Temp - Ik Waskita

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 28

PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


PEMASANGAN PERANCAH (SCAFFOLDING)
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-01-07 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

1. Merencanakan dan menghitung kekuatan metode pemasangan perancah Scaffolder


(scaffolding) pada tahap awal sebelum pekerjaan perancah dimulai

2. Memeriksa kelengkapan scaffolding dan accessories sesuai dengan jumlah SPLEM


yang telah ditentukan saat perencanaan pemasangan scaffolding agar tidak
mengganggu saat proses pemasangan
a. Scaffolding frame terdiri : main frame, ladder frame, U-head, jackbase,
joint pin, cross brace dll
b. Scaffolding PCH terdiri : speedshore standart, speedshore horizontal
ledger, u-head, jackbase dll

3. Memeriksa kondisi scaffolding dan accessories yang akan digunakan, meliputi


: SPLEM
a. Memastikan bebas dari keretakan, kondisi tidak bengkok dll
b. Memastikan pengunci cross brace, legder , u-head dan jackbase berfungsi
baik
c. Apabila ditemukan bagian scaffolding yang rusak harus segera diperbaiki
atau diganti dengan yang kondisinya masih baik

4. Memeriksa Papan perancah (platform)


a. Platform yang digunakan sebagai tempat berpijak pekerja atau sebagai
dudukan bahan atau alat harus kuat dan permanen Scaffolder
b. Platform sudah ada sistim untuk mengunci ke scaffolding dan tidak Superintendent
bergeser saat digunakan

5. Memberikan pelatihan kepada pekerja cara cek kondisi scaffolding dan


memasang scaffolding yang benar

6. Membuat ijin kerja K3LMP untuk pemasangan scaffolding (form PROD-20)


Scaffolder
sebelum pekerjaan dilakukan dam disetujui oleh Superintendent K3LP

7. Memastikan kondisi tanah untuk dudukan scaffolding rata dan mampu


mendukung beban konstruksi diatasnya Superintendent

8. Pemasangan scaffolding
a. Pemasangan scaffolding harus sesuai gambar metode kerja yang sudah Scaffolder/
disetujui, apabila ada kondisi dilapangan yang tidak sesuai dengan Superintendent
rencana awal maka segera lakukan revisi metode kerja pemasangan
scaffolding
b. Pekerja yang memasang harus memakai Alat Pelindung Diri (helm, sepatu Superintendent
boot) dan bila apabila ketinggian scaffolding > 2 m maka diwajibkan
memakai full body harness serta menyiapkan life line untuk pekerja yang
bekerja discaffolding tersebut
c. Memastikan platform untuk pijakan pekerja dalam kondisi sudah terkunci
dan tidak bergeser saat digunakan
d. Memastikam panjang cross brace yang digunakan sesuai dengan jenis
scaffolding yang digunakan dan dalam kondisi terkunci
e. Memastikan bagian tumpuan bawah scaffolding menggunakan Jack base
sedangkan tumpuan bagian atas menggunakan U-head
f. Untuk ketinggian schafolding ≥ 4 x 1,2 m = 4,8 m harus disiapkan
support untuk menjaga kestabilan (support kebangunan atau hanya
penyangga sesuai hitungan oleh scaffolder), membuat ijin kerja
diketinggian disiapkan tangga temporary untuk naik dan turunnya
pekerja yang bekerja diatas scaffolding. Tangga temporary harus kuat
dan tidak bergeser dengan ujung atas tangga min 60 cm diatas lantai
untuk kerja dan sudut kemiringan dari tangga adalah 80⁰
g. Memasang jaring pengaman (safety net) disekeliling scaffolding bila
diperlukan

9. Setelah pekerjaan pemasangan scaffolding selesai dilakukan, maka harus


diinspeksi untuk dipastikan kesesuaian dengan metode pemasangannya dan
keamanannya saat akan digunakan dan pasang tag sebagai tanda hasil
inspeksinya

10. Pemasangan tag pada scaffolding


a. Warna merah, bila scaffolding membahayakan untuk digunakan (tidak
boleh digunakan)
b. Warna hijau, bila scaffolding sudah aman dan diperbolehkan untuk Scaffolder
digunakan untuk bekerja
c. Tag yang dipasang harus diparaf oleh petugas yang mempunyai sertifikat
scaffolder
d. Pemasangan tag hanya diperbolehkan oleh scaffolder atau personil yang
telah mendapatkan pelatihgan supervisi kelayakan scaffolding
e. Tag tidak boleh dipindahkan kecuali oleh petugas yang memasang tag Scaffolder
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


TANGGA (LADDER)
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-01-9 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA
1. Gunakan tangga (ladder) sesuai fungsinya, tidak diperkenankan
menyambung tangga jika jangkauan kurang tinggi.

2. Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain meliputi :

a. Cara menggunakan tangga yang benar


b. Menjelaskan potensi bahaya yang mungkin terjadi
c. Menempatkan, menyimpan dan memelihara tangga.
Maksimum beban yang boleh diangkut lewat tangga.

3. Tidak diperkenankan membebani tangga diluar kemampuan daya


dukungnya.

4. Pastikan area dibawah maupun diatas tangga dalam kondisi terbebas


dari bahaya (clear).

5. Pastikan tangga harus aman dari pergerakan/pergeseran sewaktu


dipergunakan.

6. Pastikan tangga bertumpu pada permukaan yang stabil dan


memasang penahan geseran ( slip resistant ) pada kakinya.

7. Pengunci (cross bracing) pada tangga harus dipastikan berfungsi


dengan baik, jika ditemukan pengunci dalam keaadaan rusak atau
tidak berfungsi dengan baik maka tangga tersebut tidak
diperkenankan untuk dipakai.

8. Jika tangga dipandang tidak memenuhi syarat untuk digunakan maka


harus dipasang tulisan “Rusak jangan dipakai“ .

9. Tidak diperkenankan menggunakan anak tangga terakhir sebagai


pijakan.

10. Tangga harus bertumpu minimal 1 m dari titik tumpu bagian atas
tangga.
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

11. Penggunaan tangga yang tertumpu bebas pada dinding, bagian


horizontal dan bagian tegak minimal berbanding 1 : 4

12. Jika penggunaan tangga berdekatan dengan alat listrik / aliran listrik,
tangga harus terbuat dari bahan yang nonconductive seperti kayu
dan fiberglass

13. Pada saat menaiki atau menuruni tangga, muka harus menghadap
tangga dan pergunakan minimum satu tangan untuk pegangan.

14. Tidak diperkenankan membawa peralatan / material yang terlalu


berat atau dapat mengganggu keseimbangan.

15. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, seperti sepatu bot,
helm dsb.
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


IZIN KERJA
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-01 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA
1. Untuk memasuki/melakukan aktivitas di lokasi pekerjaan yang berisiko
tinggi harus mendapat ijin terlebih dahulu dari pejabat/pengawas yang
berwenang dan bertanggung jawab terhadap pekerjaan tersebut.

2. Pekerjaan yang berisiko tinggi antara lain :


2.1. Bekerja di ruang terbatas (confined space),
2.2. Bekerja menggunakan bahan kimia,
2.3. Bekerja dengan bahan mudah terbakar,
2.4. Bekerja dengan bahan mudah meledak,
2.5. Bekerja yang berhubungan dengan listrik,
2.6. Bekerja di ketinggian,
2.7. Bekerja dengan penyelaman,
2.8. Pekerjaan pasang , bongkar serta pindah perancah atau
scafolding,
2.9. Memindahkan barang berat,
2.10.Melakukan pekerjaan pembongkaran,
2.11.Bekerja diluar jam kerja normal dengan pengawas tidak ada ,
2.12.Penggalian lebih dari 2m,
2.13.Dan pekerjaan sejenis lainnya
3. Jika subkontraktor/mandor/pekerja akan melaksanakan pekerjaan
berisiko tinggi, maka harus mengajukan ijin kerja kepada pelaksana
terkait.

4. Sebelum memberikan ijin kerja, pelaksana terkait harus melakukan


pemeriksaan terhadap potensi bahaya yang ada di area kerja dan
membuat checklist.

5. Pelaksana terkait memberikan penjelasan kepada peminta ijin kerja


meliputi : potensi bahaya yang ada, penggunaan alat pelindung diri
yang benar.

6. Ijin kerja akan diberikan setelah semua persyaratan dipenuhi.

7. Ijin kerja (formulir K3LMP-25-01) berlaku sesuai dengan batas waktu


PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

yang diberikan dalam ijin kerja tersebut atau setelah terjadi kondisi
darurat.
8. Pelaksana wajib memeriksa semua peralatan yang akan dipergunakan
dan alat pelindung diri yang dipakai sesuai persyaratan dalam surat ijin
kerja.

9. Pemakaian alat/mesin–mesin tertentu/berisiko tinggi, hanya


diperbolehkan jika sudah ada ijin. Alat/mesin–mesin tersebut antara
lain seperti ramset, toxler dan alat/mesin–mesin lainnya yang dapat
menyebabkan celaka.

10. Peralatan/mesin–mesin tersebut setelah selesai dipakai harus disimpan


ditempat yang telah ditentukan dan dipastikan dalam kondisi aman.

11. Setelah selesai melakukan pekerjaan yang berisiko tinggi, Pekerja harus
lapor kepada pejabat/pengawas yang berwenang dan memastikan
pekerjaan ditinggalkan dalam kondisi aman.
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


PEKERJAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN
INSTALASI LISTRIK
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-02 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA
1. Memasang/melengkapi alat penangkal petir pada lokasi – lokasi kerja
tertentu (terbuka dan atau tinggi).

2. Memberikan pelatihan kepada para pekerja antara lain meliputi :


d. Menjelaskan potensi bahaya yang mungkin terjadi
e. Menjelaskan cara penggunaan APD yang benar.

3. Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, antara lain : sepatu bot
dari bahan karet atau berisolasi dan tidak diperkenankan dengan kaki
telanjang.

4. Memastikan tangan dan kaki tidak dalam kondisi basah pada waktu
bekerja yang berhubungan dengan instalasi listrik.

5. Memasang/memberi tanda bahaya pada setiap peralatan instalasi listrik


yang mengandung risiko atau bahaya (voltage tinggi).

6. Memastikan system pentanahan (grounding) untuk panel atau instalasi


listrik yang dipergunakan untuk bekerja sudah terpasang dengan baik.

7. Melakukan pemeriksaan secara rutin terhadap panel atau instalasi listrik


lainnya, bila petugas pemeriksa menemukan pintu panel dalam
keadaan terbuka atau tidak terkunci maka petugas tersebut harus
memeriksa keadaan panel tersebut dan segera mengunci.

8. Memeriksa kondisi kabel listrik, bila menemukan kabel listrik dalam


kondisi terkelupas atau sambungan tidak dibalut dengan isolasi harus
segera diperbaiki dengan membungkus kabel listrik tersebut dengan
bahan isolator.

9. Menempatkan dan mengatur sedemikian rupa terhadap jaringan atau


instalasi listrik untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja akibat
listrik.
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


BEKERJA DI KETINGGIAN
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-06 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA
1. Melakukan identifikasi potensi bahaya semua pekerjaan yang berada
di ketinggian dan hasilnya dicatat.

2. Merencanakan pengendalian terhadap kemungkinan risiko yang akan


terjadi (risk control) dan mencatat hasilnya.

3. Sebelum bekerja, para pekerja harus mendapat ijin terlebih dahulu


dari pelaksana terkait.

4. Memastikan para pekerja yang akan bekerja di ketinggian harus


dalam kondisi sehat dan tidak mempunyai rasa takut bekerja di
ketinggian.

5. Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai sesuai dengan


aspek keselamatan kerja, harness safety belt, helm dan sepatu bot.

6. Memasang tali pengaman (life line) untuk mengaitkan harness safety


belt/safety belt yang cukup kuat dan aman untuk menahan beban
pekerja bila terjadi bahaya dan tidak mengganggu pergerakan
pekerja.

7. Membuat platform untuk pekerja, alat dan bahan yang cukup kuat
dan aman. Tepi plat form harus diberi railing/pagar pembatas yang
kuat/ mampu menahan dorongan minimal 100 kg.

8. Menempatkan peralatan atau bahan kedalam kantong / wadah agar


tidak mudah jatuh.

9. Menutup lubang yang berukuran lebih besar dari telapak kaki dengan
bahan yang cukup kuat.

10. Membersihkan platform yang licin sehabis hujan dan pekerjaan dapat
dimulai setelah platform dipastikan aman.

11. Bila dipersyaratkan atau bila dipandang perlu maka jaring pengaman
harus dipasang
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

12. Penumpukan sementara material harus dibatasi dan ditempatkan


tidak terlalu ketepi dan disusun sedemikian rupa sehingga tidak
mudah jatuh dan pekerja memiliki ruang kerja yang cukup leluasa.

13. Pelaksana pekerjaan harus memonitor masing-masing lokasi dimana


pekerjaan di ketinggian sedang dilakukan.

14. Melakukan inspeksi semua pekerjaan ditempat ketinggian dan


hasilnya dicatat, jika ditemukan kondisi maupun tindakan yang
berbahaya segera melaporkan ke pelaksana terkait, dan segera di
amankan/ diperbaiki.

15. Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan dalam keadaan bahan


yang terpasang mudah terlepas dan peralatan serta bahan dipastikan
sudah tersimpan rapi di kantong.
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


PENGGALIAN
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-08 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2019
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

1. Sebelum penggalian tanah di setiap tempat dimulai, stabilitas tanah


harus diuji terlebih dahulu oleh SEM atau Superintendent di lokasi
galian dan lingkungan sekitar lokasi galian.

2. Sebelum melakukan penggalian harus dipastikan lokasi instalasi kabel


listrik, instalasi pipa gas, air bersih dan instalasi lainnya dengan
memasang patok-patok yang jelas sebagai tanda lokasi serta
melakukan koordinasi dengan pihak terkait,

3. Merencanakan dan menyiapkan sistem perlindungan (protective sistem)


terhadap kemungkinan bahaya yang terjadi sebelum penggalian
dimulai. Sistem perlindungan harus mampu menahan seluruh
kemungkinan longsoran. Sistem perlindungan antara lain :
a. Penggunaan framework untuk lahan kerja
b. Proteksi pada dinding galian
c. Pembuatan drainase untuk mengalirkan air
d. Pengaturan operasi alat berat atau kegiatan lain yang
membahayakan
e. Proteksi terhadap jaringan / instalasi kabel / pipa di lokasi galian
f. Proteksi terhadap kemungkinan adanya gas beracun
g. Proteksi terhadap kekurangan udara / oksigen
h. Menempatkan tangga pada galian yang dalam lebih dari 2 (dua)
meter dan dengan jarak maksimum 8 m dari pekerja.

4. Membekali pekerja dengan alat pelindung diri (APD) yang sesuai


seperti helm, sepatu bot, sarung tangan serta sarana pengamanan
lainnya seperti tangga dan tali dsb, jika kedalaman galian melebihi
tinggi pekerja. Jarak antar tangga minimum 25 feet atau 7,62 m.

5. Memberikan penjelasan kepada pekerja mengenai potensi bahaya yang


mungkin terjadi, antara lain bahaya longsor dan cara penyelamatan
diri.

6. Memasang barikade, rambu atau stop log sebagai pembatas roda


kendaraan angkut material di lokasi galian.
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA
7. idak diperkenankan meletakkan hasil galian terlalu dekat dengan
pinggir galian. Jarak yang aman minimum 2 (dua) feet atau 0,65 m dari
batas tepi galian.

8. Tidak diperkenankan memarkir alat berat dekat dengan tepi galian dan
memastikan alat berat diparkir di tempat yang aman dan rata.

9. Melakukan inspeksi secara periodik oleh petugas yang kompeten.


Apabila petugas menemukan atau melihat indikasi kegagalan dari
sistem perlindungan (protective sistem) atau bahaya yang lain, maka
segera memerintahkan kepada pekerja untuk meninggalkan pekerjaan
galian dan melarang pekerja kembali ke lokasi galian sebelum tindakan
perbaikan dilakukan.

10. Inspeksi juga harus dilakukan pada galian setelah kondisi hujan, banjir
atau keadaan lain yang membahayakan galian
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


PENGELASAN
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-10 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

1. Memastikan bahwa tukang las yang melaksanakan pekerjaan


pengelasan konstruksi atau instalasi memiliki sertifikat yang sesuai
dengan pekerjaan pengelasan yang sedang ditangani.

2. Superintendent harus menjelaskan instruksi kerja pengelasan kepada


tukang las dan pekerja untuk dimengerti dan diikuti, serta menjelaskan
potensi bahaya pekerjaan pengelasan antara lain : zinc, cadmium,
beryllium, ferro oksida, mercury, butiran logam halus (lead), fluorides,
clorinated hydrocarbon solvent, carbon monoksida (CO), ozone (O3),
nitrogen aksida (NO & NO2), radiasi : sinar ultraviolet, sinar infrared
dsb.

3. Pengelasan tidak diperkenankan dilakukan didaerah yang mudah


terbakar atau mudah meledak, apabila terpaksa dilakukan maka harus
mendapat ijin kerja dari Superintendent yang terkait.

4. Jenis kawat las yang dipakai harus sesuai dengan besarnya ampere
yang yang dihasilkan oleh mesin las.

5. Memeriksa tekanan tabung gas dan kebocoran sebelum dipergunakan.


Tabung gas yang masih isi harus ditempatkan dalam posisi tegak, tidak
diperkenankan dalam posisi tidur (datar). Tabung gas yang sudah
kosong di beri label “Kosong”.

6. Menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, antara lain : helm,
sepatu bot, sarung tangan, kaca mata pelindung, masker
pelindung/Penutup muka kepala dan pelindung dada sebelum
melakukan pekerjaan pengelasan.

7. Apabila tidak digunakan, mesin las harus dimatikan.

8. Menyediakan alat pemadam kebakaran portable, pasir atau serbuk


gergaji yang ditempatkan dalam suatu wadah dan ditempatkan
didaerah yang mudah dijangkau.
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA
9. kabel tanah pengelasan (grounding) sebaiknya dipasang tetap di
tempat kerja atau ditempatkan 3m dari lokasi kerja dan dapat terlihat
oleh Superintendent.

10. Tukang las tidak diperbolehkan menggulung selang atau kabel di


sekeliling tubuh mereka pada saat melakukan pengelasan.

11. Semua bahan yang mudah terbakar dan mudah meledak harus
disingkirkan atau diberi penghalang yang memadai.

12. Alat-alat dipastikan dalam posisi stabil, sehingga tidak mudah bergeser
atau terguling saat operasi.

13. Superintendent pekerjaan harus memonitor masing-masing lokasi


dimana pekerjaan pengelasan sedang dilakukan.

14. Pada waktu bekerja di tempat yang tinggi, tindakan berjaga-jaga


harus diambil dan dipasang pengaman untuk mencegah jatuhnya
batang pengelasan, sisa potongan atau peralatan yang lainnya.

15. Pengelasan dengan menggunakan bahan karbit, tabung karbit


ditempatkan minimal 10 m dari tempat pengelasan. regulator yang
digunakan harus sesuai dan utuh (tidak retak/pecah). Flash back
aristor harus terpasang dengan benar, posisi tidak boleh terbalik.
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


PENGOPERASIAN TOWER CRANE
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-11 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

1. Tower crane harus di install oleh personil yang kompeten dan ahli,
sesuai petunjuk yang diterbitkan oleh pabrik pembuatnya.

2. Sebelum dipergunakan, TC harus dilakukan pengujian atas kelaikan


operasinya oleh yang berwenang (Depnaker atau Instansi/lembaga
yang berwenang lainnya) dan diterbitkan sertifikat/surat laik operasi.

3. Memberikan pelatihan kepada operator antara lain meliputi : prosedur


dan instruksi kerja pengoperasian tower crane dengan benar, potensi
bahaya yang ada, beban maksimum yang diperbolehkan.

4. Operator Tower Crane (TC) : mempunyai Surat Ijin Operator (SIO)


yang masih berlaku, dalam kondisi sehat, berpengalaman dalam
mengoperasikan TC, memahami bahasa isyarat pesawat angkat (hand
signal), memahami petunjuk cara pengoperasian alat, memahami
semua persyaratan K3 yang terkait.

5. Persiapan Pengoperasian TC :
a. Periksa kondisi TC sebelum naik.( baut pondasi, sambungan rel,
panel, kabel power dll)
b. Periksa kondisi TC saat naik (baut sambungan, panel kontrol, sling
dll)
c. Lakukan uji coba untuk mengetahui apakah semua alat berfungsi
dengan baik (trolly, kecepatan, berputar dll)
d. Jika hasil uji coba baik, segera laporkan TC siap operasi

6. Saat TC beroperasi :
a. Perhatikan bentuk barang yang akan diangkat (Kotak, batang, plat,
cairan dll)
b. Mencoba semua gerakan secara perlahan dengan kecepatan yang
tidak berlebihan.
c. Perhatikan radius beban
d. Jika TC yang dipergunakan lebih dari 1 (satu) unit, pastikan adanya
ruang bebas sebelum berputar (swing)
e. Tidak diperkenankan menarik beban dari arah samping.
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

f. Jika melakukan travelling, arahkan jip searah rel


g. Pahami semua instruksi kerja sebelum mengoperasikan TC
h. Jika terjadi kerusakan segera beritahukan kepada mekanik.
i. Jika TC beroperasi pada malam hari, pastikan semua lampu
terpasang dan diuji sebelum kerja, bila ada lampu yang mati segera
diganti.

7. Selesai operasi :
a. Posisikan jip searah dengan arah angin.
b. Posisikan troly diatas dan dekat kabin
c. Matikan semua sambungan listrik dan alat komunikasi.
d. Pastikan kabin dan panel-panel dalam keadaan tertutup dan
terkunci.
e. Sebelum meninggalkan alat, matikan breaker dan pasang travel lock
pada roda.
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


PENGOPERASIAN CRANE
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-12 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

1. Memastikan operator yang mengoperasikan crane sudah memiliki Surat


Ijin Mengoperasikan Peralatan (SIM-P)

2. Memastikan operator dalam kondisi phisik sehat dan tidak


diperkenankan operator mengkonsumsi alkohol yang dapat mengurangi
kesadaran sewaktu mengoperasikan crane.

3. Operator harus :
a. Mengetahui kapasitas beban maksimum crane .
b. Mengetahui beban yang proporsional sesuai sudut boom
c. Mengetahui kecepatan maksimum yang diperbolehkan
d. Memahami hand signals yang terpasang di cabin crane.
e. Memeriksa dan merawat crane secara berkala.
f. Melaporkan jika terdapat kerusakan yang dapat mengganggu
operasi.
g. Memasang indikator boom angle dalam cabin crane.
h. Memeriksa exhaust system .
i. Memeriksa keamanan tangga untuk naik-turun
j. Memeriksa kondisi tabung pemadam api dalam cabin.
k. Memastikan ukuran dan kapasitas sling sudah sesuai.

4. Memastikan kondisi tanah cukup kuat untuk mendukung beban.

5. Memastikan operator memperhitungkan lokasi power line

6. Memasang pagar pembatas/barrier daerah swing radius crane untuk


mencegah pekerja dihantam putaran crane.

7. Pengisian bahan bakar dilakukan dalam kondisi mesin mati.

8. Menetapkan petugas untuk memandu operasi crane dengan isyarat


tangan atau menggunakan isyarat lainnya.

9. Menggunakan kaki penahan (outrigger) sewaktu melakukan


pengangkatan beban dengan menggunakan crane mobil.
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

10. Berhati-hati pada waktu menegangkan sling saat akan mengangkat


beban, pastikan jangan sampai tangan pekerja yang memegang
pengunci katrol/kait terjepit dan jika melepas sling dari kait harus
dipastikan muatan diam dan bebas lepas dari sling.

11. Jika angin bertiup kencang atau bekerja dalam area yang terbatas
pergunakan tali penarik untuk mengendalikan muatan yang diangkat.

12. Sebelum mengangkat pastikan tidak ada benda lepas terletak pada
muatan.

13. Tidak diperkenankan menggantung beban setiap selesai operasi.


PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


PENGOPERASIAN PERALATAN BERAT MEKANIS
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-13 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

1. Peralatan berat mekanais antara lain seperti : excavator, motor grader,


bulldozer, wheel loader, vibro roller, pneumatic tire roller, dump truck
dll.

2. Operator peralatan berat mekanis diwajibkan : mempunyai Surat Ijin


Operasi (SIO) yang masih berlaku, dalam kondisi sehat,
berpengalaman dalam mengoperasikan peralatan berat mekanis,
memahami petunjuk cara pengoperasian peralatan berat mekanis,
memahami semua persyaratan K3 yang terkait.

Persiapan Pengoperasian Alat :

a. Perhatikan sumber bahaya yang terdapat di sekitar lokasi antara


lain : Instalasi utilitas bawah tanah, kondisi tanah yang lembek,
masyarakat setempat, kondisi traffic/lalu lintas dll
b. Melakukan pemeriksaan bagian alat yang terkait dengan
keselamatan antara lain : rem, roda gigi, kemudi, rem, kaca spion
dan perlengkapan lainnya sesuai buku petunjuk atau lembar
pemeriksaan alat.
c. Informasikan kepada pekerja untuk memperhatikan area kerja Alat
d. Pahami semua instruksi kerja sebelum mengoperasikan Alat.
e. Pastikan sirene/alarm mundur berfungsi dengan baik.
f. Tentukan lokasi untuk parkir alat yang aman.
g. Lakukan inspeksi terhadap seluruh mesin dan peralatan sebelum
beroperasi dan pastikan aman saat beroperasi. Inspeksi harus
dilakukan oleh petugas yang kompeten. Bila ditemukan ada hal-hal
yang meragukan, maka alat harus diperbaiki sampai dinyatakan siap
operasi.

3. Alat sedang beroperasi :

a. Operator tidak diperkenankan memakai obat-obatan terlarang atau


minuman beralkohol sewaktu mengoperasikan peralatan berat.
b. Pekerja dilarang berada di kabin atau duduk disebelah operator atau
naik di plat form pada waktu alat beroperasi.
c. Tidak diperkenankan mengisi bahan bakar sewaktu mesin dalam
keadaan hidup.
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

d. Pekerja tidak diperkenankan memasuki area kerja tanpa


memberitahu operator terlebih dahulu.
e. Alat harus dijalankan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
kestabilan
f. Operator mempunyai pandangan yang jelas terhadap tempat kerja
g. Menetapkan petugas untuk memandu operasi alat, jika operator
terhalang pandangannya, bekerja di area kerja yang sempit atau
daerah padat lalu lintas
h. Jika terjadi kerusakan segera beritahukan kepada mekanik.
i. Batas area kerja harus diberi pagar / pembatas, agar pekerja tidak
melewati area kerja alat.

4. Selesai operasi :
a. Sebelum meninggalkan alat, operator harus memastikan alat dalam
kondisi aman antara lain dengan : menetralkan gigi utama,
menurunkan pengeruk / bucket, mematikan mesin, menutup dan
mengunci kabin, memarkirkan alat ditempat yang telah ditentukan
a. Diupayakan alat tidak ditinggalkan di jalan raya pada malam hari,
jika terpaksa harus ditinggalkan di jalan raya, beri tanda-tanda
secukupnya berupa lentera, bendera atau tanda peringatan lainnya.
b. Melaporkan kepada pengawas alat sudah selesai beroperasi

5. Pelaksana pekerjaan harus memonitor masing-masing lokasi dimana


pekerjaan dengan menggunakan peralatan mekanis sedang dilakukan.
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


PEMOTONGAN
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-16 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA
1. Memastikan bahwa tukang potong yang melaksanakan pekerjaan
pemotongan logam atau instalasi memiliki sertifikat yang sesuai dengan
pekerjaan yang sedang ditangani.

2. Pelaksana harus menjelaskan instruksi kerja pemotongan kepada


tukang las atau pekerja untuk dimengerti dan diikuti, serta menjelaskan
potensi bahaya pekerjaan pengelasan antara lain : zinc, cadmium,
beryllium, ferro oksida, mercury, butiran logam halus (lead), fluorides,
clorinated hydrocarbon solvent, carbon monoksida (CO), ozone (O3),
nitrogen aksida (NO & NO2), radiasi : sinar ultraviolet, sinar infrared
dsb.

3. Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) yang sesuai, seperti helm,


sarung tangan, kaca mata pelindung, masker atau pelindung muka dan
pelindung dada sebelum melakukan pekerjaan pemotongan.

4. Pemotongan tidak diperkenankan dilakukan didaerah yang mudah


terbakar, apabila terpaksa dilakukan maka harus mendapat ijin dari
pelaksana yang terkait.

5. Memeriksa tekanan tabung gas oksigen dan acetylin terhadap


kebocoran sebelum dipergunakan.

6. Blender potong yang digunakan harus terbuat dari logam yang tahan
panas seperti kuningan, dan harus selalu diperiksa terhadap material
yang dapat menyumbat lubangnya.

7. Menggunakan pemantik untuk menyalakan obor/api, tidak


diperbolehkan menggunakan korek api.

8. Apabila tidak digunakan, obor/api pemotongan harus dipadamkan dan


hanya dinyalakan apabila diperlukan.

9. Jarak tabung gas oksigen dan acetylin minimum 8 feet atau 3 m


PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA
10. Tabung gas oksigen dan acetylin harus ditempatkan dalam posisi
tegak, tidak diperbolehkan pada posisi tidur (datar).

11. Alat-alat dipastikan dalam posisi stabil, sehingga tidak mudah bergeser
atau terguling saat operasi dan terlindung dari hujan atau api.

12. Penggunaan regulator harus sesuai dengan silindernya dan harus utuh
(tidak boleh retak/pecah).

13. Flash back arristor harus dipasang sebelum regulator dan posisinya
harus benar tidak boleh terbalik.

14. Tukang potong tidak diperbolehkan menggulung selang atau kabel di


sekeliling tubuh mereka pada saat melakukan pembakaran/
pengelasan.

15. Semua bahan yang mudah terbakar harus disingkirkan atau diberi
penghalang yang memadai

16. Sisa potongan logam yang tidak terpakai harus dikumpulkan dalam
suatu wadah dan dibuang keluar lokasi pekerjaan yang telah
ditentukan.

17. Pada waktu bekerja di tempat yang tinggi, tindakan berjaga-jaga


harus diambil dan dipasang pengaman untuk mencegah percikan api,
jatuhnya sisa potongan logam atau peralatan yang lainnya.

18. Pengawas pekerjaan harus memonitor masing-masing lokasi dimana


pekerjaan pemotongan sedang dilakukan.

19. Menyediakan alat pemadam kebakaran portable dan ditempatkan


didaerah yang mudah dijangkau.
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


PENGGERINDAAN
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-17 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

1. Memastikan bahwa tukang gerinda yang melaksanakan pekerjaan


pengelasan konstruksi atau instalasi memiliki sertifikat yang sesuai
dengan pekerjaan yang sedang ditangani.

2. Pelaksana harus menjelaskan instruksi kerja penggerindaan kepada


tukang gerinda dan pekerja untuk dimengerti dan diikuti, serta
menjelaskan potensi bahaya pekerjaan penggerindaan yang ada
antara lain :ferro oksida, butiran logam halus (lead) dsb.

3. Penggerindaan tidak diperkenankan dilakukan didaerah yang mudah


terbakar atau mudah meledak, apabila terpaksa dilakukan maka harus
mendapat ijin kerja dari pelaksana yang terkait.

4. Memeriksa alat gerinda sebelum dipergunakan, semua bout harus


kencang dan penutup/pengaman pada alat gerinda harus terpasang.

5. Menggunakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, seperti helm,


sepatu bot, sarung tangan, kaca mata pelindung, masker
pelindung/Penutup muka dan pelindung dada sebelum melakukan
pekerjaan pemotongan.

6. Apabila tidak digunakan, aliran listrik pada alat gerinda harus


dimatikan dan hanya dihidupkan apabila diperlukan.

7. Kabel/instalasi listrik yang digunakan harus diperiksa sebelum


digunakan, tidak diperbolehkan ada kabel yang terkelupas,
sambungan kabel yang tidak diberi penutup (isolasi) dan kabel diatur
rapi tidak ditempatkan di jalur lalu lintas orang.

8. Panel listrik yang digunakan harus selalu tertutup / terkunci, tidak


mudah terkena air hujan atau percikan air dari sumber yang lain.

9. Menyediakan alat pemadam kebakaran portable dan ditempatkan


didaerah yang mudah dijangkau.
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

1. Semua bahan yang mudah terbakar dan mudah meledak harus


disingkirkan atau diberi penghalang yang memadai.

2. Alat-alat dipastikan dalam posisi stabil, sehingga tidak mudah


bergeser atau terguling saat operasi. Mata gerinda dipastikan tidak
retak/tidak cacat.

3. Sisa hasil penggerindaan harus dikumpulkan dan dibuang ketempat


yang telah ditentukan

4. Pelaksana pekerjaan harus memonitor masing-masing lokasi dimana


pekerjaan penggerindaan sedang dilakukan.
PT WASKITA KARYA (Persero) Tbk

INSTRUKSI KERJA (IK)


PLANT DAN BASE CAMP
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-19 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022
PENANGGUNG
LANGKAH - LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA
1. Merencanakan penempatan base camp dan plant area dengan
mempertimbangkan arah angin sehingga abu dan debu tidak merusak
lingkungan sekitarnya
2. Melakukan striping pada top soil setebal lebih kurang 10 cm dan
dikumpulkan disatu tempat serta diamankan untuk nantinya
dikembalikan lagi di tempatnya.
3. Membuat site plant dengan mengatur kemiringan kondisi permukaan
dan menyiapkan drainage agar tanah permukaan tidak terbawa air
4. Membuat jalan masuk dan keluar kendaraan yang terpisah. Trafic
harus diatur satu arah (one way traffic) dan dibuatkan daerah
penyeberangan yang aman.
5. Membuat pagar yang melindungi kegiatan orang atau pekerja dari
kegiatan mesin dan kendaraan
6. Mengatur tempat penimbunan bahan kimia cair seperti aspal, solar
agar tumpahan bahan atau bocoran tidak langsung meresap kedalam
tanah tetapi dapat ditampung pada permukaan yang keras dan
diteruskan pada sumpit untuk dibersihkan
7. Air dari bekas cucian kendaraan tidak boleh langsung diresapkan
kedalam tanah, tetapi harus ditampung terlebih dahulu dan dibuang di
tempat yang sudah ditentukan.
8. Tempat untuk istirahat pekerja harus disediakan dan dengan ventilasi
yang cukup
9. Harus disediakan tempat untuk perawatan medis sementara dan
tempat-tempat untuk keperluan MCK (Mandi Cuci Kakus) yang
memadai
10. Jalur untuk penerangan harus diatur sedemikian sehingga tidak
menyulitkan lalu-lintas dan penyambungan dibuat aman pada saat
penggunaan.
11. Rambu-rambu harus dipasang dengan benar terutama pada lintasan
dimana banyak benda jatuh harus dipasang jarring pengaman.
PT WASKITA KARYA (PERSERO) TBK
INSTRUKSI KERJA (IK)
PEMASANGAN GIRDER
Kode Dokumen : IK-PW-PROD-02-23 Disetujui oleh : SVP-PCD
Edisi / Revisi : Mei 2019/ 0 Review yad : Mei 2022

PENANGGUNG
LANGKAH -LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

1. Tempatkan girder yang akan dipasang dilokasi yang telah Ka-Loglat/K3LP


ditentukan dan lakukan langkah pengamanan terhadap material
girder dan lingkungan sekitar dengan cara :
a. Buat dudukan girder dari bahan kuat diarea stock yard
b. Pasang bracing horisontal antar girder dengan besi minimial D25
mm
c. Buat barikade untuk area yang tidak boleh dilewati pekerja dan
rambu peringatan tentang adanya bahaya terguling
2. Membuat dokumen lifting plan untuk pekerjaan erection girder dan Ka-Teknik
disahkan oleh konsultan pengawas/wakil owner, yang isinya terdiri
dari :
a. Perhitungan berat girder yang akan diangkat/dierection
b. Menentukan jenis alat (launcher gantry, crawler crane) dan
kapasitas alat angkat yang akan digunakan disesuaikan dengan
berat girder yang akan diangkat (tabel load chart alat angkat)
c. Menetukan titik angkat (lifting point) girder yang akan dierection
d. Membuat metode alat bantu sling (jawara) agar tidak bergeser
dari posisi lifting point yang telah ditentukan dan melindungi
agar permukaan girder tidak rusak terkena gesekan sling
e. Metode pengaku girder sesuai desain rekomendasi dari tim ahli
keamanan konstruksi jalan dan jembatan (untuk girder panjang
bentang min 50 m)
f. Metode bracing vertikal dan horisontal minimal menggunakan
besi D32 mm sesuai buku petunjuk pelaksanaan pemasangan
gelagar jembatan beton pratekan dari Dirjen Bina Marga
(November 2015)
3. Membuat metode tahapan pelaksanaan pemasangan girder dan Ka-Teknik
harus disetujui oleh konsultan pengawas/wakil owner
PENANGGUNG
LANGKAH -LANGKAH JAWAB & BUKTI
KERJA

4. Memeriksa kelayakan peralatan yang akan digunakan : Ka-Loglat/Kalap/


a. Silo alat angkat yang digunakan dikeluarkan oleh Disnaker
Pelaksana/K3LP
masih berlaku
b. Memastikan indicator load dan safety limit load yang ada di alat
angkat masih berfungsi dengan baik/normal
c. Kelayakan kondisi sling yang digunakan
d. Uji alat angkat dengan load test capacity dengan mengangkat
girder setinggi 1 m selama minimal 15 menit
5. Memastikan kompetensi dan kesehatan operator yang akan Pelaksana/K3LP
melaksanakan pekerjaan pemasangan girder :
d. SIO operator dikeluarkan dari Kemenakertrans dan masih berlaku
e. Memastikan operator berpengalaman dalam pekerjaan pemasangan
girder
f. Memastikan kesehatan operator dalam kondisi sehat dan tidak
mengkonsumsi alkohol/narkoba saat bertugas
6. Bila menggunakan alat angkat crawler crane perlu ditentukan jalur yang Ka-Loglat/Ka-
akan dilewati dan dipastikan kepadatan/daya dukung tanah apakah Teknik/Ka-lap
mampu menahan beban crawler crane + girder, bila diperlukan gunakan
platform baja diatas tanah utk menyebarkan beban ke tanah
7. Memastikan barikade dan rambu dilokasi pekerjaan pemasangan girder Pelaksana K3L
untuk menentukan zona aman dan zona terlarang (hanya boleh masuk
setelah dapat ijin dari pelaksana K3LP dan Kalap) sudah terpasang
sebelum pelaksanaan pemasangan girder
8. Melengkapi dokumen administrasi pelaksanaan dan kelengkapan Kalap/Pelaksana
pekerjaan meliputi :
a. Ijin pelaksanaan pemasangan girder dan sudah mendapat QC/Pelaksana K3L
persetujuan dari konsultan pengawas/wakil owner
b. Ijin kerja K3LMP (bekerja diketinggian & pengelasan) dibuat
pelaksana dan harus disetujui oleh pelaksana K3LP
c. Pengecekan kelayakan girder yang akan dipasang (hasil stressing, cek
elongasi, cek kelurusan, cek chamber)
d. Memastikan kelengkapan alat bantu yang diperlukan (alat pengelasan
bracing dll)
e. Melakukan tools box meeting sebelum melaksanakan pekerjaan
pengangkatan girder
9. Memastikan tahapan pengangkatan girder dari stock yard hingga girder Kalap/Pelaksana
diletrakkan diatas bearing pad sesuai dengan metode pelaksanaan yang
telah disetujui, dengan memperhatikan beberapa hal sbb :
a. Menempatkan ganjalan kayu disamping bearing pad untuk menambah
keseimbangan girder saat diletakkan diatas bearing pad
b. Saat proses pengelasan bracing diabutment harus dipastikan bahwa
sling dalam posisi terpasang dan tetap kencang (tidak boleh
dikendorkan)
Persero Form Prod 22

PT. WASKITA KARYA Edisi : 2 Revisi : 1

PROYEK : ............................
INSTRUKSI KERJA Tgl. Edisi Pertama : Januari 2016 No. Kopi :
No. Edisi : 01 Tgl. Revisi :
BORED PILE
Kode. Dokumen : 03/WK/IK/2016 Hal. ke : 1 dari 1

ALAT KERJA BAHAN ALAT PELINDUNG DIRI LOKASI KERJA


1. Alat bor tanah (auger) + cashing 1. Besi beton D…………. 1. Helm standard proyek
2. Alat pengelasan, oksigen & LPG 2. Mutu beton K………. 2. Rompi standard proyek
3. Alat crane lengkap sling & pengunci 3. Sepatu safety standard proyek
4. Alat excavator 4. Kacamata/masker standard las
5. Theodolith 5. Sarung tangan
6. Truck mixer concrete & Pipa tremie 6. Lain-lain ………………………….

KRITERIA STATUS
NO. LANGKAH PEKERJAAN
BERTERIMA BAIK TDK
1. Pembuatan ijin kerja sebelum dimulai pelaksanaan (dilampiri form ceklist pekerjaan dan Ijin kerja harus sudah disetujui
gambar lokasi kerja dari bagian teknik) pengawas/MK

2. Pembuatan ijin kerja K3 pengelasan (menggunakan form Prod.21) Ijin kerja harus sudah disetujui
pelaksana K3

3. Memastikan pekerja yang akan melaksanakan pekerjaan sudah memakai APD yang sesuai APD yang sesuai standard
dengan jenis pekerjaannya sudah dipakai pekerja

4. Memeriksa pembesian bored pile Sesuai shoop drawing yang


sudah disetujui

5. Menentukan titik pengeboran oleh tim surveyor


Sesuai dengan lampiran ijin kerja

6. Setting out platform dan alat bored ke lokasi titik pengeboran, bila kondisi tanah mudah Sesuai methode statement alat
longsor maka diperlukan casing sebagai acuan pengeboran dan penahan longsor tanah bor tanah

7. Lakukan pengeboran dan lakukan cek kedalaman setelah pengeboran agar sesuai dengan Kedalaman bor sesuai syarat
kedalaman yang telah ditentukan

8. Selama proses pengeboran lakukan pencatatan muka air tanah dan jenis tanah ditiap Dicatat tiap kedalaman 5 m
lapisan tanah yang dibor

9. Setelah kedalaman sesuai design level, maka dilakukan pembersihan dasar lumpur lumpur sudah bersih
menggunakan alat cleaning bucket
10. Pengangkatan besi bored pile menggunakan alat angkat yang sesuai dan alat bantu sling +
pengunci agar tidak terlepas dan dimasukkan ke dalam lubang bor, apabila kedalaman Pengelasan harus kuat
bored pile lebih dari 12 m biasanya besi akan disambung dengan cara dilas

11. Pembuatan akses jalan kerja (misalnya dengan menggunakan plat baja) agar bisa dilewati
Kuat menahan beban mobil
mobil mixer concrete untuk mendekat ke lokasi lubang bored pile yang akan dicor untuk
mixer concrete
memepercepat proses pengecoran beton

12. Pengecoran beton mengunakan pipa tremi (agar beton tidak tercampur lumpur) yang
Sesuai methode statement alat
dimasukkan sampai dasar lubang bored dan diatasnya dipasang corong untuk memudahkan
bor tanah
beton masuk ke dalam pipa tremie
13. Selama proses pengecoran pipa tremi akan ditarik ke atas dan diturunkan kembali sebagai
metode untuk memadatkan beton, pipa tremi akan ditarik ke atas untuk dipotong sesuai Sesuai methode statement alat
dengan level yang sudah dicor. Setelah selesai cor beton segera angkat pipa tremie dan bor tanah
prelimenary casing

14. Membersihkan sisa beton setelah selesai pengecoran dan tutup lubang pengecoran Bersih dan rapi

15. Mengembalikan alat bantu kerja ke lokasi gudang penyimpanan alat Disimpan digudang alat

LAMPIRAN : Bor log hasil pengecoran dan inspeksi kedalaman pengeboran

NAMA Jabatan T. Tangan


Dibuat SEM
Disetujui Ahli K3
Disetujui PM
Persero
PT. WASKITA KARYA
LAMPIRAN INSTRUKSI KERJA
BORED PILE
Kode. Dokumen : 03/WK/IK/2016

1. Penentuan titik pengeboran 2. Pemasangan casing 3. Pengeboran tanah

4. Cek kedalaman pengeboran 5. Pembersihan galian dengan 6. Memasukkan besi bored pile
tanah bucket cleaning ke dalam lubang pengeboran

7. Pasang pipa tremie dan 8. Pengecoran bored pile 9. Saat pengecoran, lumpur didalam
bucket untuk persiapan cor bored pile akan tertekan keluar

10. Pengecoran akan dihentikan bila elevas atasi beton 11. Tutup lubang bored pile dan 12. Untuk memastikan daya dukung
bored pile akan dilakukan axial load tes

Anda mungkin juga menyukai