COVER Digabungkan NEDIS
COVER Digabungkan NEDIS
COVER Digabungkan NEDIS
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
AHMAD NEDIS
NIM. 140204036
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah
penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah menuntun umat manusia dari masa kebodohan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terwujud tanpa bantuan dari
berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
yang kepada:
1. Bapak Dr. Muslim Razali, S.H., M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan, wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan beserta seluruf staf-
stafnya.
2. Ibu Misbahul Jannah, M.Pd., Ph.D selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika,
3. Ibu Dr. Eng. Nur Aida, S.Si., M.Pd. selaku pembimbing I dan Bapak
vi
4. Ibu Fitriyawany, M.Pd. Selaku Penasehat Akademik (PA)
5. Kepala Sekolah SMAN 1 Teupah Barat dan Bapak Riki Asmulianto, S.Pd
sebagai Guru Fisika serta seluruh dewan guru yang telah membantu
6. Bapak Jufprisal, M.Pd, dan Rusydi, M.Pd selaku validator yang telah
7. Ayahanda dan ibunda tercinta beserta seluruh keluarga yang turut memberikan
9. Kepada Abang Ahmad Saifil, S.Pd, Arlin, SKM dan Adik Cici Yulianti,
Nofita Silfiana, Ayuniara, Alpin Daya Aboni yang selalu memberi motivasi
dorongan semangat yang telah Bapak dan Ibu serta kawan-kawan berikan.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan ini. Penulis Menyadari masih
banyak kekurangan dalam skripsi ini, maka penulis sangat mengharapkan kritik
Penulis,
Ahmad Nedis
vii
DAFTAR ISI
LEMBARAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG
LEMBAR PENGESAHAN KEASLIAN
ABSTRAK ..................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
F. Definisi Operasional ................................................................ 6
vii
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 57
B. Saran ........................................................................................ 57
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru tetapi melibatkan berbagai
kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil belajar yang
yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar.2 Keseluruhan proses belajar
hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda
pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik di bidang sains adalah dengan
pembelajaran Fisika di sekolah. Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang
1
2
objek, persoalan, tema dan tempat kejadiannya. 3 Oleh karena itu Fisika juga
Fisika juga berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja melainkan juga
memiliki keterampilan proses sains.4 Pelajaran Fisika pada SMA kelas X terdapat
materi tentang Pengukuran. Materi tersebut masih diajarkan secara teoritis saja.
Hal ini menjadikan peserta didik masih belum maksimal dalam proses
pembelajara, maka dari itu perlu kegiatan pembelajaran yang bisa melatih
keterampilan proses sains peserta didik, dan memperbaiki hasil belajar peserta
didik dalam ranah kognitif, salah satu solusi adalah dengan mengunakan model
Guided Discovery terhadap keterampilan proses sains dan sesuai dengan langkah-
____________
3
Novita Yuliani, Pembelajaran Fisika, Jurnal, (Jember: Program Studi Pendidikan Fisika
FKIP Universitas Jember, Desember 2012), h. 1.
4
Sri Wulandari, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Fisika Model Problem Based
Learning (PBL) untuk Mengoptimalkan Penguasaan Problem Solving Skill Siswa Berbasis Nature
of Physics”, Skripsi, Yogyakarta: FMIPA, 2016, h. 1.
3
pernah dilakukan oleh Sri Wulandari dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Model Guided
karena itu model pembelajaran guided discovery perlu diuji efektivitasnya dalam
dengan optimal. Hal ini disebabkan karena peserta didik masih cenderung pasif
____________
5
Oemar malik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta:PT
bumi Aksara, 2011) h. 188.
6
Sri Wulandari, “Penerapan Model Pembelajaran Guided Discovery untuk Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Peserta Didik pada Materi Getaran Harmonis di Kelas X SMA Negeri 1
Cerme”, Skripsi, Tulungagung : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung, 2014,
h. 2.
7
Laila Rahmi Septiani, “Pengaruh Model Guided Discovery terhadap Keterampilan
Proses Sains dan Hasil Belajar IPA-Fisika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Jember”, Skripsi,
Jember : FKIP, 2013, h. 2.
4
hasil ulangan harian peserta didik kelas X SMAN 1 Teupah Barat dalam
dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65.8 Melihat data hasil belajar
B. Rumusan Masalah
Guided Discovery terhadap Keterampilan Proses Sains peserta didik pada materi
____________
8
Tanggal 22 September 2017. Wawancara dengan Bapak Riki Asmulianto. Guru SMAN
1 Teupah Barat.
5
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Guided Discovery
terhadap keterampilan proses sains peserta didik pada materi pengukuran di kelas
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara dalam suatu penelitian yang perlu
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh
E. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
penelitian selanjutnya.
2. Secara praktis
____________
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 69.
6
studi fisika.
F. Definisi Operasional
lain-lain.11
____________
10
M. Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontesktual dalam Pembelajaran Abad 21,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h. 33.
11
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010),
h. 22.
12
Oemar Malik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:PT
bumi Aksara,2009) h. 188.
7
yang terjadi akan lebih bermakna. keterampilan proses sains adalah suatu
yang di temukan.13
4. Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam
____________
13
Trianto, Model-model Pembelajaran Invatif Berorientasi Kontruktivik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publiser, 2012), h. 144.
14
Halliday,dkk, Fisika Dasar, ( Jakarta: Erlangga, 2010), h. 3.
BAB II
KAJIAN TEORI
lama dan merevisinya apabila aturan-aturan tersebut tidak lagi sesuai. Teori
pembelajaran dengan model konstruktivisme ini yaitu siswa berperan secara aktif
____________
15
Yatim Rianto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 168.
8
9
pembelajaran yang menekankan pada siswa aktif dan bermakna meskipun kata
“siswa aktifnya” tidak terlalu ditonjolkan, tetapi prinsipnya tetap dipakai dengan
penemuan bebas (free discovery learning) atau sering disebut open ended
karena dengan petunjuk guru siswa akan bekerja lebih terarah dalam rangka
resep yang harus dikuti tetapi hanya merupakan arahan tentang prosedur kerja
yang diperlukans
dengan informasi dan pengetahuan yang baru yang akan didapatkan dari proses
____________
16
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher,2012), h.13.
17
Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009),
h.191-192.
10
serta pengetahuan yang diperoleh dapat melekat dalam ingatan siswa dan
tentunya dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas belajar siswa melalui
menghafal, sehingga konsep dan prinsip yang didapat mudah di ingat lebih lama
oleh siswa.19
____________
18
Taufik Widhiyantoro, “The Effectiveness Of Guided Discovery Method
Application Toward Creative Thinking Skill At The Tenth Grade Students Of Sma N 1 Teras
Boyolali In The Academic Year 2011/2012”, Jurnal Pendidikan Biologi, Volume 4, Nomor 3,
(2012), h.91.
19
Taufik Widhiyantoro, “The Effectiveness Of Guided Discovery Method
Application Toward Creative Thinking Skill At The Tenth Grade Students Of Sma N 1 Teras
Boyolali In The Academic Year 2011/2012”, Jurnal Pendidikan Biologi, Volume 4, Nomor 3,
(2012), h.92.
11
terbimbing, peran siswa cukup besar karena pembelajaran ini tidak lagi terpusat
pada guru tetapi pada siswa.20
merupakan salah satu model pembelajaran efektif yang berasal dari faham
pembelajaran Guided Discovery ini menekankan kepada siswa untuk aktif dalam
pembelajaran karena siswa akan belajar untuk mencari dan menemukan sendiri
pengetahuannya melalui bantuan seorang guru. Model Guided Discovery ini lebih
sering digunakan, karena dengan melalui bantuan dan arahan dari guru siswa
akan lebih terarah dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah di
tentukan.
dilakukan siswa dengan bimbingan guru. Sintaks yang satu dengan sintaks yang
pembukaan dan penutupan pembelajaran yang berbeda antara satu dengan yang
mencapai tujuan pembelajaran yang beraneka ragam dan lingkungan belajar yang
____________
20
Sri Novita Padungo, Pengaruh Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi Perbandingan di Kelas VII SMP Negeri 1
Pinogaluman, Jurnal Pendidikan, vol.4.no3, (2015), h. 6.
12
menjadi ciri sekolah pada dewasa ini. 21 Model pembelajaran memiliki peran
sebagai berikut:
model pembelajaran ini sangat dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan
diajarkan. Model pembelajaran harus sesuai dan tepat dengan tujuan yang akan
dipelajari agar materi dapat disampaikan dengan mudah. Hal ini juga dipengaruhi
oleh tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran tersebut serta tingkat
____________
21
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu ……, h. 53.
22
Rusman, Model-model Pembelajaran ……, .h. 136.
13
sintaks yang khas karena setiap model pembelajaran diilhami oleh hakikat,
landasan filosofis, dan prinsip-prinsip yang spesifik. Begitu pula dengan model
Suprihatiningrum
____________
23
Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran (Teori & Aplikasi), (Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2012), h. 248.
14
collection, (4) data processing, and (5) closure”. Fase-fase dalam model
pembelajaran Guided Discovery, yaitu (a) motivasi dan pemaparan masalah, (b)
____________
24
Smith, V.P. Inquiry Training Model and Guided Discovery Learning for Fostering
Critical Thinking and Scientific Attitude, ( Kozhikode: Vilavath Publication, 2012), h 34.
25
Ratumanan, T.G. Inovasi Pembelajaran: Mengembangkan Kompetensi Peserta Didik
Secara Optimal, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2015), h 215-216.
15
dalam penilitian ini mengacu pada langkah-langkah yang telah ditentukan oleh
siswa, dalam pembelajaran yang demikian siswa tidak lagi ditempatkan dalam
16
posisi pasif sebagai penerima bahan ajaran yang diberikan guru, tetapi sebagai
ini dapat mengarahkan siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran. Siswa tidak
lagi berada pada posisi pasif atau penerima bahan ajar, akan tetapi siswa berperan
menarik dan menjadi pengalaman bagi siswa, karena siswa dapat memperoleh
1) Harus ada persiapan yang matang mengenai mental untuk cara belajar
siswa. Siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya
mengembangkan pikirannya jika berhadapan dengan hal-hal yang
abstrak.
2) Siswa sulit dalam menyusun suatu hasil penemuan dalam bentuk laporan.
3) Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli penemuan dan akan
menimbulkan frustasi bagi siswa yang lain.
4) Model ini akan kurang berhasil untuk mengajar dalam kelas besar,
misalnya sebagian besar waktu akan terpakai karena membantu seorang
siswa menemukan teori-teori atau ejaan dari bentuk kata tertentu.
5) Sulit untuk menerapkan dalam pembelajaran apabila fasilitas yang
digunakan untuk mencoba ide-ide tidak ada. Tidak semua pemecahan
masalah menjamin penemuan yang penuh arti, pemecahan masalah dapat
bersifat membosankan, mekanisasi, formalitas dan pasif.28
siswa dalam melakukan eksperimen, jika tidak maka proses pembelajaran tidak
berjalan dengan baik, karena bagi siswa yang mempunyai kemampuan yang lebih
____________
28
Paulo Suparno, Metodologi Pembelajaran Konstruktivisme & Menyenangkan,
(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2011), h.72
18
guru juga akan mempunyai kendala pada waktu pembelajaran yang terlalu
singkat. Model Guided Discovery ini juga tidak dapat diterapkan untuk kelas
yang besar karena guru akan mengalami kesulitan pada saat mengamati dan
membimbing siswa.
1. Pengertian Keterampilan
baik kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar untuk kemajuan
____________
29
Trianto, model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka Publiser, 2011), h. 144.
30
Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), h. 144.
19
kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan mendasar bila terus dilatih secara
dan konsep yang ditemukan. Pada akhirnya keterampilan proses ini akan menjadi
roda penggerak dalam hal penemuan dan pengembangan fakta dan konsep, serta
sains adalah suatu keterampilan yang menitikberatkan pada proses sains meliputi
intelektual, dan sosial. Sehingga menjadikan siswa lebih aktif dalam pembelajran
dan akan menimbulkan intaraksi antara proses dengan konsep yang di temukan.
Pada penelitian ini keterampilan proses sains yang digunakan adalah mengacu
____________
31
Ahmad Susanto, Teori Belajar...,h. 144.
32
Conny Semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, Bagaimana Mengaktifkan
Siswa dalam Belajar, (Jakarta: Gramedia, 2009), h. 18.
33
Susiwi, dkk., Analisi keterampilan proses sains Siswa SMA pada model pembelajaran
pratikum D-Ei-Hd, Jurnal pengajaran MIPA, vol. 2, No.14, (2009), h. 4.
20
b. Menafsirkan (Interpretasi)
c. Mengelompokkan (Klasifikasi)
d. Meramalkan (prediksi)
e. Berkomunikasi
f. Berhipotesis
i. Mengajukan pertanyaan
____________
34
Trianto, model-model Pembelajaran..., h. 144.
35
Rustaman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada,2010), h. 80.
21
sains peserta didik. Ada tiga indikator keterampilan proses sains berdasarkan
____________
36
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011) hal. 168.
22
____________
37
Semiawan, Pendekatan Keterampilan Proses. (Jakarta: Grasindo, 2009), h. 54.
23
Tabel 2.5 Indikator keterampilan proses sains American Association for the
Advancement of Science
KPS Indikator
C. Pengukuran
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka,
Angka penting adalah semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran,
termasuk angka terakhir yang ditaksir atau diragukan. Angka-angka penting ini
terdiri atas angka-angka pasti dan satu angka taksiran yang sesuai dengan tingkat
ketelitian alat ukur yang digunakan. Semua angka-angka hasil pengukuran adalah
bagian dari angka penting. Namun, tidak semua angka hasil pengukuran
merupakan angka penting. Berikut ini merupakan aturan penulisan nilai dari hasil
pengukuran.
a. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Jadi, 548 memiliki
b. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka
c. Angka nol yang terletak di sebelah kanan tanda koma dan angka
d. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang
angka penting.
Jadi, 0,63 memiliki 2 angka penting dan 0,008 memiliki 1 angka penting.
Hal ini akan lebih mudah terlihat jika ditulis 63 × 10-2 dan 8 × 10-3. Dalam
penulisan hasil pengukuran, ada kalanya terdapat angka yang digaris bawahi.
Tanda garis bawah ini menunjukkan nilai yang diragukan. Angka yang digaris
bawahi termasuk angka penting, tetapi angka setelah angka yang diragukan
bukan angka penting. Jadi, 3541 memiliki 3 angka penting dan 501,35 memiliki 4
angka penting.
3. Pengertian pengukuran
Pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam
tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai dengan pola
pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan meteran pita. Penjual daging
timbangan duduk.
____________
39
Halliday, dkk, Fisika Dasar, ( Jakarta: Erlangga, 2010), h. 3.
27
lebar sawahnya menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang digunakan
adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur sipil mengukur lebar jalan
menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan satuan meter. Ketika kita
mengukur panjang meja dengan penggaris, misalnya didapat panjang meja 100
cm, maka panjang meja merupakan besaran, 100 merupakan hasil dari
a. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah sesuai
dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita
gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah
Pada umumnya, mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua skala ukuran,
yaitu skala utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah
28
centimeter (cm) dan satuan untuk skala terkecil adalah milimeter (mm). Skala
terkecil pada mistar memiliki nilai 1 milimeter. Jarak antara skala utama
satu skala terkecil memiliki nilai 1 cm 10-1 = 0,1 cm atau 1 mm. Mistar
cm, yakni setengah dari nilai skala terkecil yang dimiliki oleh mistar tersebut.
Selain skala sentimeter (cm), terdapat juga skala lainnya pada mistar ukur.
Pada saat pembacaannya posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala
atau disebut dengan kesalahan paralaks. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
Benda
____________
40
Tim Penyusun Modul Fisika Dasar, Panduan Praktikum Fisika Dasar, (Padang :
Universitas Andalas .2017), hal 1.
.
29
Salah satu alat ukur ini adalah jangka sorong. Anda dapatmenggunakan alat
ukur ini untuk mengukur diameter dalam, diameter luar, serta kedalaman suatu
benda yang akan diukur. Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang
cm. Jangka sorong juga dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan
yaitu:
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan nonius
Untuk lebih jelas cara pengukurannya bisa dilihat pada gambar 2.2 berikut ini.
Rahang
Tetap Rahang Tombol
sorong atas Skala utama
atas kunci
Skala nonius
Tangkai
Rahang sorong ukur
Benda bawah kedalaman
Rahang
yang
tetap
diukur
bawah
____________
41
Tim Penyusun Modul Fisika Dasar, Panduan Praktikum Fisika ……., hal 2.
30
Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan antara satu
nilai skala utama dengan jumlah skala nonius jangka sorong. Misalkan sebuah
jangka sorong memiliki jumlah skala 20 maka skala terkecil adalah = 0,05
mm. Maka nilai ketidakpastian jangka sorong ini adalah setengah dari skala
0,025 m.
ukuran kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan
Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui ketikaAnda
memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akandiperoleh
nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu, nilai satu skala noniusadalah mm =
0,01 mm sehingga nilai ketelitian aatau ketidak pastian micrometer sekrup adalah
∆x = x 0,01 mm = 0,005 mm atau 0,0005 cm. Berikut ini gambar 2.3 alat ukur
mikrometer.42
____________
42
Mediarman, Bernad. Fisika Dasar, ( Yogyakarta : Grahas Ilmu. 2009), hal 3-6.
31
Ruang ukur tetap Ruang ukur gerak Skala putar Gigi putar
Kunci penyetel
Skala tetap
Rangka
itu beratnya 1 kg”. Pernyataan ini tidak benar, sebab 1 kg menunjukkan ukuran
massa bukan ukuran berat. Dalam fisika, massa dan berat memiliki pengertian
yang berbeda. Massa benda adalah ukuran banyaknya zat yang terkandung pada
benda, sedangkan berat benda adalah besarnya gaya gravitasi bumi yang bekerja
pada benda itu. Adapun alat dalam mengukur massa benda diantaranya adalah
1. Neraca Pegas
Neraca pegas atau dinamometer adalah alat ukur massa dan berat benda.
Neraca ini biasanya banyak digunakan di laboratorium Fisika karena lebih mudah
dalam mengukur masa benda yang ringan. Neraca ini mempunyai dua skala, yaitu
skala N (Newton) untuk mengukur berat benda dan skala g (Gram) untuk
mengukur massa benda. Batas ketelitian atau nilai skala terkecil pada neraca
____________
43
Tim Penyusun Modul Fisika Dasar, Panduan Praktikum Fisika ......., hal 2.
32
adalah 0,1 N.
dahulu agar hasil yang didapatkan akurat. Setelah itu tinggal menggantung beban
pada pengait yang ada, tunggu hingga pegas bergetar, selanjutnya tinggal
neraca pegas ini adalah dapat mengetahui massa dan berat benda sekaligus (jika
neraca tersebut memiliki dua skala yang telah disebutkan tadi). Untuk lebih jelas
Skala Newton
Penunjuk hasil
Skala gram
pengukuran
2. Neraca Ohauss
Neraca ohauss adalah alat ukur massa yang memiliki ketelitian 0,1 gram.
Neraca Ohauss tersebut terdiri dari tiga skala. Skala pertama menggunakan
____________
44
Purwondari, Petunjuk Praktikum Fisika Dasar, (Jember : Universitas Jember .2013),
hal 3.
33
ratusan gram, skala kedua menggunakan puluhan gram, dan skala ketiga
Prinsip kerja neraca ini adalah membandingkan massa benda yang akan
dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca O’haus berada pada neraca
itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser
posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh
atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan
keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip
kerja tuas. Lihat pada gambar 2.5 berikut untuk lebih jelasnya.
Piringan
wadah beban Titik nol
Beban geser
Tombol
kalibrasi
3 Lengan
3. Neraca Digital
lebih praktis dan presisi hasilnya. Cara penggunaannya sangatlah mudah, hanya
dengan meletakkan benda diatasnya, maka akan muncul pada layar hasil dari
____________
45
Purwondari, Petunjuk Praktikum Fisika …….., hal 4.
34
massa benda tersebut. Ketelitian neraca digital ini sampai dengan 0,001 gram.
Dengan tingkat ketelitian yang tinggi, neraca digital ini banyak digunakan di
berbagai laboratorium untuk mengukur massa benda yang sangat kecilpada saat
penelitian. Bahkan pada laboratorium, neraca jenis ini yang disebut neraca analitik
memiliki ketelitian sampai 0,1 mg. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 2.6 berikut
ini.
c. Pengukuran waktu
Alat ukur waktu merupakan suatu alat yang dipakai untuk mengukur
1. Jam
Jam merupakan alat ukur waktu yang digunakan oleh berbagai bidang.
Model dari jam ppun beraneka ragam, mulai dari artloji atau jam tangan, jam
dinding, dan jam digital. Untuk zaman sekarang, jam sudah dilengkapi dengan
____________
46
Purwondari, Petunjuk Praktikum Fisika ……, hal 4.
35
tambahan fitur, misalnya kalender, alarm, dan lain-lain. Untuk ketelitian dari alat
2. Stopwatch
waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan tertentu, contohnya: berapa lama waktu
yang ditempuh seorang pelari dalam jarak 50 meter.. Adapun skala terkecil yang
digunakan yaitu mulai dari 0,1 detik hingga 0,001 detik dan skala tertinggi bisa
tombol start, stop dan reset yang berfungsi untuk untuk memulai, menghentikan
5. Ketidakpastian Pengukuran
a. Ketidakpastian Bersisitema.
Kesalahan Kalibrasi Cara memberi nilai skala pada waktu pembuatan alat
Titik nol skala alat tidak berimpit dengan titik nol jarum petunjuk.Atau
____________
47
Tim Penyusun Fisika Dasar. Fisika Dasar, (Makassar : Universitas Hasauddin.2010),
hal 2-4.
36
Misalnya dengan pegas-pegas yang telah di pakai beberapa lama dapat agak
d. Gesekan
Gesekan selalu antara bagian yang satu dengan yang bergerak terhadap
e. Kesalahan paralaks
Yang timbul apabila pada waktu membca skala, pengamat tidak tegak lurus
Pemakaian alat dalam keadaan yang berbeda pada waktu alat dikalibrasi
1. Ketidakpastian Rambang
Gerak ini pada saat-saat yang tidak dapat ditentukan mengalami fluktuasi
dalam arti jumlah molekul yang berkerak ke suatu arah senantiasa secara tiba-
tiba dapat menjadi besar atau kecil. Ini menyebabkan penunjukan jarum alat
udara.
Tegangan PLN atau yang kita peroleh dari aki atau baterai
(rambang) dan berlalu sangat cepat. Ini jelas mengganggu pengukuran besaran
listrik.
Alat yang sangat peka (seperti halnya seismograf) dapat terganggu oleh
landasan yang bergetar. Seperti kerak bumi selalu berada dalam keadaan
bergetar karena hampasan ombak samudra yang terus menerus dan kesibukan
lau lintas.
d. Bising
Gangguan yang selalu kita dapatkan pada saat elektronik berupa frekuensi
yang cepat pada tegangan dalam alat karena komponen alat bersuhu.
pada pengukuran dengan alat pencacah karena akan terhitung sewaktu kita
2. Kesalahan Pengamat
ketangkasan dan keterampilan tinggi. Banyak harus diatur sebelum alat siap
dipakai dan makin banyak yang harus makin besar kemungkinan orang membuat
kesalahan.48
____________
48
Djonoputro, Darmawan. Teori Ketidakpastian Menggunakan Satuan SI,
(Bandung:ITB. 1984) hal 3-5.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
dilakukan secara acak penuh. Penelitian ini menggunakan desain Non Equivalent
subjek yang terlebih dahulu diberi tes awal O1, lalu dikenakan perlakuan (X),
Discovery, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak diterapkan model
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara kelompok eksperimen dan kontrol
dakam keadaan awal. Kedua kelompok bisa dijadikan sebagai subjek penelitian
jika memenuhi syarat, yaitu apabila hasil pretest antara kedua kelompok tidak
____________
49
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 183
50
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 80
39
berbeda secara signifikansi.51 Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas
dan variabel terikat, yang menjadi variabel bebas dalam penelitian adalah
variabel terikat dalam penelitian ini adalah keterampilan proses sains peserta didik
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Teupah barat yang dimulai dari
terhadap keterampilan proses sains peserta didik melalui tes soal essay yang
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti, baik berupa orang, benda,
kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.52 Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi adalah seluruh peserta didik kelas X SMAN 1 Teupah Barat. Sampel
adalah sebagian dari populasi yang akan diselidiki.53 Dalam penelitian ini yang
menjadi sampel adalah siswa kelas X MIA 1 dan X MIA 2 SMAN 1 Teupah
____________
51
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatifdan R&D, (Bandung: Alfabeta,2011) hal. 116.
52
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan ....., h. 215
53
Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan ......, h. 215
40
bidang studi fisika di SMAN 1 Teupah Barat dengan memperhatikan keadaan dan
C. Intrumen Penelitian
fenomena alam maupun sosial yang diamati. 55 Adapun instrumen yang peneliti
gunakan adalah Tes. Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan
kerjakan) oleh siswa sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah
laku atau prestasi.56 Tes yang digunakan adalah berupa soal essay yang mengukur
____________
54
Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: ALFABETA,
2011), hal. 80.
55
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), Cet. 12, h. 102
56
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi ..…, h. 67.
41
Tes KPS merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.57 Tes
KPS adalah sederetan pertanyaan atau latihan mengenai KPS serta alat lain yang
atau bakat yang dimiliki individu atau kelompok.58 Tes KPS yang digunakan
dalam penelitian ini adalah tes awal (pre-test) dan tes akhir (Post-test). Pre-test
adalah tes. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur sesuatu, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan.59
Metode tes digunakan untuk mengetahui pencapaian siswa dalam aspek kognitif
dan psikomotorik. Pada aspek kognitif bentuk tes yang digunakan dalam
Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu tes tertulis. Tes tertulis
yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu tes awal (pretest)
dan tes akhir (posttest). sebelum diterapkan perlakuan (pretest) dan sesudah
____________
57
Arikunto Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
h 67.
58
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian, (Yogyakarta:Rineka Cipta, 2010) h. 193
59
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi ….., h. 67.
42
diterapkan perlakuan (posttest). Tes yang diberikan berbentuk tes uraian. Soal-
soal yang digunanakan pada pretest dan posttest merupakan soal yang sama. Hal
ini dimaksud agar tidak ada pengaruh perbedaan kualitas instrumen terhadap
perubahan pengetahuan dan pemahaman yang terjadi. Tes ini digunakan untuk
model pembelajaran Guided Discovery. Bentuk tes tulis yang digunakan adalah
tipe essai.
1. Uji normalitas
merupakan data dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas ini
dengan bantuan program SPSS versi 22.0. Bentuk hipotesis untuk uji
Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak atau data tidak berdistribusi normal.
43
a. Dari menu utama SPSS, pilih menu Analyze, kemudian klik Descriptives
d. Klik continue
2. Uji Homogenitas
berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas dalam
dengan bantuan program komputer SPSS 22.0. Bentuk hipotesis untuk uji
____________
60
Stanislaus S. Uyanto, Pedoman Analisis Data dengan SPSS. (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2009). h. 40.
44
homogen)61.
Jika Sig < 0,05, maka H0 ditolak atau data tidak homogen
3. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan melalui uji regresi linier sederhana, dalam hal
ini menggunakan aplikasi SPSS versi 22.0 for windows. Uji regresi linier
e. Klik Ok
A. Hasil Penelitian
1. Penyajian Data
2. Pengolahan Data
deviasi dan varian, dalam hal ini peneliti menggunakan aplikasi SPSS versi 22.0
Valid N
24
(listwise)
Sumber: hasil data pengolahan SPSS 2
47
sebanyak 16 butir soal, maka kita mendapatkan nilai pre-test kelas eksperimen
memiliki rentang atau sebaran data dengan nilai tertinggi 51 dan nilai terendah 21.
Sedangkan nilai post-test kelas eksperimen memiliki rentang atau sebaran data
sebagai berikut:
Pre-test Post-test
N 24 24
Std.
8.966 7.161
Deviation
smirnov, dimana pengujian dilakukan pada taraf signifikan 0.05. hasil perhitungan
48
kelas eksperimen didapat harga Kolmogorov Smirnov Z (test statistic) pada pre-
test sebesar 0,141 dan post-test sebesar 0,130 dengan Asymp.Sig (2-tailed) 0,200.
Sehingga 0,200 > 0,05 maka data pre-test dan post-test kelas eksperimen
Sesuai data pre-test dan post-test yang diperoleh dari kelas kontrol maka
dapat dihitung nilai minimum, maximum, mean, standard deviasi dan varian,
dalam hal ini peneliti menggunakan aplikasi SPSS versi 22.0 dengan hasil
Valid N
24
(listwise)
Sumber: Hasil pengelohan data SPSS 22
sebanyak 16 butir soal, maka nilai pretest kelas kontrol memiliki rentang atau
sebaran data dengan nilai tertinggi 51 dan nilai terendah 21. Sedangkan nilai pre-
test kelas kontrol memiliki rentang atau sebaran data dengan nilai tertinggi 86 dan
Sesuai dengan data Tabel 4.3 maka diperoleh hasil pengujian normalitas
sebagai berikut:
Pre-test Post-test
N 24 24
Std.
9.361 7.192
Deviation
smirnov, dimana pengujian dilakukan pada taraf signifikan 0.05. hasil perhitungan
kelas kontrol didapat harga kolmogorov smirnov Z pada pre-test sebesar 0,163 dan
post-test sebesar 0,101 dengan Asymp.Sig (2-tailed) 0,097 pada pre-test dan 0,200
pada post-test. Sehingga 0,097 > 0,05 dan 0,200 > 0,05 maka data pada kelas
digunakan dari populasi dengan varians yang sama, sehingga hasil penelitian ini
Pre-test
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
.072 1 46 .789
Sumber: hasil pengolahan data SPSS 22
menunjukkan nilai sebesar 0,072 dengan signifikan sebesar 0,789. Karena nilai
signifikan yang lebih besar dari taraf signifikan yaitu 0,789>0,05, maka hal ini
menunjukkan bahwa H0 diterima dan Ha ditolak yang artinya varians dari data
f. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan uji regresi
sederhana. Berdasarkan hasil pengolahan data pos-test kedua kelas diatas, untuk
Square sebesar 0,051 yang berarti bahwa terdapat 0,51% pengaruh model
90
79,42
80 71,87
70
Skor rata-rata
60
50
40 36,18 pre test
33,32
30 post test
20
10
0
Kontrol Eksperimen
Kelas
Gambar 4.1 Rata-rata hasil pre-test dan post-test pada kelas kontrol dan
eksperimen.
52
keterampilan peserta didik. Hal ini dapat dilihat pada hasil pre-test dan post-test
Tabel 4.7 Analisis hasil perbandingan KPS peserta didik kelas Eksperimen
dengan kelas kontrol
No Aspek KPS Persentase Skor Rata-Rata
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pre-Test Post- Pre-Test Post-Test
Test
1 Mengamati 37,5 81,25 35,41 68,75
2 Mengelompokkan 45,83 85,41 45,83 77,08
3 Menafsirkan 31,25 68,75 41,66 64,58
4 Menerapkan konsep 39,53 81,25 39,58 77,08
5 Mengajukan pertanyaan 41,66 83,33 33,33 81,25
6 Hipotesis 31,25 77,08 35,41 75
7 Menggunakan alat 29,16 87,5 18,75 64,58
8 Komunikasi 33,33 70,83 16,66 66,66
Sumber: Hasil penelitian tahun 2018
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa adanya perbedaan KPS peserta
didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap indikator KPS, hal ini
terhadap KPS peserta didik pada kelas eksperimen. Pengaruh tersebut dapat
persentase nilai pada post-test antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen. Hal
100 83,33
85,41 81,25 87,5
90 81,25
77,08 77,08
81,25 77,08
75
70,83
80 68,75 68,75 64,58 64,58 66,66
70
Persentase skor
60
50
40
30
20
10
0
eksperimen
Indikator Keterampilan proses sains kontrol
Gambar 4.2 Grafik perbandingan skor rata-rata post-test KPS untuk setiap
indikator
B. Pembahasan
terhadap keterampilan proses sains peserta didik pada materi pengukuran. Hal
tersebut dapat dilihat dari uji hipotesis yang telah dilakukan sebagaimana
model Guided Discovery dengan kelas yang tidak diberikan perlakuan model
Guided Discovery.
pada kelas kontrol dengan pre-test 35,41% dan post-test mencapai 68,75%.
Pengaruh pada aspek mengamati ini terjadi karena pada langkah pembelajaran
pada kelas control dengan pre-test 45,83% dan post-test mencapai 77,08%.
data yang membuat peserta didik mampu mengelompokkan hal-hal yang diamati.
pre-test 31,25% dan post-test mencapai 68,75% sedangkan pada kelas control
dengan pre-test 41,66% dan post-test mencapai 64,58%. Pengaruh pada aspek
dengan pre-test 39,53% dan post-test mencapai 81,25% sedangkan pada kelas
kontrol dengan pre-test 39,58% dan post-test mencapai 77,08%. Pengaruh pada
aspek menerapkan konsep ini terjadi karena pada langkah pembelajaran Guided
pada kelas kontrol dengan pre-test 33,33% dan post-test mencapai 81,25%.
Pengaruh pada aspek mengajukan pertanyaan ini terjadi karena pada langkah
pre-test 31,25 % dan post-test mencapai 77,08% sedangkan pada kelas kontrol
dengan pre-test 29,16% dan post-test mencapai 87,5% sedangkan pada kelas
kontrol dengan pre-test 18,75% dan post-test mencapai 64,58%. Pengaruh pada
aspek menggunakan alat ini terjadi karena pada langkah pembelajaran Guided
56
pre-test 33,33% dan post-test mencapai 70,83% sedangkan pada kelas kontrol
dengan pre-test 16,66% dan post-test mencapai 66,66%. Pengaruh pada aspek
regresi linier sederhana untuk menjawab hipotesis penelitian. Dari hasil uji
ditolak, maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses
sains dapat ditumbuh kembangkan pada diri peserta didik dengan menggunakan
proses sains peserta didik yang maksimal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
yang telah dilakukan oleh Sri Wulandari dengan hasil penelitian menunjukkan
Penelitian yang serupa juga pernah dilakukan oleh Laily Rachmia Septiani
menunjukkan bahwa hasil keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen lebih
A. Kesimpulan
sebesar 0,051 %. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa terdapat pengaruh yang
sains peserta didik pada materi pengukuran di kelas X SMAN 1 Teupah Barat
B. Saran
1. Dalam penelitian ini yang menjadi pokok bahasan adalah pengukuran. Maka
waktu yang lebih lama jika melakukan pratikum, dikarenakan peserta didik
harus melakukan percobaan sesuai dengan apa yang ditentukan. Maka dari
efisien.
57
58
pelajaran fisika untuk membantu dan melatih KPS peserta didik karena
pelajaran fisika.
59
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto, 2015, Teori Belajar dan Pembelajarandi sekolah dasar, Jakarta:
Prenadamedia Group.
Badan Standar Nasional Pendidikan, 2009, Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah, Jakarta: BSNP.
Dimyati dan Mudjiono, 2009, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Smith, V.P, 2012, Inquiry Training Model and Guided Discovery Learning for
Fostering Critical Thinking and Scientific Attitude, Kozhikode: Vilavath
Publication.
Susiwi, dkk., 2009, Analisis keterampilan proses sains Siswa SMA pada model
pembelajaran pratikum D-Ei-Hd, Jurnal pengajaran MIPA, Vol 2.
Zulfianai, dkk., 2009, Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: UIN Jakarta Press.
Kelas : XI (Sebelas)
Semester : I (Satu)
Materi : Pengukuran
A. Kompetensi Inti :
1. KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
3.1.1 Peserta didik mampu menjelaskan pengertian besaran dan satuan
3.1.2 Peserta didik mampu menjelaskan besaran pokok dan besaran turunan
3.1.3 Peserta didik mampu menjelaskan pengertian angka penting
3.1.4 Peserta didik mampu menentukan angka penting
3.1.5 Peserta didik mampu menjelaskan pengertian pengukuran
3.1.6 Peserta didik mampu menyebutkan alat-alat ukur panjang
3.1.7 Peserta didik mampu menyebutkan fungsi alat-alat ukur panjang
3.1.8 Peserta didik mampu menentukan ketelitian alat ukur panjang
3.1.9 Menyebutkan alat-alat ukur massa
3.1.10 Menyebutkan fungsi alat-alat ukur massa
3.1.11 Menentukan ketelitian alat ukur massa
4.1.1 Peserta didik mampu melakukan pengukuran berulang dengan mikrometer
sekrup dan yang disesuaikan dengan penulisan angka penting. (LKPD I)
4.1.2 Peserta didik mampu melakukan pengukuran massa jenis benda yang tak
beraturan (LKPD II)
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Persiapan Kelas : 15 Menit
Memberi Salam dan Berdoa
Menanyakan Kabar Siswa
Mengabsen Siswa
Mengkondisikan Keadaan Kelas
Apersepsi :
Menanyakan kepada bagaimana
mengetahui panjang dari suatu benda?
Menyampaikan materi yang akan
dipelajari dari apersepsi yang diberikan
Motivasi:
- Mamfaat belajar materi pengukuran dalam
kehidupan sehari-hari
Pertemuan 2
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan Persiapan Kelas : 15 Menit
Memberi Salam dan Berdoa
Menanyakan Kabar Siswa
Mengabsen Siswa
Mengkondisikan Keadaan Kelas
Apersepsi :
Guru menyajukan pertanyaan,bagaimana
kita bisa mengukur volume dan massa
suatu benda yang tidak beraturan ?
Guru memandu siswa untuk memahami
tentang materi yang akan di ajarkan.
Motivasi:
- Mamfaat belajar materi pengukuran dalam
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
kehidupan sehari-hari
Mengamati
1 Guru memperlihatkan alat ukur
kepada peserta didik.
2 Guru menyuruh peserta didik
membuat beberapa pertanyaan dari
yang mereka amati
3 Guru membagi peserta didik dalam
beberapa kelompok
4 Guru membagikan LKPD II tentang
pengukuran menggunakan alat ukur
massa dan volume
Fase 2 : Problem statement (Identifikasi
masalah)
Menanya
Guru memberikan pertanyaan,
1. Bagaimana cara mengukur benda-
benda tersebut?
2. Apa Alat yang bisa digunakan
untuk mengukur benda-benda
tersebut?
3. Bagaimana cara pengukuran yang
tepat dan teliti?
4. Apa fungsi dari masing-masing
alat ukur?
5. Bagaimana cara menggunakan
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
alat-alat ukur tersebut?
Fase 3 : Data Collection (pengumpulan
data)
Eksperimen/ Eksplorasi
1 Guru beserta peserta didik
Mendiskusikan cara menggunakan alat
ukur, cara mebaca skala, dan cara
menuliskan hasil pengukuran
1. Peserta didik dipersilahkan untuk
mengambil alat dan bahan yang
dibutuhkan
2. Peserta didik melaksanakan
eksperimen untuk mengukur volume
dari batu
Fase 4 : data Processing (pengolahan data)
Mengasosiasi
Seluruh peserta didik Mengolah data
hasil pengukuran berulang (yang
diperoleh dari hasil pengukuran)
dalam bentuk penyajian data,
membuat grafik, menginterpretasi data
dan grafik, dan menghitung kesalahan,
serta menyimpulkan hasil interpretasi
data.
Fase 5 : Verification (pembuktian)
Mengomunikasikan
1 Membuat laporan tertulis dan
mempresentasikan hasil pengukuran
2. Setelah data dioleh, semua kelompok
menyerahkan hasil pengukuran kepada
guru.
3. Guru meminta perwakilan dari tiap
kelompok untuk mempresentasikan
hasil pengukuran
Fase 6 : Generalization (menarik
Kesimpulan)
Peserta didik menyimpulkan hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan
dengan dibantu oleh guru
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Penutup Evaluasi : 10 Menit
Mengevaluasi proses berlangsungnya kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan dengan
memberi pertanyaan
Umpan balik dan rangkuman:
Bersama siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran
H. Penilaian
Soal Pretes-posttes Keterampilan Proses Sains (Terlampir)
Penilaian Sikap (Terlampir)
Penilaian Keterampilan (Terlampir)
Lampiran 6
Kompetensi Inti:
1. KI 1: Menghayatidan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
Kompetensi Dasar :
1.1. Bertambah Keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagat raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur;
teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis;
kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari
sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan ,
melaporkan, dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari sebagai
wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
A. Tujuan :
Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran peserta didik dapat:
1. Mendeskripsikan pengukuran dalam fisika.
2. Melakukan pengukuran secara langsung terhadap besaran panjang.
3. Mengolah data yang telah dikumpulkan dari suatu pengukuran.
4. mengkomunikasikan cara untuk mendapatkan hasil pengukuran melalui
presentasi.
B. Rumusan Masalah:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
C. Hipotesis
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
0 0
0.05 mm
Di sini garis
2 nonius 6
15 berimpit
dengan garis
10
pembatas
5
0
50
cm
F. Data Percobaan
No Nama Bahan Hasil Pengukuran
Jangka Sorong Mikrometer
G. Analisa Data
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
H. Kesimpulan
..................................................................................................................... ..
........................................................................................................................
........................................................................................................................
Grup :
Nama : 1.
2.
3.
4.
5.
LKPD II
Tujuan :
3.1.9 Menyebutkan alat-alat ukur massa
3.1.10 Menyebutkan fungsi alat-alat ukur massa
3.1.11 Menentukan ketelitian alat ukur massa
4.1.2 Peserta didik mampu melakukan pengukuran massa jenis
benda yang tak beraturan (LKPD II)
Yok
berdisku
si
Rumusan Masalah
Ada dua buah gelas ukur yang terisi air, gelas ukur
pertama terisi air 25 dan gelas ukur kedua juga terisi
air 25, setelah ani memasukkan sebuah batu kedalam
gelas ukur kedua, maka gelas ukur kedua airnya naik
menjadi 30, mengapa air pada gelas ukur kedua naik
menjadi 30 ?
Merumuskan Hipotesis
Berikan hipotesismu !
Mengumpulkan Data
pembuktian
Merumuskan Kesimpulan
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka,
Besaran pokok a
Besaran turunan adalah besaran yang diturunkan dari beberapa besaran pokok.
penting ini terdiri atas angka-angka pasti dan satu angka taksiran yang sesuai
pengukuran adalah bagian dari angka penting.Namun, tidak semua angka hasil
a. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Jadi, 548 memiliki3
b. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angkapenting.
c. Angka nol yang terletak di sebelah kanan tanda koma dan angka
d. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang
terletakdi sebelah kiri maupun di sebelah kanan koma desimal, bukan angka
penting.
digaris bawahi termasuk angka penting, tetapi angka setelah angka yang
diragukan bukan angka penting. Jadi, 3541 memiliki 3 angka penting dan 501,35
3. Pengertian pengukuran
Selain faktor alat ukur, untuk mendapatkan data hasil pengukuran yangakurat
pengukuran, antara lain benda yang diukur, proses pengukuran, kondisi lingkungan,
4. Alat-alat Ukur
a. Mistar Ukur
Mistar sebagai alat ukur panjang memiliki dua skala ukuran, yaitu skala
utama dan skala terkecil. Satuan untuk skala utama adalah sentimeter (cm) dan
satuan untuk skala terkecil adalah milimeter (mm). Skala terkecil pada mistar
memiliki nilai 1 milimeter, seperti yang terlihat pada gambar 1.1. Jarak antara
skala utama adalah 1 cm. Di antara skala utama terdapat 10 bagian skala terkecil
sehingga satu skala terkecil memiliki nilai 1 cm 10= 0,1 cm atau 1 mm. Mistar
skala sentimeter (cm), terdapat juga skala lainnya pada mistar ukur.
Gambar Mistar
b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang terdiri atas skalautama,
skala nonius, rahang pengatur garis tengah dalam, rahang pengaturgaris tengah luar,
pengatur garis tengah bagian luar dapat digunakan untuk mengukur diameter bagian
Nilai skala terkecil pada jangka sorong, yakni perbandingan antara satu
nilai skala utama dengan jumlah skala nonius. Skala nonius jangka sorong pada
(Gambar 1.2) memiliki jumlah skala 20 maka skala terkecil dari jangka sorong
tersebut adalah 1 mm 20 = 0,05 mm. Nilai ketidakpastian jangka sorong ini adalah
setengah dari skala terkecil sehingga jika dituliskan secara matematis, diperoleh
∆X = ½ x 0,05 mm = 0,025 mm
landasan, poros, selubung dalam, selubung luar, roda bergerigi, kunci poros, dan
bingkai (Gambar 1.3) Skala utama dannonius terdapat dalam selubung bagian dalam
bagianskala. Satu skala nonius memiliki nilai 0,01 mm. Hal ini dapat diketahui
ketika memutar selubung bagian luar sebanyak satu kali putaran penuh, akan
diperoleh nilai 0,5 mm skala utama. Oleh karena itu, nilai satu skala nonius adalah
0,5/50 mm = 0,01 mm sehingga nilai ketelitian atau ketidakpastian mikrometer
d. Neraca
Terdapat banyak macam alat ukur massa, misalnya neraca ohaus, neraca
pegas, dan timbangan. Setiap alat ukur massa memiliki cara pengukuran yang
berbeda
Gambar Neraca
Lampiran 8
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN/ PSIKOMOTOR
Kelas/Semester : X/1
Rubrik
Aspek yang
No
Dinilai 3 2 1
ketelitiannya pengukuran
kurang tepat
3. Mengolah data Siswa dapat Siswa dapat
Siswa dapat
hasil pengukuran mengisi analisa mengisi analisa
mengisi
data dengan data dengan
analisa data
menunjukkan menunjukkan
dengan
cara cara menunjukkan
mendapatkan mendapatkan
cara
taraf ketelitian, taraf ketelitian,
mendapatkan
menentukan menentukan
taraf ketelitian,
hasil hasil menentukan
pengukuran pengukuran
hasil
yang sesuai dan yang sesuai dan
pengukuran
tanpa tanya dengan tanya
yang sesuai
lebih dahulu lebih dahulu
dan terlalu
kepada guru. kepada guru.
banyak tanya
lebih dahulu
kepada guru.
4. Mengkomunikasik Mengkomunikas Mengkomunikas Mengkomunik
an hasil ikan dengan ikan dengan asikan dengan
pengukuran di benar, tepat, benar, tepat, benar, kurang
depan peserta meyakinkan dan meyakinkan dan tepat,
didik lain percaya diri tidak percaya meyakinkan
diri dan tidak
percaya diri
4. Skor Pengamatan
Rubrik
Aspek yang
No
Dinilai 3 2 1
4. Skor Pengamatan
angka penting)
4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis berikut ketelitiannya dengan menggunakan peralatan dan teknik yang
tepat serta mengikuti kaidah angka penting untuk suatu penyelidikan ilmiah
1
6
3 4 5
2
Jawaban :
No Nama Bagian Fungsi
Alat
1
2
3
4
5
6
2 C3 Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka 7
sorong ditunjukkan seperti pada gambar berikut
Berapa hasil dari pengukuran pada gambar diatas....
Diameter Kelereng
Menentukan berhipotesis 11 C2 Pada pengukuran panjang benda diperoleh hasil 5
angka penting pengukuran 0,07060 m. Banyaknya angka penting
hasil pengukuran tersebut adalah...
dan fungsi alat
ukur
12 C2 Pak Satria ingin mengetahui massa balok alumunium 5
yang ada di laboratorium. Untuk menimbangnya, Pak
Satria harus menggunakan ................
Petunjuk Umum :
lengkap
bagian dan fungsi jangka sorong tersebut pada tabel lembar jawaban yang
sudah disediakan?
1 6
2 3 4 5
3. Jelaskan perbedaan fungsi alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup?
a) Kedalaman gelas
b) Diameter kelereng
c) Panjang meja
5. Setelah mengetahui fungsi masing-masing alat ukur panjang yang telah anda
cm sekrup
Dari data pada tabel di atas alat ukur manakah yang memiliki ketelitian lebih
tinggi? Mengapa?
7. Berdasarkan penjelasan fungsi dan bagian-bagian alat ukur dari yang telah
yang tepat?
Panjang meja
Kedalaman gelas
Diameter Kelereng
8. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka sorong ditunjukkan seperti
9. Untuk mengukur ketebalan suatu bahan seperti kertas HVS, agar lebih teliti
10. Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter dalam 1,6 mm dan
diameter luar 2,1 mm. Alat apakah yang tepat untuk mengukur diameter
11. Pak Satria ingin mengetahui massa balok alumunium yang ada di
12. Parol ingin mengukur panjang sebuah kayu, setelah diukur dengan meteran
16. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu bidang persegi panjang masing-
masing 12,73 cm dan 6,5 cm. Menurut aturan penulisan angka penting,
Petunjuk Umum :
lengkap
bagian dan fungsi jangka sorong tersebut pada tabel lembar jawaban yang
sudah disediakan?
1
6
2 3 4 5
3. Jelaskan perbedaan fungsi alat ukur jangka sorong dan mikrometer sekrup?
a. Kedalaman gelas
b. Diameter kelereng
c. Panjang meja
5. Setelah mengetahui fungsi masing-masing alat ukur panjang yang telah anda
cm sekrup
Dari data pada tabel di atas alat ukur manakah yang memiliki ketelitian lebih
tinggi? Mengapa?
7. Berdasarkan penjelasan fungsi dan bagian-bagian alat ukur dari yang telah
yang tepat?
Panjang meja
Kedalaman gelas
Diameter Kelereng
8. Posisi skala utama dan skala nonius sebuah jangka sorong ditunjukkan seperti
9. Untuk mengukur ketebalan suatu bahan seperti kertas HVS, agar lebih teliti
10. Sebuah pipa berbentuk silinder berongga dengan diameter dalam 1,6 mm dan
diameter luar 2,1 mm. Alat apakah yang tepat untuk mengukur diameter
11. Pak Satria ingin mengetahui massa balok alumunium yang ada di
12. Parol ingin mengukur panjang sebuah kayu, setelah diukur dengan meteran
16. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu bidang persegi panjang masing-
masing 12,73 cm dan 6,5 cm. Menurut aturan penulisan angka penting,
1. Besaran
2.
Alat
dalam
4. a. kedalaman gelas
b. diameter kelereng
dengan menggunakan alat ukur jangka sorong dengan cara memakai
rahang luar jangka sorong dengan menjepit kelereng dan menekan tombol
kunci
c. panjang meja
7. - Meteran
- Jangka sorong
- Jangka sorong
8. 0,5+0,06 = 0,56 cm
9. Micrometer sekrup
11. Neraca
12. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dalam angka
13. Kilogram
14. a. Semua angka bukan nol merupakan angka penting. Jadi, 548 memiliki
b. Angka nol yang terletak di antara dua angka bukan nol termasuk angka
d. Angka nol yang terletak di sebelah kiri angka bukan nol, baik yang
angka penting.
16. 12,73 X 6,5 =82,745 luas bidang tersebut adalah 82,745 dengan jumlah
angka penting 5
Lampiran 13
DATA NILAI PRE-TEST DAN POST-TEST PADA KELAS EKSPERIMEN
Pretest Postest
1 ARM 36 72
2 DE 41 71
3 FB 36 66
4 AI 36 66
5 A 46 76
6 LL 21 81
7 VW 31 76
8 ER 46 71
9 AS 31 76
10 YW 51 81
11 AH 26 66
12 A 51 71
13 SR 26 66
14 AG 46 81
15 ML 31 81
16 WA 36 71
17 WS 26 66
18 BI 46 71
19 I 46 86
20 DF 36 81
21 FG 21 66
22 HG 26 76
23 IG 31 81
24 FV 26 66
Sumber: Hasil data penelitian tahun 2018
Lampiran 15
Data KPS Per Indikator
indikator 1 2 3 4 5 6 7 8
Kode
soal
NO 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
MA 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1
NF 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
FT 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0
RG 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1
A 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1
LS 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0
SM 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0
M 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0
SW 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0
RRP 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1
R 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0
AIS 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
AD 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1
JP 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0
EYF 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
ALR 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0
MA 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0
RPP 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
AA 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1
ALJ 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
AM 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1
OFA 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0
RA 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0
8 10 14 8 9 6 11 8 10 10 7 8 8 6 9 7
18 22 15 19 20 15 14 16
9 11 7,5 9,5 10 7,5 7 8
37.5 45,83 31,25 39,53 41,66 31,25 29,16 33,33
Kode
soal
NO 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
MA 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
NF 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
FT 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
RG 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
A 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
LS 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SM 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
M 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1
SW 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
RRP 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0
R 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
AIS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
AD 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
JP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1
EYF 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
ALR 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
MA 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
RPP 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
AA 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
ALJ 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
AM 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
OFA 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
RA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 16 20 21 18 15 20 19 20 20 17 20 20 22 17 17
3
39 41 33 39 40 37 42 34
19.5 20,5 16,5 19,5 20 18,5 21 17
81.25 85,41 68,75 81,25 83,33 77,08 87,5 70,83
Pre kont
indikator 1 2 3 4 5 6 7 8
Kode
soal
ARM 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1
DE 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1
FB 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1
AI 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0
A 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
LL 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
VW 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ER 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0
AS 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
YW 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0
AH 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0
A 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0
SR 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0
AG 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0
ML 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
WA 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0
WS 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1
BI 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0
I 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0
DF 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
FG 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0
HG 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
IG 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
FV 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
8 9 14 8 12 8 10 9 7 9 9 8 5 4 4 4
17 22 20 19 16 17 9 8
8.5 11 10 9,5 8 8,5 4,5 4
35.41 45,83 41,66 39,58 33,33 35,41 18,75 16.66
indikat 1 2 3 4 5 6 7 8
or
Kode
soal
ARM 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
DE 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
FB 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1
AI 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
A 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
LL 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0
VW 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
ER 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0
AS 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
YW 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
AH 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
A 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1
SR 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
AG 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
ML 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1
WA 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
WS 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
BI 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1
I 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0
DF 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0
FG 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
HG 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
IG 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
FV 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
19 14 19 18 17 14 19 18 20 19 17 19 13 18 17 15
33 37 31 37 39 36 31 32
16.5 18,5 15,5 18,5 19,5 18 15,5 16
68.75 77,08 64,58 77,08 81,25 75 64,58 66,66
Lampiran 16
Lampiran 17
FOTO PENELITIAN
A. Kelas Kontrol
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : SDN 13 Teupah Barat Tahun lulus 2008.
SMP : SMPN 1 Teupah Barat Tahun lulus 2011.
SMA : SMAN 1 Teupah Barat Tahun lulus 2014.
Perguruan Tinggi : Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.
Ahmad Nedis
Nim. 140204036