Laporan Praktikum Kimia Organik Modul 1 Identifikasi Senyawa Hidrokarbon

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

IDENTIFIKASI SENYAWA HIDROKARBON

Dosen Pengampu :

Nurma Angeliani Komalasari, S.Si

Tanggal Praktikum : 26 Febuari 2022

Di susun oleh :

Rosalita Mustikasani (21032003)

Syifanira Ansabiil (21032010)

Salwati Manasari (21032018)

Nurul Khoiriyah (21032025)

Zuldiah Anggraeni (21032022)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI

BOGOR

2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………………………………… i


BAB I.............................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 TUJUAN PRAKTIKUM...........................................................1
1.2 DASAR TEORI......................................................................1
BAB II............................................................................................4
ALAT DAN BAHAN.........................................................................4
2.1 ALAT YANG DIGUNAKAN......................................................4
2.2 BAHAN YANG DIGUNAKAN..................................................4
BAB III...........................................................................................5
PROSEDUR KERJA........................................................................5
3.1 Sifat Fisik Hidrokarbon......................................................5
3.2 Sifat Kimia Hidrokarbon.....................................................6
BAB IV...........................................................................................8
DATA PENGAMATAN.....................................................................8
4.1 Sifat Fisik Hidrokarbon.........................................................8
4.2 Sifat Kimia Hidrokarbon.....................................................10
4.3 Reaksi yang dihasilkan....................................................14
BAB V..........................................................................................18
PEMBAHASAN.............................................................................18
BAB VI.........................................................................................25
SIMPULAN...................................................................................25
LAMPIRAN...................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................29

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 TUJUAN PRAKTIKUM


Dapat memberikan informasi mengenai sifat-sifat hidrokarbon
dan reaktivitas kimia berdasarkan jenis hidrokarbon ( jenuh,
tak jenuh dan aromatik).

1.2 DASAR TEORI


Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa yang paling
sederhana. Dari namanya, hidrokarbon adalah senyawa
karbon yang hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom
karbon. Dalam kehidupan sehari-hari banyak kita temui
senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah, bensin, gas
alam, plastik dan lain-lain. Sampai saat ini telah dikenal lebih
dari 2 juta senyawa hidrokarbon. Untuk mempermudah
mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak, para
ahli menggolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-
atom karbon dalam molekulnya. Berdasarkan susunan atom
karbon dalam molekulnya, senyawa karbon terbagi kedalam 2
golongan besar, yaitu senyawa alifatik dan senyawa siklik.
Senyawa hidrokarbon alifatik adalah senyawa karbon yang
rantai C nya terbuka dan rantai C itu memungkinkan
bercabang. Sedangkan, berdasarkan jumlah ikatannya
senyawa hidrokarbon alifatik terbagi menjadi senyawa alifatik
jenuh dan senyawa alifatik tak jenuh ( Sukarmin, 2004 ).
Sifat fisik yang dimiliki hidrokarbon disebabkan oleh sifat non
polar dari senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak
dapat bercampur dengan pelarut polar seperti air atau etanol.
Sebaliknya, hidrokarbon dapat bercampur dengan pelarut
yang relative non polar seperti karbon tetraklorida (CCI4) atau
diklorometana (CH2CI2). Reaktifitas kimia senyawa

1
hidrokarbon ditentukan oleh jenis ikatannya. Hidrokarbon
jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap Sebagian besar preaksi.
Hidrokarbon tak jenuh, (alkena dan alkuna) dapat mengalami
reaksi adisi pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya.
Senyawa aromatic biasanya mengalami reaksi substitusi.
(Anonim,2012)
Hidrokarbon dapat diklarifikasikan menurut macam-macam
ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan
karbon-karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau
tiga dinamakan hidrokarbon tidak jenuh. (Fesenden,1997)
Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas
atom karbon yang tersusun dalam satu lingkar atau
lebih.Hidrokarbon aromatic merupakan golongan khusus
senyawa siklik yang biasanya digambarkan sebagai lingkar
enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap bersilih-
ganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon
asiklik dan alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang
khas. (Syukri,1999)
Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam
alkana mempunyai empat ikatan tunggal dan tidak ada
pasangan electron bebas. Semua electron terikat kuat oleh
kedua atom. Akibatnya , senyawa ini cukup stabil dan
disebut juga parafin yang berarti kurang reaktif.
(wilbrahim,1992)
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat Bersatu sebagai
suatu rantai atau suatu cincin.hidrokarbon jenuh dengan
atom-atomnya bersatudalam suatu rantai lurus atau rantai
yang bercabang diklarifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai
lurus berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat

2
pada tidak lebih dari dua atom karbon lain. Suatu rantai
cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom
karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain.
(Fesseenden,1997)
Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair,
dan zat yang berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana
merupakan zat non polar, zat yang tak larut dalam air dengan
kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. selain alkana juga
ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih
ikatan rangkap dua karbon-karbon. Senyawa ini dikatakan
tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah maksimum atom
yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon.
(Petrucci, 1987)
Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan
hidrokarbon aromatic dari batu bara. Semua hidrokarbon,
alifatik dan aromatic mempunyai tiga sifat umum, yaitu tidak
larut dalam air, lebih ringan disbanding air dan terbakar di
udara. (Wilbraham,1992)

3
BAB II
ALAT DAN BAHAN

2.1 ALAT YANG DIGUNAKAN


a. Tabung Reaksi
b. Erlenmeyer
c. Pipet Tetes
d. Pipet Volume
e. Gelas Ukur
f. Gelas Piala
g. Kaca Arloji
h. Penjepit tabung
i. Korek Api

2.2 BAHAN YANG DIGUNAKAN


a. n- Heksana
b. Toluen
c. Bensin
d. Minyak tanah
e. Asam Nitrit pekat (HNO3)
f. Etanol
g. Aquades
h. H2SO4 Pekat
i. Parafin liquidum
j. Larutan 1% KMnO4
k. Minyak Kelapa
l. Es batu

4
BAB III
PROSEDUR KERJA

3.1 Sifat Fisik Hidrokarbon


a. Kelarutan dan Densitas Dalam Air
1. Sediakan 4 tabung reaksi dan berikan label pada
tabung reaksi yang diisi sample hidrokarbon.
(n-Heksena, toluena, bensin, minyak tanah )
2. Masukan masing- masing senyawa hidrokarbon
sebanyak 5 tetes pada tabung reaksi yang sudah
diberi label
3. Kemudian tambahkan 5 tetes aquades kedalam
masing-masing tabung
4. Kemudian amati apakah terjadi pemisahan
5. Kocok tabung untuk mencapur isinya
6. Kemudian amati bagaimana densitas hidrokarbon
lebih rapat atau kurang rapat
7. Catat setiap hasil pengamatan
8. Simpan tabung untuk membadingkan dengan
percobaan berikutnya
b. Kelarutan dan Densitas dalam Ligroin/ pelarut non polar.
1. Sediakan 4 tabung reaksi dan berikan label pada
tabung reaksi yang diisi sample hidrokarbon. (n-
Heksena, toluena, bensin, minyak tanah)
2. Masukan masing- masing senyawa hidrokarbon
sebanyak 5 tetes pada tabung reaksi yang sudah
diberi label
3. Kemudian tambahkan 5 tetes ligroin (minyak kelapa)
kedalam masing-masing tabung
4. Kemudian amati apakah terjadi pemisahan
5. Kocok tabung untuk mencampur isinya.

5
6. Lalu amati setiap perubahan yang terjadi

3.2 Sifat Kimia Hidrokarbon


a. Pembakaran / Oksidasi
1. Siapkan 4 buah kaca arloji
2. Masing masing kaca arloji diberi 5 tetes larutan yang
berbeda
(n-Heksena, toluena, bensin, minyak tanah)
3. Kemudian bakar satu per satu senyawa tersebut
mengunakan korek api
4. Amati perubahan asap yang terbentuk dari masing-
masing percobaan pada senyawa yang dibakar

b. Uji KMnO4
1. Berikan lable pada tabung reaksi dengan nama
senyawa yang akan di uji.
2. Kemudian masukan kedalam tabung reaksi masing
masing 5 tetes senyawa hidrokarbon (n-Heksena,
toluena, bensin, minyak tanah)
3. Tetesi sedikit demi sedikit larutan 1% KMnO4 disertai
pengocokan setiap penetesan.
4. Hitung jumlah tetesan larutan 1% KMnO4 hingga
warna tetap dan tidak hilang

c. Uji H2SO4
1. Berikan label pada tabung reaksi dengan nama
senyawa yang akan di uji.
2. Kemudian masukan kedalam tabung reaksi masing
masing 5 tetes senyawa hidrokarbon (n-Heksena,
toluena, bensin, minyak tanah)
3. Lakukan percobaan pada satu per satu tabung reaksi

6
4. Tambahkan 3 tetes H2SO4 pekat pada tabung
5. Kemudian pengang tabung dan rasakan apakah
terjadi perubahan suhu.
6. Amati apakah larutan menjadi homogen bercampur
atau terjadi perubahan warna

d. Uji HNO3
1. Berikan label pada tabung reaksi dengan nama
senyawa yang akan di uji.
2. Masukan kedalam tabung reaksi masing-masing
tabung 1ML H2SO4 pekat dan 0,5 ml (10 tetes ) HNO3
pekat, dinginkan
3. Tambahkan 5 tetes senyawa hidrokarbon (n-
Heksena, toluena, bensin, minyak tanah).
4. Kemudian masukan tabung reaksi kedalam penangas
air selama 10 menit
5. Sesekali aduk dengan menggoyangkan tabung reaksi
6. Tuangkan isi tabung kedalam gelas piala yang telah
berisi pecahan es batu.
7. Lakukan percobaan tersebut satu per satu setiap
tabung
8. Lalu amati

7
BAB IV
DATA PENGAMATAN

4.1 Sifat Fisik Hidrokarbon


a. Table Percobaan 1: Kelarutan dan Densitas Dalam Air

Sampel Air
Kelarutan Densitas
hidrokarbon
Heksana Sebelum Bagian atas heksana
dikocok Bawah
Tidak larut air
Sesudah
dikocok
Tidak larut
Toluena Sebelum Bagian atas toluena
dikocok Bawah Air
Tidak larut
Setelah di kocok
Sesudah
senyawa sempat terlarut
dikocok
berwarna keruh namun
Tidak larut
kemudian terpisah
kembali

Bensin Sebelum Bagian atas bensin


dikocok Bawah air
Tidak larut
Sesudah
dikocok
Tidak larut

Minyak Tanah Sebelum Bagian atas minyak


dikocok tanah Bawah air

8
Tidak larut
Sesudah
dikocok
Tidak larut

b. Table Percobaan ke 2 : Kelarutan dan Densitas dalam


Ligroin/ pelarut non polar

Sampel Minya Kelapa


Kelarutan Densitas
hidrokarbon
Heksana Sebelum Bagian atas heksana
dikocok Bawah
Tidak larut Minyak Kelapa
Sesudah
dikocok
Tidak larut
Toluena Sebelum Bagian atas toluena
dikocok BawahMinyak kelapa
Tidak larut
Sesudah
dikocok
Tidak larut
Bensin Sebelum Bagian atas bensin
dikocok Bawah Minyak Kelapa
Tidak larut
Sesudah
dikocok
Tidak larut

9
Minyak Sebelum Bagian atas minyak
Tanah dikocok tanah
Tidak larut Bawah Minyak kelapa
Sesudah
dikocok
Tidak larut

4.2 Sifat Kimia Hidrokarbon


a. Pembakaran ( Oksidasi )
Table Percobaan ke 3 : pembakaran menggunakan korek
api pada senyawa hidrokarbon

Sampel Warna api dan sifat Asap


senyawa saat di bakar Pembakaran
hidrokarbon
Heksana Api besar berwarna Tidak ada asap
Kuning

Mudah menguap

Toluena Api besar berwarna Asap berwarna


Kuning hitam

Tidak Mudah menguap

Bensin Api besar berwarna Tidak ada asap


Kuning

Mudah Menguap

Minyak TanahApi kecil berwarna Tidak ada asap


Kuning

10
Tidak Mudah menguap

b. Table Percobaan ke 4: Uji KMnO4

Sampel Uji KMnO4


Tetesan Hasil
Hidrokarbon
Heksana Heksana + 1 Warna tidak menyatu
Tetes KMnO4 Tidak bereaksi

Toluena Toluena + 1 Warna tidak menyatu


Tetes KMnO4 Tidak bereaksi

Bensin Bensin + 1 Tetes Terjadi reaksi , warna


KMnO4 kuning kecoklatan

Bensin + 2 Tetes Warna Merah anggur


KMnO4

Bensin + 3 Tetes Merah ke unguan


KMnO4

Bensin+ 4 Tetes Merah Pekat


KMnO4

Bensin + 5 Tetes Coklat


KMnO4
Minyak Minyak tanah Warna tidak menyatu
Tanah +1 Tetes Tidak bereaksi
KMnO4

11
c. Table Percobaan ke 5 :Uji H2SO4

Sampel Uji H2SO4


Suhu Hasil
Hidrokarbon
Heksana Panas Jernih

Toluena Hangat Kuning keruh


Tidak homogen

Bensin Panas Coklat


Minyak Tanah Panas Kuning kehijauan

d. Table Percobaan ke 6 :Uji HNO3

1) Uji HNO3 Sebelum pemanasan


Sampel Hasil

Hidrokarbon
5 tetes Heksana+ 10 Larutan tetap bening (tidak berbau)
Tetes HNO3

5 tetes toluena + 10 Larutan keruh (tidak berbau)


Tetes HNO3

5 tetes Bensin + 10 Larutan berwarna Kuning (tidak


Tetes HNO3 berbau)

5 tetes minyak tanah Larutan berwarna coklat (tidak


+ 10 Tetes HNO3 berbau)

12
2) Uji HNO3 dengan pemanasan selama 10 menit

Sampel Hasil

Hidrokarbon
5 tetes Heksana+ 10 Larutan tetap bening (tidak berbau)
Tetes HNO3

5 tetes toluena + 10 Terdapat 2 fase ( warna kunig dan


Tetes HNO3 jernih )

5 tetes Bensin + 10 Larutan berwarna kuning pucat


Tetes HNO3

5 tetes minyak tanah + Larutan berwarna orange


10 Tetes HNO3 kecoklatan

3) Uji HNO3 setelah melakukan pemanasan di dalam gelas


piala dan dimasukan kedalam es batu

Sampel Hasil

Hidrokarbon
5 tetes Heksana+ Larutan tetap bening menyengat
10 Tetes HNO3 ditenggorokan

5 tetes toluena + 10 Keruh ( berbau ) seperti bayclin


Tetes HNO3

5 tetes Bensin + 10 Keruh (berbau ) wangi seperti molto


Tetes HNO3

5 tetes minyak Sangat keruh ( berbau ) seperti


tanah + 10 Tetes minyak tanah bau nya mendominasi
HNO3

13
4.3 Reaksi yang dihasilkan
a. Kelarutan dan Densitas Dalam Air

Gambar 4.1 Reaksi n-heksana dengan air

Gambar 4.2 Reaksi toluena dengan air

Gambar 4.3 Reaksi benzena dengan air

Gambar 4.4 Reaksi pentane minyak tanah (paraffin)


dengan air

b. Kelarutan dan Densitas dalam Ligroin/ pelarut non polar

14
Gambar 4.5 Reaksi n-heksana dengan klorofom (minyak kelapa)

Gambar 3. 16. Reaksi toluena dengan kloroform(minyak


kelapa)

Gambar 3. 17. Reaksi benzena dengan kloroform(minyak


kelapa)

Gambar 3. 17 Reaksi pentana (paraffin) dengan kloroform (minyak


kelapa)

2. Sifat Kimia Hidrokarbon


a. Pembakaran / Oksidasi

Reaksi pembakaran n-heksana

Reaksi pembakaran toluena

Reaksi pembakaran benzena

15
Reaksi pembakaran pentana (Paraffin)

b. Uji KMnO4
Reaksi KMnO4 dengan n-heksana

Reaksi KMnO4 dengan toluena

Reaksi KMnO4 dengan benzena

Reaksi KMnO4 dengan pentana (paraffin)

c. Uji H2SO4

Reaksi H2SO4 dengan n-heksana

Reaksi H2SO4 dengan toluena

Reaksi H2SO4 dengan benzena

Reaksi H2SO4 (Paraffin) minyak tanah

16
BAB V
PEMBAHASAN

Hidrokarbon merupakan persenyawaan organik yang


paling sederhana yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom

17
hidrogen. Walaupun secara biologis persenyawaan hidrokarbon
tidak penting, tetapi persenyawaan hidrokarbon biologis dapat
dipandang sebagai turunan dari hidorkarbon (Riyanti, 2008).
Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam
ikatan karbon yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-
karbon yang mempunyai satu ikatan dinamakan hidrokarbon
jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom karbon yang
mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon
tak jenuh (Fessenden, 1997).

Jika dibedakan sifatnya, hidrokarbon memiliki sifat fisika da


kimia. Sifat fisik hidrokarbon yaitu non polar, tarik -menarik antar
molekul lemah, tidak larut dalam air, larut dalam senyawa organik
(non polar) dan sedikit polar. Sifat kimia hidrokarbon yaitu kurang
reaktif dibanding senyawa organik yang memiliki gugus fungsi,
tidak berekasi dengan asam (stabil), dapat bereaksi dengna
halogen.

Percobaan pertama dilakukan pada sifat fisik hidrokarbon


dalam uji kelarutan dan densitas dalam air.Percobaan kelarutan
dan densitas dalam air diawali dengan ditambahkan 5 tetes
heksana, toluene, bensin, dan minyak tanah pada tabung,
senyawa tersebut merupakan senyawa hidrokarbon yang memiliki
tingkat kepolaran rendah .Setelah itu ditambahkan air sebanyak 5
tetes .

Akuades merupakan pelarut universal yang bersifat polar dan


ltidak berwarna.Hasil yang diperoleh pada masing masing senyawa
karbon tersebut pada saat ditambahkan air tidak larut sehingga
terbentuk 2 fase. Hal ini dikarenakan perbedaan tingkat
kepolaran, air bersifat polar sedangkan senyawa hidrokarbon
tersebut non polar sehingga larutan tersebut tidak dapat campur.

18
Fase yang terbentuk dapat dilihat berdasarkan massa
jenisnya,pada bagian atas senywa hidrokarbon dan pada bagian
bawah yaitu air. Hal ini disebabkan massa jenis air lebih besar
dibandigkan massa jenis senyawa hidrokarbon .

n-heksana merupakan hidrokarbon alifatik tak jenuh dengan


formula CH3(CH2)4CH3. Termasuk dalam alkana, berbentuk
cairan beruap, tidak berwarna, mudah terbakar, larut dalam
alkohol, eter dan aseton. Tidak larut dalam air, heksana didapat
dari penyulingan bertingkat petroleum, heksana digunakan
sebagai pelarut dan pengencer cat (Sarjoni, 2003).

Toluena merupakan senyawa aromatik (turunan benzena) yang


berbentuk cair tak berwarna dan mudah terbakar. Tidak larut
dalam air dan larut dalam eter, benzena dan alkohol. Toluena
dihasilkan dari distilasi bertingkat batu bara dan digunakan
sebagai bahan bakar pesawat udara, pelarut resin, cat, minyak
dan karet. Mempunyai bau seperti benzena, titik leleh -94°C, titik
didih 111°C dan densitas 0,9 (Mulyono, 2005).

Terbentuknya dua fasa ini dikarenakan senyawa hidrokarbon


yang digunakan bersifat non polar, sedangkan pelarut yang
digunakan adalah air yang bersifat polar (Mulyono, 2005).
Sehingga kedua larutan tersebut tidak bisa bercampur karena
tidak sesuai dengan prinsip “like dissolves like” (Sastrohamidjojo,
2001). Kerapatan yang diperoleh pada reaksi antara air dengan n-
heksana, toluena, benzena dan minyak tanah adalah rapat,
Semakin tinggi densitas dari suatu senyawa maka bobot jenis
senyawa tersebut semakin besar, sehingga jika dicampurkan
dengan senyawa yang memiliki densitas yang lebih kecil maka
senyawa yang mempunyai densitas lebih besar akan berada
dibawah senyawa yang mempunyai densitas lebih kecil sehingga

19
terbentuklah 2 fasa (Martin, 2012). Menurut Riswiyanto (2009),
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepolaran suatu senyawa
adalah momen dipol, bentuk molekul, gugus fungsi, jumlah atom
C, konstanta dielektrik, keelektronegatifan, dan kelarutan dalam
air

Percobaan kedua dilakukan sifat fisik hidrokarbon dalam uji


kelarutan dan densitas dalam ligroin/pelarut non polar. Dalam
percobaan kali ini dimasukkan masing masing 5 tetes n-
Heksana,toluene,bensin,dan minyak tanah. Setelah diteteskan
ligroin sebanyak 5 tetes dalam masing masing tabung terjadi
pemisahan. Untuk senyawa hidrokarbon berada di atas dan
larutan ligroin berada di bawah.Setelah dilakukan pengocokan
pada tabung cairan tetap kembali ke posisi semula. Menurut
literatur, seharusnya n-heksana, toluena, benzena, dan paraffin
ketika bereaksi dengan kloroform larut karena mempunyai sifat
kepolaran yang sama yaitu non polar (Mulyono, 2005)

Percobaan ketiga dilakukan denga sifat sifat kimia hidrokarbon


dengan pembakaran atau oksidasi. Pembakaran didefinisikan
sebagai reaksi kimia atau reaksi persenyawaan bahan bakar (O2)
sebagai oksidan dengan temperaturnya lebih besar dari
titik nyala. Pembakaran sempurna adalah pembakaran
hidrokarbon yang menghasilkan gas CO2 dan H2O. Dampak
pembakaran sempurna yaitu menghasilkan CO2 dan H2O,
sehingga tidak ada hasil sampingan yang buruk. Pembakaran
tidak sempurna adalah pembakaran hidrokarbon yang
menghasilkan gas CO dan air. Dalam percobaan kali ini dilakukan
dengan ditambakan n-Heksana, toluene ,benzene ,minyak tanah
sebanyak 5 tetes di atas kaca arloji dan dibakar dengan korek api.
Semua alkane dapat bereaksi denga oksigen pada pereaksi dengan

20
oksigen pada pereaksi pembakaran dan hasil pembakaran
tersebut menghasilkan gugus H dan C lepas dipengaruhi oleh
terjadinya oksidasi. Pada senyawa n-heksana api termasuk
lumayan agak besar, hal ini dipengaruhi dari sifat alkane yang
sulit untuk cepat teroksidasi yang menyebabkan tidak adanya
asap saat pembakaran berlangsung.

Pada senyawa toluene, mudah terbakar dan warna api yang


terbentuk yaitu kuning dan asap berwarna hitam,pada benzene
api yang terbentuk besar dan warna kuning dan tidak timbul
asap. Pada minyak tanah api yang terbentuk lebih kecil dan tidak
menimbulkan asap. Semakin banyak asap hitam yang dihasilkan
dalam proses pembakaran suatu senyawa, maka senyawa tersebut
memiliki nilai reaktivitas yang besar (Indra & Tuslinah, 2015).

Uji KMNO4, Kalium permanganat merupakan garam berkristal


ungu dengan kilauan metalik dan larut dalam air (larutan ungu
pekat), aseton, dan metanol tetapi terurai oleh etanol. Mempunyai
densitas 2,7 dan mengurai pada suhu 240°C. Digunakan sebagai
oksidator dan densifektan untuk berbagai kegunaan, dan sebagai
reagen analis. Senyawa dibuat dengan menggabungkan MnO2 dan
KOH membentuk larutan dengan elektroda Fe pada suhu 60°C
(Martin, 2012). KMnO4 dalam larutan yang bersifat basa dapat
mengoksidasi ion-ion iodida, sianida, tiosianat, dan beberapa
senyawa organik, namun tidak dapat mengoksidasi ion oksalat.
(Rivai, 1995). Langkah kerja percobaan dengan uji KMNO4 pada
saat diteteskan 5 tetes Heksana,Toluen,benzene,dan minyak tanah
pada masing masing tabung pada masing masing tabung
ditambahkan tetes demi tetes larutan KMNO 4 dan disertai dengan
pengocokan. Pada n-heksana dan toluene warna tidak menyatu
dan tidak terjadi reaksi, sedangkan pada bensin saat tetes 1

21
terjadi reaksi warna kuning kecoklatan,pada tetes kedua menjadi
warna merah anggur,pada saat tetes ke 3 merah keunguan tetes
ke 4 merah pekat dan pada tetes ke 5 terjadi warna coklat.
Penambahan KMnO4 secara sedikit demi sedikit bertujuan untuk
mengoksidasi zat organik tersebut sehingga tidak
mempengaruhi hasil penentuan indikasi terjadinya reaksi
(Mulyono, 1996). Fungsi dari pengocokan agar larutan 1% KMnO4
aqueous dengan senyawa hidrokarbon menjadi homogen dan
mempercepat proses reaksi (Mulyono, 2005). Kemudian jumlah
tetesan 1% KMnO4 aqueous dihitung hingga warnanya tetap ada
dan tidak hilang, penambahan tidak lebih dari 10 tetes.
Penambahan 5 tetes KMnO4 pada n- heksana, toluena, benzena,
dan paraffin menghasilkan larutan berwarna ungu pekat dan
terbentuk 2 fasa serta gelembung. Gelembung yang terbentuk
menandakan adanya reaksi oksidasi pada senyawa hidrokarbon
dengan KMnO4 (Martin, 2012)

Adapun reaksi yang terjadi adalah

H3C(CH2)4CH3+KMNO4 -> KMNO4 + H2O

Reaksi KMnO4 dengan n-heksana

Reaksi KMnO4 dengan toluena

Reaksi KMnO4 dengan benzena

Reaksi KMnO4 dengan pentana (paraffin)

22
Pada percobaan dengan H2SO4 Uji H2SO4 dilakukan
menunjukkan sifat kimia dari senyawa hidrokarbon yang dapat
bereaksi ataupun tidak bereaksi dengan asam sulfat (Martin,
2012) percobaan diawali dengan ditambahkan 5 tetes n-
heksana,toluene,bensin,dan minyak tanah pada masing masing
tabung. Pada masing masing tabung ditambahkan 3 tetes H 2SO4
pekat hasil yang terbentuk adalah terbentuk 2 fase dan tidak
berwarna serta ada larutan yang terasa panas dan hangat. Hal ini
dikarenakan terjadi reaksi eksoterm yaitu reaksi kalor dari system
ke lingkungan Penambahan 5 tetes H2SO4 pada n-heksana
menghasilkan larutan yang bening dengan suhu yang hangat.
Penambahan 5 tetes H2SO4 pada toluena menghasilkan larutan
yang keruh dengan suhu yang konstan. Penambahan 5 tetes
H2SO4 pada benzena menghasilkan larutan bening dan terbentuk
2 fasa dengan suhu yang konstan. Penambahan 5 tetes H2SO4
pada paraffin menghasilkan larutan kuning dan terbentuk 2 fasa
dengan suhu yang konstan. Perubahan suhu terjadi karena
adanya perbedaan titik didih antara asam sulfat dengan senyawa
hidrokarbon sehingga menghasilkan panas (eksoterm) (Mulyono,
1996). Adanya campuran yang homogen dan tidak homogen
dikarenakan adanya perbedaan densitas dan jenis kepolaran
senyawa (Martin,2102).

Penggunaan asam sulfat dikarenakan hidrokarbon tak jenuh


akan bereaksi dengan asam sulfat yang menghasilkan produk alkil
hidrogen sulfat dan menghasilkan panas (eksoterm) sehingga
mempermudah dalam mengidentifikasi senyawa hidrokarbon
(Martin, 2012).

Pada percobaan ini senyawa yang tergolong hidrokarbon tak jenuh


adalah n-heksana, sedang hidrokarbon jenuh adalah toluena,
benzena, dan paraffin Atau minyak tanah

23
Pada percobaan dengan HNO3,Dimana ke dalam masing
masing tabung kita teteskan 1 ml H 2SO4 dan0,5 ml HNO3
kemudian ditambahkan masing masing dalam tabung 5 tetes
senyawa n –heksana,toluene,bensin,dan minyak tanah setelah
dimasukkan ke dalam penangas air selama 10 menit untuk n-
heksana larutan tetap bening tidak timbul bau,untuk
toluene,bensin,dan minyak tanah terjadi perubaha warna larutan
tetapi tidak timbul bau.

Setelah itu masing masing larutan yg telah dipanaskan


dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi es batu ,untuk
larutan n-heksana tidak timbul bau,untuk toluene timbul bau
seperti chlor dan untuk bensin timbul bau wangi sedanglan
minyak tanah tetap dominan bau minyak tanah.

BAB VI
SIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan


bahwa sifat fisik hidrokarbon dapat diamati melalui percobaan

24
kelarutan dan densitas dalam air dan kloroform. Hidrokarbon
tidak larut dalam air karena bersifat polar dan larut dalam
kloroform yang bersifat non polar, namun dalam percobaan ini
didapatkan hasil yang negatif dikarenakan hidrokarbon tidak
larut didalam kloroform. n-heksana, toluena dan benzena
mempunyai densitas yang rapat saat dicampur dengan air,
sedangkan paraffin tidak rapat serta terbentuk 2 fase pada
senyawa hidrokarbon dengan air. Sifat kimia hidrokarbon dapat
diamati melalui percobaan pembakaran, uji KMnO4, dan uji
H2SO4.

Pembakaran hidrokarbon menghasilkan api oren kemerahan


dan biru dengan asap berwarna hitam, semakin banyak asap
hitam yang dihasilkan maka senyawa tersebut semakin reaktif.

Uji KMnO4 pada senyawa hidrokarbon menghasilkan larutan


berwarna ungu pekat yang disertai dengan adanya gelembung,
gelembung yang dihasilkan menandakan adanya reaksi oksidasi.
Uji H2SO4 pada senyawa hidrokarbon menghasilkan larutan yang
berwarna dan bening dengan suhu yang panas dan konstan serta
terbentuk 2 fase, semakin tinggi suhu yang dihasilkan maka
senyawa tersebut dapat digolongkan sebagai hidrokarbon tak
jenuh.

Pada percobaan dengan HNO3 beberapa senyawa


menghasilkan bau

25
LAMPIRAN

Sifat Fisik Hidrokarbon

Gambar 1: Kelarutan dan Densitas dalam Air

Gambar 2 :

Kelarutan dan Densitas dalam Ligroin / Pelarut non polar

Sifat Kimia Hidrokarbon

Gambar 3: Pembakaran / Oksidasi

Heksana Toulena

26
Minyak Tanah Bensin

Gambar 4 : Uji KMnO4

Gambar 5 : Uji H2SO4

27
Gambar 6 :Uji HNO3
Sebelum Pemanasan

Gambar 7 : Setelah Pemanasan 10 Menit

Gambar 8 :
Dituang ke dalam gelas piala yang berisi pecahan es batu

28
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R., 2003, Kimia Dasar Jilid 1, Jakarta, Erlangga.

Fessenden, R. J., & Fessenden, J. S., 1982, Kimia Organik


Edisi Ketiga Jilid Satu, Jakarta, Erlangga.

Petrucci, 1943, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern


Edisi Keempat Jilid 3, Jakarta, Erlangga.

Petrucci, 2008, Kimia Dasar Prinsip- prinsip dan Aplikasi


Modern, Jakarta, Erlangga.

Rachmawani, D., dkk, 2016, Dampak Hidrokarbon


Aromatik Terhadap
Ekosistem Mangrove Dikawasan Binalatung Kota
Tarakan Kalimantan Utara, Jurnal Manusia dan
Lingkungan, 23(3): 295-303.

Riswiyanto, 2009, Kimia Organik, Jakarta, Erlangga.

Rivai, H., 1995. Asas Kimia, UI:Jakarta.


Sarjoni, 2003, Kamus Kimia, Jakarta, PT. Rineka Cipta.

Sastrohamidjojo, H., 2001, Kimia Dasar Edisi Kedua,


Yogyakarta, Gadjah Mada University Press.

29

Anda mungkin juga menyukai