Makalah Fungsi Manajemen Kurikulum Dan Perencanaan Kurikulum
Makalah Fungsi Manajemen Kurikulum Dan Perencanaan Kurikulum
Makalah Fungsi Manajemen Kurikulum Dan Perencanaan Kurikulum
KURIKULUM
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih
kepada bapak dosen yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk mencoba lebih
mengilmui, menggali dan memahami sebagian kecil dari sejarah pendidikan Islam yang
ada, terkhusus pada Masa Pembinaan Pendidikan Islam Periodisasi Mekah dan Madinah
yang kami sajikan dalam makalah ini.
Ucapan terima kasih juga kepada teman-teman dari kelompok 3 (tiga) yang telah
berjibaku mengumpulkan bahan-bahan demi kesempurnaannya, serta kepada teman-
teman mahasiswa kelas reguler yang telah memberikan motivasi dan dukungan sehingga
selesainya tugas ini.
“Tidak ada gading yang tak retak” begitu sebuah ungkapan yang
menggambarkan ketidaksempurnaan mutlak hasil dari cipta karya manusia, karenanya
itu Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa berikutnya.
Selamat membaca, menyimak dan semoga bermanfaat.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
Kata pengantar............................................................................................. ii
Daftar isi....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.......................................................................... 1
B. Rumusan masalah................................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
I. Fungsi Manajemen Kurikulum
A. Pengertian Manajemen Kurikulum.................................................................... 3
B. Ruang lingkup Manajemen Kurikulum............................................................. 4
C. Prinsip Manajemen Kurikulum.......................................................................... 4
D. Fungsi Manajemen Kurikulum.......................................................................... 5
E. Bentuk – bentuk Kurikulum.............................................................................. 9
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen kurikulum adalah sebuah bentuk usaha atau upaya bersama untuk
memperlancar pencapaian tujuan pengajaran khususnya usaha meningkatkan kualitas interaksi
belajar mengajar. Dalam upaya – upaya tersebut diperlukan adanya evaluasi, perencanaan, dan
pelaksanaan yang merupakan satuan rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Sedangkan
manajemen pembelajaran ialah suatu sistem dengan komponen-komponen yang saling berkaitan.
Komponen-komponen pembelajaran meliputi: peserta didik, guru, bahan ajar, kurikulum, sarana
prasarana, serta strategi pembelajaran. Dengan demikian manajemen kurikulum dan pembelajaran
saling berkaitan satu sama lain dalam suatu pendidikan, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
1
A. RUMUSALAH MASALAH
B. TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen adalah proses bekerja sama antara individu dan kelompok serta
sumber daya lainnya dalam mencapai tujuan organisasi adalah sebagai aktivitas majerial
(Harsey, 1988: 4).
Menurut Ibrahim Ishmat Mutowi (1996 : 13) bahwa manajemen adalah suatu
aktivitas yang mengakibatkan pengarahan, pengawasan dan pengerahan segenap
kemampuan untuk melakukan suatu aktivitas dalam suatu organisasi.
“Apabila suatu perkara diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah
saat kehancurannya”. (HR. Bukhari)
3
B. Ruang Lingkup Manajemen Kurikulum
Manajemen kurikulum merupakan bagian integral dari kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) dan manajemen berbasis sekolah (MBS).Ruang lingkup manajemen
kurikulum meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kurikulum.
Pada tingkat satuan pendidikan kegiatan kurikulum lebih mengutamakan untuk
merealisasikan dan merelevansikan antara kurikulum nasional (standar kompetensi/
kompetensi dasar) dengan kebutuhan daerah dan kondisi sekolah yang bersangkutan,
sehingga kurikulum tersebut merupakan kurikulum yang integritas dengan peserta didik
maupun dengan lingkungan sekolah (Rusman, 2009: 4).
4
bagaimana agar peserta didik dapat mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan
kurikulum harus menjadi sasaran dalam manajemen kurikulum.
e. Mengarahkan visi, misi dan tujuan yang ditetapkan dalam kurikulum, proses
manajemen kurikulum harus dapat memperkuat dan mengarahkan visi,misi dan
tujuan kurikulum.
5
teori pendidikan yang dianut. menyatakan bahwa terdapat tujuh pandangan mengenai
kurikulum yaitu :
a. Kurikulum sebagai suatu program kegiatan yang terencana
b. Kurikulum sebagai hasil belajar yang diharapkan
c. Kurikulum sebagai reproduksi kultural
d. Kurikulum sebagai kumpulan tugas dan diskrit
e. Kurikulum sebagai agenda rekonstruksi sosial
f. Kurikulum sebagai curere
g. Sudut pandang berbeda antara kurikulum lama dan kurikulum baru.
6
kepustakaan dan berbagaikegiatan penelitian dan percobaan, mereka
menemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang
studi kurikulum.
Kurikulum memiliki fungsi yang sangat vital bagi pembentukan keterampilan,
karakter manusia. Menurut AlexanderInglish, seperti yang dikutip oleh Wiryokusumo,
bahwa kurikulumitu fungsinya adalah penyesuaian, pengintegrasian, deferensiasi,
persiapan, pemilihan dan diagnostic. (Wiryokusumo, Iskandar danUsman Mulyadi.
1988 : 8-9 ). Menurut Nurgiyantoro (1988 : 45-46), bahwa kurikulum mempunyai fungsi
tiga hal:
Pertama, fungsi kurikulum bagi sekolah.Fungsi ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu
sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan. Tujuan yang
diinginkan mulai dari tujuan nasional sampai instruksional dan kurikulum dijadikan
sebagai pedoman unuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di
sekolah. Misalnya, macam-macam bidang studi, alokasi waktu, pokok bahasan, metode
pengajaran, media pengajaran, serta termasuk strategi pelaksanaannya baik yang fisik
maupun non-fisik.
Kedua, kurikulum dapat mengontrol dan memelihara keseimbangan proses
pendidikan. Dengan mengetahui kurikulum sekolah pada tingkat tertentu, maka
kurikulum pada tingkat atasnya dapat mengadakan penyesuaian. Sehingga tidak terjadi
pengulangan kegiatan pengajaran sebelumnya. Fungsi lain adalah kurikulum juga dapat
menyiapkan tenaga pengajar, dengan cara mengetahui kurikulum pada tingkat di
bawahnya. Misalnya, mahasiswa harus mengerti kurikulum SMTA dan SMTP.
Ketiga, kurikulum dimaksudkan untuk menyiapkan kebutuhan masyarakat atau
lapangan kerja. Sehingga kurikulum mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan
masyarakat. Karena itu, lulusan sekolah paling tidak dapat memenuhi kebutuhan
lapangan pekerjaan (vokasional) di satu sisi, dan dipersiapkan untuk melanjutkan ke
jenjang sekolah berikutnya (akademis) di sisi lain.Masih mengenai fungsi kurikulum,
pendapat yang hampir senada dengan Nurgiyatoro juga diungkapkan oleh Hendyat
Soetopo dan Wasty Soemanto (1986, 18-20). Mereka menambahkan, selainapa yang telah
dijelaskan Nurgiyantoro, bahwa fungsi kurikulum itusebagai pedoman dalam mengatur
kegiatan pendidikan (belajar-mengajar) pada suatu sekolah.Sebagai alat atau sarana yang
berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan, kurikulum suatu sekolah berisi
7
uraian tentang jenis-jenis program apa yang diselenggarakan di sekolah tersebut.Hal ini
berarti bahwa fungsi kurikulum menyangkut setiap jenis program, pengoperasional atau
pelaku yang bertanggungjawab, serta media atau fasilitas yang mendukungnya.
Selain itu, Manajemen Kurikulum berfungsi sebagai berikut :
8
disesuaikan dengan ciri khas dan kebutuhan pembangunan daerah setempat
(Rusman, 2009: 5)
E. Bentuk-bentuk Kurikulum
a. Subject matter/ subject centered curriculum, yaitu kurikulum yang terdiri atas
mata pelajaran yang terpisah-pisah. Meteri yang dipelajari oleh siswa telah
disusun secara logis oleh para ahli bidang studi. Contohnya : Sejarah, Biologi
b. Broad field/ fused/correlated curriculum, yaitu kurikulum yang disusun dengan
mengkorelasikan atau menggabungkan sejumlah mata pelajaran dalam satu
kesatuan dengan demikian terjadi perkawinan antar mata pelajaran sejenis.
Contohnya : Ipa,Ips,Matematika,Bahasa Indonesia dan Kesenian.
c. Integrated Curriculum, yaitu kurikulum yang diorganisasikan dalam bentuk
unit-unit tanpa harus ada mata pelajaran atau bidang studi. Pembelajaran
dilaksanakan dengan “unit taching” dan materinya menggunakan “unit lesson”.
Pelajaran disusun bersama guru dan murid, mengandung suatu masalah yang
luas, menggunakan metode “problem solving”, sesuai dengan minat dan
perkembangan anak. Contohnya: Agama, Bahasa, Perhitungan.
d. Core curriculum, yaitu kurikulum inti yang diberikan kepada semua murid
untuk mencapai keseluruhan program kurikulum secara utuh. Contohnya :
Agama, Ppkn .
II.PERENCANAAN KURIKULUM
9
Menurut Udin Sa’ud dan Makmum, perencanaan adalah suatu rangkaian proses
kegiatan menyiapkan keputusan mengenai apa yang akan diharapkan terjadi (peristiwa,
keadaan, suasana, dan sebagainya), dan mengenai apa yang akan dilakukan (intensifikasi,
ekstensifikasi, revisi, renovasi, substitusi, kreasi, dan sebagainya)
10
Dalam membuat perencanaan kurikulum, tentu memiliki tujuan mengapa harus
dilakukannya perencanaan kurikulum. Berikut ini merupakan tujuan perencanaan
kurikulum.
Ada beberapa asas yang dijadikan dasar dalam perencanaan kurikulum, yaitu :
1. Objektivitas
11
Perencanaan kurikulum memiliki tujuan yang jelas dan spesifik berdasarkan
tujuan pendidikan nasional, data input yang nyata sesuai dengan kebutuhan.
2. Keterpaduan
Perencanaan kurikulum memadukan jenis dan sumber dari semua disiplin ilmu,
keterpaduan sekolah dan masyarakat, keterpaduan internal, serta keterpaduan dalam
proses penyampaian.
3. Manfaat
5. Kesesuaian
6. Keseimbangan
7. Kemudahan
8. Berkesinambungan
12
9. Pembakuan
10. Mutu
Seorang manager dituntut untuk memiliki ketelitian dan kecermatan yang tinggi
dalam merencanakan kurikulum baik secara menyeluruh maupun secara rinci, karena
perencanaan kurikulum memiliki multi fungsi sebagai berikut :
13
1. Perencanaan kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau alat manajemen, yang
berisi petunjuk tentang jenis dan sumber belajar, media, bahan ajar, jenjang
pendidikan, biaya dan sarana yang diperlukan, serta sistem kontrol dan evaluasi
untuk mencapai tujuan managemen yang telah dirancang sebelumnya.
Setelah mengetahui tujuan dari perencanaan kurikulum, maka kita juga perlu
mengetahui apa saja manfaat dari membuat perencanaan kurikulum ini dalam manajemen
kurikulum.
a. Agar kegiatan-kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan tertentu, tertib dan lancar.
14
tercapainya suatu tujuan sehingga akan lebih efektif dan efisien jika sudah dilakukan
perencanaan.
Jika dikaji lebih mendalam tentang komponen-komponen apa saja yang perlu
direncanakan, secara sederhana dapat dideskripsikan sebagai berikut: 1) tujuan,
diperlukan untuk memberikan arah pada kegiatan yang dilakukan; 2) isi, merupakan
susunan bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan; 3) aktivitas
belajar, adalah berbagai aktivitas yang diberikan para pembelajar dalam situasi belajar-
15
mengajar; 4) sumber belajar, sumber yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan antara
lain buku dan bahan cetak, perangkat lunak computer, media audiovisual; 5) evaluasi,
berguna untuk mengetahui tingkat ketercapaian pelaksanaan tujuan, dilakukan secara
bertahap, berkesinambungan, dan terbuka. Pertimbangan dalam Menentukan Komponen-
komponen Kurikulum
1. Komponen Tujuan
Komponen Tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang ingin dicapai. Dalam
menentukan tujuan terdapat beberapa pertimbangan yaitu, tujuan sesuai dan
menggambarkan apa yang diinginkan atau dicita-citakan oleh masyarakat. Dalam
menentukan tujuan juga harus sesuai dengan Hierarki Tujuan yang meliputi 4 aspek
yaitu, Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), Tujuan Institusional (TI), Tujuan Kurikuler
(TK), dan Tujuan Intruksional.
Dalam menentukan komponen isi atau materi ini terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan yaitu, komponen isi harus berhubungan dengan pengalaman belajar
yang dimiliki siswa. Kemudian, komponen isi harus menyangkut semua aspek yang baik
yang berhubungan dengan pengetahuan atau materi pelajaran. Yang terakhir adalah
komponen isi atau materi ini harus mengarahkan siswa ke arah tujuan yang telah
ditentukan.
3. Komponen Metode
Komponen metode ini disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Hal yang harus
dipertimbangkan dalam menentukan komponen ini ialah, mengupayakan untuk
16
mengimplementasikan metode atau cara yang telah disusun dalam kegiatan nyata agar
tujuan yang telah disusun bisa dicapai secara optimal.
4. Komponen Evaluasi
17
tingkat sekolah atau tingkat lokal. Hal ini merupakan suatu refleksi suatu keyakinan
ideologis masyarakat demokrasi atau pengembangan kurikulum berbasis sekolah.
Implementasi rencana merupakan fase krusial dalam pengembangan kurikulum, dimana
diperlukan saling beradaptasi antara perencana dan pengguna kurikulum.
3. The Diciplines Model
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh Mahasiswa
khususnya para pembaca agar tergugah untuk terus dapat menerapkan konsep atau fungsi
dari manajemen kurikulum itu sendiri serta perencanaan kurikulum yang bisa diterapkan
pada suatu lembaga pendidikan, maka tentu juga demi penyempurnaan makalah ini,
Kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dalam makalah ini.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, dan Sulfemi, Wahyu Bagja. (2014). Minat Siswa Tentang Keadministrasian
dengan Hasil Belajar Administrasi Perkantoran. Edutecno. 9 (2),
Badar, Dadan Samsul dan Sulfemi, Wahyu Bagja. (2014). Pengaruh Rasa Percaya Diri
dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja di Kecamatan Ciampea
Kabupaten Bogor. Edutecno.
Fajartriani, Tia dan Sulfemi, Wahyu Bagja. (2014). Pengaruh Motivasi Kerja Guru dan
Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri di Kecamatan
Cigudeg. Edutecno. 8 (1).
Idi, Abdullah. 2011. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Imron, Ali. 2013. Proses Manajemen Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Rusman. 2011. Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
20
KArwati Euis, dan Priansa Doni Juni,2014,Manajemen Kelas : Classroom
Management. Bandung. Albeta.
21
Soetopo Hendyat dan W. Soemanto. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum
sebagai Substansi Problem Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Sulfemi, Wahyu Bagja dan Lestari, Ayu Hopilatul. (2017). Korelasi Kompetensi
Pedagogik Guru dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS Di SMP
Muhammadiyah Pamijahan Kabupaten Bogor. Edutecno. 16 (1),
Taba, Hilda. 1962. Curriculum Development, Theory, and Practice. New York:
Hercout, Brace and World.
Usman, Husaini. 2010. Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara
22