Kak PTM
Kak PTM
Kak PTM
A. PENDAHULUAN
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM diharapkan
dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga
peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan
adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatantidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat.
Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat
menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangku kepentingan
serta pelaksana di lapangan.
Pelaksanaan Posbindu PTM dilaksanakan sesuai Visi puskesmas yaitu meningkatkan
pelayanan kesehatan yang optimal menuju sungai bahar sehat.
Misi Puskesmas sungI Bahar IV
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bemutu,merata dan terjangkau oleh masyarakat
2. Memberikan pelayanan kesehatan berdasarkan kompetensi dengan keselamatan pasien
3. Mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan
4. Meningkatakan tata kelola administrasi manajemen puskesmas
5. Melaksanakan pembangunan kesehatan yang berwawasan kesehatan
Dan tata nilai Puskesmas Sungai Bahar IV
M :Melayani dengan senyum
A :Akuntabel dalam bekerja
N :Nyata bekerja dan professional
I :Inovatif dalam menangani masalah
S :Sopan dalam perkataan dan perbuatan
Motto Puskesmas Sungai Bahar IV
“MELATI (Melayani Segenap Hati)”
B. LATAR BELAKANG
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di
mana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang
(WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan
akan terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun
2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan
yang cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan
tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut
akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya.
Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari kasus
diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan
ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat
kematian lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian akibat PTM
mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun
2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung
Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%,
Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok,
diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman
beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM
merupakan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum
memiliki faktor risiko, mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal
kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko,
selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk
mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan
kualitas hidup, Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan
fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor
risiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan
deteksi dini, monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut
dengan Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM.
C. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum :
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta
masyarakat secara terpadu, rutin dan periodic.
2. Tujuan Khusus :
a. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM
b. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini
RINCIAN KEGIATAN
NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1 Pemeriksaan PTM di posbindu a. Wawancara
b. Pengukuran berat badan,tinggi
badan,Indeks masa tubuh
(IMT),Lingkar perut dan tekanan
darah
c. Pemeriksaan Gula darah dan
Cholesterol
d. Tindak lanjut dini
F.SASARAN
Masyarakat baik laki-laki atau perempuan yang usia ≥ 15 tahun yang memiliki atau tidak
memiliki faktor risiko
Mengetahui
Kepala Puskesmas Sei Bahar IV Pengelola Program PTM
A. PENDAHULUAN
Pelayanan kesehatan lingkungan adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan yang
ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia,
biologi, maupun sosial guna mencegah penyakit dan/atau gangguan kesehatan yang
diakibatkan oleh faktor risiko lingkungan. Ruang lingkup Program Kesehatan
Lingkungan meliputi Kegiatan di dalam gedung Puskesmas yaitu pemantauan
kesehatan lingkungan puskesmas, pemantauan, pemeliharaan, perbaikan sarana dan
peralatan, pemeliharaan dan pemantauan instalasi listrik, air, ventilasi, gas dan sistem
lain serta pemantauan bahan berbahaya yang ada di Puskesmas. Sedangkan kegiatan
luar gedung meliputi pemantauan sanitasi tempat-tempat umum, pemantauan tempat
pengolahan makanan, pemantauan DAMIU, pemantauan pembuatan dan pengelolaan
sampah rumah tangga dan pemantauan kesehatan dan keselamatan kerja industri dan
perusahaan.
Program inspeksi sanitasi lingkungan rumah makan dan makanan jajanan
merupakan usaha melihat dan manyaksikan secara langsung serta menilai tentang
keadaan tindakan atau kegiatan yang dilakukan serta memberikan petunjuk/saran
perbaikan, kegiatan pengawasan sanitasi makanan meliputi pendataan tempat
pengolahan makanan, pemeriksaan berkala, memberikan saran perbaikan, melakukan
kunjungan kembali dan merekomendasikan kepihak yang terkait hasil pengawasan.
Pelaksanaan kegiatan program inspeksi sanitasi lingkungan rumah makan dan
makanan jajanan dilaksanakan sesuai dengan Visi puskesmas yaitu terwujudnya
masyarakat Sei Bahar sehat menuju Indonesia sehat, misi Puskesmas Sei Bahar IV
yaitu
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh
masyarakat
2. Meningkatkan tata kelola puskesmas yang baik melalui perbaikan manajemen yang
profesional, efektif, dan efisien.
3. Mendorong terlaksananya pembangunan kesehatan masyarakat yang berwawasan
kesehatan
4. Tercapainya pelayanan kesehatan bumil, bulin, bufas, bayi dan balita oleh tenaga
kesehatan
5. Mendorong masyarakat berperilaku hidup, bersih dan sehat.
Dan tata nilai Puskesmas Sei Bahar IV yaitu M-A-N-I-S Melayani dengan senyum,
Amanah dalam bekerja, Niat bekerja secara profesional, Inovatif dalam menangani
masalah, dan Sopan dalam perkataan dan perbuatan.
B. LATAR BELAKANG
Puskesmas Sei Bahar IV terletak di wilayah kecamatan Sungai Bahar yang terdiri
dari 5 Desa dengan jumlah penduduk 13.591 jiwa dan 3.855 KK berdasarkan data
penduduk tahun 2018.
Pengawasan makanan dan minuman merupakan salah satu bagian yang penting,
dalam segala aktivitas kesehatan masyarakat, mengingat adanya kemungkinan
penyakit-penyakit akibat makanan dan minuman. Makanan dan minuman dibuat
diberbagai tempat pengolahan makanan dan minuman seperti jasa boga, rumah makan
atau restoran, depot air minum, industri pangan rumah tangga, sentra makanan jajanan
dan tempat pengolahan makanan lainnya.
Hasil Inspeksi sanitasi rumah makan dan makanan jajanan tahun 2018 pada 5
rumah makan dan 5 makanan jajanan, yang memenuhi syarat yaitu 50%. Berdasarkan
pengamatan awal di ketahui penjamah makanan di rumah makan dan makanan jajanan
belum semuanya melaksakan hygiene sanitasi pangan seperti dalam bekerja tidak
menggunakan APD yang lengkap, menggunakan perhiasan dan menyimpan peralatan
makanan di tempat terbuka. Berdasarkan data tersebut di atas maka disusunlah
kerangka acuan program Inspeksi sanitasi rumah makan dan makanan jajanan
Puskesmas Sei Bahar IV Tahun 2019 yang disusun berdasarkan RUK/RPK Puskesmas
Sei Bahar IV Tahun 2019.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
Terpantauanya rumah makan dan makanan jajanan serta meningkatkan penerapan
Hygiene Sanitasi Pangan pada penjamah makanan
2. Tujuan Khusus :
a. Melakukan penilaian penerapan hygiene sanitasi pada rumah makan dan
makanan jajanan
b. Memberikan saran perbaikan dan pembinaan sesuai dengan permasalahan
hygiene sanitasi yang ditemukan.
F. SASARAN
1. Pemilik/Pengelola dan penjamah Rumah Makan
2. Pemilik/Pengelola dan penjamah Makanan Jajanan
G. JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1 Inspeksi Sanitasi √ √
Lingkungan Rumah
Makan dan Makanan
Jajanan
C. LATAR BELAKANG
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 36 juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di
mana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang
(WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan
akan terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun
2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan
yang cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang.
Pada awal perjalanan PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan
tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut
akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya.
Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari kasus
diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan
ini mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat
kematian lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian akibat PTM
mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun
2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per 1000, Penyakit Jantung
Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal 0,2%,
Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok,
diet yang tidak sehat, kurang aktifitas fisik dan konsumsi minuman
beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih murah bila
dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM
merupa€kan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum
memiliki faktor risiko, mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal
kembali dan atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor risiko,
selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk
mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan
kualitas hidup, Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan
fasilitas dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor
risiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan
deteksi dini, monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut
dengan Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan
kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya yang
dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM diharapkan
dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM
sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini
ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan
pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatantidak hanya pada saat sakit, melainkan
juga pada keadaan sehat. Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan suatu
pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para
pemangku kepentingan serta pelaksana di lapangan.
B. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujuan Umum :
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta
masyarakat secara terpadu, rutin dan periodic.
2. Tujuan Khusus :
a. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM
b. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini
C. KEGIATAN POKOK
1. Wawancara
2. Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), Lingkar Perut dan
Tekanan Darah
3. Pemeriksaan Gula Darah dan Cholesterol
4. Tindak lanjut dini
D. RINCIAN KEGIATAN
1. Mewawancarai
2. Deteksi kemungkinan kekurangan Gizi dan Obesitas dengan memeriksa Tinggi Badan
dan Berat Badan, Lingkar Perut dan tekanan darah.
3. Deteksi kemungkinan Diabetes Millitus dengan Cek Gula Darah dan Cholesterol
4. Memberikan tindak lanjut.
E. SASARAN
Masyarakat baik laki-laki atau perempuan yang usia ≥ 15 tahun yang memiliki atau tidak
memiliki faktor risiko.
Mengetahui
Kepala Puskesmas Sei Bahar IV Pengelola Program PTM