetahui upaya mewujudkan pola pergaulan yang sehat.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN ETIKA
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos
sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal
yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara
berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan
1. etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan (K.Bertens, 2000).
2. dalam Kamus Bahasa Indonesia yang lama (Poerwadarminta, sejak 1953 – mengutip dari
Bertens,2000), etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas
akhlak (moral)”.
3. dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
4. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.nilai dan
norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. (K.Bertens, 2000).
· ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral
(akhlak);
· kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;
5. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika
Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu
melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi dalam hidup manusia
perorangan maupun pada taraf sosial. (K.Bertens, 2000).
6. Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah laku
perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal
7. erminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini adalah, etika dipelajari untuk ilmu
pengetahuan yang memperlajari masalah atau tindakan amnesia.
8. Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai
tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan
sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis.
Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
9. Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berprilaku
menurut ukuran dan nilai yang baik.
Masalah pergaulan remaja dewasa ini sering menjadi topik pembicaraan, dan menjadi sumber
kerisauan, atau keprihatinan para orang tua, pendidik, dan semua pihak yang mempunyai
kepedulian terhadap nasib masa depan generasi muda.
Pergaulan remaja adalah kontak sosial diantara remaja, atau dalam kelompok sebaya (Peer
Group). Kelompok sebaya ini, disamping memberikan pengaruh yang positif tehadap
perkembangan remaja sebagai anggota kelompok tersebut, juga pengaruh yang negative.
Pengaruh negative itu maksudnya, bahwa kelompok teman sebaya itu menjadi racun bagi
perkembangan remaja.
Teman sebaya adalah orang-orang seumuran dengan kita dan kelompok sosialnya, seperti teman
sekolah atau mungkin teman sekerja atau tetangga membina hubungan yang baik antar sesama
teman merupakan suatu hal yang penting dilakukan oleh setiap orang. Begitu pentingnya
membina hubungan yang baik ini, karena kita merupakan makhluk sosial yang tidak mungkin
dapat dan mampu hidup sendirian tanpa bantuan orang lain
Namun dalam menjaga hubungan pertemanan terdapat banyak kejadian atau permasalahan yang
muncul dalam hubungan pertemanan atau persahabatan, bahkan hal tersebut bisa berujung pada
hubungan yang tidak hamonis lagi. Sekalipun diantara mereka telah terjalin hubungan yang
sangat dekat dan mungkin sudah terjalin begitu lama. Mungkin dalam benak sebagian orang hal
tersebut adalah hal yang wajar,tetapi tanpa kita sadari sebenarnya hal tersebut disebabkan karena
manusia pada dasarnya memiliki rasa egoisme yang tinggi.
Dalam beberapa kasus, retaknya hubungan persahabatan atau pertemanan di picu oleh rasa egois.
Perasaan ini tidak memandang status sosial, dia akan merasuki setiap hubungan yang dijalin oleh
setiap manusia baik hubungan secara individu maupun kelompok.
Belajar menghargai
Pada dasarnya semua orang ingin dihargai, tidak peduli apakah ia orang berpangkat atau tidak,
orang miskin atau kaya, sesama agama atau tidak seagama, sesama suku atau tidak sesama suku,
semuanya ingin dihargai secara proporsional. Namun sayangnya, banyak orang dikalangan kita
yang tidak mau menghargai orang lain. Padahal menghargai orang lain bukan berarti
memberikan sesuatu yang besar nilainya. Misalnya saja menghargai pendapat orang lain. Hal ini
sangat penting dilakukan dalam membina hubungan yang baik. Kalau kita tidak mau menghargai
orang lain, jangan berharap orang lain akan mau menghargai kita.
Belajar menghormati
Setiap orang selalu ingin dihormati. Oleh karena itu, janganlah kita menghormati orang lain
karena ia kebetulan punya pangkat atau kedudukan. Kita perlu menghormati orang bahkan orang
yang seumuran dengan kita, bila kita melihat orang lain tersebut melakukan sesuatu yang baik.
Dengan kata lain, ciptakan suasana saling menghormati di antara kita.
Sikap mau mengerti keadaan orang lain pada dasarnya merupakan perbuatan sangat terpuji.
Sebab, orang mempunyai sikap mau mengerti keadaan orang lain ini membutuhkan kesadaran
yang harus ditumbuhkan dari dalam hati nurani yang terdalam. Oleh karena itu dalam membina
hubungan yang baik, sudah seharusnya kita mau mengerti keadaan orang lain tanpa pandang
bulu. Artinya kita harus menghindari sikap acuh tak acuh atau tidak peduli terhadap orang-orang
yang ada di sekitar kita
Bila kita melihat teman kita berprestasi dalam suatu bidang apapun karena hasil keras dan jujur,
maka sebaiknya kita mau memberikan pujian terhadap teman kita tadi dengan penuh keihklasan.
Sebab, pemberian pujian yang sesuai dengan keadaannya, artinya tanpa dibuat-buat, akan
memberikan pengaruh positif bagi teman kita, meskipun pujian yang kita berikan itu dalam
bentuk sekecil apapun. Oleh karena itu, dalam rangka membina hubungan yang baik antar
sesama teman, sebaiknya kita jangan pelit memberikan pujian.
Perjalanan hidup seseorang tidak selamanya berjalan mulus, artinya ada kalanya ia mengalami
masalah, seperti patah semangat atau putus asa dan lain sebagainya, sehingga ia kehilangan
semangat, malas, tidak bergairah. Bila kita mempunyai teman yang mengalami demikian itu,
maka sebagai teman yang baik tentunya akan memberikan motivasi (dorongan), sehingga teman
kita tadi tumbuh kembali rasa percaya dirinya. Oleh karena itu dalam membina hubungan yang
baik, sebaiknya kita harus pandai-pandai memberikan motivasi, khususnya terhadap teman yang
sedang mengalami suatu masalah.
Tidak bercanda keterlaluan. Kalau kita bersenda gurau hal hal yang kecil mugkin tidak
masalah, tetapi kalau sudah diluar batas, maka hubungan itu bisa langsung retak.
Hal yang dapat menjaga persabahatan adalah menjadi pendengar baik dan saling
menghormati satu sama lain. Hormati saran teman dan dengarkan apa yang sahabat
ungkapkan, ambil sisi positifnya sebagai kritik yang membangun. Kepribadian yang
berbeda antara kita dan sahabat, akan dapat menjadi pelengkap satu sama lain. Tetapi bukan
berarti kita harus menceritakan segala hal kepada sahabat.
Diantara beberapa unsur etika yang perlu diperhatikan dalam pergaulan dengan teman sebaya itu,
adalah:
Kembangkanlah sikap saling membantu, dan memberi saran, dalam kelompok anda.
Jadikanlah kelompok anda itu sebagai wahana untuk belajar bersama, seperti
mendiskusikan pelajaran, tugas-tugas, atau pemecahan masalah-masalah yang dihadapi,
baik oleh pribadi masing-masing, maupun oelh bersama.
Apabila anda sudah mempunyai kekasih, jalinlah percintaan itu dengan sebaik-baiknya,
jangan dinodai perilaku a moral, atau melanggar norma agama (seperti melakukan
perbuatan yang hanya boleh apabila telah menikah). Alangkah baiknya, apabila pacaran itu
dijadikan motivasi untuk lebih semangat belajar, saling membantu dalam mengembangkan
wawasan keilmuan, bersama-sama aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, atau acara-
acra keagamanaan. Janganlah anda menodai cinta anda, karena cinta adalah anugerah dari
Yang Maha Kuasa.
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dalam pergaulan sehari-hari etika atau tata karma sangat diperlukan agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman dalam bergaul dikehidupan masyarakat.
1.2. Saran
Maka dari itu, kita sebagai orang yang berpendidikan sebaiknya menjaga ucapan dan
perbuatan sebelum melakukannya.
Dalam pergaulan kita seharusnyatidak membeda-bedakan sesama manusia karena semua
manusia sama dan kita juga harus menjunjung tinggi asas kesopanan dan kesusilaan sesuai
dengan adat ketimuran dan diisi dengan kegiatan yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan
perkembangan jasmani maupun rohani yang sehat