Latar Belakang
Latar Belakang
Latar Belakang
NIM : 16414224
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2020
HALAMAN PENGESAHAN
Tweety Magetan
NIM : 16414224
Isi dan format telah disetujui dan dinyatakan memenuhi syarat untuk menyusun
skripsi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Ponorogo
Ponorogo,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Program Studi
MAGETAN
B. Latar Belakang
Suatu perusahaan memiliki tanggung jawab penuh untuk menjaga kualitas produk
agar sesuai dengan standart dan dapat memenuhi selera konsumen. Menurut
Assauri (2006) menyatakan bahwa pengendalian kualitas adalah salah satu fungsi
penting dalam perusahaan, sehingga kegiatan ini ditangani langsung oleh bagian
produk atau jasa tersebut demi menjaga persaingan dengan perusahaan lain.
Banyaknya industri saat ini sangat berpengaruh bagi kemajuan bangsa, baik
industri berskala besar atau kecil, baik perusahaan yang dikelola oleh swasta atau
harus memenuhi standar dari BPOM ( Badan Pengawas Obat dan Makanan).
untuk tetap eksis dalam dunia bisnis yang kompetitif. Saat ini volume penjualan
bukanlah hal yang terpenting untuk mencapai laba maksimal, melainkan lebih
produknya, maka secara otomatis perusahaan akan mendapat laba yang maksimal.
Produk yang baik bukan dilihat hanya dari kualitas bahan baku atau komponen
dasarnya. Tapi juga dinilai baik saat sudah ditangan konsumen. Maka dari itu
untuk mencapai hasil yang berkualitas baik harus melakukan perbaikan secara
konsumen. Produk yang sudah baik harus tetap dijaga standar kualitasnya karena
jika terjadi kecacatan dalam produksi juga akan merugikan perusahaan ataupun
namun produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan standar mutu yang telah
biaya tertentu. Biaya yang dikeluarkan harus lebih rendah dari nilai jual setelah
produk tersebut sudah diperbaiki. Kecacatan tersebut dapat dibagi menjadi dua
yaitu cacat mayor dan cacat minor. Produk roti yang mengalami cacat mayor
merupakan cacat yang sangat parah sehingga tidak dapat diperbaiki. Sedangkan
kerusakan minor pada produk roti adalah ketika saat proses produksi roti gosong,
roti tidak mengembang, atau saat pengemasan yang kurang rapat. Produk cacat
untuk mengurangi tingkat kecacatan produk dan agar produk yang dihasilkan
2000:245).Meskipun pada saat proses produksi sudah berjalan dengan baik tapi
kenyataan hasil akhirnya ada juga produk yang tidak sesuai harapan, dimana
penyimpangan dari berbagai faktor, mungkin dari tenaga kerja, bahan baku, atau
UD. New Tweety merupakan industri yang bergerak dibidang roti dan kue.
Usaha ini berdiri pada tanggal 23 April 2009 yang didirikan oleh Bapak Samiyo
selaku pemilik perusahaan. Awal mula berdirinya perusahaan ini Bapak Samiyo
hanya memproduksi kue kering dan bakpia. Karena banyak yang suka Bapak
Samiyo sendiri lantas mengembangkan ke produk yang lain, misalnya roti kacang,
roti ubi roll, kacang ting-ting, dan produk terbarunya keripik pisang. Dalam proses
pengembangan pada UD. New Tweety ini tentu ada beberapa masalah dan
kendala yang harus dihadapi oleh perusahaan, misalnya pada saat proses produksi
mengalami kegagalan atau kecacatan produk. Dari hasil observasi yang dilakukan
banyak produk cacat pada saat proses produksi. Kecacatan tersebut misalnya roti
yang gosong karena pengovenan yang terlalu lama atau roti kurang mengembang.
Hal tersebut tentu sangat mempengaruhi kualitas dari produk roti itu sendiri.
yang baik daan benar, agar produk cacat tidak semakin bertambah banyak dan
Six sigma merupakan metode yang banyak digunakan oleh perusahaan dan
organisasi untuk peningkatan kualitas. Six sigma pertama kali diperkenalkan oleh
Motorolla pada awal tahun 1980-an secara bertahap diaplikasikan juga pada
sektor bisnis lain seperti perbankan, hotel, rumah sakit, dan sektor lainnya.
peningkatan kualitas. Six sigma sendiri memiliki dua fungsi besar yaitu six sigma
Tweety.
MAGETAN”
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas produk yang dihasilkan pada UD. New Tweety Magetan?
2. Apakah faktor yang menjadi menyebab terjadinya produk cacat pada UD. New
Tweety Magetan?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari uraian latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka
1. Untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan pada UD. New Twetty
Magetan
E. Manfaat Penelitian
Setelah tujuan dari penelitian ini diketaui, adapun manfaat dari penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Lembaga
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan literatur dimasa yang
Memberi manfaat sebagai bahan masukan pada UD. New Tweety dalam
organisasi agar mencapai tujuan yang diharapkan dengan cara bekerja sama
untuk mencapai tujuan dengan mengkoordinasi aktifitas yang satu dengan yang
lain.
pengertian produksi dan operasi merupakan proses yang mengubah input dan
menggunakan sumber daya untuk menghasilkan output yang berupa barang tau
barang atau jasa dengan istilah produktivitas untuk setiap masukan (input) yang
digunakan.
barang atau jasa. Tingkat kegunaan (utilitas) dapat dibedakan karena bentuk,
aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
bidang yang cukup luas, mulai dari analisis dan penetapan keputusan saat
menjadi output untuk menghasilkan barang atau jasa dengan sumber daya yang
dan jangka waktu tertentu sesuai dengan permintaan konsumen dan mencapai
tujuan perusahaan.
JENIS-JENIS PRODUKSI
a. Produksi barang
nyata atau berwujud, dapat dilihat dan disentuh oleh indera yang tujuan
artian pengguna jasa ini dapat kita rasakan dari pelayananya. Contoh
dan bahan dasar yang terdiri dari bidang produksi aktraktif dan agraris
kerajinan
pelayanan.
b. PRODUK
produk yang dihasilkan adalah suatu pencapaian atas tujuannya selama ini.
melihat kualitas mutu ini berarti memiliki loyalitas produk yang tinggi
harga, tentu merekan akan melimih produk yang harganya rendah daan
tanpa melihat merk dari produk tersebut. Jadi konsumen tersebut tidak
tradisional sedangkan satunya oven listrik. Maka hasilnya akan lebih baik
dan bermutu, sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih rendah.
akan dipandang rendah oleh konsumen, sehingga saat akan membeli harus
berpikir kembali.
yang bermutu tinggi tentu akan sangat memuaskan konsumen dan juga
konsumennya.
c. Kualitas Produk
mampu menarik minat konsumen atau bahkan menurunkan nilai jual sebuah
barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan yang melebihi
menurut Jay dan Render (2006), bahwa kualitas adalah mutu dari keseluruhan
karakreristik produk dan jasa yang memiliki fungsi atau kemampuan dalam
memenuhi kebutuhan yang baik maupun tersembunyi. Sehingga untuk saat ini
persaingan dengan produk sejenis yang ada di pasaran. Dengan demikian dapat
Sedangkan kualitas yang kurang baik atau bisa dikatakan kualitas jelek yaitu
kualitas yang tidak sesuai dengan standart yang ditetapkan pada perusahaan,
membuat standarisasi atau spesifikasi sendiri tanpa melihat kedua hal tersebut
maka produk yang beredar juga akan kurang diminati dan tentunya permintaan
menciptakan produk dan menjaga kualitas dari produk itu sendiri agar dapat
diterima konsumen, dan juga mampu bersaing dengan produk sejenis lainnya
Kualias yang dianggap penting bagi kepuasan konsumen maka juga harus
dikelola dengan baik dan benar. Perusahaan harus membuat spesifikasi yang
Kualitas yang diciptakan sesuai fungsinya untuk apa barang tersebut akan
kepercayaan.
- Wujud luar
Dimana konsumen melihat barang ini berdasarkan dari wujud luar barang
atau lebih tepatnya pada kemasan barang. Faktor wujud luar barang tidak
hanya pada bentuk atau kemasan luarnya, tetapi pada warna dan juga
susunannya.
- Biaya barang
Pada umumnya barang dengan harga yang mahal maka akan mendapat
kualitas yang baik, namun sebaliknya jika barang didapat dengan harga
murah maka kualitas juga rendah. Karena harga suatu barang menentukan
d. Pengendalian Kualitas
Pengendalian kualitas merupakan salah satu fungsi penting dari suatu
kualitas yang ada diperusahaan (Assauri, 2006). Maka dari itu perlu adanya
mulanya. Maka perbaikan tidak bisa dilakukan dan akhirnya akan terjadi lagi
dilakukan dengan baik dan benar saat terjadi penyimpangan, maka akan dapat
digunakan untuk perbaikan produksi yang akan datang. Dengan begitu produk
yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik sehingga mempunyai harga jual yang
merupakan alat penting bagi manajemen untuk memperbaiki kualiatas produk bila
standar proses produksi, barang setenga jadi, barang jadi hingga pengiriman
produk akhir pada konsumen, agar barang atau jasa yang dihasilkansesuai dengan
untuk mendapatkan jaminan kualitas produk maupun jasa yang dihasilkan sesuai
dengan standart kualitas yang telah ditetapkan pada sebuah perusahaan. Dalam
akhirnya. Secara garis besar pengawasan kualitas dibedakan menjadi dua, yaitu :
kualitasnya dan dipastikan tidak ada yang rusak sehingga sampai tangan
adanya pengawasan ini maka produk yang rusak atau tidak lolos dapat
ditetapkan
produksi
yaitu :
pertanyaan.
dan pembeli. Dokumen yang dibuat harus akurat dan juga teliti, hal ini
1. Tahap persiapan
produk yang baik atau produk yang gagal. Sehingga dapat dipisahkan antar
kedua buah produk tersebut agar produk yang gagal dapat dipisahkan dan
Produk Cacat
Produk cacat merupakan hasil dari produksi yang kurang baik atau tidak
sesuai dengan standart yang telah ditetapkan. Produk cacat dapat diperbaiki
dengan menggunakan biaya tertentu dan biaya yang dikeluarkan juga harus lebih
rendah dari nilai jual produk tersebut jika sudah diperbaiki. Jika pada perusahaan
adanya cacat produk (level zero defect) karena dengan adanya kerusakan atau
merupakan suatu produk yang dihasilkan namun tidak dapat memenuhi standar
yang telah ditetapkan perusahaan, tetapi masih bisa diperbaiki. Ketidak sesuaian
dengan standar yang ditetapkan dapat dikatakan sebagai cakupan nilai yang tidak
adalah produk yang tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan, tetapi
dengan mengeluarkan biaya pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, produk
tersebut secara ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk yang lebih
baik. Dapat disimpulkan bahwa produk cacat merupakan produk dari hasil proses
produksi yang tidak baik atau tidak sesuai dengan standar spesifikasi perusahaan,
Perusahaan tentu juga tidak ingin mengelurkan banyak biaya untuk produk
cacat yang terjadi pada saat proses produksi, maka dari itu perusahaan harus
sigap dan tanggap dalam melakukan pengendalian kualitas untuk mencegah agar
tingkat kecacatan yang terjadi tidak semakin meningkat. Menurut Mulyadi (2008)
menyatakan bahwa terjadinya produk cacat dan rusak ada dua jenis, yaitu :
jika saat produksi sudah tidak asing dengan adanya cacat produk atau
kecacatan produk yang disebabkan oleh kedua faktor diatas dengan melakukan
pengawasan serta pengendalian . Selain itu kerjasama yang baik antar tim juga
Six sigma merupakan metode untuk mencapai 3,4 cacat disetiap satu juta
aktivitas atau peluang. Secara umum six sigma mempunyai dua pengertian yaitu,
six sigma sebagai filosofi dan six sigma sebagai alat. Six sigma sebagai filosofi
sedangkan six sigma sebagai alat merupakan sebuah teknik untuk mengukur
analisis statistis untuk menentukan tindakan dan cara untuk mengurangi kegagalan
pada setiap proses produksi dari bisnis kunci yang berkaitan langsung dengan
yang tepat waktu. Menurut Gasperz (2005) terdapat enam aspek kunci dalam
1. Mengidentifikasi pelanggan
3. Definisi proses
kebutuhan konsumen, kemudian pada saat ini sigma dapat digunakan sebagai alat
ukur kemampuan proses produksi untuk menghasilkan produk dengan baik atau
tanpa ada cacat. Indesk pengukuran yang biasa digunakan adalah “defect per unit”
dan nilai sigma yang artinya seberapa sering kecacatan terjadi. Semakin tinggi
nilai sigma maka jumlah produk cacat semakin rendah sehingga akan lebih
menghemat waktu dan biaya, serta tingkat kepuasan pelanggan akan terus
meningkat.
Dapat disimpulkan bahwa six sigma merupakan suatu metode atau teknik
merupakan sistem pengendalian kualitas modern yang tidak hanya berfokus pada
kerusakan produk.
pendekatan metode Six Sigma. Menurut Pande dan Holpp (2005) menjelaskan
metode six sigma ke dalam lima tahapan yang dikenal dengan metode DMAIC,
yaitu :
1. Define (Identifikasi)
ditentukan perusahaan
2. Measure (Pengukuran)
meningkatkan kualitas dengan metode six sigma. Pada tahap measure ini memiliki
yang didalamnya terdapat tiga hal penting yang harus dilakukan yaitu :
dapat disalahkan bagi setiap orang pada proyek six sigma dan akan
tingkatan, yaitu :
yang diinginkan.
3. Analyze (Analisa)
a. Diagram Pareto
b. Diagram Sebab-Akibat
4. Improve (Perbaikan)
kualitas dengan metode six sigma. Pada tahapan ini tim peningkatan
tindakan tersebut bila diterapkan dan berapa besar biaya yang dibutuhkan
5. Control ( Pengendalian)
level baru kinerja berada dalam kondisi standar dan terjaga nilai-nilai peningkatannya.
Menurut Susetyo (Achmad, 2012) control adalah tahapan operasional terakhir dalam
upaya peningkatan kualitas berdasar six sigma. Pada tahap ini peningatan kualitas telah
dijadikan sebagai pedoman standar, serta tanggung jawab yang diberikan dari tim
kepada pemilik atau penanggung jawab proses yanga kan berguna sebagai langkah
KERANGKA PIKIR
Proses Produksi
KualitasProduk
Six Sigma
Baik/diterima (define,measure,analysis, Cacat/ditolak
improve,control)
ImplikasiManajerial
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil objek penelitian pada UD. New
Kabupaten Magetan. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang
perusahaan yang dekat dengan pasar sehingga dapat menghemat biaya, tenaga,
waktu, serta data yang dibutuhkan untuk mendukung atau memperkuat penelitian
dapat terpenuhi.
objek atau subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
pengertian tersebut bahwa objek penelitian ini adalah perusahaan UD. New
Sumber Data
menjadi tempat penelitian saat ini. Data yang diperoleh dari perusahaan
Berikut ini data yang diperlukan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
a. Data Kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang mengenai informasi tertulis atau informasi
mengenai jenis kerusakan yang terjadi serta penyebabnya, baik pada saat
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka mengenai jumlah Sedangkan
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden
pada saat penelitian di lapangan. Pada penelitian ini data yang dibutuhkan
adalah data yang mengenai penyebab terjadinya cacat produk pada saat
kualitas.
Metode pengambilan data yang digunakan untuk memperoleh hasil penelitian yang
baik, sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai dengan sebagai berikut :
1. Wawancara
data dengan tanya jawab secara langsung pada narasumber atau orang
2. Observasi (Pengamatan)
mengamati sistem kerja pegawai dan mengamati pada saat proses produksi
dari awal hingga proses pengemasan secara teliti untuk permasalahan yang
sedang diteliti.
3. Dokumentasi
a. Pengendalian Kualitas
(2011). Indikator dalam variabel ini dinilai sesuai dengan elemen yang
kualitas produk yang baik dan yang buruk, dapat berhasil atau
1. Roti gosong
c. Six Sigma
akan ada cacat 3,4 produk dari yang dihasilkan, menurut Hendy
d. Metode DMAIC
1. Define
2. Measure
3. Analyze
4. Improve
5. Control
Beberapa jenis alat analisis yang digunakan untuk pengolah data adalah
sebagai berikut :
1. Diagram SIPOC