1 SM

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 10

Analisis Klasifikasi Mitos dalam Tradisi Lisan Masyarakat Lampung

Risma Margaretha
FKIP Universitas Lampung, Jl. Soemantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung
*
Corresponding e-mail: [email protected]

Received: 23 Oktober 2017 Accepted: 1 November 2017 Published: November 2017

Abstract: An analysis of myths classification in oral tradition of Lampung society. The purpose
of this study was to analyze the character of myth seen from the variety as the oral tradition of
Lampung society and see it as the identity of Lampung society. The data were obtained by using
survey, interview, and documentation method and were analyzed qualitatively. The results showed
that there are characters and myths categorization in Lampung society based on indigenous
territories of people who live and believe to Papadun and Saibatin culture. In myth, it was
found values which become the characteristics of Lampung society, such as persistent, willing
to die for the sake of self-esteem, and open to others. Myths have various functions such as
educational value, social value, entertainment value, and mystical value, even become the social
and cultural identity of Lampung society.
Keywords: myth, social cultural, identity, lampung society

Abstrak: Analisis Klasifikasi Mitos Dalam Tradisi Lisan Masyarakat Lampung. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis karakter mitos dilihat dari ragam dan varian sebagai tradisi
lisan masyarakat Lampung, dan melihatnya sebagai penanda atau identitas. Data diperoleh melalui
metode survei, wawancara dan dokumetasi dan dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
terdapat karakter dan pengkategorian mitos pada masyarakat Lampung berdasarkan wilayah adat
masyarakatnya yang beradat Papadun maupun Saibatin. Dalam ragam mitos ditemukan nilai-nilai
yang menjadi karakter masyarakat Lampung seperti teguh pada pendirian, rela mati demi harga diri,
dan terbuka kepada orang lain. Mitos juga memiliki berbagai fungsi dan dalam kehidupan masyarakat
yang benilai pendidikan, nilai sosial, nilai hiburan dan nilai mistis, dan bahkan menjadi identitas sosial
dan budaya masyarakat Lampung.
Kata kunci: mitos, sosial budaya, identitas, masyarakat Lampung

PENDAHULUAN komunikasi verbal. Mitos sering juga dikaitkan


Mitos atau mythos berarti perkataan atau dengan ritual-ritual dalam upacara-upacara
cerita yang difahami berisi ragam cerita tradisional keagamaan, sehingga sebagian masyarakat
mengenai peristiwa gaib maupun kehidupan mengaitkannya dengan kekuatan mistis atau gaib
dewa-dewa. Mitos adalah tuturan yang harus (Dananjaya, 2002: 172). Menurut Ahimsa Putra
diberi makna, berisi pesan dan bagian dari sistem (2006), mitos adalah cerita rakyat yang seringkali

117
118 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VII, No. 2 November 2017 hal. 117 - 126

sulit dipahami maknanya ataupun diterima berbeda. Legenda merupakan cerita khayalan
kebenarannya karena sering dianggap tidak yang tokoh-tokohnya manusia, dianggap benar-
masuk akal. Namun demikian, mitos berkembang benar terjadi tetapi dianggap tidak suci. Hal ini
dalam masyarakat dan mewarnai budaya berkebalikan dengan mitos yang terbentuk dari
masyarakatnya. imajinasi manusia yang bersumber dari akar
Pada masyarakat Lampung, sarat dengan budaya masyarakatnya, dan dianggap suci. Mitos
ragam mitos yang berkembang dalam budaya sebagai bagian dari akar tradisi sejarah
masyarakatnya. Bagi sebagian kalangan, mitos masyarakat semakin terlupakan, bahkan
masih diyakini dan dipercaya namun tentunya dilupakan. Bahkan mitos dipandang sebagai
dengan berbagai ragam tafsir dan pemahaman. hiburan semata, padahal ia juga dapat dipandang
Sebagaimana analisa Levi Strauss, dalam mitos sebagai bagian dari aktivitas kegiatan masyarakat.
kita dapat melihat berbagai tataran dalam Menurut Barthes (1972: 1979), di dalam pesan
kehidupan masyarakat, termasuk politik negeri. yang terdapat dalam mitos terdapat makna yang
Bahkan melalui kisah mitos juga dapat ingin disampaikan, atau ada makna tersembunyi
digambarkan kehidupan masyarakat, organisasi yang terkandung dalam mitos baik secara
sosial, keluarga dan kosmologi keluarga. Bahkan langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
menurut Strauss dalam Shri Ahimsa Putra, mitos mengkaji tentang mitos yang terdapat pada
memiliki struktur ganda yaitu historis dan ahistoris. masyarakat Lampung menjadi penting jika
Sehingga dalam tataran ini mitos memiliki sisi dikaitkan semakin berkurangnya pengetahuan
sinkronis, dan diakronis, dan keduanya saling akan tradisi lisan atau ketidaktahuan masyarakat
menyatu (pankronis). Dengan kata lain, mitos Lampung tentang budaya Lampung.
berada dalam dua waktu sekaligus yaitu waktu Merujuk pada pendapat Strauss dalam
yang bisa berbalik dan tidak bisa berbalik (Putra, Putra (2006), bahwa mitos tergambarkan dalam
2006). struktur masyarakat, pola budaya masyarakat-
Berada dalam bingkai tradisi lisan, mitos nya, bahkan gambaran secara keseluruhan
merupakan cerita atau narasi yang dikaitkan kehidupan sosial budaya serta karakter dan
dengan aspek-aspek kebudayaan tertentu. Hal identitas masyarakatnya. Hal ini juga terdapat
yang tidak terlakkan, bahwa tradisi lisan yang pada etnik Lampung dengan ragam mitosnya.
berkembang melalui mitos-mitos juga mengalami Menurut Mircea dalam Honko (1984:51), salah
perubahan. Perkembangan modernisasi sebagai satu fungsi penting dari mitos adalah membangun
salah satu faktor yang menyebabkan mitos ini model perilaku, dan melalui mitos masyarakat
semakin dilupakan, kurang dikenal dan berangsur juga akan mendapatkan pengalaman religius.
punah yang mengindikasikan bahwa tradisi lisan Campbell (1998: 22-23), juga menyatakan bahwa
yang terdapat pada kebudayaan Lampung juga pada dasarnya mitos dapat dibedakan dilihat dari
terancam punah. Era globalisasi dan modernisasi fungsinya yaitu (a) Fungsi mistis; yaitu kekaguman
ini juga sedikit banyak telah mempengaruhi akan alam semesta; (b) Fungsi kosmologis; yaitu
pandangan sebagian generasi muda akan menjelaskan akan bentuk dari alam semesta; (c)
eksistensi mitos. Rendahnya apresisasi terhadap Fungsi sosiologis; yaitu legalitas tentang tata tertib
mitos dewasa ini bagi kalangan generasi muda sosial tertentu, dan (d) Fungsi pedagogis; yaitu
karena mitos dianggap sebagai cerita yang tidak tentang bagaimana manusia menjalani hidupnya.
masuk akal, kurang logis dan tergilas dalam Mitos pada etnik Lampung sangat
perkembangan zaman. Mitos juga sering dipengaruhi oleh tradisi dan akar budaya
dipersamakan dengan legenda, padahal keduanya masyarakatnya baik yang beradat pepadun
Risma Margaretha, Analisis Klasifikasi Mitos Dalam Tradisi Lisan... 119

maupun saibatin. Bahkan mitos juga METODE


mempengaruhi pola berperilaku masyarakat Data dan informasi yang diperlukan dalam
sesuai dengan penafsiran dan pemahaman dan kajian ini bersumber dari hasil pengamatan dan
pengetahuan yang dimilikinya. Tentunya, aspek wawancara mendalam dengan sejumlah informan
sejarah atau historisitas tidak dapat dipisahkan sebagai sumber utama. sedangkan data sekunder
dari pekembangan mitos-mitos yang berkembang dikumpulkan dari hasil olahan data orang lain baik
pada masyarakat Lampung. Oleh karenanya, berupa dokumen, laporan, publikasi, dan
berbagai tafsir akan mitos juga meliputi sebagainya. Analisis data dilakukan secara
komponen masyarakat yang disesuaikan dengan kualitatif untuk menemukan inferensi tentang mitos
stratifikasi sosial seseorang atau kelompok pada masyarakat Lampung sebagai konstruksi
dalam budaya masyarakat Lampung. Di budaya.
samping itu, perlu juga mengetahui bagaimana
masyarakat memberi tafsir akan mitos dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
kehidupan sosial budayanya dalam ranah publik.
Pemahaman mitos yang bervariasi dengan Asal Usul Lampung: Antara Mitos dan
sendirinya akan mempengaruhi pola pikir dan Sejarah
perilaku masyarakat Lampung. Tentu, dalam Menelusuri asal usul Lampung, dalam tradisi
mitos terdapat pesan budaya yang tersirat, yang lisan dan folklore masyarakatnya, terdapat
diberi arti atau makna. Sejatinya, dalam berbagai mitos yang berkembang diantaranya
memahami karakter dan identitas masyarakat menurut Hadikusuma (1985/1986; dan 1990),
Lampung akan terungkap melalui mitos yang yang melihat asal-usul berdasarkan asal kata
hidup dan berkembang sebagai akar budaya Lampung yang ditengarai berasal dari kata To
masyarakatnya. La’ng Phowang, yang ditemukan dalam catatan
Mengacu kepada berbagai fungsi mitos musafir China. Kata tersebut diambil dari nama
secara tekstual, maupun dari tujuan dan nilai-nilai sebuah kerajaan tertua dan pertama di Lampung
yang tersirat dalam mitos sebagai penyampai yaitu Kerajaan Tulang Bawang kira-kira abad ke
pesan dalam komunikasi budaya, mitos bahkan 7. Mitos lainnya disitir dari pendapat yang berasal
berkontribusi dalam pembentukan identitas, maka dari kata “anjak lambung” yang berarti berasal
sangatlah perlu untuk melakukan kajian mendalam dari ketinggian ini karena para puyang (nenek
tentang mitos maupun tafsir yang diberikan atas moyang) bangsa Lampung pertama kali
mitos tersebut. Pada akhirnya akan diperoleh bermukim menempati dataran tinggi Sekala Brak
gambaran secara menyeluruh tentang kehidupan di lereng Gunung Pesagi sebuah puncak tertinggi
sosial budaya etnik Lampung secara holistic di tano Lampung. Versi lain berdasarkan kisah
berdasarkan karakteristik mitosnya. perjalanan sekelompok suku dari Pagaruyung
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian yang dipimpin Guru Pati untuk mencari wilayah
ini melihat esensi dan pemaknaan masyarakat baru bersama tiga anaknya yaitu si Bebatak,
Lampung akan mitos yaitu: Bebugis, dan Begeduh. Yang terakhir inilah
1) Mengidentifikasi ragam dan karakter mitos menurunkan suku Lampung kemudian tinggal di
dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Sekala Berak dan ketika memasuki Gunung
Lampung. Pesagi mereka menyebut ‘Lampung” yang
2) Menganalisis hubungan mitos dengan maksudnya menanyakan siapa yang tinggal di
kehidupan sosial budaya masyarakat daerah tersebut. Nama Lampung menjadi sering
Lampung sebagaimana fungsi mitos diucapkan dan menjadi nama tempat. Kisah
120 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VII, No. 2 November 2017 hal. 117 - 126

berikutnya Lampung berasal dari kata bahwa pengetahuan masyarakat etnik Lampung
“melampung”, yang menceritakan Appu Seruting akan mitos masih sangat tinggi. Hampir semua
Sati tokoh yang menurunkan ulun Lampung tidak aspek kehidupan berkaitan dengan mitos.
bisa terandam dalam sungai, sehingga setiap kali Seberapa besar pengetahuan akan mitos ternyata
menyelam selalu mengapung dan kemudian tidak terbatas pada generasi tua saja, generasi
dijuluki “sai lappung” artinya si Lampung muda juga mengenal mitos-mitos masyarakatnya.
(Hadikusuma, 1985/1986; dan 1990). Dari hasil sebaran angket tergambarkan bahwa
Dalam persebarannya dan perkembangan- mitos adalah bagian dari tradisi lisan masyarakat
nya, terbentuklah dua kesatuan adat berdasarkan Lampung yang meliputi beberapa hal yaitu: (a)
teritori wilayah pemukiman yang kemudian pengetahuan mayarakat Lampung akan mitos, (b)
menjadi wilayah adat yaitu mereka yang beradat kepercayaan terhadap mitos, (c) kesamaan mitos
Pepadun (bergerak dari Pesisisir ke arah antara pepadun dan saibatin, (d) urgensi mitos
pedalaman), sehingga ada juga yang menyebutnya dalam kehidupan masyarakatnya, (e) sumber
sebagai orang Lampung pedalaman; sedangkan pengetahuan akan cerita mitos (bagaimana mitos
mereka yang tinggal di daerah pesisir pantai diketahui), dan tentunya (f) lesson learn yang
disebut beradat Saibatin (peminggir/pesisir). diperoleh melalui mitos baik nilai-nilai tentang
Terbagi atas dua golongan adat besar, namun kehidupan maupun nilai budaya yang
tidak ada perbedaan yang sangat mencolok mencerminkan karakter masyarakat Lampung.
antara ke-dua kelompok adat tersebut. Mereka Berdasarkan hasil analisis data diketahui
dibedakan atas bahasa atau dialek dan territorial. bahwa mitos etnik Lampung sebagian besar
Sebagaimana pendapat Fox ((1986:10), bahwa dituturkan. Tempat dimana mitos dituturkan tidak
setiap tradisi lisan selalu mencakup suatu sikap menjadi fokus pada penelitian ini, apakah tuturan
terhadap bahasa dan berbagai penggunaannya diperoleh dalam keluarga maupun dari oranglain
yang sangat penting bagi pemahaman tradisi itu yang berinteraksi dengan seseorang. Mitos bagi
sendiri. sebagian masyarakat melambangkan karakter
dan identitas, karena dalam mitos terdapat nilai-
Mitologi Pengetahuan Lokal Masyarakat
nilai yang menunjukkan bagaimana perjuangan
Lampung
sifat seseorang baik yang dipersonifikasikan oleh
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan hewan, tumbuhan, makhluk gaib ataupun manusia
baik melalui angket, wawancara dan observasi, sebagai pelaku atau tokoh dalam mitos.

Tabel 1. Analisa Tabel terhadap Mitos-Mitos


Masyarakat Lampung
Persepsi Tentang Mitos
Ya Tidak
Pengetahuan akan mitos 87,69% 13%
Saibatin dan Pepadun memiliki mitos yang sama 70% 30%
Kepercayaan akan mitos 70% 30%
Urgensi Mitos Dalam Kehidupan Sosial Budaya Lampung 52% 48%
Mitos Memiliki Nilai-Nilai Tentang Kehidupan 57% 43%
Mitos Berkaitan Dengan Indentitas Masyarakat 68% 32%
Mitos Dituturkan Dalam Keluarga 49% 51%
Mitos Menggambarkan Budaya Masyarakat 94% 6%
Mitos Sesuai Daerah Masing-masing 72% 28%
Mitos Memiliki Berbagai Fungsi 67% 33%
Sumber: Hasil olah data
Risma Margaretha, Analisis Klasifikasi Mitos Dalam Tradisi Lisan... 121

Analisa tabel di atas dijelaskan, bahwa Mitos yang terdapat dalam kehidupan
sebesar 90% responden (terdiri 65 responden sosial budaya masyarakat Lampung secara
beradat saibatin dan 35 responden beradat keseluruhan dapat menggambarkan budaya
pepadun) menjawab mengetahui tentang mitos- masyarakat Lampung. Sebesar 94% responden
mitos yang ada di daerah mereka. Bahkan menjawab ya. Pada pertanyaan yang diajukan
mereka memiliki kesamaan mitos yang sebagaimana dalam tabel analisa, hasilnya
ditunjukkan oleh 70% dari seluruh responden. menunjukkan bahwa sebesar 72% responden
Demikian juga anggapan bahwa sampai saat ini menjawab bahwa mitos memang bersifat
mitos masih relevan, sehingga tingkat kedaerahan dan sesuai dengan keadaan atau
kepercayaan terhadap mitos juga masih tinggi. kondisi. Berkaitan dengan nilai-nilai yang
Sebesar 70% responden mengaku masih percaya terkandung dalam mitos yang berfungsi sebagai
terhadaap mitos. Berkaitan dengan urgensi mitos pengendali dalam kehidupan sosial masyarakat,
bagi etnis Lampung, sebagaimana yang alat penyampai pesan, maka sebesar 67%
ditunjukkan pada analisa tabel, ternyata sebesar menjawab ya.
52 % menjawab bahwa mitos itu penting bagi Hasil analisis tabel juga menjelaskan bahwa
etnis Lampung. Namun 48% masyarakat mitos sangat dekat dan mewarnai kehidupan
Lampung sudah tidak melihat ada urgensi mitos masyarakat pepadun dan saibatin. Jawaban
dalam kehidupan sosial budaya mereka. responden pada masing-masing item pertanyaan
Meskipun demikian, ternyata mitos masih di atas 50%, artinya secara signifikan mitos
dipercaya memiliki nilai-nilai atau pesan bermakna merupakan bagian dari tradisi lisan
tentang kehidupan. Sebesar 65,71% responden masyarakatnya. Mitos merupakan bagian yang
menjawab bahwa dalam cerita mitos baik dari tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat
yang beradat pepadun memiliki nilai-nilai tentang Lampung, bahkan kehidupan merekapun berada
kehidupan. Demikian juga halnya hubungan mitos dalam lingkaran mitos. Hasil wawancara yang
dengan identitas budaya masyarakat Lampung, dilakukan pada sejumlah informan juga senada,
sebesar 68 % responden menjawab ada karena dalam kehidupan masyarakat Lampung
hubungannya, sedangkan 32% menjawab tidak sejak lahir sampai mati dipenuhi dengan mitos.
ada hubungan antara identitas dengan mitos. Bagi Banyak sekali mitos-mitos yang dikembangkan
mereka yang menjawab ya, cerita-cerita dalam dan masih hidup dalam masyarakat Lampung.
mitos menunjukkan karakter dan sifat masyarakat Klasifikasi Mitos Lampung: Pepadun dan
Lampung, termasuk di dalamnya pola pikir dan Saibatin
relasi-relasi antar mereka. Pembagian wilayah adat antara pepadun
Pengetahuan akan mitos sendiri bukan dan saibatin berdasarkan teritori geografis, tidak
hanya dibangun dalam keluarga, atau diperoleh pelak melahirkan mitos-mitos sesuai dengan
dari tuturan dalam keluarga. Artinya keluarga tantangan dan kondisi masyarakatnya. Hasil
bukanlah satu-satunya sumber pengetahuan penelitian menunjukkan bahwa masyarakat
masyarakat akan mitos-mitos yang selama ini pepadun dan saibatin meski memliki kesamaan
mereka ketahui. Hal ini ditunjukkan oleh mitos namun esensi dari mitos tersebut berbeda.
responden yang menjawab apakah mitos Masyarakat Lampung Pepadun lebih berkiblat
dituturkan dalam keluarga, hanya 49% menjawab kepada adat istiadat masyarakatnya, sedangkan
bahwa mitos dituturkan dalam keluarga, masyarakat Saibatin kepada agama atau religi,
sedangkan 51% menjawab bahwa mitos sebagaimana mitos-mitos masyarakat Lampung
diperoleh dari sumber-sumber lain. Saibatin.
122 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VII, No. 2 November 2017 hal. 117 - 126

Mitos yang bersumber dari cerita rakyat yang tedapat di lampung; (c) mitos dewa-dewi,
atau folklore Lampung Pepadun maupun termasuk makhluk halus yang dipercayai memiliki
Saibatin sangat beranekaragam. Keaneka- kekuatan gaib; (d) mitos androgini: yaitu mitos
ragamana tersebut menunjukkan bagaimana tentang bagaimana awal manusia ada di dunia;
berdinamikanya kehidupan masyarakat (e) mitos akhir dunia: menggambarkan melalui
Lampung. Folklore pada masyarakat adat di cerita akhir dari kehidupan dunia dan segala
Lampung menunjukkan bagaimana interaksi isinya kelak.
masyarakatnya, hubungan dengan alam, hubungan Signifikansi persfektif Eliade terdapat mitos
dengan penguasa, hubungan dengan pencipta, Lampung sesuai tipologinya tergambarkan dalam
dan bagaimana masyarakat Lampung tabel di bawah ini
menjalankan aktivitas sehari-hari yang
bersendikan budaya dan agama. Tabel 2. Tipologi Mitos Lampung dalam
Persfektif Eliade
Sebagian besar mitos masyarakat Lampung
Beradat Beradat
bersumber dari folklore, kemudian dikategorikan Tipologi Mitos
Pepadun Saibatin
dan di klasifikasi sesuai konsep mitos dari Marcea, Kosmogini X X
yang personifikasinya dilambangkan oleh benda, Asal-usul X X
binatang ataupun larangan-larangan. Terdapat Dewa-dewi X X
beberapa kebiasaan ataupun sifat yang muncul Makhluk Gaib, Ilahi, Halus X X
Percaya Kekuatan Gaib dan
dan terinditifikasi dalam mitos, seperti: (1) mitos X X
kesaktian
yang dilambangkan hewan; (2) mitos dalam Mitos Larangan dan
perkawinan serta kewajiban dan larangannya; (3) X X
Pantangan
mitos kebiasaan buruk dan baik; (4) mitos yang Mitos Fenomena Alam X X
berhubungan dengan suatu tempat berdasarkan Mitos Suara, Tanda dan
X X
Bunyi
peristiwa atau kejadian; dan (5) mitos perempuan Mitos Mimpi X X
baik yang sedang hamil, maupun melahirkan dan Mitos Dalam Ritual/Upacara
masa nifas. X X
daur Hidup
Merujuk pada identifikasi dan klasifikasi Mitos Melalui Ucapan X X
mitos maka mitologi lokal masyarakat Lampung Mitos poligenesis
- X
psikoanalisa
baik pepadun maupun saibatin dibedakan atas:
(1) cerita rakyat, (2) tempat keramat, (3) cerita
tentang makhluk halus, (4) lokasi yang angker, (5) Membaca komposisi mitos berdasarkan
benda-benda keramat, (6) pantangan dan larangan, tipologinya sebagaimana konsep Eliade, maka
dan (7) kekuatan-kekuatan gaib. berbagai jenis mitos tersebut dapat ditemukan
Klasifikasi mitos tersebut juga dapat dalam kehidupan sosial budaya masyarakat
dikonversikan kedalam tipologi mitos Lampung. Bahkan, cenderung tidak terdapat
sebagaimana konsep Eliade sehingga diperoleh perbedaan antara mitos-mitos pepadun dengan
bahwa karakteristik mitos Lampung terdiri atas saibatin. Artinya, sesuai tipologi mitos yang
(a) mitos kosmogini atau penciptaan (asal-usul dikembangkan di atas, baik pada masyarakat
penciptaan daerah/alam lampung sebagai bagian pepadun maupun saibatin semua indikator di
dari alam semesta); (b) mitos asal-usul: yaitu mitos atas masing-masing dimiliki oleh ke dua
yang menceritakan bagaimana asal dari masyarakat adat tersebut dengan versi yang
masyarakat lampung baik versi pepadun atau berbeda-beda sesuai karakter wilayahnya.
saibatin, asal muasal tumbuhan maupun hewan Karakteristik mitologi lokal pada masyarakat
Risma Margaretha, Analisis Klasifikasi Mitos Dalam Tradisi Lisan... 123

pepadun dan saibatin sesuai dengan tipologinya mitos dan cerita yang dikembangkan melalui
kemudian dikembangkan sesuai dengan folklore folklore dalam tradisi lisan disajikan dalam tabel
masyarakatnya. Klasifikasi dan karakteristik di bawah ini:

Tabel 3. Folklore dalam Mitologi Lokal


Sumber Mitos Fungsi Mitos
No. Cerita Mitos
Pepadun Saibatin Sosiologi Pedagogi Mistis Kosmolog
1 Sekala Bekhak X X X X
2 Keratuan Melinting dan Ratu X X X X
Darah Putih
3 Asal Mula Jurai Pepadun X X X X X
Dan Sai Batin
4 Buay Selagay X X X X
5 Betung Segawa X
6 Gunung Pesagi X X
7 Danau Ranau X X X
8 Asal Kp Mulang X
Maya
9 Asal-usul bentuk Siger X X X X X
Lampung
10 Keratuan Balaw X X X X
11 Raja Besei X X X X X
12 Balebahan X
13 Punden Berundak X
14 Way Rarem X X X X
15 Asal Pulau Tabuan X X X X
16 Gunung Rajabasa
17 Asal Mula Teri Nasi X X X X
18 Sech Dapur X X X
19 Ratu Sekermong X X X X X
20 Pendekar Sebay Ngebela X X
Mengian
21 Asal mula Burung X X
22 Asal mula Talas X X X
23 Asal mula paghei (padi) X X X
24 Asal mula Pekon Kenali X X X

Tabel 4. Folklore dalam Mitos Dewa-dewi Masyarakat Lampung

Sumber Mitos Fungsi Mitos


No. Cerita Mitos
Pepadun Saibatin Sosiologi Pedagogi Mistis Kosmolog
1 Dewi Pelangi X X X
2 Dewi Selangsari X X
3 Cerita Tujuh Sumur X X
124 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VII, No. 2 November 2017 hal. 117 - 126

Tabel 5. Mitologi Lokal Tempat-Tempat Keramat


Sumber Mitos Fungsi Mitos
No. Cerita Mitos
Pepadun Pepadun Sosiologi Pedagogi Mistis Kosmologi
1 Canguk X X X
2 Manuk Meghem X X
3 Sidang Belawan X X X
4 Asahan Serunting
5 Gunung Pesagi X X
6 Goa Putri X X
7 Muli Putri X X X

Tabel 6. Tokoh dalam Mitos Lampung


Sumber Mitos Fungsi Mitos
No. Cerita Mitos
Pepadun Pepadun Sosiologi Pedagogi Mistis Kosmologi
1 Radin Jambat X X X X X
2 Si Pahit Lidah X X X X
3 Sech Dapur X X X X
4 Ratu Sekermong X X X
5 Ratu Ali X X X
6 Asal Marga Putih
Pendekar Sebay
7 X
Ngebela Mengian
8 Menak Sangaji X X

Tabel 7. Mitos Larangan/Pantangan dalam Mitologi Lokal Budaya Lampung


Sumber Mitos Fungsi Mitos
No. Cerita Mitos
Pepadun Saibatin Sosiologi Pedagogi Mistis Kosmologi
Tidak boleh mandi
1 X X X X X
tengah hari dan maghrib
Larangan meninggalkan
2 X X X
bayi sendirian
Tidak boleh membawa
3 bayi berjalan pada X X X
malam hari
Larangan memukul anak
4 kecil dengan benda alat X X X
memasak nasi
Dilarang makan di atas
5 X X X
ulekan
Dilarang menyelem-
6 pangkan selendang X X X
ketika sedang berjalan
Dilarang bercermin
7 X X
sambil tiduran
Dilarang keramas pada
8 X X X
saat maghrib
9 Dilarang duduk di pintu X X
Larangan kawin antara
10 suku Lampung Kenali X X X
Risma Margaretha, Analisis Klasifikasi Mitos Dalam Tradisi Lisan... 125

Larangan kawin antara


10 suku Lampung Kenali X X X
denan suku Banten
Pantang mandi saat
11 X X X X
magrib
Bagi seorang anak
12 dilarang menggunting X X X X
kuku malam hari
13 Dilarang tidur tengkurap X X X
Dilarang pakai payung
14 X X X
dalam rumah
Tidak boleh dua saudara
15 sekandung menikah X X X
secara bersamaan
Tari Bedayo Tulang
16 X X X
Bawang
Menjahit kancing baju
17 ketika baju masih X X X
dipakai
Mencabut atau
18 mencukur bulu pada X X X
jempol kaki
Larangan makan telor
19 X X X
puyuh

Tabel 8. Klasifikasi Mitos Lampung Berdasarkan Asal-usulnya


Saibatin Pepadun
Asal usul Saibatin sebagai orang Menurut mitos Pepadun, sebelum 4 umpu dari
Lampung dari Sekala Brak, sebuah paguruyung datang, di Lampung sudah ada 4 paksi umpu
Kerajaan di dataran Belalau, sebelah Ratu Sekerumong dari Buay Tumi yg berdiam di Sekala
selatan Danau Ranau. Dari dataran Brak, yaitu:
Sekala Brak menyebar sampai ke 1. Ratu Dipuncak
seuruh dataran lampung, Palembang, 2. Ratu Di Balik Bukit
bahkan Banten mengikuti aliran Way 3. Ratu Pugung
atau sungai. Cikal dari Paksi pak 4. Ratu Pemanggilan
adalah Keempat umpu ini dianggap dari Lampung Pepadun,
1. Umpu Bejalan Di Way yang memerintah Kerajaan Sekala Brak Hindu. Ketika
2. Umpu Belunguh Umpu dari pagaruyung meruntuhkan Kerajaan Skala
3. Umpu Nyerupa Brak Hindu dan mendirikan Kepaksian Pak Skala Brak
4. Umpu Pernong yang diyakini sebagai cikal berkembangnya Islam
Lampung.
Keterangan:
Sekala Brak adalah tempat yang disakralkan dan memiliki makna yang penting bagi orang Lampung. Dari
Segala Berak, peradaban mereka dimulai, dari sekala berak mereka membangun eksistensi. Dapat dikatakan
bahwa skala berak simbol identitas Lampung itu sendiri. Mitos tentang asal usul orang Lampung ada yang
diperoleh dari tuturan keluarga. Melalui profil Para Umpu yang menjadi sentral dalam mitos Asal usul orang
lampung dari Sekala Berak, menceritakan suatu realitas tentang siapakah mereka yang disebut orang
Lampung.
126 Jurnal Pendidikan Progresif, Vol. VII, No. 2 November 2017 hal. 117 - 126

Mitos dan Fungsinya dalam Kehidupan SIMPULAN


Sosial Budaya Masyarakat Lampung Mitos yang bersumber dari masyarakat
Mitos mempunyai daya atau kekuatan yang Lampung dapat dilihat dari empat fungsi mitos
dimanifestasikan perwujudannya dalam ritual (sosiologis, pedagogis, mistis, dan kosmologi).
melalui sesajen, tarian-tarian atau sederetan Terdapat signifikansi nilai-nilai budaya kehidupan
upacara lainnya yang berfungsi untuk menjaga masyarakat Lampung yang berkaitan dengan
keseimbangan dunia sosial dan ketertiban. mitos yang menyangkut tiga hal yaitu: (a) dalam
Bahkan secara ekstrem dapat dikatakan bahwa mitos selalu ada konstruksi pengetahuan baik
secara psikhologis mitos mampu memberi meliputi asal-usul, penciptaan maupun larangan-
ketenangan kepada manusia, memberi kekuatan larangan yang dimitoskan, (b) mitos dapat
dan daya tahan untuk berjuang (Campbell menciptakan ketenangan jika ritual atau
1998:31), bahkan keharmonisan dan larangannya dipenuhi, (c) mitos mengajarkan
keseimbangan dapat diwujudkan (Susanto, 1987: manusia untuk bersinergi dan memelihara
74-88). Penggambaran mitos-mitos masyarakat lingkungannya yang sering dipersonifikasikan
Lampung sebagaimana klasifikasi Mircea Eliade antara lain dalam bentuk kekuatan alam.
menemukan bahwa mitos juga menjadi penanda
identitas suatu masyarakat (identitas kolektif). DAFTAR RUJUKAN
Dalam penelitian ini ditemukan, disitir dari Barthes. R. 1972. Mythologies. New York:
konsep Yunus (1981), bahwa pada masyarakat Noondy Press
Lampung juga terdapat berbagai fungsi mitos,
Campbell, Joseph. 1998. The Power of Myth.
yaitu fungsi sosiologis, fungsi mistik, fungsi
New York: Doubleyday
pendidikan atau paedagogis, dan fungsi
Danandjaya, James. 2002. Folklore Indonesia
kosmologi. Bahkan selain fungsi di atas, dalam
Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-lain.
mitos juga terdapat fungsi ekonomi dan fungsi
Jakarta: Pustaka Utama Grafiti
wisata. Keseluruhan fungsi tersebut menjadi ciri
Hadikusuma, Hilman. 1985/1986. Sejarah dan
yang ditemukan signifikan dengan kehidupan
Adat Istiadat Lampung. Proyek
sosial budaya masyarakat Lampung (pepadun
Inventarisasi Dan Dokumentasi
maupun saibatin. Disadari juga, tidak semua
Kebudayaan Daerah Propinsi Lampung
orang meyakini akan kebenaran dan percaya
akan mitos, meskipun demikian mereka tetap ____, 1990. Masyarakat dan Adat Budaya
Lampung. Bandung, Mandar Maju
menjaga perilaku ataupun sikap ketika
dihadapkan pada realita mitos. Bahkan, dilihat Honko, Lauri. 1984. “The Problem of Defining
dari fungsinya secara sosiologis, maka mitos yang Mith”, in Alan Dundes, Sacred
terdapat di Lampung juga menjadi alat Narrative: Readings in the Theory of
melegitimasi suatu tatanan sosial masyarakatnya. Myth. Barkeley: University of California
Dalam mitos asal usul Lampung, Press. Halm 41-52
Terdapat nilai yang tersirat dalam mitos yang Putra, Heddy Shri Ahimsa. 2006.
mampu memberi nilai positif bagi masyarakat Strukturalisme Levi-strauss: Mitos dan
bukan hanya menyangkut tentang makhluk hidup Karya Sastra. Yogyakarta: Kepel Press.
seperti manusia saja, namun di dalamnya juga Susanto, Harry. 1978. Mitos Menurut pemikiran
menyangkut asal usul suatu tempat, suatu Mircea Eliade. Yogyakarta: Kanisius
komunitas, seperti ke buayan, kemargaan, Yunus, Umar. 1981. Mitos dan Komunikasi,
keratuan. Jakarta: Sinar Harapan.

Anda mungkin juga menyukai