BAB II Ahmad Dahlan

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Kehidupan KH. Ahmad Dahlan


Ahmad Dahlan dilahirkan di Yogyakarta pada 1 Agustus 1868
Miladiyah1dengan nama Muhammad Darwis, anak dari seorang Kyai
HajiAbubakar bin Kyai Sulaiman, khatib di masjid sulthan kota itu. Ibunya
adalahSiti Aminah Binti Kyai Haji Ibrahim, penghulu besar di
Yogyakarta. Dalamsumber lain Muhammad Darwis dilahirkan pada tahun
1869.2
Muhammad Darwis adalah anak ke empat dari tujuh bersaudara dari
KH. Abu Bakar.3Adapun saudara Muhammad Darwis menurut
urutannyaadalah: (1) Nyai Chatib Arum, (2) Nyai Muhsinah (Nyai Nur), (3)
Nyai H.Sholeh, (4) M. Darwis (K.H.A. Dahlan), (5) Nyai Abdurrahman, (6)
Nyai H.Muhammad Fekih (Ibu H. Ahmad Badawi), dan (7) Muhammad
Basir.4
Silsilahnya tersebut ialah Maulana Malik Ibrahim, Maulana
Ishaq,Maulana 'Ainul Yaqin, Maulana Muhammad Fadlullah (Sunan Prapen),
MaulanaSulaiman Ki Ageng Gribig (Djatinom), Demang Djurung Djuru
Sapisan, DemangDjurung Djuru Kapindo, Kyai Ilyas, Kyai Murtadla, KH.
Muhammad Sulaiman,KH. Abu Bakar, dan Muhammad Darwisy (Ahmad
Dahlan).5
1
Salman Iskandar, 55 Tokoh Muslim IndonesiaMelihat paling berpengaruh (cet.1 ;Solo
Tinta Medina, 2011) h. 101
2
Muhammad Soedja’,Cerita Tentang Kiyai Haji Ahmad Dahlan, (Jakarta:Rhineka
Cipta,1993),hal.202
3
Ahmad Dahlan” dalam Ensiklopedia Islam, Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam (Cet III;
Jakarta: Ictiar Baru Van Hove, 1994)
4
Junus Salam, Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah, (Tangerang:Al-Wasat Publising
House,2009),hal.57
5
Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. 2002. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat
Presshal. 100-101.
 
Melihat garis keturunan Muhammad Darwis yang rata-rata adalah
seorang kyai, dimana disana juga terdapat nama Mualana Ibrahim dapat
dikatakan bahwa Darwis lahir dalam satu lingkungan keislaman yang kokoh,
mengigat peranan Maulana Ibrahim sebagai salah satu wali songo besar dalam
islamisasi di Pulau Jawa.
Semasa Kecil, ia selalu belajar agama dan bahasa Arab, akan
tetapisuasana dikampungnya yang sangat anti terhadap penjajah
tidakmengharuskannya sekolah disekolah penjajah. Darwis atau Dahlan kecil
memangsejak dini telah sarat akan nilai-nilai keagamaan. Pendidikan agama
diperolehnya secara selektif dan berusaha merenungi bahkan
mengamalkannya.
Dimasyarakat Kauman khususnya ada pendapat umum
bahwa barangsiapa yang memasuki sekolah Gubernemen dianggap kafir atau 
kristen.Oleh karena itu ketika menginjak usia sekolah Muhammad Darwis
(Ahmad Kecil) tidak disekolahkan melainkan diasuh dan dididik mengaji Al
Quran dan dasar-dasar ilmu agama Islam oleh ayahnya sendiri dirumah.6
 Kampung Kauman sebagai tempat kelahiran dan tempatMuhammad
Darwis dibesarkan, dengan demikian merupakan lingkungankeagamaan yang
sangat kuat, yang berpengaruh besar dalam perjalananHidup Muhammad
Darwis dikemudian Hari. Kauman secara populerkemudian menjadi nama dari
setiap daerah yang berdekatan letaknya denganmasjid. Dan Kauman yang
letaknya dekat dengan masjid ini dilihat oleh Pijpersebagai penjelmaan dari
keinginan untuk dekat kepada sesuatu “yang suci”, sebab masjid tidak
dipandang sebagai bangunan biasa, akan tetapi gedung yangmemberi suasana
suci
Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama
limatahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan
pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-
Afghani,Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke
kampungnya tahun 1888, dalam kesempatan itu seorang gurunya bernama
Sayyid BakriSyatha memberikan nama baru kepada Muhammad Darwis, yaitu
6
Jarnawi Hadikusumo, dari jamaluddin al afghani sampai KH. Ahmad Dahlan,
(Yogyakarta; Persatuan, 1988), h.74
Ahmad Dahlan.7 Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap
selama duatahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad
Khatib yang jugaguru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912,
ia mendirikanMuhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.8
 Sebagaimana umumnya anak-anak kyai, KH. Ahmad Dahlan belajar
ilmu-ilmu agama dan bahasa arab. Dengan bekal bahasa arab dan ilmu-ilmu
agamayang diperolehnya di Yogyakarta itu. Keinginannya yang dalam
untukmemajukan Islam, membuat Ahmad Dahlan aktif mencari ilmu
diberbagai jamiahdan organisasi. Seperti di jamiah Khoir (kumpulan
keturunan Arab), Budi Utomo,dan Serikat Islam.9
Di bumi mekah inilah ia memperdalam ilmu-ilmu keislamannya seperti
ilmu qiraat, tasawuf, ilmu mantiq, ilmu falaq, aqidah dan tafsir. Pada periode
ini KH. Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran
pembaharuan dalam islam seperti Muhammad Abduh Al Afghani, Rasyid
Ridhahan Ibn Taimiyah.10
 Setelah pulang dari Mekkah, kemudian Dahlan menikah dengan
SitiWalidah, putri KH. Muhammad Fadil, kepala penghulu kesultanan
Yogyakarta.11 Disamping itu, Dahlan juga pernah pula beristrikan dengan
Nyai Abdullah, jandaH. Abdullah. Ia juga pernah menikahi Nyai Rum, adik
Kyai Munawwir Krapyak.KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari
perkawinannya dengan Ibu NyaiAisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur
yang bernama Dandanah. Beliau pernah pula menikah dengan Nyai Yasin
Pakualaman Yogyakarta.
Siti Walidah ini merupakan sepupunya sendiri, yang kelak dikenal
dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawan Nasional dan pendiri
7
Weinata Sairin, Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah, (Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan, 1995), hal. 36-37
8
Deliar Noer. 1996 Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: Penerbit
Pustaka LP3ES.hal. 85.
9
TPA dan Kemuhammadiyahan, Muhammadiyah Sejarah, Pemikiran dan AmalUsaha,
(Yogyakarta : UMM, 1990) hlm. 68-70. Lihat. Alwi Shihab, Membendung Arus: Respon
Gerakan Muhammadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia, ( Bandung :
Mizan,1998), hlm. 112-113.
10
Herry Mohammad, dkk, TOKOH-TOKOH ISLAM yang Berpengaruh ABAD 20,
(Jakarta; Gem Insani Press, 2006), hlm. 8
11
Soenjak, Muhammadiyah dan Pendirinya, (Yogyakarta; PP Muhammadiyah
MajelisPustaka 1989), hlm. 2
Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan
memiliki enamorang anak yaitu Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan
Dahlan, Siti Aisyah,Siti Zaharah.
Terlihat bahwa KH. Ahmad Dahlan beristrikan lebih dari satu, tentuini
menimbulkan tanda tanya. Namun pada kenyataannya, pada masa KH.
AhmadDahlan hidup, banyak para lelaki yang beristrikan lebih dari satu dan
hal ini bukanmerupakan suatu kejanggalan , tetapi hal yang lumrah sering
terjadi. Kini konteksdan cara pikirnya berbeda, sehingga poligami dapat
menjadi kontroversi disebahagian kalangan kaum muslim. Bahkan di
kecamatan Tanggulangin,kabupaten Siduarjo, Jawa Timur ada sebuah jalan
yang bernama Jalan Wayohyang berarti Jalan Poligami. Jalan ini sebelumnya
bernama Jalan KH. AhmadDahlan yang kemudian di ubah oleh warga menjadi
Jalan Wayoh.
B. Pemikaran KH. Ahmad Dahlan 
Merasa prihatin terhadap perilaku masyarakat Islam di Indonesia
yangmasih mencampur-baurkan adat-istiadat yang jelas-jelas bertentangan
denganajaran umat islam, inilah yang menjadi latar belakang pemikiran K.H.
ahmadDahlan untuk melakukan pembaruan, yang juga melatar belakangi
lahirnyaMuhammadiyah. Selain faktor lain diantaranya, yaitu pengaruh
pemikiran pembaruan dari para gurunya di Timur Tengah.12
Hampir seluruh pemikiran K.H. Ahmad Dahlan berangkat
darikeprihatinannya terhadap situasi dan kondisi global umat Islam waktu itu
yangtenggelam dalam kejumudan (stagnasi), kebodohan, serta
keterbelakangan.Kondisi ini semakin diperparah dengan politik kolonial
belanda yang sangatmerugikan bangsa Indonesia.13
1. Pemikiran Pendidikan Islam
Perkembangan pendidikan islam di Indonesia antara lain ditandai
oleh munculnya berbagai lembaga pendidikan secara bertahap, mulai
dari yang amatsederhana, sampi dengan tahap-tahap yang sudah
terhitung modern dan lengkap.Lembaga pendidikan islam telah
12
Syamsul kurniawan-Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam,
(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media,2011), hal.195-196
13
Ramayulis-Syamsul Nizar, Ensiklopedia Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta: Quantum
teaching, 2010). Hal 193
memainkan fungsi dan perannya sesuai dengantuntutan masyarakat
dan zamannya.14
Sebagai kegiatan yang menekankan pada proses
sebenarnyamemberikan sinyal bahwa persoalan-persoalan pendidikan
Islam adalah sebagai persoalan ijtihadiyah, yang banyak memberi
peran kepada umat Islam untukmencermati dan mengkritisi.15 Masalah
pendidikan adalah masalah duniawi,ajaran Islam hanya memeberikan
dasar dan garis-garis pokoknya, sedangkandetailnya diserahkan kepada
akal sehat, modus bagaimana yang baik dan yang benar.16
Oleh karena itu KH. Ahmad Dahlan merasa perlu untuk
memberikan pemikiran pendidikan Islam yang diperolehnya di Mekah
sekembalinya ia ketanah air. Ia memulainya dengan dakwah dan
ajaran-ajaran Islam melalui khutbah.Bahkan ia dipercaya sebagai
kahtib tetap di Masjid Agung.
Bahkan atas dorongan Budi Utomo, KH. Ahmad Dahlan
berhasilmendirikan sekolah di Yogyakarta pada tahun 1911. Sekolah
yang didirikannyaini menggunakan sistem modern, dengan
memadukan pelajaran agama dan pelajaran umum dalam satu paket.
Tempat belajarnya menggunakan kelas , tidaksurau, murid pria dan
perempuan tidak lagi dipisah.17
Bagi KH. Ahmad Dahlan, ajaran Islam tidak akan membumi
dandijadikan pandangan hidup pemeluknya, kecuali dipraktikan.
Betapapun bagusnyasuatu program, jika tidak diprakikan, tidak akan
mencapai tujuan bersama. Karenaitu, KH. Ahmad Dahlan tak terlalu
banyak mengelaborasi ayat-ayat al-Qur’an,tapi ia lebih banyak
mempraktikkan dalam amal yang nyata.18 Al-Qur’an surah 96 ayat 1
yang memberi arti pentingnya membaca, diterjemahkan dengan
14
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan
Era Rasulullah Sampai Indonesia, (Jakarta; Kencana, 2008), hlm. 279
15
Mujamil Qomar , Epismtimologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional hingga Metode Kritik,
(Jakarta: Erlangga), hlm. 225
16
Machfudz Ibawi,  Modus Dialog di Perguruan Tinggi Islam, (Surabaya; Bina
Ilmu,1986), hlm. 101
17
Herry Mohammad, Op.cit. hlm. 10
18
Ibid , hlm. 11
mendirikanlembaga-lembaga pendidikan. Dengan pendidikan, buta
huruf diberantas. Maka,setalah mendapat masukkan dan dukungan dari
berbagai pihak, pada 18 November 1912 KH. Ahmad Dahlan
mendirikan Muhammadiyah.
Berdirinya Muhammadiyah di Minangkabau tahun 1925
membuatsekolah-sekolah agama semakin banyak jumlahnya. Bahkan,
Muhammadiyah memiliki paling banyak sekolah-sekolah agama di
antara organisasi-organisasisosial keagamaan yang mempunyai
sekolah agama. Muhammadiyah tercatatmemiliki jumlah sekolah
sebanyak 122 sekolah dengan jumlah murid sebanyak 5.835 orang.19

2. Pemikiran Sosial Keislaman


Sosial keislaman yang dilakukan oleh KH. Ahmad Dahlan
diawalidengan mengajar di Kweek School (sekolah raja) di
Yogyakarta, dan OpleidingSchool voor Inlandsche Ambtenaren,
sebuah sekolah untuk pegawai pribumi diMagelang. Ia juga menjadi
khatib tetap di masjid Agung. Pamornya segera terlihatkarena
kepiawaiannya berdakwah, berwawasan luas, dan jujur. Itu sebabnya
pihak keraton Yogyakarta memberinya gelar Khatib Amin.
KH. Ahmad Dahlan terus menerus memikirkan lingkungan
yangdinilainya masih perlu banyak perbaikan di sana-sini. Salah
satunya dalah tentangarah kiblat di masjid-masjid Yogyakarta,
termasuk pula masjid keraton. Hal itukarena masjid keraton yang
menjadi barometer, maka arah kiblat di masjid iniyang pertama kali
dilakukan perubahan arah kiblatnya
Tetapi KH. Ahmad Dahlan tidak mau mengubahnya secara
dadakan.Ia lebih menekankan adanya dialog untuk meyakinkan sasaran
dakwahnya, atauorang-orang yang tidak sepaham dengannya. Pada
1898 ia mengundang paraulama dari Yogyakarta dan sekitarnya untuk
mendiskusikan masalah arah kiblat shalat. Di sini terjadi pro dan
kontra, namun akhir dialog tersebut tidakmembuahkan kesepakatan.
19
Azyumardi, PENDIDIKAN ISLAM “Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru”,
(Jakarta; Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm 144
Kemudian KH. Ahmad Dahlan membawa masalah ini ke
KepalaPenghulu Keraton yang waktu itu dijabat oleh KH. Muhammad
ChalilKamaludiningrat, tapi pak penghulu tidak juga memberi restu.
Sementara dari haridemi hari , sesuai dengan ilmu yang diyakini
kebenarannya bahwa arah kiblatsalah, KH. Ahmad Dahlan semakin
gelisah. Ia merasa, sebagai orang yang tahu,sudah semestinya arah
kiblat dibetulkan.
Itulah yang mendorong KH. Ahmad Dahlan pada suatu malam
secaradiam-diam bersama beberapa para pengikutnya, meluruskan
kiblat dengan memberi garis putih di shaf masjid tersebut. Tentu saja
tindakan ini merupakan pelanggaran besar, ganjarannya, KH. Ahmad
Dahlan diberhentikan sebagai khatibdi Masjid Agung Yogyakarta.

C. Perjuangan KH. Ahmad Dahlan


Perjuangan KH. Ahmad Dahlan Sepulang belajar dari Mekah,
AhmadDahlan menjadi staf pengajar agama di kampungnya, Kauman. Ia juga
mengajardi sekolah negeri, seperti Kweek School (Sekolah Raja) di Jetis
(Yogyakarta) dan Opleiding School voor Inlandsche Ambtenaren (OSVIA),
sekolah pendidikanuntuk pegawai pribumi di Megelang.
Profesi Ahmad Dahlan selain mengajar ia juga bertabligh
dan berdagang. Ia berdakwah dari suatu tempat ke tempat lain. Ia juga seorang 
pedagang yang pernah berniga di Jakarta dan Surabaya, bahkan sampai ke
Medan.Ia juga tetap menambah ilmu dengan mendatangi ulama. Mula-mula ia
menjabatsebagai pegawai mesjid Sultan, kemudian ia mengajar di
pesantrennya sendiri.Ilmu dan ketokohannya menjadikan pesantrennya
dikunjungi oleh pelajar-pelajar.20
 Dalam Buku KH. AR Facruddin (ketua Muhammadiyah
1968) berjudul menuju Muhammadiyah menyatakan bahwa yang dikerjakan A
hmad Dahlan sepanjang kepemimpinannya adalah sebagai berikut:

20
Shalahuddin Hamid dan Iskandar Ahza, Seratus Tokoh Islam yang Paling Berpengaruh
di Indonesia, (Jakarta; Intimedia Ciptanusantara, 2003), hlm. 22
1. Meluruskan Tauhid, pengesaan terhadap Allah Swt.
Meluruskankeberadaan Allah sebagai Sang Khalik. Hubungan Allah dan
Manusiatanpa perantara apapun.
2. Meluruskan cara beribadah kepada Allah Swt.
3. Mengembangkan akhlaq karimah, etika sosial dan tata hubungan
sosialsesuai tuntunan Islam.21
Jika diperhatikan secara garis besar Ahmad Dahlan adalah ciri muslim
fundamentalis,22 yakni dengan mengembalikan semuanya kepada sumber
utama islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Tetapi disisi lain pemikirannya
menegenai etika social dan tata hubungan social sesuai dengan tuntutan islam
itu sendiri membewa pribadi Ahmad Dahlan menjadi muslim modernis.23
Perjuangan dan pembaharuan Ahmad Dahlan meliputi lima hal.
Pertama, pembetulan arah kiblat, yang biasanya menghadap arah barat diubah
menjadi arah barat laut sesuai dengan perhitungan ilmu falaq. Kedua,
penghitungan 1 Syawal atau hari raya Idhul Fitri. Masyarakat sering
menggunakan system ABOGE, yaitu sistem perhitungan Jawa.24Setelah itu
Dahlan mengubahnya berdasarkan perhitungan ilmu hisab dan disetujui
olehSultan. Ketiga, penolakan sagala praktek bid’ah dan khurafat. Keempat 
,mensintesiskan pendidikan Islam dengan pendidikan Barat yang sesuai jiwa
Islam. Kelima  peka terhadap kehidupan masyarakat sebagaimana
digariskandalam surat Al Maun 1-7.25
Segala bentuk perjuangan KH. Ahmad Dahlan telah membuahkanhasil
yang nyata walaupun selalu mendapatkan tekanan, tantangan dan rintangan
yang berat, namun hal tersebut tidak mengurangi untuk patah
semangat.Kesabaran dan keuletan KH. Ahmad Dahlan terus berusaha
mengatasinya tanpa memperhatikan betapa beratnya rintangan dan tantangan.

21
Abdul Munir Mulkan, Pemikiran KH. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah dalam Perspektif
Perubahan Sosial. (Cet.I; Jakarta: Bumi Aksara, 1990) h.10
22
Abuddin Nata, Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia(Cet I: PT. RajaGrafindo
Persada, 2001) h. 11-17
23
Ibid h. 153-155
24
Sistem ABOGE, yaitu sistem perhitungan Jawa, yang menggabungkan tiga kata, A-alif(huruf
pertama Hijaiyah) , BO-Rebo (nama hari Jawa) GE-Wage (pasaran hari Jawa)

25
 Weinata Sairin, Gerakan Pembaruan Muhammadiyah, (Jakarta : Pustaka
SinarHarapan, 1995), hlm. 44-50
Halangan justru menjadi pupuk yang menyuburkan
perkembangan Muhammadiyah.
KH. Ahmad Dahlan sendiri memiliki tekad dan semangat yang
takkunjung padam. Untuk menjaga agar tak gentar menghadapi
tantangan,diantaranya beliau menulis hadis Nabi di tembok rumahnya yang
artinya:“ Niscaya orang yang berpegang pada sunnahku ketika umatku telah
rusak, ibaratseseorang menggenggam bara api”. Dan dibawahnya diberi
catatan komentar sebagai berikut: “Karena tidak ada yang mendukung untuk
menyetujuinya”. Begitulah kekerasan dan keyakinan dalam berjuang
menegakkan dan menyiarkan agama islam, sehingga pada akhirnya berhasil
menanamkan jiwa dan amalan agama yang bersih dan lurus sebagaimana yang
ditentukan oleh al-Qur’am dan As-Sunnah.26
Kedalaman ilmu yang dimiliki KH. Ahmad Dahlan
merupakan pemicu timbulnya bentuk keprihatinan yang sangat tinggi terhadap 
masyarakatdisekitarnya, sehingga membuahkan pemikiran-pemikiran untuk
melakukan perubahan dalam bentuk pembaharuan Islam dengan segala keyaki
nannya yangkuat untuk melakukan perjuangan.
Pemikiran dan perjuangan KH. Ahmad Dahlan lahir dari
pembacaanrealitas kehidupan masyarakat atau kondisi sosial, politik dan
ekonomi pada masaitu, antara lain:
1. Kehidupan keberagamaan memperihatinkan, dalam kepercayaan
tercampur churafat, dalam ibadah banyak bercampur bid’ah, pemahaman
agama sempit, pola pikirnya taklid.
2. Pendidikan terbelakang, anak-anak yang dapat memasuki
sekolahhanyalah anak-anak bangsawan dan orang-orang berpangkat.
3. Anak-anak muda kurang mendapat perhatian.
4. Perekonomian lemah, bangsa indonesia menjadi bangsa yang terjajah.
5. Kegiatan Nasranisasi sangat menonjol, kegiatan dakwah sangat lemahdan
umat islam menjadi umat kelas bawah

26
Musthafa kemal Pasha dan Ahmad Adaby Darba Muhammadiyah sebagai Gerakan
Islam (Cet. II. Yogyakarta : Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam, 2002), hlm. 139
 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. KH. Ahmad Dahlan lahir 1 agustus 1868 pada masa penjajahan
kolonialBelanda. Beliau memiliki garis keturuna rata-rata Kiyai dimana
ada jugaMaulana Ibrahim (walisongo).
2. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan untuk melakukan pembaharuan
itudisebabkan bentuk keprihatinannya terhadapa masyarakat yang
penuhdengan penyimpangan,selain itu juga dipengaruhi oleh
pemikiran pembaharuan dari gurunya di timur Tengah. Ada dua pokok pe
mikiranmendasar KH. Ahmad Dahlan yaitu pemikiran pendidikan dan
sosial keIslaman masyarakat pada saat itu.
3. Usaha Perjuangan KH. Ahmad Dahlan untuk melakukan
pembaharuantidak semudah membalikkan kedua telapak tangan. Beliau
harus bersentuhan dengan berbagai tantangan dan rintangan baik
dari kalangan para Kiyai maupun dari kalangan pemerintah. Waktu langga
r/ seraunya dibongkar beliau sudah putus asa untuk melakukan perjuangan
di tengah-tengah masyarakatnya hingga ingin meninggalkan kampung
halamannya,namun atas hiburan dan semangat dari kakanya (Kiyai dan
Nyai HajiSoleh), beliau tidak jadi meninggalkan kauman.
B. Saran
1. Hendaknya kita sebagai generasi pelanjut Risalah Islam
dalamMuhammadiyah untuk meneladani perjuangan KH. Ahmad Dahlan
2. Hendaknya Pemikiran-pemikiran KH. Ahmad Dahlan
terusdikembangankan dan direalisasikan dalam bentuk kerja nyata.3.
3. Hendaknya Adanya masukan atau kritikan yang bersifat
membangunsehingga dalam penyusunan makalah-makalah selanjutnya
dapat lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi , 1999,  PENDIDIKAN ISLAM “Tradisi dan Modernisasi


Menuju Milenium Baru” , Jakarta; Logos Wacana Ilmu

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar. 2002.  Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat


Press

Ahmad Dahlan, 1994.” dalam Ensiklopedia Islam, Dewan Redaksi


EnsiklopediaIslam. Cet.III; Jakarta: Ictiar Baru Van Hove
Herry Mohammad, dkk, , 2006. TOKOH-TOKOH ISLAM yang
Berpengaruh ABAD 20, Jakarta; Gem Insani Press

Hadikusumo, Jarnawi. 1988. Dari Jamaluddin Al Afghani Sampai KH. Ahmad


Dahlan, Yogyakarta; Persatuan

Iskandar, Salman. 2011 55 Tokoh Muslim IndonesiaMelihat paling berpengaruh,


Cet.1 ; Solo ; Tinta Medina

Ibawi, Machfudz, 1986. Modus Dialog di Perguruan Tinggi Islam, Surabaya;


Bina Ilmu

Junus Salam, Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah,Tangerang: Al-Wasat


Publising House

Mulkan, Abdul Munir, 1990. Pemikiran KH. Ahmad Dahlan


dan Muhammadiyahdalam Perspektif Perubahan Sosial. Cet.I; Jakarta:
Bumi Aksara

Musthafa kemal Pasha dan Ahmad Adaby Darba, , 2002.


Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam, Cet. II. Yogyakarta : Lembaga
Pengkajian danPengamalan Islam

Nata, Abuddin, 2001. Peta Keragaman Pemikiran Islam di Indonesia (Cet I:


PT.Raja Grafindo Persada Nizar, Samsul. 2008.

Sejarah Pendidikan Islam, Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era


Rasulullah Sampai Indonesia, Jakarta; Kencana

 Noer, Deliar. 1996. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942.


Jakarta:Penerbit Pustaka LP3ES

Qomar, Mujamil .Epistimologi Pendidikan ISLAM dari Metode


Rasional hingga Metode Kritik . Jakarta; Erlangga

Ramayulis. 2010.  Ensiklopedi Tokoh pendidikan Islam, Jakarta: Quantum


Teaching
Soedja, Muhammad,1993. CeritaTentang  Kiyai Haji Ahmad Dahlan,Jakarta:
Rhineka Cipta

 Sairin, Weinata.1995. Gerakan Pembaharuan Muhammadiyah, Jakarta:Pustaka

Sinar Harapan

Shihab, Alwi, 1998Membendung Arus: Respon Gerakan Muhammadiyahterhadap


Penetrasi Misi Kristen di Indonesia,Bandung : Mizan

Soenjak, 1989.Muhammadiyah dan Pendirinya, Yogyakarta; PP Muhammadiyah


Majelis Pustaka

Syamsul kurniawan-Erwin Mahrus, 2011.Jejak Pemikiran Tokoh


Pendidikan Islam, Jogjakarta:Ar-Ruzz Media

Shalahuddin Hamid dan Iskandar Ahza, 2003. Seratus Tokoh Islam yang
Paling Berpengaruh di Indonesia, Jakarta; Intimedia Ciptanusantara

Sairin, Weinata , 1995.Gerakan Pembaruan Muhammadiyah, (Jakarta :


PustakaSinar Harapan

TPA dan Kemuhammadiyahan , 1990. Muhammadiyah Sejarah Pemikiran dan


Amal Usaha, Yogyakarta : UMM

Anda mungkin juga menyukai