Analisis Aturan Dan Pelanggaran Modifikasi Kendaraan Bermotor Di Indonesia
Analisis Aturan Dan Pelanggaran Modifikasi Kendaraan Bermotor Di Indonesia
Analisis Aturan Dan Pelanggaran Modifikasi Kendaraan Bermotor Di Indonesia
BERMOTOR DI INDONESIA
Disusun oleh :
FRANDAGA PRAKA A.
19.4301.249
Dosen Pengampu:
2022
DAFTAR ISI
2
ANALISIS ATURAN DAN PELANGGARAN MODIFIKASI KENDARAAN
BERMOTOR DI INDONESIA
1
(Nasution, 2008: 1) kegunaan kendaraan bermotor di masyarakat untuk alat transportasi
2
Ciri pergeseran fungsi dari kendaraan bermotor (Mahdi. 2016)
3
ide serta gagasan yang dapat menghasilkan suatu produk. Tampilan asli dari
kendaraan terkadang kurang memiliki kepuasan tampilan bagi pemiliknya, sehingga
timbul keinginan untuk dilakukannya suatu modifikasi khusus terhadap kendaraannya
agar mendapatkan kepuasan tersendiri ketika digunakan. Marak dilakukannya
modifikasi kendaraan bermotor yang terjadi pada kalangan anak muda maupun orang
dewasa bahkan pedagang yang menggunakan kendaraannya sebagai sarana untuk
berjualan saat ini akan memberikan banyak dampak yang negatif jika minimnya
pemahaman mengenai memodifikasi kendaraan bermotor sesuai dengan aturan yang
berlaku dan tentunya berpotensi membahayakan pengendara tersebut dan pengendara
lainnya akibat dari modifikasi yang dilakukan tidak berdasarkan pada standar dan
ketentuan yang telah diatur dalam UU Lalu Lintas.
Saat in modifikasi kendaraan bermotor tidak hanya dilakukan oleh anak
remaja, namun ketertarikan orang-orang dewasa juga tertarik untuk melakukan suatu
modifikasi khusus terutama bagi seseorang yang tergabung dalarn anggota suatu
organisasi kendaraan bennotor. baik yang resmi maupun tidak resmi Namun tidak
dipungkiri banyak juga masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pedagang yang
menggunakan kendaraan sebagai sarana dan alat untuk berjualan, sehingga dapat
dikatakan sebagai modifikasi karena merubah suatu bentuk dari kendaraan tersebut
yang berpotensi membahayakan pengendara tersebut maupun pengguna jalan lainnya.
Proses ketika melakukan modifikasi khusus dari yang ringan hingga yang
benar-benar merubah hampir semua tampilan kendaraan bukan merupakan suatu
fenomena yang tabu yang terjadi dewasa ini. Tujuan dilakukan modifikasi adalah ada
yang hanya untuk sekedar hobi atau keinginan untuk mengikuti perkembangan di
sekitar lingkungan tempat tingga mereka. Akan tetapi, sebenarnya modifikasi
kendaraan tidak dapat dilakukan secara sembarangan karena terdapat regulasi yang
mengatur pelaksanannya. Pada dasarnya hukum harus menjadi sebuah cerminan dan
pedoman dalam perubahan moralitas sosial.
Hukum merupakan suatu ringkasan yang menggambarkan sebuah himpunan
yang mutlak dan fleksibel berdasarkan prinsip, norma-norma, ide-ide, kebiasaan dan
aturan-aturan yang diharap mampu mengendalikan tatanan kehidupan sosial dalam
masyarakat, Berdasarkan UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia dijelaskan bahwa Lembaga Kepolisian Negara Republik
Indonesia diberikan wewenang untuk melaksanaan identifikasi atau pengecekan
terhadap persyaratan teknis berupa kelengkapan dan jalan suatu kendaraan bermotor.
4
Meskipun memodifikasi kendaraan bermotor bukan tergolong sebagai suatu perbuatan
yang jahat, namun perbuatan tersebut perlu dipantau dan diawasa guna mencegah
perilaku yang menyimpang dalam masyarakat yang berbeda mengenai nilai dan
fungsi sparepart atau komponen-komponen buatan asli pabrik resmi atas sepeda motor
yang dapat memastikan keselamatan pada saat digunakan. Secara sosiologis-yuridis
nampaknya terjadi suatu perkembangan modifikasi di wilayah perkotaan yang relatif
pesat di indonesia3.
Perkembangan tersebut ditandai dengan terjadinya suatu pengembangan
wilayah, peningkatan dan kualitas kehidupan serta pertambahan fasilitas fisik.
Maksud dari fasilitas fisik tersebut yaitu banyaknya kendaraan dan angkutan umum di
kota-kota metropolitan. Pertambahan angka penduduk yang begitu pesat di kota harus
dibarengi dengan pengembangan sarana-prasarana kota yang serasi. Prasarana itu
antara lain mencangkup jalan, alat komunikasi, dan angkutan umum. Lalu lintas dapat
diartikan sebagai sebuah gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan raya,
sebagaimana diatur dalarn Pasal 1 ayat (1) UU Latu Linta Nomor 22 Tahun 2009
tentang Latu Lintas dan Angkutan Jalan. Sedangkan yang dimaksud mengenai ruang
lalu lintas jalan adalah prasarana yang diperuntukan bagi gerak pindah kendaraan,
orang, dan atau barang yang berupa jalan dan fasilitas lainnya sebagai pendukung,
sebagaimana diatur dalam pasal I ayat (11) UU Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Selanjutnya, transportasi adalah kegiatan
perpindahhan barang dan penumpang dari satu tempat ke tempat lainnya secara
dinamis. Era globalisasi yang terjadi pada saat ini kegiatan setiap individu tidak dapat
dilepaskan dari bantuan teknologi yang salah satunya merupakan alat transfortasi
berupa kendaraan bermotor. Manusia menghadapi suatu kemajuan teknologi yang
juga dibarengi dengan dampak negatifnya suatu kemajuan teknologi. Dalam hal ini
peran dari pemerintah untuk menanggulangi dampak negatif yang ditimbulkan.
Susunan aturan memiliki fungsi sebagai kontrol sosial, pengendali dan
pedoman kehidupan masyarakat dengan tujuan agar terciptanya suatu tatanan
kehidupan yang aman, tertib dan adil dengan adanya jaminan kepastian hukum dan
perlindungan hak asasi manusia bagi setiap individu. Selain itu, tatanan hukum
difokuskan terhadap pelakunya yang konkret, yaitu pelaku yang berbuat dan tatanan
hukum harus memiliki sanksi yang tegas dan nyata dalam setiap urusan, termasuk
dalam urusan lalu lintas. Negara Indonesia merupakan negara hukum, dimaksud
dalam Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945. Hal tersebut merupakan suatu landasan
3
Modifikasi bagi pemula, http://blackxperience.com/kesalahan-modifikasi-bagi-pemula diakses pada 19 Jan.
22
5
konstitusional bahwa Indonesia merupakan negara yang berlandaskan atas hukum,
hukum ditempatkan sebagai panglima tertinggi dalarn sendi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (supremacy of law).
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Apa yang menyebabkan rata – rata masyarakat di Indonesia tidak mementingkan
aspek keselamatan dalam aliran modifikasi mereka?
2. Bagaimana aturan dan penegakannya pada pelanggar modifikasi di Indonesia?
3. Apa dampak dari pelanggaran aturan modifikasi kendaraan?
4. Bagaimana solusi edukasi terhadap masyarakat yang ingin memodifikasi
kendaraan mereka agar sesuai aturan yang berlaku?
C. TUJUAN PENELITIAN
Setiap penelitian dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Terkait dengan hal
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui dan menganalisis peraturan hukum terhadap modifikasi kendaraan
bermotor dalam hukum nasional Indonesia;
2. Mengetahui dan menganalisis dampak yang ditimbulkan dari pelanggaran
modifikasi kendaraan bermotor di Indonesia; dan
3. Mengetahui dan menganalisis dan memberi solusi yang mungkin dapat diterapkan
untuk mengedukasi masyarakat terkait kebolehan dan larangan dalam modifikasi
kendaraan bermotor.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik untuk kepentingan
teori dalam ilmu hukum maupun kepentingan praktis, sebagai berikut :
1. Kegunaan Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka
pengembangan teori, asas, dan konsep dalam ilmu hukum pada umumnya, dan
secara khusus dalam pengembangan teori, asas, dan konsep di bidang hukum
terkait modifikasi agar tidak merugikan pihak lain dan juga tidak membahayakan
bagi pengguna jalan.
2. Kegunaan Praktis
a. Sebagai informasi bagi kalangan pengguna jalan, khususnya pengemudi
kendaraan roda empat maupun roda dua mengenai aturan memodifikasi
kendaraan mereka di Indonesia berdasarkan hukum nasional yang berlaku di
Indonesia serta Undang – Undang Lalu Lintas; dan
6
b. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam rangka penegakan dan
penindakan aturan larangan dan kebolehan modifikasi kendaraan bermotor.
E. KERANGKA PEMIKIRAN
Untuk menganalisis permasalahan terkait modifikasi yang dilakukan pemilik
kendaraan bermotor, diperlukan dasar pemikiran kenapa orang – orang melakukan
modifikasi terhadap kendaran mereka. Menurut penulis modifikasi dapat diartikan
sebagai upaya pengubahan atas kondisi kendaraan dari bawaan pabrik sesuai dengan
selera orang yang memodifikasi kendaraan tersebut.
Dalam modifikasi kendaraan pastinya akan dilakukan pergantian part – part
kendaraan. Part yang dimaksud baik berupa komponen inti dari sebuah kendaraan
seperti mesin, chassis, atau badan kendaraan, sedangkan part pelengkap yaitu seperti
lampu, spion, knalpot, dan lain – lain. Modifikasi dilakukan karena 2 faktor yaitu
pertama untuk dibuat kendaraan untuk tujuan balapan, modifikasi ini tentunya akan
menggugurkan status kendaraan tersebut dari yang awalnya road legal menjadi tidak
legal di jalanan karena hilangnya kriteria untuk lolos laik jalan, sedangkan aliran
modifikasi yang kedua adalah untuk tujuan gaya atau merubah style yang ada di
kendaraan tersebut.
Menurut aturan yang berlaku, modifikasi adalah perubahan tipe berupa
dimensi, mesin, dan kemampuan daya angkut, sebagaimana dimaksud dalam syarat
laik jalan kendaraan, yang meliputi :
a. Emisi gas buang;
b. Kebisingan suara;
c. Efisiensi sistem rem utama;
d. Efisiensi sistem rem parkir;
e. Kincup roda depan;
f. Suara klakson;
g. Daya pancar dan arah sinar lampu utama;
h. Radius putar;
i. Akurasi alat penunjuk kecepatan;
j. Kesesuaian kinerja roda dan kondisi ban; dan
k. Kesesuaian daya mesin penggerak terhadap berat kendaraan.
Apabila suatu kendaraan yang tidak sesuai dengan syarat laik jalan tersebut
yang telah ditetapkan oleh Kementrian Perhubungan maka kendaraan tersebut tidak
dapat diterbitkan surat laik jalannya sehingga kendaraan tersebut akan berstatus “off
the road”.
Inti masalah dari penelitian yang penulis buat adalah banyak orang yang
melakukan modifikasi tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan seperti
contohnya penggunaan lampu yang tidak semestinya, tingkat kebisingan yang
melebihi batas, dimensi kendaraan yang melebihi dan tidak sesuai dengan
peruntukannya. Dalam penelitian ini penulis akan mempelajari alasan – alasan orang
melakukan modifikasi seperti itu dan dikaitkan dengan penegakan hukum sehingga
diharapkan dapat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
7
F. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian hukum empiris. Penelitian hukum
empiris merupakan suatu kajian yang memandang hukum sebagai kenyataan,
mencakup kenyataan sosial, kenyataan culture lain-lain. Tidak hanya itu, riset empiris
dapat digunakan untuk mengamati hasil dari tingkah laku manusia berupa
peninggalan aset raga ataupun arsip. Penelitian hukum empiris dengan istilah lain
biasa disebut sebagai penelitian hukum sosiologis ini bertolak dari data primer/dasar,
yaitu data yang diperoleh ke lapangan, berupa pengamatan (observasi), ataupun
wawancara. Pendekatan sosiologi hukum adalah pendekatan yang digunakan guna
mengamati aspek-aspek hukum dalam interaksi sosial masyarakat guna mengamati
hukum yang dilaksanakan dengan mengamati langsung aktifitas modifikasi kendaraan
bermotor yang terjadi di masyarakat.
Mengenai sumber bahan hukum yang digunakan terbagi atas Bahan Hukum
Primer adalah bahan hukum yang menjadi dasar kajian dari penulisan penelitian ini.
Data prinier, yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung melalui subyek
penelitian berupa hasil pengamatan di lapangan. Melalui metode penelitian
wawancara dan visual, dengan mengajukan beberapa pertanyaan guna memperoleh
data-data yang langsung berhubungan dengan permasalahan yang sedang di teliti.
Data primer sebagai data utama di dalam penelitian, dilakukan melalui teknik
wawancara Untuk melaksanakan teknik wawancara diawali dengan observasi terlebih
dahulu ke lokasi penelitian, kemudian mempersiapkan daftar pertanyaan dan
kemudian melakukan wawancara dengan pihak kepolisian.
Data sekunder, adalah data yang diperolehi melalui penelitian kepustakaan
(library research) yaitu dengan mengkaji bahan-bahan bacaan yang ada kaitannya
dengan permasalahan hukum dalam penelitian ini yaitu dengan menganalisa peraturan
perundang-undangan yang berlaku penelitian untuk menyempurnakan data yang di
dapat dari lapangan. Data sekunder sebagai data penunjang di dalam penelitian,
dilakukan dengan studi dokumen yang berhubungan dengan penelitian, didapat dari
perpustakaan serta dokumen ataupun artikel melalui penelusuran internet, kemudian
dilakukan teknik pencatatan, meringkas, maupun mengutip, Lokasi penelitian ini
bertempat di kantor satlantas polrestabes Bandung, yang beralamat di Jalan Merdeka
No. 18-21, Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah Satuan Lalu Lintas
Polrestabes Bandung. Penelitian ini tidak meneliti semua populasi atau masyarakat,
tetapi hanya beberapa masyarakat yang melanggar ketentuan UU Lalu Lintas pada
Daerah Kota Bandung, oleh karena itu perlu dipilih beberapa sampel untuk dijadikan
responden dengan cara menggunakan teknik non probability sampling.
Dalam menganalisa data yang sudah terkumpul selanjutnya dipergunakan
teknik analisis kualitatif dengan mengumpulkan data baik yang bersumber dari data
primer maupun data sekunder adalah data naruralistik yang terdiri atas kata-kata yang
tidak diolah menjadi angka-angka. Dari seluruh data yang telah dikumpulkan,
diuraikan, dan ditata secara deskriptif kemudian disistemasikan yang selanjutnya
dijadikan dasar dalam pengambilan kesimpulan.
8
G. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam membahas suatu penelitian, diperlukan sistematika penulisan yang
bertujuan untuk memudahkan penelitian. Berikut langkah-langkah penulisan dalam
penelitian ini :
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
9
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Soejono Soekanto, Polisi Dan Lalu Lintas, Mandar Maju, Jakarta, 1990
Soejono Soekanto, Kesadaran Hukum Dan Kepatuhan Hukum, Edisi Pertama, CV. Rajawali,
Jakarta, 1982
Peraturan Pemerintah No. 55 tahun 2012 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan
Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan darat Nomor : SK.2752/AJ.402/DRJD/2006
Tentang Pedoman Teknis Buku Uji, Tanda Uji Berkala Dan Tanda Samping
Kendaraan Bermotor
Agar tak ditilang saat memodifikasi kendaraan, https://beritagar.id/artikel/otQgen/agar-tak-
ditilang-saat-memodifikasi-kendaraan diakses pada 19 Januari 2022
Aturan modifikasi kendaraan
http://www.hukumonline.com/klinik/detail/lt51650deb5b232/aturan-modifikasi-
kendaraan-bermotor diakses pada 19 Januari 2022
10