Makalah Fungsi Manajemen Kurikulum Dan Perencanaan Kurikulum

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH FUNGSI MANAJEMEN KURIKULUM DAN PERENCANAAN

KURIKULUM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:


MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS KOMPETENSI
Dosen Pengampu: Dr. Mumun Mulyati, M.M.Pd

DISUSUN KELOMPOK 3 (KELAS REGULER)

AIDA NURLAELA (20050902215)


ALIMUDDIN YUSUF (20050902220)
ANIS ABD RAHMAN (20050902225)
HUDZAIFA HIZBURRAHMAN (20050902249)
LUKMAN (20050902259)
PAISAL L.TS LAMADAU (20050902274)
QONITA AZIZAH (20050902160)
RAMADAN BINTA (20050902276)
AMIN DAUS (20050902221)
SAIFUDIN (20050902281)
SARAH SYUKRIYAH ZAHRA (20050902170)
TOMI (20050902300)
SAHIR (20050902280)
SITI MARFUATUN (20050902286)
SRI WAHYUNI (20050902184)
WAHYUNINGSIH (20050902200)
ISNA DZIKRIYAH ZAHRA (20050902123)
AKINO ISKANDAR (20050902217)
MUHAMMAD SYAHRIR YUDAWAN (20050902268)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


PASCA SARJANA UNIVERSITAS ATTAHIRIYAH JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Segala pujian hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah


melimpahkan rahmat, hidayah dan taufik Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Sholawat serta salam kepada
nabi besar Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam beserta keluarga dan para
sahabatnya.

Makalah ini berjudul “Fungsi Manajemen Kurikulum dan Perencanaan


Kurikulum” disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan
Berbasis Kompetensi, Dosen Pengampu: Dr. Mumun Mulyati, M.M.Pd pada
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Attahiriyah
Jakarta.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada bapak dosen yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk mencoba lebih
mengilmui, menggali dan memahami sebagian kecil dari sejarah pendidikan Islam yang
ada, terkhusus pada Masa Pembinaan Pendidikan Islam Periodisasi Mekah dan Madinah
yang kami sajikan dalam makalah ini.

Ucapan terima kasih juga kepada teman-teman dari kelompok 3 (tiga) yang telah
berjibaku mengumpulkan bahan-bahan demi kesempurnaannya, serta kepada teman-
teman mahasiswa kelas reguler yang telah memberikan motivasi dan dukungan sehingga
selesainya tugas ini.

“Tidak ada gading yang tak retak” begitu sebuah ungkapan yang
menggambarkan ketidaksempurnaan mutlak hasil dari cipta karya manusia, karenanya
itu Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa berikutnya.
Selamat membaca, menyimak dan semoga bermanfaat.

November 2021, Tim Kelompok

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
Kata pengantar............................................................................................. ii
Daftar isi....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
I. Fungsi Manajemen Kurikulum
A. Pengertian Manajemen Kurikulum.................................................................... 3
B. Ruang lingkup Manajemen Kurikulum............................................................. 4
C. Prinsip Manajemen Kurikulum.......................................................................... 4
D. Fungsi Manajemen Kurikulum.......................................................................... 5
E. Bentuk – bentuk Kurikulum.............................................................................. 9

II. Perencanaan Kurikulum

A. Pengertian Perencanaan Kurikulum................................................................... 9


B. Tujuan Perencanaan Kurikulum........................................................................ 10
C. Asas-asas Perencanaan Kurikulum.................................................................... 11
D. Sifat Perencanaan Kurikulum............................................................................ 13
E. Fungsi dan Manfaat Perencanaan Kurikulum.................................................... 13
F. Komponen Perencanaan Kurikulum.................................................................. 15
G. Model-model Perencanaan Kurikulum.............................................................. 17

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN...................................................................................... 19
B. SARAN .................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 20

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Manajemen tidak akan terlepas dari kegiatan pembelajaran karena manajemen tersebut
merupakan usaha untuk mensukseskan suatu tujuan dalam pendidikan. Diperlukan adanya
pengelolaan, penataan, dan pengaturan ataupun kegiatan yang sejenis yang masih berkaitan
dengan lembaga pendidikan guna mengembangkan sumber daya manusia agar dapat memenuhi
tujuan daripada pendidikan tersebut seoptimal mungkin.

Manajemen kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama untuk
memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas interaksi
belajar mengajar. Dalam upaya – upaya tersebut diperlukan adanya evaluasi, perencanaan, dan
pelaksanaan yang merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan
manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan.
Komponen-komponen pembelajaran meliputi: peserta didik, guru, bahan ajar, kurikulum, sarana
prasarana, serta strategi pembelajaran. Dengan demikian manajemen kurikulum dan pembelajaran
saling berkaitan satu sama lain dalam suatu pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Manajemen kurikulum salah satu aspek yang berpengaruh terhadap keberhasilan


pembelajaran dalam pendidikan nasional. Di samping itu, kurikulum merupakan suatu sistem
program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga pendidikan, sehingga
kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah yang bermutu atau
berkualitas. Untuk menunjang keberhasilan kurikulum, diperlukan upaya pemberdayaan bidang
manajemen atau pengelolaan kurikulum. Pengelolaan kurikulum pada tingkat lembaga atau
sekolah perlu di koordinasi oleh pihak pimpinan (manajer) dan pembantu pimpinan (manajer)
yang dikembangkan secara integral dalam konteks Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) serta disesuaikan dengan visi dan misi lembaga
pendidikan yang bersangkutan.

Berdasarkan hal tersebut, makalah ini ditulis untuk membantu mempersiapkan


manajemen sekolah bermutu terutama berkenaan dengan manajemen kurikulum yang akan
dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan di sekolah, baik itu dilakukan oleh para guru, komite
sekolah, kepala sekolah, dan pihak pihak yang terkait dengan mengembangkan kurikulum pada
tingkat satuan pendidikan.

1
A. RUMUSALAH MASALAH

Luasnya permasalahan yang dikaji, maka penulis merumuskan masalah penelitian


sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dan fungsi manajemen kurikulum?


2. Bagaimana perencanaan manajmen kurikulum?

B. TUJUAN

1. Mengetahui Konsep dan Fungsi Manajemen Kurikulum


2. Mengetahui perencanaan Manajemen Kurikulum

2
BAB II

PEMBAHASAN

I. KONSEP MANAJEMEN KURIKULUM

A. Pengertian manajemen kurikulum

Manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta
sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas majerial
(Harsey, 1988: 4).

Menurut Ibrahim Ishmat Mutowi (1996 : 13) bahwa manajemen adalah suatu
aktivitas yang mengakibatkan pengarahan, pengawasan dan pengerahan segenap
kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam suatu organisasi.

Jadi manajemen yang baik adalah manajemen yang dilaksanakanoleh orang-


orang yang benar-benar mempunyai kompetensi di bidangnya,sebagaimana hadits nabi
Muhammad SAW:

Dari Abu Hurairah RA berkata : Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah
saat kehancurannya”. (HR. Bukhari)

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,isi dan


bahan pelajaran serta bahan yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Rusman, 2009: 3).

Manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum yang


kooperatif, komperhensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum. Dalam pelaksanaannya, manajemen berbasis sekolah
(MBS) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Oleh karena itu, otonomi yang
diberikan pada lembaga pendidikan dalam mengelola kurikulum secara mandiri dengan
memprioritaskan kebutuhan dan ketercapaian sasaran dalam visi dan misi lembaga
pendidikan tidak mengabaikan kebijaksanaan nasional yang telah ditetapkan (Rusman,
2009: 3).

3
B. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) dan manajemen berbasis sekolah (MBS).Ruang lingkup manajemen
kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum.
Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk
merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/
kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan,
sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik
maupun dengan lingkungan sekolah (Rusman, 2009: 4).

Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) lebih mengutamakan untuk


merealisasikan dan merelevasikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/
kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan,
sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang
integritas dengan peserta didik maupun lingkungan dimana sekolah itu berada. Rusma
(2011) mengemukakan bahwa dalam KTSP dikembangkan berdasarkan prinsipprinsip
sebagai :

a. Berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan, dan kepentingan peserta


didik dan lingkungannya.

b. Beragam dan terpadu

c. Tanggapan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

e. Menyeluruh dan berkesinambungan

C. Prinsip Manajemen Kurikulum

Terdapat 5 prinsip yang harus diperhatikan dalam melaksanakan manajemen


kurikulum, yaitu:

a. Produktivitas, hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum merupakan


aspek yang harus dipertimbangkan dalam manejemen kurikulum. Pertimbangan

4
bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan
kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.

b. Demokratisasi, pelaksanaan manajemen kurikulum harus berdasarkan demokrasi


yang menempatkan pengelola, pelaksana dan subjek didik pada posisi yang
seharusnya dalam melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab untuk
mencapai tujuan kurikulum.

c. Kooperatif, untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam kegiatan


manajemen kurikulum perlu adanya kerja sama yang positif dari berbagai pihak
yang terlibat.

d. Efektivitas dan efisiensi, rangkaian kegiatan manajemen kurikulum harus


mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan kurikulum
sehingga kegiatan manajemen kurikulum tersebut memberikan hasil yang
berguna dengan biaya, tenaga, dan waktu yang relatif singkat.

e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses
manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi,misi dan
tujuan kurikulum.

Selain prinsip- prinsip tersebut juga perlu dipertimbangkan kebijaksanaan


pemerintah maupun departemen pendidikan nasional, seperti USPN No.20 tahun 2003,
kurikulum pola nasional pedoman penyelenggaraan program kebijaksanaan penerapan
manajemen berbasis sekolah, kebijaksanaan penerapan kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP), keputusan dan peraturan pemerintah yang berhubungan dengan
lembaga pendidikan atau jenjang/jenis sekolah yang bersangkutan. Dalam proses
pendidikan perlu dilaksanakan manajemen kurikulum agar perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi kurikulum berjalan lebih efektif, efisien dan optimal dalam memberdayakan
berbagai sumber belajar, pengalaman belajar, maupun komponen kurikulum (Rusman,
2009: 4).

D. Konsep dan Fungsi Manajemen Kurikulum


Menurut Hamalik (2007: 5) Konsep kurikulum berkembang berjalan dengan
perkembangan teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau

5
teori pendidikan yang dianut. menyatakan bahwa terdapat tujuh pandangan mengenai
kurikulum yaitu :
a. Kurikulum sebagai suatu program kegiatan yang terencana
b. Kurikulum sebagai hasil belajar yang diharapkan
c. Kurikulum sebagai reproduksi kultural
d. Kurikulum sebagai kumpulan tugas dan diskrit
e. Kurikulum sebagai agenda rekonstruksi sosial
f. Kurikulum sebagai curere
g. Sudut pandang berbeda antara kurikulum lama dan kurikulum baru.

Menurut Nana (1997: 27) Ada tiga konsep tentang kurikulum

a. Kurikulum sebagai suatu substansi, suatu kurikulum, dipandang orang sebagai


suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai suatu
perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat menunjuk
kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan,bahan ajar,
kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat
digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama
antara para penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan
dengan masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu,
suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
b. kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. sistem kurikulum
merupakan bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem
masyarakat. Suau sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan
prosedur kerja bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum
adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah
bagaimana memelihara kurikulum agar tetap dinamis.
c. kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. ini
merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan
ilmu tentang kurikulum dan sistem kurikulum. Mereka yang mendalami bidang
kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi

6
kepustakaan dan berbagaikegiatan penelitian dan percobaan, mereka
menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang
studi kurikulum.
Kurikulum memiliki fungsi yang sangat vital bagi pembentukan keterampilan,
karakter manusia. Menurut AlexanderInglish, seperti yang dikutip oleh Wiryokusumo,
bahwa kurikulumitu fungsinya adalah penyesuaian, pengintegrasian, deferensiasi,
persiapan, pemilihan dan diagnostic. (Wiryokusumo, Iskandar danUsman Mulyadi.
1988 : 8-9 ). Menurut Nurgiyantoro (1988 : 45-46), bahwa kurikulum mempunyai fungsi
tiga hal:
Pertama, fungsi kurikulum bagi sekolah.Fungsi ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu
sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan. Tujuan yang
diinginkan mulai dari tujuan nasional sampai instruksional dan kurikulum dijadikan
sebagai pedoman unuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di
sekolah. Misalnya, macam-macam bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan, metode
pengajaran, media pengajaran, serta termasuk strategi pelaksanaannya baik yang fisik
maupun non-fisik.
Kedua, kurikulum dapat mengontrol dan memelihara keseimbangan proses
pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat tertentu, maka
kurikulum pada tingkat atasnya dapat mengadakan penyesuaian. Sehingga tidak terjadi
pengulangan kegiatan pengajaran sebelumnya. Fungsi lain adalah kurikulum juga dapat
menyiapkan tenaga pengajar, dengan cara mengetahui kurikulum pada tingkat di
bawahnya. Misalnya, mahasiswa harus mengerti kurikulum SMTA dan SMTP.
Ketiga, kurikulum dimaksudkan untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat atau
lapangan kerja. Sehingga kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan
masyarakat. Karena itu, lulusan sekolah paling tidak dapat memenuhi kebutuhan
lapangan pekerjaan (vokasional) di satu sisi, dan dipersiapkan untuk melanjutkan ke
jenjang sekolah berikutnya (akademis) di sisi lain.Masih mengenai fungsi kurikulum,
pendapat yang hampir senada dengan Nurgiyatoro juga diungkapkan oleh Hendyat
Soetopo dan Wasty Soemanto (1986, 18-20). Mereka menambahkan, selainapa yang telah
dijelaskan Nurgiyantoro, bahwa fungsi kurikulum itusebagai pedoman dalam mengatur
kegiatan pendidikan (belajar-mengajar) pada suatu sekolah.Sebagai alat atau sarana yang
berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum suatu sekolah berisi
7
uraian tentang jenis-jenis program apa yang diselenggarakan di sekolah tersebut.Hal ini
berarti bahwa fungsi kurikulum menyangkut setiap jenis program, pengoperasional atau
pelaku yang bertanggungjawab, serta media atau fasilitas yang mendukungnya.
Selain itu, Manajemen Kurikulum berfungsi sebagai berikut :

a. Meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan


sumber maupun komponen kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan
yang terencana dan efektif.

b. Meningkatkan keadilan (equity) dan kesempatan pada siswa untuk mencapai


hasil yang maksimal, kemampuan yang maksimal dapat dicapai peserta didik
tidak hanya melalui kegiatan intrakulikuler, tetapi juga perlu melalui kegiatan
ekstra dan kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan
kurikulum.

c. Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan


peserta didik maupun lingkungan sekitar peserta didik, kurikulum yang
dikelola secara efektif dapat memberikan kesempatan dan hasil yang relevan
dengan kebutuhan peserta didik maupun lingkungan sekitar.

d. Meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai


tujuan pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan
terpadu dapat memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa
dalam belajar.

e. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar, proses


pembelajaran selalu dipantau dalam rangka melihat konsistensi antara desain
yang telah direncanakan dengan pelaksanaan pembelajaran. Dengan demikian,
ketidaksesuaian antara desain dengan implementasi dapat dihindarkan.
Disamping itu, guru maupun siswa selalu termotivasi untuk melaksanakan
pembelajaran yang efektif dan efisien karena adanya dukungan kondisi positif
yang diciptakan dalam kegiatan pengelolaan kurikulum.

f. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu mengembangkan


kurikulum, kurikulum yang dikelola secara professional akan melibatkan
masyarakat, khususnya dalam mengisi bahan ajar atau sumber belajar perlu

8
disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat
(Rusman, 2009: 5)

E. Bentuk-bentuk Kurikulum
a. Subject matter/ subject centered curriculum, yaitu kurikulum yang terdiri atas
mata pelajaran yang terpisah-pisah. Meteri yang dipelajari oleh siswa telah
disusun secara logis oleh para ahli bidang studi. Contohnya : Sejarah, Biologi
b. Broad field/ fused/correlated curriculum, yaitu kurikulum yang disusun dengan
mengkorelasikan atau menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam satu
kesatuan dengan demikian terjadi perkawinan antar mata pelajaran sejenis.
Contohnya : Ipa,Ips,Matematika,Bahasa Indonesia dan Kesenian.
c. Integrated Curriculum, yaitu kurikulum yang diorganisasikan dalam bentuk
unit-unit tanpa harus ada mata pelajaran atau bidang studi. Pembelajaran
dilaksanakan dengan “unit taching” dan materinya menggunakan “unit lesson”.
Pelajaran disusun bersama guru dan murid, mengandung suatu masalah yang
luas, menggunakan metode “problem solving”, sesuai dengan minat dan
perkembangan anak. Contohnya: Agama, Bahasa, Perhitungan.
d. Core curriculum, yaitu kurikulum inti yang diberikan kepada semua murid
untuk mencapai keseluruhan program kurikulum secara utuh. Contohnya :
Agama, Ppkn .

II.PERENCANAAN KURIKULUM

A. Pengertian Perencanaan Kurikulum

Perencanaan kurikulum merupakan bagian dari upaya perwujudan sebuah ide-ide


tentang pengembangan kurikulum. Perencanaan memegang peranan penting terhadap
optimalisasi hasil dari sebuah proses pengembangan kurikulum. Apabila perencanaannya
baik maka baik pula hasilnya, dan sebaliknya apabila perencanaannya tidak baik maka
tentu akan dihasilkan sebuah kurikulum yang tidak sistematis, tidak relevan dan tidak
mampu beradaptasi dengan perkemba ngan masyarakat dan teknologi.

9
Menurut Udin Sa’ud dan Makmum, perencanaan adalah suatu rangkaian proses
kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang akan diharapkan terjadi (peristiwa,
keadaan, suasana, dan sebagainya), dan mengenai apa yang akan dilakukan (intensifikasi,
ekstensifikasi, revisi, renovasi, substitusi, kreasi, dan sebagainya)

Berdasarkan perencanaan diatas maka dapat kita mengambil kesimpulan,


perencanaan adalah serangkaian proses kegiatan yang sistematis dan terorganisir secara
baik untuk dilaksanakan pada waktu yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan.

Menurut Beane, “Curriculum planning is a process in which participants at many


levels make decision about what the purposes of learning ought to be, how those
purposes might be carried out through teaching-learning situation, and whether the
purposes and means are both appropriate and effective.”

Perencanaan kurikulum adalah suatu proses ketika berbagai komponen dalam


berbagai level membuat keputusan tentang bagaimana seharusnya sebuah tujuan belajar,
cara mencapai tujuan tersebut melalui situasi belajar-mengajar, serta penelaahan
keefektifan dan kebermaknaan metode tersebut

Menurut Zenger and Zenger perencanaan kurikulum dibuat untuk menjadi


petunjuk kerja. Curriculum Planning is intended as a “how to-do-it guide” for
curriculum planners in the school system or as a textbook for college-level courses in
curriculum planning and development.

Pengertian perencanaan kurikulum adalah perencanaan kesempatan-kesempatan


belajar yang dimaksudkan untuk membina siswa ke arah perubahan tingkah laku yang
diinginkan dan menilai sampai mana perubahan-perubahan telah terjadi pada siswa.

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan


kurikulum merupakan serangkaian kegiatan yang terorganisir dengan sistematis dan
terdiri dari berbagai komponen untuk mencapai tujuan pendidikan yang akan
diimplementasikan di masa mendatang oleh pihak terkait.

B. Tujuan Perencanaan Kurikulum

10
Dalam membuat perencanaan kurikulum, tentu memiliki tujuan mengapa harus
dilakukannya perencanaan kurikulum. Berikut ini merupakan tujuan perencanaan
kurikulum.

Secara umum tujuan perencanaan menurut Usman antara lain:

a. Sebagai standar pengawasan, yaitu mencocokkan pelaksanaan dengan


perencanaannya;
b. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya kegiatan;
c. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasi), baik kualifikasi
maupun kuantitas;
d. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan;
e. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif, serta menghemat biaya,
tenaga dan waktu;
f. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan;
g. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan;
h. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui;
i. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.

Secara spesifik terkait dengan perencanaan pendidikan menurut Matin


menyebutkan tujuan dari perencanaan pendidikan antara lain, (1) mengumpulkan data
dan informasi terkait dengan sistem persekolahan; (2) mengalokasikan sumber daya
pendidikan secara rasional dan adil; (3) pembuatan keputusan; (4) sebagai bagian
administrasi pendidikan; dan (5) memelihara sistem pendidikan.

Maka, dengan pemaparan tujuan perencanaan kurikulum di atas, dapat kita


ketahui kurikulum direncanakan untuk mengarahkan pada pencapaian atau mengacu pada
tujuan pendidikan di Indonesia, serta menyusun kegiatan belajar mengajar yang nanti
akan dilaksanakan oleh guru dan tenaga kependidikan lainnya.

C. Asas-Asas Perencanaan Kurikulum

Ada beberapa asas yang dijadikan dasar dalam perencanaan kurikulum, yaitu :

1. Objektivitas

11
Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan
tujuan pendidikan nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.

2. Keterpaduan

Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu,
keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan dalam
proses penyampaian.

3. Manfaat

Perencanaan kurikulum menyediakan dan menyajikan pengetahuan dan


keterampilan sebagai bahan masukan untuk pengambilan keputusan dan tindakan, serta
bermanfaat sebagai acuan strategis dalam penyelenggaraan pendidikan.

4. Efisiensi dan Efektivitas

Perencanaan kurikulum disusun berdasarkan prinsip efisiensi dana, tenaga, dan


waktu dalam mencapai tujuan dan hasil pendidikan.

5. Kesesuaian

Perencanaan kurikulum disesuaikan dengan sasaran peserta didik, kemampuan


tenaga kependidikan, kemajuan IPTEK, dan perubahan/perkembangan masyarakat.

6. Keseimbangan

Perencanaan kurikulum memperhatikan keseimbangan antara jenis bidang studi,


sumber yang tersedia, serta antara kemampuan dan program yang akan dilaksanakan.

7. Kemudahan

Perencanaan kurikulum memberikan kemudahan bagi para pemakainya yang


membutuhkan pedoman berupa bahan kajian dan metode untuk melaksanakan proses
pembelajaran.

8. Berkesinambungan

Perencanaan kurikulum ditata secara berkesinambungan sejalan dengan tahapan,


jenis, dan jenjang satuan pendidikan.

12
9. Pembakuan

Perencanaan kurikulum dibakukan sesuai dengan jenjang dan jenis satuan


pendidikan, sejak dari pusat sampai daerah.

10. Mutu

Perencanaan kurikulum memuat perangkat pembelajaran yang bermutu, sehingga


turut meningkatkan mutu proses belajar dan kualitas lulusan secara keseluruhan.

D. Sifat Perencanaan Kurikulum

Suatu perencanaan kurikulum memiliki sifat – sifat sebagai berikut :

1.      Bersifat stategis, karena merupakan instrumen yang sangat penting untuk


mencapai tujuan pendidikan nasional

2.      Bersifat komprehensif, yang mencakup keseluruhan aspek – aspek  kehidupan


dan penghidupan masyarakat

3.      Bersifat integratif, yang mengintegrasikan rencana yang luas, mencakup


pengembangan dimensi kualitas dan kuantitas

4.      Bersifat realistik, berdasarkan kebutuhan nyata peserta didik dan kebutuhan


masyarakat

5.      Bersifat humanistik, menitikberatkan pada pengembangan sumber daya


manusia, baik kuantitatif maupun kualitatif

6.      Bersifat futuralistik, mengacu jauh ke depan dalam merencanakan masyarakat


yang maju

7.      Bersifat desentralistik, karena dikembangkan oleh daerah sesuai dengan


kondisi dan potensi daerah.

E. Fungsi dan Manfaat Perencanaan Kurikulum

Seorang manager dituntut untuk memiliki ketelitian dan kecermatan yang tinggi
dalam merencanakan kurikulum baik secara menyeluruh maupun secara rinci, karena
perencanaan kurikulum memiliki multi fungsi sebagai berikut :

13
1.      Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen, yang
berisi petunjuk tentang jenis dan sumber belajar, media, bahan ajar, jenjang
pendidikan, biaya dan sarana yang diperlukan, serta sistem kontrol dan evaluasi
untuk mencapai tujuan managemen yang telah dirancang sebelumnya.

2.      Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai alat atau penggerak roda organisasi


dan tata laksana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan
tujuan organisasi. Oleh karenanya perumusan kurikulum perlu memuat informasi
kebijakan yang relevan antara seni kepemimpinan dan pengetahuan yang telah
dimiliki.

3.      Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem


pendidikan sehingga mencapai hasil optimal.

Setelah mengetahui tujuan dari perencanaan kurikulum, maka kita juga perlu
mengetahui apa saja manfaat dari membuat perencanaan kurikulum ini dalam manajemen
kurikulum.

Menurut Burhanuddin, manfaat perencanaan adalah sebagai berikut :

a.   Agar kegiatan-kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan tertentu, tertib dan lancar.

b.   Mendorong suatu pelaksanaan kegiatan organisasi secara produktif.

c.   Mengusahakan penggunaan alat-alat dan sumber-sumber lainnya secara efisien


dan benar-benar mendukung bagi pencapaian tujuan organisasi.

d.   Memberikan gambaran yang lengkap bagi seluruh kegiatan yang akan


dilaksanakan.

e.    Dapat memberikan petunjuk bagi setiap personel, khususnya pemimpin


organisasi untuk mengadakan pengawasan dan menilai setiap kegiatan yang
dilakukan, apakah sudah sesuai dengan harapan-harapan sebelumnya.

f.    Selanjutnya para administrator dapat melakukan pembinaan organisasi secara


terarah sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan.

Dalam manajemen kurikulum, manfaat dari perencanaan salah satunya agar


kegiatan dapat sejalan dengan tujuannya. Manfaat dari perencanaan, untuk memudahkan

14
tercapainya suatu tujuan sehingga akan lebih efektif dan efisien jika sudah dilakukan
perencanaan.

Selain manfaat perencanaan terdapat juga fungsi perencanaan kurikulum menurut


Oemar Hamalik yaitu:

a.       Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen,


yang berisi petunjuk tentang jenis dan sumber peserta yang diperlukan, media
penyampaiannya, tindakan yang perlu dilakukan, sumber biaya, tenaga,
sarana yang diperlukan, sistem kontrol dan evaluasi, peran unsur-unsur
ketenagaan untuk mencapai tujuan manajemen organisasi.

b.      Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai penggerak roda organisasi dan tata


letak laksana untuk menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan
tujuan organisasi. Perencanaan kurikulum yang matang, besar sumbangannya
terhadap pembuatan keputusan oleh pimpinan, dan oleh karenanya perlu
memuat informasi kebijakan yang relevan, di samping seni kepemimpinan
dan pengetahuan yang telah dimilikinya.

c.       Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai motivasi untuk melaksanakan


sistem pendidikan sehingga mencapai hasil optimal.

F. Komponen Perencanaan Kurikulum

Seperti telah disampaikan sebelumnya bahwa aspek dalam perencanaan


kurikulum meliputi perencanaan terhadap desain, implementasi, dan evaluasi. Tiga
komponen tersebut terintegrasi dalam satu kesatuan yang disebut produk. Dengan
demikian tiga komponen perencanaan kurikulum tidak dapat dipisahkan karena
merupakan satu kesatuan untuk dapat mensukseskan program pendidikan yaitu
kurikulum.

Jika dikaji lebih mendalam tentang komponen-komponen apa saja yang perlu
direncanakan, secara sederhana dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) tujuan,
diperlukan untuk memberikan arah pada kegiatan yang dilakukan; 2) isi, merupakan
susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan; 3) aktivitas
belajar, adalah berbagai aktivitas yang diberikan para pembelajar dalam situasi belajar-

15
mengajar; 4) sumber belajar, sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan antara
lain buku dan bahan cetak, perangkat lunak computer, media audiovisual; 5) evaluasi,
berguna untuk mengetahui tingkat ketercapaian pelaksanaan tujuan, dilakukan secara
bertahap, berkesinambungan, dan terbuka. Pertimbangan dalam Menentukan Komponen-
komponen Kurikulum

Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen tertentu.


Setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain, bila salah satu komponen yang
membentuk sistem kurikulum terganggu atau tidak berkaitan dengan komponennya,
maka sistem kurikulum pun akan terganggu pula.

Beberapa pertimbangan yang dilakukan dalam menentukan komponen-komponen


kurikulum :

1. Komponen Tujuan

Komponen Tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin dicapai. Dalam
menentukan tujuan terdapat beberapa pertimbangan yaitu, tujuan sesuai dan
menggambarkan apa yang diinginkan atau dicita-citakan oleh masyarakat. Dalam
menentukan tujuan juga harus sesuai dengan Hierarki Tujuan yang meliputi 4 aspek
yaitu, Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), Tujuan Institusional (TI), Tujuan Kurikuler
(TK), dan Tujuan Intruksional.

2. Komponen Isi atau Materi

Dalam menentukan komponen isi atau materi ini terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu, komponen isi harus berhubungan dengan pengalaman belajar
yang dimiliki siswa. Kemudian, komponen isi harus menyangkut semua aspek yang baik
yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran. Yang terakhir adalah
komponen isi atau materi ini harus mengarahkan siswa ke arah tujuan yang telah
ditentukan.

3. Komponen Metode

Komponen metode ini disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan komponen ini ialah, mengupayakan untuk

16
mengimplementasikan metode atau cara yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun bisa dicapai secara optimal.

4. Komponen Evaluasi

Komponen evaluasi bertujuan untuk melihat efektivitas pencapaian tujuan. Dalam


menentukan komponen evaluasi terdapat beberapa pertimbangan yaitu, bisa mengetahui
apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai atau belum. Juga harus bisa melihat
kekurangan yang masih terdapat dalam melakukan kegiatan belajar mengajar sehingga
bisa dilakukan perbaikan.

G. Model-model Perencanaan Kurikulum

Sebagaimana dengan model-model pembuatan keputusan umumnya, maka


rumusan suatu model perencanaan berdasarkan asumsi-asumsi rasionalitas yakni asumsi
tentang pemrosesan secara cermat informasi misalnya tentang mata ajaran, siswa,
lingkungan, dan hasil belajar. Menurut Oemar Hamalik, ada beberapa model perencanaan
kurikulum, diantaranya :

1.    Model Perencanaan Rasional Deduktif atau Rasional Tyler

Menitikberatkan logika dalam merancang program kurikulum dan bertitik tolak


dari spesifikasi tujuan (goals and objectives) tetapi cenderung mengabaikan problematika
dalam lingkungan tugas. Model itu dapat diterapkan pada semua tingkat pembuatan
keputusan, misalnya rasionalisasi proyek pengembangan guru, atau menentukan
kebijakan suatu planning by objecktives di lingkungan departemen. Model ini cocok
untuk sistem perencanaan pendidikan yang sentralistik yang menitikberatkan pada sistem
perencanaan pusat, dimana kurikulum dianggap sebagai suatu alat untuk
mengembangkan/ mencapai maksud-maksud di bidang sosial ekonomi.

2.    Model Interaktif Rasional (The Rational Interactive Model)

Memandang rasionalitas sebagai tuntutan kesepakatan antara pendapat-pendapat


yang berbeda, yang tidak mengikuti urutan logis. Perencanaan kurikulum dipandang
suatu masalah lebih “perencanaan dengan” (planning with) daripada perencanaan bagi
(planning for). Seringkali model ini dinamakan model situasional, asumsi rasionalitasnya
menekankan pada respon fleksibel kurikulum yang tidak memuskan dan inisiatif pada

17
tingkat sekolah atau tingkat lokal. Hal ini merupakan suatu refleksi suatu keyakinan
ideologis masyarakat demokrasi atau pengembangan kurikulum berbasis sekolah.
Implementasi rencana merupakan fase krusial dalam pengembangan kurikulum, dimana
diperlukan saling beradaptasi antara perencana dan pengguna kurikulum.

3.    The Diciplines Model

Perencanaan ini menitikberatkan pada guru-guru, mereka sendiri yang


merencanakan kurikulum berdasarkan pertimbangan sistematik tentang relevansi
pengetahuan filosofis (isu-isu pengetahuan yang bermakna), sosiologi (argumen-argumen
kecenderungan sosial), psikologi (untuk memberitahukan tentang urutan-urutan materi
pelajaran).

4.    Model Tanpa Perencanaan (Non Planning Model)

Suatu model berdasarkan pertimbangan-pertimbangan intuitif guru-guru di dalam


ruangan kelas sebagai bentuk pembuatan keputusan, hanya sedikit upaya, kecuali
merumuskan tujuan khusus, formalitas pendapat, dan analisis intelektual.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada dasarnya, manajemen kurikulum adalah suatu sistem pengelolaan kurikulum


yang kooperatif, komperhensif, sistemik dan sistematik dalam rangka mewujudkan
ketercapaian tujuan kurikulum. Kurikulum memiliki fungsi yang sangat vital bagi
pembentukan keterampilan, karakter manusia. Dalam hal ini, bahwa kurikulumitu
fungsinya adalah penyesuaian, pengintegrasian, deferensiasi, persiapan, pemilihan dan
diagnostic. Sehingga diantara fungsi manajemen kurikulum adalah meningkatkan
efisiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, pemberdayaan sumber maupun komponen
kurikulum dapat ditingkatkan melalui pengelolaan yang terencana dan efektif. Dan
meningkatkan efektivitas kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran, pengelolaan kurikulum yang professional, efektif, dan terpadu dapat
memberikan motivasi pada kinerja guru maupun aktivitas siswa dalam belajar.

Adapun perencanaan kurikulum merupakan bagian dari upaya perwujudan sebuah


ide-ide tentang pengembangan kurikulum. Perencanaan memegang peranan penting
terhadap optimalisasi hasil dari sebuah proses pengembangan kurikulum. Apabila
perencanaannya baik maka baik pula hasilnya, dan sebaliknya apabila perencanaannya
tidak baik maka tentu akan dihasilkan sebuah kurikulum yang tidak sistematis, tidak
relevan dan tidak mampu beradaptasi dengan perkemba ngan masyarakat dan teknologi.
Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen, yang berisi
petunjuk tentang jenis dan sumber belajar, media, bahan ajar, jenjang pendidikan, biaya
dan sarana yang diperlukan, serta sistem kontrol dan evaluasi untuk mencapai tujuan
managemen yang telah dirancang sebelumnya.

B. Saran

Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa
khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat menerapkan konsep atau fungsi
dari manajemen kurikulum itu sendiri serta perencanaan kurikulum yang bisa diterapkan
pada suatu lembaga pendidikan, maka tentu juga demi penyempurnaan makalah ini,
Kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dalam makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA

Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik


Terpadu,(Jakarta : Kencana, 2017)

Arsyad, dan Sulfemi, Wahyu Bagja. (2014). Minat Siswa Tentang Keadministrasian
dengan Hasil Belajar Administrasi Perkantoran. Edutecno. 9 (2),

Badar, Dadan Samsul dan Sulfemi, Wahyu Bagja. (2014). Pengaruh Rasa Percaya Diri
dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja di Kecamatan Ciampea
Kabupaten Bogor. Edutecno.

Dedi Lazwardi, Manajemen Kurikulum sebagai Pengembangan Tujuan Pendidikan, Al


Idarah: Jurnal Kependidikan Islam, vol. 7, no. 1, 2017, hal. 102 (Diakses
pada 25 Oktober 2019)

Dinn Wahyudin, Manajemen Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014).

Dr.rusman, Manajemen kurikum. Bandung: Rajawali Pers, 2008 Kunandar, Guru


Profesional, Jakarta: RajaGrafindo Persada,2007.

Fajartriani, Tia dan Sulfemi, Wahyu Bagja. (2014). Pengaruh Motivasi Kerja Guru dan
Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kecamatan
Cigudeg. Edutecno. 8 (1).

Hamalik, Oemar(2007).Dasar-Dasar Pengembangan


Kurikulum.RemajaRosdakarya: Bandung

Hamalik, Oemar. 2007. Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Ibrahim Nasbi, Jurnal Idaarah “Manajemen Kurikulum : Sebuah Kajian Teoritis”,


(Makassar : Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, UIN Alauddin Makassar,
2017), vol. 1, no. 2.

Idi, Abdullah. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Imron, Ali. 2013. Proses Manajemen Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.

20
KArwati Euis, dan Priansa Doni Juni,2014,Manajemen Kelas : Classroom
Management. Bandung. Albeta.

Kompri,2014,Manajemen Sekolah; Teroti Dan Praktek.Bandung.Alfabeta .

Kristiawan, Muhammad dkk. 2017. Manajemen pendidikan. Yogyakarta: CV Budi


Utama.

Kristiawan, Muhammad, Manajemen pendidikan (Yogyakarta: Deepublish, 2017)

Lambang Subagyio, Safrudiannur, Implementasi kurikulum 2013 Pada jenjang


SD,SMP,SMA,dan SMK di kalimantan timur2013/2014, Vol. 3, No. 4, hal.
136 ( di akses pada tanggal 25 Oktober 2019)

Lestari, Rena. Siklus manajemen (Yogyakarya:Deepublis,2006),

M.Arif Khoirudin, Manajemen Kurikulum dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan,


Manajemen Kurikulum, vol. 24, No. 1, 2013,

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Bandung : Bumi Aksara, 1994).

Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda


Karya, 2010), cet. 4.

Oemar hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum,(Bandung : PT Remaja


Rosdakarya, 2006).

Rahmad Raharjo, Inovasi kurikulum pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta: Magnum


Pustaka, 2010).

Rohiat,2008,Manajemen Sekolah; Teori Dasar Dan Praktik.Bandung.Refika Aditama

Rusman (2009).Manajemen Kurikulum.RajaGrafindo Persada:Jakarta

Rusman, Manajemen kurikulum (Yogjakarta: Deepublish,2011).

Rusman, Mengemukaan prinsip-prinsip KTSP (Yogyakarta:Deepublish,2011).

Rusman. 2009. Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Saefullah, Asep dan Rusdiana, Ahmad. (2016). Manajemen Perubahan. Pustaka


setia:Bandung Engkoswara dan A. Komariah. 2010. Administrasi
Pendidikan. Bandung: Al-fabeta

21
Soetopo Hendyat dan W. Soemanto. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Sulfemi, Wahyu Bagja dan Lestari, Ayu Hopilatul. (2017). Korelasi Kompetensi
Pedagogik Guru dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Di SMP
Muhammadiyah Pamijahan Kabupaten Bogor. Edutecno. 16 (1),

Taba, Hilda. 1962. Curriculum Development, Theory, and Practice. New York:
Hercout, Brace and World.

Teguh Triwiyanto, Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi


Aksara, 2015) cet. 1.

Triwiyanto, Teguh (2015).Manajemen Kurikulum dan Pengembangan.Bumi


Aksara:Jakarta

Usman, Husaini. 2010. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara

22

Anda mungkin juga menyukai