K. JURNAL 1610611060 OK Logo
K. JURNAL 1610611060 OK Logo
K. JURNAL 1610611060 OK Logo
Abstrak
PENDAHULUAN lingkaran.
Latar belakang Adanya perbedaan yang mendasar
Pada umumnya suatu perencanaan dari desain kolom persegi dan kolom
struktur di Indonesia terutama gedung bulat/lingkaran dimana kolom bulat yang
seperti gedung perkantoran, gedung berpenampang spiral lebih efektif
sekolah, gedung hunian seperti rumah dibandingkan dengan sengkang persegi
susun dan lain sebagainya, menggunakan dalam hal meningkatkan kekuatan kolom
desain kolom persegi untuk menahan (Jack C McCormac,2003:278). Selain itu
kekuatan balok-balok utamanya. Berbagai kolom bulat berpenampang spiral
macam desain kolom persegi yang mempunyai jarak sengkang yang
digunakan menggunakan dimensi yang berdekatan dibandingkan kolom persegi
berbeda-beda sesuai dengan fungsi yang mempunyai bentuk sengkang
bangunan dan beban yang dipikul pada tunggal dengan jarak antara yang relatif
bangunan tersebut. Akan tetapi terdapat besar, sehingga adanya spiral ini
beberapa bangunan gedung yang mempengaruhi baik beban batas maupun
menggunakan desain kolom bulat atau keruntuhan dibandingkan dengan kolom
yang sama tetapi memakai sengkang
(George Winter dan Arthur H persegi dan kolom bulat pada Gedung PT.
Nielson,2003:313). Bahana Line Surabaya.
k x lu m1
Atap : 100
kg/m2
Lantai perkantoran : 250
kg/m2 3. Momen beban terfaktor (elemen no) =
Gang/lorong lantai perkantoran: 300 73 (Kondisi “underreinforced”)
kg/m2 Pud = 3764 kN
Tangga dan bordes : 300 Mud = 799 kN-m
kg/m2
4. Penulangan
Beban Gempa D = 25 mm
nst = 28 buah
Berdasarkan kategori resiko Øs = 10 mm
bangunan gedung dan non gedung untuk selimut beton = 5 cm = 50 mm
gedung perkantoran, PT. Bahana Line K = 300 kg/cm2 = 25 Mpa
Surabaya berkategori resiko II atau Zona 2 fy = 3900 kg/cm2 = 390 Mpa
pada (Tanah Sedang). Dari Peta Zonasi faktor reduksi = 0,65
Gempa Indonesia Wilayah Surabaya (Jawa
Timur), diperoleh nilai Ss yaitu 0,663 g
dan nilai S1 yaitu 0,247 g.
K1 = 75 x 75
= 5625 cm2
Luas Total = 28D25 Menghitung Besi Polos
As =
= Besi Polos = +1x
= 137,375 cm2 x
=
= 2,442 % = +1x x
Luas Total = 30D25 Tot. Besi Kol. Persegi= Besi ulir kolom
D2 = 5625 persegi + Besi
polos
D =
= 191,884 + 10,434
= 84,65 cm = 847 mm = 202,318 kg
Bekisting 5,33 4,73 Rp. 195900 Rp. 195900 Rp. 1044147 Rp. 926607 Rp. 117540
di dapatkan harga sebesar Rp.
Jumlah Rp. 4482248,44 Rp. 4530276,92 Rp. 48028,48 4.530.000 m3 dengan selisih harga
sebesar Rp. 48.000 rupiah, maka untuk
kolom bulat memiliki harga paling
Berdasarkan hasil perhitungan diatas dapat
besar dibandingkan dengan kolom
diketahui bahwa harga beton/m3 kolom
persegi. sehingga untuk rasio harga
persegi adalah Rp. 4.482.000 m3 sedangkan
beton kolom persegi dan kolom bulat
harga beton/m3 kolom bulat adalah Rp.
di dapatkan yaitu 0,98 %.
4.530.000 m3, maka harga beton/m3 untuk
kolom bulat lebih mahal dari pada kolom
persegi, dan dengan selisih harga sebesar
Rp. 48.000 rupiah. Sehingga untuk rasio SARAN
perbandingan harga per m3 beton kolom
persegi dan kolom bulat di dapatkan yaitu 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan
0,98 %. di tempat yang berbeda tentang
perbandingan kolom persegi dan
kolom bulat, untuk lebih mengenal Priyono, Pujo. 2018. “Beton 2”.
dan mengetahui lebih lanjut Jember: Universitas
tentang harga m³ beton kolom Muhammadiyah Jember.
persegi dan kolom bulat, dan
kekuatan struktur pada kolom. Priyono, Pujo. 2019. “Struktur Beton
2. Perlu di adakannya penelitian Tahan Gempa”. Jember: CV.
lebih lanjut perbandingan terhadap Pustaka Abadi.
bentuk kolom yang berbeda agar
hasil yang di dapat lebih beragam. Standar Nasional Indonesia T. 15. 1991.
“Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton Untuk Bangunan Gedung”.
DAFTAR PUSTAKA Bandung: Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan.
Asroni, Ali. 2010. “Diagram Interaksi
Kolom”. Surakarta: Universitas
Standar Nasional Indonesia 03. 2847.
Muhammadiyah Surakarta.
2002. “Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton Untuk Bangunan
Cipta Utama. 2018. “Berat Besi Beton Gedung (Beta Version)”.
SNI”. Bandung: CV. Baja Sakti Bandung: Badan Standarisasi
Utama. Nasional.
Cormac, Jack C Mc. 2003. “Perbedaan Standar Nasional Indonesia 7394. 2008.
Mendasar Desain Kolom “Tata Cara Perhitungan Harga
Persegi Dan Kolom Bulat”.
Satuan Pekerjaan Beton Untuk
Surabaya: BP2IP Surabaya. Konstruksi Bangunan Gedung
Dan Perumahan”. Jakarta: Badan
Farisi, M. Lukman. 2012. Standarisasi Nasional.
“Perbandingan Efisiensi Bahan
Kolom Bulat Dan Persegi Pada Standar Nasional Indonesia 7394. 2008.
Struktur Gedung Empat Lantai”.
“Tata Cara Perhitungan Harga
Jember: Universitas Jember. Satuan Pekerjaan Beton Untuk
Konstruksi Bangunan Gedung
Nugroho, Sony Prakoso. 2018. Dan Perumahan”. Jakarta: Badan
“Analisis Perbandingan Biaya Standarisasi Nasional.
Bekisting Antara Bekisting
Multiplek Dan Bekisting Tego Standar Nasional Indonesia 2847. 2013.
Film Untuk Kolom Gedung “Persyaratan Beton Struktural
Bertingkat”. Yogyakarta: Untuk Bangunan Gedung”.
Universitas Islam Indonesia. Jakarta: Badan Standarisasi
Nasional.
Oktarina, D. dkk. 2019. “Analisis
Struktur Kolom Beton
Bertulang Persegi Dan Bulat
Dengan Program SAP”. Vol. 3
Nomor 1.