PMK No. 1096 TTG Higiene Sanitasi Jasaboga
PMK No. 1096 TTG Higiene Sanitasi Jasaboga
PMK No. 1096 TTG Higiene Sanitasi Jasaboga
NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011
TENTANG
4. Undang-Undang...
-2-
MEMUTUSKAN :
BAB...
-3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB...
-4-
BAB II
PENGGOLONGAN
Pasal 2
BAB III
PENYELENGGARAAN
Pasal 3
Pasal...
-5-
Pasal 4
(1) Dalam hal jasaboga akan menyajikan hasil olahan makanan di wilayah
pelabuhan, bandar udara, pos pemeriksaan lintas batas, harus
memperoleh rekomendasi dari Kepala KKP.
(2) Untuk memperoleh rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
jasaboga harus mengajukan permohonan kepada Kepala KKP dengan
melampirkan fotokopi izin usaha jasaboga dan Sertifikat Laik Higiene
Sanitasi Jasaboga.
(3) Contoh rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
dalam Formulir 1 terlampir.
Pasal 5
Pasal 6
(1) Setiap tenaga penjamah makanan yang bekerja pada jasaboga harus
memiliki sertifikat kursus higiene sanitasi makanan, berbadan sehat,
dan tidak menderita penyakit menular.
(2) Tenaga penjamah makanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
melakukan pemeriksaan kesehatannya secara berkala minimal 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun bekerja.
Pasal 7
(1) Dalam hal jasaboga tidak memenuhi higiene sanitasi dan cara
pengolahan makanan yang baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,
dapat dikenakan tindakan administratif oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota atau Kepala KKP.
(2) Tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
berupa:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; atau
c. pencabutan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasaboga.
(3) Kepala...
-6-
BAB IV
SERTIFIKAT LAIK HIGIENE SANITASI JASABOGA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 8
Bagian Kedua
Persyaratan
Pasal 9
d. denah...
-7-
Bagian Ketiga
Tata Cara Memperoleh Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasaboga
Pasal 10
Pasal 11
(3) Tim...
-8-
Bagian Keempat
Biaya
Pasal 12
Bagian Kelima
Masa Berlaku
Pasal 13
(1) Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasaboga berlaku selama 3 (tiga) tahun
dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.
(2) Ketentuan...
-9-
Pasal 14
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasaboga tidak berlaku atau menjadi batal
apabila:
b. terjadi pergantian pemilik;
c. pindah lokasi/alamat;
d. tidak melakukan kegiatan selama 1(satu) tahun berturut-turut; atau
e. dinyatakan dicabut karena tidak laik higiene sanitasi atau menyebabkan
terjadinya Kejadian Luar Biasa keracunan makanan.
BAB V
PELATIHAN
Pasal 15
BAB VI
KEJADIAN LUAR BIASA
Pasal 16
Pasal...
- 10 -
Pasal 17
BAB VII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 18
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 19
b. Sertifikat...
- 11 -
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 20
Pasal 21
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 7 Juni 2011
MENTERI KESEHATAN,
ttd
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
ttd
PATRIALIS AKBAR
TENTANG
A. JASABOGA GOLONGAN A
1. Jasaboga Golongan A1
a. Kriteria
Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan
pengolahan makanan yang menggunakan dapur rumah tangga dan dikelola
oleh keluarga.
b. Persyaratan Teknis
1) Pengaturan ruang
Ruang pengolahan makanan tidak boleh dipakai sebagai ruang tidur.
2) Ventilasi/penghawaan
a) Apabila bangunan tidak mempunyai ventilasi alam yang cukup,
harus menyediakan ventilasi buatan untuk sirkulasi udara.
b) Pembuangan udara kotor atau asap harus tidak menimbulkan
gangguan terhadap lingkungan.
3) Tempat cuci tangan dan tempat cuci peralatan
Tersedia tempat cuci tangan dan tempat cuci peralatan yang terpisah
dengan permukaan halus dan mudah dibersihkan.
4) Penyimpanan makanan
Untuk tempat penyimpanan bahan pangan dan makanan jadi yang cepat
membusuk harus tersedia minimal 1 (satu) buah lemari es (kulkas).
2. Jasaboga Golongan A2
a. Kriteria
Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan
pengolahan yang menggunakan dapur rumah tangga dan memperkerjakan
tenaga kerja.
b. Persyaratan Teknis
1) Memenuhi persyaratan teknis jasaboga golongan A1.
2) Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
a) Pengaturan ruang
Ruang pengolahan makanan harus dipisahkan dengan dinding
pemisah yang memisahkan tempat pengolahan makanan dengan
ruang lain.
b) Ventilasi/penghawaan
Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan alat
pembuangan asap yang membantu pengeluaran asap dapur sehingga
tidak mengotori ruangan.
c) Penyimpanan makanan
Untuk penyimpanan bahan pangan dan makanan yang cepat
membusuk harus tersedia minimal 1 (satu) buah lemari es (kulkas).
-2-
3. Jasaboga golongan A3
a. Kriteria
Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat umum, dengan
pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan tenaga
kerja.
b. Persyaratan teknis
1) Memenuhi persyaratan teknis jasaboga golongan A2.
2) Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
a) Pengaturan ruang
Ruang pengolahan makanan harus terpisah dari bangunan untuk
tempat tinggal.
b) Ventilasi/penghawaan :
Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan alat
pembuangan asap atau cerobong asap atau dapat pula dilengkapi
dengan alat penangkap asap (smoke hood).
c) Ruang pengolahan makanan
Tempat memasak makanan harus terpisah secara jelas dengan
tempat penyiapan makanan matang.
Harus tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai
suhu –50C dengan kapasitas yang cukup untuk melayani kegiatan
sesuai dengan jenis makanan/bahan makanan yang digunakan.
d) Alat angkut dan wadah makanan
Tersedia kendaraan khusus pengangkut makanan dengan
konstruksi tertutup dan hanya dipergunakan untuk mengangkut
makanan siap saji.
Alat/tempat angkut makanan harus tertutup sempurna, dibuat
dari bahan kedap air, permukaan halus dan mudah dibersihkan.
Pada setiap kotak (box) yang dipergunakan sekali pakai untuk
mewadahi makanan, harus mencantumkan nama perusahaan,
nomor Izin Usaha dan nomor Sertifikat Laik Higiene Sanitasi.
Jasaboga yang menyajikan makanan tidak dengan kotak, harus
mencantumkan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta
nomor Sertifikat Laik Higiene Sanitasi di tempat penyajian yang
mudah diketahui umum.
-3-
B. JASABOGA GOLONGAN B
1. Kriteria
Jasaboga yang melayani kebutuhan masyarakat khusus untuk asrama
jemaah haji, asrama transito, pengeboran lepas pantai, perusahaan serta
angkutan umum dalam negeri dengan pengolahan yang menggunakan dapur
khusus dan mempekerjakan tenaga kerja.
2. Persyaratan teknis
a. Memenuhi persyaratan teknis jasaboga golongan A3.
b. Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
1) Halaman
Pembuangan air kotor harus dilengkapi dengan penangkap lemak
(grease trap) sebelum dialirkan ke bak penampungan air kotor (septic
tank) atau tempat pembuangan lainnya.
2) Lantai
Pertemuan antara lantai dan dinding tidak terdapat sudut mati dan
harus lengkung (conus) agar mudah dibersihkan.
3) Pengaturan ruang
Memiliki ruang kantor dan ruang untuk belajar/khusus yang terpisah
dari ruang pengolahan makanan.
4) Ventilasi/penghawaan
Pembuangan asap dari dapur harus dilengkapi dengan penangkap
asap (hood), alat pembuang asap dan cerobong asap.
5) Fasilitas pencucian peralatan dan bahan makanan
(a). Fasilitas pencucian dari bahan yang kuat, permukaan halus dan
mudah dibersihkan.
(b). Setiap peralatan dibebashamakan sedikitnya dengan larutan
kaporit 50 ppm atau air panas 80oC selama 2 menit.
(c). Tempat cuci tangan
Setiap ruang pengolahan makanan harus ada minimal 1 (satu)
buah tempat cuci tangan dengan air mengalir yang diletakkan
dekat pintu dan dilengkapi dengan sabun.
(d). Ruang pengolahan makanan
(1) Tersedia ruang tempat pengolahan makanan yang terpisah
dari ruang tempat penyimpanan bahan makanan.
(2) Tersedia lemari penyimpanan dingin yang dapat mencapai
suhu –5oC sampai –10oC dengan kapasitas yang cukup
memadai sesuai dengan jenis makanan yang digunakan.
C. JASABOGA GOLONGAN C
1. Kriteria
Jasaboga yang melayani kebutuhan alat angkutan umum internasional
dan pesawat udara dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus
dan memperkerjakan tenaga kerja.
-4-
2. Persyaratan
a. Memenuhi persyaratan jasaboga golongan B.
b. Memenuhi persyaratan khusus sebagai berikut :
1) Ventilasi/penghawaan
a) Pembuangan asap dilengkapi dengan penangkap asap (hood), alat
pembuang asap, cerobong asap, saringan lemak yang dapat
dibuka dan dipasang untuk dibersihkan secara berkala.
b) Ventilasi ruangan dilengkapi dengan alat pengatur suhu ruangan
yang dapat menjaga kenyamanan ruangan.
2) Fasilitas pencucian alat dan bahan
a) Terbuat dari bahan logam tahan karat dan tidak larut dalam
makanan seperti stainless steel.
b) Air untuk keperluan pencucian peralatan dan cuci tangan harus
mempunyai kekuatan tekanan sedikitnya 15 psi (1,2 kg/cm2).
3) Ruang pengolahan makanan
a) Tersedia lemari penyimpanan dingin untuk makanan secara
terpisah sesuai dengan jenis makanan/bahan makanan yang
digunakan seperti daging, telur, unggas, ikan, sayuran dan buah
dengan suhu yang dapat mencapai kebutuhan yang disyaratkan.
b) Tersedia gudang tempat penyimpanan makanan untuk bahan
makanan kering, makanan terolah dan bahan yang tidak mudah
membusuk.
c) Rak penyimpanan makanan harus mudah dipindahkan dengan
menggunakan roda penggerak sehingga ruangan mudah
dibersihkan.
-5-
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS HIGIENE DAN SANITASI
A. BANGUNAN
1. Lokasi
Lokasi jasaboga tidak berdekatan dengan sumber pencemaran seperti tempat
sampah umum, WC umum, pabrik cat dan sumber pencemaran lainnya.
a. Halaman
(1) Terpampang papan nama perusahaan dan nomor Izin Usaha serta nomor
Sertifikat Laik Higiene Sanitasi.
(2) Halaman bersih, tidak bersemak, tidak banyak lalat dan tersedia tempat
sampah yang bersih dan bertutup, tidak terdapat tumpukan barang-
barang yang dapat menjadi sarang tikus.
(3) Pembuangan air limbah (air limbah dapur dan kamar mandi) tidak
menimbulkan sarang serangga, jalan masuknya tikus dan dipelihara
kebersihannya.
(4) Pembuangan air hujan lancar, tidak terdapat genangan air.
b. Konstruksi
Konstruksi bangunan untuk kegiatan jasaboga harus kokoh dan aman.
Konstruksi selain kuat juga selalu dalam keadaan bersih secara fisik dan
bebas dari barang-barang sisa atau bekas yang ditempatkan sembarangan.
c. Lantai
Kedap air, rata, tidak retak, tidak licin, kemiringan/kelandaian cukup dan
mudah dibersihkan.
d. Dinding
Permukaan dinding sebelah dalam rata, tidak lembab, mudah dibersihkan
dan berwarna terang.
Permukaan dinding yang selalu kena percikan air, dilapisi bahan kedap air
setinggi 2 (dua) meter dari lantai dengan permukaan halus, tidak menahan
debu dan berwarna terang.
Sudut dinding dengan lantai berbentuk lengkung (conus) agar mudah
dibersihkan dan tidak menyimpan debu/kotoran.
2. Langit-langit
a. Bidang langit-langit harus menutupi seluruh atap bangunan, terbuat dari
bahan yang permukaannya rata, mudah dibersihkan, tidak menyerap air dan
berwarna terang.
b. Tinggi langit-langit minimal 2,4 meter di atas lantai.
3. Pintu dan jendela
a. Pintu ruang tempat pengolahan makanan dibuat membuka ke arah luar dan
dapat menutup sendiri (self closing), dilengkapi peralatan anti serangga/lalat
seperti kassa, tirai, pintu rangkap dan lain-lain.
-6-
B. FASILITAS SANITASI
1. Tempat cuci tangan
a. Tersedia tempat cuci tangan yang terpisah dari tempat cuci peralatan
maupun bahan makanan dilengkapi dengan air mengalir dan sabun, saluran
pembuangan tertutup, bak penampungan air dan alat pengering.
b. Tempat cuci tangan diletakkan pada tempat yang mudah dijangkau dan
dekat dengan tempat bekerja.
c. Jumlah tempat cuci tangan disesuaikan dengan jumlah karyawan dengan
perbandingan sebagai berikut :
Jumlah karyawan 1 - 10 orang : 1 buah tempat cuci tangan.
11 - 20 orang : 2 buah tempat cuci tangan
Setiap ada penambahan karyawan sampai dengan 10 orang, ada
penambahan 1 (satu) buah tempat cuci tangan.
2. Air bersih
a. Air bersih harus tersedia cukup untuk seluruh kegiatan penyelenggaraan
jasaboga.
b. Kualitas air bersih harus memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan
yang berlaku.
3. Jamban dan peturasan (urinoir)
a. Jasaboga harus mempunyai jamban dan peturasan yang memenuhi syarat
higiene sanitasi.
b. Jumlah jamban harus cukup, dengan perbandingan sebagai berikut :
1) Jumlah karyawan : 1 - 10 orang : 1 buah
11 - 25 orang : 2 buah
26 - 50 orang : 3 buah
Setiap ada penambahan karyawan sampai dengan 25 orang, ada
penambahan 1 (satu) buah jamban.
2) Jumlah peturasan harus cukup, dengan perbandingan sebagai berikut :
Jumlah karyawan : 1 - 30 orang : 1 buah
31 - 60 orang : 2 buah
Setiap ada penambahan karyawan sampai dengan 30 orang, ada
penambahan 1 (satu) buah peturasan.
-8-
4.Kamar mandi
a. Jasaboga harus mempunyai fasilitas kamar mandi yang dilengkapi dengan
air mengalir dan saluran pembuangan air limbah yang memenuhi
persyaratan kesehatan.
b. Jumlah kamar mandi harus mencukupi kebutuhan, paling sedikit tersedia :
Jumlah karyawan : 1 - 30 orang : 1 buah
Setiap ada penambahan karyawan sampai dengan 20 orang, ada
penambahan 1 (satu) buah kamar mandi.
5. Tempat sampah
a. Tempat sampah harus terpisah antara sampah basah (organik) dan sampah
kering (an organik).
b. Tempat sampah harus bertutup, tersedia dalam jumlah yang cukup dan
diletakkan sedekat mungkin dengan sumber produksi sampah, namun dapat
menghindari kemungkinan tercemarnya makanan oleh sampah.
C. PERALATAN
Tempat pencucian peralatan dan bahan makanan
a. Tersedia tempat pencucian peralatan, jika memungkinkan terpisah dari
tempat pencucian bahan pangan.
b. Pencucian peralatan harus menggunakan bahan pembersih/deterjen.
c. Pencucian bahan makanan yang tidak dimasak atau dimakan mentah harus
dicuci dengan menggunakan larutan Kalium Permanganat (KMnO4) dengan
konsentrasi 0,02% selama 2 menit atau larutan kaporit dengan konsentrasi
70% selama 2 menit atau dicelupkan ke dalam air mendidih (suhu 80°C -
100°C) selama 1 – 5 detik.
d. Peralatan dan bahan makanan yang telah dibersihkan disimpan dalam tempat
yang terlindung dari pencemaran serangga, tikus dan hewan lainnya.
D. KETENAGAAN
Tenaga/karyawan pengolah makanan
1. Memiliki sertifikat kursus higiene sanitasi makanan.
2. Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter.
3. Tidak mengidap penyakit menular seperti tipus, kolera, TBC, hepatitis dan
lain-lain atau pembawa kuman (carrier).
4. Setiap karyawan harus memiliki buku pemeriksaan kesehatan yang berlaku.
5. Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan dengan cara
terlindung dari kontak langsung dengan tubuh.
6. Perlindungan kontak langsung dengan makanan dilakukan dengan
menggunakan alat :
a. Sarung tangan plastik sekali pakai (disposal)
b. Penjepit makanan
c. Sendok garpu
7. Untuk melindungi pencemaran terhadap makanan menggunakan :
a. Celemek/apron
-9-
b. Tutup rambut
c. Sepatu kedap air
8. Perilaku selama bekerja/mengelola makanan:
a. Tidak merokok
b. Tidak makan atau mengunyah
c. Tidak memakai perhiasan, kecuali cincin kawin yang tidak berhias (polos)
d. Tidak menggunakan peralatan dan fasilitas yang bukan untuk
keperluannya
e. Selalu mencuci tangan sebelum bekerja, setelah bekerja dan setelah keluar
dari toilet/jamban
f. Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung dengan benar
g. Selalu memakai pakaian kerja yang bersih yang tidak dipakai di luar tempat
jasaboga
h. Tidak banyak berbicara dan selalu menutup mulut pada saat batuk atau
bersin dengan menjauhi makanan atau keluar dari ruangan
i. Tidak menyisir rambut di dekat makanan yang akan dan telah diolah
E. MAKANAN
Makanan yang dikonsumsi harus higienis, sehat dan aman yaitu bebas dari
cemaran fisik, kimia dan bakteri.
1. Cemaran fisik seperti pecahan kaca, kerikil, potongan lidi, rambut, isi staples,
dan sebagainya
Dengan penglihatan secara seksama atau secara kasat mata
2. Cemaran kimia seperti Timah Hitam, Arsenicum, Cadmium, Seng, Tembaga,
Pestisida dan sebagainya
Melalui pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan negatif
3. Cemaran bakteri seperti Eschericia coli (E.coli) dan sebagainya
Melalui pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan menunjukkan
angka kuman E.coli 0 (nol)
2. Pemeriksaan laboratorium
a. Cemaran kimia pada makanan negatif
b. Angka kuman E.coli pada makanan 0/gr contoh makanan
c. Angka kuman pada peralatan makan 0 (nol)
d. Tidak diperoleh adanya carrier (pembawa kuman patogen) pada penjamah
makanan yang diperiksa (usap dubur/rectal swab)
- 11 -
BAB III
CARA PENGOLAHAN MAKANAN YANG BAIK
b. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip first in first out (FIFO) dan first
expired first out (FEFO) yaitu bahan makanan yang disimpan terlebih dahulu
dan yang mendekati masa kadaluarsa dimanfaatkan/digunakan lebih
dahulu.
c. Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan
makanan contohnya bahan makanan yang cepat rusak disimpan dalam
lemari pendingin dan bahan makanan kering disimpan ditempat yang kering
dan tidak lembab.
d. Penyimpanan bahan makanan harus memperhatikan suhu sebagai berikut :
3. Pengolahan makanan
Pengolahan makanan adalah proses pengubahan bentuk dari bahan mentah
menjadi makanan jadi/masak atau siap santap, dengan memperhatikan kaidah
cara pengolahan makanan yang baik yaitu:
a. Tempat pengolahan makanan atau dapur harus memenuhi persyaratan
teknis higiene sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran terhadap
makanan dan dapat mencegah masuknya lalat, kecoa, tikus dan hewan
lainnya.
- 13 -
5) Keadaan peralatan harus utuh, tidak cacat, tidak retak, tidak gompal dan
mudah dibersihkan.
f. Persiapan pengolahan harus dilakukan dengan menyiapkan semua peralatan
yang akan digunakan dan bahan makanan yang akan diolah sesuai urutan
prioritas.
g. Pengaturan suhu dan waktu perlu diperhatikan karena setiap bahan
makanan mempunyai waktu kematangan yang berbeda. Suhu pengolahan
minimal 900C agar kuman patogen mati dan tidak boleh terlalu lama agar
kandungan zat gizi tidak hilang akibat penguapan.
h. Prioritas dalam memasak
1) Dahulukan memasak makanan yang tahan lama seperti goreng-gorengan
yang kering
2) Makanan rawan seperti makanan berkuah dimasak paling akhir
3) Simpan bahan makanan yang belum waktunya dimasak pada
kulkas/lemari es
4) Simpan makanan jadi/masak yang belum waktunya dihidangkan dalam
keadaan panas
5) Perhatikan uap makanan jangan sampai masuk ke dalam makanan
karena akan menyebabkan kontaminasi ulang
6) Tidak menjamah makanan jadi/masak dengan tangan tetapi harus
menggunakan alat seperti penjepit atau sendok
7) Mencicipi makanan menggunakan sendok khusus yang selalu dicuci
i. Higiene penanganan makanan
1) Memperlakukan makanan secara hati-hati dan seksama sesuai dengan
prinsip higiene sanitasi makanan
2) Menempatkan makanan dalam wadah tertutup dan menghindari
penempatan makanan terbuka dengan tumpang tindih karena akan
mengotori makanan dalam wadah di bawahnya.
Suhu penyimpanan
Disajikan Akan segera Belum segera
No Jenis makanan
dalam waktu Disajikan disajikan
lama
1) Makanan kering 25o s/d 30oC
Makanan basah
2) > 60oC -10oC
(berkuah)
Makanan cepat
3) basi (santan, > 65,5oC - 5o s/d -1oC
telur, susu)
Makanan
4) 5oC s/d 10oC <10oC
disajikan dingin
5. Pengangkutan makanan
a. Pengangkutan bahan makanan
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut bahan makanan yang
higienis.
3) Bahan makanan tidak boleh diinjak, dibanting dan diduduki.
4) Bahan makanan yang selama pengangkutan harus selalu dalam keadaan
dingin, diangkut dengan menggunakan alat pendingin sehingga bahan
makanan tidak rusak seperti daging, susu cair dan sebagainya.
b. Pengangkutan makanan jadi/masak/siap santap
1) Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun (B3).
2) Menggunakan kendaraan khusus pengangkut makanan jadi/masak dan
harus selalu higienis.
3) Setiap jenis makanan jadi mempunyai wadah masing-masing dan
bertutup.
4) Wadah harus utuh, kuat, tidak karat dan ukurannya memadai dengan
jumlah makanan yang akan ditempatkan.
5) Isi tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap makanan yang
mencair (kondensasi).
6) Pengangkutan untuk waktu lama, suhu harus diperhatikan dan diatur
agar makanan tetap panas pada suhu 600C atau tetap dingin pada suhu
400C.
- 16 -
6. Penyajian makanan
a. Makanan dinyatakan laik santap apabila telah dilakukan uji organoleptik
dan uji biologis dan uji laboratorium dilakukan bila ada kecurigaan.
1) Uji organoleptik yaitu memeriksa makanan dengan cara meneliti dan
menggunakan 5 (lima) indera manusia yaitu dengan melihat
(penampilan), meraba (tekstur, keempukan), mencium (aroma),
mendengar (bunyi misal telur), menjilat (rasa). Apabila secara
organoleptik baik maka makanan dinyatakan laik santap.
2) Uji biologis yaitu dengan memakan makanan secara sempurna dan
apabila dalam waktu 2 (dua) jam tidak terjadi tanda – tanda kesakitan,
makanan tersebut dinyatakan aman.
3) Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui tingkat cemaran makanan
baik kimia maupun mikroba. Untuk pemeriksaan ini diperlukan sampel
makanan yang diambil mengikuti standar/prosedur yang benar dan
hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah baku.
b. Tempat penyajian
Perhatikan jarak dan waktu tempuh dari tempat pengolahan makanan ke
tempat penyajian serta hambatan yang mungkin terjadi selama
pengangkutan karena akan mempengaruhi kondisi penyajian. Hambatan di
luar dugaan sangat mempengaruhi keterlambatan penyajian.
c. Cara penyajian
Penyajian makanan jadi/siap santap banyak ragam tergantung dari pesanan
konsumen yaitu :
1) Penyajian meja (table service) yaitu penyajian di meja secara bersama,
umumnya untuk acara keluarga atau pertemuan kelompok dengan
jumlah terbatas 10 sampai 20 orang.
2) Prasmanan (buffet) yaitu penyajian terpusat untuk semua jenis makanan
yang dihidangkan dan makanan dapat dilih sendiri untuk dibawa ke
tempat masing-masing.
3) Saung (ala carte) yaitu penyajian terpisah untuk setiap jenis makanan
dan setiap orang dapat mengambil makanan sesuai dengan kesukaannya.
4) Dus (box) yaitu penyajian dengan kotak kertas atau kotak plastik yang
sudah berisi menu makanan lengkap termasuk air minum dan buah yang
biasanya untuk acara makan siang.
5) Nasi bungkus (pack/wrap) yaitu penyajian makanan dalam satu
campuran menu (mix) yang dibungkus dan siap santap.
6) Layanan cepat (fast food) yaitu penyajian makanan dalam satu rak
makanan (food counter) di rumah makan dengan cara mengambil sendiri
makanan yang dikehendaki dan membayar sebelum makanan tersebut
dimakan.
7) Lesehan yaitu penyajian makanan dengan cara hidangan di lantai atau
meja rendah dengan duduk di lantai dengan menu lengkap.
- 17 -
d. Prinsip penyajian
1) Wadah yaitu setiap jenis makanan di tempatkan dalam wadah terpisah,
tertutup agar tidak terjadi kontaminasi silang dan dapat memperpanjang
masa saji makanan sesuai dengan tingkat kerawanan makanan.
2) Kadar air yaitu makanan yang mengandung kadar air tinggi (makanan
berkuah) baru dicampur pada saat menjelang dihidangkan untuk
mencegah makanan cepat rusak dan basi.
3) Pemisah yaitu makanan yang ditempatkan dalam wadah yang sama
seperti dus atau rantang harus dipisah dari setiap jenis makanan agar
tidak saling campur aduk.
4) Panas yaitu makanan yang harus disajikan panas diusahakan tetap
dalam keadaan panas dengan memperhatikan suhu makanan, sebelum
ditempatkan dalam alat saji panas (food warmer/bean merry) makanan
harus berada pada suhu > 600C.
5) Bersih yaitu semua peralatan yang digunakan harus higienis, utuh, tidak
cacat atau rusak.
6) Handling yaitu setiap penanganan makanan maupun alat makan tidak
kontak langsung dengan anggota tubuh terutama tangan dan bibir.
7) Edible part yaitu semua yang disajikan adalah makanan yang dapat
dimakan, bahan yang tidak dapat dimakan harus disingkirkan.
8) Tepat penyajian yaitu pelaksanaan penyajian makanan harus tepat
sesuai dengan seharusnya yaitu tepat menu, tepat waktu, tepat tata
hidang dan tepat volume (sesuai jumlah).
e. Sampel atau contoh
1) Setiap menu makanan harus ada satu porsi sampel (contoh) makanan
yang disimpan sebagai bank sampel untuk konfirmasi bila terjadi
gangguan atau tuntutan konsumen.
2) Penempatan sampel untuk setiap jenis makanan dengan menggunakan
kantong plasti steril dan sampel disimpan dalam suhu 100C selama 1 x
24 jam.
3) Sampel yang sudah tidak diperlukan lagi tidak boleh dimakan tetapi
harus dibuang.
4) Jumlah makanan yang diambil untuk sampel sebagai berikut :
(a) makanan kering/gorengan dan kue : 1 potong
(b) makanan berkuah : 1 potong + kuah 1 sendok
sayur
(c) makanan penyedap/sambal : 2 sendok makan
(d) makanan cair : 1 sendok sayur
(e) nasi : 100 gram
(f) minuman : 100 cc
- 18 -
BAB IV
KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN
A. PENYELENGGARAAN
1. Peserta, Penyelenggara, Penanggung Jawab dan Pembina Teknis
a. Peserta pelatihan adalah setiap orang dan/atau
pengusaha/pemilik/penanggung jawab dan penjamah makanan yang
bekerja di jasaboga.
b. Penyelenggara pelatihan adalah Pusat, KKP, Dinas Kesehatan Provinsi,
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Lembaga yang telah terdaftar.
c. Penanggung jawab pelatihan adalah Ketua Penyelenggara Pelatihan.
d. Pembina teknis pelatihan adalah Direktur Penyehatan Lingkungan untuk
tingkat Pusat, Kepala KKP, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, dan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4. Sertifikat
a. Peserta pelatihan yang dinyatakan lulus diberikan sertifikat.
- 19 -
B. KURIKULUM KURSUS
1. Kurikulum kursus higiene sanitasi makanan bagi
pengusaha/pemilik/penanggung jawab jasaboga
Jam
Bagian No Mata Pelajaran Pokok Bahasan
Pelajaran
1 2 3 4 5
A. MATERI 1. Peraturan a. UU No. 36 Tahun 2 x 45’
DASAR Perundang - 2009 tentang
undangan Kesehatan
Higiene Sanitasi b. Perundang-
Makanan undangan di bidang
Pangan
2. Persyaratan Kepmenkes Nomor 2 x 45’
higiene sanitasi .......................
Tempat tentang Persyaratan
Pengelolaan Higiene Sanitasi
Makanan (TPM) Jasaboga
B. MATERI 3. Bahan pencemar a. Rantai perjalanan 1 x 45’
INTI terhadap makanan (food chain)
makanan b. Perkembangan
bakteri pada
makanan
c. Dosis bakteri
patogen
d. Cara bakteri
menyebabkan
penyakit
4. Bahan pencemar a. Virus 1 x 45’
makanan lainnya b. Zat asing & bahan
fisik
c. Bahan kimia
5. Penyakit bawaan a. Penyebab oleh 2 x 45’
makanan mikroba
b. Penyebab oleh bahan
kimia
- 20 -
Jam
Bagian No Mata Pelajaran Pokok Bahasan
Pelajaran
1 2 3 4 5
c. Penyebab oleh zat
toksin
d. Penyebab oleh zat
alergi
6. Prinsip higiene a. Sumber dan 4 x 45’
sanitasi penyebaran
makanan pencemar makanan
b. Aspek sanitasi
makanan
c. Pemilihan bahan
d. Penyimpanan bahan
e. Pengolahan
f. Penyimpanan
makanan
g. Pengangkutan
h. Penyajian
i. Pengendalian waktu
dan suhu makanan
(danger zone)
j. Pencemaran silang
(cross-contamination)
7. Struktur dan a. Bahan dan 2 x 45’
tata letak dapur konstruksi
b. Ukuran dan fungsi
ruang kerja
c. Alur makanan (food
flow)
d. Denah bangunan
(lay out)
e. Kenyamanan
(ergonomi)
8. Pencucian dan a. Peralatan masak 2 x 45’
penyimpanan memasak
peralatan b. Peralatan makan
pengolahan minum
makanan c. Sarana dan cara
pencucian
d. Bahan pencuci
e. Penyimpanan
peralatan
- 21 -
Jam
Bagian No Mata Pelajaran Pokok Bahasan
Pelajaran
1 2 3 4 5
9. Pemeliharaan a. Air bersih 4 x 45’
kebersihan b. Pembuangan limbah
lingkungan dan sampah
Jam
Bagian No Mata Pelajaran Pokok Bahasan
Pelajaran
1 2 3 4 5
c. Penggunaan bahan
kimia dan radiasi
d. Bahan Tambahan
Makanan (BTM)
15. Pengendalian a. Pengendalian mutu 2 x 45’
mutu mandiri (quality control)
b. Jaminan mutu
(quality assurance)
c. Pengujian mandiri
(self control).
d. Analisis Bahaya Titik
Kendali Kritis
(ABTKK) – Hazard
Analysis Critical
Control Point
(HACCP)
C. MATERI 16. Rangkuman a. Ringkasan materi 1 x 45’
PENUNJ higiene sanitasi (capita selecta)
ANG makanan b. Latihan soal
17. Kepariwisataan a. Pengenalan 1 x 45’
pariwisata
b. Pariwisata dalam
pembangunan
c. Peran makanan
sehat dalam
pariwisata
18. Manajemen a. Permodalan dan 1 x 45’
higiene sanitasi pemasaran
makanan b. Peluang bisnis dan
motivasi kerja
c. Organisasi dan
Asosiasi
JUMLAH 35 x 45’
- 23 -
BAB IV
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
9) Management pengawasan:
a) Pencatatan temuan-temuan
b) Arsip pengawasan/hasil laboratorium
c) Kursus penjamah
d) Pemeriksaan kesehatan karyawan
e) Daftar menu yang disajikan
f) Pakaian kerja
g) Arsip menu setiap pengolahan makanan
10) Pemantauan cemaran makanan
a) Dalam upaya memantau cemaran makanan, dianjurkan kepada
pengusaha agar setiap menu yang disajikan, pengusaha wajib
menyimpan sedikitnya 1 (satu) unit contoh porsi makanan lengkap
(meal) yang disimpan di lemari es pada suhu di bawah 4oC (- 4oC)
selama paling sedikit 1 kali 24 (dua puluh empat) jam. Setelah waktu
itu makanan boleh dibuang untuk dimusnahkan (dibakar).
b) Penyimpanan contoh menu makanan seperti tersebut dilengkapi
dengan label yang memberikan keterangan tentang :
(1) Tanggal pengolahan
(2) Waktu penyajian
(3) Nama penjamah yang mengolah makanan
(4) Tempat penyajian (nama pemesan makanan
11) Tata cara pemeriksaan contoh makanan dan spesimen jasaboga
a) Contoh makanan dan spesimen yang dimaksud dalam keputusan ini
yaitu contoh makanan, contoh usap alat makan, contoh usap alat
masak, contoh air, contoh usap dubur (rectal swab) penjamah
makanan dan contoh lainnya yang diperlukan untuk melakukan
pengawasan jasaboga.
b) Contoh makanan dan spesimen yang dikirim langsung oleh pengusaha
jasaboga dapat dilayani bila pengambilannya dilakukan sesuai dengan
persyaratan pengambilan contoh makanan dan spesimen.
c) Jenis pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium sesuai dengan
permintaan pengirim.
d) Hasil pemeriksaan dikirim kepada pengirim dengan tembusan kepada
Dinas Kesehatan setempat untuk keperluan pemantauan/pengawasan
jasaboga.
e) Biaya pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan contoh makanan
dan spesimen yang dilakukan secara rutin menjadi tanggung jawab
pengusaha jasaboga yang bersangkutan.
f) Biaya pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan contoh makanan
dan spesimen dalam rangka uji petik ditanggung oleh Pusat, Propinsi,
Kabupaten/Kota/KKP.
- 28 -
B. PENDATAAN
1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Kantor Kesehatan Pelabuhan dan Asosiasi
Jasaboga yang telah terdaftar di Pemerintah Daerah maupun di Administrator
Pelabuhan dapat melakukan pendataan/pencatatan jasaboga yang ada di
wilayah kerjanya yaitu pada jasaboga yang telah mempunyai maupun yang
belum mempunyai Sertifikat Laik Higiene Sanitasi dan izin usaha (terdaftar
secara aktif maupun pasif).
2. Jasaboga yang telah didata dan menjadi anggota, wajib dilakukan pembinaan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP dan dapat melibatkan Asosiasi
Jasaboga.
3. Formulir pendataan dan pembinaan terdiri dari :
a. Formulir pemeriksaan/pengawasan jasaboga (Formulir11)
b. Formulir pendataan jasaboga (Formulir12)
c. Buku register pendataan jasaboga (Formulir 13)
d. Buku register laik higiene sanitasi jasaboga (Formulir 14)
e. Buku kesehatan karyawan/penjamah makanan (Formulir 15)
4. Cara pendataan
a. Pendataan dilakukan oleh Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP
dan Asosiasi Jasaboga setempat dengan mengisi formulir pendataan
jasaboga (Formulir 12).
b. Petugas mengisi Formulir 12 dengan baik dan benar dan menyertakan
tanda tangan.
c. Formulir 12 yang telah diisi, diperiksa ulang dan dicatat semua data ke
dalam Buku Register Pendataan.
d. Formulir 12 disimpan oleh petugas sebagai dokumen pendataan.
Catatan:
Pendataan dalam rangka pengawasan meliputi :
1) Jumlah jasaboga yang telah terdata dan terdaftar, jumlah penjamah
makanan, jumlah penduduk yang dilayani dan sebaran pelayanan
jasaboga.
2) Jumlah jasaboga yang dipantau secara terus menerus dan
perkembangan tingkat cemaran makanan.
3) Cakupan pengawasan jasaboga per daerah/wilayah kerja.
4) Jumlah pengusaha dan penjamah makanan yang telah mengikuti
kursus.
5) Jumlah dan frekuensi kejadian keracunan makanan di setiap wilayah
atau daerah pengawasan.
- 29 -
5. Penetapan golongan
a. Analisis data dalam Formulir 12 dan atau hasil pemeriksaan di lapangan,
dapat dijadikan dasar untuk menetapkan penggolongan jasaboga. Pedoman
untuk menetapkan golongan adalah sebagai berikut :
1) Golongan A, yang melayani masyarakat umum.
2) Golongan B, yang melayani kebutuhan khusus untuk asrama jemaah
haji, asrama transito atau asrama lainnya, pengeboran lepas
pantai/daratan, perusahaan kantor/industri dan angkutan umum
dalam negeri dan sarana pelayanan kesehatan.
3) Golongan C, yang melayani kebutuhan untuk alat angkutan umum
internasional dan pesawat udara.
b. Untuk golongan A, dikelompokkan dalam tiga golongan :
1) Golongan A1, yaitu apabila kapasitas pengolahannya tidak lebih dari
100 porsi per hari dan dapurnya dapur rumah tangga dan tidak
memperkerjakan tenaga kerja.
2) Golongan A2, yaitu apabila kapasitas pengolahannya antara 100 - 500
porsi per hari, dapur rumah tangga dan memperkerjakan tenaga kerja.
3) Golongan A3, yaitu apabila kapasitas pengolahannya lebih dari 500
porsi per hari, dapur khusus dan memperkerjakan tenaga kerja.
Dalam hal menetapkan golongan dan unsur dapur, tenaga kerja dan
kapasitas sajian untuk tiap golongan tidak sesuai dengan ketentuan di
atas, maka ditetapkan unsur dapur sebagai unsur utama untuk
menetapkan golongan.
Contoh :
Dapur rumah tangga : golongan yang mungkin A1 dan A2.
Tenaga kerja : golongan A2.
Dapur khusus : golongan yang mungkin A2, B dan C.
Sasaran industri : golongan B.
2. Karyawan Jasaboga
a. Karyawan jasaboga harus memiliki buku kesehatan karyawan masing-
masing.
b. Riwayat kesehatan karyawan harus dicatat di dalam buku ini setiap
melakukan pemeriksaan kesehatan atau berobat ke dokter atau petugas
medik lainnya.
3. Petugas pengawas
a. Petugas pengawas harus mencatat semua kejadian luar biasa (KLB)
keracunan makanan secara tertib dan teratur.
b. Petugas pengawas menyampaikan laporan berkala berupa :
1) Kejadian Luar Biasa (KLB) keracunan makanan dan tindakan yang
dilakukan.
2) Kegiatan lain yang perlu dilaporkan.
c. Pengiriman laporan dilakukan berjenjang dengan tembusan dikirim kepada
Direktorat Penyehatan Lingkungan, Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen. PP dan PL), Kementerian
Kesehatan.
4. Masyarakat/Konsumen
Masyarakat dan atau konsumen pelanggan dapat menyampaikan laporan atau
keluhan atas pelayanan jasaboga dan atau meminta konfirmasi tentang
jasaboga yang laik higiene sanitasi kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
dan Kantor Kesehatan Pelabuhan atau Asosiasi Jasaboga yang telah terdaftar
di Pemerintah Daerah setempat.
MENTERI KESEHATAN,
ttd
Kepada Yth. :
Pemilik Jasaboga …………………………
Di
…………………………….
...........................,20............
……………………………...
NIP
*) Coret yang tidak perlu
Formulir 2
Kepada Yth :
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/KKP..................
di .....................
Bersama ini kami lampirkan fotokopi sebagai kelengkapan berkas permohonan, sebagai
berikut :
1. Fotokopi KTP pemohon yang masih berlaku
2. Pas foto terbaru ukuran 3 x 4 cm dan 4 x 6 cm masing-masing sebanyak 2 (dua)
lembar
3. Fotokopi sertifikat pelatihan/kursus higiene sanitasi bagi pemilik/pengusaha
4. Denah bangunan dapur
5. Surat penunjukkan tenaga sanitarian/ tenaga yang memiliki pengetahuan higiene
sanitasi makanan sebagai penanggung jawab jasaboga
6. Fotokopi ijazah tenaga sanitarian/sertifikat pelatihan/kursus higiene sanitasi
7. Fotokopi sertifikat kursus higiene sanitasi bagi penjamah makanan
............................20 .....
Pemohon
FORM. 2
(…………………….)
Catatan : nomor 4 dan 5 coret yang tidak perlu
FORM 2
Formulir 3
BOBOT
No. URAIAN X No. URAIAN X
LOKASI,
PENCAHAYAAN
BANGUNAN, FASILITAS
1. Halaman bersih, rapi, tidak 1 7. Pencahayaan sesuai dengan 1
becek, dan berjarak kebutuhan dan tidak
sedikitnya 500 meter dari menimbulkan bayangan.
sarang lalat / tempat Kuat cahaya sedikitnya 10
pembuangan sampah, serta fc pada bidang kerja.
tidak tercium bau busuk atau
tidak sedap yang berasal dari PENGHAWAAN
sumber pencemaran.
8. Ruang kerja maupun 1
2. Konstruksi bangunan kuat, 1 peralatan dilengkapi
aman, terpelihara, bersih dan ventilasi yang baik sehingga
bebas dari barang-barang terjadi sirkulasi udara dan
yang tidak berguna atau tidak pengap.
barang sisa.
AIR BERSIH
3. Lantai kedap air, rata, tidak 1
licin, tidak retak, terpelihara 9. Sumber air bersih aman, 5
dan mudah dibersihkan. jumlah cukup dan
bertekanan
4. Dinding dan langit-langit 1
dibuat dengan baik, AIR KOTOR
terpelihara dan bebas dari
debu (sarang laba-laba) 10. Pembuangan air limbah dari 1
dapur, kamar mandi, WC
5. Bagian dinding yang kena 1 dan saluran air hujan
percikan air dilapisi bahan lancar, baik dan tidak
kedap air setinggi 2 (dua) menggenang .
meter dari lantai
FASILITAS CUCI TANGAN
6. Pintu dan jendela dibuat 1 DAN TOILET
dengan baik dan kuat. Pintu
dibuat menutup sendiri, 11 Jumlah cukup, tersedia 3
membuka kedua arah dan sabun, nyaman dipakai dan
dipasang alat penahan lalat mudah dibersihkan.
dan bau. Pintu dapur
membuka ke arah luar.
BOBOT
BOBOT
No. URAIAN X No. URAIAN X
BOBOT
No. URAIAN X No. URAIAN X
Pemeriksa
……………………………
PETUNJUK PENGISIAN UJI KELAIKAN FISIK (Formulir 3)
A. Penjelasan Umum
1. Formulir ini digunakan untuk melakukan uji kelaikan atau penilaian jasaboga untuk
mendapatkan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasaboga.
2. Digunakan di lapangan dengan cara mengisi nilai pada kolom “X” dengan angka
maksimum sebagaimana terdapat dalam kolom bobot. Nilai yang diberikan adalah
angka satuan (bulat), untuk memudahkan penjumlahan dan memperkecil kesalahan.
Contoh : No.1. Dalam kolom bobot tertulis 1, artinya nilai yang dapat diberikan
adalah 0 dan 1
No.2. Kolom bobot tertulis 5, artinya nilai yang dapat diberikan adalah
0, 1, 2, 3, 4, dan 5.
No.3. Kolom bobot tertulis 3, artinya nilai yang dapat diberikan adalah
0, 1, 2, dan 3.
3. Setiap uraian pemeriksaan (item) telah mempunyai bobot nilai masing-masing, yaitu
nilai terkecil 1 (satu) dan nilai tertinggi 5 (lima).
4. Dasar pemberian bobot nilai berdasarkan titik rawan (kritis) dalam menimbulkan
kemungkinan kerusakan makanan (reference : Ben Fredman).
5. Formulir ini berlaku untuk semua golongan jasaboga, dengan catatan setiap golongan
mempunyai batas penilaian sebagai berikut :
Golongan A1 sampai dengan nomor 28 dengan nilai bobot : 70.
Golongan A2 sampai dengan nomor 31 dengan nilai bobot : 74.
Golongan A3 sampai dengan nomor 35 dengan nilai bobot : 83.
Golongan B sampai dengan nomor 40 dengan nilai bobot : 92.
Golongan C sampai dengan nomor 44 dengan nilai bobot : 100.
B. Penjelasan Khusus
1. Uraian pemeriksaan diobservasi atau diukur di lapangan dan mencantumkan tanda
“X” atau “V” pada kolom X yang dinilai telah memenuhi syarat.
2. Untuk setiap nomor yang dinilai hanya ada satu diantara 2 pilihan, yaitu memenuhi
syarat atau tidak. Bilamana menurut pertimbangan teknis lebih cenderung kepada
memenuhi persyaratan, maka berilah tanda pada kolom X dan bilamana menurut
pertimbangan teknis lebih cenderung tidak memenuhi persyaratan, kolom X
dibiarkan kosong.
3. Setelah semua nomor diperiksa sesuai dengan batas golongan jasaboga (lihat huruf A
butir 5. di atas), maka semua nilai pada kolom bobot yang mempunyai tanda kolom
X, dijumlahkan sampai batas golongan jasaboga kemudian diisikan pada kotak
jumlah yang tersedia, yang berdampingan dengan jumlah nilai bobot masing-masing
item/obyek.
Uraian yang berbeda di luar batas-batas golongan walaupun mungkin terdapat di
lapangan atau ditemukan selama observasi tidak perlu dinilai.
4. Nilai dari hasil penjumlahan uraian yang telah memenuhi syarat, menentukan
terhadap dipenuhi tidaknya persyaratan secara keseluruhan, dengan ketentuan
sebagai berikut :
a. Untuk golongan A1 : minimal mencapai 65, atau 65/70 = 93% .
b. Untuk golongan A2 : minimal mencapai 70, atau 71/74 = 94,5% .
c. Untuk golongan A3 : minimal mencapai 74, atau 75/83 = 92,5% .
d. Untuk golongan B : minimal mencapai 83, atau 84/92 = 90,2% .
e. Untuk golongan C : minimal mencapai 92, atau 92/100 = 92 % .
5. Penilaian
Penilaian Higiene Sanitasi didasarkan kepada nilai pemeriksaan yang dituangkan di
dalam berita acara kelaikan fisik dan berita acara pemeriksaan contoh/spesimen.
a). Pemeriksaan fisik
Golongan A1, minimal nilai 65 maksimal 70, atau rangking 65 – 70%
Golongan A2, minimal nilai 70 maksimal 74, atau rangking 70 – 74%
Golongan A3, minimal nilai 74 maksimal 83, atau rangking 74 – 83%
Golongan B, minimal nilai 83 maksimal 92, atau rangking 83 – 92%
Golongan C, minimal nilai 92 maksimal 100, atau rangking 92 –100%
b). Pemeriksaan laboratorium
Jumlah cemaran Eschericia.coli (E.coli) pada makanan harus nol (negatif)
Angka kuman pada alat makan dan minum harus nol (negatif).
Tidak diperoleh adanya carrier (pembawa kuman pathogen) pada penjamah
makanan yang diperiksa.
c) Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fisik yang telah memenuhi syarat, tetapi belum didukung
dengan hasil laboratorium, ditunda sampai hasil laboratorium memenuhi syarat.
6. Formulir ini ditandatangani oleh petugas pemeriksa, sebagai laporan uji kelaikan
pemeriksaan fisik jasaboga, yang diperlukan untuk mengambil keputusan.
Formulir 5
Pada hari ini ………………. tanggal ………… bulan ………… tahun ………… telah
dilakukan penelitian uji kelaikan fisik higiene sanitasi jasaboga dengan Formulir 2
terhadap :
………………., 20……..
1. ……………………………
2. ……………………………
3. …………………………….
…….…………………., 20 .…..
PENGUSAHA, PETUGAS
(………………………………) (………………………………….)
(……………………..)
3) 500 cc
Pada hari ini ....…... tanggal .....… bulan ..… tahun …… telah dilakukan
penelitian hasil pemeriksaan laboratorium ……..……...…………… di
……………………… terhadap sampel dan specimen jasaboga :
Hasil pemeriksaan :
Jumlah sampel/specimen *) yang memenuhi syarat ……………….. buah
Jumlah sampel/specimen *) yang tidak memenuhi syarat…………...buah
Petugas pemeriksa
1. ..………………………………….
2. ......................................................
3. ......................................................
Kepada Yth. :
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota /KKP..…….…
Di
.................................................
Berdasarkan berita acara pemeriksaan fisik dan berita acara pemeriksaan sampel dan
specimen untuk penilaian persyaratan higiene sanitasi jasaboga yang telah dilaksanakan
oleh Tim Pemeriksa Jasaboga pada tanggal ………….., bulan ………………, tahun..............
Dapat diberikan / ditolak *) pemberian sertifikat laik higiene sanitasi jasaboga dengan alasan
seperti terlampir.
FORM. 7
( ……………………………... )
*) Coret yang tidak perlu
Formulir 8
SERTIFIKAT
LAIK HIGIENE SANITASI JASABOGA
Nomor : ...............
Golongan : ...............
Berdasarkan pertimbangan:
1. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor ......................tentang Persyaratan
Higiene Sanitasi Jasaboga.
2. Keputusan Daerah Nomor ….…….tanggal……………tentang Pengawasan Sanitasi
Tempat Pengelolaan Makanan.
3. Telah memenuhi kelengkapan persyaratan administrasi dan hasil pemeriksaan
uji kelaikan Higiene Sanitasi Makanan.
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
Pas Photo Kepala Dinas Kesehatan
4 X 6 cm Kabupaten/Kota/KKP………
……………………………
NIP
Formulir 9
(bagian depan)
Nama : ____________________________________
Tempat tanggal lahir : ____________________________________
Alamat : ____________________________________
Pekerjaan / Jabatan : ____________________________________
Perusahaan / Unit Kerja : ____________________________________
Pemegang Sertifikat ini telah memenuhi syarat dan dipandang cakap untuk
mengelola higiene sanitasi makanan.
________________________
(bagian belakang)
Kelompok Dasar :
1. Perundang-undangan Higiene sanitasi Makanan
2. Persyaratan Higiene Sanitasi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM)
Kelompok Inti :
3. Bahan Pencemar Terhadap Makanan
4. Bahan Pencemar Makanan Lainnya
5. Penyakit Bawaan Makanan
6. Prinsip Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman
7. Struktur dan Tata Letak Dapur
8. Pencucian dan Penyimpanan Peralatan Pengolahan Makanan
9. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan
10. Pengendalian Serangga dan Tikus
11. Higiene Perorangan
12. Penanganan Alat Pendingin
13. Proses Masak Memasak Makanan
14. Pengawetan dan Bahan Tambahan Makanan
15. Pengendalian Mutu Mandiri
Kelompok Penunjang :
16. _____________________________
17. _____________________________
18. _____________________________
---------------------------
NIP
Formulir 10
(bagian depan)
Nama : …………………………………………
Tempat tanggal lahir : …………………………………………
Alamat : …………………………………………
Pekerjaan / Jabatan : …………………………………………
Perusahaan / Unit Kerja : …………………………………………
Pemegang Sertifikat ini telah memenuhi syarat dan dipandang cakap sebagai
Penjamah makanan (food handler).
……………………….20 ……
PENYELENGGARA PELATIHAN
KETUA,
…………………………………
(bagian belakang)
Kelompok Dasar :
1. Perundang-undangan di Bidang Higiene Sanitasi Makanan
Kelompok Inti :
2. Bahan Pencemar Terhadap Makanan
3. Penyakit Bawaan Makanan
4. Prinsip Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman
5. Pencucian dan Penyimpanan Peralatan Pengolahan Makanan
6. Pemeliharaan Kebersihan Lingkungan
7. Higiene Perorangan
Kelompok Penunjang :
8. _____________________________
9. _____________________________
10. _____________________________
________ ( __________)
---------------------------
NIP
Formulir 12
PENDATAAN JASABOGA
5. Pelayanan
b. Sasaran pelayanan 1. Masyarakat umum seperti rumah tangga, pesta, rapat, dll
(golongan A.1, A.2, dan A.3 )
d. Kendaraan
pengangkutan 1. Kendaraan khusus 2. Kendaraan biasa 3. Lain-
makanan lain
6. Pengelolaan
Unit Produksi
7
8. Unit Pencucian
9. Pembuangan
sampah
2. Dibuang sembarangan.
10. Lain-lain
c. Kamar ganti
pakaian dan lemari 1. Ada 2. Tidak ada
penyimpanan
pakaian karyawan
(loker)
d. Kamar mandi /
toilet yang terpisah 1. Ada 2. Tidak ada
untuk pria dan
wanita
11. 12.
(……………………………………..) (…………………………………….)
(tanda tangan dan nama terang) (tanda tangan dan nama terang)
Formulir 13
Nomor
Nama Nama Alamat Jumlah Luas Kapasit
Tangg Tanda
No. Jasabo Pengusa Jasabo Karyawa Dapur as Gol. Ket.
al Terdat
ga ha ga n (M²) Sajian
a
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Formulir 14
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (9) (10) (11)
Formulir 11
Dari hasil pemeriksaan hari ini, objek yang bertanda (X) menunjukkan
pelanggaran dari persyaratan dan harus diperbaiki sampai waktu
pemeriksaan berikutnya atau dalam waktu singkat yang dicatat oleh petugas
di bawah ini. Kelalaian dalam mentaati saran yang diberikan dapat
menyebabkan dicabutnya Sertifikat Laik Higiene Sanitasi Jasaboga.
( …………………….. ) OBJEK KRITIS YANG SEGERA MEMERLUKAN PERBAIKAN
rambut dipotong pendek
BOBOT
OBJEK
dan bersih.
X URAIAN
PERALATAN MAKAN
DAN MASAK
MAKANAN
14 3 Peralatan yang
(1) 5 Sumber dan keutuhan permukaannya kontak
makanan. dengan makanan.
8 2 Perlakuan terhadap
makanan selama tahap
penyimpanan, persiapan,
BOBOT
OBJEK
penyajian &
pengangkutan. X URAIAN
9 2 Kontak langsung anggota
tubuh dengan makanan .
10 1 Penyimpanan alat untuk (22) 4 Desinfektan/tindakan
pengambil makanan. sanitasi pencucian.
(sendok, penjepit dsb)
23 1 Penirisan dan pengeringan
BOBOT
OBJEK
24 2 Peralatan makan/masak
X URAIAN yang kontak dengan
makanan.
X URAIAN 100
…………, ………….20..
Pemimpin Perusahaan
…………………………
Nama terang
Formulir 15
……………………………………………….
Nama Dokter /
No. Tanggal Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan * Petugas Medik