Essay Bio Umum Ii - Kel 5 - Konsep Dasar Ekologi
Essay Bio Umum Ii - Kel 5 - Konsep Dasar Ekologi
Essay Bio Umum Ii - Kel 5 - Konsep Dasar Ekologi
1. Pengertian Ekologi
Kata “ekologi” pertama kali dirumuskan oleh Ernest Haeckel seorang
berkebangsaan Jerman 1869. Ernest Haeckel mendefinisikan ekologi sebagai
suatu keseluruhan pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan organisme
dengan lingkungannya yang bersifat organic dan anorganik (Ardhana,2012).
Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yaitu ‘oikos’
dan ‘Logos’. ‘oikos’ berarti rumah atau tempat hidup atau lingkungan biotik
(manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik), dan lingkungan abiotik (salinitas,
suhu, pH,oksigen terlarut, dan lainnya), sedangkan ‘logos’ berarti ilmu
pengetahuan (Latuconsina, 2019:7)
Ekologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik
antara makhluk hidup (biotik) dengan lingkungannya (abiotik) atau ilmu yang
mempelajari faktor lingkungan terhadap jasad hidup sehingga tidak ada satu
makhluk hidup yang hidup dan kehidupannya terisolasi.
Ekologi merupakan suatu disiplin ilmu yang sistematik, analitik, dan objektif
dalam kajian lingkungan, yang ditekankan pada struktur dan fungsi ekosistem.
Ditinjau dari segi struktur, ekologi mengkaji keadaan lingkungan dan organisme
pada waktu tertentu. Bahan yang dikaji yaitu susunan dan jenis komponen
ekosistem, kepadatan dan biomas populasi, faktor lingkungan (fisik dan kimia)
yang menjadi penciri. Apabila ekologi ditinjau dari segi fungsinya, ekologi
mengkaji hubungan fungsional dalam ekosistem (aliran energi, siklus materi, dan
peran organisme.
Pesatnya perkembangan dan pengkajian ilmu ekologi yang seiring dengan
semakin merosotnya kualitas lingkungan hidup sehingga ilmu ekologi sering
dikenal sebagai ilmu lingkungan. Sedangkan ilmu ekologi yang disampaikan oleh
Ernest Haeckel merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Didasarkan pada definisi ilmu lingkungan
dan ilmu ekologi keduannya sama-sama mempelajari tentang lingkungan hanya
saja ilmu ekologi aspek lingkungan yang dibahas membahas suatu sistem yang
dinamik ditambah dengan aspek lingkungan yang luas serta memandang
lingkungan sebagai autekologi dan sinekologi. Sedangkan ilmu lingkungan lebih
kepada lingkungan sebagai autekologi.
Autekologi merupakan ekologi yang mempelajari suatu spesies organisme
secara individu yang berinteraksi dengan lingkungannya, sedangkan sinekologi
adalah ekologi yang mempelajari kelompok organisme yang tergabung dalam satu
kesatuan dan saling berinteraksi di suatu daerah tertentu.
Untuk mempelajari gambaran yang cukup jelas tentang batas-batas wilayah
kerja dari ilmu ekologi dapat kiranya dipergunakan konsep model dari Miller.
Konsep tersebut beranggapan bahwa seluruh alam semesta merupakan suatu
ekosistem yang tersusun oleh berbagai komponen atau kesatuan. Dalam suatu
ekosistem satu atau sekelompok komponen tak dapat berdiri sendiri terlepas dari
kelompok kesatuan lain.
2. Konsep Dasar Ekologi
a. Protoplasma adalah zat hidup dalam sel dan terdiri atas senyawa organik yang
kompleks, seperti lemak, protein, dan karbohidrat.
b. Sel adalah satuan dasar suatu organisme yang terdiri atas protoplasma dan inti
yang terkandung dalam membran. Membran merupakan komponen yang menjadi
pemisah dari satuan dasar lainnya.
c. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi sama, misalnya
jaringan otot.
d. Organ atau alat tubuh merupakan bagian dari suatu organisme yang mempunyai
fungsi tertentu, misalnya kaki atau telinga pada hewan, dan daun atau akar pada
tumbuhan.
e. Sistem organ adalah kerja sama antara struktur dan fungsi yang harmonis, seperti
kerja sama antara mata dan telinga, antara mata dan tangan, dan antara hidung
dengan tangan.
f. Organisme adalah suatu benda hidup, jasad hidup, atau makhluk hidup.
g. Populasi adalah kelompok organisme yang sejenis yang hidup dan beranak pada
suatu daerah tertentu. Contohnya populasi rusa di pulau Jawa, populasi banteng
di Ujung Kulon, populasi badak di Ujung Kulon, dan populasi ayam kampung di
Jawa Barat.
h. Komunitas adalah semua populasi dari berbagai jenis organisme yang menempati
suatu daerah tertentu. Di daerah tersebut setiap populasi berinteraksi satu dengan
lainnya. Misalnya populasi rusa berinteraksi dengan populasi harimau di Pulau
Sumatra atau populasi ikan mas berinteraksi dengan populasi ikan mujair.
i. Ekosistem adalah tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan hubungan
timbal balik yang kompleks antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik
yang hidup maupun tak hidup (tanah, air, udara, atau kimia fisik) yang secara
bersama-sama membentuk suatu sistem ekologi.
j. Biosfer adalah lapisan bumi tempat ekosistem beroperasi. Lapisan biosfer kira-
kira 9000 m di atas permukaan bumi, beberapa meter di bawah permukaan tanah,
dan beberapa ribu meter di bawah permukaan laut.
8. Proses Suksesi
Pengertian mengenai suksesi ekologi dapat ditinjau melalui tiga hal
berikut ini:
a. Suksesi ekologi diartikan sebagai proses perkembangan komunitas
dalam suatu ekosistem yang melibatkan perubahan seluruh atau Sebagian
komponen-komponen spesies di dalamnya yang dapat terjadi dalam selang waktu
yang relatif lama.
b. Suksesi dapat terjadi akibat adanya suatu modifikasi terhadap
lingkungan fisik di dalam komunitas atau ekosistem. Sehingga dapat dikatakan
bahwa lingkungan fisik mempengaruhi laju perubahan dan membatasi sejauh
mana suatu komunitas dapat berkembang.
11
c. Perubahan atau perkembangan komunitas akan terus terjadi hingga
mencapai klimaks atau puncak. Klimaks atau puncak tersebut tercapai ketika
suatu perubahan telah menciptakan keadaan yang stabil atau seimbang
(homeostatis) antara komponen biotik dan abiotik dalam komunitas atau
ekosistem tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses suksesi adalah suatu proses
alam mengenai perkembangan suatu komunitas ekosistem, hasil dari perubahan
seluruh atau Sebagian komponen-komponen lingkungan fisik yang terus terjadi
hingga tercipta suatu keadaan komunitas yang stabil dengan lingkungannya
(homeostatis).
Setiap komunitas yang telah mencapai keseimbangan akan memiliki
beberapa spesies yang lebih mendominasi spesies lainnya, dan umumnya setiap
komunitas dalam suatu ekosistem didominasi oleh spesies yang berbeda-beda. Hal
tersebut dapat menciptakan tingkatan keseimbangan yang menghasilkan
komunitas klimaks sebagai hasil dari suatu jejaring interaksi biotik yang cukup
kompleks. Contohnya seperti yang terdapat pada hutan hujan tropis yang
didalamnya terdapat berbagai macam spesies per hektarnya.
Soerianegara dan Indrawan (1988) menyebutkan bahwa dalam
pembentukan klimaks atau keseimbangan suksesi terdapat 2 perbedaan paham
pendapat yakni; paham monoklimaks dan paham polyklimaks.
1. Paham monoklimaks beranggapan bahwa, pada suatu daerah atau
komunitas yang beriklim hanya terdapat satu macam klimaks, yaitu keseimbangan
dalam formasi atau faktor klimaks iklim saja. Ini berarti klimaks merupakan
pencerminan keadaan iklim, karena iklim merupakan faktor yang paling stabil dan
berpengaruh. faktor klimaks iklim meliputi sinar matahari, suhu udara,
kelembaban udara dan presipitasi,yang dapat menimbulkan suatu klimaks.
2. Paham polyklimaks beranggapan bahwa, bahwa terdapat faktor lain
yang juga mampu mempengaruhi terjadinya klimaks, yaitu faktor edafis dan
faktor biotis. Faktor edafis adalah faktor yang timbul karena pengaruh tanah
seperti komposisi tanah, kelembaban tanah, suhu tanah dan keadaan air tanah.
Sedangkan faktor biotis adalah faktor yang disebabkan oleh manusia atau hewan.
Proses terjadinya suksesi dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan pada
kondisi habitat awal tempat terjadinya suksesi. Suksesi tersebut ialah suksesi
primer dan suksesi sekunder.
1. Suksesi primer
Suksesi primer merupakan suksesi yang terjadi pada wilayah yang baru
dan belum ditemukan organisme diarea tersebut. Biasanya terjadi apabila habitat
asal terganggu dan mengakibatkan hilangnya komunitas di habitat asal tersebut
secara total atau menyeluruh, sehingga terbentuk habitat baru di tempat komunitas
asal tersebut. Gangguan ini dapat terjadi secara alami, misalnya bencana alam,
endapan lumpur yang baru di muara sungai, atau endapan pasir di pantai. Selain
itu gangguan juga dapat di sebabkan oelh perbuatan manusia misalnya
penambangan timah, batubara, atau minyak bumi
2. Suksesi sekunder
Suksesi sekunder merupakan suksesi yang terjadi pada wilayah yang
awalnya sudah terdapat organisme dan masih tersisa. Biasanya terjadi apabila
suatu komunitas asal mengalami gangguan yang tidak merusak total atau hanya
sebagian dari komunitas asal tersebut, sehingga dalam komunitas tersebut
komponen atau spesies lama dan kehidupan lama masih ada. Contoh gangguan
alami misalnyabanjir, gelombang laut, kebakaran, angin kencang. Sedangkan
gangguan buatan seperti penebangan hutan dan pembakaran padang rumput
dengan sengaja.
9. Aksi interaksi
Interaksi antar makhluk hidup yang terjadi pada sebuah ekosistem
bertujuan untuk menjaga kestabilan dari ekosistem itu sendiri. Jika interaksi antar
makhluk hidup yang mendiami ekosistem tersebut tidak berjalan dengan baik,
maka bisa mengakibatkan adanya ketimpangan yang terjadi dan hal ini tidak baik
bagi ekosistemnya dan makhluk hidup yang ada didalamnya. Interaksi dalam
sebuah ekosistem dibagi menjadi lima golongan, interaksinya adalah sebagai
berikut :
1. Netral
Interaksi netral dapat terjadi jika makhluk hidup saling berinteraksi tetapi
tidak mengganggu satu sama lain. Makhluk hidup tersebut hanya hidup didalam
ekosistem yang sama, namun tidak ada persaingan dan mangsa-memangsa
dalam interaksinya.
2. Predasi
Predasi adalah interaksi yang terjadi antara mangsa dan pemangsa dalam
sebuah ekosistem, interaksi ini bertujuan agar jumlah pemangsa dan mangsa
dalam sebuah ekosistem menjadi seimbang secara alami.
3. Simbiosis
Simbiosis adalah interaksi yang terjadi antara dua atau lebih makhluk
hidup berbeda spesies yang saling berhubungan. Dalam interaksi ini ada tiga
bentuk interaksi, diantaranya :
a. Simbiosis mutualisme
Simbiosis mutualisme adalah simbiosis yang terjadi pada makhluk hidup
berbeda spesies dimana hasil dari interaksi tersebut memberikan keuntungan satu
sama lain.
b. Simbiosis parasitisme
Simbiosis parasitisme adalah simbiosis yang terjadi pada makhluk hidup
berbeda spesies dimana hasil interaksi tersebut hanya menguntungkan satu pihak,
dan pihak lainnya dirugikan.
c. Simbiosis komensalisme
Simbiosis komensalisme adalah simbiosis yang terjadi pada makhluk
hidup dari spesies berbeda dimana hasil dari interaksi tersebut menguntungkan
satu pihak namun pihak lainnya tidak mendapatkan keuntungan maupun kerugian.
4. Antibiosis
Antibiosis adalah interaksi antara makhluk hidup dimana makhluk hidup
yang satu menghambat pertumbuhan makhluk hidup lainnya.
5. Kompetisi
Kompetisi adalah interaksi antara dua jenis makhluk hidup yang saling
bersaing untuk mendapatkan atau memperebutkan suatu hal yang sama. Interaksi
ini berhubungan dengan ekosistem, penjagaan populasi, persebaran dan
ketersediaan hewan serta tumbuhan, semua hal tersebut dipengaruhi oleh interaksi
ini. Jadi jika makhluk hidup masuk ke ekosistem yang bukan diperuntukan bagi
makhluk hidup tersebut, maka bisa saja keseimbangan ekosistem disana
akan rusak dan bisa menghilangkan makhluk hidup lain yang sudah lama tinggal
di ekosistem tersebut.
Rantai makanan merupakan jalur perpindahan energi dari suatu produsen tertentu
ke konsumen tertentu melalui proses makan dan di makan dari organisme terkecil
hingga hewan-hewan yang lebih besar (Hedi dan Kurniati, 1996). Setiap tahapan
perpindahan 80-90% energi potensial hilang sebagai panas. Oleh karena itu,
langkah-langkah dalam rantai makanan terbatas 4-6 langkah saja. Artinya
semakin pendek rantai makanan makin besar energi yang tersedia.
1. Rantai pemangsa, yaitu perpindahan energi dan materi dari produsen pertama
(tumbuhan) yang di awali oleh tumbuhan ke herbivora dan selanjutnya ke
karnivora.
2. Rantai saprofit, yaitu perpindahan energi yang di awali dengan organisme mati
(bahan organik) selanjutnya di manfaatkan oleh mikroorganisme.
3. Rantai parasit, yaitu perpindahan energi dan materi dari organisme besar ke
organisme kecil.
Organisme yang sumber makanannya diperoleh dari tumbuhan dengan jumlah
langkah atau tahapan yang sama disebut mempunyai tingkat trofik (trophic level)
yang sama, di mana tingkat trofik I adalh produsen, tingkat trofik II adalah
herbivora, dan tingkat trofik III adalah karnivora.
Dalam ekosistem dikenal adanya tingkatan trofik suatu kelompok organisme yang
menunjukkan urutan organisme dalam rantai makanan pada suatu ekosistem.
Pengelompokan organisme berdasarkan tingkat trofik dalam ekosistem sebagai
berikut (Ardhana, 2012) :
1. Tingkat trofik pertama, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai produsen
pertama. Semua jenis tumbuhan hijau membentuk tingkat trofik pertama.
2. Tingkat trofik kedua, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai herbivora
atau produsen kedua. Semua herbivora (konsumen primer) membentuk tingkatan
trofik kedua.
3. Tingkat trofik ketiga, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai karnivora
kecil (konsumen sekunder) atau biasa disebut dengan konsumen ketiga.
4. Tingkat trofik ke empat, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai karnivora
besar (karnivora tingkat tinggi) konsumen tersier atau disebut juga sebagai
konsumen ke empat.
5. Tingkat trofik ke lima, yaitu semua organisme yang berstatus sebagai perombak
(decomposer atau transformer) atau semua mikroorganisme.
Pengelompokan organisme berdasarkan tingkat trofik (jenjang makanan) di
dasarkan atas fungsi organisme dalam rantai makanan dan bukan berdasarkan atas
spesies. Oleh karena itu, satu spesies dalam populasi dapat menduduki lebih dari
satu jenjang makanan. Gambaran dari tingkat trofik merupakan konsep yang
berguna untuk menggambarkan interaksi seperti pemangsaan, kompetisi, maupun
simbiosis sehingga terbentuknya suatu rantai makanan.
PIRAMIDA EKOLOGI
1. Piramida jumlah,
yaitu bentuk piramida yang menggambarkan laju aliran energi pada setiap tingkat
trofik dan laju aliran energi dinyatakan dalam satuan kalori. Piramida ini
menggambarkan terjadinya penurunan energi pada setiap tingkat trofik, di mana
setiap urutan tingkat trofik terjadi kehilangan energi sesuai dengan hukum
Termodinamika II bahwa setiap ada perubahan energi akan menimbulkan
hilangnya energi yang di pakai. Piramida energi menggambarkan peranan masing-
masing komponen dalam ekosistem.
Rasio antara laju aliran energi pada berbagai tingkat trofik dalam rantai
makanan di sebut sebagai efisiensi ekologi. Piramida energi dapat di gunakan
untuk menghitung efisiensi ekologi tersebut. Akan tetapi, akan lebih baik
bilamana efisiensi energi ini dapat di berikan dalam bentuk diagram aliran energi.
Efisiensi ekologi tingkat trofik yang lebih tinggi pada umumnya juga lebih
tinggi. Hal ini berarti bahwa organisme yang menepati tingkat trofik lebih tinggi
dan lebih efisien dalam menangkap energi. Padahal diketahui bahwa bagi
organisme yang menepati tingkat trofik lebih tinggi maka energi makanan yang
tersedia justru kecil.
13. Siklus Materi ( Biogeokimia)
PENGERTIAN
Daur Biogeokimia merupakan perpindahan unsur-unsur kimia melalui
makhluk hidup dan lingkungan abiotik (tanah dan air). Dalam daur biogeokimia
dikenal dua macam daur, diantaranya daur edafik dan daur atmosferik. Daur
edafik merupakan daur yang unsur kimia pada daur tersebut tidak pernah
membentuk gas di udara. Adapun daur atmosferik adalah daur yang unsur kimia
pada daur tersebut mengalami fase berbentuk gas di udara. Adapun daur
biogeokimia ini berfungsi sebagai siklus materi yang mengembalikan semua
unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik
komponen biotik maupun komponen abiotik, sehingga kelangsungan hidup di
bumi dapat terjaga.
Artinya keseimbangan ekosistem tergantung pada pengulangan yang terjadi
secara berputar pada unsur-unsur kimia tertentu. Ada 5 jenis daur biogeokimia,
antara lain daur air, daur fosfor, daur sulfur, daur nitrogen, dan daur karbon.
1. Daur Air atau Hidrologi
Daur air atau daur hidrologi merupakan pergerakan air dari bumi menuju
atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang terjadi secara terus menerus membentuk
sirkulasi. Daur air ini terjadi dengan sinar matahari yang menguapkan air yang
ada di laut, sungai, dan danau yang disebut evaporasi.
Air tersebut akan menjadi uap air dan naik ke atmosfer menjadi partikel es atau
titik-titik air, hal ini disebabkan karena suhu di atmosfer sangat rendah. Partikel-
partikel air ini akan membentuk awan yang dikenal dengan kondensasi. Saat udara
tidak mampu menahan titik-titik air ini akan jatuh sebagai hujan atau salju yang
disebut presipitasi.
Air yang jatuh ini sebagian akan diserap oleh tumbuhan dan tanah, sebagian
lagi akan menggenang dipermukaan bumi berupa danau atau kolam, selain itu
sebagian itu akan mengalir ke sungai hingga ke lautan.
2. Daur Fosfor
Daur fosfor merupakan pergerakan fosfor dari atmosfer ke bumi dan kembali
lagi ke atmosfer yang terjadi secara terus menerus membentuk sirkulasi. Fosfor
memiliki kemampuan untuk membentuk ikatan kimia berenergi tinggi, dan fosfor
ini sangat penting dalam transformasi energy pada semua organisme.
Daur fosfor dimulai dari adanya fosfat anorganik yang berada d tanah yang
diserap oleh tumbuhan. Hewan yang memakan tumbuhan akan memperoleh
fosfor dari tumbuhan yang dimakannya. Disamping itu, tumbuhan atau hewan
yang mati ataupun sisa ekskresi hewan baik urine maupun feses yang ada di tanah
oleh bakteri pengurai akan menguraikan fosfat organik menjadi fosfat anorganik
yang akan dilepaskan ke ekosistem.
3. Daur Sulfur
Daur biogeokimia berikutnya adalah daur sulfur. Ini merupakan pergerakan
sulfur dari atmosfer ke bumi dan kembali lagi ke atmosfer yang terjadi secara terus
menerus membentuk sirkulasi. Dalam tubuh organisme, belerang merupakan
unsur penyusun protein, sedangkan di alam baik belerang atau sulfur terkandung
dalam tanah yang berbentuk mineral tanah dan di atmosfer dalam bentuk gas
sulfur dioksida.
Gas sulfur dioksida yang berada di atmosfer bereaksi dengan oksigen dan air,
akan membentuk asam sulfat yang ketika jatuh ke tanah akan menjadi bentuk ion-
ion sulfat dan akan diserap oleh tumbuhan untuk menyusun protein dalam
tubuhnya. Jadi ketika manusia dan hewan memakan tumbuhan maka akan terjadi
perpindahan unsur belerang dari tumbuhan ke tubuh hewan atau manusia.
4. Daur Nitrogen
Daur nitrogen merupakan pergerakan nitrogen dari atmosfer ke bumi dan
kembali lagi ke atmosfer yang terjadi secara terus menerus membentuk sirkulasi.
Di alam, nitrogen terdapat dalam bentuk senyawa organik seperti urea, protein
dan asam nukleat atau sebagai senyawa anorganik seperti ammonia, nitrit, dan
nitrat.
Nitrogen diperlukan tidak dalam bentuk unsur tetapi persenyawaan, salah
satunya atmosfer bumi mengandung 78 persen nitrogen. Daur nitrogen ini terbagi
atas beberapa proses antara lain :
Fiksasi, proses pengikatan atau pengambilan nitrogen bebas dari udara menjadi
senyawa nitrogen yang dapat dimanfaatkan tumbuhan.
Amonifikasi, proses pembentukan monium dari nitrogen yang telah di fiksasi
Nitrifikasi, proses pengubahan ammonium menjadi nitrat oleh aktivitas enzim
nitrogenase yang dimiliki oleh bakteri nitrifikasi
Asimilasi, proses pemanfaatan nitrat dalam proses fotosintesis di tumbuhan
Denitrifikasi, proses pelepasan nitrogen kembali ke udara
5. Daur Karbon
Daur karbon ini diawali oleh pemanfaatan CO2 oleh tumbuhan dan dijadikan
senyawa organik yaitu glukosa melalui proses fotosintesis. Selanjutnya, glukosa
disusun menjadi amilum dan diubah menjadi senyawa gula yang lain, lemak,
protein, dan vitamin. Pada proses pernapasan tumbuhan dan hewan dihasilkan
kembali CO2.
Hewan mendapatkan karbon setelah memakan tumbuhan, dan tubuh hewan
maupun tumbuhan yang mati diuraikan menjadi karbon dioksida, air, dan mineral
oleh pengurai. Karbon dioksida yang terbentuk dilepaskan ke atmosfer, pada
ekosistem normal terjadi keseimbangan antara daur karbon dan oksigen.
DAFTAR PUSTAKA
Meleong, Lexy. J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : CV. Pustaka Media.