Kak Program Ketahanan Pangan Dan Hewani
Kak Program Ketahanan Pangan Dan Hewani
Kak Program Ketahanan Pangan Dan Hewani
KERTAS KERJA
I. LATAR BELAKANG
Selanjutnya, berdasarkan kesepakatan KTT G20 Osaka 2019 (G20 keempat belas)
pada 28 – 29 Juni 2019 di International Exhibition Center, Osaka bahwa
pembangunan pertanian difokuskan untuk mencapai ketahanan pangan dan
perbaikan gizi masyarakat.
Secara garis besar, ketahanan pangan harus memiliki 3 prinsip yaitu; Ketersediaan,
Keterjangkauan; dan Kemanfaatan yang selanjutnya disebut aspek ketahanan
pangan.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mendefinisikan:
1) Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai
dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta
tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
2) Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah
Pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat
mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman
untuk dikonsumsi.
c. pemenuhan kebutuhan Gizi ibu hamil, ibu menyusui, bayi, balita, dan
kelompok rawan Gizi lainnya; dan
d. peningkatan konsumsi Pangan hasil produk ternak, ikan, sayuran, buah-
buahan, dan umbi-umbian lokal.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya ketahanan pangan
harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas. Secara kuantitas, pangan harus
memenuhi unsur:
1) Tersedia cukup (kecukupan),
2) Merata, dan
3) Berkelanjutan
3) Bergizi
Ketahanan pangan tidak boleh bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
I.3 Tujuan
Tujuan dari program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani ini adalah
untuk mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan kemanfaatan.
1) Ketersediaan
Ketersediaan pangan diarahkan untuk menciptakan sentra produksi dan
peningkatan produktivitas serta distribusi penyediaan pangan lokal
2) Keterjangkauan
4
2) Terwujudnya status gizi sumber daya manusia sesuai standar kecukupan untuk
dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.
I.5 Hasil/Keluaran
II. ANGGARAN
5
Sumber dana kegiatan ini berasal Dana Desa yaitu sebesar Rp 212.805.400,00 (Dua
Ratus Dua Belas Juta Delapan Ratus Lima Ribu Empat Ratus Rupiah) diambil dari
20% (Dua Puluh per Seratus) dari pagu Dana Desa Dusun Tirta Mulya Tahun 2022
yaitu sebesar Rp1.064.027.000,00 (Satu Miliar Enam Puluh Empat Juta Dua puluh
Tujuh Ribu Rupiah) sesuai dengan amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 104 Tahun 2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Pasal 5 ayat (4) huruf b.
III. PELAKSANAAN
III.1 Pelaksana
1) Pelaksana Kegiatan Anggaran adalah Kepala Seksi Pelayanan
2) Mitra
Mitra program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani berasal dari
unsur masyarakat/kelompok masyarakat dan LKD:
a. Kelompok tani/ternak
b. Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK)
pokja III
4) Pelaksanaan
Program/kegiatan ketahana pangan dan hewani ini dilaksanakan dengan
dua model yaitu; kegiatan tersentral (kebun gizi milik Desa dan kolam ikan
yang dikelola oleh kelompok pengelola) dan basis masyarakat yang
belanjanya langsung diberikan kepada masyarakat untuk meningkatkan
produksi budi daya yang mereka kembangkan seperti bantuan bibit, pupuk,
dan obat-obatan serta bantuan pangan langsung.
IV. KEBERLANJUTAN
Program/kegiatan bidang ketahanan pangan dan hewani yang merupakan salah satu
tujuan pencapaian SDGs yaitu mewujudkan Desa tanpa kelaparan (SDGs ke-2)
diharapkan mampu memecahkan permasalahan kekurangan gizi baik pada
kelompok sasaran konvergensi pencegahan stunting maupun masyarakat secara
umum. Desain program/kegiatan bukan hanya untuk dimanfaatkan di tahun 2022
akan tetapi akan terus dilakukan agar di tahun-tahun berikutnya masyarakat bisa
menikmati program/kegiatan ini secara berkelanjutan. Tentunga komitmen yang
dituangkan dalam regulasi tingkat desa akan menjadi salah satu prioritas yang
diutamakan.