BAB II Ahmad Dahlan
BAB II Ahmad Dahlan
BAB II Ahmad Dahlan
PEMBAHASAN
20
Shalahuddin Hamid dan Iskandar Ahza, Seratus Tokoh Islam yang Paling Berpengaruh
di Indonesia, (Jakarta; Intimedia Ciptanusantara, 2003), hlm. 22
1. Meluruskan Tauhid, pengesaan terhadap Allah Swt.
Meluruskankeberadaan Allah sebagai Sang Khalik. Hubungan Allah dan
Manusiatanpa perantara apapun.
2. Meluruskan cara beribadah kepada Allah Swt.
3. Mengembangkan akhlaq karimah, etika sosial dan tata hubungan
sosialsesuai tuntunan Islam.21
Jika diperhatikan secara garis besar Ahmad Dahlan adalah ciri muslim
fundamentalis,22 yakni dengan mengembalikan semuanya kepada sumber
utama islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tetapi disisi lain pemikirannya
menegenai etika social dan tata hubungan social sesuai dengan tuntutan islam
itu sendiri membewa pribadi Ahmad Dahlan menjadi muslim modernis.23
Perjuangan dan pembaharuan Ahmad Dahlan meliputi lima hal.
Pertama, pembetulan arah kiblat, yang biasanya menghadap arah barat diubah
menjadi arah barat laut sesuai dengan perhitungan ilmu falaq. Kedua,
penghitungan 1 Syawal atau hari raya Idhul Fitri. Masyarakat sering
menggunakan system ABOGE, yaitu sistem perhitungan Jawa.24Setelah itu
Dahlan mengubahnya berdasarkan perhitungan ilmu hisab dan disetujui
olehSultan. Ketiga, penolakan sagala praktek bid’ah dan khurafat. Keempat
,mensintesiskan pendidikan Islam dengan pendidikan Barat yang sesuai jiwa
Islam. Kelima peka terhadap kehidupan masyarakat sebagaimana
digariskandalam surat Al Maun 1-7.25
Segala bentuk perjuangan KH. Ahmad Dahlan telah membuahkanhasil
yang nyata walaupun selalu mendapatkan tekanan, tantangan dan rintangan
yang berat, namun hal tersebut tidak mengurangi untuk patah
semangat.Kesabaran dan keuletan KH. Ahmad Dahlan terus berusaha
mengatasinya tanpa memperhatikan betapa beratnya rintangan dan tantangan.
21
Abdul Munir Mulkan, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam Perspektif
Perubahan Sosial. (Cet.I; Jakarta: Bumi Aksara, 1990) h.10
22
Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia(Cet I: PT. RajaGrafindo
Persada, 2001) h. 11-17
23
Ibid h. 153-155
24
Sistem ABOGE, yaitu sistem perhitungan Jawa, yang menggabungkan tiga kata, A-alif(huruf
pertama Hijaiyah) , BO-Rebo (nama hari Jawa) GE-Wage (pasaran hari Jawa)
25
Weinata Sairin, Gerakan Pembaruan Muhammadiyah, (Jakarta : Pustaka
SinarHarapan, 1995), hlm. 44-50
Halangan justru menjadi pupuk yang menyuburkan
perkembangan Muhammadiyah.
KH. Ahmad Dahlan sendiri memiliki tekad dan semangat yang
takkunjung padam. Untuk menjaga agar tak gentar menghadapi
tantangan,diantaranya beliau menulis hadis Nabi di tembok rumahnya yang
artinya:“ Niscaya orang yang berpegang pada sunnahku ketika umatku telah
rusak, ibaratseseorang menggenggam bara api”. Dan dibawahnya diberi
catatan komentar sebagai berikut: “Karena tidak ada yang mendukung untuk
menyetujuinya”. Begitulah kekerasan dan keyakinan dalam berjuang
menegakkan dan menyiarkan agama islam, sehingga pada akhirnya berhasil
menanamkan jiwa dan amalan agama yang bersih dan lurus sebagaimana yang
ditentukan oleh al-Qur’am dan As-Sunnah.26
Kedalaman ilmu yang dimiliki KH. Ahmad Dahlan
merupakan pemicu timbulnya bentuk keprihatinan yang sangat tinggi terhadap
masyarakatdisekitarnya, sehingga membuahkan pemikiran-pemikiran untuk
melakukan perubahan dalam bentuk pembaharuan Islam dengan segala keyaki
nannya yangkuat untuk melakukan perjuangan.
Pemikiran dan perjuangan KH. Ahmad Dahlan lahir dari
pembacaanrealitas kehidupan masyarakat atau kondisi sosial, politik dan
ekonomi pada masaitu, antara lain:
1. Kehidupan keberagamaan memperihatinkan, dalam kepercayaan
tercampur churafat, dalam ibadah banyak bercampur bid’ah, pemahaman
agama sempit, pola pikirnya taklid.
2. Pendidikan terbelakang, anak-anak yang dapat memasuki
sekolahhanyalah anak-anak bangsawan dan orang-orang berpangkat.
3. Anak-anak muda kurang mendapat perhatian.
4. Perekonomian lemah, bangsa indonesia menjadi bangsa yang terjajah.
5. Kegiatan Nasranisasi sangat menonjol, kegiatan dakwah sangat lemahdan
umat islam menjadi umat kelas bawah
26
Musthafa kemal Pasha dan Ahmad Adaby Darba Muhammadiyah sebagai Gerakan
Islam (Cet. II. Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2002), hlm. 139
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. KH. Ahmad Dahlan lahir 1 agustus 1868 pada masa penjajahan
kolonialBelanda. Beliau memiliki garis keturuna rata-rata Kiyai dimana
ada jugaMaulana Ibrahim (walisongo).
2. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan untuk melakukan pembaharuan
itudisebabkan bentuk keprihatinannya terhadapa masyarakat yang
penuhdengan penyimpangan,selain itu juga dipengaruhi oleh
pemikiran pembaharuan dari gurunya di timur Tengah. Ada dua pokok pe
mikiranmendasar KH. Ahmad Dahlan yaitu pemikiran pendidikan dan
sosial keIslaman masyarakat pada saat itu.
3. Usaha Perjuangan KH. Ahmad Dahlan untuk melakukan
pembaharuantidak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Beliau
harus bersentuhan dengan berbagai tantangan dan rintangan baik
dari kalangan para Kiyai maupun dari kalangan pemerintah. Waktu langga
r/ seraunya dibongkar beliau sudah putus asa untuk melakukan perjuangan
di tengah-tengah masyarakatnya hingga ingin meninggalkan kampung
halamannya,namun atas hiburan dan semangat dari kakanya (Kiyai dan
Nyai HajiSoleh), beliau tidak jadi meninggalkan kauman.
B. Saran
1. Hendaknya kita sebagai generasi pelanjut Risalah Islam
dalamMuhammadiyah untuk meneladani perjuangan KH. Ahmad Dahlan
2. Hendaknya Pemikiran-pemikiran KH. Ahmad Dahlan
terusdikembangankan dan direalisasikan dalam bentuk kerja nyata.3.
3. Hendaknya Adanya masukan atau kritikan yang bersifat
membangunsehingga dalam penyusunan makalah-makalah selanjutnya
dapat lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA
Sinar Harapan
Shalahuddin Hamid dan Iskandar Ahza, 2003. Seratus Tokoh Islam yang
Paling Berpengaruh di Indonesia, Jakarta; Intimedia Ciptanusantara