Kelompok 1 Makalah Perkembangan Peserta Didik
Kelompok 1 Makalah Perkembangan Peserta Didik
Kelompok 1 Makalah Perkembangan Peserta Didik
DISUSUN OLEH
Kelompok 1 :
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan menyelesaikan makalah yang berjudul
“Hakikat Dan Makna Perkembangan Peserta Didik” dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah “Pekembangan Peserta Didik”.
Tidak lupa kami, mengucapkan terima kasih terhadap teman-teman yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis
sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa menjadi referensi
ataupun literatur dalam pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia untuk masa mendatang.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Pembentukan pada masa dini ini akan bersifat tetap dan mempengaruhi sifat
penyesuaian fisik, psikologis dan sosial pada masa-masa yang kemudian. Hal ini pula
menyebabkan mengapa perlakuan terhadap anak pada masa dini ini harus sedemikian rupa
sehingga dapat mengarah kepada penyesuaian sosial dan penyesuaian pribadi yang baik pada
masa yang akan datang. Dalam proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu
yaitu, pendidikan, pergaulan, lingkungan, keluarga dan lainnya. Misalnya kita setiap hari
banyak menemui orang-orang, yang satu baik dan aktif, yang satu terbilang nakal. Oleh
karena itu perlu kita ketahui faktor–faktor apa saja yang dominan pengaruhnya dalam
perkembangan peserta didik.
Peserta didik adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang. Mereka merupakan
individu dinamis yang memiliki karakteristik tertentu pada setiap perkembangannya.
Pertumbuhan dan perkembangann ini merupakan proses alami yang terjadi dalam kehidupan
manusia. Perkembangan peserta didik memiliki konsekuensi kepada perlakuan pendidikan.
Pada masa bayi pendidikan yang dilaksanakan oleh orang dewasa lebih banyak memberikan
bantuan pada perkembangan fisik, seperti bantuan orang tua kepada anak agar dapat
memfungsikan kakinya untuk berjalan.
Hal ini terus dilakukan sampai anak memiliki kemampuan mengendalikan dan
menfungsikan organ tubuhnya. Menginjak usia sekolah taman kanak-kanak proses
pendidikan bukan hanya sekadar melatih organ tubuhnya agar berfungsi lebih sempurna,
akan tetapi juga mengembangkan kemampuan psikologis yang mulai berkembang, misalnya
memgembagkan keberanian melalui permainan- permainan. Perlakuan pendidikan ini akan
1
terus berubah sesuai dengan masing- masing periode serta karakteristik perkembangan
peserta didik. Pada konteks kajian ilmu psikologi, perkembangan bertahap yang dialami oleh
setiap individu dikaji secara khusus dalam psikologi perkembangan (developmental
psychology). Kajian ini meliputi beberapa hal, diantaranya periodesasi perkembangan,
karakteristik dan tugas masing-masing fase perkembangan serta faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan. Kajian yang beredar secara umum ini berlandaskan atas
pemikiran para ahli psikologi Barat seperti Jean Piaget, John Lock, dan Erik Erikson.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja Hakikat dan Fase-fase perkembangan?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi Perkembangan?
3. Apa saja Persamaan, Perbedaan, Hakikat, Karakteristik, Faktor-faktor serta Prinsip-
prinsip antara Pertumbuhan dengan Perkembangan?
4. Bagaimana hakikat perkembangan peserta didik?
5. Bagaimana gambaran umum tentang bagaimana aspek-aspek dan karakteristik
umum perkembangan peserta didik?
6. Adakah manfaat yang didapat dari Perkembangan Peserta Didik?
Dari rumusan masalah diatas, penulis menyimpulkan tujuan terhadap rumusan masalah itu
sendiri yang terdiri atas:
1. Untuk kita semua mengetahui apa itu secara luas makna hakikat dari perkembangan
peserta didik itu sendiri
2. Menjelaskan dan menggambarkan kepada pembaca konsep-konsep dasar dari
perkembangan peserta didik
3. Untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Perkembangan Pesert Didik
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Perkembangan berasal dari kata kembang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
kembang berarti maju, menjadi lebih baik. Istilah “perkembangan” (development) dalam
psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup rumit dan kompleks. Didalamnya
terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan,
perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya,
diantaranya:
a. Perkembangan (Development)
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimilki individu dan tampil dalam
kualitas kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga
tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.”
Menurut F.J Monks, dkk, (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses
ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar
kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pematangan dan belajar.” Dari beberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa perkembangan merupakan serangkaian perubahan yang berlangsung
secara terus – menerus dan bersifat tetap dari fungsi – fungsi jasmaniah dan rohaniah
yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan, selain itu perkembangan juga dapat
4
didefenisikan sebagai perubahan organisme ( individu) baik dalam perubahan fisik
maupun perubahan dalam psikisyang mengacu pada bertambah kompleksitas yaitu
perubahan dari suatu yang sangat sederhana kepada suatu yang lebih rumit dan rinci,
yang semuanya berlangsung secara teratur dan terorganisasi yang berlangsung sepanjang
hayat dari individu.
b. Pertumbuhan (Growth)
c. Kematangan (Maturation)
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan,
kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi. Chaplin
(2002) mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (i) perkembangan, proses
mencapai kemasakan/usia masak, (ii) proses pekembangan, yang dianggap berasal dari
keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).
5
atau tahap pencapaian proses pertumbuhan atau perkembangan. Kematangan juga dapat
berarti matangnya suatu fungsi atau potensi mental psikologis akibat proses
perkembangan karena pengalaman dan latihan.
d. Perubahan (Change)
Kemudian ketika anak mencapai usia puberitas, baru proporsi tubuhnya mulai
menyerupai orang dewasa. Perubahan proporsi juga tampak dalam perkembangan
mental serta minat – minat dalam diri anak.
6
d. Timbul atau lahirnya bentuk atau cirri – cirri baru
Dengan menghilangnya bentuk dan cirri - ciri lama yang tidak berguna lagi, maka
timbullah cirri - ciri dan bentuk perubahan - perubahan fisik dan mental yang baru.
Perkembangan berdasarkan ciri biologis diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut:
1. Aristoteles
Dia membagi perkembangan manusia dalam tiga masa, dimana dalam setiap fase
meliputi masa tujuh tahun, yiatu:
a) Fase anak kecil atau masa bermain (0-7 Tahun) yang diakhiri dengan tanggal atau
pergantian gigi.
b) Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14 tahun), yang dimulaki dari tumbuhnya
gigi baru sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelanjar kelamin.
c) Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21
tahun), yang dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan
memamsuki masa dewasa.
2. Sigmun Freud
a) Fase infantile, umur 0-5 tahun. Fase ini dibedakan menjadi tiga yaitu:
- Fase oral (0-1 tahun), dimana anak mendapatkan kepuasan seksuil melalui
mulutnya.
- Fase anal (1-3 tahun), dimana anak mendapat kepuasan seksuil melalui
anusnya.
7
- Fase phalis (3-5 tahun), dimana anaka mendapatkan kepuasan seksuil melalui
alat kelaminnya .
b) Fase laten (5-12 Tahun)
Pada fase ini anak tampak pada keadaan tenang setelah terjadi gelombang dan
badai (strumund drang)pada tiga fase pertama. Pada fase ini desakan seksuil anak
mengendur. Anak dapat dengan mudah melupakan desakan seksuilnya dan
mengalihkan perhatiannya pada masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah dan
teman sejenisnya.
Pada fase ini dorongan mulai muncul kembali dan apabila dorongan-dorongan ini
dapat ditransfer dan disublimasikan dengan baik maka anak akan sampai pada masa
kematangan terakhir, yaitu fase genital.
Pada fase ini dorongan yang pada masa laten boleh dikatakan sedang tidur kini
berkobar kembali.
3. Maria Montessori
Menurut Maria, pembagian fase –fase perkembangan anak mempunyai arti biologis,
sebab perkembangan itu adalah melaksanakan kodrat dengan asas pokok (kebutuhan
vital/masa peka), dan asas kesibukan sendiri. Fase – fase perkembangan itu terdiri dari:
a) Usia 0 - 7 tahun, masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar
melalui alat indra.
b) Usia 7 - 12 tahun, masa abstrak, dimana anak mulai memperhatikan masalah
kesusilaan, mulai berfungsi perasaan etisnya yang bersumber dari kata hatinya.
Dia mulai tahu akan kebutuhan orang lain.
c) Usia 12 - 18 tahun, masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah
sosial.
d) Usia 18 keatas , masa pendidikan diperguruan tinggi, masa untuk melatih anak
(mahasiswa) akan realitas kepentingan dunia. Ia harus mampu berpikir secara
jernih, jauh dari perbuatan tercela.
8
4. Elizabeth B. Hurlock
Pakar ini membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis atas lima fase :
a) Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, lebih
kurang 280 hari.
b) Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari.
c) Fase babyhood (bayi), mulai usia 2 minggu sampai sekitar usia 2 tahun.
d) Fase childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai usia pubertas.
e) Fase adolescence (remaja), mulai usia 11 dan 13 tahun sampai usia 21 tahun, yang
dibagi atas tiga masa, yaitu:
- Fase pre adolescence, mulai usia 11 – 13 tahun untuk wanita, dan usia-usia
sekitar setahun kemudian bagi pria.
- Fase early adolescence, mulai usia 13 – 14 tahun sampai 16 – 17
- Fase late adolescence, masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau
masa ketika seseorang menempuh perguruan tinggi.
Dasar yang digunakan dalam menentukan pembagian fase - fase perkembangan adalah
materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa - masa tertentu. Fase perkembangan
secara didaktif menurut Johann Amos Cornenius adalah sebagai berikut:
a) 0-6 tahun disebut sekolah ibu, merupakan masa pengembangan alat-alat indera
dan memperoleh pengatahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan
keluarga.
b) 6-12 tahun disebut sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan
daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini mulai diajarkan
bahasa ibu.
c) 12-18 tahun disebut sekolah bahasa Latin, merupakan masa mengembangkan
daya pikir di bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium). Pada masa ini
diajarkan bahasa Latin sebagai bahasa asing.
d) 18-24 tahun disebut masa sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa
mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang
berlangsung di bawah perguruan tinggi.
9
C. Periodesasi perkembangan berdasarkan ciri psikologis
Periodisasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol yang menandai masa dalam
periode tersebut. periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:
1. Oswald Krock
Ciri yang digunakan adalah yang dipandang terdapat pada anak-anak umumnya
adalah pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz
atau sifat keras kepala. Fase ini terdiri atas:
a) Fase anak awal (0-3 tahun), pada akhir fase ini terjadi trotz yang pertama, ditandai
dengan anak serba membantah atau menentang orang lain. Hal ini disebabkan
mulai timbulnya kesadaran akan kemampuannya untuk berkemauan sehingga
menguji kemampuannya itu.
b) Fase keserasian sekolah (3-13 tahun), pada akhir masa ini timbul trotz yang ke
dua, di mana anak mulai serba membantah lagi, suka menentang orang lain
terutama orang tua. Gejala ini sebenarnya merupakan gejala yang biasa, sebagai
akibat kesadaran fisiknya, sifat berfikir yang dirasa lebih maju daripada orang
lain, keyakinan yang dianggap benar dan sebagainya namun dianggap sebagai
keguncangan.
c) Fase kematangan (13-21 tahun) yaitu mulai setelah berakhirnya gejala trotz
kedua, anak mulai menyadari kekurang-kekurangan dan kelebihan-kelebihan
dirinya, yang dihadapi dengan sikap yang sewajarnya, ia mulai dapat menghargai
pendapat orang lain, dapat memberikan toleransi terhadap keyakinan orang lain,
karena menyadari bahwa orang lain mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang
merupakan masa bangkitnya atau terbentuknya kepribadian menuju kemantapan.
2. Kohnstamm
Ciri yang dilihat adalah dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia, terbagi
menjadi lima fase yaitu:
10
D. Periodesasi perkembangan berdasarkan konsep tugas perkembangan
Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembanagn yang diharapkan timbul dan
dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Periodesasi seperti
ini diungkapkan oleh Robert J. Havighurst, yaitu:
a) Masa bayi dan anak-anak (infacy and early childhood), umur 0 – 6 tahun.
b) Masa sekolah atau pertengahan (middle childhood), umur 6 – 12 tahun.
c) Masa remaja (adolescence), umur 12 – 18 tahun.
d) Masa awal dewasa (early adulthood), umur 18 – 30 tahun.
e) Masa dewasa pertengahan (middle age), umur 30 -50 tahun.
f) Masa tua (latter maturity), umur 50 tahun ke atas.
Perkembangan tiap individu berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya:
a) Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu, yaitu bakat dan pembawaaan,
sifat-sifat keturunan, dorongan dan insting.
b) Faktor-faktor yang berasal dari luar individu, beberapa faktor dari luar yang
mempengaruhi perkembangan individu adalah: makanan, iklim, kebudayaan,
ekonomi, dan kedudukan anak dalam lingkungan keluarga.
c) Faktor-faktor umum, faktor-faktor umum yang mempengaruhi perkembangan
manusia adalah: intelegensi, jenis kelamin, kelenjar gondok, kesehatan, dan ras.
11
berubah adalah aspek fisik, sedangkan pada perkembangan aspek fisik dan
psikis.
Contoh: dalam waktu kurang lebih 12 bulan semenjak kelahirannya, ukuran kaki
anak semakin bertambah besar dan panjang (pertumbuhan), kemudian kaki tersebut
mulai difungsikan untuk berdiri dan berjalan (perkembangan). Pertumbuhan
merupakan proses untuk menyiapkan perkembangan. Perkembangan akan
berlangsung normal jika pertumbuhan juga berlangsung normal.
12
berkaitan dengan perubahanperubahan emosi dan identitas pribadi individu, yaitu
bagaimana seseorang berhubungan dengan keluarga, teman-teman dan guru-gurunya.
Ketiga domain tersebut pada kenyataannya saling berhubungan dan saling
berpengaruh. Sejak tahun 1980-an semakin diakui pengaruh keturunan terhadap
perbedaan individu.
13
4. Karakteristik Pertumbuhan dan Perkembangan
- Terjadinya perubahan semua aspek baik aspek fisik maupun aspek psikis.
Perubahan-perubahan yang dimaksud merupakan perubahan progresif,
kearah kemajuan.
- Perubahan dalam proporsi fisik dan juga psikis. Perubahan pada proporsi
fisik, tepatnya tubuh jelas sekali terlihat. Semakin bertambah usia
perbandingan dalam ukuran tubuh individu semakin berubah dan pada masa
remaja tubuh individu telah memiliki proporsi tubuh seperti yang dimiliki
orang dewasa. Perubahan proporsi psikis dapat dikenali misalnya dalam
kemampuan berimajinasi dan berpikir. Pada mulanya daya imajinasi
individu lebih menonjol dari pada daya pikirnya. Seiring dengan
bertambahnya usia, proporsi daya imajinasi menjadi semakin berkurang
sedangkan proporsi daya pikir semakin bertambah.
- Lenyapnya tanda-tanda yang lama, baik secara fisik maupun kejiwaan.
Tanda-tanda fisik yang hilang misalnya : kelenjar thymus (kelenjar
anakanak) yang terletak pada bagian dada, kelenjar pineal pada bagian
bawah otak, rambut-rambut halus, dan gigi susu. Tanda-tanda kejiwaan
yang hilang antara lain hilangnya kebiasaan meraban dan perilaku impulsive
(dorongan untuk bertindak yang tidak disertai dengan berpikir terlebih
dahulu).
- Diperolehnya tanda-tanda yang baru. Tanda-tanda baru pada aspek fisik
diantaranya adalah : pergantian gigi, munculnya ciri-ciri seks primer dan
juga seks sekunder. Tanda-tanda baru pada aspek psikis yang muncul
diantaranya : rasa ingin tahu akan sesuatu, kemampuan mengendalikan
emosi, dan lain-lain.
14
5. Teori-Teori Tentang Proses Perkembangan
15
BAB III
Secara umum perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek
perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.
Perkembangan fisik atau yang disebut atau yang disebut juga pertumbuhan biologis
(biological growth) meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak,
sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan
perubahan-perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti
perkembangan keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam
kemampuan fisik (seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang
berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan
dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.
Perkembangan kognitif ini meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan
dengan persepsi, pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang
memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan
merencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana
individu mempelajari memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan menilai
dan memikirkan lingkungannya.
16
3. Perkembangan Aspek Psikososial
Secara umum, buku ini mengetengahkan kajian psikologi perkembangan, yang secara
khusus membahas perkembangan anak usia sekolah (SD) dan remaja (SMP & SMA). Aspek-
aspek perkembangan yang dibahas dalam makalah kali ini secara garis besarnya meliputi
perkembangan fisik-motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan
sosioemosional. Masing-masing aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan,
sehingga para guru diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan atau pertumbuhan
strategi pembelajaran yang relevan dengan karakteristik perkembangan tersebut.
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai
pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak,
berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-
kanak tengah (6-9 tahun), dan masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-
anak yang usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja
dalam kelompok, dan senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung.
Oleh sebab itu, guru hendaknya mengembangkan pembelajaran yang mengandung
unsur permainan, mengusahakan siswa berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar
dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam
pembelajaran.
17
Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guna dituntut untuk
memberikan bantuan berupa:
Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyaknya ahli, anak usia
sekolah menengah (SMP). Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh
banyak ahli, anak usia sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan
pubertas (10-14 tahun). Terdapat sejumlah karakterisitik yang menonjol pada anak
usia SMP ini, yaitu:
18
- Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan
bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan
bimbingan dan bantuan dari orangtua.
- Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
- Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat
kemurahan dan keadilan Tuhan.
- Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
- Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri
yang sesuai dengan dunia sosial.
- Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.
Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru
diharapkan untuk:
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan
anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan
masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah
karakteristik penting, yaitu:
19
- Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.
- Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
- Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
- Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan
memiliki anak.
- Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang
diperlukan sebagai warga negara.
- Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
- Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam
bertingkah laku.
- Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
20
d) Karakteristik Perkembangan Masa Dewasa Awal hingga Usia Lanjut
Masa dewasa merupakan salah satu fase dalam rentang kehidupan individu
setelah masa remaja. Dari segi biologis masa dewasa dapat diartikan sebagai suatu
periode dalam kehidupan individu yang ditandai dengan pencapaian kematangan
tubuh secara optimal dan kesiapan untuk bereproduksi.
1) Perkembangan Fisik
Secara biologis, perkembangan fisik pada fase dewasa awal (sekitar usia 18/20
tahun-40 tahun) merupakan pertumbuhan fisik yang prima, sehingga dipandang
sebagai usia yang tersehat dari populasi manusia secara keseluruhan. Namun, pada
kenyataannya tidak sedikit juga yang mengalami sakit karena gaya hidup tidak sehat.
Selanjutnya, fungsi-fungsi fisik akan mulai melemah ketika menginjak usia 40 tahun
dan berakhir 60 tahun (masa dewasa madya). Melemahnya fugsi fisik juga akan terus
berlanjut sampai masa dewasa akhir yakni umur 60 keatas.
2) Perkembangan Psikis
Dewasa Awal merupakan masa dewasa atau satu tahap yang dianggap kritikal
selepas alam remaja yang berumur dua puluhan (20-an) sampai tiga puluhan (30 an).
Ia dianggap kritikal karena pada masa ini manusia berada pada tahap awal
pembentukan karir dan keluarga. Pada peringkat ini, seseorang perlu membuat pilihan
yang tepat demi menjamin masa depannya terhadap pekerjaan dan keluarga.
Pada masa ini juga seseorang akan menghadapi dilema antara pekerjaan dan
keluarga. Berbagai masalah mulai timbul terutama dalam perkembangan karir dan
juga hubungan dalam keluarga. Dan masalah yang timbul tersebut merupakan salah
satu bagian dari perkembangan sosio-emosional. Sosio-emosional adalah perubahan
yang terjadi pada diri setiap individu dalam warna afektif yang menyertai setiap
keadaan atau perilaku individu.
Menurut Erikson, tahap dewasa awal yaitu mereka yang berumur 20 hingga 30
tahun. Pada tahap ini manusia memiliki kepedulian untuk membesarkan anak, mulai
menerima dan memikul tanggungjawab yang lebih berat. Dalam fase selanjutnya
(sekitar umur 30-40 tahun), biasanya orang dewasa dengan keyakinan yang mantap
21
menemukan tempatnya dalam masyarakat dan berusaha untuk memajukan karirnya.
Pekerjaan dan kehidupan keluarga membentuk struktur peran yag memunculkan
aspek- aspek kepribadian yang diperlukan dalam fase tersebut.Saat individu
memasuki dewasa akhir, mulai terlihat gejala penurunan psikologis, perkembangan
intelektual dalam lambatnya gerak motorik, serta mulai kehilangan status sosialnya.
Ada beberapa cara untuk menghadapi krisis dimasa lansia yakni tetap produktif
dalam peran sosial dan melaksanakan gaya hidup sehat.
Ada beberapa aliran terkait dengan faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
peserta didik, diantaranya yaitu:
a) Aliran Nativisme
b) Aliran Empirisme
22
Pengalaman yang diperoleh anak dalam kehidupan sehari-hari di dapat dari dunia
sekitarnya yang berupa pengetahuan. Pengetahuan ini berasal dari alam bebas
ataupun diciptakan oleh orang dewasa dalam bentuk program pendidikan. Tokoh
perintis pandangan ini adalah seorang filsuf Inggris bernama John Locke (1704-1932)
yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas
putih yang bersih.37 Jadi menurut teori ini, pengalaman yang diperoleh dari
lingkungan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak.
c) Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi adalah teori yang menjembatani atau menengahi kedua teori
atau paham sebelumnya yang bersifat ekstrim yaitu teori nativisme dan empirisme.
Tokoh utama konvergensi bernama Louis William Stren (1871-1938), seorang filosof
dan psikolog Jerman. Konvergensi berarti perpaduan, artinya pada teori aliran ini
memadukan pengaruh kedua unsur pembawaan maupun unsur lingkungan, kedua-
duanya sama-sama merupakan faktor yang dominan pengaruhnya bagi
perkembangan. Menurut teori ini baik unsur pembawaan maupun unsur lingkungan
kedua-duanya sama-sama merupakan faktor yang dominan pengaruhnya bagi
perkembangan seseorang.
Dari beberapa aliran diatas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang dapat
mempengaruh perkembangan anak, yakni: Faktor yang berasal dari dalam individu
(pembawaan) dan Faktor yang berasal dari luar individu (lingkungan).
Konsep diri dan harga diri akan turun bila seseorang tidak melaksanakan tugas
perkembangannya dengan baik, karena individu tersebut akan mendapat celaan dari
masyarakat sekitarnya sehingga menimbulkan ketidakbahagiaan bagi individu yang
23
bersangkutan. Sebaliknya keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas perkembangan
memberikan perasaan berhasil dan perasaan bahagia (Monks dkk., 1998).
Mengkaji tentang pendidikan yang diterima oleh individu, sangatlah terkait dengan
keberadaan guru sebagai staf pengajar dan sebagai salah satu faktor pendidikan yang sangat
berpengaruh dalam keberhasilan proses belajar mengajar di sekolah. Beberapa peran guru
yaitu sebagai:
- Inspirator dan motivator. Dalam proses belajar dan pembelajaran, guru mampu
menstimulasi, mendorong, serta mengelaborasi daya berpikir siswa, sehingga mampu
membntuk perasaaan senang dalam belajar dan memiliki sikap dan perilaku yang
tepat.
- Seorang yang memiliki sikap empati, yaitu berusaha menyelami alam pikiran dan
perasaan siswa.
kecerdasan siswa
peserta didik dapat terus berkembang dan mengarah ke tingkat yang lebih baik.
Bagi para pendidik dengan berbagai macam peran yang sudah disebutkan, harapannya
dapat mengetahui dan memahami perkembangan dan karakteristik peserta didik. Hal ini
sangatlah penting karena “transfer of learning” dalam proses belajar mengajar dapat
tersampaikan dan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik.
Selain itu, dengan memahami perkembangan peserta didik tersebut, para pendidik dapat
menggunakan teknik-teknik yang tepat untuk mempelajari kemampuan, minat, dan tingkat
persiapan belajar peserta didik. Selain itu juga mampu mempertimbangkan bermacam-
macam prosedur mengajar, serta mampu menganalisis dan meneliti cara belajar, kekuatan
dan kelemahan belajar dari para peserta didiknya.
24
1) Bagi Pendidik
a) Memberikan gambaran tentang perkembangan manusia sepanjang rentang
kehidupan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya, yang meliputi aspek
fisik, intelektual, emosi, sosial dan moral.
b) Memberikan gambaran tentang bagaimana proses pembelajaran yang tepat sesuai
dengan tahapan perkembangan peserta didik.
2) Bagi Peserta Didik
a) Memiliki pengetahuan tentang konsep- konsep Perkembangan Peserta Didik yang
meliputi individu dalam menjalani tahapan perkembangan dari pre-natal hingga
lanjut usia.
b) Mampu menerapkan pengetahuan yang dimiliki dalam proses pembelajaran sesuai
dengan tahapan perkembangannya.
Perkembangan manusia merupakan proses yang kompleks yang dapat dibagi menjadi
empat ranah utama, yaitu perkembangan fisik, intelektual yang termasuk kognitif dan bahasa,
serta emosi dan sosial, yang didalamnya juga termasuk perkembangan moral. Keempat ranah
tersebut dibahas dalam buku ini dalam tiap-tiap tahap perkembangan. Meskipun masing-
masing ranah menekankan aspek khusus dari perkembangan, ada saling ketergantungan luas
diantara bidang-bidang tersebut.
25
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan, bahwa Ilmu pendidikan semakin
berkembang dengan teknologi yang begitu canggih menjadikan semua aspek di dalam hidup
kita semakin berkembang dan menjadikan pelajar lebih mengerti akan hakekat pendidikan
untuk manusia indonesia seutuhnya.
Tak banyak orang yang menjadi pintar tapi hilang dari hakikat manusia karna itulah
pendidikan formal sangatlah wajib bagi di ikuti karna selain ilmu pendidikan formal
mengajarkan bagaimana kita untuk bersikap sesuai dengan akhlak yang seharusnya dimiliki
seorang manusia dengan ilmu pengantar pendidikan kita akan mengetahui bagaimana cara
cara untuk menjadi seorang guru yang mengetahui bagaimana sosok guru yang sebenarnya
sesuai dengan fungsinya untuk mengetahui dasar dasar ilmu ini kita harus mengetahui
bagaimana hakikat manusia dan sosok manusia indonesia seutuhnya. Sebagaimana manusia
pada umumnya, para peserta didikpun memiliki berbagai kebutuhan yang amat diperlukan
bagi perkembangan diri dan wawasan pengetahuannya sebagai bekal baginya untuk masa
depan yang lebih baik. Kegiatan-kegiatan yang terprogram di sekolah pada prinsipnya adalah
merupakan manifestasi dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan para peseta didik.
4.2. SARAN
Dengan adanya makalah ini dapat lebih mengetahui sifat-sifat yang ada pada peserta
didik sehinga dengan adanya makalah ini para guru atau calon guru dapat mengetahui peserta
didiknya dan dapat menyelurkan ilmunya kepada peserta didik. Diharapkan kepada peserta
didik dan pengajar maupun orang tua agar dapat ikut berpartisipasi dalam memahami tentang
perkembangan dan pertumbuhan peserta didik. Peran serta pemerintaah, masyarakat,
pengajar, orang tua juga perlu untuk mengawasi perkembangan setiap anak dan peserta didik
sesuai karakteristik perkembangan anak. Dari pembahasan hasil makalah ini, kami menyadari
dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar dari semua pihak dapat
memberikan kritik dan saran untuk melengkapi kekurangan yang ada.
26
DAFTAR PUSAKA
Arhur, L., dkk. 1998. Programming and Planning in Early Childhood Education.
Sydney: Harcourt Brace and Company.
Monks F.J. Knoer A.M.P & Siti Rahayu H. 1984. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta;
Gadjahmada University Press.
Monks, F.J., Knoers, A.M.P., dan Haditono, S.R. 1998. Psikologi Perkembangan.
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.
Rochmat Wahab & Solohuddin, 1998/1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik.
Jakarta: Depdikbud.
Santrock, J.W.S. 1997. Life Span Development. Sidney: Brown and Benckark.
(sudah diterjemahkan).
Semiawan, C.R. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
Sinolungan, R.E. 1997. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Gunung Agung.
27