Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 23

MITIGASI BENCANA ALAM : PROSES MITIGASI GEMPA BUMI

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Lingkungan Hidup

Dosen Pengampu:
1. Bejo Aprianto, S.Pd., M.Pd.
2. Dr. Yushardi, S.Si., M.Si.
3. Fahmi Arif Kurnianto, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Churrotul Ainia / NIM 180210301063
2. Sintya Debora / NIM 180210301064
3. Amilisyah Robitoh / NIM 180210301074
4. Nailatul Fitriyah / NIM 180210301080

Kelompok 4
Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pembuatan makalah mata kuliah Pendidikan
Lingkungan Hidup dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Terima kasih kami ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu akan
terselesainya makalah ini. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca terkait mitigasi bencana alam.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat berguna bagi makalah ini. Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih.

Jember, 26 September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................. 2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................. 3
2.1 Pengaruh Bencana Alam Terhadap
Kehidupan di Masyarakat..................................................................... 3
2.2 Kebijakan dan Strategi dalam Mitigasi Bencana Alam........................ 5
2.3 Gempa Bumi sebagai Bencana Alam
yang Sering Terjadi di Indonesia.......................................................... 10
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan........................................................................................... 18
3.2 Saran..................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
“Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana dan pengurangan risiko
bencana perlu terus ditingkatkan. Mengingat Indonesia merupakan salah
satu negara yang termasuk wilayah rawan bencana, bahkan beberapa negara
lain memberikan predikat sebagai laboratorium bencana dunia, karena
hampir semua bencana alam telah dialami oleh Indonesia.”
(Republika.com). Bencana yang sering dialami Indonesia biasanya
merupakan bencana aktual dan bencana potensial.
Bencana aktual dapat dikelompokkan pada bencana gempa bumi,
gunung meletus, banjir bandang, longsor, dan tsunami. Sedangkan bencana
potensial merupakan bencana alam yang terjadi akibat eksploitasi sumber
daya alam, misalnya bencana kekeringan. Terjadinya bencana alam sangat
mengganggu bahkan mengancam kehidupan masyarakat.
Oleh sebab itu, diperlukan mitigasi bencana alam guna mengurangi
dampak yang diakibakan bencana alam itu sendiri. Mitigasi bencana
dilakukan untuk memperkecil jumlah korban dan kerugian harta benda.
Begitu pentingnya masalah kebencanaan untuk diselesaikan, agar terjadi
keseimbangan ekosistem dalam mendukung kehidupan ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, meliputi:
1. Bagaimana pengaruh bencana alam terhadap kehidupan di masyarakat?
2. Bagaimana kebijakan dan strategi dalam mitigasi bencana alam?
3. Bagaimana proses mitigasi bencana gempa bumi yang sering terjadi di
Indonesia?

1
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan makalah ini untuk menjelaskan, yakni:
1. Pengaruh bencana alam terhadap kehidupan di masyarakat;
2. Kebijakan dan strategi dalam mitigasi bencana alam;
3. Proses mitigasi bencana gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia.

1.4 Manfaat Penulisan


Berdasarkan uraian tersebut, diharapkan pembaca dapat memiliki
pengetahuan mengenai mitgasi bencana alam. Selain itu, mereka dapat
memiliki pandangan bagaimana proses mitigasi bencana alam yang harus
dilakukan agar dapat menyelamatkan diri apabila terjadi bencana alam.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGARUH BENCANA ALAM TERHADAP DI KEHIDUPAN


MASYARAKAT
2.1.1 Definisi Bencana Alam
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan
dampak besar bagi populasi manusia. Peristiwa alam dapat berupa
banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor,
badai salj, kekeringan, kebakaran liar, dan wabah penyakit. Beberapa
bencana alam terjadi tidak secara alami. Contohnya adalah kelaparan,
hal ini terjadi karena adanya kekurangan bahan pangan yang
disebabkan oleh adanya kombinasi faktor manusia dan alam.

2.1.2 Jenis-Jenis Bencana Alam


Bencana alam sendiri memiliki berbagai klasifikasi,
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Becana alam geologis
Bencana alam ini adalah semua bencana alam yang berasal dari
dalam bumi. Yang termasuk dalam bencana alam geologis adalah
gempa bumi, letusan gunung berapi, dan tsunami.
2. Bencana alam klimatologis
Bencana alam klimatologis merupakan bencana yang disebabkan
oleh faktor angin dan hujan. Contoh bencan alam klimatologis
adalah banjir, badai, banjir bandang, angin puting beliung,
kekeringan, dan kebakaran hutan secara alami.
3. Becana alam eksternal-terestrial
Bencana alam terestrial adalah bencana lam yang terjadi dari luar
angkasa, contoh: hantaman/ impact meteor. Bila terdapat benda
lagit yang mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan
efek yang dahsyat bagi penduduk bumi.

3
2.1.3 Pengaruh Bencana Alam terhadap Kehidupan di Masyarakat
Kerugian yang dihasilkan oleh adanya bencana alam
tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari
bencana alam dan tergantung dari daya tahan mereka. Dengan
demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak kan menjadi bencana
alam didaerah tanpa ketidak berdayaan manusia, misalnya adanya
gempa bumi pada suati wilayah tak berpenghuni. Namun pada daerah
dimana memiliki tingkat bahaya tinggi dan kerawanan juga tidak akan
memberi dampak yang hebat/luas jika manusia dalam daerah tersebut
mempunyai konsep ketahanan bencana terhadap bencana (disaster
resilinence).
Konsep ketahan bencana merupakan evaluasi kemampuan
sistem dan infrastruktur-insfratrukutur untuk mendeteksi, mencegah
dan menangani tantangan serius yang hadir. Dengan demikian
meskipun daerah tersebut rawan bencana dan jumlah penduduk yang
banyak jika diimbangi dengan ketahanan terhadap bencana alam yang
cukup maka akan mengurangi dampak dan sebisa mungkin mencegah
adanya bencana alam tersebut.
Bencana alam merupakan kejadian paling mengerikan di muka
bumi ini karena bencana alam umumnya menimbulkan dampak yang
snagat besar. Dampak bencana alam sendiri dapat kita lihat dari
berbagai aspek diantaranya adalah dampak terhadap lingkungan,
misalnya belerang dari letusan gunung berapi akan mencemari tanah
dan meningkatkan kadar asam dari air. Kemudian dampak bencana
alam tehadap infrastuktur, Bencana alam juga mengakibatkan
terhambatnya laju dari pembangunan didaeah tersebut. Berbagai hasil
pembangunan ikut menjadi korban adanya gempa sehinga diperlukan
untuk membangun ulang.
Dampak bencana alam terhadap kehidupan, bemcana alam
tidak dapat diduga kapan dan dimana terjadinya sehingga tak heran
jika menyebabkan banyak memnakan korabn jiwa, tidak hanya
manusia hewan pun juga terkena dampak dari adanya bencana alam

4
tersebut. Tidak hanya korban jiwa saja bencana alam juga sangat
berdampak terhadap kehidupan masyarakat setelah adanya bencana,
seperti kehidupan pendidikan mereka, adanya kelaparaan, kehilangan
barang berharga serta harta benda mereka. Salah satu contoh misalnya,
siswa yang harusnya menempuh UN pada waktu tersebut terpaksa
harus berhenti sementara hingga ada kebijakan dari atasan agar di
bukakan fasilitas-fasilitas sekolah untuk menunjang UN tersebut.
Kemudian dampak terhadap perekonomian, adanya kerusakan
dari bencana lam juga dapat mempengaruhi sumber daya alam
maupun manusianya, akibatnya pembangunan perekonomian kan
terhambat. Selain itu, bencana alam akan menyebabkan kelangkaan
sumber daya sehingga akan timbul berbagai masalah dalam
perekonomian suatu negara. Bencana alam juga memengaruhi harga
komoditas pangan dan energi yang tentunya akan memicu terjadinya
inflasi.

2.2 KEBIJAKAN DAN STRATEGI MITIGASI BENCANA ALAM


2.2.1 Definisi Mitigasi Bencana Alam
Dalam pasal 1 ayat 6 PP No.21 Tahun 2008 tentang
penyelenggaraan penanggulangan bencana di jelaskan bahwa Mitigasi
bencana merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi resiko
bencana , baik melalui pembangunan fisik, maupun penyadaran dan
peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi
sendiri diartikan sebagai upaya yang ditujukan untuk mengurangi
dampak dari bencana alam

2.2.2 Tujuan Mitigasi Bencana Alam


Tujan dari mitigasi bencana alam adalah untuk mengurangi
kerugian-kerugian pada saat terjadinya bahaya pada masa mendatang.
Tujuan utamanya yaitu untuk mengurangi resiko kematian dan cedera
terhadap penduduk. Adapun tujuan-tujuan sekunder yang mencakup
pengurangan kerusakan dan kerugian-kerugian ekonomi yang

5
ditimbulkan terhadap infrastruktur sektor publik dan mengurangi
kerugian-kerugian sector swasta sejauh hal-hal itu mungkin
mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Tujuan-tujuan ini
mungkin mencakup dorongan bagi orang-orang untuk melindungi diri
mereka sejauh mungkin.
Tujuan utama (ultimate goal) dari mitigasi bencana adalah
sebagai berikut :
a) Mengurangi resiko/dampak yang ditimbulkan oleh bencana
khususnya bagi penduduk, seperti korban jiwa (kematian),
kerugian ekonomi (economy costs) dan kerusakan sumber daya
alam.
b) Sebagai landasan (pedoman) di dalam membuat suatu perencanaan
pembangunan di suatu tempat.
c) Meningkatkan pengetahuan masyarakat (public awareness) dalam
menghadapi serta mengurangi dampak/resiko bencana, sehingga
masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.

Bencana tersebut dapat terjadi kapan saja serta dimana saja dan
juga dapat menimbulkan kerugian serta korban bagi manusia. Seperti
yang sudah dipaparkan mengenai tujuan utama mitigasi di atas, ada
pun tujuan mtigasi bencana alam dari Undang-Undang Nomor 24
Tahun 2007 di bab II pasal 4 tentang Penanggulangan bencana alam,
yaitu bertujuan untuk:
a) memberikan pelindungan kepada masyarakat dari ancaman
bencana;
b) menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada;
c) menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara
terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh;
d) menghargai budaya lokal;
e) membangun partisipasi dan kemitraan publik serta swasta;
f) mendorong semangat gotong royong, kesetiakawanan, dan
kedermawanan; dan

6
g) menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

2.2.3 Kebijakan Pemerintah terkait Mitigasi Bencana Alam


Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan dalam
merespon pesoalan kebencanaan di Indonesia. Kebijakan tersebut
tertuang dalam berbagai peraturan perundang-undang dan program
penanggulangan bencana. Secara umum, kebijakan nasional
penanggulangan bencana terdapat dalam Undang-undang Nomor 24
Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana, Peraturan Pemerintah
Nomor 21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan penanggulangan
bencana, Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 Tentang peran
serta Lembaga Internasional dan Lembaga asing Non pemerintah
dalam Penanggulangan Bencana, serta Peraturan Presiden Nomor 8
Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNBP).
Berikut kebijakan-kebijakannya:
1. Kebijakan tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
Kebijakan ini mengatur tentang kegiatan yang dilakukan sesuai
dengan tahapan penangulangan bencana, yang meliputi:
a. Pra bencana
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada tahap ini yaitu:
i. Dalam situasi tidak terjadi bencana, dalam kondisi ini
dilakukan perencaaan penangulangan bencana,
pengurangan resiko bencana, pencegahan.
ii. Dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana, dalam
situasi ini kesiapsiagaan dan peringatan dini.
b. Tanggap darurat
Penyelenggaraan penanggulangan bencana pada saat tangap
darurat bencana meliputi:
i. pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi,
kerusakan, kerugian, dan sumber daya.
ii. Penentuan status keadaan darurat bencana
iii. Penyelamatan dan evakuasi masyarakat terkena bencana
iv. Pemenuhan kebutuhan dasar
v. Pemulihan dengan segera prasarana dan sarana
c. Pasca bencana
Setelah terjadi bencana, diharapkan korban bencana aatau
pengungsi kembali kerumah. Hal ini dapat dilakukan melalui
kegiatan rehabilitasi yaitu kegiatan yang bertujuan untuk

7
mengembalikan kondisi daerah yang terkena bencana, agar
kehidupan mereka dapat berjalan kembali.
2. Kebijakan tentang pendanaan dan pengelolaan bantuan bencana
Pendanaan dan pengelolaan bantuan ditujukan untuk mendukung upaya
penanggulangan bencana. Pengaturan pendanaan dan pengelolaan
bantuan meliputi:
a. Sumber dana penanggulangan bencana
Dana penanggulangan bencana menjadi tanggungjawab
pemerintah bersama antara pemerintah dan pemerintah
daerah.
b. Penggunaan dana penaggulangan bencana
Penggunaan dana penaggulangan bencana dilaksanakan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, BNPB, dan atau BPBD sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
c. Pengelolaan bantuan bencana
Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan dan
memberikan bantuan bencana kepada korban bencana, yang
terdiri dari santunan duka cita, santunan kecacatan, pinjaman
lunak untuk usaha produktif, dan bantuan pemenuhan
kebutuhan dasar.
d. Pengawasan dan pelaporan
Pemerintah, pemerintah daerah, BNPB atau BPBD sesuai
dengan kewenangannya melaksanakan pengawasan dan
pelaporan pertanggungjawaban tehadap pengelolaan dana dan
bantuan penanggulangan bencana. Instansi/lembaga terkait
bersama BNPB/BPBD melakukan pengawasan terhadap
penyaluran bantuan dana yang dilakukan oleh masyarakat
kepada korban bencana.

2.2.4 Strategi Mitigasi Bencana Alam


Untuk melaksanakan kebijakan dikembangkan beberapa strategi
sebagai berikut:
1) Pemetaan
Langkah pertama dalam strategi mitigasi ialah melakukan pemetaan
daerah rawan bencana. Pada saat ini berbagai sektor telah
mengembangkan peta rawan bencana. Peta rawan bencana tersebut
sangat berguna bagi pengambil keputusan terutama dalam antisipasi
kejadian bencana alam. Meskipun demikian sampai saat ini
penggunaan peta ini belum dioptimalkan. Hal ini disebabkan karena
beberapa hal, diantaranya adalah:

8
1) Belum seluruh wilayah di Indonesia telah dipetakan
2) Peta yang dihasilkan belum tersosialisasi dengan baik
3) Peta bencana belum terintegrasi
4) Peta bencana yang dibuat memakai peta dasar yang berbeda beda
sehingga menyulitkan dalam proses integrasinya.
2) Pemantauan
Dengan mengetahui tingkat kerawanan secara dini, maka dapat
dilakukan antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana, sehingga akan
dengan mudah melakukan penyelamatan. Pemantauan di daerah vital
dan strategis secara jasa dan ekonomi dilakukan di beberapa kawasan
rawan bencana.
3) Penyebaran Infornasi
Penyebaran informasi dilakukan antara lain dengan cara: memberikan
poster dan leaflet kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Propinsi
seluruh Indonesia yang rawan bencana, tentang tata cara mengenali,
mencegah dan penanganan bencana. Memberikan informasi ke media
cetak dan elektronik tentang kebencanaan adalah salah satu cara
penyebaran informasi dengan tujuan meningkatkan kewaspadaan
terhadap bencana geologi di suatu kawasan tertentu. Koordinasi
pemerintah daerah dalam hal penyebaran informasi diperlukan
mengingat Indonesia sangat luas
4) Sosialisasi dan Penyuluhan
Sosialisasi dan penyuluhan tentang segala aspek kebencanaan kepada
SATKOR-LAK PB, SATLAK PB, dan masyarakat bertujuan
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapan menghadapi bencana jika
sewaktu-waktu terjadi.
Hal penting yang perlu diketahui masyarakat dan Pemerintah Daerah
ialah mengenai hidup harmonis dengan alam di daerah bencana, apa
yang perlu dilakukan dan dihindarkan didaerah rawan bencana, dan
mengetahui cara menyelamatkan diri jika terjadi bencana.
5) Pelatihan dan Pendidikan

9
Pelatihan difokuskan kepada tata cara pengungsian dan penyelamatan
jika terjadi bencana.Tujuan latihan lebih ditekankan pada alur
informasi dari petugas lapangan, pejabat teknis.
SATKORLAK PB, SATLAK PB dan masyarakat sampai ketingkat
pengungsian dan penyelamatan korban bencana. Dengan pelatihan ini
terbentuk kesiagaan tinggi menghadapi bencana akan terbentuk.
6) Peringatan Dini
Peringatan dini dimaksudkan untuk memberitahukan tingkat kegiatan
hasil pengamatan secara kontinyu disuatu daerah rawan dengan tujuan
agar persiapan secara dini dapat dilakukan guna mengantisipasi jika
sewaktu-waktu terjadi bencana.Peringatan dini tersebut
disosialisasikan kepada masyarakat melalui pemerintah daerah dengan
tujuan memberikan kesadaran masyarakat dalam menghindarkan diri
dari bencana. Peringatan dini dan hasil pemantauan daerah rawan
bencana berupa saran teknis dapat berupa antana lain pengalihan jalur
jalan (sementara atau seterusnya), pengungsian dan atau relokasi, dan
saran penanganan lainnya.

2.3 MITIGASI GEMPA BUMI SEBAGAI BENCANA ALAM YANG


SERING TERJADI DI INDONESIA
Gempa bumi merupakan bencana alam yang sering terjadi di
Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia terletak pada pertemuan empat
lempeng tektonik di dunia, yaitu lempeng benua Asia dan benua Australia,
serta lempeng samudera Hindia dan samudera Pasifik. Hal inilah yang
menyebabkan Indonesia menjadi rawan terhadap gempa bumi.
Menurut data statistik BNPB 2019 dalam 10 terkahir, jumlah
kejadian gempa bumi yaitu 191. Korban yang meninggal sebanyak 2.097,
luka-luka 10.841, 984.780 menderita dan mengungsi serta ratusan ribu
rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan. Banyaknya korban jiwa
diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan terkait gempa bumi dan hal-hal

10
apa saja yang harus dilakukan baik sebelum, saat dan setelah terjadinya
gempa bumi.
Salah satu program yang dijalankan oleh pemerintah untuk
meningkatkan kesiapsiagaan yaitu promosi. Promosi merupakan suatu
kegiatan memberitahukan atau mensosialisasikan sesuatu kepada khalayak
umum. Harapan dengan adanya sosialisasi gempa bumi yakni agar
masyarakat memperoleh pengetahuan yang lebih baik. Adapun contoh
mitgasi bencana yang dilakukan apabila terjadi gempa bumi ialah sebagai
berikut:
Sebelum Terjadi Gempa Bumi:
1. Mengenali apa itu gempa bumi.

Pastikan bahwa struktur dan letak rumah dapat terhindar dari


bahaya yang disebabkan oleh gempa bumi. Selain itu, diperlukan
untuk mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan agar
terhindar dari bahaya gempa bumi.
2. Kenali lingkungan tempa kerja.

11
Perhatikan letak pintu, jalur evakuasi, lift, serta tangga darurat
apabila terjadi gempa bumi. Selain itu, dianjurkan untuk mencatat
nomor telepon yang penting sehingga dapat menguhubungi nomor
tersebut pada saat terjadi bencana.
3. Persiapan dini pada tempat tinggal dan tempat kerja.

Perabotan-perabotan seperti lemari dan cabinet diatur menempel


pada dinding untuk menghindari jatuh, roboh, maupun bergeser
pada saat terjadi gempa bumi. Simpanlah bahan mudah terbakar
pada tempat yang tidak mudah pecah agar tidak terhindar dari
kebakaran. Selain itu, selalu mematikan air, gas dan listrik apabila
tidak sedang digunakan.
4. Atur letak benda-benda berat.

12
Penyebab kecelakaan yang paling banyak pada saat gempa bumi
adalah kejatuhan material. Aturlah benda yang berat sedapat
mungkin pada bagian bawah. Selalu cek kestabilan benda yang
tergantung dan dapat jatuh pada saat gempa bumi, misalnya lampu.
5. Siapkan alat dan barang yang harus ada di rumah.

Adapun barang tersebut ialah kotak P3K, senter atau lampu baterai,
makanan suplemen dan air.

Saat Terjadi Gempa Bumi:


1. Jika berada di dalam bangunan.

13
Lindungi badan dan kepala dari reruntuhan bangunan dengan
bersembunyi di bawah meja. Carilah tempat yang paling aman dari
reruntuhan dan goncangan. Apabila masih dapat dilakukan, maka
segera lari ke luar bangunan dan mencari tanah lapang yang jauh
dari bangunan atau gedung-gedung.
2. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka.

Hindarilah bangunan tinggi yang ada di sekitar. Selain bangunan,


yang perlu dihindari ialah tiang listrik dan pohon. Jangan lupa
untuk memerhatikan tanah, khawatir terjadi retakan tanah.
3. Jika sedang mengendarai mobil atau transportasi lainnya.

14
Segeralah untuk mematikan kendaraan dan turun serta menjauh
dari kendaraan tersebut. Bergegas untuk lari apabila terjadi
pergeseran atau percikan api yang disebabkan oleh kendaraan
tersebut.

4. Jika berada di pantai.

Jauhi pantai untuk menghindari bahaya Tsunami. Masyarakat


pesisir biasanya sudah mengetahui tanda-tanda terjadinya Tsunami,
seperti menyusutnya air laut dengan tiba-tiba.
5. Jika berada di daerah pegunungan.

15
Apabila terjadi gempa bumi, hindarilah daerah yang mungkin
tejradi longsoran, seperti gunung, bukit, dan lain-lain. Selalu cari
tempat yang aman untuk mengungsi.

Setelah Terjadi Gempa Bumi:


1. Jika masih berada di dalam bangunan.

Keluarlah dari bangunan tersebut dengan tertib dan tidak panic.


Janganlah menggunakan lift dan gunakan tangga biasa. Periksalah
apa ada yang terluka dan segera telepon atau meminta pertolongan
apabila terjadi luka parah.
2. Jangan memasuki bangunan yang sudah terdampak gempa, karena
kemungkinan masih terdapat reruntuhan.

16
3. Mendengarkan informasi.
Selalu pantau berita-berita terpercaya yang dikelurakan oleh
BNPB, BMKG, atau pihak-pihak terkait. Dengarkan informasi
mengenai gempa bumi dari radio atau sumber-sumber yang lain.

Jangan terpancing oleh berita-berita yang tidak jelas sumbernya.


4. Mengisi angket yang diberikan instansi terkait.

17
Adapun yang dimaksud angket di sini ialah angket untuk
mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi akibat gempa.
5. Berdo’a kepada Tuhan YME.
Jangan panik dan selalu berdo’a kepada Tuhan YME agar
diberikan keselamatan baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan
dampak besar bagi populasi manusia. Kerugian yang dihasilkan oleh adanya
bencana alam tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau
menghindari bencana alam dan tergantung dari daya tahan mereka. Konsep
ketahan bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan infrastruktur-
insfratrukutur untuk mendeteksi, mencegah dan menangani tantangan serius
yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dan
jumlah penduduk yang banyak jika diimbangi dengan ketahanan terhadap
bencana alam yang cukup maka akan mengurangi dampak dan sebisa
mungkin mencegah adanya bencana alam tersebut.
Dalam pasal 1 ayat 6 PP No.21 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan
penanggulangan bencana di jelaskan bahwa Mitigasi bencana merupakan
serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana , baik melalui
pembangunan fisik, maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi ancaman bencana.
Secara umum, kebijakan nasional penanggulangan bencana terdapat
dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang penanggulangan
bencana, Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang
penyelenggaraan penanggulangan bencana, Peraturan Pemerintah Nomor 22
Tahun 2008 Tentang peran serta Lembaga Internasional dan Lembaga asing
Non pemerintah dalam Penanggulangan Bencana, serta Peraturan Presiden
Nomor 8 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNBP).

3.2 SARAN
Faktanya, masih terdapat masyarakat yang masih awam terhadap
bencana alam dan bagaimana cara menghadapinya. Oleh sebab itu, diperlukan
wawasan mitigasi bencana alam yang harus diketahui oleh seluruh lapisan
masyarakat.

19
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Hermon, Dedi. 2015. Geografi Bencana Alam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sugiharto R, Nurjanah., Kuswanda, Dede dan BP Siswanto. 2013. Manajemen
Bencana. Bandung: Alfabeta
Prasad, Neeraj., Ranghieri, Federica. dkk. 2010. Kota Berketahanan Iklim.
Jakarta: Salemba Barat

Jurnal-Jurnal
Manalu, Harianto dan Elon, Yunus. 2019. Peningkatan kesiagaan bencana gempa
bumi melalui pendekatan drilling. Jurnal Keperawatan Galuh. 1(2): 96-97

Sumber Berita
Gita Amanda. 2019. Sains Penting Dalam Mitigasi Bencana Alam Indonesia.
https://www.republika.co.id/berita/pysgdt423/sains-penting-dalam-
mitigasi-bencana-alam-indonesia [Diakses pada 10/10/19 pukul 12.18
WIB]
BPBD. 2019. EDUKASI BENCANA: Mitigasi Gempa Bumi.
https://bpbd.jakarta.go.id/education/detail/140 [Diakses pada 10/10/2019
pukul 15.13 WIB]
https://pendidikan.co.id/pengertian-mitigasi-tujuan-jenis-beserta-kegiatannya/
[Diakses pada 10/10/2019 pukul 20.40]
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-24-tahun-2007-tentang-penanggulangan-
bencana [ Diakses pada 10/10/2019 pukul 20.41]
https://www.sridianti.com/tujuan-utama-mitigasi.html [Diakses pada 10/10/2019
pukul 20.42]
https://www.gitews.org/tsunami-kit/en/E6/further_resources/national_level/
peraturan_menteri/Permendagri%2033-2006_Lampiran.pdf [Diakses
pada 10/10/2019 pukul 20.50]

20

Anda mungkin juga menyukai