Tugas Makalah Hukum Dan Etika Bisnis

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM DAN ETIKA BISNIS

LANDASAN TEORITIK HUKUM/ORGANISASI DALAM ORGANISASI


AGRI BISNIS

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok Pendidikan Pancasila

Dosen pengampu : Muhammad Lutfi Hakim, S.Hum.,MM

DISUSUN OLEH :

ADNI SALMA LAELI (2150141)

RIDA AMEIA SUTISNA (2150168)

SUKMAWATI (2150173)

SYAIRA TADZKIA (2150175)

Jl. Terusan Kopo KM.13 No.236 Kec. Katapang, Pangauban, Kode Pos
40971 Kabupaten Bandung

BANDUNG
2022

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
bisa tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih
terhadap bantuan dari pihak yang sudah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik berupa pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembacanya. Bahkan tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini agar pembaca dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini, karena
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami. Untuk itu kami begitu
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 2 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Agribisnis merupakan sistem pertanian yang saling terikat mulai dari


sistem hulu sampai dengan sistem hilir yang memanfaatkan sumber daya yang
ada dengan tujuan mendaptakan keuntungan yang sebesar-besarnya.
(Sarigih,1997).
Agribisnis berasal dari kata Agribusiness, di mana Agri=Agriculture
artinya pertanian dan Business artinya usaha atau kegiatan yang menghasilkan
keuntungan. Jadi, Agribisnis adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan
pengusahaan tumbuhan dan hewan (komoditas pertanian, peternakan,
perikanan, dan kehutanan) yang berorientasi pasar (bukan hanya untuk
pemenuhan kebutuhan pengusaha sendiri) dan perolehan nilai tambah.

Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam


perekonomian nasional Indonesia. Sektor agribisnis menyerap lebih dari 75%
angkatan kerja nasional termasuk di dalamnya 21,3 juta unit usaha skala kecil
berupa usaha rumah tangga diperhitungkan maka sebesar 80% dari jumlah
penduduk nasional menggantung hidupnya pada sektor agribisnis. Peranan
sektor agribisnis yang demikian besar dalam perekonomian nasional memiliki
implikasi penting dalam pembangunan ekonomi nasional ke depan
(Saragih,1997).
Dengan demikian agribisnis dapat dipandang sebagai suatu sistim
pertanian yang memiliki beberapa komponen sub sistim yaitu, sub sistim
usaha tani/yang memproduksi bahan baku; sub sistim pengolahan hasil
pertanian, dan sub sistim pemasaran hasil pertanian.
1.2 Rumusan Masalah
1 .Apa yang dimaksud dengan Periaku Manajerial ?
2. Apa yang dimaksud dengan Teori Agensi dan Biaya Peragenan ?
3. Apa yang dimaksud dengan Biaya Transaksi ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui terkait dengan apa itu Periaku Manajerial
2. Untuk mengetahui terkait dengan apa itu Teori Agensi dan Biaya
Peragenan
3. Untuk mengetahui terkait dengan apa itu Biaya Transaksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Manajerial

Menurut Ikhsan dan Ishak (2005: 96) perilaku manajerial adalah perilaku
individu secara umum yang berkaitan dengan arah tujuan, yang mencapai dua
tujuan sekaligus, yaitu tujuan pribadi dan tujuan bisnis. Tujuan pribadi
berhubungan langsung dengan pendapatan, status pekerjaan, dan keamanan.Dan
tujuan bisnis terkait dengan pencapaian keuntungan bisnis.

Pada saat yang sama, Juran (1988: 20) mendefinisikan perilaku manajerial
sebagai sikap manajer yang melihat suatu masalah dalam arti "apa yang terbaik
bagi perusahaan?". Dimana keyakinan bahwa manajer akan membawa
perubahan/terobosan ke tingkat keberhasilan yang baru atau sekedar
mempertahankan hasil yang dicapai selama ini.

Menurut Powwel dalam Ivancevich (2007:103), ada dua jenis perilaku manajerial,
yaitu:

1. Perilaku yang berorientasi pada tugas, diarahkan pada kinerja bawahan


dan mencakup pemulaian perkerjaan, pengorganisasian dan penetapan
tenggat waktu dan standar.
2. Perilaku yang berpusat pada orang yang ditujukan untuk kesejahteraan
bawahan dan termasuk membangun kepercayaan diri, membuat mereka
nyaman dan memberikan informasi tentang hal-hal yang menjadi perhatian
mereka.

Luthan dalam Ikhsan dan Ishak (2005: 97) mencatat bahwa manajer melakukan
empat aktivitas manajerial:

1. Manajemen tradisional: pengambilan keputusan, perencanaan dan


pengendalian.
2. Komunikasi: pertemuan, informasi biasa dan pemrosesan dokumen.
3. Manajemen sumber daya manusia: motivasi, disiplin, manajemen konflik,
cakupan karyawan (staf) dan pelatihan.
4. Jaringan: bersosialisasi, politik, dan berinteraksi dengan orang asing.
Steiner dalam Rudito dan Famiola (2007: 67).

Steiner dalam Rudito dan Famiola (2005: 97) ada beberapa faktor yang
memengaruhi periaku etika manajeria :

 Leadership

Peran manajer dalam menjalankan suatu perusahaan adalah sangat sentral,


sebab manajerlah yang menjadi orang yang akan mengambil keputusan
penting dalam menjalankan seluruh aktivitas perusahaan. Dimana suatu
pemimpin yang beretika memiliki ketangguhan untuk tetap pada tujuan dan
mencapai apa yang dicita-citakannya.

 Strategi dan Performast

Sebuah fungsi penting dari manajemen adalah untuk kreatif dalam


menghadapi tingkat persaingan dan pelaksanaan seluruh kebijakan
perusahaan yang membuat perusahaan dapat mencapai tujuannya.Budaya
Perusahaan Setiap perilaku yang berkembang dalam perusahaan yang
nantinya dapat menjadi budaya perusahaan. Budaya perusahaan inilah yang
membantu terbentuknya moral dan nilai di tempat kerja Inti dari kebudayaan
perusahaan pada dasarnya terbentuk dari visi dan misi suatu perusahaan yang
secara umum tersebar dalam bentuk aturan dan tindakan yang muncul dalam
perusahaan yang bersangkutan.

 Karakter Individu

Menurut Irwin dalam Rudito dan Famiola (2007: 72), perilaku etika dalam
suatu organi-sasi akan sangat dipengaruhi nilai-nilai, norma-norma, moral dan
prinsip yang dianutnya dalam menjalankan kehidupannya, yang kemudian bisa
dianggap sebagai kualitas individu tersebut.
2.2 Teori Agensi dan Biaya Peragenan
1. Teori Agensi

Teori Agensi merupakan hubungan antara dua belah pihak dimana


pihak pertama ertindak sebagai prinsipa/pemberi amanat dan pihak kedua
disebut agen yang bertindak sebagai perantara yang mewakili prinsipal
dalam meakukan transaksi dengan pihak ketiga.

Subintoro dan Mildawati (2015) mengatakan mengatakan teori agensi


memiliki pandangan bahwa didalam perusahaan terdapat dua pihak yang
mempunyai hubungan yaitu principal dan agent. Dalam perusahaan
principal menjadi pihak yang memiliki modal dan tertarik kepada hasil
keuangan yang dapat bertambah atas investasi didalam perusahaan.
Principal menggunakan modal tersebut dalam melakukan pembiayaan
operasional perusahaan, sedangkan agent (manajer) berperan sebagai pelaku
dalam melakukan kegiatan operasional perusahaan sekaligus menerima
segala kepuasan kompensasi keuangan. Selain itu manajer juga harus
mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada principal.Pemegang
saham atau principal mengeluarkan biaya yang disebut biaya keagenan
(agency cost) untuk memastikan manajer berperilaku tidak merugikan
pemegang saham dan mensejahterahkan principal.

Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer


perusahaan dan pemegang saham. Prinsipal atau pemilik perusahaan
menyerahkan pengelolaan perusahaan terhadap pihak manajemen. Manajer
sebagai pihak yang diberi wewenang atas kegiatan perusahaan dan
berkewajiban menyediakan laporan keuangan akan cenderung untuk
melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan mengorbankan
kepentingan pemegang saham. Sebagai pengelola perusahaan, manajer akan
lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan
dibandingkan pemilik (pemegang saham). Manajer berkewajiban
memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik sebagai
wujud dari tanggung atas pengelolaan perusahaan namun informasi yang
disampaikan terkadang diterima tidak sesuai dengan kondisi perusahaan
sebenarnya sehingga hal ini memacu ketuterjadinya konflik keagenan.
Dalam kondisi yang demikian ini dikenal sebagai informasi yang tidak
simetrisatau asimetri informasi (information asymmetr).Perusahaan memilki
tiga faktor dalam hubungan keagenan yang mempengaruhi pengungkapan
tanggung jawab sosial yaitu biaya pengawasan (monitoring cost), biaya
kontrak, dan visibilitas politik.

2. Biaya Peragenan

Biaya Peragenan (agency cost) adalah biaya tambahan yang muncul ketika
prinsipal menunjuk agen untuk membuat keputusan mewakili mereka.
Pembentukan hubungan keagenan biasanya meningkatkan utiitas total

Jensen dan Meckling mengatakan ada 3 jenis agency cost yaitu :

a. Monitoring Cost
Biaya ini dikeluarkan untuk mengatur, mengawasi, mengukur,
mengamati dan mengontro perilaku agen,
b. Bonding Cost
Biaya ini dikeuarkan oeh agen untuk meyakinkan principal bahwa agen
telah berperiaku sesuai dengan kepentingan prinsipal.
c. Residual Loss
Biaya yang berupa menurunnya kesejahteraan prinsipal sebagai akibat
dari adanya perbedaan keputusan principal
2.3 Biaya Transaksi
1. Pengertian Biaya Transaksi
Menurut pandangan neoklasik, pasar akan berjalan sempurna tanpa
biaya apapun karena pembeli memiliki informasi yang sempurna.
Sedangkan faktanya bahwa informasi, kompetisi, sistem kontrak bisa
bersifat asimetris. Ekonomi kelembagaan merupakan pemekaran teori biaya
transaksi yang mengakibatkan kegagalan pasar (yeager 1999:29-30).
Menurut buku yang ditulis Greif, teori biaya transaksi menggunakan
transaksi sebagai basis unit analisis, sedangkan teori neoklasik memakai
produk sebagai dasar analasis.
Tori biaya transaksi atau transaction cost theory menurut penjelasan
Oliver E. Williamson (1975, 1985, dalam Donaldson, 1995), yang
konsern/peduli pada biaya transaksi, menyimpulkan bahwa transaksi adalah
pertukaran barang atau jasa antara orang dalam berbagai batasan pada
proses pertukaran sumber-sumber menurut pendapat penganut teori biaya
transaksi ternyata terdapat sejumlah faktor penting penciptaan dan
pengembangan struktur organisasi, yaitu biaya-biaya keseluruhan dari
sebuah rantai perekonomian (Scott, 1983, dalam Donaldson, 1995).
Biaya transaksi terjadi jika barang dan jasa di transfer melalui
teknologi terpisah. Secara singkatnya, biaya transaksi adalah ongkos untuk
melakukan negosiasi, mengukur dan memaksa pertukaran (exchange). Biaya
transaksi menurut Furubotn dan Richter (yang dikutip oleh Benham
2000:368) biaya transaksi dapat dibedakan menurut dua tipe, yaitu:

1. Biaya transaksi tetap, dimana Investasi spesifik dibuat dalam menyusun


kesepakatan kelembagaan (institutional arrangements).

2. Biaya transaksi variabel ( variable transaction cots), yaitu biaya transaksi


yang tergantung pada jumlah dan volume transaksi.

Selanjutnya, williamson dan North wallis menyampaikan perbedaan


yang mendasar antara biaya proses produksi dan biaya transaksi. Biaya
produksi adalah biaya yang berkaitan dengan produk dimana terdapat unsur
biaya produksi. Sedangkan biaya transaksi muncul karena adanya transaksi
kepemilikan. Oleh karena itu, yang dimaksud biaya transaksi adalah biaya
atas lahan, tenaga kerja, kapital dan keterampilan kewirausahaan yang
dilerlukan untuk memindahkan (transfer) secara fisik input menjadi output
(Mburu 2000:42).

2. Klasifikasi Biaya Transaksi


Richter dan Furubotn (2000) membagi 3 jenis biaya transaksi yaitu :
1. Market Transaction Cost
Seluruh biaya yang dikeluarkan agar barang/jasa bisa sampai ke
pasar. Meliputi biaya persiapan kontrak (biaya pencarian/pengadaan
informasi); biaya pembuatan kontrak (biaya bargaining, negosiasi dan
pembuatan keputusan); biaya monitoring dan penegakan kontrak (biaya
supervisi dan penegakan kesepakatan). Biaya informasi (mencari atau
menyediakan informasi): biaya iklan, mendatangi calon customer,
mengikuti pameran, pasar mingguan, biaya komunikasi (post, telepon,
dll), biaya pengujian kualitas, biaya mencari pegawai yang berkualitas
Bargaining and decision cost meliputi: biaya konsultan, penjamuan, dll.
Supervision and enforcement cost: biaya yang dikeluarkan untuk
mengawasi pengiriman barang agar sampai tepat waktu, mengukur
qualitas dan jumlah produk yang ditransaksikan, biaya penegakan
kontrak agar berjalan sesuai kesepakatan.
2. Managerial Transaction cost
Biaya upaya menciptakan keteraturan seperti biaya membuat,
mempertahankan atau mengubah rancangan/struktur oragnisasi, meliputi
biaya personal management, mempertahankan kemungkinan
pengambilalihan paihak lain, public relation, dan lobby dan biaya
menjalankan organisasi, meliputi: biaya informasi (biaya pembuatan
keputusan, pengawasan pelaksanaan perintah sesuai keputusan,
mengukur kinerja pegawai, biaya agen, manajemen informasi. Termasuk
juga biaya pemindahan barang intra perusahaan.
3. Political Transaction cost
Biaya terkait pembuatan tata aturan/kelembagaan (public goods)
sehingga transaksi pasar dan manajerial bisa berlangsung dengan baik,
meliputi Biaya pembuatan (setting up), pemeliharaan, pengubahan
organisasi politik formal dan informal, seperti biaya penetapan kerangka
hukum, struktur administrasi pemerintahan, militer, sistem pendidikan,
pengadilan dll. dan Biaya menjalankan bentuk pemerintahan, peraturan
pemerintah atau masyarakat yang bertata negara, seperti biaya legislasi,
pertahanan, administrasi hukum, pendidikan, termasuk semua biaya
pencarian dan pengolahan informasi yang diperlukan agar tata
pemerintahan dapat berjalan. Termasuk pula biaya upaya pelibatan
masyarakat dalam proses politik
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai