Makalah Kelompok 6 Pendidikan Seni Disekolah Umum
Makalah Kelompok 6 Pendidikan Seni Disekolah Umum
Makalah Kelompok 6 Pendidikan Seni Disekolah Umum
Kelompok 6 :
Toyan ( 21020088 )
Puji dan Syukur kami ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan
benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “
Pendidikan Seni DI Sekolah Umum ”
Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami meminta pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat
membangun kami . Kritik kostruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................................................5
B. Saran................................................................................................................5
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Seni adalah suatu bentuk aktivitas manusia yang diungkapkan dengan rasa keindahan dan
diwujudkan dalam bentuk yang menyenangkan dimulai dari gerak hati,perasaan dan gagasan.
Menurut Soedarso Sp (dalam Mikkes Susanto, 2002:102) Seni adalah karya manusia yang
mengkomunikasikan pengalaman batin disajikan secara indah atau menarik hingga merangsang
timbulnya pengalaman batin pula pada manusia lain yang menikmati.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
Seni memiliki peran sebagai media pendidikan salah satunya yaitu sebagai alat peraga untuk
memperlancar proses belajar supaya lebih mudah memahaminya. Seni memiliki peranan dalam
pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan
perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal,
interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan
adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.
Seni sebagai media pendidikan memuat arti bahwa melalui seni pendidikan (pengajaran)
harkat kemanusiaan dibina. Didalamnya dipelajari makna pembinaan individu agar lebih dewasa,
mempunyai kepribadian sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Yang dimaksud dengan
individu pada kalimat tersebut , mengandung makna ini berarti satu dan devide berarti
terpecah/bagian menjadi individu berarti satu namun terdiri dari bagian-bagian. Bagian tersebut
adalah: pikir atau sebagai substansi dari cipta, rasa dan kehendak atau karsa. Dengan demikian
seni budaya yang dimaksud di atas bertujuan untuk membina ketiga komponen individu tersebut
(istilah cipta, rasa dan karsa ini diambil dari Ki Hajar Dewantara).
Secara hirarki, tujuan pendidikan seni bersifat kontinum, mencakup tujuan yang ideal sampai
kepada tujuan yang bersifat operasional. Tujuan yang dimaksud mencakup tujuan pendidikan
nasional, tujuan institutional, tujuan kurikuler, dan tujuan intruksional. Untuk tercapainya tujuan-
tujuan tersebut, para guru sebagai pelaksana pendidikan perlu memahami hierarki tersebut dan
kemudian mengimplementasikannya dalam pentuk kegiatan pembelajaran di sekolah. Dengan
demekian, dapat disimpulkan tujuan pembelajaran merupakan suatu usaha atau target yang harus
dimaknai oleh guru sebagai kegiatan menerjemahkan tujuan-tujuan dalam pendidikan.
Secara garis besar tujuan pembelajaran seni iyalah seni sebagai bahasa visual. Seni membantu
pertumbuhan mental. Seni membantu kegiatan belajar bidang seni. Seni sebagai media
pendidikan. Seni merupakan suatu proses proses penggambaran ekspresi diri manusia sehingga
bisa dilihat dalam intisari ekspresi dari kreatifitas manusia. Seni sangat sulit untuk dijelaskan dan
juga sangat sulit untuk dinilai, bahwa masing-masing individu memilih sendiri perarturan dan
parameter yang menuntun dalam mengekpresikan diri. Seni mempunyai beberapa fungsi, antara
lain fungsi individu dan fungsi sosial. Dalam fungsi individu, seni berfungsi sebagai pemenuh
bebutuhan fisik dan kebutuhan emosional. Sedangkan dalam fungsi sosial secara khusus seni
berfungsi sebagai alat rekreasi, rohani, komunikasi, pendidikan, artistik bagi seniman, fungsi
kesehatan, dan fungsi kegunaan.
Fungsi seni dalam dunia pendidikan, terutama dalam proses belajar seni mempunyai peran
yang penting untuk menunjang perkembangannya. Banyak hal yang dapat diperoleh oleh siswa
2
dengan belajar seni, yaitu sebagai berikut : Memberikan fasilitas yang sebesar-besarnya kepada
siswa untuk mengemukakan pendapatnya (ekspresi bebas). Melatih imajinasi anak, ini
merupakan konsekuensi logis dalam kegiatan ekspresi supaya dalam berekpresi seorang anak
mempunyai bayangan terlebih dahulu yaitu dengan latihan imajinasi yang dapat berangkat dari
pengamatan maupun hasil rekapitulasi kejadian yang telah direkam oleh otak. Memberikan
pengalaman estetik dan mampu memberi umpan balik penilaian (kritik dan saran) terhadap suatu
karya seni sesuai dengan mediumnya.
Pembinaan sensitivitas serta rasa pada umumnya, hasil yang diharapkan adalah terbinanya
visi artistik dan fiksi imajinatif. Mampu memberikan pembinaan ketermpilan yaitu dengan
membina kemampuan praktek berkarya seni kerajinan. Hal ini berguna untuk mempersiapkan
kemampuan terampil dan praktis sebagai bekal hidup di kemudian hari. Mengembangkan
kemampuan intelektual, imajinatif, ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi
terhadap hasil karya seni dan keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara.
Siswa memiliki pengetahuan, pengalaman dan kemauan keras berkarya dan berolah seni, serta
kepekaan artistik sebagai dasar berekspresi pada budaya bangsa. Tujuan tersebut pada dasarnya
adalah menyiapkan anak untuk berpengetahuan, bercakapan dan berkemampuan dalam tingkat
dasar agar kelak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Menumbuhkembangkan sikap profesional, kooperatif, toleransi, dan kepemimpinan. Seni
sebagai alat pendidikan dalam pendidikan seni bukan semata-mat bertujuan untuk mendidik anak
menkjadi seniman melainkan membina anak-anak untuk menjadi kreatif.
Dalam perspektif pendidikan, seni dipandang sebagai salah satu instrument atau media untuk
memberikan keseimbangan antara ‘intelektualitas” dengan “sensibilitas”, “rasionalitas” dan
“irasionalitas”, dan antara akal pikiran dan kepekaan emosi, agar manusia “memanusia”, bahkan
dalam batas-batas tertentu, seni dapat difungsikan dalam konteks kepentingan guna
mempertajam moral dan watak (Rohidi.2000)
Sistem berasal dari bahasa Latin systēma dan bahasa Yunani sustēma adalah suatu kesatuan
yang terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi, atau energi untuk mencapai suatu tujuan. Istilah ini sering digunakan
untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model
matematika sering kali bisa dibuat.
Sistem pendidikan adalah suatu strategi atau cara yang akan dipakai untuk melakukan proses
belajar mengajar untuk mencapai tujuan agar para pelajar tersebut dapat secara aktif
mengembangkan potensi di dalam dirinya yang diperlukan untuk dirinya sendiri dan masyarakat.
Pendidikan nilai merupakan usaha sadar yang terencana dalam proses pembelajaran yang
membentuk etika, moral, dan budi pekerti peserta didik sebagai makhluk tuhan yang mempunyai
keterampilan untuk diaplikasikan dalam dunia masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nilai
3
menurut Mulyana adalah pengajaran atau bimbingan kepada peserta didik agar menyadari
kebenaran, kebaikan, dan keindahan melalui proses pertimbangan nilai yang tepat dan
pembiasaan bertindak yang konsisten.
Semua nilai-nilai itu sarat terkandung dalam dimensi pendidikan seni, karena beronientasi
pada penekanan proses pengalaman estetik (aesthetic experinces), yang di dalamnya ada banyak
aktivitas yang bersifat misalnya: eksploratif dan komunikatif dengan lingkungan, sensitive,
kontemplasif, imaginative, serta aktivitas fisik dan psikhis yang berdimensikan nilai-nilai.
4
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi
ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan
deduktif secara seimbang.Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah
sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui
bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan
berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti
ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan
dan keinginan terhadap seni.
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam
dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah
pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah
Pendidikan Seni rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga
beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi
seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar
menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.
B. Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami sampaikan. Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik
yang dapat membangun sangat diharapkan agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik
lagi dimasa yang akan datang.
5
DAFTAR PUSAKA
https://esterikadk.wordpress.com/2015/06/27/peran-seni-sebagai-media-pendidikan/
https://www.salamyogyakarta.com/seni-sebagai-media-pembelajaran/