Juknis P3G
Juknis P3G
Juknis P3G
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2017
PENGERTIAN, TUJUAN DAN MANFAAT PENGKAJIAN PARIPURNA PASIEN GERIATRI (P3G)
Pengertian
Pengkajian Paripurna Pasien Geriatri adalah adalah suatu proses diagnostik interdisiplin, untuk
menentukan masalah dan kapabilitas medis, kemampuan fungsional, psikososial dan lingkungan bagi
pasien lanjut usia. Karena karakteristik dan sindrom pada pasien geriatri berbeda maka diperlukan
pendekatan khusus yang berorientasi bio-psiko-sosial kepada setiap pasien lanjut usia yang mutlak
diperlukan agar penatalaksanaannya paripurna. Pengkajian paripurna ini sendiri merupakan instrumen
dasar yang harus dimiliki oleh setiap dokter, perawat, tenaga gizi, tenaga keterapian fisik dan lain-lain
yang mengelola pasien geriatri sesuai dengan kompetensinya masing-masing.
Tujuan P3G
Adalah untuk merencanakan penanganan yang komprehensif serta tindak lanjut jangka panjang.
Manfaat
Mendapatkan keterpaduan dalam tatalaksana geriatri sehingga tatalaksana menjadi efektif dan efisien
(penghematan biaya pengobatan).
Pelaksanaan Pengkajianmultidimensi pada P3G
Evaluasi multidimensional pasien geriatri dapat dilakukan dengan berbagai macam instrumen penilaian.
Untuk pelaksanaannya perlu dilakukan pemeriksaan sebagai berikut:
1. Status Fisik
Pada pemeriksaan tanda vital sangat dianjurkan untuk betul-betul memperhatikan derajat penurunan
atau perubahan kesadaran (bila ada). Pemeriksaan tekanan darah dan frekuensi denyut jantung harus
dilakukan pada posisi berbaring dan duduk serta berdiri (bila memungkinkan); hipotensi ortostatik lebih
sering muncul pada pasien Lanjut Usia dan geriatri.
Pemeriksaan jasmani seyogyanya dilakukan menurut sistematika sistem organ mulai dari sistem
kardiovaskular, sistem pernapasan, sistem gastrointestinal, sistem genitourinarius, sistem muskulos-
keletal, sistem hematologi, sistem metabolikendokrinologi dan pemeriksaan neurologik.
2. Status fungsional,
Menunjukkan derajat kemandirian lanjut usia yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup lanjut usia.
Penilaian status fungsional dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen penilaian:
- Instrumen aktivitas hidup sehari – hari /activity daliy living(ADL) dengan Instrumen Indeks Barthel
Modifikasi
- Instrumental Activities of Daily Living (IADL) Lawton
- Instrumen Penilaian Risiko Jatuh pada Pasien Lanjut Usia untuk menilaio instabilitas pada lansia.
3. Status mental dan kognitif
Untuk menilai adanya penurunan fungsi kognitif dan depresi.
Status kognitif dapat dinilai dengan :
- Minic Cog dan clock drawing test,
- abbreviatedmental test (AMT) atau
- yang lebih rinci dengan Mini Mental State Examination (MMSE)
Status afektif dapat dinilai dengan :
- Geriatric Depression Scale(GDS)
Seluruh instrumen ini bertujuan sebagai penyaring dan deteksi dini dari adanya gangguan pada
status mental dan kognitif pasien lanjut usia.
4. Status Nutrisi
Kegiatan penapisan nutrisi menggunakan formulir ;
- Instrumen Mini Nutritional Assessment(MNA)
Instrumen ini bermanfaat untuk mendeteksi adanya risiko malnutrisi atau adanya malnutrisi pada
pasien lanjut usia.
5. Status Sosial Ekonomi
Meliputi keluarga, lingkungan fisik, masyarakat sekitar, ekonomi dan aspek hukum yang dapat terkait
dengan pasien lanjut usia.
Status sosial yang baik menunjukkan status fungsional dan status kognitif yang masih baik. Dengan
mengenali lingkungan sosial sekitarnya akan mengetahui potensi yang dapat membantu meningkatkan
kualitas hidup lanjut usia.
1
DAFTAR INSTRUMEN
1. Penilaian Activity of Daily Living (ADL) dengan Instrumen Indeks Barthel Modifikasi. ............................ 3
2. Instrumental Activities of Daily Living (IADL) Lawton ............................................................................... 5
3.Penilaian Risiko Jatuh Pasien Lanjut Usia ................................................................................................ 7
4.Geriatric Depression Scale (GDS) ............................................................................................................ 10
5. Pemeriksaan Mini Cog dan Clock Drawing Test ...................................................................................... 13
6. Evaluasi Status Mental Mini / Mini Mental State Examination (MMSE) ................................................... 17
7. Abbreviated Mental Test (AMT)................................................................................................................ 20
8. Mini Nutritional Assessment (MNA) .......................................................................................................... 22
2
PENILAIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING (ADL) DENGAN
INSTRUMEN INDEKS BARTHEL MODIFIKASI
Penggunaan :
Kuesioner ini digunakan untuk menilai Tingkat kemandirian dalam aktivitas kehidupan sehari-hari
(AKS)/ Activity of Daily Living (ADL) dan dapat digunakan untuk melihat kemajuan pasien
penyakit kronis sebelum dan setelah terapi, serta untuk menentukan berapa besar bantuan
perawatan yang dibutuhkan pasien.
Kuesioner dalam bentuk skala angka, ditanyakan langsung kepada pasien ataupun keluarga
terkait kemandirian fungsi dalam mengurus diri sendiri dan mobilitas.
Cara Pelaksanaan:
Pemeriksa menanyakan 10 kegiatan sehari-hari yang tercantum di kuesioner dan memberi skala
angka (seperti yang tertera berikut ini).Selanjutnya dilakukan penjumlahan skor hasil akhir
pemeriksaan.
Contoh :
19
3
PENILAIAN TINGKAT KEMANDIRIAN DENGAN
INSTRUMENTAL ACTIVITIES OF DAILY LIVING(IADL) LAWTON
Cara Pelaksanaan:
Pemeriksa menanyakan 8 kegiatan sehari-hari yang tercantum di kuesioner dengan tulisan di
bold dan melingkari skor angka sesuai jawaban yang disampaikan pasien. Selanjutnya dilakukan
penjumlahan skor hasil akhir pemeriksaan, dan dilakukan interpretasi sebagai berikut :
0 : Dikerjakan oleh orang lain
1 : Perlu bantuan sepanjang waktu
2 : Perlu bantuan sesekali
3-8 : Independen/mandiri
Contoh penilaian:
Skor Hasil
Dapat menggunakan telepon
Mengoperasikan telepon sendiri dan mencari dan menghubungi nomor 1
Menghubungi beberapa nomor yang diketahui 1 1
Menjawab telepon tetapi tidak menghubungi 1
Tidak bisa menggunakan telepon sama sekali 0
Mampu pergi ke suatu tempat
Berpergian sendiri menggunakan kendaraan umum atau menyetir sendiri 1
Mengatur perjalanan sendiri 1 1
Perjalanan menggunakan transportasi umum jika ada yang menyertai 0
Tidak melakukan perjalanan sama sekali 0
Dapat berbelanja
Mengatur semua kebutuhan belanja sendiri 1
0
Perlu bantuan untuk mengantar belanja 0
Sama sekali tidak mampu belanja 0
Dapat menyiapkan makanan
Merencanakan, menyiapkan, dan menghidangkan makanan 1
Menyiapkan makanan jika sudah tersedia bahan makanan 0 1
Menyiapkan makanan tetapi tidak mengatur diet yang cukup 0
Perlu disiapkan dan dilayani 0
Dapat melakukan pekerjaan rumah tangga
Merawat rumah sendiri atau bantuan kadang-kadang 1
Mengerjakan pekerjaan ringan sehari-hari (merapikan tempat tidur, mencuci piring) 1 1
Perlu bantuan untuk semua perawatan rumah sehari-hari 1
Tidak berpartisipasi dalam perawatan rumah 0
Dapat mencuci pakaian
Mencuci semua pakaian sendiri 1
1
Mencuci pakaian yang kecil 1
Semua pakaian dicuci oleh orang lain 0
Dapat mengatur obat - obatan
Meminum obat secara tepat dosis dan waktu tanpa bantuan 1 1
Tidak mampu menyiapkan obat sendiri 0
Dapat mengatur keuangan
Mengatur masalah financial (tagihan, pergi ke bank) 1
1
Mengatur pengeluaran sehari-hari, tapi perlu bantuan untuk ke bank untuk transaksi penting 1
Tidak mampu mengambil keputusan financial atau memegang uang 0
Total 7
Skoring IADL
Dikerjakan oleh orang lain 0
Perlu bantuan sepanjang waktu 1
Perlu bantuan sesekali 2
Independen/mandiri 3-8
4
PENILAIAN RISIKO JATUH PASIEN LANJUT USIA
Penggunaan :
Jatuh didefinisikan sebagai perpindahan tubuh ke bawah, ke tanah atau benda lain, secara tiba-tiba, tidak
terkendali, tidak disengaja.Nyaris jatuh adalah kehilangan keseimbangan secara tiba-tiba yang tidak
mengakibatkan jatuh atau cedera lainnya.Hal ini dapat mencakup orang yang tergelincir atau tersandung
tetapi mampu mendapatkan kembali kontrol sebelum jatuh.Berdasarkan data yang ada, kejadian jatuh
pada lansia semakin meningkat dari tahun ke tahun, yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan penyakit
yang diderita. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pencegahan dengan melakukan penilaian risiko jatuh
pada pasien lanjut usia dengan menggunakan instrument di atas.
Cara pelaksanaan :
Untuk melakukan penilaian risiko jatuh, dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner Penilaian Risiko
Jatuh Pasien Lanjut Usia.Tenaga medis perlu mengidentifikasi gejala/kriteria seperti yang disebutkan
dalam kuesioner.
Jika pada pasien dijumpai gejala/kriteria tersebut, maka pasien mendapat skor sesuai dengan skala
yang tercantum.
Jika tidak, maka pasien mendapat nilai 0.
Selanjutnya seluruh skor dijumlah dan diklasifikasikan tingkat risikonya yaitu :
- Risiko rendah bila skor 1-3 Lakukan intervensi risiko rendah
- Risiko tinggi bila skor ≥ 4 Lakukan intervensi risiko tinggi
Contoh :
Tanggal : 3 Januari 2017.
Nama : Aminah Umur/Jenis Kelamin : 71 tahun / Perempuan
NO RISIKO SKALA HASIL
1 Gangguan gaya berjalan (diseret, menghentak, berayun) 4 0
4 Nokturia/Inkontinen 3 0
9 Osteoporosis 1 0
Jumlah 7
Pasien dengan risiko jatuh tinggi harus diberikan program pencegahan jatuh berupa:
1. Identifikasi dengan pemberian gelang/pita kuning risiko jatuh saat berada di fasilitas
kesehatan umum.
5
2. Edukasi mencegah jatuhnya pada pasien dan keluarga. Informasi yang diberikan seperti
dalam brosur terlampir
3. Pasien dengan risiko jatuh tinggi harus dirujuk ke dokter terlatih tentang geriatric untuk tata
laksana lebih lanjut.
4. Tatalaksana yang dapat diberikan adalah : mengatasi factor risiko yang ditemukan meliputi
:
Pusing diatasi : dimana ini disebabkan oleh hipertensi sehingga hipertensi perlu
dikontrol lebih teratur
Gangguan penglihatan (katarak) diatasi dengan dirujuk ke dokter mata untuk dilakukan
operasi katarak
Memperkuat kekuatan otot dengan diberikan pelatihan
6
PENILAIAN DEPRESI PASIEN LANJUT USIA DENGAN
INSTRUMEN GERIATRIC DEPRESSION SCALE (GDS)
Penggunaan :
Depresi adalah perasaan sedih dan tertekan yang menetap selama lebih dari dua minggu.
Perasaan tertekan sedemikian beratnya sehingga yang bersangkutan tak dapat melaksanakan
fungsi sehari–hari. Lanjut Usia sering menderita depresi karena banyak mengalami kehilangan
seperti kehilangan pekerjaan, kehilangan kemampuan fisik, kehilangan harga diri, kematian atau
kehilangan pasangan hidup/kerabat/ keluarga dekat dan kepergian anak–anak.
Pasien mungkin mengemukakan kesepian, kehilangan sesuatu yang dicintai (lost of love object),
ada perasaan kosong /hampa, pesimis, kuatir masa depan, tak ada kepuasaan hidup, merasa
hidupnya tidak bahagia, mengeluhkan satu atau lebih gejala fisik (lelah, nyeri).
Pemeriksaan lanjutan akan menunjukkan adanya mood depresi yang sering disangkal pasien
atau kehilangan minat akan hal-hal yang menjadi kebiasaannya. Iritabilitas (cepat marah, cepat
tersinggung) kadang-kadang merupakan masalah yang dikemukakan. Rasa bersalah, keluhan
fisik dan kecemasan sering tampil sebagai gejala yang menonjol. Skrining depresi dapat
dilakukan dengan instrumen Geriactric Depresion Scale (GDS)
7
Contoh :
No Pertanyaan Skor
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda? YA TIDAK
2 Apakah anda sudah meninggalkan banyak kegiatan dan minat YA TIDAK
/kesenangan anda?
3 Apakah anda merasa kehidupan anda hampa? YA TIDAK
4 Apakah anda sering merasa bosan? YA TIDAK 1
5 Apakah anda mempunyai semangat baik setiap saat? YA TIDAK
6 Apakah anda takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada YA TIDAK 1
anda?
7 Apakah anda merasa bahagia pada sebagian besar hidup YA TIDAK
anda?
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya? YA TIDAK
9 Apakah anda lebih senang tinggal di rumah daripada pergi ke YA TIDAK 1
luar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
10 Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah dengan YA TIDAK
daya ingat anda dibandingkan kebanyakan orang?
11 Apakah anda pikir hidup anda sekarang ini menyenangkan? YA TIDAK
12 Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan anda YA TIDAK
saat kini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? YA TIDAK
14 Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada YA TIDAK
harapan?
15 Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik keadaannya dari YA TIDAK
anda?
3
8
PENILAIAN DEMENSIA DAN GANGGUAN PERILAKU
PASIEN LANJUT USIA
a. Penggunaan
Demensia adalah kondisi penurunan fungsi mental progresif yang terus menerus, makin lama
makin buruk, meliputi penurunan daya ingat akan hal yang baru saja terjadi, kemunduran
kemahiran berbahasa, kemunduran intelektual (daya pikir), yang mengganggu aktivitas
sehari–hari dan umumnya disertai perubahan perilaku maupun kepribadian. Dua jenis
demensia yang tersering terjadi adalah demensia tipe Alzheimer dan demensia vaskuler
(pasca Stroke).
Penurunan daya ingat jangka pendek (recent memory), daya pikir, daya nilai, kemampuan
orientasi, kemampuan berbahasa dan fungsi kognitif lainnya.
Pasien sering tampak apatis atau acuh tak acuh, tetapi bisa tampak siaga dan wajar,
walaupun daya ingatnya buruk.
Penurunan fungsi aktivitas kegiatan dasar sehari-hari (berpakaian, mandi, memasak, dan
lain-lain).
Kehilangan kendali emosional: mudah bingung, mudah menangis atau mudah
tersinggung (marah).
Pemeriksaan daya ingat dan daya pikir, dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain
adalah :
Mini Cog: kemampuan untuk mengingat kembali nama tiga benda segera setelah
disebutkan dan sesudah beberapa saat (kira-kira 3 menit)
Pemeriksaan tes menggambar jam atau clock drawing test(CDT)
Pemeriksaan tes AMT
Pemeriksaan MMSE
Catatan: Apabila situasi tidak memungkinkan maka dapat dipilih salah satu instrumen di atas.
9
Cara pemeriksaan Clock Drawing Test:
1. Mintalah responden untuk menggambar sebuah jam bundar lengkap dengan angka-
angkanya dan jarum jamnya yang menunjukkan pukul sebelas lewat sepuluh menit
2. Siapkan bahan:
Selembar kertas putih kosong, atau selembar kertas dengan gambar lingkaran, untuk
pasien yang tidak mampu menggambar lingkaran)
Pensil tanpa penghapus
Beri Skor 1 (satu) untuk masing –masing poin di bawah ini jika benar :
Interpretasi hasil pemeriksaan Mini Cog dan Clock Drawing Test (CDT4)
Dikatakan curiga fungsi kognitifnya menurun apabila tidak dapat mengingat satu atau lebih
kata yang diberikan sebelumnya dan atau tidak mampu menggambar jam dengan sempurna
(skor 4)
Tetapi apabila dapat mengingat tiga kata yang diberikan sebelumnya dan atau mampu
menggambar jam dengan sempurna (skor 4) : kemungkinan fungsi kognitif dalam batas
normal
Contoh :
1. Penilaian Mini Cog :
Pasien mampu menyebutkan kembali 3 kata yang diberikan dengan benar
2. Penilaian Clock Drawing Test Skor 4 (modifikasi) – CDT
Tanggal : 3 Januari 2017
Nama : Aminah Umur/Jenis Kelamin : 71 tahun / Perempuan
10
Hasil interpretasi :
11
PENILAIAN DENGANMINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Cara pelaksanaan :
Berikan Skor 1 pada setiap jawaban pertanyaan yang benar.
Pertanyaan meliputi :
Orientasi
(1) Tanyalah tanggal, bulan dan tahun. Kemudian tanyalah juga hari dan musim. Satu angka untuk tiap
jawaban yang benar.
(2) Tanyalah berturut-turut sebagai berikut: "Dapatkah Anda menyebut nama rumah sakit/institusi ini?"
Kemudian tanyalah lantai/ tingkat/nomor; kota, kabupaten dan propinsi tempat rumah sakit/ institusi
tersebut terletak.
Registrasi
Tanyalah responden bila Saudara dapat menguji ingatannya. Katakan 3 nama benda yang satu sama lain
tidak ada kaitan, dengan terang dan perlahan, kira-kira 1 detik untuk tiap nama benda. Sesudah menyebut
ketiga nama benda tersebut, mintalah responden mengulangnya. Pengulangan penyebutan ketiga nama
benda tersebut yang pertama kali diberi skor 0-3. Bila responden tidak dapat menyebutnya dengan benar,
ulanglah sampai responden dapat melakukannya. Jumlah maksimal pengulangan 6 kali. Bila responden
masih tidak dapat menghapalnya, maka fungsi mengingat di bawah tidak dapat diukur secara bermakna.
Mengingat
Tanyalah responden apakah responden dapat mengingat dan menyebut 3 nama benda yang sebelumnya
telah diminta padanya untuk dihapal. Skor antara 0-3.
Bahasa
Penamaan: Perlihatkan pada responden arloji dan tanyalah padanya nama benda tersebut. Ulangi untuk
pensil. Skor antara 0-2.
Pengulangan: Mintalah responden mengulang kalimat tersebut setelah Saudara mengucapkannya.
Percobaan pengulangan tersebut hanya boleh 1 kali. Skor 0 atau 1.
Perintah 3 tahap: Berilah responden selembar kertas putih dan berikan perintah 3 tahap tersebut. Skor 1
angka untuk tiap tahap yang dilaksanakan dengan benar.
Membaca: Pada selembar kertas kosong, tulislah dengan huruf balok: "PEJAMKAN MATA ANDA". Huruf-
huruf tersebut harus cukup besar bagi responden, sehingga terlihat dengan jelas. Mintalah responden
untuk membacanya dan melaksanakan perintah tersebut. Skor 1 angka hanya jika responden
memejamkan matanya.
Menulis: Berilah pasien sepotong kertas kosong dan mintalah responden menulis sebuah kalimat untuk
Saudara. Jangan mendiktekan kalimat, karena hal ini harus dikerjakan responden dengan spontan.
Kalimat tersebut haras mengandung subyek, kata kerja dan mempunyai arti. Tata bahasa dan tanda baca
yang benar tidak perlu diperhatikan.
Meniru: Pada sepotong kertas yang bersih, gambarlah 2 segi lima yang berpotongan, panjang tiap sisi 2,5
cm (berikan contoh gambar sesuai ukuran) dan mintalah responden untuk menirunya setepat mungkin. Ke
10 sudut harus tergambar dan 2 sudut harus berpotongan untuk memperoleh skor 1 angka. Gelombang
dan putaran dapat diabaikan.
Nilailah tingkat kesadaran responden pada garis aksis, dari sadar penuh pada ujung kiri sampai dengan
koma pada ujung kanan.
12
Interpretasi :
Dalam melakukan interpretasi hasil penilaian MMSE maka perlu mempertimbangkan tingkat pendidikan
dan kesadaran pasien.
Secara umum (sederhana) pengelompokkan fungsi kognitif global dengan instrumen MMSE dapat
dikelompokkan sebagai berikut
Skor 0-10 : fungsi kognitif global buruk
Skor 11-20: fungsi kognitif global sedang
Skor 21 – 30: fungsi kognitif global masih relatif baik
Contoh :
Nama Responden : Aminah Umur : 71 Tahun
Pendidikan : SMA Dominansi hemisfer : kanan / kidal*
Pemeriksa : dr. Wira Tgl: 4 Januari 2017
NILAI
BUTIR TES NILAI
MAKS
ORIENTASI
1 Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal), hari apa? 5 5
2 Kita berada dimana? (negara), (propinsi), (kota), (gedung), (ruang) 5 5
(tanyakan pada responden)
REGISTRASI
3 Pemeriksa menyebut 3 benda yang berbeda kelompoknya selang 1 detik 3 3
(misal apel, uang, meja), responden diminta mengulanginya. Nilai 1 untuk
tiap nama benda yang benar. Ulangi sampai responden dapat
menyebutkan dengan benar dan catat jumlah pengulangan
ATENSI DAN KALKULASI
4 Pengurangan 100 dengan 7 secara berturutan. Nilai 1 untuk tiap jawaban 5 5
yang benar. Hentikan setelah 5 jawaban. Atau responden diminta mengeja
terbalik kata “ WAHYU” (nilai diberi pada huruf yang benar sebelum
kesalahan; misalnya uyahw=2 nilai)
MENGINGAT KEMBALI (RECALL)
5 Responden diminta menyebut kembali 3 nama benda di atas 3 3
BAHASA
6 Responden diminta menyebutkan nama benda yang ditunjukkan 2 2
(perlihatkan pensil dan jam tangan )
7 Responden diminta mengulang kalimat:” tanpa kalau dan atau tetapi” 1 1
8 Responden diminta melakukan perintah: “ Ambil kertas ini dengan tangan 3 2
anda, lipatlah menjadi dua dan letakkan di lantai”.
9 Responden diminta membaca dan melakukan yang dibacanya: 1 1
“Pejamkanlah mata anda”
10 Responden diminta menulis sebuah kalimat secara spontan 1 1
11 Responden diminta menyalin gambar 1 1
Skor Total 30 29
Tandailah tingkat kesadaran responden pada garis aksis:
x Jumlah total skor 29 berarti kemungkinan
Sadar Somnolen Stupor Koma fungsi kognitif global masih baik
13
PENILAIAN DENGAN ABBREVIATED MENTAL TEST (AMT)
Contoh :
Tanggal 3 januari 2017
Nama : Aminah Umur/Jenis Kelamin : 71 tahun / Perempuan
Salah = 0 Benar = 1
A Berapakah umur Anda? √
B Jam berapa sekarang? √
C Di mana alamat rumah Anda? √
D Tahun berapa sekarang? √
E Saat ini kita sedang berada di mana? √
F Mampukah pasien mengenali dokter atau perawat? √
G Tahun berapa Indonesia merdeka? √
H Siapa nama presiden RI sekarang? √
I Tahun berapa Anda lahir? √
j Menghitung mundur dari 20 sampai 1 √
Jumlah skor: 9
K Perasaan hati (afek): pilih yang sesuai dengan kondisi pasien
1. Baik 2. Labil 3. Depresi 4. Gelisah 5. Cemas
14
PENILAIAN RISIKO MALNUTRISI PASIEN LANJUT USIADENGAN MINI
NUTRITIONAL ASSESSMENT (MNA)
Mini Nutritional Assessment (MNA) merupakan salah satu instrumen untuk mendeteksi adanya
risiko malnutrisi atau adanya malnutrisi pada kelompok lanjut usia.
Cara pelaksanaan :
Pemeriksaan dengan Instrumen MNA terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama
(penapisan/skrining), dan tahap kedua (penilaian).
Apabila skor pada tahap pertama <11, akan dilanjutkan ke tahap kedua.
Selanjutnya, seseorang diklasifikasikan :
- malnutrisi apabila jumlah total skor <17, dan
- berisiko malnutrisi apabila total skor antara 17–23,5.
Contoh Pengisian :
I. SKRINING
Tanggal :
Nama: Aminah Jenis kelamin : P
Umur : 71 tahun
Berat badan (kg) : 47 kg Tinggi badan (cm) : 153
FORM SKRINING*
Hasil Penilaian
A. Apakah anda mengalami penurunan asupan makanan dalam 3 bulan terakhir
disebabkan kehilangan nafsu makan, gangguan saluran cerna, kesulitan
mengunyah atau menelan?
0 = kehilangan nafsu makan berat (severe) 2
1 = kehilangan nafsu makan sedang (moderate)
2 = tidak kehilangan nafsu makan
B. Kehilangan berat badan dalam tiga bulan terakhir ?
0 = kehilangan BB > 3 kg
1 = tidak tahu 1
2 = kehilangan BB antara 1 – 3 kg
3 = tidak mengalami kehilangan BB
C. Kemampuan melakukan mobilitas ?
0 = di ranjang saja atau di kursi roda
1 = dapat meninggalkan ranjang atau kursi roda namun tidak bisa pergi/jalan-jalan 2
ke luar
2 = dapat berjalan atau pergi dengan leluasa
D. Menderita stress psikologis atau penyakit akut dalam tiga bulan terakhir ?
0 = ya 2
2 = tidak
E. Mengalami masalah neuropsikologis?
0 = dementia atau depresi berat
2
1 = demensia sedang (moderate)
2 = tidak ada masalah psikologis
15
F. Nilai IMT (Indeks Massa Tubuh) ?
2
0 = IMT < 19 kg/m
1 = IMT 19 - 21 1
2 = IMT 21 – 23
3 = IMT > 23
SUB TOTAL 10
SKOR SKRINING
Sub total maksimal : 14
Jika nilai > 12 – tidak mempunyai risiko, tidak perlu melengkapi form penilaian
Jika < 11 – mungkin mengalami malnutrisi, lanjutkan mengisi form penilaian
II. PENILAIAN
FORMULIR PENILAIAN **
Hasil Penilaian
G. Apakah anda tinggal mandiri ? (bukan di panti/Rumah Sakit)?
0 = tidak 1
1 = ya
H. Apakah anda menggunakan lebih dari tiga macam obat per hari
0 = ya 1
1 = tidak
I. Apakah ada luka akibat tekanan atau luka di kulit?
0 = ya 1
1 = tidak
J. Berapa kali anda mengonsumsi makan lengkap / utama per hari ?
0 = 1 kali
2
1 = 2 kali
2 = 3 kali
K. Berapa banyak anda mengonsumsi makanan sumber protein?
Sedikitnya 1 porsi dairy produk (seperti susu, keju, yogurt) per hari ya/tidak
2 atau lebih porsi kacang-kacangan atau telur per minggu ya / tidak
Daging ikan atau unggas setiap hari ya / tidak 0.5
0.0 = jika 0 atau hanya ada 1 jawabnya ya
0.5 = jika terdapat 2 jawaban ya
1.0 = jika terdapat 3 jawaban ya
L. Apakah anda mengkonsumsi buah atau sayur sebanyak 2 porsi atau lebih per hari ?
0 = tidak 1
1 = ya
M. Berapa banyak cairan (air, jus, kopi, teh, susu) yang dikonsumsi per hari ?
0.0 = kurang dari 3 gelas
1
0.5 = 3 – 5 gelas
1.0 = lebih dari 5 gelas
N. Bagaimana cara makan ?
0 = harus disuapi
1 = bisa makan sendiri dengan sedikit kesulitan 2
2 = makan sendiri tanpa kesulitan apapun juga
16
O. Pandangan sendiri mengenai status gizi anda ?
0 = merasa malnutrisi
1
1 = tidak yakin mengenai status gizi
2 = tidak ada masalah gizi
P. Jika dibandingkan dengan kesehatan orang lain yang sebaya/seumur, bagaimana
anda mempertimbangkan keadaan anda dibandingkan orang tersebut ?
0 = tidak sebaik dia
0,5
0.5 = tidak tahu
1.0 = sama baiknya
2.0 = lebih baik
Q. Lingkar lengan atas (cm)?
0 = < 21 cm
1
0.5 = 21 – 22 cm
1,0 = ≥22 cm
R. Lingkar betis (cm) ?
0 < 31 cm 0
1 > 31 cm
TOTAL 1
**PENILAIAN SKOR:
I.Skor Skrining 10
II.Skor Penilaian 12
Skor total indikator malnutrisi (maksimum 30) : 22
Jumlah
17 total malnutrisi
- 23.5 : risiko skor MNA √ ada risiko malnutrisi
23 berarti
Kurang dari 17 malnutrisi
Pasien ini walaupun memiliki IMT normal,tetapi memiliki risiko malnutrisi sehingga perlu
diberikan edukasi terkait nutrisi sesuai dengan permasalahan di atas.
17