Proposal Tefa Tkro

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

BAB I

Teaching  factory  adalah model pembelajaran berbasis produk


(barang/jasa) melalui sinergi sekolah dengan industri untuk menghasilkan
lulusan yang kompeten sesuai dengan kebutuhan industri. Model
pembelajaran tersebut bertujuan untuk meningkatkan keselarasan proses
pengantaran pengembangan keterampilan (skills), pengetahuan (knowledge)
dan sikap (attitude) melalui penyelarasan tematik pada mata pelajaran
normatif, adaptif dan produktif.

Landasan hukum penerapan model pembelajaran teaching factory  adalah:

1. Undang-Undang N 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


(Lembaran Negara Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 4301);
2. Peraturan Pemerintah N 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber
Daya Industri;
3. Peraturan Pemerintah N 32 Tahun 2013 tentang  Perubahan Atas PP
No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 No. 71, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia No. 5410);
4. Peraturan Presiden N 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, khususnya yang
terkait dengan pendidikan menengah kejuruan;
5. Instruksi Presiden N 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah
Menengah Kejuruan dalam rangka Peningkatan Kualitas dan Daya
Saing Sumber Daya Manusia Indonesia;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan N 103 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran.
Model pembelajaran teaching factory  mempunyai 3 (tiga) komponen, yaitu:
(i) produk sebagai media pengantar kompetensi, (ii) Job sheet  yang memuat
urutan kerja dan penilaian sesuai dengan prosedur kerja standar industry
serta (iii) pengaturan jadwal belajar yang memungkinkan terjadinya
pengantaran softskill  dan hardskill  ke peserta didik dengan optimal. Setiap
kompetensi keahlian di SMK dapat menerapkan teaching factory  melalui 3
komponen tersebut sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas masing-
masing.

Melalui penerapan model pembelajaran teaching factory, akan


diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas pengantaran soft skills  dan hard


skills  kepada peserta
2. Meningkatnya kolaborasi dengan dunia usaha/dunia industri melalui
penyelarasan kurikulum, penyediaan instruktur, alih
pengetahuan/teknologi, pengenalan standar dan budaya
3. Meningkatnya kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui
interaksi dengan dunia usaha/dunia
4. Terjadinya perubahan paradigma pembelajaran dan budaya kerja di
institusi pendidikan dan pelatihan kejuruhan

Penerapan teaching factory  dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu tahap


persiapan, implementasi dan evaluasi.

Tahap persiapan, kegiatan yang dilakukan antara lain:

 Sosialisasi, dilakukan kepada semua guru, karyawan, beserta siswa


SMKS PEMBDA NIAS.
 Pembentukan tim pelaksana teaching factory  SMKS PEMBDA NIAS.
 Penyusunan rencana dan ruang lingkup kegiatan teaching
factory  SMKS PEMBDA NIAS.
 Penyusunan dan pengesahan dokumen perangkat pembelajaran,
termasuk komponen utama teaching factory  yang terdiri dari: produk,
jadwal blok, dan job sheet.

Tahap implementasi, kegiatan yang dilakukan antara lain:

 Penerapan model pembelajaran teaching factory.


 Pendampingan dan penguatan pemahaman pemangku
kepentingan (stakeholder).
 Monitoring dan pengendalian kegiatan.

Tahap evaluasi, dilakukan:

 Evaluasi penerapan teaching factory;


 Penyusunan laporan hasil evaluasi serta rekomendasi untuk penguatan
dan perbaikan selanjutnya

Implementasi model pembelajaran teaching factory  melibatkan seluruh


pemangku kepentingan di sekolah. Penanggung jawab kegiatan adalah
Kepala Sekolah, didukung oleh tim pelaksana teaching factory, yang terdiri
dari Wakil Kepala Sekolah (Waka) Kurikulum; Waka Hubungan Humas; Waka
Sarana dan Prasarana; Ketua Kompetensi Keahlian (Desain Pemodelan dan
Informasi Bangunan, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Audio
Video,  Teknik Komputer dan Jaringan); serta tenaga pendidik.

Implementasi Teaching Factory SMKS PEMBDA NIAS dilakukan melalui


pengembangan Bengkel AUTO P-09 dengan melakukan pelayanan jasa
yang berhubungan dengan otomotif yaitu menyediakan layanan service
kendaraan, tune up, ganti oli, sparepart, over houl dan lainnya yang
berhubungan dengan kendaraan ringan mobil dan motor. Bengkel AUTO P-09
juga menawarkan pembuatan meubeuler, pagar, antimaling, dsb dengan
bahan dasar besi. Produk yang dibuat disesuaikan dengan request/keinginan
pembeli/konsumen. Bengkel AUTO P-09 juga menyediakan ruang tunggu
dengan konsep minicafe yang menyediakan minuman kopi/teh, aneka snack
dengan fasilitas free wifi.

TEACHING FACTORY SMKS PEMBDA NIAS

Dal
am pengembangan program Teaching Factory, SMKS PEMBDA NIAS akan
menjajaki Kerjasama dengan PT. Astra International Tbk, baik AUTO 2000
maupun Daihatsu.

Kelas Industri diselenggarakan dengan mensinkronkan kurikulum Nasional


(K-13) dengan materi tentang pelayanan service mobil dan motor serta
Standar Operasional Prosedur  PT. Astra International Tbk. Materi
disampaikan oleh Pihak AUTO 2000 / Daihatsu yang dilaksanakan secara
periodik bertempat di SMKS PEMBDA NIAS.

Sebagai wujud penyelenggaraan kelas Industri, SMKS PEMBDA NIAS


membuka  Teaching Factory dalam bentuk bengkel yang berlokasi di SMKS
PEMBDA NIAS.

Anda mungkin juga menyukai