Artikel Sampah

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN SAMPAH DI INDONESIA

Ada banyak cara untuk membuat dan menjalani hidup sehat. Salah satunya adalah
dengan menjaga lingkungan kita agar tetap bersih. Lalu bagaimana cara untuk menjaga
lingkungan agar tetap bersih? JANGAN MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN.
Memang, hal ini merupakan hal yang mudah diucapkan, tapi masyarakat sulit untuk
menerapkan langsung di lingkungan sekitarnya. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan,
pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Tapi
apakah kalian tahu apa itu sampah? Sampah adalah konsekuensi dari adanya aktivitas
manusia. Sampah merupakan masalah yang umum terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Medan, Bandung, Yogyakarta dan Semarang.      

Kehadiran sampah sebagai buangan dari aktifitas domestik, komersil maupun industri
tidak bisa dihindari, bahkan semakin kompleks dan meningkat kuantitasnya sejalan dengan
perkembangan ekonomi dari waktu ke waktu. Yang menyedihkan, pemerintah kita belum
mempunyai strategi jitu yang bersifat massal dalam menyelesaikan permasalah sampah ini.
Adapun jenis-jenis sampah, antara lain:
1. Sampah organik, yaitu buangan sisa makanan misalnya daging, buah, sayuran dan
sebagainya.
2. Sampah anorganik, yaitu sisa material sintetis misalnya plastik, kertas, logam, kaca,
keramik dan sebagainya.
3. Buangan bahan berbahaya dan beracun (B3), yaitu buangan yang memiliki karakteristik
mudah terbakar, korosif, reaktif, dan beracun. B3 kebanyakan merupakan buangan dari
industri, namun ada juga sebagian kecil merupakan buangan dari aktifitas masyarakat kota
atau desa misalnya baterai, aki, disinfektan dan sebagainya.

Sebagian besar sampah kota yang dihasilkan di Indonesia tergolong sampah hayati.
Rata-rata sampah yang tergolong hayati ini di atas 65 % dari total sampah. Melihat komposisi
dari sumber asalnya maka sebagian besar adalah sisa-sisa makanan dari sampah dapur, maka
jenis sampah ini akan cepat membusuk, atau terdegradasi oleh mikroorganisme yang
berlimpah di alam ini, dan berpotensi pula sebagai sumberdaya penghasil kompos, metan dan
energi.
Sampah perkotaan adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari bahan organik dan
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan, yang timbul di kota. Lingkungan
menjadi terlihat kumuh, kotor dan menjadi tempat berkembangnya organisme patogen yang
berbahaya bagi kesehatan manusia, merupakan sarang lalat, tikus dan hewan liar lainnya.
Dengan demikian sampah berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit. Sampah yang
membusuk menimbulkan bau yang tidak sedap dan berbahaya bagi kesehatan. Air yang
dikeluarkan (lindi) juga dapat menimbulkan pencemaran sumur, sungai maupun air tanah.
Sampah yang tercecer tidak pada tempatnya dapat menyumbat saluran drainase sehingga
dapat menimbulkan bahaya banjir. Pengumpulan sampah dalam jumlah besar memerlukan
tempat yang luas, tertutup dan jauh dari pemukiman.

Berdasarkan uraian tersebut pengelolaan sampah tidak cukup hanya dilakukan dengan
manajemen 3P (Pengumpulan, Pengangkutan dan Penimbunan di TPA). Sampah
dikumpulkan dari sumbernya kemudian diangkut ke TPS dan terakhir ditimbun di TPA,
tetapi reduksi sampah dengan mengolah sampah untuk dimanfaatlkan menjadi produk yang
berguna perlu dipikirkan.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi system pengelolan sampah
perkotaan :
1)      Kepadatan dan penyebaran penduduk.
2)      Karakteristik fisik lingkungan dan sosial ekonomi.
3)      Karakteristik sampah.
4)      Budaya sikap dan perilaku masyarakat.
5)      Jarak dari sumber sampah ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA)
6)      Sarana pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan TPA.
7)      Kesadaran masyarakat setempat.
8)      Peraturan daerah setempat.

Bagaimana cara agar mengurangi penumpukan sampah yang ada di Indonesia ini?
1) Metode penghindaran dan pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain
produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun
menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang
sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang
lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

2) Metoda Pembuangan
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang
sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya
dilakukan di tanah yg tidak terpakai, lubang bekas pertambangan, atau lubang lubang dalam.
Sebuah lahan penimbunan darat yang dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi
tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg tidak
dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan ,
diantaranya angin berbau sampah, menarik berkumpulnya Hama, dan adanya genangan air
sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga
sangat berbahaya. (di Bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung
sampah)
3) Daur Ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali
disebut sebagai daur ulang Contoh kegiatan daur ulang adalah antara lain adalah :
 Pemanfaatan kembali kertas bekas yang dapat digunakan terutama untuk keperluan
eksternal
 Plastik bekas diolah kembali untuk dijadikan sebagai bijih plastik untuk dijadikan
berbagai peralatan rumah tangga seperti ember dll
 Peralatan elektronik bekas dipisahkan setiap komponen pembangunnya (logam,
plastik/kabel, baterai dll) dan dilakukan pemilahan untuk setiap komponen yang
dapat digunakan kembali
 Gelas/botol kaca dipisahkan berdasarkan warna gelas (putih, hijau dan gelap) dan
dihancurkan

4) Pengolahan biologis
Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan
menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.
Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa
digunakan untuk membangkitkan listrik

.5) Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi
bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari
menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya
untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa
dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan, dimana sampah
dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan
di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah
menjadi produk berzat padat, gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk
menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa
dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi danGasifikasi busur plasma yang
canggih digunakan untuk mengkonversi material organik langsung menjadi Gas
sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen). Gas ini kemudian dibakar untuk
menghasilkan listrik dan uap.

6) Pemilahan Sampah
Sampah yang dikumpulkan di TPA pada umumnya bercampur antara bahan-bahan organik
maupun non organik sehingga pemilahan perlu dilakukan secara teliti untuk mendapatkan
bahan organik yang dapat dikomposkan seperti dauan-daunan, sisa makanan, sayuran dan
buah-buahan.

7) Tempat Pembuangan Akhir (TPA)


TPA tipe open dumping sudah tidak  tepat untuk menuju Indonesia sehat. Oleh sebab itu,
secara bertahap semua Kota dan Kabupaten harus segera mengubah TPA tipe open dumping
menjadi sanitary landfill. Dianjurkan untuk membuat TPA yang memenuhi kriteria minimum,
seperti adanya zona, blok dan sel, alat berat yang cukup, garasi alat berat, tempat pencucian
alat berat, penjaga, truk, pengolahan sampah, dan persyaratan lainnya.
8) Peranan Masyarakat dan Swasta
A. Peranan Masyarakat
Diperlukan upaya peningkatan kesadaran masyarakat yang tinggi dalam pengelolaan
sampah. Upaya yang dilakukan meliputi :
 Masyarakat memiliki kesadaran untuk mengurangi jumlah sampah dari sumbernya.
 Masyarakat memiliki kesadaran (willingness to pay) yang tinggi terhadap biaya
pengelolaan sampah.
 Masyarakat merasa bangga dapat menjaga lingkungan tetap bersih.

B. Peranan Swasta
 Diperlukan peran serta swasta dalam pengelolaan sampah
(pengumpulan/pengangkutan, incinerator, daur ulang, landfill, dll) yang dilakukan
dengan  professional, transparan danaccountable.
 Diperlukan perangkat kebijakan dalam pengelolaan sampah oleh swasta seperti
kemudahan dalam memenuhi ketentuan dan adanya intensif yang menarik dari
pemerintah terhadap swasta yang melakukan bisnis pengolahan sampah.
Adapun Manfaat pengelolaan sampah yaitu :
1.     Penghematan sumber daya alam
2.     Penghematan energi
3.     Penghematan lahan TPA
4.     Lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman)
5.     Mengurangi pencemaran.

penyebab orang membuang sampah sembarangan dikarenakan faktor malas, terdesak,


berfikir bahwa petugas akan membersihkannya, kurangnya kesadaran diri, kurang peduli
dengan lingkungan sekitar, letak tempat sampah yang jauh, dan tidak menemukan tempat
sampah. Kebiasaan membuang sampah sembarangan tentu dapat kita ubah dengan
memperkuat rasa kepedulian terhadap lingkungan dan bertekad pada diri sendiri untuk
melakukan perubahan agar tidak membuang sampah sembarangan karena hal tersebut akan
merugikan diri sendiri. Pemanfaatan limbah dan sampah sudah semestinya menjadi prioritas
di era sekarang ini sebelum pencemaran semakin meluas. Perlu adanya gagasan-gagasan dan
inovasi-inovasi terkini untuk dapat menanggulangi permasalahan ini.

Anda mungkin juga menyukai