Modul Akuntansi Pajak

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 81

Praktikum Akuntansi Perpajakan

BAB I
KONSEP DASAR AKUNTANSI PAJAK

A. GAMBARAN UMUM AKUNTANSI


 Pengertian Akuntansi
“Proses identifikasi, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut”. (American Accounting Association).
“Suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk menyediakan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi yang dimaksud agar berguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi”. (Accounting Principle Board, 1970).
 Penggunaan Informasi Akuntansi
a. Internal :
- Manajemen
b. Eksternal :
- Kreditur
- Pemerintah
- Investor
- Supplier
- Serikat Pekerja

1 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

 Proses Akuntansi

ANALISA TRANSAKSI

JURNAL BALIK
JURNAL TRANSAKSI

NERACA SALDO
SETELAH PENUTUPAN POSTING BUKU BESAR

JURNAL PENUTUPAN
NERACA SALDO

Laporan Keuangan :
 Neraca
JURNAL PENYESUAIAN
 Laporan Laba Rugi
 Lap. Perubahan Ekuitas.
 Laporan Arus Kas
 Cat Atas Lap Keuangan

NERACA SALDO
SETELAH PENYESUAIAN

B. GAMBARAN UMUM AKUNTANSI PAJAK


 Pengertian Akuntansi Pajak
Akuntansi pajak merupakan bagian dari akuntansi yang timbul dari unsur spesialisasi
yang menuntut keahlian dalam bidang tertentu. Akuntansi pajak tercipta karena adanya
suatu prinsip dasar yang diatur dalam UU Perpajakan dan pembentukannya terpengaruh
oleh fungsi perpajakan dalam mengimplementasikan kebijakan pemerintah.
“Akuntansi perpajakan dirumuskan sebagai bagian dari akuntansi yang menekankan
kepada penyusunan surat pemberitahuan pajak (tax return) dan pertimbangan
konsekuensi perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan dalam rangka
pemenuhan kewajiban perpajakan (Tax Compliance)”.
(Niswonger dan fees, Accounting Principles, 2007).
 Pengertian Pajak
“Iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat
ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
(Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH)
“Iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan-peraturan , dengan tidak mendapat prestasi kembali,

2 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum.”
(Prof. De. P.J.A. Andriani)
 Jenis Pajak
Pajak dapat dibagi menjadi beberapa jenis menurut golongan, sifat dan lembaga
pemungutnya, yakni :
a. Menurut sifatnya : Pajak Langsung dan Tidak Langsung
b. Menurut sasaran/objeknya : Pajak Subjektif dan Objektif
c. Menurut pemungutnya : Pajak Pusat dan Daerah
 Pentingnya Akuntansi Perpajakan
a. Undang-undang Perpajakan di Indonesia menganut sistem Self Assesment, yakni WP
diberi keleluasaan untuk menghitung, membayar dan melapor jumlah pajak terutang
melalui Surat Pemberitahuan (SPT).
b. Fungsi akuntansi pajak sangat penting, karena menekankan perlunya pemahaman
perpajakan yang baik oleh Wajib Pajak terutama WP Badan agar jangan sampai
terjadi kesalahan dalam perhitungan pajak, karena dapat sewaktu-waktu dilakukan
pemeriksaan oleh aparat pajak (fiskus). Selanjutnya akuntansi pajak juga penting
dalam melakukan perencanaan pajak (tax planning). Sehingga dapat menekan jumlah
pembayaran pajak, tanpa melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perpajakan.

C. KONSEP DASAR AKUNTANSI PAJAK


1. Pengukuran Dalam Mata Uang
Satuan mata uang adalah alat pengukur yang sangat penting dalam dunia usaha dan
akuntansi. Kita tidak dapat menambahkan persediaan barang dagangan dengan aktiva
tetap dalam neraca jika tidak mempunyai alat ukur yang sama. Agar kedua harta ini
dapat dijumlahkan, kita membutuhkan alat pengukur yaitu mata uang sebagai
denominator. Dengan alat pengukur ini kita jelas dapat mengukur besarnya harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya. Apakah ketentuan perpajakan di Indonesia
mengacu konsep ini, dapat kita cermati dari ketentuan dalam Pasal 28 ayat [4] UU No.
28 Tahun 2007 yang mewajibkan agar ”pembukuan atau pencatatan tersebut harus
diselenggarakan dengan menggunakan satuan mata uang rupiah”.
2. Kesatuan Akuntansi
Suatu usaha dinyatakan terpisah dari pemilknya. Transaksi yang terjadi dengan
perusahaan bukanlah transaksi perusahaan dengan pemiliknya. Karena itu harta

3 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

perusahaan bukan kepunyaan pemilik. Demikian pula kewajiban perusahaan bukan


kewajiban pemilik. Pemilik dan perusahaan adalah dua lembaga yang sama sekali
terpisah. Apakah ketentuan perpajakan di Indonesia mengacu konsep ini, dapat kita
cermati dari ketentuan Pasal 9 ayat [1] huruf b UU No. 36 Tahun 2008 menyatakan
untuk menentukan ”besarnya penghasilan kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan biaya yang dibebankan atau dikeluarkan
untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, atau anggota”.
3. Konsep Kesinambungan
Konsep ini beranggapan bahwa tujuan pendirian suatu usaha adalah untuk berkembang
dan hidup seterusnya. Apakah ketentuan perpajakan di Indonesia mengacu konsep ini,
dapat kita cermati dari ketentuan dalam Pasal 25 ayat [1] UU No. 36 Tahun 2008 yang
menyebutkan ”besarnya angsuran pajak dalam tahun pajak berjalan yang harus dibayar
sendiri oleh Wajib Pajak untuk setiap bulan adalah sebesar PPh yang terutang menurut
SPT PPh tahun pajak yang lalu”.
4. Konsep Nilai Historis
Menurut konsep ini transaksi bisnis dicatat berdasarkan harga pada saat pertukaran.
Dengan dasar konsep ini harta yang ada dalam Neraca tidak dinilai dengan harga pasar
tetapi dengan harga perolehannya. Misalnya persediaan barang dagangan dibeli pada
akhir tahun 2008 dengan harga Rp200.000.000. Akuntansi akan mencatatnya sebesar
uang yang dibayarkan walaupun kemudian ternyata pada tahun 2009 harga persediaan
tersebut misalnya menjadi Rp225.000.000. Apakah ketentuan perpajakan di Indonesia
mengacu konsep ini, dapat kita cermati dari ketentuan dalam Pasal 10 ayat [6] UU No.
36 Tahun 2008 ”Persediaan dan pemakaian persediaan untuk penghitungan harga
pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang dilakukan secara rata-rata atau dengan
cara mendahulukan persediaan yang diperoleh”.
5. Periode Akuntansi
Periode akuntansi adalah jangka waktu tertentu yang digunakan sebagai dasar
untuk menghitung posisi keuangan suatu perusahaan. Periode akuntansi dibutuhkan
sesuai dengan konsep kesinambungan. Apakah ketentuan perpajakan di Indonesia
mengacu konsep ini, dapat kita cermati dari ketentuan dalam Pasal 28 ayat [6] UU No.
28 Tahun 2007.
Tahun pajak adalah sama dengan tahun kalender kecuali Wajib Pajak menggunakan
tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender. Apabila Wajib Pajak menggunakan

4 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

tahun buku yang tidak sama dengan tahun kalender, penyebutan tahun pajak yang
bersangkutan menggunakan tahun yang di dalamnya termasuk 6 (enam) bulan atau lebih.
6. Konsep Taat Asas
Menurut konsep ini penggunaan metode akuntansi dari satu periode ke periode
berikutnya haruslah sama misalnya jika tahun 2007 menggunakan metode garis lurus
untuk menghitung beban penyusutan maka tahun 2008 dan seterusnya juga
menggunakan metode garis lurus. Apakah ketentuan perpajakan di Indonesia mengacu
konsep ini, dapat kita cermatidari ketentuan dalam Pasal 28 ayat [5] UU No. 28 Tahun
2007 “pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas“ dan dengan stelsel akrual
stelsel kas.
7. Konsep Materialitas
Pengertian material dalam akuntansi dapat dijelaskan melalui contoh berikut. Menurut
standar akuntansi aktiva yang jangka waktu penggunaannya lebih dari satu tahun kecuali
tanah harus disusutkan. Pada kenyataannya kalkulator yang dapat digunakan lebih dari
satu tahun nilai perolehannya tidak dikapitalisir karena harga perolehannya kecil.
Apakah ketentuan perpajakan di Indonesia mengacu konsep ini, dapat kita cermati dari
ketentuan dalam Pasal 9 ayat [2] UU No. 36 Tahun 2008 ”pengeluaran untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun tidak dibolehkan untuk dibebankan sekaligus, melainkan
dibebankan melalui penyusutan atau amortisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
atau Pasal 11A”.
8. Konsep Konservatisme
Menurut konsep ini penghasilan hanya dapat diakui melalui pertukaran. Sebaliknya
kerugian sudah dapat dicatat meskipun belum terjadi. Apakah ketentuan perpajakan di
Indonesia mengacu konsep ini, dapat kita cermati dari ketentuan dalam Pasal 9 ayat [1]
huruf c UU No. 36 Tahun 2008 “untuk menentukan besarnya penghasilan kena pajak
bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap tidak boleh dikurangkan
pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali cadangan piutang tak tertagih
untuk usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha
dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen dan perusahaan anjak piutang”.
9. Konsep Realisasi
Menurut konsep ini penghasilan hanya dilaporkan jika telah terjadi transaksi penjualan.
Kekayaan yang masih dalam bentuk potensi tidak dapat dicatat sebagai penghasilan.
Potensi akan beralih menjadi penghasilan hanya jika telah terjual. Apakah ketentuan

5 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

perpajakan di Indonesia mengacu konsep ini, dapat kita cermati dari ketentuan dalam
Pasal 4 ayat [1] UU No. 36 Tahun 2008 ”yang menjadi objek pajak adalah penghasilan,
yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima [cash basis] atau diperoleh
[accrual basis] Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib
Pajak yang bersangkutan, dengan nama dana dalam bentuk apapun.
 Konsep Mempertemukan Biaya dengan Penghasilan
Menurut konsep ini laba bersih diukur dengan perbedaan antara penghasilan dan
beban pada periode yang sama. Apakah ketentuan perpajakan di Indonesia mengacu
konsep ini, dapat kita cermati dari ketentuan dalam Pasal 6 ayat [1] UU No. 36 Tahun
2008 “besarnya penghasilan kena pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk
usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan”.

D. Pencatatan dan Pembukuan


 Pencatatan
Menurut UU KUP No. 16 tahun 2009 pasal 28 ayat [9], disebutkan bahwa pencatatan
adalah pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto dan atau penghasilan
bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak terutang, termasuk penghasilan yang
bukan objek pajak dan/atau yang dikenakan pajak yang bersifat final.
1. Kewajiban yang melakukan pencatatan adalah
a. WP OP yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas, untuk menghitung
penghasilan netto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Netto
(yang peredaran bruto dalam satu tahun kurang dari Rp. 4,8 Miliar).
b. WP OP yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Apabila WP OP menginginkan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan
Netto, maka WP OP tersebut harus memberitahukan kepada DJP dalam jangka waktu
3 (tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan. Apabila tidak, maka WP
dianggap melakukan pembukuan.
2. Syarat menyelengarakan pencatatan adalah sbb :
a. Pencatatan harus diselengarakan secara teratur dan mencerminkan keadaan yang
sebenarnya dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah
dan disusun dalam bahasa Indonesia.
b. Pencatatan dalam satu tahun harus diselenggarakan secara kronologis.

6 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

c. Catatan dan dokumen yang menjadi dasar pencatatan harus disimpan di tempat
tinggal WP/tempat kegiatan usaha/pekerjaan bebas yang dilakukan selama 10
tahun.
d. Pencatatan harus dapat menggambarkan, antara lain :
 Peredaran/penerimaan bruto dan/atau jumlah penghasilan bruto yang diterima
dan/atau diperoleh;
 Penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang pengenaan
pajaknya bersifat final.
e. WP yang mempunyai lebih dari 1 (satu) jenis usaha dan/atau tempat usaha, maka
pencatatan harus dapat menggambarkan secara jelas untuk masing-masing jenis
usaha dan/atau tempat usaha yang bersangkutan.
f. WP yang diwajibkan menyelenggarakan pencatatan diharuskan menyeleng-
garakan pencatatan atas aset dan kewajiban.
 Pembukuan
Menurut UU KUP No. 16 tahun 2009 pasal 1 angka 29, disebutkan bahwa pembukuan
adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data
dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya
serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang/jasa, yang ditutup dengan
penyusunan laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun
pajak tersebut.
Laporan keuangan tersebut wajib dilampirkan dalam penyampaian SPT Tahunan sesuai
dengan UU KUP pasal 4 ayat 4, 4a dan 4b.
1. Syarat penyelenggaraan pembukuan yang diatur dalam UU KUP pasal 28 ayat
3, 4, 5 dan 7 adalah sbb :
a. Pembukuan harus diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan
mencerminkan keadaan/kegiatan usaha yang sebenarnya (full disclosure).
b. Pembukuan harus diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin,
angka arab, satuan mata uang rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia/bahasa
asing yang diijinkan oleh Menteri Keuangan.
c. Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas (consistency) dan stelsel
akrual atau stelsel kas.
d. Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus mendapat
persetujuan Direktorat Jenderal Pajak (DJP).

7 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

e. Pembukuan yang diselenggarakan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan


mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan
pembelian sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terhutang.
f. Buku, catatan dan dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan dokumen lain,
termasuk hasil pengelolaan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik
atau secara program aplikasi online, wajin disimpan selama 10 tahun di Indonesia,
yaitu tempat kegiatan atau tempat tinggal WP orang pribadi, atau tempat
kedudukan WP badan.

8 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

BAB II
LAPORAN KEUANGAN FISKAL

A. PENDEKATAN UMUM
 Pengertian Laporan Keuangan Fiskal
Laporan keuangan fiskal adalah laporan keuangan yang disusun sesuai peraturan
perpajakan dan digunakan untuk kepentingan penghitungan pajak. UU perpajakan tidak
mengatur secara khusus bentuk dari laporan keuangan, hanya memberikan pembatasan
untuk hal-hal tertentu, baik dalam pengakuan penghasilan maupun biaya. Akibat dari
perbedaan pengakuan ini menyebabkan laba akuntansi dan laba fiskal dapat berbeda.
Perusahaan dapat menyusun laporan keuangan akuntansi (komersial) dan laporan
keuangan fiskal secara terpisah atau melakukan koreksi fiskal terhadap laporan keuangan
komersial. Laporan keuangan komersial yang direkonsiliasi dengan koreksi fiskal akan
menghasilkan laporan keuangan fiskal.
 Pendekatan umum penyusunan laporan keuangan fiskal
Pendekatan umum penyusunan laporan keuangan fiskal sebagai solusi antara ketentuan
Akuntansi dan Pajak yaitu :
1. Ketentuan pajak secara dominan mewarnai praktek akuntansi, dalam pendekatan ini
laporan keuangan fiskal murni disusun atas dasar perpajakan. Dengan demikian dalam
melakukan pembukuan perusahaan menyusun laporan harus menurut ketentuan
perpajakan dan menurut praktek pembukuan.
2. Ketentuan pajak untuk tujuan penyusunan laporan keuangan merupakan standar
indepensi dari prinsip akuntansi, dalam pendekatan ini perusahaan bebas untuk
menyelenggarakan pembukuan berdasarkan prinsip dan metode akuntansi.
3. Ketentuan pajak merupakan sisipan terhadap standar akuntansi, pendekatan ini
laporan keuangan atas dasar standar akuntansi. Tetapi preferensi diberikan kepada
ketentuan pajak apabila tidak sesuai dan sejalan dengan standar akuntansi.

B. PERBEDAAN ORIENTASI PELAPORAN


Dalam sistem perpajakan, Negara mempunyai instrumen untuk mencapai dua tujuan utama
yaitu menutup kebutuhan finansial dan mempengaruhi kehidupan sosial ekonomi nasional.
Secara budgetair pajak merupakan alat untuk mentransfer sumber daya dari masyarakat
kepada Negara.

9 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Negara lebih memperhatikan laporan keuangan dilampirkan dalam SPT yang meliputi
unsur:
1. Laba tahun berjalan
2. Distribusi laba
3. Peredaran
4. Pengeluaran untuk karyawan dan pembelian jasa yang lain.
Sedangkan tujuan SPT dalam komersial disusun untuk berbagai pemakai terutama
berkepentingan dengan kinerja ekonomi dan keadaan finansial perusahaan yang tercantum
dalam laporan tersebut. Pelaporan akuntansi komersial dan fiskal memerlukan penilaian
atas setiap fakta untuk menentukan posisi finansial dan hasil operasi. Meskipun berbeda
bentuk laporan keduanya saling berhubungan satu sama lainnya.
Perbedaan orientasi dan sifat dari pelaporan komersial dan fiskal terutama menyangkut
tingkat toleransi fleksibiltas dan pemilihan standar yaitu:
a. Pelaporan keuangan komersial disusun berdasarkan konsep kewajaran penyajian dengan
implikasi manajemen dapat mengambil suatu pertimbangan sepanjang batasan toleransi
prinsip akuntansi. Apabila terdapat keraguan pengukuran atas suatu transaksi, maka
laporan komersial yang akan mengambil solusi agar laporan tampak low profile.
b. Sedangkan laporan fiskal kurang memperhatikan atau fleksibilitas pemilihan standar.
Persamaannya memperlakukan kepada semua wajib pajak menghendaki adanya
keseragaman dan implikasi penyelenggaraan dan pengaturan untuk keperluan basis
pajak.

C. PRINSIP AKUNTANSI SEBAGAI SUBJEK PERBEDAAN ORIENTASI


Kemampuan pajak untuk mempengaruhi perilaku pengusaha umumnya dianggap suatu
alasan pendukung penyimpangan dari prinsip dan praktek akuntansi komersial. Prinsip-
prinsip akuntansi yang sering menjadi fokus perbedaan orientasi antara pelaporan keuangan
fiskal dan pelaporan keuangan komersial seperti dibawah ini :
1. Prinsip pemadanan (matching) biaya dan manfaat
Untuk keperluan komersial, prinsip ini menghendaki pengakuan pendapatan pada saat
realisasi transaksi pertukaran dan pembebanan biaya atau beban dalam masa yang sama
dengan pengakuan penghasilan. Meskipun dalam prinsip perpajakan (fiscal)
menggarisbawahi prinsip tersebut, sering kali kebijakan tersebut dihiraukan dan terjadi
penyimpangan seperti :

10 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

a. Perlakuan pembayaran kenikmatan karyawan sebagai beban pengurang penghasilan


meskipun secara ekonomis pengeluaran tersebut merupakan unsur biaya yang dapat
menghasilkan profit bagi perusahaan.
b. Penyusutan aset mulai tahun pengeluaran walaupun harta itu belum dimanfaatkan
untuk mendapatkan penghasilan.
c. Imputansi penghasilan bentuk usaha tetap (BUT) atas dasar force of attraction
walaupun secara legal penghasilan itu tidak diperolehnya dan secara nyata tidak
dicatat dalam pembukuan.
2. Konsistensi
Metode ini digunakan untuk menilai kinerja bisnis dari tahun ke tahun. Maka dari itu
metode ini penerapannya secara tata asas, kecuali apabila terdapat bukti dan alasan yang
kuat untuk melakukan penggantian metode. Misal terhadap berbagai kelompok
kelompok dipakai metode penilaian dan pembukuan yang berbeda. Pada dasarnya
laporan fiskal juga menganut sistem ini. Tapi, dalam konsepsional ketentuan perpajakan
dapat menentukan lain, misalnya pengakuan hasil bisnis mancanegara.
3. Konservatisme
Yang dimaksud dengan laporan keuangan fiskal yang konservatisme yaitu laporan
keuangan dalam suatu transaksi yang belum menjadi fakta harus diteliti kebenarannya.
Dalam akuntansi perusahaan memiliki anggaran untuk pembentukan penyisihan atau
resiko kerugian yang mungkin diderita seperti cadangan kerugian piutang dan
penghapusan piutang. Dalam kasus ini administrasi pajak kurang tertarik dengan
perhitungan-perhitungan yang belum terjadi secara nyata. Perhitungan pajak lebih
cenderung kepada keadaan nyata atau sedang berlangsung dan sudah terjadinya
transaksi dengan meneliti elemen yang dikenakan pajak.
4. Substansi mengesampingkan bentuk formal
Dalam konsep ini laporan keuangan fiscal menitikberatkan kepada substansi ekonomi
daripada bentuk formal tiap transaksi atau fakta bisnis. Kadangkala ketentuan tersebut
dikesampingkan dan lebih mengutamakan bentuk formal dalam kasus tertentu seperti
leasing.

11 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

D. PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN


Perusahaan menyusun laporan keuangan fiskal melalui rekonsiliasi antara standar akuntansi
dan ketentuan perpajakan.
 Skema Penyusunan Laporan Keuangan Fiskal

DOKUMEN NERACA LAPORAN


JURNAL BUKU BESAR
DASAR PERCOBAAN KEUANGAN
KOMERSIAL

DICOCOKKAN REKONSILIASI

LAPORAN
BUKU
KEUANGAN
TAMBAHAN
FISKAL

E. HUBUNGAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL DENGAN LAPORAN


KEUANGAN KOMERSIAL
 Terdapat pembukuan ganda terhadap pos-pos yang berbeda (timing difference) antara
ketentuan perpajakan dengan standar akuntansi komersial untuk kontinuitas rekonsiliasi.
 Perhitungan PPh berdasarkan laba akuntansi dan laba kena pajak (perpajakan)
menimbulkan selisih, dicatat pada pos aktiva lain-lain di Neraca, yang secara teoritis
dialokasikan dari waktu ke waktu.

12 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

BAB III
AKTIVA LANCAR

A. KAS DAN SETARA KAS


 Pengertian
“Merupakan investasi jangka pendek dan sangat likuid yang dimiliki untuk memenuhi
komitmen kas jangka pendek, bukan untuk tujuan investasi atau lainnya”.
(SAK ETAP, 2015)
 Komponen Kas dan Setara Kas
a. Aset yang termasuk kas :
- Uang Kertas
- Uang Logam
- Saldo Rekening Giro Bank
Secara umum, kas perusahaan dapat dibagi menjadi 2, yakni :
- Kas Besar
- Kas Kecil
b. Tidak masuk dalam kategori kas dan setara kas baik menurut akuntansi
maupun perpajakan adalah sebagai berikut :
1. Deposito yang jatuh temponya lebih dari 3 bulan
2. Perangko dan meterai
3. Kas bon atau uang muka
4. Cek mundur atau cek kosong

 Aspek Perpajakan Kas dan Setara Kas


PP 131 tahun 200 jo KMK-51/KMK.04/2001 (yang telah diperbarui oleh Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 26/PMK.010/2016) menyebutkan penghasilan dalam bentuk
bunga yang didapat dari deposito/tabungan, yang ditempatkan di bank yang didirikan di
dalam negeri maupun di luar negeri melalui cabangnya di Indonesia, termasuk jasa giro
serta diskonto SBI, kecuali WP orang pribadi yang seluruh penghasilannya dalam satu
tahun pajak termasuk bunga dan diskonto tidak melebihi PTKP dikenakan PPh final
sebesar 20% dari jumlah bruto.
Dikecualikan dari pemotongan PPh atas bunga :

13 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

1. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah deposito dan
tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp 7.500.000 dan bukan merupakan
jumlah yang dipecah-pecah.
2. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia
atau cabang luar negeri di Indonesia.
3. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana
Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan, sepanjang dananya
diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 UU No. 11
tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
4. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan rumah
sederhana dan rumah sangat sederhana, tanah kaveling siap bangun untuk rumah
sederhana dan sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, untuk dihuni sendiri.

Contoh Kasus :
PT. Selalu Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan eceran
yang memiliki rekening di Bank XYZ dalam bentuk rekening giro. Pada tanggal 1 Maret
2016, PT. Selalu Sejahtera mendapatkan bunga giro sebesar Rp. 1.500.000,-.
Diminta :
Buat jurnal pencatatan transaksi tersebut !
a. Metode Bruto (Gross Method)
Bank 1.200.000 -
PPh Pasal 4 ayat (2) 300.000 -
Pendapatan Bunga - 1.500.000
b. Metode Netto (Nett Method)
Bank 1.200.000 -
Pendapatan Bunga - 1.200.000

14 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL 1
a. Sebutkan dan jelaskan apa saja yang tidak termasuk dalam pengertian kas, baik menurut
akuntansi maupun perpajakan?
b. Apabila anda memiliki deposito yang jatuh temponya 1 bulan dan ARO, dapatkah
digolongkan sebagai setara kas? Berikan alasan jawaban anda!
c. Jelaskan pengenaan pajak atas penghasilan bunga dari deposito/tabungan dan jasa giro
menurut Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 26/PMK.010/2016!

SOAL 2
Pada tanggal 30 Juni 2018 perusahaan mendepositokan uangnya sebesar Rp 88.000.000 untuk 3
bulan dengan tingkat bunga 6%.
Diminta : Bagaimana pencatatan transaksi penerimaan bunga deposito diatas secara fiskal?

15 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

B. INVESTASI PADA EFEK TERTENTU


 Pengertian Efek
Adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka
atas efek dan setiap derivatif dari efek.
(SAK ETAP, 2015)
 Pengakuan dan pengukuran investasi
a. Investasi pada efek diklasifikasikan kedalam 3 kelompok, yakni :
1. Dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity)
2. Diperdagangkan (trading)
3. Tersedia untuk dijual (available for sale)
b. Investasi pada efek sekuritas diklasifikasikan menjadi 2, yakni :
1. Aset lancar : diperdagangkan dan tersedia untuk dijual
2. Aset tidak lancar : Investasi pada entitas asosiasi dan anak

 Aspek Perpajakan
1. Obligasi
Merupakan surat peminjaman uang yang akan dilunasi pada waktu jatuh tempo.
Umumnya obligasi memberikan penghasilan berupa bunga (kupon) dengan jumlah
yang tetap.
UU No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan menyebutkan “yang menjadi objek
pajak adalah penghasilan, yakni setiap tambahan kemampuan ekonomis yang
diterima/diperoleh WP, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan”.
Pemungutan PPh atas bunga obligasi :
a. Diluar bursa = 15 % dari penghasilan bruto (PPh Ps 23).
b. Dalam bursa = dikenakan PPh Final (Pasal 4 ayat 2) diatur dalam PP No. 100
tahun 2013.
c. Penghasilan bunga obligasi, yakni sesuai dengan PP No. 100 tahun 2013.
2. Surat Utang Negara (SUN)
Merupakan surat berharga yang berupa surat pengakuan utang baik dalam mata uang
rupiah maupun dalam valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya
oleh Negara Repubik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.
Surat Utang Negara terdiri dari :

16 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

a. Surat Perbendaharaan Negara


b. Obligasi Negara
Penghasilan SUN berupa diskonto, yakni :
 Selisih lebih dari nilai nominal saat jatuh tempo dengan harga perolehan di pasar
perdana/sekunder.
 Selisih lebih dari harga jual di pasar sekunder dengan harga perolehan di pasar
perdana/sekunder.
3. Saham
Pajak atas transaksi jual beli saham dikenakan pajak final sebesar 0,1% dari nilai
transaksi perdagangan.

17 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL 1
a. Sebutkan 3 syarat yang harus dipenuhi untuk dikategorikan sebagai investasi pada efek
tertentu menurut SAK-ETAP?
b. Jelaskan bagaimana penilaian investasi pada efek tertentu menurut perpajakan dan sebutkan
dasar undang-undang yang mengatur hal tersebut?
c. Jelaskan perbedaan pengakuan keuntungan atau rugi atas kenaikan atau penurunan efek
antara SAK-ETAP dan perpajakan?
d. Jelaskan menurut anda bagaimana aspek atau perlakuan secara fiskal terkait dengan
perbedaan yang terjadi pada soal huruf C?

SOAL 2
Pada tanggal 10 Februari 2019, PT Pasea menjual saham PT Sparo yang dibelinya sebesar Rp
10.000.000 dengan harga Rp 8.000.000 dan biaya penjualan (biaya broker dan sebagainya) Rp
50.000.
Diminta : Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi diatas!

SOAL 3
PT Candra membeli 100 lot saham Rp 215.500.000 (1 lot = 100 lembar) perusahaan PT Winning
harga nominal Rp 18.000/lembar. Kemudian saham tersebut dijual dengan harga Rp
25.000/lembar dan biaya penjualan (seperti broker dan lain sebagainya) Rp 7.000.000. (saham
diperjualbelikan melalui bursa efek).
Diminta :
a. Siapkan ayat juranl yang diperlukan PT Candra pada saat pembelian saham PT Winning!
b. Hitunglah PPh final yang terutang atas transaksi penjualan saham PT Winning oleh PT
Candra, siapkan jurnal yang diperlukan!
c. Jelaskan bagaimana aspek perpajakan jika transaksi saham diperjualbelikan tidak melalui
bursa efek, siapkan jurnal yagn diperlukan PT Candra!
d. Buatlah jurnal yang diperlukan jika saham dijual pada harga Rp 20.000/lembar!

SOAL 4
Pada tanggal 3 Maret 2019, PT Estra membeli 180 lembar obligasi dari PT Lita dengan nilai
nominal Rp 5.000 per lembar, ditambah dengan biaya broker Rp 2.500. Obligasi tersebut
berjangka waktu 5 tahun dengan tingkat bunga 8% p.a. bunga dibayar 2 kali setahun yaitu setiap
tanggal 1 Maret dan 1 September.

18 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Pada tanggal 1 September 2021, PT Estra menjual 100 lembar obligasi PT Lita dengan
menerima uang tunai Rp 405.750 dikurangi biaya broker Rp 1.000.
Diminta :
a. Buatlah jurnal yang diperlukan PT Estra pada tahun 2019!
b. Buatlah jurnal yang diperlukan PT Estra pada tanggal 1 September 2021 dan 31 Desember
2021!
c. Buatlah jurnal yang diperlukan PT Estra ketika obligasi jatuh tempo!

19 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

C. PIUTANG
 Pengertian
Piutang adalah hak perusahaan kepada pihak lain yang akan diterima dalam bentuk kas.
 Klasifikasi Piutang dibagi dalam 2 kelompok, yakni :
1. Piutang Usaha, contoh : Piutang dagang, Piutang Wesel,dll.
2. Piutang Diluar Usaha, contoh : Piutang Karyawan, Piutang Afiliasi,dll.
 Pencatatan akuntansi atas piutang tak tertagih dapat menggunakan metode :
1. Direct Method
2. Allowance Method
3. Aging Schedule

 Aspek Perpajakan
1. Piutang Usaha
Piutang usaha muncul akibat terjadi transaksi jual beli secara kredit. Pencatatan atas
transaksi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Penjualan Kredit
Piutang Usaha XXX -
PPN Keluaran XXX -
Penjualan - XXX
b. Penerimaan Pembayaran Piutang
Kas XXX -
Piutang Usaha - XXX
c. Penyetoran Utang PPN ke Kas Negara
Utang PPN XXX -
Kas - XXX

20 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Dalam perpajakan tidak memperkenankan adanya pembentukan cadangan


penghapusan piutang (Allowance for Doubtful Debt), karena hal sebagai berikut :
- Ketentuan perpajakan hanya melihat realitas penghapusan piutang.
- Memberlakukan metode langsung (Direct Method).
2. Syarat penghapusan piutang yang tidak dapat tertagih menurut UU PPh pasal 6
ayat 1 huruf f sebagai berikut :
a. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial.
b. WP harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat tertagih kepada DJP.
c. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau Instansi
Pemerintah yang menangani piutang negara; atau adanya perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur dan debitur
yang bersangkutan; atau Telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau
khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah
dihapusbukukan untuk jumlah utang tertentu.
d. Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan
piutang tak tertagih debitur kecil.
Pembentukan cadangan/pemupukan dana cadangan untuk jenis usaha tertentu
diperkenankan sesuai dengan UU PPh pasal 9 ayat 1 huruf c jo PMK -
81/PMK.03/2009 , yakni jenis perusahaan :
1. Usaha bank atau badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha
dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen dan perusahaan anjak
piutang.
2. Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang dibentuk
oleh BPJS.
3. Cadangan penjaminan untuk Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
4. Cadangan biaya reklamasi untuk perusahaan pertambangan.
5. Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan.
6. Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah
industri untuk usaha pengolahan limbah industri.
3. Piutang Kepada Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Hubungan istimewa dapat merupakan hubungan kepemilikan/kepenguasaan satu
perusahaan terhadap perusahaan lainnya. Piutang dalam hubungan istimewa dapat
timbul karena terjadinya transaksi penjualan, pengalihan barang/jasa, sewa,

21 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

penjaminan dan penyelesaian oleh perusahaan atas nama pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.
Menurut UU PPh pasal 18 ayat 4, hubungan istimewa terjadi apabila :
a. Kepemilikan atau penyertaan modal.
Wajib Pajak memiliki penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling
rendah 25%.
b. Adanya penguasaan melalui manajemen atau penggunaan teknologi.
Walaupun tidak terdapat kepemilikan namun apabila hubungan diantara WP
terjadi karena ada penguasaan melalui manajemen atau penggunaan teknologi
maka dikatakan memiliki hubungan istimewa.
c. Adanya hubungan keluarga.
Hubungan istimewa terjadi karena adanya hubungan darah atau perkawinan,
yaitu hubungan sedarah atau semenda dalam garis keturunan lurus dan/atau
kesamping satu derajat.
Tujuan pengaturan tersebut adalah untuk mencegah terjadinya praktik penghindaran
pajak akibat hubungan istimewa. Apabila terapat hubungan istimewa diantara WP,
maka akan menimbulkan dampak terhadap aspek perpajakan masing-masing pihak
yang memiliki hubungan istimewa tsb.
Dampak hubungan istimewa diatur dalam UU PPh pasal 18 ayat 3, 3a, 3b, 3c dan 3d,
sebagai berikut :
a. Dirjen Pajak berwenang untuk menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak bagi WP yang mempunyai hubungan istimewa dengan
WP lainnya sesuai dengan kewajaran dan kelaziman usaha yang tidak
dipengaruhi oleh hubungan istimewa, dengan menggunakan metode :
 Harga pasar bebas yang diperbandingkan
 Harga penjualan kembali
 Biaya plus
 Laba Neto transaksional
 Pembagian Laba
b. Dirjen Pajak berwenang melakukan perjanjian dengan WP dan bekerjasama
dengan pihak otoritas pajak negara lain untuk menentukan harga transaksi antar
pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, yang berlaku selama suatu

22 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

periode tertentu dan mengawasi pelaksanaannya serta melakukan renegosiasi


setelah periode tersebut berakhir.
c. WP yang melakukan pembelian saham atau aset perusahaan melalui pihak lain
atau badan yang dibentuk untuk maksud demikian, maka dapat ditetapkan
sebagai pihak yang sebenarnya melakukan pembelian tersebut sepanjang WP
yang bersangkutan mempunyai hubungan istimewa dengan pihak lain atau badan
tersebut dan terdapat ketidakwajaran penetapan harga.
4. Penentuan Nilai Piutang Dalam Neraca
 Menurut akuntansi : Piutang – Penyisihan Piutang tak tertagih
 Menurut Pajak : Piutang – Piutang yang benar-benar tidak dapat ditagih.
5. Penentuan Penghapusan Piutang
 Menurut Akuntansi : Direct Method dan Allowance Method
 Menurut Pajak : Direct Method
Dikecualikan dari penggunaan Direct Method bagi usaha berjenis :
1. Bank atau badan usaha lain yang menyalurkan kredit, sewa guna usaha dengan
hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen dan perusahaan anjak piutang.
2. Usaha asuransi termasuk BPJS.
3. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
4. Usaha Pertambangan.
5. Usaha kehutanan.
6. Usaha pengolahan limbah industri.

23 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL 1
a. Mengapa dalam akuntansi diperbolehkan dibentuknya penyisihan atau cadangan piutang tak
tertagih?
b. Bagaimana penyajian piutang dalam laporan keuangan dan apakah nilai piutang neto yang
tercantum pada laporan keuangan komersial akan selalu sama dengan nilai yang diakui
menurut fiskal. Jelaskan pendapat anda!
c. Biaya piutang tak tertagih, tidak diperbolehkan mengurangi penghasilan bruto. Tetapi sesuai
dengan Pasal 6 ayat (1) huruf h ditentukan syarat-syarat dari penghapusan piutang yang
tidak dapat ditagih. Sebutkan syarat-syarat tersebut!

SOAL 2
PT Shen bergerak dibidang perdagangan umum dan telah dikukuhkan sebagai PKP. Berikut ini
adalah data transaksi untuk Januari 2019 :
a. Tanggal 8, menjual barang dagang secara kredit kepada PT Zheng sebesar Rp 11.000.000
(sudah termasuk PPN), dengan harga pokok penjualan Rp 8.000.000.
b. Tanggal 13, PT Zheng mengembalikan barang yang telah dibeli pada tanggal 8 Januari 2019
dari PT Shen senilai Rp 4.400.000. Harga pokok penjualan barang tersebut sebesar Rp
1.000.000.
c. Tanggal 20, menjual barang dagang secara kredit kepada Tn. Shui sebesar Rp 900.000.
d. Tanggal 28, PT Shen menghapus piutang usaha salah satu pelanggannya, karena mengalami
pailit sebesar Rp 3.500.000. adapun syarat-syarat penghapusan piutang tak tertagih telah
memenuhi ketentuan perpajakan, piutang yang dihapus sebesar Rp 3.500.000.
Diminta :
a. Buatlah jurnal yang diperlukan oleh PT Shen atas transaksi diatas (metode perpetual)!
b. Siapkan ayat jurnal yang diperlukan, jika PT Shen tidak dikukuhkan PKP (metode
periodik)!

24 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL 3
Berikut ini merupakan data pembentukan cadangan piutang tidak tertagih dan penghapusan
(write-off) atas piutang yang tidak tertagih tahun 2018 PT Cial :
Saldo awal cadangan piutang tidak tertagih Rp 250.000.000
Pembentukan tahun 2018 125.000.000
Penghapusan (write-off) (50.000.000)
Saldo akhir 325.000.000
Penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak tertagih tersebut telah dilakukan sesuai ketentuan
perpajakan yang berlaku.
Diminta :
a. Buatlah jurnal untuk pembentukan cadangan dan penghapusan piutang tak tertagih PT Cial!
b. Jelaskan aspek dan perlakuan perpajakan terhadap pembentukan cadangan dan penghapusan
yang dilakukan perusahaan!

SOAL 4
Sebuah perusahaan asuransi kerugian PT Adah secara komersial di akhir tahun 2018 membentuk
cadangan klaim asuransi sebesar Rp 50.000.000.000 dengan rincian sebagai berikut :
a. Klaim yang sudah diproses (besarnya kerugian serta klaim yang akan dibayarkan telah
dihitung dan disetujui oleh kedua belah pihak) tetapi belum dilakukan pembayaran adalah
sebesar Rp 25.000.000.000.
b. Klaim yang belum selesai diproses (sudah dilaporkan oleh tertanggung tetapi jumlah
klaimnya masih dalam proses) sebesar Rp 18.000.000.000.
c. Klaim yang berhubungan dengan adanya peristiwa yang telah terjadi dan telah diumumkan
di media elektronik dan massa namun belum dilaporkan oleh tertanggung sebesar Rp
7.000.000.000.
Diminta : Berapakah cadangan klaim asuransi yang dapat dijadikan sebagai biaya pada tahun
2018?

25 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL 5
PT Febi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen yang mulai
beroperasi pada tahun 2012. Perusahaan mengestimasi piutang tak tertagih sebesar 8% dari saldo
akhir piutang. Data piutang tersebut adalah sebagai berikut :

2012 2013
Penghapusan Piutang Rp 0 Rp 68.000.000
Saldo Akhir Piutang Rp 1.000.000.000 Rp 1.200.000.000
Penghapusan piutang telah memenuhi syarat fiskal.
Diminta :
a. Hitunglah beban piutang tak tertagih tahun 2013 yang dicadangkan perusahaan!
b. Berapakah koreksi fiskal yang dilakukan perusahaan di tahun 2013?

26 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

D. PERSEDIAAN
 Pengertian
Adalah aset untuk dijual dalam kegiatan normal; dalam proses produksi kemudian untuk
dijual; atau dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses
produksi.
Syarat pengangkutan terdiri dari 2 jenis :
1. FOB Shipping Point
2. FOB Destination
 Jenis Persediaan :
1. Persediaan Bahan Baku & Barang Pelengkap
2. Persediaan Barang Dalam Proses
3. Persediaan Barang Jadi
4. Barang Dalam Perjalanan
5. Barang Konsinyasi
 Sistem Pencatatan Persediaan :
1. Sistem Periodik
2. Sistem Perpetual
 Sistem Penilaian Persediaan :
1. Spesific Identification Method
2. Cost Flow Method
3. Gross Profit Method
4. Retail Inventory Method

 Aspek Perpajakan
Beberapa hal aspek perpajakan yang berkaitan dengan persediaan :
1. Sistem pencatatan (Periodik dan Perpetual) tidak diatur secara jelas. Selama
sistem pencatatan dapat menunjukkan kebenaran pencatatan, konsisten, taat asas,
maka ketentuan perpajakan dapat menerimanya.
2. Penilaian pemakaian persediaan untuk penghitungan HPP hanya boleh dilakukan
2 cara, yakni Metode rata-rata dan FIFO.

27 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Contoh Jurnal Pencatatan Persediaan.


1. Pembelian Barang Periodik
Pembelian XXX -
PPN Masukan - XXX
Kas/Utang Dagang - XXX
2. Pembelian Barang Perpetual
Persediaan Barang Dagangan XXX -
PPN Masukan - XXX
Kas/Utang Dagang - XXX

28 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL 1
PT Wearnes merupakan perusahaan trading yang telah dikukuhkan sebagai PKP. Dalam bulan
Agustus melakukan transaksi pembelian dan penjualan sebagai berikut :
a. Pembelian barang dagang secara kredit kepada PT Kenko sebanyak 340 unit dengan harga
Rp 178.000/unit.
b. Pembelian barang dagang secara tunai sebanyak 60 unit denga harga Rp 122.000 per unit
kepada CV Joy (Non PKP).
c. Penjualan barang dagang secara tunai kepada Tn. Cilok sebanyak 120 unit @ Rp 270.000
(persediaan barang dagang yang dibeli dari PT Kenko).
d. Pembelian barang dagang sebanyak 150 unit @ Rp 198.000 (termasuk PPN) dari PT Kenko.
e. Penjualan barang dagang secara kredit (persediaan CV Joy) sebanyak 50 unit @ Rp 275.000
(termasuk PPN) kepada PT Blue.
f. Penerimaan retur barang dari PT Blue sebanyak 3 unit.
Diminta : Buatlah jurnal atas transaksi pemeblian dan penjualan PT Wearnes tersebut diatas
dengan melihat ketentuan perpajakan yang berlaku.

SOAL 2 (Pembentukan Cadangan Penurunan Nilai Persediaan)


Data penurunan dan penghapusan nilai persediaan tahun 2017, PT Grasindo adalah sebagai
berikut :
Saldo awal cadangan penurunan nilai persediaan 480.000.000
Pembentukan cadangan tahun 2017 230.000.000
Penghapusan persediaan (write off) (110.000.000)
Saldo akhir 600.000.000
Biaya cadangan penurunan nilai persediaan telah dibukukan dalam akun harga pokok penjualan.
Penghapusan secara nyata persediaan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan perpajakan yang
berlaku.
Diminta :
a. Buatlah jurnal untuk pembentukan cadangan penurunan nilai dan penghapusan persediaan
yang dilakukan PT Grasindo!
b. Jelaskan aspek dan perlakuan perpajakan terhadap pembentukan cadangan penurunan dan
penghapusan yang dilakukan perusahaan! Serta apa pengaruhnya terhadap perhitungan kena
pajak?

29 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL 3 (Perhitungan Persediaan Akhir)


Dalam melakukan perhitungan akhirtahun 2019, perusahaan menggunakan metode FIFO.
Berikut ini adalah data transaksi selama tahun 2019 (dalam rupiah) :
Tanggal Keterangan Kuantitas Harga
13 Jan. Persediaan Awal 180 unit 16.000
11 Feb. Pembelian 320 unit 18.000
30 Mar. Penjualan 175 unit 32.000
30 Mei Penjualan 205 unit 32.000
1 Agt. Pembelian 260 unit 20.000
25 Sep. Pembelian 120 unit 26.000
20 Nop. Penjualan 200 unit 34.000
6 Des. Penjualan 80 unit 36.000
Diminta :
a. Hitunglah nilai persediaan akhir tahun 2019 dengan metode penilaian FIFO!
b. Berapa nilai harga pokok penjualan untuk tahun 2019?
c. Bagaimana aspek perpajakan yang mendasari jika perusahaan menggunakan metode LIFO
sebagai metode pencatatan persediaannya? Apa pengaruhnya terhadap perhitungan kena
pajak?

SOAL 4
Pembukuan PT Lion menunjukkan data keuangan pada tanggal 31 Desember 2018 yaitu sebagai
berikut :
Persediaan 1 Januari 2018 Rp 150.000.000
Pembelian Tanggal 1 Jan s/d 31 Des Rp 1.020.000.000
Penjualan Bersih 1 Jan s/d 31 Des Rp 1.000.000.000
Laba kotor yang diperoleh selama ini rata-rata 25% dari penjualan. Pada tanggal 31 Desember
2018 terjadi kebakaran atas persediaan tersebut.
Diminta :
a. Berapa nilai persediaan yang terbakar?
b. Apakah cara perhitungan persediaan dan nilai persediaan 31 Desember dapat diterima oleh
fiskal? Jelaskan!

30 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL 5
Pada tanggal 31 Desember 2017, wajib pajak melakukan inventarisasi persediaan yang besarnya
adalah Rp 81.880.000. Dalam pemeriksaan pajak oleh fiskus diketahui kesalahan yang
memerlukan koreksi, yaitu :
a. Barang seharga Rp 3.564.000 diterima pada tanggal 5 Januari 2018. Dari faktur diketahui
barang dikirim berdasarkan surat jalan pabrik pada tanggal 22 Desember 2017.
b. Faktur pembelian barang seharga Rp 6.900.000 yang diterima tanggal 25 Desember 2017,
belum diterima barangnya sampai tanggal 3 Januari 2018. Barang tersebut telah dibukukan
sebagai persediaan.
c. Barang seharga Rp 18.400.000 yang dititipkan dalam suatu pameran pada tanggal 30
Desember 2017 diterima kembali pada tanggal 13 Januari 2018. Barang tersebut tidak
dibukukan sebagai persediaan.
d. Barang seharga Rp 8.211.000 dihitung dan dimasukkan sebagai persediaan. Barang tersebut
diterima pada tanggal 27 Desember 2017 sebagai barang konsinyasi dari perusahaan lain.
Diminta :
a. Hitunglah nilai persediaan yang benar yang harus disajikan jika anda sebagai pemeriksa
pajak!
b. Bagaimana aspek perpajakan terhadap perbedaan nilai persediaan antara komersial dengan
fiskal? Dan pengaruhnya terhadap penghasilan kena pajak pada tahun 2018?

31 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

BAB IV
ASET TETAP

A. ASET TETAP BERWUJUD


 Pengertian
Merupakan aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan
administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. (SAK ETAP).
Sedangkan menurut perpajakan aset tetap merupakan harta berwujud yang dapat
disusutkan dan terletak atau berada di Indonesia, dimiliki dan dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang merupakan objek pajak serta
memiliki masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun. (Pasal 11, UU No. 36 Tahun 2008).
 Perolehan Aset
a. Pembelian Aktiva
Aktiva tetap yang diperoleh dengan pembelian dalam bentuk siap pakai dan dicatat
dengan sejumlah harga beli ditambah dengan biaya yang terjadi untuk menempatkan
aktiva itu pada kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan (PSAK Nomor 16
Buku SAK 1994). PPN yang tidak dapat dikreditkan merupakan salah satu unsur
pembentuk harga perolehan, kecuali pajak itu dibebankan sebagai biaya pada tahun
tersebut. Begitu juga dengan biaya transportasi, pemasangan dan jasa profesional
merupakan bagian dari nilai perolehan aktiva.
b. Perolehan dengan sewa guna usaha modal (leasing)
Sewa guna usaha (lease) umumnya merupakan perjanjian dengan memberikan hak
kepada lease untuk menggunakan aktiva yang dimiliki lessor (penyewa) selama masa
tertentu dengan membayar sejumlah uang (sebagai lease). Secara komersial lease
modal (capital lease) pada hakikatnya merupakan pembelian aktiva. Sesuai dengan
ketentuan perpajakkan jumlah yang dibayar pada saat pengambilalihan aktiva dari
lessor merupakan nilai kapitalisasi aktiva dimaksud. Pengeluaran lease sebelum itu
diperlakukkan sebagai pengeluaran sewa seperti yang berlaku dalam operating lease.
c. Perolehan dengan pertukaran
Aktiva tetap dapat diperoleh melalui pertukaran dengan aktiva nonmoneter (baik
sejenis atau bukan) atau sekuritas (obligasi atau saham sendiri atau emisi badan lain).
Perolehan aktiva melalui pertukaran harus dinilai menurut nilai wajar aktiva yang

32 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

diterima atau diserahkan mana yang diketahui dengan pasti dan andal (PSAK No. 16
Buku Sak 1994). Selisih nilai (nilai buku aktiva lama dengan perolehan aktiva baru)
dari pertukaran aktiva bukan sejenis harus diakui sebagai laba atau rugi. Untuk aktiva
sejenis, pengakuan itu ditangguhkan sampai saat aktiva baru dilepaskan kembali.
Pertukaran aktiva dengan sekuritas memerlukan penilaian atas keduanya. Pertukaran
dengan sekuritas emisi badan lain dapat menimbulkan laba atau rugi apabila terdapat
selisih nilai antara aktiva yang diperoleh dan sekuritas yang dilepas. Sebaiknya,
pertukaran dengan sekuritas emisi sendiri (obligasi atau saham) dapat menimbulkan
agio dan disagio. Laba dan rugi yang dilepaskan aktiva dihitung berdasarkan selisih
antara nilai buku dengan harga pasar aktiva. Agio dan disagio bagi penerbit saham
atau obligasi dihitung berdasarkan nilai nominal kedua sekuritas itu dibanding
dengan nilai pasar sekuritas atau nilai perolehan harta yang dapat diketahui dengan
pasti.
d. Perolehan dengan membangun sendiri
Praktek akuntansi komersial menyatakan harga perolehan aktiva tetap yang dibangun
sendiri meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pembangunan
aktiva itu hingga siap digunakan.
Dalam praktek akuntansi komersial masalah perhitungan nilai aktiva yang timbul
dalam membangun sendiri termasuk:
1) Pembebanan biaya overhead (tambahannya saja atau alokasi semua biaya
overhead secara proporsional).
2) Penghematan atau kerugian atas aktivitas membangun (apabila ada perbedaan
dengan harga pasar).
3) Bunga selama masa konstruksi. Secara komersial umunya terdapat kesesuaian
pendapat biaya overhead dialokasikan secara proporsional kepada biaya rutin
dan biaya pembangunan aktiva. Sementara penghematan biaya (misalnya biaya
pembangunan Rp 8juta, sedangkan harga pasar aktiva Rp 10juta yang berarti
terdapat penghematan Rp 2juta) tidak diakui sebagai penghasilan. Sebaliknya,
kerugian karena inefisiensi (yang menyebabkan harga pembangunan lebih tinggi
dari nilai pasar) segera diakui sebagai kerugian atau pemborosan pada tahun
yang bersangkutan. Selanjutnya bunga yang dikeluarkan atas pinjaman untuk
pembangunan selama masa konstruksi dikapitalisasi (sebagai nilai perolehan
aktiva).

33 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

e. Perolehan dengan hibah, bantuan, atau pemberian.


Berbeda dengan akuntansi komersial yang menghitung harga pasar sebagai harga
perolehan, pasal 10 ayat (4) UU PPh menyatakan :
a) Harga yang diperoleh karena hibah, bantuan atau pemberian yang diterima oleh
badan keagamaan, social, pendidikan dan pengusaha kecil yang memenuhi
persyaratan tertentu (tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan
atau penguasaan antara pemberi dan penerima) harus dinilai sejumlah nilai buku
dari pemberi dan
b) Harta juga dinilai menurut harga pasar, berdasarkan KMK Nomor
604/KMK/1994 tangal 21 Desember 1994 dalam pengertian pengusaha kecil
yang memenuhi persyaratan itu, termasuk koperasi, yaitu pengusaha yang
jumlah aktiva tanpa tanah dan atau bangunan tidak melebihi Rp 600juta.
Dengan demikian, perkiraan modal hibah (bantuan) dikredit untuk tujuan fiskal.
Sebesar nilai buku aktiva itu. Perolehan karena hibah, bantuan atau pemberian
yang tidak memenuhi kualifikasi dinilai menurut harga pasar.
 Harga Perolehan
Harga perolehan = Harga Beli + Biaya yang terjadi saat perolehan
Biaya-biaya tersebut meliputi :
- Biaya Pengiriman
- Biaya Bongkar Muat
- Biaya Pemasangan
- Biaya Profesi
- Bea Masuk
- Pajak Masukan yg tidak boleh dikreditkan

 Aspek Perpajakan atas Sewa


Dalam KMK-1169/KMK.01/1991 dirumuskan bahwa Sewa Guna Usaha (SGU) adalah
suatu kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal, baik secara SGU
dengan hak opsi (Finance Lease) maupun SGU tanpa hak opsi (Operating Lease) untuk
dipergunakan lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara
berkala.
SGU yang diakui perpajakan hanya ada 2 (dua), yakni :
1. Sewa Guna Usaha dengan hak opsi (Finance Lease)
2. Sewa Guna Usaha tanpa hak opsi (Operating Lease)

34 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

 Penyusutan dan Amortisasi


Menurut akuntansi, metode penyusutan yang dapat dipergunakan yakni :
1. Metode Garis Lurus (Straight line method)
2. Metode Saldo Menurun (Diminishing balance mothod)
3. Metode Jumlah Unit Produksi (Sum of the unit production method)
Sedangkan menurut perpajakan, metode penyusutan yang dapat diperkenankan yakni :
1. Metode Garis Lurus (Straight line method)
2. Metode Saldo Menurun (Diminishing balance mothod)
Selanjutnya dalam perpajakan tidak mengenal Nilai Residu (Nilai Sisa).
 Kelompok Masa Manfaat dan Tarif Penyusutan

Penentuan kelompok harta berwujud bukan bangunan diatur dalam PMK


96/PMK.03/2009

35 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

B. ASET TETAP TIDAK BERWUJUD


 Pengertian
Aset tidak berwujud adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak
mempunyai wujud fisik. Suatu aset dapat diidentifikasi jika :
a. Dapat dipisahkan, yaitu kemampuannya untuk menjadi terpisah atau terbagi dari
entitas dan dijual, dialihkan, dilisensikan, disewakan, atau ditukarkan melalui suatu
kontrak terkait aset dan kewajiban secara idnvidual atau secara bersama.
b. Muncul dari hak kontraktual atau hak hukum lainnya, terlepas apakah hak tersebut
dapat dialihkan atau dapat dipisahkan dari entitas atau dari hak dan kewajiban
lainnya.
Aset tidak berwujud tidak termasuk :
1. Efek (surat berharga), atau
2. Hak atas mineral dan cadangan mineral, misalnya minyak, gas alam dan sumber
daya yang tidak dapat diperbarui lainnya.
 Pengakuan dan pengungkapan
1. Pengakuan
Kriteria pengakuan aset tidak berwujud adalah jika :
a. Kemungkinan entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset
tersebut.
b. Biaya perolehan aset atau nilai aset tersebut dapat diukur dengan andal
Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan, entitas harus :
- Menggunakan asumsi yang wajar, dan
- Dapat mendukung yang merupakan estimasi terbaik manajemen atas kondisi
ekonomi yang aka nada selama masa manfaat aset.
2. Pengungkapan
Entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk setiap kelompok aset tidak
berwujud, yakni :
a. Umur manfaat atau tarif amortisasi yang digunakan
b. Metode amortisasi yang digunakan
c. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode
d. Unsur pada laporan laba-rugi yang didalamnya terdapat amortisasi aset tidak
berwujud
e. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan
penambahan, pelepasan, amortisasi, dan perubahan lainnya secara terpisah.

36 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Entitas juga harus mengungkapkan :


a. Penjelasan, jumlah tercatat dan sisa periode amortisasi dari setiap aset tidak
berwujud yang material bagi laporan keuangan entitas.
b. Keberadaan dan jumlah tercatat aset tidak berwujud yang hak penggunaanya
dibatasi dan jumlah tercatat aset tidak berwujud yang ditentukan sebagai jaminan
atas utang.
c. Jumlah komitmen untuk memperoleh aset tidak berwujud.
 Perolehan dan pengukuran aset tidak berwujud
Aset tidak berwujud diukur sebesar biaya perolehan
a. Perolehan Terpisah
Biaya perolehan aset tidak berwujud yang diperoleh secara terpisah terdiri dari :
- Harga beli, termasuk bea impor dan pajak yang sifatnya tidak dapat dikreditkan,
setelah diskon dan potongan dagang, dan
- Biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam mempersiapkan aset
sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya.
b. Melalui Pertukaran Aset
Biaya perolehan aset tidak berwujud semacam itu harus diukur sebesar nilai wajar
kecuali :
- Transaksi pertukaran tidak memiliki substansi komersial, atau
- Nilai wajar aset yang diterima atau diberikan tidak dapat diukur secara andal.
 Umur Manfaat dan Metode Amortisasi
- Entitas harus memilih metode amortisasi yang mencerminkan pola pemanfaatan aset
di masa mendatang, tetapi apabila entitas tidak dapat menetapkan pola yang andal
maka entitas harus menggunakan metode garis lurus.
- Nilai residu suatu aset tak berwujud seharusnya diasumsikan sama dengan 0 kecuali:
a. Ada komitmen dari pihak ketiga untuk membeli aset tak berwujud tersebut pada
akhir masa mendatang.
b. Ada pasar aktif untuk aset tak berwujud.
c. Nilai residu aset dapat ditentukan dengan mengacu pada harga pasar yang berlaku
di pasar tersebut, dan
d. Terdapat kemungkinan bahwa pasar yang aktif tersebut akan tetap ada pada akhir
umur manfaat aset tak berwujud.

37 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

 Aspek Perpajakan
- Undang-undang PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 11A ayat (1) dijelaskan aset tak
berwujud harus diamortisasi apabila harta itu mempunyai masa manfaat lebih dari 1
tahun yang digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
Tarif amortisasi yang diatur dalam UU PPh Nomor 36 tahun 2008 pasal 11 A ayat (2)
sebagai berikut :
Kelompok Aset Masa Tarif Amortisasi Berdasarkan Metode
Tak Berwujud Manfaat Garis Lurus Saldo Menurun
Kelompok 1 4 tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 tahun 5% 10%
- Menurut PMK-248/PMK.03/2008, amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh
aset tak berwujud dan pengeluaran lainnya untuk bidang usaha tertentu dimulai pada
bulan dilakukannya pengeluaran atau pada bulan produksi komersial. Bulan produksi
komersial adalah bulan dimana penjualan mulai dilakukan.
- Penentuan masa manfaat dan tarif amortisasi untuk aset tak berwujud yang masa
manfaatnya tidak tercantum pada kelompok masa manfaat yang ada, maka WP dapat
menggunakan masa manfaat yang terdekat.
- Biaya pendirian dan perluasan modal dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun
pengeluaran atau diamortisasi berdasarkan metode garis lurus atau saldo menurun
dengan masa manfaat sesuai dengan Pasal 11A ayat (1) UU PPh Nomor 36 Tahun
2008 diatas. Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial (biaya
pendirian) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun, dapat dikapitalisasi dan
diamortisasi sesuai dengan ketentuan masa manfaat dan tarif amortisasi dalam UU
PPh. Sedangkan, untuk pengeluaran biaya pendirian yang memiliki masa manfaat
kurang dari 1 tahun haruslah dibebankan sekaligus pada tahun berjalan.

38 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL 1
CV Sun merupakan wajib pajak yang melakukan perdagangan alat-alat olahraga dan telah
dikukuhkan sebagai PKP. Selama tahun 2018 perusahaan melakukan transaksi sebagai berikut :
a. Tanggal 30 Maret 2018 membeli peralatan kantor dengan rincian sebagai berikut :
Harga beli Rp 140.000.000
PPN Masukan Rp 14.000.000
Ongkos angkut pengiriman Rp 7.000.000
b. Tanggal 20 Mei 2018 membeli peralatan pabrik dengan perincian :
Harga beli Rp 425.000.000
PPN Masukan Rp 42.500.000
Ongkos angkut pengiriman Rp 8.000.000
Pajak retribusi jalan raya Rp 3.000.000
Biaya asuransi pengangkutan Rp 4.000.000
Biaya pemasangan Rp 5.000.000
Perawatan selama masa garansi 1 tahun Rp 50.000.000
Perusahaan menggunakan metode garis lurus untuk menghitung penyusutan akuntansi dengan
masa manfaat selama 5 tahun dan tanpa nilai sisa. Sedangkan metode saldo menurun ganda
untuk menghitung penyusutan fiskal dalam PMK-96/PMK.03/2009, peralatan kantor dan
peralatan pabrik tersebut termasuk kelompok I.
Diminta :
1. Hitunglah harga pokok perolehan untuk masing-masing aset!
2. Hitunglah penyusutan dan perbedaan baiya penyusutan menurut akuntansi dan perpajakan
untuk setiap tahunnya selama masa manfaat aset tetap!

SOAL 2 (Penjualan Aset Tetap)


Sebuah mobil pick up diperoleh perusahaan pada tanggal 9 Juli 2019 dengan harga Rp
280.000.000 estimasi masa manfaat mobil pick up tersebut menurut akuntansi adalah 4 tahun,
sedangkan menurut pajak termasuk kelompok II.
Pada tanggal 31 Desember 2020 mobil pick up tersebut dijual dengan harga Rp 190.000.000.
Metode penyusutan baik menurut akuntansi dan pajak adalah garis lurus.
Diminta :
a. Hitunglah laba dan rugi atas penjualan mobil pick up baik secara akuntansi maupun fiskal!

39 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

b. Buatlah jurnal atas penjualan mobil pick up tersebut dengan asumsi jika perusahaan sudah
PKP dan jika perusahaan adalah non-PKP!
c. Hitunglah besarnya koreksi fiskal pada saat perhitungan penghasilan neto fiskal!

SOAL 3 (Revaluasi Aset Tetap)


Suatu mesin termasuk kelompok II dengan harga perolehan sebesar Rp 1.000.000.000 dan telah
disusutkan selama 7 tahun menggunakan metode garis lurus, pada awal tahun atas aset tersebut
dilakukan revaluasi menjadi Rp 500.000.000.
Diminta :
a. Hitunglah surplus revaluasi yang diakui menurut komersial (perusahaan) dan berdasarkan
fiskal (pajak)!
b. Hitunglah PPh final yang harus dibayar berkaitan dengan surplus revaluasi tersebut!
c. Siapkan jurnal yang dibuat perusahaan sehubungan dengan revaluasi tersebut!

SOAL 4 (Revaluasi Aset Tetap)


PT Goat memiliki daftar aset tetap per tanggal 31 Desember 2018 sebagai berikut :
UE
Aktiva Harga Tanggal UE Nilai Buku Nilai Buku
(Fiskal
Tetap Perolehan Perolehan (Komersial) Komersial Fiskal
)
Kel. I 58.000.000 01/01/2016 5 tahun 23.200.000 4 th 14.500.000
Kel. II 490.000.000 01/05/2016 10 tahun 359.333.333 8 th 326.666.667
Kel. III 900.000.000 01/06/2016 15 tahun 745.000.000 16 th 754.687.500
Kel. IV 2.500.000.000 01/01/2016 25 tahun 2.200.000.000 20 th 2.125.000.000
Pada tahun 2019, perusahaan berniat melakukan revaluasi atas aktiva tetap yang dimilikinya.
Untuk itu perusahaan menggunakan jasa penilai yang diakui untuk menilai aktiva tetapnya. Dari
hasil penilaian diketahui nilai pasar wajar dan sisa umur manfaat aktiva per tanggal 1 Mei 2019
sebagai berikut :
Aktiva Tetap Masa Revaluasi Nilai Wajar
Kelompok I 3 tahun 19.500.000
Kelompok II 8 tahun 350.000.000
Kelompok III 14 tahun 728.500.000
Kelompok IV 24 tahun 2.170.000.000
3.268.000.000

40 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Diminta :
a. Hitunglah besarnya PPh Final dan buatkan jurnal yang diperlukan PT Goat terkait revaluasi
yang dilakukan!
b. Berapakah koreksi fiskal atas biaya penyusutan masing-masing aset tetap untuk tahun pajak
2019?

SOAL 5
Pada tanggal 1 Juli 2017 PT Dewi melakukan transaksi pembelian mesin melalui capital lease.
Angsuran atas pembelian mesin tersebut dilakukan selama 6 kali setiap 6 bulan dengan rincian
sebagai berikut :
Angsuran Tanggal Pokok Bunga Total
1 31/12/2017 73.508.734 25.000.000 98.508.734
2 30/06/2018 77.184.171 21.324.563 98.508.734
3 31/12/2018 81.043.379 17.465.355 98.508.734
4 30/06/2019 85.095.548 13.413.186 98.508.734
5 31/12/2019 89.350.326 9.158.408 98.508.734
6 30/06/2020 93.817.842 4.690.892 98.508.734
Jumlah 500.000.000 91.052.404 591.052.404
Diminta :
a. Berdasarkan ketentuan perpajakan mesin tersebut termasuk dalam kelompok II. Untuk
kepentingan pajak PT Dewi menyusutkan aset tetap bukan bangunan menggunakan metode
penyusutan garis lurus. Berapakah besarnya beban penyusutan mesin tersebut?
b. Menurut ketentuan perpajakan, apakah beban penyusutan tersebut diperbolehkan untuk
mengurangi penghasilan bruto? Kemudian, berapakah besarnya beban leasing yang
diperhitungan dalam SPT tahun 2017 sehubungan dengan leasing mesin tersebut
berdasarkan ketentuan pajak?

SOAL 6
Pada awal pendirian usahanya di tahun berjalan PT Alivia mengeluarkan biaya sebagai berikut :
3 Maret Mengeluarkan uang tunai untuk biaya izin pengurusan pendirian perusahaan
sebesar Rp 80.000.000. Perusahaan menetapkan biaya tersebut diakui sebagai aset
lainnya dan memiliki masa manfaat 5 tahun.
10 Maret Membeli waralaba “Ayam Kremes” secara tunai sebesar Rp 198.000.000
(termasuk PPN) untuk masa manfaat 6 tahun.

41 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Diminta :
a. Buatlah jurnal terkait transaksi diatas!
b. Hitunglah beban amortisasi untuk tahun 2018 dan siapkan jurnal yang diperlukan
(perusahaan menggunakan metode garis lurus)!

SOAL 7
PT Rabbit mengeluarkan biaya untuk memperoleh hak penambangan minyak dan gas bumi di
suatu lokasi sebesar Rp 880.000.000. Taksiran jumlah kandungan minyak sebesar 440.000.000
barel. Produksi sebenarnya tahun I adalah 90.000.000 barel dan tahun ke II 110.000.000 barel.
Diminta : Hitunglah beban deplesi dan siapkan jurnal yang dibutuhkan untuk setiap tahun!

42 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

BAB V
INVESTASI JANGKA PANJANG

 Pengertian
Investasi jangka panjang adalah penanaman sebagian kekayaan suatu perusahaan pada
perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan atau untuk
menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut.
Investasi jangka panjang dapat berupa:
a. Penyertaan dalam bentuk saham, obligasi, dan surat berharga lainnya.
b. Dana untuk melunasi utang jangka panjang, atau dana khusus lainnya.
c. Aktiva lain-lain, seperti pembelian tanah dengan rencana penggunaan dimasa yang
akan datang.
Hakekat investasi jangka panjang adalah:
a. Bagian dari aktiva perusahaan,
b. Bagian dari aktiva perusahaan,
c. Ditanamkan dalam bentuk tertentu,
d. Dimaksudkan untuk mencari keuntungan/menambah kekayaan atau untuk tujuan
lainnya.
e. Dalam waktu lebih dari satu tahun.
 Investasi Pada Entitas Asosiasi & Anak
1. Pengertian
Dimaksudkan untuk meningkatkan penghasilan dengan menanamkan modal pada
perusahaan lain. Tujuannya adalah untuk :
- Menguasai pasokan bahan baku & distribusi
- Memiliki kekuasaan untuk berpartisipasi dalam kebijakan keuangan dan operasional
strategik atas entitas.
Investasi dilakukan dalam bentuk :
- Saham Biasa
- Saham Preferen
2. Pencatatan
- Pencatatan investasi pada asosiasi dengan menggunakan metode biaya (Cost
Method), dimana investasi diukur pada biaya perolehan dikurangi dengan akumulasi
penurunan nilai.
Biaya perolehan investasi meliputi :
43 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
Praktikum Akuntansi Perpajakan

a. Harga Pembelian
b. Biaya Broker
c. Pajak
d. Biaya lain-lain (sehubungan dengan perolehan).
- Pencatatan investasi pada entitas anak menggunakan metode ekuitas (Equity
Method), dimana investasi awal diakui sebesar harga perolehannya termasuk biaya
transaksi.
- Penghasilan atas investasi dalam saham berupa deviden (Tunai, Saham atau Asset),
saham bonus, hak membeli emisi saham dan keuntungan karena pelepasan saham
(capital gain). Deviden yang diterima merupakan penghasilan yang menjadi objek
PPh. Menurut UU No. 36 tahun 2008 tentang pajak penghasilan ketentuan
mengenai pajak deviden diatur sebagai berikut :
a. Pasal 17 ayat 2c dan PP No. 19 tahun 2000 menyatakan bahwa deviden yang
dikenakan pajak adalah deviden yang diterima oleh WP Orang Pribadi dalam
negeri. Tarif pajak yang dikenakan sebesar 10 % dari penghasilan bruto dan
bersifat final.
b. Pasal 4 ayat 3 menyatakan bahwa deviden yang dikecualikan pada pasal 23
adalah deviden yang diterima oleh PT sebagai WP dalam negeri, koperasi,
BUMN/BUMD dari penyertaan modal pada Badan Usaha yang didirikan dan
bertempat kedudukan di Indonesia, dengan syarat : dividen yang dibagikan
berasal dari cadangan saldo laba dan untuk PT, BUMN dan BUMD kepemilikan
saham paling rendah 25% dari jumlah modal saham.

44 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

- Jurnal Metode Biaya (Cost Method)


Transaksi Keterangan Debit Kredit
Pembelian saham Investasi pada entitas anak - PT XYZ XXX
Kas / Bank XXX
Pengakuan laba Investasi pada entitas anak - PT XYZ XXX
Pendapatan investasi XXX
Pengakuan rugi Pendapatan investaso XXX
Investasi pada entitas anak - PT XYZ XXX
Pembagian deviden Kas / Bank XXX
PPh Pasa 23 dibayar dimuka XXX
Investasi pada entitas anak - PT XYZ XXX
Penjualan saham Kas / Bank XXX
PPh Pasal 4 ayat 2 XXX
Rugi penjualan investasi saham XXX
Investasi pada entitas asosiasi - PT XYZ XXX
- Jurnal Metode Ekuitas
Transaksi Keterangan Debit Kredit
Pembelian saham Investasi pada entitas anak - PT XYZ XXX
Kas / Bank XXX
Pengakuan laba Investasi pada entitas anak - PT XYZ XXX
Pendapatan investasi XXX
Pengakuan rugi Pendapatan investaso XXX
Investasi pada entitas anak - PT XYZ XXX
Pembagian deviden Kas / Bank XXX
PPh Pasa 23 dibayar dimuka XXX
Investasi pada entitas anak - PT XYZ XXX
Penjualan saham Kas / Bank XXX
PPh Pasal 4 ayat 2 XXX
Rugi penjualan investasi saham XXX
Investasi pada entitas asosiasi - PT XYZ XXX

45 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL 1
1. Bagaimana pajak mengatur tentang investasi jangka panjang dalam bentuk saham?
2. Berapa besar PPh yang dipungut untuk transaksi penjualan saham di bursa efek menurut PP
tahun 1997 jo. KMK-282/KMK.04/1997?
3. Jelaskan kewajiban perpajakan bagi pemotong penghasilan atas transaksi penjualan saham?

SOAL 2
PT Cow membeli 20% kepemilikan saham PT Moon pada tanggal 1 Januari 2017 pada nilai
buku yaitu sebesar Rp 98.000.000. PT Moon melaporkan hasil operasi dan pembayaran dividen
berikut selama tiga tahun pertama dari investasi PT Cow :
Tahun Laba Dividen
Bersih
2017 35.000.000 15.000.000
2018 20.000.000 30.000.000
2019 12.500.000 25.000.000
Diminta : Buatlah jurnal yang diperlukan PT Cow yang berkaitan dengan investasinya dengan
mengasumsikan PT Cow menggunakan :
a. Metode Equity
b. Metode Cost
(melihat ketentuan perpajakan)

SOAL 3
Pada akhir tahun 2018 PT Rin memperoleh laba sebelum pajak sebesar Rp 400.000.000. Namun
demikian, ternyata dalam menghitung laba sebelum pajak terdapat transaksi yang dilakukan
pada tanggal 1 Juli 2018 berupa penjualan sebagian investasi sahamnya dengan harga pokok
sebesar Rp 120.000.000 dibursa efek dengan nilai jual Rp 160.000.000.
Diminta :
a. Hitunglah capital gain atas transaksi penjualan saham tersebut! Siapkan jurnal yang
diperlukan oleh PT Rin!
b. Apabila transaksi lainnya sudah sesuai dengan ketentuan pajak, berapakah laba akuntansi
dan jumlah pajak atas penghasilan kena pajak PT Rin yang akan dilaporkan dalam SPT PPh
Badan tahun 2018?

46 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

BAB VI
KEWAJIBAN

 Pengertian
Kewajiban terdiri dari 2 jenis, yakni :
1. Kewajiban Diestimasi
Yakni kewajiban kini entitas sebagai hasil dari peristiwa masa lalu, dan kemungkinan
akan terjadi bahwa entitas akan mentransfer manfaat ekonomis pada saat penyelesaian
dan jumlah kewajiban dapat diestimasi dengan andal.
2. Kewajiban Kontigensi
Yakni kewajiban kewajiban potensial yg belum pasti atau kewajiban kini yang tidak
diakui. Entitas tidak boleh mengakui kewajiban kontigensi sebagai kewajiban.
 Klasifikasi Kewajiban
1. Kewajiban Lancar :
a. Utang Bank
Berkaitan dengan fasilitas kredit jangka pendek yang diterima perusahaan dari Bank.
b. Utang Usaha
Berkaitan dengan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan dengan pihak yang
memiliki hubungan istimewa dan pihak ketiga.
c. Utang Pajak
Berkaitan dengan pajak yang telah dipungut oleh perusahaan yang harus disetorkan
ke kas negara.
e. Biaya yg Masih Harus Dibayar
Merupakan biaya-biaya yang telah terjadi namun baru akan dibayar kemudian.
f. Utang Deviden
Merupakan utang yang timbul akibat pengumuman pembagian deviden.
g. Utang Wesel
Merupakan surat utang yang disertai dengan dokumen perjanjian yang timbul akibat
utang usaha yang tidak dibayar pada saat jatuh tempo.
h. Pendapatan Diterima Dimuka
Merupakan penghasilan yang diterima sebelum penyerahan barang / jasa dilakukan.

47 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

2. Kewajiban Tidak Lancar


a. Utang Obligasi
Merupakan janji tertulis untuk membayar bunga secara periodik dan sejumlah nilai
nominal pada saat jatuh tempo.
b. Utang Hipotek
Merupakan utang yang hampir sama dengan Obligasi, namun tidak memiliki Agio
maupun Diskonto.

 Aspek Perpajakan
1. Kewajiban Diestimasi
Berbagai biaya yang diakui sebagai kewajiban pada Neraca oleh wajib pajak dan dilain
pihak diakui sebagai beban dalam laporan laba-rugi, maka harus dilakukan koreksi fiskal
sampai biaya yang diestimasi tersebut benar-benar terjadi. Pengakuan itu pun diterapkan
terhadap penyisihan penghapusan piutang pada wajib pajak tertentu, walaupun pada
setiap bulannya pembentukan cadangan atau penyisihan piutang yang tidak tertagih
tersebut telah diakui sebagai biaya, namun apabila kewajiban yang diestimasi tersebut
nantinya tidak benar-benar terjadi, maka harus dianggap sebagai penghasilan.
2. Biaya Kontinjensi Secara Perpajakan
Biaya kontinjensi secara SAK ETAP belum mengubah aktiva maupun passive, yang baru
diungkapkan pada laporan keuangan wajib pajak, maka secara perpajakan pun biaya ini
tidak memengaruhi perhitugan besarnya penghasilan kena pajak.

48 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL 1
Pada tanggal 1 Agustus 2018, PT Nai menerbitkan obligasi dengan kupon (interest bearing
bond) nilai nominal Rp 20.000.000 jangka waktu 5 tahun (jatuh tempo 1 Agustus 2023). Bunga
tetap sebesar 15% per tahun, jatuh tempo setiap tanggal 1 Februari dan 1 Agustus.
Penerbitan perdana tercatat di bursa efek Indonesia, PT Rin (investor) pada saat penerbitan
perdana membeli 10 lembar obligasi dengan harga Rp 9.000.000. Dan dimiliki sampai tanggal
jatuh tempo.
Diminta :
a. Siapkan ayat jurnal yang diperlukan PT Nai sebagai emiten dan PT Rin sebagai investor
untuk tahun 2018 (perhatikan aspek PPh yang terkait)!
b. Siapkan ayat jurnal yang dicatat oleh PT Nai dan PT Rin pada tanggal pelunasan obligasi
(perhatikan unsur PPh yang terkait)!

SOAL 2
Pada tanggal 22 Juni 2017 PT Hando (PKP) mengadakan rekreasi ke Taman Bunga Nusantara
Cipanas. Perusahaan menggunakan bus yang disewa dari PT Cloud sebanyak 8 Bus dengan
membayar sewa @ Rp 1.800.000 diskon Rp 250.000. Pembayaran uang muka sebesar 50% pada
saat pemesanan (8 Juni) dan sisanya dilakukan setelah ada tagihan dari PT Cloud (22 Juni).
Diminta : Buatlah jurnal untuk transaksi diatas yang dilakukan oleh PT Hando dan PT Cloud!

SOAL 3
Pada tahun 2019, PT Sky mendapat pinjaman dari pihak ketiga dengan batas maksimum sebesar
Rp 600.000.000 dengan tingkat suku bunga pinjaman 15%. Dari jumlah tersebut telah dilakukan
pengambilan sebanyak 3 kali yaitu sebesar Rp 120.000.000 di bulan Januari, lalu bulan April Rp
180.000.000 dan bulan Agustus Rp 300.000.000. Disamping itu, PT Sky juga mempunyai dana
yang ditempatkan dalam bentuk deposito dengan saldo sebagai berikut :
 Bulan Januari s.d. April sebesar Rp 35.000.000
 Bulan Mei s.d. Agustus sebesar Rp 70.000.000
 Bulan September s.d. Desember sebesar Rp 105.000.000
Diminta : Berapakah biaya bunga yang dapat dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto
PT Sky untuk tahun pajak 2019?

49 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

BAB VII
EKUITAS

 Bentuk Hukum Entitas dan EKuitas


1. Entitas Perorangan
Entitas perorangan bukan suatu badan hukum dan modalnya tidak terbagi atas saham.
Harta kekayaan pribadi pemilik entitas terikat pada utang piutang usaha perorangan.
2. Persekutuan Perdata
Persekutuan perdata bukan suatu badan hukum dan modalnya tidak terdiri atas saham.
3. Firma
Modal firma tidak terbagi atas saham dan para anggota firma bertanggungjawab renteng
atas kewajiban firma sebagai suatu persekutuan perorangan.
4. Comanditaire Vennootschap (CV)
Modal persekutuan CV harus dipisahkan antara Modal pesero aktif dan Modal pesero
komanditer. Pesero aktif adalah persero yang bertindak aktif sebagai pengurus CV.
Pesero komanditer adalah pesero tidak aktif sebagai pengurus CV dan hanya
bertanggung jawab sebatas modal CV yang menjadi bagiannya.
5. Perseroan Terbatas (PT)
Modal perseroan terbatas terdiri atas saham. Tanggung jawab pesero terbatas pada
jumlah modal saham yang disetor jika PT Telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dan
Hak Asasi Manusia.
6. Koperasi
Koperasi adalah badan hukum. Modal pokok koperasi adalah simpanan pokok anggota,
mirip dengan saham atas nama dan tidak dapat dipindah-tangankan serta dapat diambil
kembali bila anggota keluar dari keanggotaan koperasi.
 Penyajian dan Pengungkapan Modal
Modal adalah merupakan ekuitas yang utama yang harus disajikan atau harus diungkap
dalam neraca
1. Penyajian Modal
 Penyajian modal dalam neraca dilakukan sesuai dengan akta pendirian entitas dan
peraturan yang berlaku serta menggambarkan hubungan keuangan yang ada. Modal
dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor nilai nominal dan banyaknya
saham untuk setiap jenis saham dinyatakan dalam neraca.

50 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

 Dalam hal terdapat tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak hak dividen
kumulatif, jumlah tunggakan tiap saham dan jumlah keseluruhan dividen periode
sebelumnya diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan.
 Modal sisajikan secara terpisah setelah kewajiban.
2. Pengungkapan Modal
Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.
a. Unsur Penambahan Modal Disetor PT
- Agio saham
- Tambahan modal dari perolehan kembali saham dengan harga yang lebih rendah
dari jumlah yang diterima pada saat pengeluaran
- Tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga
diatas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya
- Tambahan modal dari perbedaan kurs modal disetor dan lain sebagainya
Akun tambahan modal disetor tidak boleh didebit atau dikredit dengan pos laba atau
rugi.
b. Pencatatan Penambahan Modal Disetor PT
Penambahan modal disetor dicatat berdasarkan :
- Jumlah uang yang diterima
- Setoran saham dalam bentuk uang, sesuai dengan transaksi nyata
- Besarnya tagihan yang timbul atau utang yang dikonversi menjadi modal
- Setoran dalam dividen saham dilakukan dengan harga saham wajar yang
disepakati RUPS
- Nilai wajar aset bukan kas yang diterima
- Setoran saham dalam bentuk barang, menggunakan nilai wajar aset bukan kas
yang diderahkan.
c. Pencatatan Pengurangan Modal Disetor PT
Pengurangan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan :
- Jumlah uang yang dibayarkan
- Besarnya utang yang timbul, atau
- Nilai wajar aset bukan kas yang diserahkan.

51 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

 Aspek Perpajakan
1. Selisih Kurs Modal
Fluktuasi nilai kurs mata uang asing terhadap rupiah dapat berakibat yang
menguntungkan dan merugikan bagi wajib pajak. Apabila nilai mata uang asing
menguat terhadap rupiah, sedangkan wajib pajak mempunyai utang dalam mata uang
asing tersebut maka wajib pajak akan mengalami keuntungan yang diakibatkan dengan
adanya selisih kurs sebaliknya apabila wajib pajak mempunyai piutang dalam mata
uang asing tersebut maka wajib pajak akan mengalami kerugian.
Namun demikian apabila selisih kurs tersebut diakibatkan karena setoran modal dalam
valuta asing, maka tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian selisih kurs, tetapi
sebagai penambah dan pengurang modal yang disetorkan.
2. Agio Menurut Perpajakan
Berdasarkan ketentuan Pasal 4 ayat (3) huruf c UU. PPh dan penjelasannya, agio saham
adalah merupakan bagian dari penyertaan modal yang disetor, bukan merupakan laba
tau penghasilan dan oleh karena itu bukan merupakan objek pajak penghasilan.
3. Dividen Menurut Perpajakan
Dividen dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk dividen dari perusahaan
asuransi kepada pemegang polis dan pembagian sisa hasil usaha koperasi merupakan
objek pajak penghasilan.

52 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL 1
1. Bagaimana perlakuan PPh 23/26 atas dividen utnuk perusahaan go public dan non go
public?
2. Bagaimana terjadinya agio dan disagio saham, serta bagaimana perlakuan menurut
ketentuan perpajakan?

SOAL 2
PT Cakra menjual saham biasa dengan harga Rp 17.000 per lembar dengan nilai nominal Rp
14.000 sebanyak 2.500 lembar pada tanggal 6 Desember 2018.
Diminta : Buatlah jurnal yang diperlukan PT Cakra pada tanggal 6 Desember 2018 dengan
mengasumsikan penjualan saham dilakukan melalui bursa efek dan tidak melalui bursa efek!

SOAL 3
Pada tahun 2019, PT Nur membayar sejumlah uang sebesar Rp 7.000.000.000 atas
penyertaannya kepada PT Shine sebagai penyetoran modal saham sebanyak 7.000 lembar saham
dengan nilai nominal Rp 900.000.
Pada tahun 2020, PT Shine membagikan saham bonus yang berasl dari konversi agio saham
sebanyak 7.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 900.000.
Diminta : Berapakah penghasilan dari dividen yang harus diakui dalam tahun 2020? Dan
siapkan jurnal yang diperlukan pada masing-masing perusahaan!

53 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

BAB VIII
UTANG DAN PIUTANG PAJAK

Di dalam sistem self assessment di Indonesia, selain menghitung dan menyetor pajaknya sendiri,
dikenal juga istilah withholding system atau hybrid system (Irianto dan Rosdiana, 2012), yaitu
dimana pajak dipotong atau dipungut pihak lain pada saat transaksi.
Untuk pemotongan maupun pemungutan ini ada yang bersifat final dan ada yang bersifat tidak
final. Bersifat final apabila pemotongan tersebut tidak dapat diperhitungkan lagi sebagai kredit
pajak, baik pada masa tersebut maupun di akhir tahun. Sedangkan bersifat tidak final apabila
dapat diperhitungkan lagi dengan pajak yang akan terutang di akhir masa atau akhir tahun pajak.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka pencatatan atas transaksi-transaksi di atas adalah:
1. Pajak-pajak yang dipotong/dipungut oleh sendiri : dicatat sebagai utang pajak
2. Pajak-pajak yang dipotong/dipungut pihak lain: dicatat sebagai piutang pajak
3. Pajak-pajak yang dilunasi sendiri: bersifat sebagai pelunasan pajak

 Utang Pajak
Utang pajak timbul ketika perusahaan diharuskan memotong/memungut pajak orang lain,
seperti:
a. PPN atas penjualan (PPN Keluaran)
b. PPh Pasal 21 atas gaji karyawan
c. PPh Pasal 22, jika perusahaan ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22
d. PPh Pasal 23
e. PPh Pasal 26
f. PPh Pasal 15
g. PPh Pasal 4 ayat (2)
 Piutang Pajak
Piutang pajak atau bisa disebut juga uang muka pajak merupakan pajak-pajak yang dipotong
atau dipungut pihak lain atau yang dibayar sendiri oleh perusahaan yang dapat
diperhitungkan dengan pajak yang terutang pada saat pengisian SPT Tahunan. Pajak-pajak
untuk jenis ini misalnya adalah sebagai berikut :
a. PPh Pasal 22
b. PPh Pasal 23
c. PPh Pasal 24

54 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

d. PPh Pasal 25
e. PPN Masukan
 Pelunasan Pajak
Pajak-pajak ini bersifat sebagai pelunasan pada tahun berjalan. Caranya dapat melalui
penyetoran sendiri maupun pemotongan oleh pihak lain. Misalnya:
a. PPh Pasal 4 ayat (2)
b. PBB
c. Bea Materai
d. BPHTB
e. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD)
 Bagan Akun Utang dan Piutang Pajak

55 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL 1
PT Kasoo merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan umum dan jasa lainnya
yang berkedudukan di Jalan Otista dan memiliki NPWP dan telah dikukuhkan sebagai PKP.
Transaksi yang berkaitan PPh 22, 23, dan PPh 4 (2) yang dilakukan oleh PT Kasoo selama tahun
2017 adalah sebagai berikut :
a. Menerima pembayaran dari Dinas Pertanian Kabupaten Batu atas pembelian 15 unit
komputer tanggal 17 Januari 2017 sebesar Rp 150.000.000.
b. Membayar jasa perancang logo yang dilakukan oleh PT Jesuk. Dalam perjanjian kerja
sebelumnya telah disepakati nilai kontrak adalah Rp 75.000.000, Rp 50.000.000 untuk
maerial bahan stiker logo ditambah Rp 25.000.000 sebagai jasa perancangnya.
c. Menerima pelunasan pinjaman dari PT Jihyo sebesar Rp 170.000.000 untuk pokok
pinjaman dan Rp 17.000.000 untuk bunga pinjaman.
d. Membayar tagihan catering dari Acil Catering (Non PKP) dengan rincian makanan Rp
1.100.000 dan jasa cateringnya Rp 300.000.
e. Membayar dividen kepada para pemegang saham sebagai berikut :
Nama Kepemilikan Jumlah
Dividen
PT Haha 25% Rp 35.000.000
Ny. Via 15% Rp 10.000.000
PT JKook 30% Rp 40.000.000
f. Mengimpor barang dagang dari Korea Selatan dengan CIF ₩ 2.200.000, ditambah bea
masuk sebesar 5% dari nilai CIF. PT Kasoo memiliki API, nilai kurs KMK untuk periode
tersebut adalah Rp 12,50 per ₩ 1.
g. Menerima dividen dari PT Sujin sebesar Rp 30.000.000 dimana PT Kasoo memiliki 15%
kepemilikan atas saham beredar dari PT Sujin.
h. Membayar sewa kendaraan untuk mengantarkan barang dagang sebesar Rp 6.000.000
secara tunai kepada Elizabeth RentCar (tidak memiliki NPWP).
i. Menerima bunga deposito sebesar Rp 8.500.000.
j. Membayar sewa kantor tahun 2017 Rp 165.000.000 termasuk PPN kepada PT Joy.
Diminta : Buatlah jurnal atas transaksi diatas dengan melihat ketentuan perpajakan yang harus
dipenuhi PT Kasoo!

56 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL 2
Berikut ini adalah rekapitulasi data total penjualan dan pembelian PT Rafter :
Keterangan Mei Juni Juli
Penjualan Rp 785.000.000 Rp 338.800.000 Rp 727.200.000
Pembelian Rp 352.700.000 Rp 440.000.000 Rp 599.300.000
Perusahaan selalu membayar utang PPN setiap tanggal 15 bulan berikutnya.
Diminta :
a. Hitunglah nilai PPN yang terutang atau lebih bayar untuk setiap bulannya!
b. Buatlah jurnal yang diperlukan utnuk pembayaran PPN terutang setiap tanggal 15 Juni, 15
Juli, 15 Agustus!

SOAL 3
Anda seorang akuntan pajak di sebuah perusahaan, sajikan jurnal berdasarkan transaksi bulan
Agustus 2019 dibawah ini :
Tanggal Transaksi Nilai Keterangan
Transaksi
01/08/2019 Pembayaran gaji karyawan Rp 30.000.000 PPh 5% ditanggung perusahaan
03/08/2019 Pembayaran fee untuk WP OP US $ 700 Kurs BI Rp13.300
sebagai pembicara seminar Kurs KMK Rp 13.100
08/08/2019 Penjualan barang ke Rp 22.000.000 Termasuk PPN
Departemen Perhubungan
secara kredit
12/08/2019 Bayar audit fee KAP Rp 50.000.000 Exclude PPN
SM&rekan
18/08/2019 Pembayaran sewa kantor dan Rp 118.800.000 Sewa Kantor
cleaning service (termasuk Rp 29.700.000 Cleaning Service
PPN)

SOAL 4
Tahun 2016, perusahaan memperoleh penghasilan kena pajak sebesar Rp 3.000.000.000,
termasuk dalam penghasilan tersebut adalah penghasilan luar negeri sebesar Rp 500.000.000
yang telah dikenakan pajak sebesar 40%. Berikut ini adalah jumlah pajak yang telah dipotong
oleh pihak lain :
a) PPh 21 atas gaji dan honor sebesar Rp 200.000.000 dan PPh 26 sebesar Rp 75.000.000 atas
penghasilan expartriate yang bekerja di perusahaan.
57 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
Praktikum Akuntansi Perpajakan

b) PPh 23 sebesar Rp 80.000.000.


c) PPh 24 sebesar Rp 200.000.000.
d) PPh 25 sebesar Rp 275.000.000.
e) PPh 22 sebesar Rp 20.000.000.
Diminta :
a. Hitunglah pajak terutang untuk tahun 2016!
b. Hitunglah PPh 24 yang dapat dikreditkan!
c. Siapkan ayat jurnal yang diperlukan perusahaan untuk mencatat kewajiban PPh pasal 29
tahun 2016!

SOAL 5
PT DJI merupakan importir barang-barang elektronik yang beralamat di Jl. Sudirman 27 Depok,
NPWP : 02.603.454.2-543.000. Diketahui informasi saldo akun utang-piutang pajak per 30
November 2018 adalah sebagai berikut :
Keterangan Debit Kredit
Piutang PPh 22 7.000.000
PPh 22 Dibayar Dimuka 14.051.200
PPh 23 Dibayar Dimuka 4.600.000
PPh 25 Dibayar Dimuka 23.000.000
PPN Masukan 18.400.000
Utang PPh 21 2.510.000
Utang PPh 23 1.780.000
Utang PPh 29 -
PPN Keluaran 34.500.000
Berikut ini adalah transaksi yang terjadi selama periode Desember 2018 :
Des. 1 Diterima setoran tunai atas pelunasan piutang bulan September sebesar Rp
340.000.000.
Des. 2 Mengimpor barang dagang dari Australia dengan harga faktur 15.300 USD, asuransi
dan biaya angkut sebesar 5% dan 15% serta membayar bea masuk sebesar 5% dari
Nilai Impor. Kurs pada tanggal transaksi adalah kurs BI Rp 9.850 sebagai dasar harga
perolehan barang dan Kurs KMK Rp 9.700 per 1 USD. PT NET tidak memiliki API
tetapi memakai API PT BIO dan membayar handling fee (fee kepengurusan) sebesar
Rp 20.000.000.

58 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Des. 3 Dijual barang dagang secara kredit kepada Pemerintah Kota Depok, harga pokok
barang adalah Rp170.000.000 dengan harga jual Rp310.000.000.
Des. 4 Membayar sewa kendaraan untuk mengangkut barang sebesar Rp 17.000.000 secara
cash kepada Elizabeth RentCar (usaha perorangan) diketahui Ny. Elizabeth tidak
memiliki NPWP.
Des. 5 Membayar angsuran PPh 25 untuk masa Desember 2018 sebesar Rp 2.090.910.
Des. 6 Dijual barang dagang secara tunai kepada Ny. Wardani sebesar Rp 27.500.000
(termasuk PPN).
Des. 7 Menerima tagihan dari CV Great (non PKP) atas perawatan AC seluruh ruang kantor
sebesar Rp 10.500.000 terdiri atas biaya jasa Rp 2.500.000 dan material penggantian
AC sebesar Rp 8.000.000.
Des. 8 Diterima pelunasan dari pemerintah kota Depok atas transaksi tanggal 3.
Des. 10 Diketahui perhitungan gaji yang terutang adalah setiap tanggal 10, dengan rincian
sebagai berikut :
a. 20 pegawai tetap :
 Gaji pokok : Rp 91.000.000
 Tunjangan makan & transport : Rp 11.300.000
 Utang asuransi : Rp 750.000
 Utang iuran JHT : Rp 1.820.000
 PPh 21 : Rp 3.069.000
b. Fee atas jasa konsultan IT untuk pemeliharaan program penjualan dan akunting Rp
9.000.000 PPh 21 (5%) ditanggung oleh perusahaan.
Des. 10 Menerima STP PPh 25 masa Juli s.d. September 2018 dengan perincian yaitu : pokok
Rp 6.272.730 dan sanksi sebesar Rp 1.915.200.
Des. 10 Membayar PPN terutang untuk masa November.
Des. 10 Menyetorkan uang ke kas negara untuk pembayaran utang PPh 21, PPh 23, dan PPN
masa Oktober 2018.
Des. 12 Diterima pendapatan dividen atas penyertaan saham 4% PT YG sebesar Rp 31.120.000.
Des. 13 Mengangsur cicilan pokok utang bank sebesar Rp 80.000.000 dengan bunga pinjaman
Rp 8.000.000.
Des. 15 Membayar utang usaha kepada supplier sebesar Rp 175.000.000.
Des. 17 Membangun sebuah gudang yang pelaksanaannya diberikan kepada kontraktor PT
Diana (tanpa kualifikasi) dengan nilai kontrak yang disetujui adalah Rp 700.000.000
pada tanggal 17 Desember 2018 dibayar uang muka sebesar 20% atas nilai kontrak.

59 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Des. 28 Dibayar utang gaji dan fee untuk tanggal 10 Desember, serta upah harian untuk 4
pekerja harian lepas sebesar Rp 800.000 (tidak dipotong pajak).
Des. 30 Setelah dilakukan rekonsiliasi fiskal diketahui besarnya pajak beban pajak tahun 2018
adalah Rp 91.700.450.
Diminta :
a. Siapkan ayat jurnal yang diperlukan utnuk mencatat transaksi PT DJI diatas!
b. Tentukan berapa saldo akhir untuk akun pajak dibayar dimuka dan utang pajak per 31
Desember 2018!

60 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

BAB IX
PENGHASILAN DAN BEBAN

A. PENDAPATAN, PENGHASILAN DAN PENJUALAN


 Pengertian
Penghasilan (income) berarti suatu penambahan aset atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Sementara itu, menurut UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1), pengertian
penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh
Wajib Pajak (WP), baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang dapat
dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan WP yang bersangkutan dengan nama dan
dalam bentuk apa pun.
 Pengakuan Pendapatan
1. Secara umum penghasilan diakui pada saat realisasi transaksi, yaitu :
a. Penghasilan dari transaksi penjualan produk diakui pada tanggal penyerahan produk
kepada pembeli. Penerimaan uang muka tidak dapat diakui sebagai penghasilan,
melainkan dicatat sebagai kewajiban.
b. Penghasilan dari pemberian jasa diakui pada saat jasa dilakukan dan dibuatkan
fakturnya.
c. Imbalan atas penggunaan aset atau sumber ekonomis perusahaan, seperti bunga,
sewa, dan royalti, diakui sejalan dengan berlalunya waktu (accruals) atau pada saat
penggunaan aset.
d. Penghasilan dari penjualan aset selain barang dagangan diakui pada tanggal
penjualan.
2. Dalam keadaan tertentu, pengakuan penghasilan dapat menyimpang dari prinsip umum
seperti berikut ini :
1. Penghasilan diakui pada saat selesainya produksi.
2. Penghasilan diakui secara proporsional selama tahap produksi.
3. Penghasilan diakui pada saat pembayaran diterima.
4. Penjualan konsinyasi.

61 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

 Aspek Perpajakan
1. Penghasilan Objek Pajak
Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia
maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah
kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun,
termasuk :
a. penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh termasuk gaji, upah, tunjangan, honorarium, komisi, bonus,
gratifikasi,uang pensiun, atau imbalan dalam bentuk lainnya, kecuali ditentukan lain
dalam Undang-Undang ini;
b. hadiah dari undian, pekerjaan, atau kegiatan dan penghargaan;
c. laba usaha;
d. keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk :
 keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan
lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal;
 keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau
anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya;
 keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan,
pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apa
pun;
 keuntungan karena pengalihan harta berupa hibah, bantuan, atau sumbangan,
kecuali yang diberikan kepada keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat dan badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,
koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang
ketentuannya diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, sepanjang
tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan
diantara pihak-pihak yang bersangkutan; dan
 keuntungan karena penjualan atau pengalihan sebagian atau seluruh hak
penambangan, tanda turut serta dalam pembiayaan, atau permodalan dalam
perusahaan pertambangan.
 penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan
pembayaran tambahan pengembalian pajak;

62 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

 bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan karena jaminan pengembalian


utang;
 dividen, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, termasuk dividen dari
perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian sisa hasil usaha
koperasi;
 royalti atau imbalan atas penggunaan hak;
 sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta;
 penerimaan atau perolehan pembayaran berkala;
 keuntungan karena pembebasan utang, kecuali sampai dengan jumlah tertentu
yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah;
 keuntungan selisih kurs mata uang asing;
 selisih lebih karena penilaian kembali aktiva;
 premi asuransi;
 iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya yang terdiri dari
Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;
 tambahan kekayaan neto yang berasal dari penghasilan yang belum dikenai
pajak;
 penghasilan dari usaha yang berbasis syariah;
 imbalan bunga sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang yang mengatur
mengenai ketentuan umum dan tata cara perpajakan; dan
 surplus Bank Indonesia.
2. Penghasilan Bukan Objek Pajak
Penghasilan yang tidak termasuk sebagai objek pajak, menurut Pasal 4 ayat (3) UU PPh
Nomor 36 Tahun 2008 adalah :
1. Bantuan atau sumbangan, termasuk zakat yang diterima oleh badan amil zakat atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima
oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib
bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga
keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh
penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau
berdasarkan Peraturan Pemerintah.
2. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, badan sosial termasuk yayasan,
koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan kecil, yang

63 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;


sepanjang tidak ada hubungan dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau
penguasaan di antara pihak-pihak yang bersangkutan.
3. Warisan.
4. Harta termasuk setoran tunai yang diterima oleh badan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) huruf b sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan
modal.
5. penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau
diperoleh dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau
Pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang
dikenakan pajak secara final atau Wajib Pajak yang menggunakan norma
penghitungan khusus (deemed profit) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
6. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan
asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi beasiswa;
7. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai
Wajib Pajak dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha
milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat :
 dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan
 bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah
yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan
dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang
disetor.
 iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan, baik yang dibayar oleh pemberi kerja maupun
pegawai;
 penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun sebagaimana
dimaksud pada huruf g, dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan;
 bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan
kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif;
 dihapus;

64 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

 penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa


bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha
atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut :
1. Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, atau yang menjalankan
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan; dan
2. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia;
3. Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur
lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan;
4. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang
bergerak dalam bidang pendidikan dan/atau bidang penelitian dan
pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang
ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan
dan/atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4
(empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya
diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan
5. Bantuan atau santunan yang dibayarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial kepada Wajib Pajak tertentu, yang ketentuannya diatur lebih lanjut
dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.
3. Penghasilan Yang Dikenakan Pajak Penghasilan Final
Pengenaan pajak yang bersifat final berarti bahwa PPh yang telah dipungut/dipotong
oleh pihak lain tidak dapat dikreditkan atau dikurangkan dari total PPh terutang pada
akhir tahun.
Menurut Pasal 4 ayat (2) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 atas :
1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan-tabungan lainnya, bunga obligasi
dan Surat Utang Negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada
anggota koperasi orang pribadi.
2. Penghasilan berupa hadiah undian
3. Penghasilan dari transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivative yang
diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan
modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura.
4. Penghasilan dari transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, usaha
jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan bangunan; dan
5. Penghasilan tertentu lainnya.

65 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Berikut ini merupakan jenis-jenis penghasilan yang dikenakan PPh yang bersifat final
disertai PP yang mengaturnya :
1. Penghasilan berupa bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sesuai dengan
PP Nomor 131 Tahun 2000 dan KMK-51/KMK.04/2001 tentang PPh atas bunga
deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang mulai berlaku 1 Januari 2001,
menetapkan pengenaan PPh atas bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto
Sertifikasi Bank Indonesia adalah sebagai berikut :
a. Dikenakan pajak final sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto,
terhadap WP dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT).
b. Dikenakan pajak final sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto atau
dengan tarif berdasarkan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang
berlaku, terhadap WP dalam negeri.
Pemotongan pajak sebagaimana dimaksud tidak dilakukan terhadap :
1. Bunga dari deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah deposito dan
tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp7.500.000 (tujuh juta lima ratus ribu
Rupiah) dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
2. Bunga data diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang didirikan di Indonesia
atau cabang bank luar negeri di Indonesia.
3. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana
Pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan sepanjang
dananya diperoleh dari sumber pendapatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29
UU Nomor 11 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun.
4. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk pemerintah dalam rangka pemilikan rumah
sederhana dan sangat sederhana, kaveling siap bangun untuk rumah sederhana dan
sangat sederhana, atau rumah susun sederhana sesuai dengan ketentuan yang berlaku,
untuk dihuni sendiri.
5. Penghasilan dari transaksi bunga obligasi sesuai dengan PP Nomor 16 Tahun 2009
tentang PPh atas penghasilan berupa bunga obligasi yang mulai berlaku 1 Januari
2009.

66 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

B. HARGA POKOK PENJUALAN DAN BEBAN OPERASIONAL


 Harga Pokok Penjualan
HPP dipengaruhi oleh sistem pencatatan dan penilaian persediaan. Dalam akuntansi dikenal
dua sistem pencatatan persediaan:
1. Sistem periodik
2. Sistem perpetual
Dalam akuntansi dikenal tiga metode penilaian pemakaian persediaan:
1. Metode FIFO
Persediaan yang pertama kali dijual adalah persediaan yang pertama kali dibeli.
2. Metode LIFO
Persediaan yang pertama kali dijual adalah persediaan yang terakhir dibeli.
3. Metode average
HPP ditentukan dari biaya rata-rata per unit untuk masing-masing persediaan setiap kali
pembelian dilakukan.
Dalam akuntansi, persediaan dapat dinilai dengan cara harga perolehan, lower of cost or
market, dan net realizable value. Namun dalam perpajakan, pasal 10 ayat 6 UU PPh,
penilaian persediaan hanya boleh menggunakan harga perolehan.
 Beban Operasional
1. Beban yang Boleh Dikurangkan
a. Biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan, termasuk biaya
pembelian bahan, biaya yang berkenaan dengan pekerjaan atau jasa termasuk upah,
gaji, honorarium, bonus, gratifikasi, dan tunjangan, bunga, sewa, royalty, biaya
perjalanan, biaya pengolahan limbah, premi asuransi yang bukan untuk kepentingan
pribadi, biaya administrasi, dan pajak selain PPh.
b. Penyusutan, amortisasi, dan alokasi atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun sepanjang harta yang disusutkan atau diamortisasi tersebut
digunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
c. Iuran pada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh menteri keuangan.
d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta dan/atau hak yang dimiliki untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan.
e. Kerugian karena selisih kurs mata uang asing.
f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia.
g. Biaya yang dikeluarkan untuk beasiswa, magang dan pelatihan.
h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih.

67 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Selain itu, beban-beban berikut juga merupakan beban yang dapat dikurangkan:
a. Pembentukan dana cadangan
b. Penggantian atau imbalan terkait pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk
natura dan kenikmatan.
c. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan yang antara pemberi dan penerima
memiliki hubungan usaha.
d. Zakat atas penghasilan.
e. Biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon seluler yang
dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu.
f. Biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan sedan atau sejenis.
g. Bunga pinjaman dapat dibebankan sebagian.
2. Beban yang Tidak Diperbolehkan Pajak
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apa pun seperti dividen termasuk
dividen yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis dan
pembagian sisa hasil usaha (koperasi).
b. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu, atau anggota.
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan piutang tak tertagih.
d. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan
asuransi beasiswa yang dibayar oleh WP pribadi.
e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan
dalam bentuk natura atau kenikmatan.
f. Hibah, bantuan, atau sumbangan, dan warisan.
g. PPh tidak boleh dikurangkan sebagai biaya karena bukan merupakan biaya untuk
memperoleh atau menagih penghasilan.
h. Jumlah yang melebihi kewajaran sebagai imbalan atas pekerjaan yang dilakukan,
yang dibayarkan kepada pemegang saham atau kepada pihak yang mempunyai
hubungan istimewa.
i. Biaya atau poengeluaranuntuk kepentingan pribadi WP dan orang yang menjadi
tanggungannya.
j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditor
yang modalnya tidak terbagi atas saham.
k. Sanksi administrasi.

68 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Selain itu, biaya berikut tidak dapat dikurangkan:


a. Pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan.
b. Pajak masukan yang berkenaan dengan pengeluaran yang tidak dapat dikurangkan
dalam menentukan besarnya Penghasilan Kena Pajak.
c. Selisih lebih penilaian HPP yang menggunakan metode LIFO.
d. Jumlah melebihi biaya penyusutan yang ditetapkan.
e. Kerugian dari harta atau utang yang tidak dimiliki dan tidak dipergunakan dalam
usaha atau kegiatan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan
yang merupakan objek pajak.
f. Nilai sisa buku harta yang dialihkan pada pegawainya.
g. Bunga pinjaman selama masa konstruksi yang tidak dikapitalisasi menjadi
komponen harga pokok atau harga perolehan aset.
h. Biaya entertainment/jamuan dan sejenisnya..
i. Biaya-biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang bukan
merupakan objek pajak.
j. PPh yang ditanggung pemberi penghasilan.
k. Bunga pinjaman seluruhnya.

69 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL 1
Dalam penghasilan lain-lain terdapat transaksi sebagai berikut :
a. Bunga deposito dan jasa giro masing-masing sebesar Rp 50.864.000 dan Rp 5.500.000
jumlah tersebut merupakan jumlah neto setelah dipotong pajak oleh bank.
b. Penghasilan bunga sebesar Rp 15.086.000 dari CV News, salah satu vendor-nya atas
pemberian pinjaman untuk operasional. CV News tidak memotong PPh 23 atas bunga
tersebut.
c. Penjualan investasi saham yang dimilikinya yaitu PT Deadi Tbk., sebesar Rp 80.819.000
jumlah tersebut sudah dikurangkan biaya pajak sebesar Rp 81.000 dan biaya transaksi
sebesar Rp 100.000.000 di bursa efek. Pada saat penjualan dicatat dengan mendebit bank
dan mengkredit penghasilan lain-lain sebesar Rp 80.819.000. Harga perolehan saham
tersebut sebesar Rp 75.000.000.
d. Penghasilan berupa dividen sebesar Rp 13.092.000 yang berasal dari penyertaan laba
sebesar 30% pada PT Tiani.
Diminta : Dari data diatas, berapakah jumlah penghasilan lain-lain yang merupakan objek pajak
yang akan dikenai pajak dengan tarif progresif?

SOAL 2 (Klasifikasi Pendapatan)


Dalam tahun 2017 PT Flowing menerima dan memperoleh penghasilan sebagai berikut :
a. Penghasilan neto dari kegiatan usaha sebesar Rp 3.000.000.000.
b. Penghasilan bunga Sertifikat Bank Indonesia Rp 260.000.000.
c. Penghasilan berupa dividen dari PT Citilik sebesar Rp 480.000.000 dan dari PT Atom
sebesar Rp 280.000.000. Besarnya kepemilikan PT Flowing pada PT Citilik adalah 40%
sedangkan pada PT Atom adalah sebesar 20%.
d. Disamping itu, PT Flowing juga menerima atau mengalami kerugian atas dana-dananya
yang ditanam di luar negeri sebagai berikut (setelah dirupiahkan) :
1) Menerima bunga dari satu perusahaan Korea sebesar Rp 1.600.000.000 (pajak setempat
25%).
2) Menderita kerugian di Malaysia sebesar Rp 1.114.000.000.
e. Keuntungan dari penjualan peralatan yang diperoleh pada tanggal 29 Desember 2012
sebesar Rp 280.000.000 dengan masa manfaat selama 10 tahun, peralatan tersebut dijual
pada bulan Februari 2017 dengan harga Rp 205.000.000 (menurut ketentuan perpajakan
peralatan tersebut masuk ke dalam kelompok II).

70 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Diminta :
1. Klasifikasikan penghasilan diatas, kedalam penghasilan tidak final, final, dan bukan objek
pajak, serta jelaskan peraturan perpajakan yang mendasarinya!
2. Tentukan penghasilan kena pajak PT Flowing pada tahun 2017 dan hitung PPh terutang
pada tahun 2017!

SOAL 3
Dalam tahun 2015, data-data keuangan PT Together adalah sebagai berikut :
a. Dalam beban upah dan gaji karyawan sebesar Rp 870.000.000 terdapat pembayaran PPh
pasal 21 sebesar Rp 72.000.000 yang merupakan tunjangan pajak.
b. Dalam harga pokok penjaualan sebesar Rp 480.000.000 terdapat pemberian natura dan
kenikmatan berupa makan dan minum kepada karyawan yang disediakan di pabrik Rp
70.000.000.
c. Beban penyusutan dihitung secara fiskal. Dalam beban penyusutan terdapat penyusutan
kendaran mobil box Rp 43.000.000, penyusutan kendaraan minibus yang dipergunakan
untuk antar jemput karyawan Rp 54.000.000 dan penyusutan kendaraan sedan untuk para
manajer Rp 180.000.000.
d. Dari beban representative/entertainment sebesar Rp 85.000.000 sebesar Rp 40.000.000 tidak
bisa dibuat daftar nominatifnya oleh PT Together.
e. Dalam beban bensin, parkir, dan tol sebesar Rp 42.000.000 termasuk keperluan mobil
Panther untuk pegawai tertentu sebesar Rp 12.000.000.
f. Rincian dari beban perjalanan dinas yaitu Rp 4.000.000 untuk keperluan pribadi pemegang
saham dan Rp 5.000.000 merupakan uang saku yang diberikan kepada karyawan atas
perjalanan dinas ke luar kota dan Rp 800.000 tidak ada daftar nominatif.
g. PT Together memberikan seragam untuk karyawan sebagai berikut :
1) Pakaian seragam pabrik Rp 73.700.000.
2) Pakaian security Rp 9.900.000.
3) Pakaian pegawai kantor Rp 22.000.000.
Diminta : Klasifikasikan biaya-biaya tersebut diatas apakah termasuk kedalam beban yang
dapat dikurangkan atau tidak, serta jelaskan peraturan perpajakan yang mendasarinya!

71 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

BAB X
REKONSILIASI FISKAL

 Pengertian
Merupakan proses penyesuaian atas laba akuntansi yang berbeda dengan ketentuan fiskal
untuk menghasilkan penghasilan neto atau laba yang sesuai dengan ketentuan perpajakan.
Dengan membuat rekonsiliasi fiskal maka WP tidak perlu membuat pembukuan ganda,
melainkan cukup membuat 1 (satu) pembukuan yang didasari pada Standar Akuntansi
Keuangan (SAK).
 Perbedaan Antara Akuntansi dan Fiskal
Perbedaan antara akuntansi dan fiskal dikelompokkan menjadi 2 bagian, yakni :
1. Beda Tetap / Permanen
Yakni perbedaan yang terjadi karena adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan
beban menurut akuntansi dan fiskal. Penghasilan dan Beban yang diakui oleh akuntansi
tidak diakui oleh fiskal maupun sebaliknya.
Beda tetap biasanya terjadi karena peraturan perpajakan mengharuskan pendapatan dan
beban dikeluarkan dari penghitungan Penghasilan Kena Pajak (PhKP).
Ketentuan tersebut adalah :
a. Penghasilan yang telah dikenakan PPh Final (Pasal 4 ayat 2 UU PPh)
b. Penghasilan yang bukan objek pajak (Pasal 4 ayat 3 UU PPh)
c. Penghasilan yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha
(mendapatkan, menagih dan memelihara) serta pengeluaran yang sifatnya pemakaian
penghasilan atau yang jumlah yang melebihi kewajaran (Pasal 9 ayat 1 UU PPh).
d. Beban yang digunakan untuk mendapatkan penghasilan yang bukan objek pajak dan
penghasilan yang telah dikenakan PPh bersifat final.
e. Penggantian sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diberikan dalam bentuk
natura.
f. Sanksi perpajakan.
2. Beda Waktu / Sementara
Yakni perbedaan perlakuan akuntansi dan perpajakan yang sifatnya temporer, artinya
secara keseluruhan beban atau pendapatan akuntansi maupun perpajakan sebenarnya
sama, namun tetap berbeda dalam alkasi setiap tahunnya.
Beda waktu dapat terjadi karena perbedaan metode yang dipakai akuntansi dan fiskal,
meliputi :
72 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
Praktikum Akuntansi Perpajakan

a. Akrual dan realisasi


b. Penyusutan dan Amortisasi
c. Penilaian Persediaan
d. Kompensasi kerugian fiskal
 Koreksi Positif dan Negatif
Proses rekonsilitasi fiskal menggunakan laporan keuangan komersial yang dilakukan
penyesuaian berdasarkan ketentuan perpajakan. Proses penyesuaian tersebut akan
menimbulkan Koreksi Positif dan Koreksi Negatif.
2. Koreksi Positif
Koreksi yang berdampak pada penambahan laba fiskal
Biasanya dilakukan dalam hal :
a. Beban yang tidak diakui oleh pajak (Non Deductible Expense – Pasal 9 ayat 1 UU
PPh)
b. Penyusutan komersial lebih besar dari penyusutan fiskal
c. Amortisasi komersial lebih besar dari amortisasi fiskal
d. Penyesuaian fiskal positif lainnya
3. Koreksi Negatif
Koreksi yang berdampak pada penurunan laba fiskal
Biasanya dilakukan dalam hal :
a. Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak (Pasal 4 ayat 3 UU PPh)
b. Penghasilan yang dikenakan PPh bersifat final (Pasal 4 ayat 2 UU PPh)
c. Penyusutan komersial lebih kecil dari penyusutan fiskal
d. Amortisasi komersial lebih kecil dari amortisasi fiskal
e. Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya
f. Penyesuaian fiskal negatif lainnya
 Perhitungan Pajak Penghasilan
1. Penentuan dasar perhitungan pajak berdasarkan jenis WP, yakni :

73 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Tarif Pajak Penghasilan :


a. Tarif Pajak Penghasilan bagi WP Orang Pribadi menggunakan tarif pajak Pasal 17
ayat 1 huruf a.
b. Tarif Pajak Penghasilan WP Badan dan BUT ditentukan sebesar 28% untuk tahun
2009 dan 25% mulai berlaku sejak tahun 2010 sd sekarang (Pasal 17 ayat 1 huruf b,
ayat 2 dan ayat 2a)
c. Tarif Pajak Penghasilan WP Badan dengan peredaran bruto sd Rp. 50.000.000.000,-
(Lima puluh miliar) mendapatkan fasilitas pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif
pajak Pasal 17 yang dikenakan atas Penghasilan Kena Pajak dari bagian bruto sampai
dengan Rp. 4.800.000.000,- (Empat miliar delapan ratus juta rupiah).
d. Tarif Pajak Penghasilan WP Badan dalam negeri yang berbentuk PT Tbk. Yang
sahamnya diperdagangkan di BEI paling sedikit 40% dari jumlah yang disetor,
dikenakan tarif lebih rendah 5% dari ketentuan Pasal 17 ayat 2 dan 2a UU PPh.
2. Kompensasi Kerugian
 Kerugian fiskal suatu tahun pajak dapat dikompensasikan dengan penghasilan mulai
tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 tahun.
 Kompensasi hanya dapat dilakukan oleh WP Badan atau WP OP yang
menyelenggarakan pembukuan.
Perusahaan yang mengoperasikan cabang di luar negeri tidak dapat mengonsolidasikan
kerugian yang diderita cabang tersebut
3. Kredit Pajak Tahun Berjalan
a. Kredit Pajak Dalam Negeri
b. Kredit Pajak Luar Negeri
c. PPh yang Dibayar Sendiri

74 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

4. Kurang dan Lebih Bayar PPh


Jurnal Pencatatan PPh Kurang Bayar :
PPh Badan XXX
PPh Pasal 22 Dibayar Dimuka XXX
PPh Pasal 23 Dibayar Dimuka XXX
PPh Pasal 24 Dibayar Dimuka XXX
PPh Pasal 25 Dibayar Dimuka XXX
Utang PPh Pasal 29 XXX

Jurnal Pencatatan Pembayaran PPh Kurang Bayar :


Utang PPh Pasal 29 XXX
Kas XXX

Jurnal Pencatatan Pembayaran PPh Lebih Bayar :


PPh Badan XXX
PPh Pasal 28A XXX
PPh Pasal 22 Dibayar Dimuka XXX
PPh Pasal 23 Dibayar Dimuka XXX
PPh Pasal 24 Dibayar Dimuka XXX
PPh Pasal 25 Dibayar Dimuka XXX

75 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL-SOAL LATIHAN
SOAL 1
Dalam laporan keuangan tahun fiskal 2016 PT Orek terdapat data transaksi sebagai berikut :
Keterangan selanjutnya tentang laporan keuangan adalah sebagai berikut :
Penjualan Barang Rp 5.000.000.000
HPP Rp 2.450.000.000
Beban Operasional :
a. Gaji, upah, bonus, dll Rp 275.000.000
b. PPh 21 karyawan Rp 15.000.000
c. Perjalanan dinas Rp 42.000.000
d. Pemeliharaan kendaraan bermotor Rp 35.000.000
e. Bahan bakar kendaraan bermotor Rp 20.000.000
f. Premi asuransi kendaraan bermotor Rp 8.000.000
g. Penyusutan aset tetap Rp 127.500.000
h. Amortisasi Rp 10.000.000
i. Keamanan dan kebersihan Rp 5.700.000
j. Sewa kantor 1 tahun Rp 24.000.000
k. Alat tulis kantor Rp 25.000.000
l. Pajak bumi dan bangunan Rp 4.200.000
m. Bea materai Rp 600.000
n. Sanksi administrasi (bunga dan denda) Rp 2.000.000
o. PPh Badan Rp 5.000.000
p. Biaya umum lainnya Rp 13.000.000
q. Menyumbang kepada partai politik Rp 30.000.000
r. Menyumbang kepada pegawai yang menikah Rp 1.500.000
s. Sumbangan peduli sesama Rp 7.000.000

- Saldo awal barang dagangan per 1 Januari 2016 sebesar Rp 65.000.000


- Saldo akhir barang dagangan per 31 Desember 2016 sebesar Rp 110.000.000.
- Pembelian barang selama tahun 2016 sebesar Rp 2.495.000.000.
- Kendaraan bermotor dibeli awal tahun 2016 terdiri atas 1 mobil pick up dengan harga Rp
240.000.000, mempunyai masa manfaat 4 tahun dan menggunakan metode garis lurus
sebagai metode penyusutannya.
- Biaya pemeliharaan kendaraan bermotor untuk mobil pick up adalah Rp 16.500.000.
- Bahan bakar kendaraan bermotor untuk mobil pick up adalah Rp 6.750.000.
- Premi asuransi kendaraan bermotor untuk mobil pick up adalah Rp 5.000.000.
Diminta : Hitung berapa PPh badan PT Orek tahun fiskal 2016!

76 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

SOAL 2
Berikut adalah laporan laba rugi PT Biotek untuk periode yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2018 (dalam rupiah) :
Penjualan 15.750.000.000
Harga Pokok Penjualan 6.250.000.000
Laba Kotor 9.500.000.000
Biaya Usaha
Biaya Pemasaran :
- Gaji dan komisi salesman 645.520.000
- Gaji dan upah bagian pemasaran 136.250.000
- Biaya angkut penjualan 110.800.000
- Biaya iklan dan promosi 215.000.000
- Biaya cadangan piutang tidak tertagih 151.700.000
- Biaya kirim, pos, telepon, dan fax 93.775.000
- Depresiasi kendaraan 121.800.000
1.474.845.000

Biaya Administrasi dan Umum :


- Gaji dan kesejahteraan pegawai 498.650.000
- Biaya premi asuransi 150.000.000
- Biaya konsultan 181.100.000
- Biaya perlengkapan kantor 112.300.000
- Depresiasi bangunan kantor 54.980.000
- Depresiasi mebel dan alat kantor 165.300.000
- Depresiasi aktiva leasing 114.200.000
- Biaya Lainnya 30.050.000
1.306.580.000
Jumlah Biaya Usaha 2.781.425.000
Laba (Rugi) Usaha 6.718.575.000

Pendapatan di Luar Usaha


- Penghasilan sewa tanah (setelah PPh) 134.550.000
- Pendapatan bunga bank/jasa giro (setelah PPh) 86.250.000
- Penghasilan dari penjualan tanah 32.245.000
- Penghasilan dari sewa kendaraan (setelah PPh) 13.200.000
Jumlah 266.245.000
Biaya di Luar Usaha
- Biaya Bunga 57.500.000
- Rugi Selisih Kurs 11.777.000
- Denda-denda Pajak 11.500.000
Jumlah (80.777.000)
Laba Bersih 6.904.043.000

77 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

Informasi tambahan :
1. Daftar aktiva tetap
Penyusutan Penyusutan
Harga
No Jenis Aset Tanggal Komersial Fiskal
Perolehan
(GL) (GL)
1 Bangunan Kantor 1.374.500.000 01 Jan. 2016 25 tahun 20 tahun
2 Mebel dan Peralatan 826.500.000 31 Des. 2015 5 tahun 8 tahun
3 Kendaraan 609.000.000 01 Agt. 2017 5 tahun 8 tahun
4 Aset Leasing 571.000.000 01 Jul. 2017 5 tahun -
Diantara kendaraan tersebut terdapat jenis sedan dengan harga perolehan Rp 209.000.000
yang merupakan kendaraan operasional manajer umum.
2. Masa leasing atas aktiva leasing adalah selama 3 tahun dengan besar cicilan leasing per
tahun sebesar Rp 150.000.000 (pokok + bunga).
3. Data pembentukan cadangan piutang tak tertagih dan penghapusan (write off) atas piutang
yang tidak tertagih tahun 2018 sebagai berikut :
Saldo awal cadangan piutang tak tertagih 557.000.000
Pembentukan tahun 2018 151.700.000
Penghapusan (write off) (115.200.000)
Saldo akhir 593.500.000
Penghapusan piutang yang nyata-nyata tidak tertagih tersebut telah dilakukan sesuai dengan
ketentuan perpajakan yang berlaku.
4. Data penurunan dan penghapusan nilai persediaan tahun 2018 adalah sebagai berikut :
Saldo awal penyisihan penurunan nilai persediaan 317.500.000
Pembentukan tahun 2018 188.870.000
Penghapusan persediaan (write off) (156.070.000)
Saldo akhir 350.300.000
Biaya penyisihan penurunan nilai persediaan telah dibukukan dalam akun harga pokok
penjualan, penghapusan persediaan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan perpajakan
yang berlaku.
5. Dalam biaya gaji dan kesejahteraan pegawai kantor terdapat biaya-biaya sebagai berikut :
a. Tunjangan transport Rp 45.000.000
b. Biaya makan di kantor Rp 65.000.000
c. Pengobatan ditanggung perusahaan Rp 20.000.000
d. Tunjangan PPh pasal 21 Rp 25.000.000
6. Dalam biaya iklan dan promosi terdapat biaya entertainment sebesar Rp 27.500.000 tanpa
daftar nominatif.
7. Dalam biaya lainnya terdapat biaya bantuan untuk panitia HUT RI Rp 8.900.000,
sumbangan anak yatim Rp 9.500.000 dan biaya lainnya yang tidak ada daftar nominatifnya
sebesar Rp 11.100.000.
78 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan
Praktikum Akuntansi Perpajakan

8. PPh pasal 25 yang telah dibayar untuk tahun 2018 adalah Rp 195.000.000 termasuk
didalamnya terdapat pokok pajak atas STP PPh pasal 25 dengan nilai nominal
Rp12.000.000.
Diminta :
a. Susunlah laporan rekonsiliasi fiskal berdasarkan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku!
b. Hitunglah PPh badan terutang PT Biotek untuk tahun 2018 dan buatlah jurnal untuk
mencatat beban pajak tersebut!

SOAL 3
Neraca saldo PT Gulali (PKP) per 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut :
(dalam rupiah)
Kas dan bank 960.950.100
Piutang usaha 450.000.000
Persediaan awal 55.000.000
Pajak dibayar dimuka 110.700.000
Aset tetap 1.320.000.000
Akumulasi penyusutan aset tetap 220.000.000
Utang usaha 425.000.000
Utang pajak 52.514.000
Modal disetor 1.210.000.000
Saldo laba 352.881.100
Penjualan 4.300.000.000
Pembelian 2.900.000.000
Beban operasional 763.675.000

Keterangan :
a. Saldo akhir barang dagangan per 31 Desember 2017 adalah Rp 160.000.000 berdasarkan
hasil perhitungan fisik. Pembelian barang dagangan selama tahun 2017 sebesar
Rp2.900.000.000 persediaan dicatat dengan menggunakan metode FIFO.
b. Rincian pajak dibayar dimuka adalah PPh 25 Rp 80.800.000, PPN Masukan Rp 29.420.000
dan PBB Rp 550.000. Sedangkan utang pajak adalah PPh 21 Rp 12.199.000, PPh 23 Rp
1.815.000 dan PPN Keluaran Rp 38.500.000.
c. Rincian biaya operasional adalah :
1) Gaji, upah, bonus, dll Rp 411.250.000
2) PPh 21 yang ditanggung perusahaan Rp 12.199.000
3) Perjalanan dinas Rp 62.751.000
4) Pemeliharaan aset tetap Rp 34.500.000
5) Bahan bakar kendaraan bermotor Rp 16.500.000
6) Premi asuransi Rp 30.000.000
7) Penyusutan aset tetap Rp 29.000.000

79 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

8) Keamanan dan kebersihan Rp 25.880.000


9) Alat tulis kantor Rp 24.800.000
10) Konsultan dan akuntan Rp 24.300.000
11) Bea materai Rp 275.000
12) Sanksi administrasi (bunga&denda) Rp 2.200.000
13) PPh badan Rp 5.500.000
14) Biaya umum lainnya Rp 16.020.000
15) Sumbangan untuk pegawai yg menikah Rp 1.000.000
16) Sumbangan untuk partai politik Rp 40.000.000
17) Sumbangan peduli kasih Rp 27.500.000
Jumlah Rp 763.675.000
d. Penjualan secara tunai kepada rumah makan Santuy sebesar Rp 37.400.000 (sudah termasuk
PPn) belum dicatat oleh bagian akuntansi.
e. Membayar tagihan (termasuk PPN) atas pemeliharaan peralatan listrik yang dilakukan oleh
PT Sunshine sebesar Rp 22.000.000. Transaksi ini belum dipotong PPh 23 dan belum
dicatat oleh bagian akuntansi.
Diminta :
1. Buatlah laporan laba rugi komersial (berikan jurnal koreksi apabila diperlukan)!
2. Buatlah laporan laba rugi fiskal (dengan alur rekonsiliasi fiskal)!
3. Hitunglah PPh untuk tahun 2017 dan PPh 29, serta PPh 25 untuk tahun 2018!
4. Buatlah ayat jurnal yang diperlukan untuk poin 3 tersebut!

80 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan


Praktikum Akuntansi Perpajakan

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2014. Akuntansi Perpajakan. Jakarta : Salemba
Empat.
Ilyas, Wirawan dan Diaz Priantara. 2015. Akuntansi Perpajakan, edisi 1. Jakarta : Mitra Wacana
Media.
Waluyo. 2016. Akuntansi Pajak, edisi 6. Jakarta : Salemba Empat.

81 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

Anda mungkin juga menyukai