Contoh Skripsi 1

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 110

SKRIPSI

Pengaruh Corporate Social Responsibility, Environmental Performance dan


Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan (Pada
Perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2014 – 2018)

Diajukan sebagai salah satu syarat ujian skripsi guna memperoleh gelar sarjana pada
Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Oleh

MHD FAHMIL MUZAKKI


NIM: 11473105935

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2020
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari corporate social


responsibility, environmental performance dan good corporate governance
terhadap kinerja keuangan. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan sektor
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2014-2018.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan, sedangkan
variabel independennya adalah corporate social responsibility, environmental
performance dan good corporate governance. Populasi penelitian ini sebanyak
176 perusahaan. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan
sampel yang memenuhi sebanyak 56 perusahaan. Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan analisis regresi data panel menggunakan Econometric Views
(Eviews) versi 9. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel corporate
social responsibility, environmental performance dan good corporate governance
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Sementara
secara parsial, variabel corporate social responsibility berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Environmental performance
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Good corporate
governance berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.

Kata kunci : Kinerja keuangan, Corporate Social Responsibility, Inveronmental


Performance, dan Good Corporate Governance

i
ABSTRACT

This study was aims to determine the effect of corporate social


responsiblity, inveronmental performance and good corporate governance on
financial performance. The population in this study was manufacturing companies
listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) in the period of 2014-2018. Dependent
variable in this study is financial performance, while independent variables are
corporate social responsibilty, environmental performance and good corporate
governance. The population in this study is 176 companies. This study used
purposive sampling technique and the samples included were 56 companies. To
analysis the data, this research used panel data regression by using Econometric
Views (Eviews) version 9. The result show that corporate social responsibilty,
environmental performance and good corporate governance have a significant
effect on financial performance. Meanwhile partially, corporate social
responsibility has a positive and not significant effect on financial performance.
Inveronmental performance has a positive and significant effect on financial
performance. Good corporate governance has a positive and significant effect on
financial performance.

Keywords : Financial Performance, Corporate Social Responsibility,


Inveronmental Performance, and Good Corporate Governance

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi

ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi pada

Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau, dengan judul: Pengaruh Corporate Social Responsibility, Environmental

Performance dan Good Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan

(pada Perusahaan sektor Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-

2018)

Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih terdapat kekuarangan.

Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari

berbagai pihak demi perbaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini tidak bisa terlaksana tanpa sumbangan tenaga dan

pikiran dari berbagai pihak yang telah membantu. Untuk itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. H. Muh Said HM, M.Ag, MM selaku Dekan Fakultas

Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

Riau. Ibu Dr. Leny Nofianti, MS, SE, M.Si. Ak, CA selaku Wakil

Dekan I. Ibu Julina, SE, M.Si selaku Wakil Dekan II. Bapak Dr. Amrul

Muzan, S.HI, MA selaku Wakil Dekan III.

2. Bapak Nasrullah Djamil, SE, M.Si, Akt, CA selaku Ketua Jurusan

Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri

Sultan Syarif Kasim Riau.

iii
3. Ibu Aras Aira, SE, M.Ak selaku Dosen Pembimbing yang dengan

kemurahan hatinya telah memberikan bimbingan, arahan, motivasi, serta

waktu kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan ilmunya

kepada penulis selama masa perkuliahan.

5. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

6. Kedua orangtua tercinta ayahanda Suandi Isa dan ibunda Masniwati

yang selalu memberikan limpahan kasih sayang, perhatian, motivasi,

dukungan moral dan finansial, serta doa yang tak pernah putus-putusnya

untuk penulis. Serta dukungan seluruh keluarga, Siska Irawanti, Jefri

Ikhsan, Junisya Putri.

7. Sahabat-sahabatku Kissin Hayyatul Prakhas, Kristine Tiurmauli, Muhzi

Saputra Dinata, Rahmi dan Ahmadi yang selalu memberikan perhatian,

dukungan, semangat, motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini.

8. Teman-teman EYD, Ian Sinurat, Bobi, Yuriz, Nadio, Rifki, Endra,

Habibi, Chang, Anto, Aris, Diki, Taslim, dan Gayuh yang selalu berbagi

waktunya bersama penulis selama masa perkuliahan.

9. Seluruh teman-teman satu angkatan Akuntansi K dan Akuntansi

Manajemen C yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Akhir kata, penulis mengharapkan semoga apa yang tertuang di dalam

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak dan terima

iv
kasih atas kritik, saran dan masukan yang telah diberikan untuk

kesempurnaan skripsi ini.

Pekanbaru, 18 Februari 2020

Penulis,

Mhd Fahmil Muzakki


NIM. 11473105935

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1.Latar Belakang ........................................................................................... 1


1.2.Rumusan Masalah ...................................................................................... 9
1.3.Tujuan Penelitian ....................................................................................... 9
1.4.Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 11

2.1. Landasan Teori .......................................................................................... 11

2.1.1. Teori Legitimasi .............................................................................. 11

2.1.2. Teori Stakeholder ............................................................................ 12

2.1.3. Kinerja Keuangan ........................................................................... 16

2.1.4. Corporate Social Responsibility (CSR) .......................................... 18

2.1.4.1.Pengungkapan Corporate Social Reponsibility ................... 22

2.1.5. Environmental Performance ........................................................... 24

2.1.6. Good Corporate Governance (GCG) ............................................. 29

2.1.6.1. Prinsip-prinsip dalam Good Corporate Governance

(GCG) ................................................................................ 31

2.1.6.2. Good Corporate Governance Score ................................... 32

2.2. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 37

2.3. Kerangka Pemikiran .................................................................................. 40

2.3.1. Pengaruh Corporate Social Responsibilty terhadap Kinerja

vi
Keuangan Perusahaan ...................................................................... 40

2.3.2. Pengaruh Inveronmental Performance terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan ...................................................................... 42

2.3.3. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan ...................................................................... 44

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 47

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 47

3.2. Populasi dan Sampel ................................................................................. 47

3.3. Jenis dan Sumber Data .............................................................................. 51

3.4. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 51

3.5. Definisi Operasional Variabel ................................................................... 52

3.6. Metode Analisis ........................................................................................ 56

3.7. Pengujian Asumsi Klasik .......................................................................... 60

3.7.1. Uji Normalitas Residual .................................................................. 60

3.7.2. Uji Multikolinieritas ........................................................................ 60

3.7.3. Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 61

3.7.4. Uji Autokorelasi .............................................................................. 61

3.8. Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Test) ........................................... 62

3.8.1. Uji Simultan (Uji F) ........................................................................ 62

3.8.2. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................. 63

3.8.3. Pengujian Hipotesis (Uji t).............................................................. 64

vii
BAB IV ISI DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ..................................... 65

4.1. Bursa Efek Indonesia ................................................................................ 65

4.2. Pengertian Perusahaan Menufaktur........................................................... 65

4.3. Analisis Deskriptif .................................................................................... 66

4.4. Uji Asumsi Klasik ..................................................................................... 67

4.4.1. Uji Normalitas Residual .................................................................. 67

4.4.2. Uji Multikolinieritas ........................................................................ 69

4.4.3. Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 70

4.4.4. Uji Autokorelasi .............................................................................. 70

4.5. Pemilihan Model Regresi Data Panel ....................................................... 71

4.5.1. Uji Chow ......................................................................................... 71

4.5.2. Uji Hausman ................................................................................... 72

4.5.3. Uji Lagrange Multiplier (LM)......................................................... 72

4.6. Regresi Data Panel .................................................................................... 73

4.7. Uji Hipotesis Model Random Effect ......................................................... 75

4.7.1. Uji Simultan (Uji F) ........................................................................ 75

4.7.2. Koefisien Determinasi (R2) ............................................................. 76

4.7.3. Uji Parsial (Uji T) ........................................................................... 76

4.8. Pembahasan ............................................................................................... 77

4.8.1. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap kinerja

keuangan perusahaan ....................................................................... 77

4.8.2. Pengaruh Environmental Performance terhadap kinerja

keuangan perusahaan ....................................................................... 78

4.8.3. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja

keuangan perusahaan ....................................................................... 80

viii
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 82

5.1. Kesimpulan ............................................................................................... 82

5.2. Keterbatasan .............................................................................................. 83

5.3. Saran.......................................................................................................... 84

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 85

LAMPIRAN .................................................................................................... 89

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Ikhtisar keuangan rata-rata perusahaan sektor manufaktur


yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018 ................................... 4
Tabel 1.2 Ikhtisar keuangan rata-rata perusahaan Indah Kiat Pulp
& Paper Tbk tahun 2014-2018 ................................................. 4
Tabel 1.3 Ikhtisar keuangan rata-rata perusahaan Industri Jamu
& Farmasi Sido Muncul Tbk tahun 2014-2018 ....................... 5
Tabel 2.1 Kriteria Peringkat PROPER ..................................................... 27
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................ 37
Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Sampel ....................................................... 48
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Sampel ....................................................... 48
Tabel 3.3 Pemeringkatan dalam PROPER ............................................... 53
Tabel 3.4 Rincian Definisi Operasional Variabel .................................... 55
Tabel 3.5 Uji Autokorelasi ....................................................................... 62
Tabel 4.1 Gambaran Umum Variabel ...................................................... 66
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinieritas ....................................................... 69
Tabel 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................... 70
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi.............................................................. 70
Tabel 4.5 Hasil Uji Chow......................................................................... 71
Tabel 4.6 Hasil Uji Hausman ................................................................... 72
Tabel 4.7 Hasil Uji LM ............................................................................ 73
Tabel 4.8 Hasil Regresi Data Panel Random Effect Model ...................... 74

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah perusahaan manufaktur yang memperoleh PROPER 3


Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ............................................................... 46
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Residual ............................................... 68
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Residual setelah data outliner dibuang 69

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Perhitungan ROA, CSR, Ep dan GCG ......................... 89
Lampiran 2. Daftar Item Pengungkapan Corporate Social
Responsibility Menurut Global Reporting Initiative –
Generation 4.0 ........................................................................ 96
Lampiran 3. Daftar Indikator GCG ............................................................ 106
Lampiran 4. Hasil Output Eviews .............................................................. 110

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di era pasar bebas seperti sekarang, perusahaan dituntut untuk memiliki

manajemen yang kuat dan profesional agar dapat bertahan dan berkembang

menghadapi persaingan yang semakin ketat. Jadi perusahaan harus memiliki

strategi yang tepat untuk mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki

kinerjanya. Untuk mempertahankan eksistensinya, perusahaan tidak dapat

dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan

timbal balik antara perusahaan dengan masyarakat. Perusahaan harus

memperhatikan beberapa aspek agar tercipta kondisi sinergis antara keduanya

sehingga perusahaan membawa perubahan kearah perbaikan dan peningkatan

taraf hidup masyarakat.

Aspek yang harus diperhatikan perusahaan adalah aspek lingkungan dan

aspek sosial. Banyak perusahaan yang mengabaikan dua aspek ini karena dinilai

kurang begitu memberikan keuntungan bagi perusahaan. Seringnya perusahaan

mengabaikan hal ini mengakibatkan dampak buruk bagi lingkungan dan sosial.

Adapun dampak yang ditimbulkan seperti polusi udara, pencemaran sungai dan

keresahaan masyarakat terhadap limbah-limbah lainnya. Oleh karena itu

perusahaan harus memperhatikan triple bottom lines yaitu aspek keuangan, sosial,

dan lingkungan. Tidak hanya terpaku pada single bottom line yaitu nilai

perusahaan yang direfleksikan dalam aspek keuangan saja (Fitriani, 2013).

1
Permasalahan lingkungan perusahaan semakin menjadi perhatian yang serius

bagi masyarakat, oleh karena itu dampak lingkungan dan sosial yang di sebabkan

oleh aktivitas perusahaan harus segera diatasi. Perusahaan harus mempunyai

environmental performance (kinerja lingkungan) yang baik guna menjaga image

positif di kalangan stakeholder perusahaan. Sebagaimana Firman Allah dalam

Al-Qur’an surat Al-Ahqaaf ayat 19:

َ‫ُظلَ ُمىن‬ ۟ ُ‫ت ِّم َّما َع ِمل‬


ْ ‫ىا ۖ َو ِلي َُىفِّيَهُ ْم أَ ْع َٰ َملَهُ ْم َوهُ ْم ََل ي‬ ٌ ‫َو ِل ُكلٍّ د ََر َٰ َج‬

“Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka

kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan

mereka sedang mereka tiada dirugikan.”

Dari ayat tersebut bahwasanya Allah pasti akan membalas setiap amal

perbuatan manusia berdasarkan apa yang telah mereka kerjakan. Artinya jika

seseorang melaksanakan pekerjaan dengan baik seperti memperhatikan aspek

triple bottom lines (keuangan, sosial, dan lingkungan ) maka ia akan mendapat

hasil yang baik pula seperti meningkatnya kinerja keuangan dan kinerja

perusahaannya.

Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang melakukan kegiatan

manufaktur atau sebuah badan usaha yang mengoperasikan mesin, peralatan dan

tenaga kerja dalam suatu medium proses untuk mengubah bahan- bahan mentah

menjadi barang jadi yang memiliki nilai jual. Proses pengolahan barang mentah

menjadi barang jadi tentu akan menghasilkan limbah. Perusahaan manufaktur

harus memperhatikan dampak limbah tersebut terhadap lingkungan.

Sebagaimana telah diketahui perusahaan manufaktur merupakan industri

yang dalam kegiatannya mengandalkan modal dari investor, oleh karena itu

2
perusahaan manufaktur harus dapat menjaga kinerja keuangan serta nilai

perusahaannya. Kinerja merupakan gambaran dari pencapaian pelaksanaan suatu

kegiatan dalam mewujudkan tujuan perusahaan. Dimana salah satu tujuan penting

didirikannya perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham

melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001).

Menurut Ikhsan (2008), pengungkapan informasi lingkungan merupakan

proses kunci dalam pertanggungjawaban kinerja perusahaan. Akibatnya, kinerja

lingkungan membantu perusahaan-perusahaan dan organisasi lainnya menaikkan

kepercayaan dan keyakinan investor sehubungan dengan penilaian kinerja

perusahaan.

Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik dapat dilihat dengan

pemberian peringkat Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam

Lingkungan Hidup (PROPER) oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Perusahaan manufaktur yang telah mendapatkan peringkat PROPER dari 2014

sampai 2018 adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Jumlah perusahaan manufaktur yang memperoleh


PROPER

68 68 68
67

65

2014 2015 2016 2017 2018


Gambar 1. Jumlah perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang memperoleh PROPER
Sumber : menlh.go.id

3
Pada gambar 1. dapat kita lihat bahwa dari tahun 2014 sampai 2018 jumlah

perusahaan manufaktur yang mendapatkan peringkat PROPER cenderung

mengalami peningkatan. Hal ini membuktikan setiap tahunnya perusahaan yang

menyadari pentingnya kinerja lingkungan meningkat.

Tabel 1.1 Ikhtisar keuangan rata-rata perusahaan sektor manufaktur


yang terdaftar di BEI tahun 2014-2018
(disajikan dalam jutaan rupiah)
KETERANGAN 2014 2015 2016 2017 2018
ASSET 7.737.564 8.386.609 8.735.964 9.574.381 10.955.451
EKUITAS 3.631.503 4.098.779 4.546.827 4.857.895 5.478.484
PENJUALAN 7.414.499 7.119.401 7.429.004 7.883.758 9.081.203
LABA BERSIH 533.667 439.050 607.737 625.654 789.725
Sumber : idx.co.id

Tabel 1. menunjukkan rata-rata ekuitas perusahaan sektor industri barang

konsumsi dari tahun 2014-2018 cenderung meningkat. Dan juga rata-rata laba

perusahaan sektor manufaktur dari tahun 2014-2018 mengalami peningkatan. Hal

ini menunjukkan meningkatnya perusahaan yang menyadari pentingnya PROPER

disertai dengan meningkatnya rata-rata ekuitas dan laba. Namun apabila dilihat

dari perusahaan Indah Kiat Pulp & Paper Tbk dan Industri Jamu & Farmasi Sido

Muncul Tbk yang memperoleh peningkatan PROPER dari tingkat biru menjadi

hijau, peningkatan PROPER tidak diikuti dengan peningkatan kinerja keuangan.

Tabel 1.2 Ikhtisar keuangan rata-rata perusahaan Indah Kiat Pulp &
Paper Tbk tahun 2014-2018
(disajikan dalam jutaan rupiah)
KETERANGAN 2014 2015 2016 2017 2018
ASSET 81.504.289 97.705.154 92.884.436 103.428.629 126.723.231
EKUITAS 30.011.051 36.491.434 38.070.358 43.592.682 54.615.092
PENJUALAN 32.942.770 39.294.735 36.743.912 42.377.169 48.299.927
LABA BERSIH 1.579.003 3.087.513 2.738.408 5.599.145 8.517.742
ROA 1,94% 3,16% 2,95% 5,41% 6,72%
Sumber : idx.co.id

4
Tabel 1.3 Ikhtisar keuangan rata-rata perusahaan Industri Jamu &
Farmasi Sido Muncul Tbk tahun 2014-2018
(disajikan dalam jutaan rupiah)
KETERANGAN 2014 2015 2016 2017 2018
ASSET 2.820.273 2.796.111 2.987.614 3.158.198 3.337.628
EKUITAS 2.625.180 2.598.314 2.757.885 2.895.865 2.902.614
PENJUALAN 2.197.907 2.218.536 2.561.806 2.573.840 2.763.292
LABA BERSIH 417.511 473.475 480.525 533.799 663.849
ROA 14,80% 16,93% 16,08% 16,90% 19,89%
Sumber : idx.co.id

Tabel 2. dan 3. menunjukkan rata-rata ikhtisar keuangan perusahaan

Handjaya Mandala Sampoerna Tbk dan Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul

Tbk dari tahun 2014-2018 mengalami peningkatan. ROA perusahaan Handjaya

Mandala Sampoerna Tbk dan Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk pada

tahun 2015 mengalami peningkatan, penurunan pada tahun 2016, dan meningkat

pada tahun 2017 dan 2018. Dalam penelitian Rokhmawati et al (2015) disebutkan

bahwa nilai perusahaan atau kinerja keuangan akan membaik ketika perusahaan

menerapkan kebijakan investasi lingkungan yang memadai, namun kinerja

keuangan perusahaan Handjaya Mandala Sampoerna Tbk dan Industri Jamu &

Farmasi Sido tidak mengalami peningkatan setiap tahunnya, terlihat dari tingkat

ROA yang naik turun. ROA digunakan untuk memproviksikan kinerja keuangan

perusahaan (Nakamura, 2011).

Menurut Dwiermayanti (2009), kinerja keuangan perusahaan adalah suatu

gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-

alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan

keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode

tertentu. Kinerja keuangan perusahaan yang baik akan menarik investor untuk

menyalurkan modalnya sehingga nilai perusahaan meningkat (Sucipto, 2013).

5
Kinerja keuangan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti corporate social

responsibility, environmental performance, dan good corporate governance

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu mekanisme organisasi

untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial

ke dalam operasi dan interaksinya dengan stakeholder, yang melebihi tanggung

jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004).. Bila pada awalnya aktivitas

CSR lebih banyak dilandasi oleh kegiatan yang bersifat filantropi, maka saat ini

kita melihat bahwa CSR telah dijadikan sebagai salah satu strategi oleh

perusahaan untuk meningkatkan citra perusahaan yang akan turut memengaruhi

kinerja keuangan perusahaan (corporate financial performance).

Environmental performance adalah suatu tindakan preventif atau upaya

perlindungan dalam pengelolaan lingkungan dan mengurangi dampak lingkungan

perusahaan (Nakamura, 2011). Kesadaran perusahaan tentang pentingnya

lingkungan hidup dapat menaikkan nilai perusahaan dan meningkatkan kinerja

keuangan perusahaan, semakin tinggi nilai kinerja lingkungan atau PROPER

maka akan direspon positif oleh investor dan semakin banyak investor maka akan

meningkatkan kinerja keuangan perusahaan (Mustika, 2017).

Organisation for Economic Cooperation and Development (2004)

mendefinisikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai seperangkat

peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus pihak

kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan

eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan

kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.

Pengungkapan GCG dalam penelitian ini diukur menggunakan GCG score. GCG

6
score yang tinggi menunjukkan bahwa implementasi penerapan GCG semakin

bagus dalam perusahaan. Bila implementasi GCG semakin bagus, maka akan

berdampak juga kepada nilai perusahaan yang tinggi dan juga peningkatan kinerja

keuangan, karena tidak ada resiko manajemen untuk menguntungkan pribadinya

dengan kata lain manajemen berarti sudah melakukan apa yang diinginkan oleh

principal.

Penelitian tentang faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan telah banyak

dilakukan, diantaranya penelitian tentang CSR yang dilakukan oleh Suciwati

(2016) dan Gantino (2016) menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara CSR

dan kinerja keuangan. Sedangkan penelitian menurut Parengkuan (2017)

menunjukkan bahwa CSR tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Penelitian tentang environmental performance yang dilakukan oleh Mustika

(2017) dan Ikhsan dan Muharam (2016) menunjukkan terdapat pengaruh

signifikan antara environmental performance dan kinerja keuangan. Sedangkan

menurut Setyaningsih (2016) menunjukkan bahwa environmental performance

tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

Penelitian tentang GCG yang dilakukan oleh Eksandy (2018) dan Soewarno

(2018) menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara GCG dan kinerja

keuangan. Sedangkan menurut Perdana dan Septiani (2017) menunjukkan bahwa

GCG tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan.

7
Mengacu pada penelitian sebelumnya oleh Mustika (2017) yang meneliti

tentang kinerja lingkungan seperti Corporate Social Responsibility dan

Environmental Performance, maka peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan dilihat dari aspek sosial dan

lingkungan, baik itu dari eksternal perusahaan yakni tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap lingkungan (CSR dan EP), maupun dari internal perusahaan

itu sendiri yang dilihat dari tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Yang

membedakan penelitian ini dan penelitian sebelumnya adalah peneliti mengangkat

CSR, EP dan GCG sebagai variabel independen. Peneliti mengambil sampel dari

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI karena perusahaan manufaktur

adalah perusahaan yang mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi

atau barang jadi yang memiliki nilai, yang mana berarti tidak semua bahan

terpakai atau memiliki sisa pengolahan yang disebut limbah. Limbah erat

kaitannya dengan kesehatan lingkungan. Dari uraian di atas dan berdasarkan hasil

penelitian dari peneliti terdahulu, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul Pengaruh Corporate Social Responsibility,

Environmental Performance, dan Good Corporate Governance terhadap

Kinerja Keuangan (Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018)

8
1.2. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas, permasalahan

yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

1) Apakah corporate social responsibility berpengaruh signifikan terhadap

kinerja keuangan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2014-2018?

2) Apakah environmental performance berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2018?

3) Apakah good corporate governance berpengaruh signifikan terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2018?

4) Apakah corporate social responsibility, environmental performance, good

corporate governance berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada

perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2014-2018?

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penelitian ini memiliki tujuan

untuk menganalisis dan memberikan bukti empiris :

1) Pengaruh signifikan corporate social responsibility terhadap kinerja

keuangan pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia tahun 2014-2018.

9
2) Pengaruh signifikan environmental performance terhadap kinerja keuangan

pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2014-2018.

3) Pengaruh signifikan good corporate governance terhadap kinerja keuangan

pada perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2014-2018.

4) Pengaruh signifikan corporate social responsibility, environmental

performance, good corporate governance terhadap kinerja keuangan pada

perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2014-2018.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1) Bagi penulis, penelitian ini merupakan salah satu bentuk upaya untuk

mempraktikkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan ke dalam keadaan

sesungguhnya.

2) Bagi emiten, penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai salah satu bahan

pertimbangan untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan

kinerja keuangan dan kebijakan dalam pembuatan anggaran serta pembagian

dividen kepada pemegang saham.

3) Bagi akademisi, untuk memperkaya wacana tentang pengaruh corporate

social responsibility, environmental performance dan good corporate

governance terhadap kinerja keuangan pada perusahaan sektor manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Legitimasi

Keterkaitan dengan Corporate Social Responsibility antara individual,

organisasi, dan masyarakat dapat dipandang sebagai “social contract”,

berdasarkan definisi teori ekonomi politik, stakeholder, dan legitimasi

(Deegan, 2002). Legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang

berorientasi pada keberpihakan terhadap masyarakat (society), pemerintah,

individu dan kelompok masyarakat. O’Donovan (2002) berpendapat bahwa

legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diberikan masyarakat

kepada perusahaan dan sesuatu yang diinginkan atau dicari perusahaan dari

masyarakat. Dengan demikian, legitimasi merupakan manfaat atau

sumberdaya potensial bagi perusahaan untuk bentahan hidup (going concern).

Gray et. al. (1996) berpendapat bahwa legitimasi merupakan “ . . . . a

systems-oriented view of organisation and society...permits us to focus on the

role of information and disclosure in the relationship between organisations,

the state, individuals and group”. Definisi tersebut menyatakan bahwa

legitimasi merupakan sistem pengelolaan perusahaan yang berorientasi pada

keberpihakan terhadap masyarakat (society), pemerintah, individu dan

kelompok masyarakat. Sehingga operasi perusahaan harus kongruen dengan

harapan masyarakat.

11
Lebih lanjut, untuk mencapai keselarasan antara sistem entitas dan sistem

nilai masyarakat tersebut, organisasi secara berkelanjutan akan mencari cara

untuk menjamin operasi mereka berada dalam batas dan norma yang berlaku

di masyarakat (Deegan, 2004). Karena ketika terdapat perbedaan antara nilai-

nilai yang dianut perusahaan dengan nilai-nilai masyarakat, maka perusahaan

akan berada pada posisi terancam (Dowling dan Pfeffer, 1975). Perbedaan ini

dinamakan Legitimacy Gap dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan

untuk melanjutkan kegiatan usahanya. Sehingga perusahaan harus selalu

memantau dan mengevaluasi ketika menemukan kemungkinan munculnya

gap tersebut.

Sehingga, perusahaan sebagai bagian dari masyarakat yang dalam proses

produksinya akan mempengaruhi keadaan sekitar atau memberikan dampak

terhadap lingkungan sekitar harus lebih memberikan kepeduliannya kepada

lingkungan. Karena dengan kepedulian yang tinggi maka masyarakat akan

lebih menerima keberadaan perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007). Salah

satu langkah yang dapat dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk

perhatiannya terhadap masyarakat dan lingkungan adalah dengan melakukan

peningkatan kinerja lingkungan (Martin, Moser & Whittaker, 2016).

2.1.2. Teori Stakeholder

Stakeholder adalah semua pihak baik internal maupun eksternal yang

memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi maupun dipengaruhi, bersifat

langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan (Luk et.al, 2005).

Konsep tanggung jawab sosial perusahaan sudah mulai dikenal di

Indonesia. Secara umum, stakeholder theory merupakan kebijakan dan

12
praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai – nilai, pemenuhan

ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen

dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan.

Dimana stakeholder adalah pemerintah, perusahaan pesaing, masyarakat

sekitar, lingkungan internasional, lembaga di luar perusahaan (LSM dan

sejenisnya), lembaga pemerhati lingkungan, para pekerja perusahaan, kaum

minoritas dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat mempengaruhi dan

dipengaruhi perusahaan.

Menurut Ghazali dan Chariri (2007:409), teori stakeholder merupakan

teori yang menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya

beroperasi untuk kepentingan sendiri, namun harus memberikan manfaat

kepada seluruh stakeholder-nya. Kelompok stakeholder inilah yang menjadi

bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengungkap atau

tidak suatu informasi di dalam laporan perusahaan tersebut.

Dalam menetapkan dan menjalankan strategi bisnisnya, perusahaan yang

menjalankan CSR akan memperhatikan dampaknya terhadap kondisi sosial

dan lingkungan, dan berupaya agar memberikan dampak positif. Utama

(2010) menyatakan bahwa pemerintah beserta segenap jajarannya perlu

memahami konteks CSR, karena ada keterpaduan dengan program

pemerintah. Bukan tidak mungkin bila pemahaman terhadap konsep ini tidak

sejajar, maka kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak akan pernah

sejalan dengan kebijakan dunia usaha.

Fokus utama dalam teori ini yaitu bagaimana perusahaan memonitor dan

merespon kebutuhan para stakeholder-nya (Gray, et al 1995). Lebih lanjut,

13
kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan stakeholders dan

dukungan tersebut harus dicari, sehingga aktivitas perusahaan adalah untuk

mencari dukungan tersebut. Hal ini berarti bahwa keberadaan suatu

perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh

stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali & Chariri, 2007).

Perusahaan dalam hal ini merupakan bagian dari beberapa elemen yang

membentuk masyarakat dalam sistem sosial yang berlaku. Keadaan tersebut

kemudian menciptakan sebuah hubungan timbal balik antara perusahaan dan

para stakeholder yang berarti perusahaan harus melaksanakan peranannya

secara dua arah untuk memenuhi kebutuhan perushaan sendiri maupun

stakeholder lainya dalam sebuah sistem sosial. Oleh karena itu, segala sesuatu

yang dihasilkan dan dilakukan oleh masing-masing bagian dari stakeholder

akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainya sehingga tidaklah tepat

jika perusahaan menyempitkan pengertian mengenai stakeholder hanya dari

sisi ekonominya saja.

Lebih lanjut, Good Corporate Governance (GCG) merupakan fokus dari

akuntabilitas perusahaan yang semula masih terkonsentrasi atau berorientasi

pada para pemegang saham (stockholder), sekarang menjadi lebih luas dan

untuk tata kelola perusahaan juga harus memperhatikan kepentingan

stakeholder. Akibat yang muncul dari pergeseran paradigma ini, tata kelola

perusahaan harus mempertimbangkan masalah Corporate Social

Responsibility (CSR). Kebijakan dan tata kelola suatu perusahaan pada masa

mendatang harus lebih memperhatikan kebutuhan dari para stakeholder

(Murtanto, 2005).

14
Pengungkapan (disclosure) terhadap aspek ekonomi (economic),

lingkungan (environmental), dan sosial (social) sekarang ini menjadi cara

bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan bentuk akuntabilitasnya kepada

stakeholder. Hal ini dikenal dengan nama sustainability reporting atau triple

bottom line reporting yang direkomendasikan oleh Global Reporting

Initiative (GRI). Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau

memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber

ekonomi yang digunakan perusahaan. Oleh karena itu power stakeholder

ditentukan oleh besar kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas

sumber tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Power tersebut dapat berupa

kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas

(modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh,

kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk

mempengaruhi konsumsiatas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan

(Deegan, 2000 dalam Ghozali dan Chariri, 2007).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa stakeholder theory

merupakan suatu teori yang mempertimbangkan kepentingan kelompok

stakeholder yang dapat memengaruhi strategi perusahaan. Bukan hanya

strategi stakeholder pada kinerja dalam finansial namun juga kinerja sosial

yang diterapkan oleh perusahaan. Environmental investment merupakan

strategi perusahaan yang mampu memuaskan keinginan para stakeholder,

semakin baik pengelolaan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan maka

stakeholder akan semakin puas terhadap kinerja perusahaan dan akan

memberikan dukungan penuh kepada perusahaan atas segala aktivitasnya

15
karena diyakini bahwa environmental investment dapat meningkatkan

reputasi perusahaan dimata customer’s yang sekaligus dapat meningkatkan

kinerja perusahaan (Shortt, 2012).

2.1.3. Kinerja Keuangan

Menurut Wirawan (2009) Kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh

indikator-indikator suatu pekerjaan dalam kurun waktu tertentu. Kinerja

keuangan adalah suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan

yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui

mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang

mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu (Dwiermayanti, 2009).

Kinerja keuangan merupakan hasil keputusan berdasarkan penilaian terhadap

kemampuan perusahaan, baik dari aspek likuiditas, aktivitas, solvabilitas, dan

profitabilitas yang dibuat oleh pihak-pihak berkepentingan terhadap

perusahaan. Aspek-aspek tersebut digunakan oleh pihak manajemen sebagai

salah satu pedoman untuk mengelola sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka (Brigham dan Houston, 2001).

Menurut Chariri dan Ghozali (2007), kinerja perusahaan dapat diukur

menggunakan informasi keuangan maupun non keuangan, seperti kepuasan

pelanggan atas layanan perusahaan. Informasi tersebut nantinya digunakan

sebagai dasar pengambilan keputusan, baik pihak internal maupun eksternal.

Kinerja sebuah perusahaan lebih banyak diukur berdasarkan rasio-rasio

keuangan selama periode tertentu. Rasio keuangan tersebut menurut Van horn

dan John Wachowicz (2005) meliputi:

a) Rasio likuiditas

16
Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaanuntuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini

membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka

pendek yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut.

b) Rasio Solvabilitas (leverage)

Rasio solvabilitas menunjukkan sejauh mana perusahaan

menggunakan uang yang dipinjam. Rasio ini menunjukkan proporsi

atau penggunaan utang terhadap ekuitasnya. Perusahaan yang tidak

mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100%.

c) Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas atau biasa disebut dengan rasio perputaran/efisiensi

adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan

berbagai aktivanya.

d) Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas ini menunjukkan hubungan laba dari penjualan

dan investasi. Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan

perusahaan memperoleh laba baik dalam hal hubungan dengan

penjualan, aktiva, maupun laba bagi modal sendiri. Rasio profitabilitas

dibagi menjadi enam antara lain: gross profit margin, net profit margin,

operating return on assets, return onasset, return on equity, dan

operating ratio.

e) Rasio Coverage

Rasio ini menunjukkan hubungan beban keuangan perusahaan

dengan kemampuannya untuk melayani dan membayarnya. Untuk

17
melakukan analisis perusahaan dapat dilakukan dengan melihat pada

laporan keuangannya, selain itu dapat juga dengan menggunakan

analisis rasio keuangan. Pada sudut pandang investor, salah satu

indikator penting dalam menilai prospek perusahaan di masa datang

adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas

perusahaan. Indikator ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana

investasi yang dilakukan investor pada perusahaan mampu memberikan

return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor (Harahap,

2007). Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Return On Asset (ROA). Menurut Baridwan (2002) ROA adalah rasio

yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

dengan menggunakan total asset (kekayaan) yang dipunyai perusahaan

setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut.

ROA merupakan bagian dari rasio profitabilitas dalam analisis laporan

keuangan atau pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Rasio ini bisa

diinterpretasikan sebagai hasil dari serangkaian kebijakan perusahaan

(strategi) dan pengaruh dari faktor-faktor lingkungan (environmental

factor) (Mastilah, 2016).

2.1.4. Corporate Social Responsibility (CSR)

Corporate Social Responsibility atau yang biasa disebut dengan

pertanggung jawaban sosial perusahaan adalah suatu mekanisme organisasi

untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan

sosial ke dalam operasi dan interaksinya dengan stakeholder, yang melebihi

tanggung jawab organisasi di bidang hukum (Darwin, 2004). Menurut Utama

18
(2010) perusahaan memiliki tanggung jawab secara sosial ketika manajemen

dari perusahaan memiliki visi atas aktivitas operasionalnya, sehingga

perusahaan tidak hanya mengutamakan atas laba yang dihasilkan oleh

perusahaan dalam jangka waktu tertentu, tetapi juga dalam menjalankan

aktivitasnya, perusahaan yang berdekatan dengan suatu masyarakat sosial,

memperhatikan lingkungan yang ada disekitarnya.

Ruang lingkup tanggung jawab sosial (CSR) antara lain: (a) Basic

Responsibility, tanggung jawab yang muncul karena keberadaan perusahaan.

Contohnya kewajiban membayar pajak, mentaati hukum, memenuhi standar

pekerjaan, dan memuaskan pemegang saham (b) Organizational

Responsibility, tanggung jawab perusahaan untuk memenuhi kepentingan

stakeholder, yaitukaryawan, konsumen, pemegang saham dan masyarakat. (c)

Social Responsibility, tanggung jawab yang menjelaskan tahapan ketika

interaksi antara bisnis dan masyarakat sehingga perusahaan dapat tumbuh dan

berkembang secara berkesinambungan.

Corporate Social Responsibility dapat digunakan sebagai alat marketing

baru bagi perusahaan bila itu dilaksanakan berkelanjutan. Untuk

melaksanakan CSR berarti perusahaan akan mengeluarkan sejumlah biaya.

Biaya pada akhirnya akan menjadi beban yang mengurangi pendapatan

sehingga tingkat profit perusahaan akan turun. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji dan mengetahui pengaruh pengungkapan Corporate Social

Responsibility (CSR) yang diproksikan oleh CSRD Index (CSRDI) terhadap

kinerja keuangan perusahaan.

19
Dengan pelaksanakan CSR, citra perusahaan akan semakin baik sehingga

loyalitas konsumen dalam waktu yang lama, maka penjualan perusahaan akan

semakin membaik, dan pada akhirnya dengan pelaksanaan CSR, diharapkan

tingkat profitabilitas perusahaan juga meningkat (Satyo, 2005). Sule dan

Saefullah (2008:81) menyatakan bahwa tanggung jawab sosial sebagai

konsekuensi yang logis keberadaan perusahaan di sebuah lingkungan

mayarakat mendorong perusahaan untuk lebih proaktif dalam mengambil

inisiatif dalam hal tanggung jawab sosial. Pandangan ini tentunya bukan

tanpa alasan, karena pada dasarnya tanggung jawab sosial akan memberikan

manfaat antara lain:

a) Bagi perusahaan

Manfaat yang jelas bagi perusahaan jika perusahaan memberikan

tanggung jawab sosial adalah munculnya citra positif dari masyarakat

atas kehadiran perusahaan di lingkungan. Kegiatan perusahaan dalam

jangka panjang akan dianggap sebagai kontribusi yang positif bagi

masyarakat. Selain membantu perekonomian masyarakat, perusahaan

juga akan dianggap bersama masyarakat membantu mewujudkan

keadaan yang lebih baik dimasa akan datang. Akibatnya perusahaan

justru akan memperoleh tanggapan yang positif setiap kali akan

menawarkan sesuatu kepada masyarakat. Perusahaan tidak saja

dianggap sekedar menawarkan produk untuk dibeli masyarakat, tetapi

juga dianggap menawarkan sesuatu yang akan membawa perbaikan

bagi masyarakat.

b) Bagi Masyarakat

20
Selain bahwa kepentingan masyarakat diperhatikan oleh

perusahaan, masyarakat juga akan mendapatkan pandangan baru

mengenai hubungan perusahaan dan masyarakat yang selama ini

dipahami hanya sebatas hubungan antara produsen dan konsumen atau

antara penjual dan pembeli. Akan tetapi masyarakat mengetahui bahwa

hubungannya akan diarahkan untuk kerja sama yang saling

menguntungkan bagi kedua belah pihak. Akan terjalinnya hubungan

kemitraan dalam membangun masyarakat lingkungan yang baik. Tidak

hanya di sektor perekonomian tetapi juga dalam sektor sosial,

pembangunan dan lainnya.

c) Bagi pemerintah

CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis untuk

berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang berkelanjutan

dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan

menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek

ekonomi, sosial dan lingkungan. Dimana ketiga dari aspek tersebut

diharapkan dapat terbentuk dalam kehidupan masyarakat sehingga

keberadaan sebuah perusahaan diakui ditengah-tengah masyarakat luas.

Selain itu, pengungkapan tanggung jawab sosial ini juga terdapat dalam

keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) No. kep

38/PM/1996 peraturan No. VIII.G.2 tentang Laporan Tahunan.

Peraturan ini berisi mengenai kebebasan bagi perusahaan untuk

memberikan penjelasan umum mengenai perusahaan, selama hal

tersebut tidak menyesatkan dan bertentangan dengan informasi yang

21
disajikan dalam bagian lainnya. Penjelasan umum tersebut dapat berisi

uraian mengenai keterlibatan perusahaan dalam kegiatan pelayanan

masyarakat, program kemasyarakatan, amal, atau bakti sosial lainnya,

serta uraian mengenai program perusahaan dalam rangka

pengembangan SDM

2.1.4.1. Pengungkapan Corporate Social Responsibility.

Pengungkapan (disclose) berarti penyampaian (release)

informasi.Kegiatan CSR di atur dalam Undang – Undang No.40

Tahun 2007 pasal 66 ayat (2) tentang Perseroan Terbatas yang berisi

kewajiban perusahaan dalam mengungkapkan dan melaporkan

pelaksanaan tanggung jawab sosial dalam setiap laporan tahunan.

Undang – undang ini didukung oleh peraturan BAPEPAM No.

X.K.6 tentang penyampaian laporan emiten atau perusahaan publik

yang ditetapkan pada 1 Agustus 2012, dan peraturan ini juga

menyebutkan bahwa pelaporan tanggung jawab social perusahaan

merupakan salah satu syarat kewajiban laporan yang dimuat dalam

laporan tahunan. Masing-masing perusahaan memiliki cara-cara

tersendiri dalam CSRnya. Hal ini dilakukan untuk membangun

reputasi sebagai kepercayaan, meningkatkan daya saing dan

pencapaian pembangunan berkelanjutan untuk memperbaiki

masyarakat dan merangsang perekonomian. Hal ini memberikan

indikasi tentang berapa pentingnya CSR dianggap dalam struktur

perusahaan dan sebagai bagian dari strategi perusahaan secara

22
keseluruhan. Ramanathan (1976) dalam Puspitaningrum (2004)

mengemukakan empat tujuan dari pengungkapan sosial, yaitu:

a) Mengidentifikasi dan mengukur kontribusi sosial perusahaan

tiap periode, yang tidak hanya berupa internalisasi sosial cost

dan social benefit, tetapi juga pengaruh eksternalitas tersebut

terhadap kelompok sosial yang berbeda.

b) Untuk membantu menentukan apakah strategi dan praktek

perusahaan secara langsung mempengaruhi sumber daya dan

status kekuatan dari individu, masyarakat, kelompok sosial,

dan generasi yang konsisten dengan prioritas sosial di satu sisi

dengan aspirasi individu di pihak lain.

c) Untuk menyediakan secara optimal informasi-informasi yang

relevan dengan unsur-unsur sosial dalam tujuan, kebijakan,

program, kinerja, dan sumbangan perusahaan terhadap tujuan

sosial.

d) Untuk meningkatkan keunggulan daya saing perusahaan dalam

globalisasi dan/atau perdagangan bebas. Pengungkapan

tanggung jawab sosial bisa dilakukan dengan cara kualitatif,

naratif, kuantitatif non-moneter, dan kuantitatif moneter.

Bentuk narasi atau pernyataan tanpa dilengkapi angka-angka

pendukung disebut dengan pengungkapan dengan tipe

kualitatif naratif. Tipe pengungkapan kuantitatif nonmoneter

dinyatakan dalam bentuk angka-angka namun tidak dalam

satuan uang/moneter, dan tipe kuantitatif moneter dinyatakan

23
dalam bentuk angka-angka dan dalam satuan uang/moneter

(Global Reporting Initiative, 2011).

Adapun penelitian ini menggunakan tolok ukur standar

pengungkapan CSR yang dikemukakan oleh Global Reporting

Initiative (GRI) terdapat 6 indikator dan masing masing terdiri

dari beberapa aspek, yaitu :

1) Indikator Kinerja Ekonomi

2) Indikator Kinerja Lingkungan

3) Praktek Tenaga Kerja dan Pekerjaan yang Layak

4) Hak Asasi Manusia

5) Masyarakat atau Sosial

6) Tanggung Jawab Produk

2.1.5. Environmental Performance

Environmental Performance atau kinerja lingkungan adalah suatu

tindakan preventif atau upaya perlindungan dalam pengelolaan

lingkungan dan mengurangi dampak lingkungan perusahaan (Nakamura,

2011). Dengan perusahaan melakukan kinerja lingkungan tentunya dapat

meningkatkan legitimasi perusahaan dimata masyarakat dengan

menciptakan produk yang ramah lingkungan dan proses produksi yang

bebas dari pengerusakan lingkungan. Dengan kepercayaan masyarakat

terhadap perusahaan yang meningkat tentunya akan berdampak pada

peningkatan penjualan produk dan mampu menarik investor dengan

mudah.

24
Hal ini sejalan dengan Yuliusman (2008) yang menyatakan bahwa

perusahaan diharapkan dapat menerapkan manajemen lingkungan yang

harus dipahami untuk menjaga keberlanjutan kehidupan usahanya. Untuk

mengurangi dampak negatif dari perusahaan, maka perlu dilakukan

perbaikan kinerja lingkungan, investasi dengan teknologi yang ramah

lingkungan, dan dorongan untuk melakukan proses produksi yang bersih.

Kinerja di bidang lingkungan ini mulai mendapat perhatian lebih dari

masyarakat dan pemerintah mengapresiasi dengan memberikan

penghargaan atas kinjera lingkungan suatu perusahaan. Hal ini

menunjukkan bahwa kinerja lingkungan yang baik adalah cerminan dari

kualitas dan kuantitas investasi lingkungan yang dilakukan perusahaan

(Claver et al, 2007; Clarkson et al, 2011; Epstein and Roy, 1998).

Konsekuensinya, beberapa lembaga memberikan penghargaan khusus

bagi perusahaan yang memberikan kepedulian pada lingkungan.

Sejak tahun 2002, Kementerian Lingkungan Hidup telah

meluncurkan Pogram penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam

pengelolaan lingkungan (PROPER) sebagai pengembangan dari

PROPER PROKASIH. PROPER menjadi salah satu bentuk penghargaan

yang diberikan Kementerian Lingkungan Hidup kepada perusahaan yang

serius menginvestasikan dana khusus pada isu lingkungan guna mencapai

keunggulan lingkungan (Environmental Excellency) melalui integrasi

prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam proses produksi dan

jasa, dengan jalan penerapan sistem manajemen lingkungan, 3R (Reduce,

Reuse, Recycle), efisiensi energi, konservasi sumber daya dan

25
pelaksanaan bisnis yang beretika, serta bertanggung jawab terhadap

masyarakat melalui program pengembangan masyarakat.

Dasar hukum PROPER adalah Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 127/MENLH/2002, tentang Program

Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan

(PROPER). Dan sejak dikembangkan, PROPER telah diadopsi menjadi

instrumen penaatan di berbagai negara seperti China, India, Filipina, dan

Ghana, serta menjadi bahan pengkajian di berbagai perguruan tinggi dan

lembaga penelitian (KLH, 2009).

Kriteria Penilaian PROPER tercantum pada Peraturan Menteri

Negara Lingkungan Hidup No 5 tahun 2011 tentang Program Penilaian

Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Kriteria tersebut yakni :

a. Pelaksanaan AMDAL atau UKL/UPL

b. Pengendalian pencemaran air

c. Pengendalian pencemaran udara

d. Pengelolaan limbah B3

e. Pengendalian kerusakan lingkungan

Investasi yang dilakukan perusahaan sebagai upaya perlindungan

terhadap lingkungan ditunjukkan dari kinerja lingkungan yang dinilai

melalui PROPER. Secara umum peringkat kinerja PROPER dibedakan

menjadi 5 warna.

26
Tabel 2.1 Kriteria Peringkat PROPER
Peringkat Warna Definisi
Emas Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah secara

konsisten menunjukkan keunggulan lingkungan

(environmental excellency) dalam proses

produksi dan/atau jasa, melaksanakan bisnis

yang beretika dan bertanggung jawab terhadap

masyarakat;

Hijau Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah

melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari

yang dipersyaratkan dalam peraturan (beyond

compliance) melalui pelaksanaan sistem

pengelolaan lingkungan, pemanfaatan sumber

daya secara efisien melalui upaya 4R (Reduce,

Reuse, Recycle, dan Recovery), dan melakukan

upaya tanggung jawab sosial (CSR/Comdev)

dengan baik;

Biru Untuk usaha dan/atau kegiatan yang telah

melakukan upayapengelolaan lingkungan yang

dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan dan/atau

peraturan perundang-undangan;

Merah Untuk usaha dan/atau kegiatan yang upaya

pengelolaan lingkungan hidup dilakukannya

tidak sesuai dengan persyaratan sebagaimana

diatur dalam peraturan perundang-undangan;

27
Hitam Untuk usaha dan/atau kegiatan yang sengaja

melakukan perbuatan atau melakukan kelalaian

yang mengakibatkan pencemaran dan/atau

kerusakan lingkungan serta pelanggaran

terhadap peraturan perundang-undangan atau

tidak melaksanakan sanksi administrasi.

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup, 2016

Mekanisme pelaksanaan PROPER ditetapkan dengan Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No 5 Tahun 2011 tentang Program

Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan

Hidup. Tahapannya diawali dengan pemilihan peserta yaitu perusahaan

yang menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan, tercatat di BEI,

mempunyai produk yang berorientasi ekspor atau digunakan oleh

masyarakat luas. Setelah itu melakukan pengumpulan data primer dengan

melakukan pengawasan secara rutin oleh Pejabat Pengawas Lingkungan

Hidup (PPLH). Informasi yang terkumpul kemudian diolah menjadi rapot

sementara, yang berisi evaluasi kinerja perusahaan dibidang pengelolaan

air, udara, limbah B3 dan dibandingkan dengan kriteria penilaian yang

telah ditetapkan.

Perusahaan-perusahaan di Indonesia dapat memperlihatkan tanggung

jawab terhadap lingkungan dengan melakukan investasi, tindakan dan

perbaikan teknologi dan sistem operasi industri menjadi lebih ramah

lingkungan. Disamping itu, penerapan PROPER juga dapat menjawab

kebutuhan akses informasi, transparansi dan partisipasi publik dalam

28
pengelolaan lingkungan sebagaimana pasal 65 Ayat (2) dan (4) UU. No.

32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

”terkait dengan akses dan peran setiap orang dalam perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup”.

Berdasarkan Laporan PROPER (2011), semakin baik kinerja

lingkungan suatu perusahaan, semakin baik pula kinerja perusahaannya.

Hal ini tercermin dari peningkatan kinerja perusahaan yang telah

memperbaiki kinerja lingkungannya.

2.1.6. Good Corporate Governance

Organisation for Economic Cooperation and Development (2004)

mendefinisikan Good Corporate Governance (GCG) sebagai seperangkat

peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus

pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan

internal dan eksternal lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban

mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan.

GCG adalah konsep yang sudah seharusnya diimplementasikan

dalam perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Dalam era

informasi, masalah transparansi dan akuntabilitas sudah merupakan

kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Salah satu prinsip GCG yang saat

ini menjadi perhatian publik adalah masalah keterbukaan dan

pengungkapan. Dalam perusahaan, para pemegang saham dan

stakeholder lainnya berhak untuk mendapatkan informasi yang relevan,

secara tepat waktu, akurat, seimbang, dan kontinyu. Oleh karena itu,

29
informasi ini (baik informasi finansial maupun non finansial) haruslah

disiapkan, diaudit, dan diungkapkan sesuai dengan standar akuntansi

yang lazim dan standar audit yang bermutu tinggi. Penerapan GCG

diyakini akan mendorong perekonomian (penggunaan sumber daya dan

alokasi dana kepada perusahaan) berjalan secara efisien dan efektif,

mendapatkan simpati, dukungan dan kepercayaan dari country

stakeholder.

Tata Kelola Perusahaan adalah suatu subyek yang memiliki banyak

aspek. Salah satu topik utama dalam tata kelola perusahaan adalah

menyangkut masalah akuntabilitas dan tanggung jawab, khususnya

implementasi pedoman dan mekanisme untuk memastikan perilaku yang

baik dan melindungi kepentingan pemegang saham. Fokus utama lain

adalah efisiensi ekonomi yang menyatakan bahwa sistem tata kelola

perusahaan harus ditujukan untuk mengoptimalisasi hasil ekonomi

dengan penekanan kuat pada kesejahteraan para pemegang saham. Ada

pula sisi lain yang merupakan subyek dari tata kelola perusahaan, seperti

sudut pandang pemangku kepentingan yang menunjukkan perhatian dan

akuntabilitas lebih terhadap pihak-pihak lain selain pemegang saham,

misalnya karyawan atau lingkungan (Haidar, 2009)

Inti dari kebijakan tata kelola perusahaan adalah agar pihak-pihak

yang berperan dalam menjalankan perusahaan memahami dan

menjalankan fungsi dan peran sesuai wewenang dan tanggung jawab.

Pihak yang berperan meliputi pemegang saham, dewan komisaris,

komite, direksi, pimpinan unit dan karyawan.

30
2.1.6.1.Prinsip-prinsip dalam Good Corporate Governance (GCG)

Dalam Undang-Undang No 40 Tahun 2007 oleh Kementerian

Hukum dan HAM Republik Indonesia tentang Perseroan Terbatas

dan prinsip tata kelola perseroan yang baik (Good Corporate

Governance) dalam menjalankan perusahaan, dan dalam Keputusan

Menteri BUMN tahun 2002 tentang prinsip-prinsip Good Corporate

Governance harus mencerminkan pada hal-hal sebagai berikut

(Pertiwi, 2012):

a) Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses

pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam

mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai

perusahaan.

b) Kemandirian, yaitu suatu keadaan yang mana perusahaan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan

pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

c) Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan

pertanggung jawaban organ sehingga pengelolaan perusahaan

terlaksana secara efektif.

d) Pertanggung jawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan

perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

31
e) Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam

memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan

perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk terciptanya Good Corporate Governance, prinsip-prinsip

tersebut harus dicapai oleh perusahaan dengan adanya kerja

sama yang baik dari berbagai pihak, baik di dalam maupun

luar perusahaan sesuai dengan standar dan peraturan yang

berlaku untuk dapat memberikan manfaat kepada kondisi

keuangan perusahaan.

2.1.6.2.Good Corporate Governance Score

Black (2001) menjelaskan bahwa GCG Score terdiri dari lima

variabel yaitu:

a) Hak Pemegang Saham (Shareholder Rights) atau Subindex A

Pemegang saham sebagai pemilik modal, memiliki hak dan

tanggung jawab atas perusahaan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan dan anggaran dasar perusahaan. Salah satu

hak dan tanggung jawab dari pemegang saham adalah menghadiri

RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Perusahaan seharusnya

mengungkapkan calon direktur kepada pemegang saham di

RUPS. Perusahaan juga harusnya menggunakan suara kumulatif

untuk pemilihan direksi. Suara kumulatif adalah aturan standar di

bawah komersial kode, tetapi perusahaan dapat memilih dengan

suara mayoritas pemegang saham. Dalam hak pemegang saham,

seharusnya perusahaan mengadakan ijin pemungutan suara

32
melalui email dan perusahaan memilih tanggal dengan pemegang

saham agar tidak tumpang tindih dengan peusahaan lain.

b) Dewan Direksi (Board of Directors) atau Subindex B

CEO dan ketua dewan komisaris harusnya adalah orang yang

berbeda, Seharusnya direksi menghadiri pertemuan setidaknya

75% dan perusahan memegang empat atau lebih rapat rutin untuk

dewan direksi per tahunnya. Posisi direksi atas agenda rapat yang

ada harusnya tercatat di notulen rapat. Perusahaan harusnya juga

memiliki sebuah sistem untuk mengevaluasi adanya direksi.

Adanya sebuah peraturan untuk mengatur pertemuan dewan,

setidaknya perusahaan harus mengungkapkan dalam laporan

tahunannya

c) Komisaris Independen (Outside Directors) atau Subindex C

Outside director ditunjuk dalam dewan komisaris sebagai

mekanisme pengawasan independen atas proses dewan untuk

mengurangi konflik keagenan dan meningkatkan kinerja. Sebuah

perseroan diwajibkan untuk memiliki komisaris independen, yaitu

anggota dewan komisaris yang tidak memiliki hubungan

keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan

keluarga dengan anggota dewan komisaris lainnya, anggota

direksi dan/atau pemegang saham pengendali atau hubungan

dengan perseroan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya

untuk bertindak independen. Jumlah komisaris independen di

dalam komposisi dewan komisaris wajib proporsional dengan

33
saham yang dimiliki oleh pemegang saham bukan pengendali,

dengan ketentuan bahwa jumlah komisaris independen wajib

mewakili sedikitnya 30% dari jumlah komisaris dalam dewan

komisaris. (Peraturan Pencatatan Efek Bursa Efek jakarta (BEJ)

Nomor I-A tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat

Ekuitas di Bursa yang berlaku sejak tanggal 1 Juli 2000). Tetapi

dalam Black (2001) mengatakan setidaknya perusahaan memiliki

50% komisaris independen. Perusahaan memiliki 1 atau lebih

direksi luar negri.Dan komisaris independen seharusnya tidak

menerima gaji pensiun.Komisaris independen dapat memperoleh

saran dari para ahli di luar perusahaan.Perusahaan mengadakan

sebuah pertemuan khusus untuk direktur luar, dan setidaknya

komisaris independen menghadiri 75% dari pertemuan.

d) Komite audit dan Internal audit (Audit Committee and

Internal Auditor) atau Subindex D

Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh Dewan

Komisaris dalam rangkan membantu melaksanakan tugas dan

fungsinya. Pembentukan Komite Audit harus dilengkapi dengan

Piagam Komite Audit yang ditandatangani oleh Komisaris Utama

dan Direktur Utama Perseroan. Ketua maupun anggota komite

audit diangkat dan diberhentikan oleh rapat dewan komisaris.

anggota komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari 3 (tiga)

orang dengan komposisi 2 (dua) orang anggota dewan komisaris

independen dan 1 (satu) orang tenaga ahli yang bukan merupakan

34
pegawai BUMN yang bersangkutan, dan memiliki keahlian,

pengalaman dibidang audit dan kualitas lain yang diperlukan.

anggota komite audit yang berasal dari dewan komisaris

perseroan bertindak sebagai ketua komite audit (Surat Keputusan

BAPEPAM, No. Kep-29/PM/2004 tanggal 24 September 2004).

Komite audit bertanggung jawab kepada komisaris, dan internal

audit bertanggung jawab kepada direktur. Dalam komite audit

juga terdapat anggaran rumah tangga yang mengaturnya. Komite

audit (atau audit internal) merekomendasikan audit eksternal pada

RUPS, menyetujui penunjukan dari kepala audit internal, dan

bertemu dengan eksternal auditor untuk meninjau laporan

keuangan. Komite audit setidaknya bertemu dua kali atau lebih

per tahunm dan seharusnya menghadiri 75% dari pertemuan

tersebut. Laporan dari kegiatan komite audit (atau internal audit)

dituliskan pada notulen rapat dan dilaporkan pada saat RUPS.

e) Pengungkapan untuk investor (Disclosure to Investors) atau

Subindex E

Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan

tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-

undangan, tetapi juga hal yang penting untuk mengambil

keputusan oleh pemegang saham, kreditur, dan pemangku

kepentingan lainnya. Sehingga diperlukannya pengungkapan

untuk investor ini yang dapat mendorong keyakinan investor dan

kreditur dalam menentukan kebijakan investasi yang diambil.

35
Dalam pengungkapan untuk investor biasanya juga dilihat dari

kegiatan untuk relasi kepada investor, website perusahaan

termasuk resume dari anggota dewan, dan adanya pengungkapan

bahasa inggris.

Dimana :

1. Subindex A menjelaskan tentang variabel yang digunakan

untuk skoring hak para pemegang saham.

2. Subindex B menjelaskan tentang variabel yang digunakan

untuk skoring dewan komisaris.

3. Subindex C menjelaskan tentang variabel yang digunakan

untuk melakukan skoring komisaris independen.

4. Subindex D menjelaskan tentang variabel yang digunakan

untuk melakukan skoring terhadap komite audit dan audit

internal.

5. Subindex E menjelaskan variabel yang digunakan untuk

skoring terhadap pengungkapan kepada investor.

Masing-masing subindex diberikan kriteria dan masing-

masing kriteria akan diberikan poin 1 jika terpenuhi, jika tidak

terpenuhi maka diberikan poin 0. Untuk memperoleh skor GCG

total maka digunakan rumus (Black, 2001):

CGI = A+ (B+C)/2 + D + E

GCG score yang tinggi menunjukkan bahwa implementasi

penerapan GCG semakin bagus dalam perusahaan. Bila

implementasi GCG semakin bagus, maka akan berdampak juga

36
kepada nilai perusahaan yang tinggi, karena tidak ada resiko

manajemen untuk menguntungkan pribadinya dengan kata lain

manajemen berarti sudah melakukan apa yang diinginkan oleh

principal. GCG score tinggi adalah suatu perusahaan yang

mempunyai tata kelola perusahaan yang baik, bisa dilihat pada

perusahaan yang melakukan prinsip – prinsip GCG dengan benar.

2.2. Penelitian Terdahulu

Sebelumnya, penelitian mengenai kinerja lingkungan sudah pernah

dilakukan oleh Hart dan Ahuja (1996). Mereka menemukan bahwa akan terjadi

pengaruh yang positif antara kinerja lingkungan dengan kinerja perusahaan

untuk jangka waktu 3 tahun kedepan. Namun, kedua penelitian ini

menunjukkan hasil yang konsisten bahwa pada awalnya tidak ada pengaruh

yang signifikan kemudian ada pengaruh yang positif diantara kinerja

lingkungan dengan kinerja ekonomi perusahaan diperiode berikutnya.

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu


Nama
Peneliti dan Variabel
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun Penelitian
Penelitian
1 Hart dan Does it pay to be Operating dan Pengaruh reduksi
Ahuja (1996) green? An financial emisi terhadap
empirical performance, operating dan
examination of Emission financial
the relationship reduction performance pada
between emission t+1 menjadi
reduction and signifikan dan pada
firm performance t+2 menjadi lebih
signifikan lagi, dan
saat t+3 berkurang
drastis

37
2 Suciwati Pengaruh corporate social CSR disclosure
(2016) corporate social responsibility berpengaruh
responsibility disclosure, signifikan terhadap
terhadap kinerja ROA, ROE ROA dan CSR
keuangan (pada disclosure
perusahaan sektor berpengaruh
pertambangan di signifikan terhadap
BEI tahun 2010- ROE
2013)

3 Gantino Pengaruh CSR, ROE, CSR berpengaruh


(2016) corporate social ROA, PBV positif signifikan
responsibility terhadap ROE, CSR
terhadap kinerja berpengaruh positif
keuangan signifikan terhadap
perusahaan ROA, CSR
manufaktur yang berpengaruh positif
terdaftar di bursa tidak signifikan
efek indonesia terhadap ROA
periode 2008-
2014
4 Parengkuan Pengaruh Corporate social CSR tidak
(2017) Corporate Social responsibility, berpengaruh
Responsibility return on asset terhadap ROA
(CSR) terhadap
kinerja keuangan
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
melalui pojok
bursa FEB –
UNSRAT
5 Mustika Pengaruh Environmental Environmental
(2017) Environmental Performance, Performance
Performance, Environmental berpengaruh
Environmental Cost, CSR signifikan terhadap
Cost dan CSR diclosure, ROA Financial
Disclosure Performance
terhadap melalui CSRD,
Financial Environmental Cost
Performance tidak berpengaruh
signifikan terhadap
Financial
Performance
melalui CSRD

38
6 Ikhsan dan Pengaruh kinerja PROPER, Kinerja lingkungan
Muharam lingkungan financial report, berpengaruh positif
(2016) terhadap kinerja financial signifikan terhadap
keuangan : studi performance, kinerja perusahaan,
pada perusahaan Tobin's q kinerja lingkungan
yang terdaftar di berpengaruh positif
kementerian signifikan terhadap
lingkungan hidup kinerja perusahaan
dan listing di BEI yang diproksikan
(periode 2008- dengan Tobin's q
2014)
7 Setyaningsih Pengaruh kinerja Kinerja Kinerja lingkungan
(2016) lingkungan lingkungan, tidak berpengaruh
terhadap kinerja kinerja positif terhadap
keuangan dengan keuangan, kinerja keuangan,
corporate social Corporate socialPROPER yang
responsibility responsibility diinteraksikan
sebagai dengan CSR tidak
pemoderasi berpengaruh positif
terhadap kinerja
keuangan
8 Eksandy Pengaruh Good Kinerja Dewan direksi
(2018) Corporate Keuangan, Good berpengaruh positif
Governance Corporate terhadap kinerja
terhadap kinerja Governance, keuangan, komisaris
keuangan pada ROA, dewan independen tidak
perbankan direksi, berpengaruh
syari'ah komisaris terhadap kinerja
Indonesia independen, keuangan, dewan
dewan pengawas pengawas syariah
syariah, komite tidak berpengaruh
audit terhadap kinerja
keuangan, komite
audit tidak
berpengaruh
terhadap kinerja
keuangan

39
9 Soewarno The effect of good Earning The mechanism of
(2018) corporate management, GCG and CSR has
governance Corporate social positive effect on
mechanism and responsibility, financial
corporate social Corporate performance
responsibility on governance,
financial Financial
performance with performance
earnings
management as
mediating
variable
10 Perdana dan Pengaruh Internal Internal corporate
Septiani Corporate corporate governance index
(2017) governance governance berpengaruh negarif
terhadap kinerja index, boards of terhadap kinerja
keuangan (studi directors, keuangan pada
empiris pada foreign perusahaan
perusahaan ownership, perbankan yang
perbankan yang financial terdaftar di BEI,
terdaftar di bursa performance dewan direksi
efek Indonesia berpengaruh
tahun 2013-2016) terhadap kinerja
keuangan pada
perusahaan
perbankan yang
terdaftar di BEI,
struktur kepemilikan
asing berpengaruh
negatif terhadap
kinerja keuangan
pada perusahaan
perbankan yang
terdaftar di BEI
Sumber: Berbagai jurnal

2.3. Kerangka Pemikiran

2.3.1.Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan

Teori legitimasi menyebutkan bahwa corporate social responsibility

yaitu suatu bentuk aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk

40
meningkatkan ekonomi perusahaan. Namun disisi lain, tanggungjawab

sosial perusahaan tidak semata-mata dilakukan kepada masyarakat tetapi

juga kepada stakeholder nya, karena stakeholder merupakan pihak yang

keberadaanya sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perusahaan.

Menurut Cheng dan Christiawan (2011), aktivitas corporate social

responsibility dapat memberikan banyak manfaat, seperti dapat

meningkatkan citra dan daya tarik perusahaan di mata investor.

Pengungkapan corporate social responsibility merupakan proses

pemberian informasi kepada kelompok yang berkepentingan tentang

aktivitas perusahaan serta dampaknya terhadap sosial dan lingkungan.

Erni (2007) menyatakan bahwa mayoritas konsumen akan meninggalkan

suatu produk yang mempunyai citra buruk atau diberitakan negatif.

Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan corporate

social responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen

dan perusahaan diminati investor. Beberapa manfaat di atas dapat

menjadi sinyal dan dorongan kepada perusahaan agar pengungkapan

CSRnya lebih ditingkatkan lagi.

Pelaksanaan corporate social responsibility akan meningkatkan

kinerja keuangan perusahaan dilihat dari ROA yang semakin meningkat

sebagai akibat dari semakin meningkatkan jumlah pelanggan atau

konsumen yang berminat untuk membeli produk yang perusahaan

tawarkan karena adanya peningkatan pandangan positif terhadap

perusahaan. Nurlela dan Islahuddin (2008) menyatakan bahwa dengan

adanya praktik corporate social responsibility yang baik, di harapkan

41
kinerja perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor. Beberapa

penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan CSR akan berpengaruh

terhadap nilai perusahaan.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nistantya (2010),

Suciwati (2016) dan Gantino (2016) menunjukkan terdapat pengaruh

signifikan antara CSR dan kinerja keuangan.

Berdasarkan teori signal (signalling theory), manajer yang memiliki

informasi bagus tentang perusahaan berupaya menyampaikan informasi

tersebut kepada investor luar agar saham perusahaan meningkat

(Sugiarto, 2009) dan memberikan dampak pada peningkatan kinerja

keuangan perusahaan.

Hasil penelitian di atas memberikan arti bahwa dengan adanya

pengungkapan tanggungjawab sosial yang dilakukan perusahaan akan

menjadikan nama perusahaan akan semakin baik sehingga loyalitas

konsumen pun akan semakin tinggi. Meningkatnya loyalitas konsumen

akan berdampak pada meningkatnya kinerja keuangan. Berdasarkan

penjelasan dan pelitian terdahulu maka diduga:

H1 : CSR berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

2.3.2. Pengaruh Kinerja Lingkungan terhadap Kinerja Keuangan

Perusahaan

Teori legitimasi menjadi landasan bagi perusahaan untuk

memperhatikan apa yang menjadi harapan masyarakat dan mampu

menyelaraskan nilai-nilai perusahaannya dengan norma-norma sosial

yang berlaku di tempat perusahaan tersebut melangsungkan kegiatannya.

42
Sehingga ketika terdapat perbedaan antara nilai-nilai yang dianut

perusahaan dengan nilai-nilai masyarakat, maka perusahaan akan

terganggu dalam melanjutkan usahanya.

Berdasarkan legitimacy theory, legitimasi merupakan faktor yang

strategis untuk membangun strategi perusahaan terutama dalam rangka

memposisikan diri dengan masyarakat sesuai dengan kontrak sosial yang

ada. Perusahaan yang memiliki kinerja lingkungan yang baik secara tidak

langsung telah menjaga kelangsungan perusahaan. Perusahaan akan

terhindar dari berbagai kerugian yang muncul di masa mendatang.

Dengan adanya pencegahan ini, maka perusahaan dapat mengurangi

biaya lingkungan di masa mendatang sehingga berdampak baik pada

kinerja ekonomi perusahaan.

Oleh karena itu, perusahaan sangat perlu dalam membangun citra

mereka dan perlu membuktikan bahwa apa yang dilakukan oleh

perusahaan dan pencapaiannya terbukti nyata memberi nilai tambah bagi

masyarakat. Porter and van der Linde (1995) menyatakan bahwa

perubahan kinerja lingkungan sebuah perusahaan dapat membawa ke

kinerja ekonomi perusahaan yang lebih baik.

Tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa investor akan sangat

concern mengenai masalah–masalah lingkungan dan menjadikan

masalah ini sebagai indikator untuk menanamkan modalnya pada suatu

perusahaan. Dan melakukan pengelolaan lingkungan yang baik dapat

dijadikan sebagai daya tarik perusahaan untuk mendapatkan calon

investor baru.

43
Beberapa penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa aktivitas

terkait dengan kinerja lingkungan perusahaan mampu meningkatkan

kinerja perusahaan telah dilakukan oleh Hart dan Ahuja (1996) yang

menyatakan bahwa dengan memadukan kegiatan lingkungan kedalam

program manajemen yang ada, perusahaan mampu mencapai

penghematan biaya yang signifikan dan produktivitas yang lebih tinggi.

Lebih lanjut, dalam penelitian Lee et al (2015), Ikhsan dan Muharam

(2016), dan Mustika (2017) menunjukkan terdapat pengaruh signifikan

antara environmental performance dan kinerja keuangan.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka hipotesis yang dapat dirumuskan

adalah sebagai berikut:

H2 : Environmental Performance berpengaruh terhadap kinerja

keuangan perusahaan.

2.3.3. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan

Dalam agency theory mengatakan bahwa manajemen tidak dapat

dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan

publik pada umumnya maupun shareholder pada khususnya. Agency

theory mengatakan bahwa adanya asimetris informasi antara manajemen

dengan pemegang saham yang kemungkinan akan menyebabkan

munculnya konflik. Maka untuk mengatasi asimetris informasi yang

terjadi dibutuhkan good corporate governane (GCG). Salah satu prinsip

GCG adalah masalah keterbukaan dan pengungkapan. Pengungkapan

GCG dalam penelitian ini diukur menggunakan GCG score.

44
GCG score yang tinggi menunjukkan bahwa implementasi

penerapan GCG semakin bagus dalam perusahaan. Bila implementasi

GCG semakin bagus, maka akan berdampak juga kepada nilai

perusahaan yang tinggi, karena tidak ada resiko manajemen untuk

menguntungkan pribadinya dengan kata lain manajemen berarti sudah

melakukan apa yang diinginkan oleh principal. GCG score yang tinggi

juga berarti perusahaan mengalami peningkatan kinerja keuangan melalui

supervisi atau pemantauan kinerja manajemen sehingga dapat

mengurangi resiko yang mungki akan terjadi dan adanya akuntabilitas

manajemen terhadap pemangku kepentingan lainnya, berdasarkan

kerangka aturan dan peraturan yang berlaku. Beberapa penelitian

terdahulu juga telah membuktikan secara empiris seperti penelitian yang

dilakukan oleh Mashitoh and Irma (2013), Eksandy (2018), dan

Soewarno (2018) menunjukkan terdapat pengaruh signifikan antara GCG

dan kinerja keuangan.

H3 : GCG berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.

45
Berdasarkan teori, hasil penelitian terdahulu dan penafsiran secara

logika yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dibangun kerangka

berpikir seperti terlihat pada gambar dibawah ini:

Gambar 2.1
Kerangka Penelitian

Corporate Uji t
Social
Responsibility

Kinerja Uji t
Kinerja Keuangan
Lingkungan

Good Corporate Uji t


Governance
Uji F

46
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data melalui internet di situs

resmi Bursa Efek Indonesia dan situs resmi lainnya. Penelitian ini dilakukan pada

bulan Februari 2018 sampai sekarang.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2014). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia sebanyak 176 perusahaan pada tahun 2018.

Sementara penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2014). Adapun pertimbangan atau kriteria yang digunakan dalam

pemilihan sampel adalah:

1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2014-

2018, sebanyak 176 perusahaan.

2. Perusahaan-perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunan

secara lengkap selama tahun 2014-2018, sebanyak 131 perusahaan.

3. Perusahaan yang mempublikasikan CSR di laporan keuangan dan menerima

penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja dalam Pengelolaan

47
Lingkungan (PROPER) dari Kementerian Lingkungan Hidup tahun 2014-

2018, sebanyak 56 perusahaan.

Berikut disajikan dalam tabel 4. penentuan jumlah sampel yang digunakan

dalam penelitian ini.

Tabel 3.1
Kriteria Penentuan Sampel
Deskripsi Sampel Jumlah perusahaan

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama


176
tahun 2014 - 2018

Perusahaan go public yang tidak mempublikasikan


laporan keuangan secara lengkap selama tahun 2014 - (45)
2018

Perusahaan go public yang tidak mempublikasikan CSR


dan menerima penghargaan PROPER selama tahun 2014- (75)
2018

Jumlah Sampel 56
Sumber: Data Olahan (2019)

Dari hasil penentuan sampel, diperoleh 56 perusahaan sebagai sampel dari

populasi. Jumlah data dalam penelitian ini adalah 280 data (56 x 5)

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel diatas, maka terdapat 56 perusahaan

yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Berikut daftar nama perusahaan yang

menjadi sampel :

Tabel 3.2

Daftar Perusahaan Sampel

Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan

1 DLTA Delta Djakarta Tbk, PT

48
2 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT

3 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk, PT

4 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk, PT

5 MYOR Mayora Indah Tbk, PT

6 PSDN Prashida Aneka Niaga Tbk, PT

Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk,


7 ULTJ
PT

8 GGRM Gudang Garam Tbk

9 HMSP Handjaya Mandala Sampoerna Tbk

10 RMBA Bentoel Internasional Investama Tbk

11 KAEF Kimia Farma (Persero) PT

12 KLBF Kalbe Farma Tbk

13 SIDO Industri Jamu & Farmasi Sido Muncul Tbk

14 ADES Akasha Wira Internasioanl Tbk, PT

15 MBTO Martina Berto Tbk

16 MRAT Mustika Ratu Tbk

17 UNVR Unilever Indonesia Tbk

18 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk

19 SMCB Holcim Indonesia Tbk

20 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk

21 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk

22 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk

23 KIAS Keramika Indonesia Assosiasi Tbk

24 TOTO Surya Toto Indonesia Tbk

25 CTBN Citra Turbindo Tbk

49
26 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk

27 INAI Indal Alumunium Industry Tbk

28 ISSP Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk

29 KRAS Krakatau Steel (Persero) Tbk

30 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk

31 BRPT Barito Pasific Tbk

32 BUDI Budi Starch & Sweetener Tbk

33 SRSN Indo Acitama Tbk

34 TPIA Chandra Asri Petrochemical Tbk

35 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk

36 CPIN Charoen Pokhand Indonesia Tbk

37 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk

38 MAIN Malindo Feedmill Tbk

39 SIPD Siearad Produce Tbk

40 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk

41 INKP Indah Kiat Pulp & Paper Tbk

42 SPMA Suparma Tbk

43 ASII Astra Internasional Tbk

44 AUTO Astra Otoparts Tbk

45 GJTL Gajah Tunggal Tbk

46 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk

47 INDS Indospring Tbk

48 ADMG Polychem Indonesia Tbk

49 ARGO Argo Pantes Tbk

50 HDTX Panasia Indo Resources Tbk

50
51 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk

52 TFCO Tifico Fiber Indonesia Tbk

53 IKBI Sumi Indo Kabel Tbk

54 KBLM Kabelindo Murni Tbk

55 VOKS Voksel Electric Tbk

56 PTSN Sat Nusa Persada Tbk

Sumber: Data Olahan (2019)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersumber dari dokumentasi publikasi data perusahaan yang tersedia. Data

tersebut diperoleh dengan mengakses website Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui

www.idx.com dan mengakses langsung dari website perusahaan yang menjadi

sampel penelitian. Data yang diambil dari website berupa data laporan tahunan

(annual report) perusahaan manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2014-2018

dengan cara download semua data laporan tahunan yang dibutuhkan. Sedangkan

data PROPER tahun 2014-2018 diperoleh dengan download melalui

www.menlh.go.id.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan dokumentasi

yaitu data sekunder dalam bentuk laporan tahunan perusahaan go public yang

dipublikasikan. Data laporan keuangan perusahaan mewakili perusahaan

manufaktur yang telah memperoleh PROPER tahun 2014-2018.

51
3.5. Definisi Operasional Variabel

Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang

akan digunakan dalam penelitian ini:

1. CSR merupakan variabel independen (X1) dalam penelitian ini. Dimana,

CSR diproksikan dengan CSRDI. Perusahaan yang memiliki tanggung

jawab secara sosial dianggap mampu meningkatkan kinerja keuangan

perusahaan melalui peningkatkan citra perusahaan terhadap konsumen.

Karena perusahaan tidak hanya mengutamakan atas laba yang dihasilkan

oleh perusahaan, tetapi juga dalam menjalankan aktivitasnya,

perusahaan yang berdekatan dengan suatu masyarakat sosial,

memperhatikan lingkungan yang ada disekitarnya demi keberlanjutan

hidup perusahaan.

Maka perhitungan ukuran CSR dihitung dengan formula sebagai

berikut:

CSRDI j =

Keterangan :

CSRDIj: Corporate Sosial Responsibility Disclosure Index

perusahaan j

X ij: Dummy variable; 1 = jika item i diungkapkan; 0 = jika item

i tidak diungkapkan

n : jumlah indikator

Dengan demikian, 0 ≤ CSRDIj ≤1

2. Dalam penelitian ini kinerja lingkungan merupakan variabel independen

(X2). Kinerja lingkungan diproksikan dengan PROPER. Perusahaan

52
yang telah mendapatkan peringkat PROPER berarti perusahaan tersebut

telah melakukan upaya pengelolaan lingkungan yang baik. Sistem

peringkat PROPER mencakup pemeringkatan perusahaan dalam lima

(5) warna yaitu emas, hijau, biru, merah, dan hitam (Suratno, dkk 2006).

Warna ini mewakili peringkat perusahaan dalam kepedulian terhadap

lingkungan. Warna emas menandakan bahwa kinerja lingkungan

perusahaan sangat bagus sekali sedangkan warna hitam menandakan

kinerja lingkungan perusahaan sangat buruk.

Pengukuran kinerja lingkungan pada penelitian ini adalah

menggunakan skala 1 (satu) sampai 5 (lima) sesuai dengan warna pada

PROPER dengan melihat langsung pada laporan peringkat PROPER yang

ada di Kementrian Lingkungan Hidup.

Pengukuran PROPER disajikan dalam tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.3
Pemeringkatan dalam PROPER
Warna Keterangan Skor

Emas Sangat Baik 5

Hijau Baik 4

Biru Cukup Baik 3

Merah Buruk 2

Hitam Sangat Buruk 1

Sumber: Data Olahan (2018)

3. Dalam penelitian ini, GCG merupakan variabel independen (X3). Good

corporate governance diproksikan dengan GCG Score. Pertiwi (2012)

mengungkapkan bahwa Good Corporate Governance diperlukan untuk

53
mendorong terciptanya pasar yang efisien, transparan dan konsisten

dengan peraturan perundang-undangan. Kebijakan tata kelola

perusahaan adalah agar pihak-pihak yang berperan dalam menjalankan

perusahaan memahami dan menjalankan fungsi dan peran sesuai

wewenang dan tanggung jawab.

Masing-masing subindex diberikan kriteria (kriteria dapat dilihat

pada Lampiran) dan masing-masing kriteria akan diberikan poin 1 jika

terpenuhi, jika tidak terpenuhi maka diberikan poin 0. Untuk memperoleh

skor GCG total maka digunakan rumus (Black, 2001):

CGI = A+ (B+C)/2 + D + E

Good Corporate Governance diproksikan dengan GCG skor. GCG

Score terdiri dari lima indikator yaitu:

A. Hak-hak pemegang saham (Shareholder Rights).

B. Dewan direksi (Board of Directors).

C. Komisaris independen (Outside Directors).

D. Komite audit dan internal audit (Audit Committee and Internal

Auditor).

E. Pengungkapan untuk investor (Disclosure to Investors)

4. Dalam penelitian ini kinerja keuangan merupakan variabel dependen

(Y1). Return on Assets (ROA) digunakan untuk memproksikan kinerja

keuangan perusahaan (Nakamura, 2011) karena ROA mampu mengukur

profitabilitas aktiva secara keseluruhan. ROA merupakan kemampuan

perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk memperoleh laba.

54
Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya nilai ROA

adalah sebagai berikut (Nakamura, 2011):

Identifikasi variabel dan definisi operasional secara terperinci

disajikan dalam tabel 3.3 berikut ini.

Tabel 3.4
Rincian Definisi Operasional Variabel
Variabel dan
Skala
No Definisi Pengukuran
Pengukuran
Operasional

Kinerja Keuangan
1. Rasio
(Y1)

Corporate Social
CSR Score:
2. Responsibility Rasio
CSRDI j =
(X1)

Mengacu berdasarkan peringkat

warna PROPER yang diperoleh

perusahaan :

Kinerja 0.00 = Sangat buruk/warna

3. Lingkungan hitam Interval

(X2) 1.00= Buruk/warna merah

2.86 = Cukup Baik/warna biru

4.40 = Baik/warna hijau

5.31 = Sangat baik sekali/warna

55
emas

Good Corporate

4. Governance CGI = A+ (B+C)/2 + D + E Rasio

(X3)

Sumber: Data olahan (2018)

3.6. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisis regresi

data panel. Analisis regresi data panel digunakan untuk menguji pengaruh antara

corporate social responsibility, environmental performance, dan good corporate

governance terhadap kinerja keuangan. Data panel adalah gabungan antara data

silang (cross section) dan data deret waktu (time series) Widarjono (2013). Model

setimasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it+ eit

Keterangan:

Yit : Kinerja keuangan

β0 : Konstanta

β1, β2, β3, : Koefisien variabel independent

X1it : Corporate Social Responsibility

X2it : Environmental Performance

X3it : Good Corporate Govermance

eit : disturbance error (faktor pengganggu/residual)

Penelitian ini menggunakan Eviews versi 9 dalam pengolahan data. Eviews

atau Econometrics Views adalah program komputer berbasis windows yang

56
banyak dipakai untuk analisis statistik dan merupakan alat komputasi untuk

ekonometrika jenis runtun waktu atau time series. Kelebihan eviews adalah :

 Memiliki user interface yang bagus dan mudah dimengerti

 Perhitungan menggunakan tingkat presisi yang tinggi hingga jenis double

atau 10 kali pangkat 16 di belakang koma

 Dapat digunakan untuk perhitungan dengan sampel yang sangat besar

 Memiliki fitur yang termasuk lengkap untuk berbagai jenis model

peramalan terutama model tuntun waktu dan model data panel

 Dilengkapi dengan berbagai pilihan koefisien estimasi yang robust pada

berbagai jenis model regresi

 Serta output baik tabel ataupun gamabr mudah di copy paste ke word

Dalam mengestimasi regresi data panel, terdapat tiga pendekatan yakni

Poolingl Least square (model Common Effect), model Fixed Effect, dan model

Random Effect.

a. Common Effect

Estimasi Common Effect (koefisien tetap antar waktu dan individu)

adalah teknik untuk mengestimasi data panel dengan mengkombinasikan data

cross section dan time series tanpa melihat perbedaan antara waktu dan

individu, sehingga dapat menggunakan metode pendugaan kuadrat terkecil

atau Ordinary Least Square (OLS) dalam mengestimasi data panel. Model

persamaan regresinya adalah:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + eit

57
b. Fixed Effect

Teknik model Fixed Effect adalah teknik estimasi data panel dengan

menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep.

Pengertian Fixed Effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara

perusahaan namun intersepnya sama antar waktu. Model ini juga

mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan

antar waktu. Model persamaan regresinya adalah:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + ….+ βndnit+eit

c. Random Effect

Pendekatan estimasi random effect menggunakan variabel gangguan

(error terms). Variabel gangguan ini mungkin akan menghubungkan antar

waktu dan antar perusahaan. Penulisan konstanta dalam model random effect

tidak lagi tetap tetapi bersifat random. Model persamaan regresinya adalah:

Yit = β0 + β1X1it + β2X2it + β3X3it + eit + µi

Dari ketiga model yang telah diasumsikan akan dipilih model mana yang

paling tepat atau sesuai dengan tujuan penelitian. Terdapat tiga uji (test) yang

dapat dijadikan alat dalam memilih model regresi data panel (CE, FE, atau

RE) berdasarkan karakteristik data yang dimiliki, yaitu F test (Chow Test)

,housman Test dan Uji Lagrange Multiplier (LM)

a) F test (Chow Test)

Uji Chow digunakan untuk memilih antara metode Common Effect

dan metode Fixed Effect, dengan ketentuan pengambilan keputusan

sebagai berikut :

58
H0 : Metode Common Effect

H1 : Metode Fixed Effect

Jika nilai p-value cross section Cha Squere < α =5 % atau nilai

profibilitas (p-value) F-test < α maka H0 diterima, atau dapat dikatakan

bahwa metode yang digunakan adalah metode Common Effect.

b) Uji Hausman

Uji hausman digunakan untuk menentukan apakah metode random

effect atau fixed effect yang sesuai, dengan ketentuan pengambilan

keputusan sebagai berikut :

H0 : Metode Random Effect

H1 : metode Fixed Effect

Jika nilai p-value cross section random < α =5 % atau H0 ditolak atau

metode yang digunakan adalah metode Fixed Effect. Sebaliknya, jika

nilai p-value cross section random ≥ α = 5 % maka H0 diterima atau

metode yang digunakan adalah metode Random Effect.

c) Uji lagrange multiplier (LM)

LM test dilakukan untuk memilih model estimasi antara Pooled

Least Square atau Random Effect. LM test dilakukan ketika hasil

pengujian f-restricted test menunjukkan bahwa H0 diterima. Hipotesis

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

H0 : Pooled Least Square

H1 : Random Effect

Jika nilai p-value Breusch-Pagan < 0,05 maka H0 ditolak atau model

yang digunakan adalah model Random Effect. Jika nilai p-value Breusch-

59
Pagan > 0,05 maka H0 diterima atau model yang digunakan adalah

model Common Effect.

3.7. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian jenis ini digunakan untuk menguji asumsi, apakah model regresi

yang digunakan dalam penelitian ini layak atau tidak. Uji asumsi klasik digunakan

untuk memastikan bahwa multikolinieritas, autokorelasi, heteroskedastisitas tidak

terdapat dalam model yang digunakan dan residu yang dihasilkan berdistribusi

normal. Uji asumsi klasik mencakup:

3.7.1. Uji Normalitas Residual

Penggunaan model regresi untuk prediksi akan menghasilkan kesalahan

(residu), yakni selisih antara data aktual dengan data hasil peramalan. Residu

yang ada seharusnya berdistribusi normal (Santoso, 2015). Metode yang

digunakan adalah dengan statistik Jarque-bera. Kriteria yang digunakan

dalam tes ini adalah dengan membandingkan antara tingkat probability

Jarque-bera, dimana data tersebut di katakan berdistribusi normal bila

probability > alpha (5%).

3.7.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2011), multikolinearitas adalah untuk menguji

apakah terdapat korelasi antar variabel independen. Sedangkan model regresi

yang baik adalah model regresi yang tidak terdapat problem multikolinearitas

(nonmultikolinearitas) yang tidak terdapat korelasi antar variabel

independennya atau tidak berhubungan secara sempurna antar variabel

independen.

60
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Langkah-

langkah pengujian sebagai berikut :

a) Bila r < 0,9 Model tidak terdapat multikolinieritas

b) Bila r > 0,9 Terdapat multikolinieritas

3.7.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Santoso (2015), residu yang ada seharusnya mempunyai

varians yang konstan (homoskedastisitas). Jika varians dari residu tersebut

semakin meningkat atau menurun dengan pola tertentu, hal itu disebut dengan

heteroskedastisitas.

Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas adalah dengan uji glejser. Uji glejser merupakan uji

heteroskedastisitas yang lakukan dengan cara mengabsolutkan nilai residual

kemudian dilakukan regresi terhadap variabel bebasnya. Teknik pengambilan

keputusan dalam uji glejser adalah :

 Tidak terjadi heteroskedastisitas jika nilai signifikannya lebih besar

dari 0,05

 Terjadi heteroskedastisitas jika nilai signifikannya lebih kecil dari

0,05

3.7.4 Uji Autokorelasi

Pada data time series sering ditemukan adanya masalah autokorelasi.

Menurut Imam Ghozali (2011), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada

periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

61
terdapat korelasi, maka akan dinamakan ada problem autokorelasi.

Sedangkan cara untuk mengetahui adanya autokorelasi adalah dengan

menggunakan uji Durbin Watson.

Uji Durbin Watson akan menghasilkan nilai Durbin Watson (d) yang

nantinya akan dibandingkan dengan dua nilai Durbin Watson tabel, yaitu

Durbin Upper (du) dan Durbin Lower (dl).

Tabel 3.5 Uji autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du

Tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4

Tidak ada autokorelasi negatif No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl

Tidak ada autokorelasi, positif dan negatif Diterima du < d < 4-du

Sumber : Ghozali, 2011

3.8. Uji Kelayakan Model (Goodness of fit test)

3.8.1. Uji Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk menguji pengaruh semua variabel independen

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011). Langkah-langkah dalam

melakukan uji F adalah:

 Merumuskan hipotesis dan alternatifnya. (H0) berarti tidak ada

pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen secara simultan. Sedangkan (Ha) berarti ada

62
pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen secara simultan.

 Menentukan tingkat signifikansi dan derajat kesalahan (α). Tingkat

signifikansi dalam penelitian ini adalah 95% atau α = 5%

 Melihat output hasil uji melalui Eviews, apabila nilai

probabilitas(F-statistic) < 0,05. Maka terdapat pengaruh signifikan

variabel X terhadap Y

3.8.2. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya menyatakan seberapa baik suatu

model untuk menjelaskan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011). Nilai

yang semakin tinggi menjelaskan bahwa semakin cocok variabel independen

menjelaskan variabel dependen. Semakin kecil nilai berarti semakin sedikit

kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variabel

dependen. Berarti ada variabel independen lain yang mampu menjelaskan

variabel dependen. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai koefisien

determinasi adalah sebagai berikut:

 Nilai harus berkisar 0 sampai 1

 Bila = 1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel independen

menjelaskan variabel dependen.

 Bila = 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel

independen terhadap variabel dependen.

63
3.8.3. Pengujian Hipotesis (Uji t)

Menurut Santoso (2015), uji t digunakan untuk menguji pengaruh

masing-masing variabel independen yang digunakan terhadap variabel

dependen secara parsial. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan

uji t adalah:

 Nyatakan hipotesis nol (Ho) serta hipotesis alternatifnya (Ha). (Ho)

berarti tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen

terhadap variabel dependen. Sedangkan (Ha) berarti ada pengaruh

yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel

dependen.

 Pilih taraf nyata tingkat signifikansi (α). Signifikansi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah 95% atau α =5%

 Melihat hasil output EViews

Pengambilan keputusannya :

 (Ha) diterima apabila nilai probabilitas < 0,05. Artinya variabel

independen berpengaruh secara sigifikan terhadap variabel

dependen.

 (Ho) ditolak apabila nilai probabilitas > 0,05. Artinya variabel

independen berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel

dependen secara parsial.

64
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data dan pembahasan dapat kita simpulkan sebagai

berikut :

1) Corporate Social responsibility berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan yang menerapkan

CSR dapat meningkatkan citra perusahaan. Citra yang baik menjadi daya

tarik bagi investor untuk berinvestasi, karena mayoritas konsumen akan

meninggalkan suatu produk apabila terdapat berita negatif. Dan hal ini

akan menjadi salah satu pertimbangan bagi investor. Pelaksanaan CSR

akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan yang dilihat dari ROA.

2) Environmental Performance berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja keuangan perusahaan. Dengan perusahaan melakukan kinerja

lingkungan tentunya dapat meningkatkan legitimasi perusahaan dimata

masyarakat dengan menciptakan produk yang ramah lingkungan dan

proses produksi yang bebas dari pengerusakan lingkungan. Dengan

kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan yang meningkat tentunya

akan berdampak pada peningkatan penjualan produk dan mampu menarik

investor dengan mudah.

3) Good Corporate Governance berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penerapan GCG dalam perusahaan

dapat dilihat dari penilaian GCG score. GCG score yang tinggi

82
menunjukkan bahwa implementasi GCG semakin bagus dalam

perusahaan. Bila implementasi GCG semakin bagus, akan berdampak

juga kepada nilai perusahaan yang tinggi, karena tidak ada risiko

manajemen untuk menguntungkan pribadinya dengan kata lain

manajemen berarti sudah melakukan apa yang diinginkan oleh principal.

GCG score yang tinggi juga berarti perusahaan mengalami peningkatan

kinerja keuangan melalui supervisi atau pemantauan kinerja manajemen

sehingga dapat mengurangi risiko yang mungkin terjadi dan adanya

akuntabilitas manajemen terhadap stakeholder. Tapi fakta empirisnya

GCG berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA

5.2 Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti memiliki keterbatasan dalam hal

sebagai berikut :

1) Pengaruh variabel-variabel independen dalam penelitian ini hanya 5,9%

terhadap variabel dependennya. Jadi terdapat sisa 94,1% pengaruh dari

variabel lain seperti manajemen laba, total asset turnover, net profit

margin, debt to equity ratio dan lainnya yang dapat menjelaskan kinerja

keuangan perusahaan. Sehingga untuk peneliti selanjutnya dapat

menggunakan variabel-variabel tersebut.

2) Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder,

sehingga cukup sulit untuk lulus uji asumsi klasik.

3) Kinerja keuangan dalam penelitian ini hanya menggunakan return on

asset (ROA). Sebaiknya peneliti selanjutnya menggunakan return on

83
asset (ROA) dan return on equity (ROE) untuk mendapatkan hasil yang

berbeda dan dapat dibandingkan.

4) Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor manufaktur di Bursa Efek

Indonesia 2014-2018. Untuk peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan

atau menambah sektor lain sebagai objek penelitiannya.

5.3 Saran

Dari pembahasan dan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti memberikan

saran sebagai berikut :

1) Investor dapat lebih teliti sebelum melakukan investasi. Investor sebaiknya

tidak hanya melihat dari aspek keuangan saja, namun juga melihat aspek

lingkungan perusahaan, baik internal maupun eksternal perusahaan,

bagaimana perusahaan menjalankan tanggung jawab sosial.

2) Perusahaan diharapkan tidak hanya memperhitungkan aspek keuangan

saja, namun juga memperhitungkan aspek lingkungan dan sosial serta

menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan. Perusahaan yang memiliki

kinerja lingkungan yang baik akan terhindar dari berbagai kerugian yang

muncul di masa mendatang.

3) Peneliti selanjutnya dapat menambah variabel, menambah sampel,

menggunakan rasio lain atau melakukan penelitian pada sektor lain.

84
Daftar Pustaka

Al-Qur`an dan Terjemahannya. 2009. Surabaya: Fajar Mulya.

Ali Darwin, 2004, Penerapan Sustainabilty Reporting di Indonesia, Konvensi


Nasional Akuntansi V, Program Profesi Lanjutan. Yogyakarta.

Arfan Ikhsan. 2008. Akuntansi Lingkungan dan Pengungkapannya.


Yogyakarta : Graha Ilmu.

Agus Widarjono. 2013. Ekonometrika: Pengantar dan aplikasinya,


Ekonosia, Jakarta.

Black. B. S. (2001). “Does Corporate Governance Matter? – A Crude Test Using


Russian Data”, NBER Working Paper.

Brigham, Eugene.F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi


Kedelapan Buku 2. Jakarta: Erlangga.

Cheng. M., Christiawan, Y. J. (2011). “Pengaruh Pengungkapan Corporate Social


Responsibility Terhadap Abnormal Return.”, Jurnal Akuntansi dan
Keuangan, 13 (1):24-26.

Claver, E., Lopez, D. M., Molina, J. F. and Tari, J.J. 2007. Environmental
management and firm performance: A case. Journal of Environmental
Management, Vol. 84, pp. 606–619

Deegan. C. (2002). “Introduction: The Legitimising Effect of Social and


Environmental Disclosure – A Theoritical Foundation”, Accounting,
Auditing, and Accountability Journal, Vol.5 No.3: 282-311.

Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company:


Sydney.

Dowling, J. and Pfeffer, J. 1975. “Organisational Legitimacy: Social Values and


Organisational Behavior”, Pacijic Sociological Review, Vol. 18, pp. 122-
36.

Eksandy, A. (2018). “Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja


Keuangan Pada Perbankan Syari’ah Indonesia”, Jurnal Akuntansi Vol 5 No.
1.

Ermayanti, Dwi (2009). Kinerja Keuangan Perusahaan. Harian Kompas, 15


Oktober 2009 diakses dari http://dwiermayanti.wordpress.com/feed/html
pada tanggal 5 November 2015.

Ernawan, Erni, R. 2007. Business Ethics. Bandung: Alfabeta.

85
Ernie Tisnawati Sule, dan Kurniawan Saefullah. 2008. Pengantar Manajemen.
Jakarta : Kencana prenada Media Group.

Fitriani. A. (2013). “Pengaruh Kinerja Lingkungan dan Biaya Lingkungan


Terhadap Kinerja Keuangan Pada BUMN”, Jurnal Ilmu Manajemen Vol 1
No. 1.

Gantino, R. (2016). “Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja


Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2008 – 2014”, Jurnal Dinamika Akuntansi dan Bisnis Vol 3 (2).

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Ghozali, Imam dan A Chariri. 2007. “Teori Akuntansi”. Semarang: Badan


Penerbit Universitas Diponegoro.

Gray, et al., 1996, Accounting and Accountability: Changes and Challenges in


Corporate Social and Environmental Reporting. Prentice Hall Europe,
Hemel Hempstead.

Hart. S. L., Ahuja. G. (1996). “Does It Pay to be Green? An Empirical


Examination of The Relationship Between Emission Reduction and Firm
Performance”, Business Strategy and The Environment Vol 5 30 – 37.

Ikhsan, A. A. N., Muharam, H. (2016). “Pengaruh Kinerja Lingkungan Terhadap


Kinerja Keuangan : Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di Kementerian
Lingkungan Hidup dan Listing di BEI (Periode 2008 – 2014)”, Diponegoro
Journal of Management Vol 5 No. 3.

James C, Van Horne dan John M. Wachowicz. 2005. Prinsip-prinsip Manajemen


Keuangan. Edisi kedua belas. Jakarta: Salemba Empat.

Lee, et al. 2015. “The impact of carbon (CO2) emissions and environmental
research and development (R&D) investment on firm performance”.
International Journal of Production Economics. ScienceDirect

Mashitoh, H. and Irma (2013), “The ınfluence of corporate governance


ımplementation toward bank performance (empirical study on banks listed
in Indonesia Stock Exchange)”, International Conference on Law, Business
and Governance Vol. 1.

M.E. Porter and C Van der Linde (1995),” Green and Competitive: Ending the
Stalemate,” Harvard Business Review, September-October, pp. 120-134.

Moerdiyanto. (2010). “Tingkat Pendidikan Manajer dan Kinerja Perusahaan Go-


Public (Hambatan atau Peluang?). FISE Universitas Negeri Yogyakarta.

86
Murtanto, 2005. Sistem Pengendalian Internal Kas, PT. Hecca Mitra Utama,
Jakarta.

Mustika, R. R. (2017). “Pengaruh Environmental Performance, Environmental


Cost Dan CSR Disclosure Terhadap Financial Performance”, Jurnal
Akuntansi.

Nakamura. E. (2011). “Does Environmental Investment Really Contribute to Firm


Performance? An Empirical Analysis Using Japanese Firms”, Eurasian
Business Rewiew 1(2), p. 91-111.

Nistantya, Dewa Sancahya. 2010. “Pengaruh Corporate Social Responsibility


Terhadap Profitabilitas Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan
Perbankan Yang Listing Di Bei Tahun 2007 Sampai Dengan Tahun 2009)”.
Universitas Sebelas Maret

Nurlela dan Islahuddin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap


Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai
Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi XI. 23-24 Juli 2008.
Pontianak.

O’Donovan. G. (2002). “Environmental Disclosure in the Annual Report:


Extending the Applicability and Predictive Power of Legitimacy Theory”,
Accounting, Auditing and Accountability Journal Vol.15, No.3,pp.344-371.

Parengkuan, W. E. (2017). “Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)


Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Melalui Pojok Bursa FEB – UNSRAT”, Jurnal EMBA
Vol 5 No. 2.

Perdana, V. A., Septiani. A. (2017). “Pengaruh Corporate Governance Terhadap


Kinerja Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013 – 2016)”, Diponegoro
Journal of Accounting Vol 6 No. 4.

Ramanathan. K. V. (1976). ''Toward a Theory of Corporate Social Accounting".


The Accounting Review, (July) p. 516-528.

Santoso, Singgih. (2015). Menguasai Statistik Multivariat. Jakarta : PT Elex


Media Komputindo.

Satyo. (2005). Mendorong Good Governance dengan Mengembangkan Etika di


KAP. Media Akuntansi. Edisi Oktober : 39-42

87
Soewarno. N. (2018). “The effect of good governance governance mechanism and
corporate social responsibility on financial performance with earnings
management as mediating variable”, Asian Journal of Accounting Research.

Sucipto. (2013). “Penilaian Kinerja Keuangan”, Jurnal Ekonomi & Bisnis, FE


Universitas Sumatera Utara, Medan.

Suciwati. D. S., Pradnyan. D. P. A., Ardina. C. (2016). “Pengaruh Corporate


Social Responsibility terhadap Kinerja Keuangan (Pada Perusahaan Sektor
Pertambangan di BEI Tahun 2010 – 2013)”, Jurnal Bisnis dan
Kewirausahaan Vol 12 No 2.

Sugiarto (2009). Struktur Modal ,Struktur Kepemilikan Perusahaan,


Permasalahan Keagenan dan Informasi Asimetri, Graha Ilmu Yogyakarta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Yuliusman. 2008. Akuntansi Lingkungan: Meningkatkan Keunggulan Kompetitif


dan Mendorong Investasi. Percikan: Vol. 91 Ed. Agustus 2008: 11-18.

www.menlh.go.id

www.idx.co.id

88
LAMPIRAN 1. Hasil Perhitungan ROA, CSR, EP dan GCG

KODE
PERUSAHAAN TAHUN ROA CSR EP GCG
SAMPEL
2014 0.061775 0.381295 2.86 6.964286
2015 0.050272 0.402878 2.86 6.964286
ADES 2016 0.072902 0.402878 1.00 6.964286
2017 0.045513 0.402878 2.86 7.214286
2018 0.060092 0.402878 2.86 7.214286
2014 -0.05469 0.42446 2.86 6.444805
2015 -0.05449 0.417266 2.86 5.444805
ADMG 2016 -0.05858 0.42446 2.86 14.25
2017 -0.02309 0.442029 2.86 7.428571
2018 -0.00465 0.503597 4.40 7.428571
2014 0.117622 0.47482 2.86 7.464286
2015 0.079935 0.47482 2.86 7.589286
AMFG 2016 0.047311 0.482014 4.40 8.011905
2017 0.006153 0.561151 2.86 7.869048
2018 0.000782 0.52518 2.86 8.011905
2014 -0.20638 0.345324 2.86 5.295779
2015 -0.08378 0.345324 2.86 5.295779
ARGO 2016 -0.2214 0.345324 2.86 7.206494
2017 -0.15544 0.345324 2.86 7.269805
2018 -0.08807 0.374101 2.86 7.174351
2014 0.208348 0.417266 2.86 7.449784
2015 0.04977 0.417266 2.86 7.449784
ARNA 2016 0.059211 0.438849 2.86 7.14026
2017 0.076301 0.431655 2.86 7.64026
2018 0.095715 0.431655 4.40 8.39026
2014 0.093765 0.546763 4.40 8.714286
2015 0.063614 0.561151 4.40 9.428571
ASII 2016 0.069894 0.568345 4.40 9.428571
2017 0.078156 0.57554 4.40 9.428571
2018 0.079406 0.589928 2.86 9.428571
2014 0.066313 0.482014 2.86 8.142208
2015 0.022505 0.496403 2.86 10.5
AUTO 2016 0.033083 0.546763 2.86 10.5
2017 0.037107 0.539568 2.86 10.5
2018 0.042846 0.528986 2.86 10.5
2014 -0.0005 0.446043 2.86 7.910065
2015 0.002256 0.446043 2.86 9.576948
BRPT
2016 0.107413 0.467626 1.00 9.576948
2017 0.054565 0.510791 2.86 9.648377

89
2018 0.034372 0.568345 2.86 9.648377
2014 0.011506 0.438849 2.86 7.019372
2015 0.006461 0.438849 2.86 7.660281
BUDI 2016 0.013166 0.47482 2.86 8.612879
2017 0.015544 0.47482 2.86 8.612879
2018 0.014874 0.482014 2.86 8.612879
2014 0.082802 0.345324 2.86 5.896429
2015 0.073549 0.345324 2.86 5.896429
CPIN 2016 0.09194 0.489209 2.86 6.146429
2017 0.101901 0.489209 2.86 6.946429
2018 0.16464 0.503597 2.86 6.946429
2014 0.098203 0.561151 2.86 4.735714
2015 0.036463 0.589928 2.86 7.735714
CTBN 2016 -0.00582 0.597122 2.86 8.535714
2017 -0.08106 0.640288 2.86 7.357143
2018 -0.03723 0.625899 2.86 8.444805
2014 0.289239 0.366906 2.86 6.021429
2015 0.184957 0.374101 2.86 5.854762
DLTA 2016 0.212481 0.410072 2.86 5.997619
2017 0.208654 0.410072 2.86 6.164286
2018 0.22194 0.417266 2.86 6.214286
2014 -0.00999 0.388489 2.86 6.279545
2015 -0.04663 0.388489 1.00 6.376948
GDST 2016 0.02521 0.388489 2.86 6.376948
2017 -0.00397 0.417266 2.86 6.376948
2018 -0.06495 0.417266 2.86 6.376948
2014 0.09329 0.410072 2.86 4.537662
2015 0.101611 0.410072 2.86 5.128571
GGRM 2016 0.105997 0.482014 2.86 5.805519
2017 0.116168 0.482014 2.86 6.930519
2018 0.112784 0.482014 2.86 6.930519
2014 0.017555 0.52518 1.00 6.967857
2015 -0.01789 0.510791 1.00 7.785714
GJTL 2016 0.03351 0.517986 2.86 7.785714
2017 0.002475 0.517986 2.86 8.785714
2018 -0.00378 0.517986 2.86 8.785714
2014 -0.02452 0.417266 2.86 5.370779
2015 -0.07291 0.417266 2.86 7.071429
HDTX 2016 -0.08297 0.438849 2.86 7.123377
2017 -0.20992 0.431655 2.86 8.551948
2018 -0.39184 0.431655 1.00 8.642857
HMSP 2014 0.358726 0.395683 2.86 5.370779
2015 0.272632 0.517986 2.86 7.071429

90
2016 0.300226 0.597122 2.86 7.123377
2017 0.2937 0.625899 4.40 8.551948
2018 0.290509 0.618705 1.00 8.642857
2014 0.102847 0.52518 4.40 8.833117
2015 0.110058 0.503597 4.40 8.69026
ICBP 2016 0.125642 0.532374 4.40 8.69026
2017 0.112057 0.539568 4.40 8.785714
2018 0.135559 0.604317 4.40 8.785714
2014 0.028411 0.42446 2.86 6.975974
2015 0.028046 0.417266 2.86 6.975974
IKBI 2016 0.051307 0.42446 2.86 6.975974
2017 0.015153 0.442029 2.86 7.118831
2018 0.022318 0.503597 1.00 7.118831
2014 -0.00277 0.42446 2.86 6.885065
2015 -0.00088 0.431655 2.86 6.980519
IMAS 2016 -0.01221 0.460432 2.86 6.837662
2017 -0.0019 0.42446 2.86 6.837662
2018 0.002412 0.431655 2.86 6.928571
2014 0.025082 0.323741 2.86 5.77197
2015 0.021512 0.366906 2.86 5.77197
INAI 2016 0.026551 0.352518 2.86 6.112879
2017 0.03184 0.366906 2.86 7.237879
2018 0.028888 0.359712 2.86 7.237879
2014 0.060754 0.496403 4.40 7.975974
2015 0.040395 0.503597 2.86 8.404545
INDF 2016 0.064094 0.52518 2.86 8.237879
2017 0.057661 0.561151 1.00 8.5
2018 0.051398 0.553957 2.86 8.5
2014 0.055996 0.42446 2.86 6.904545
2015 0.000757 0.417266 2.86 7.404545
INDS 2016 0.020004 0.42446 2.86 7.404545
2017 0.046677 0.442029 2.86 7.404545
2018 0.04459 0.503597 2.86 7.404545
2014 0.019373 0.546763 2.86 8.279545
2015 0.0316 0.546763 2.86 8.850974
INKP 2016 0.029482 0.546763 2.86 7.946429
2017 0.054135 0.561151 2.86 7.946429
2018 0.067215 0.589928 4.40 8.071429
2014 0.183244 0.539568 4.40 8.975974
2015 0.157645 0.582734 4.40 10.97597
INTP 2016 0.128354 0.582734 4.40 11.07143
2017 0.064435 0.611511 2.86 11.07143
2018 0.041238 0.640288 2.86 9.214286

91
2014 0.03948 0.374101 2.86 4.850974
2015 0.029182 0.374101 2.86 4.850974
2016 0.017035 0.374101 2.86 4.850974
ISSP
2017 0.001377 0.374101 2.86 3.453247
2018 0.007505 0.446043 2.86 5.928571
2014 0.024866 0.503597 2.86 7.592857
2015 0.030565 0.633094 2.86 8.592857
JPFA 2016 0.122454 0.690647 2.86 8.592857
2017 0.052261 0.690647 2.86 8.592857
2018 0.097804 0.669065 2.86 8.259524
2014 0.085581 0.52518 2.86 9.404545
2015 0.07731 0.57554 2.86 8.904545
KAEF 2016 0.058882 0.582734 2.86 8.999784
2017 0.054413 0.589928 2.86 9.428571
2018 0.042471 0.568345 2.86 9.428571
2014 0.031671 0.402878 2.86 7.154545
2015 0.0195 0.482014 2.86 8.583117
KBLM 2016 0.033243 0.532374 2.86 7.725974
2017 0.035618 0.52518 2.86 9.69026
2018 0.031328 0.539568 1.00 8.535714
2014 0.036149 0.345324 2.86 7.331494
2015 -0.06941 0.345324 2.86 6.331494
KIAS 2016 -0.13578 0.345324 2.86 6.331494
2017 -0.04826 0.345324 2.86 7.331494
2018 -0.04647 0.345324 2.86 7.331494
2014 0.170643 0.467626 2.86 8.69026
2015 0.150236 0.489209 2.86 10.83312
KLBF 2016 0.154399 0.496403 2.86 10.92857
2017 0.147642 0.539568 2.86 10.92857
2018 0.137619 0.532374 4.40 10.92857
2014 -0.0592 0.611511 2.86 11.05909
2015 -0.0882 0.640288 2.86 11.25
KRAS 2016 -0.04591 0.640288 2.86 11.25
2017 -0.02093 0.669065 2.86 11.25
2018 -0.01795 0.669065 4.40 11.25
2014 -0.02403 0.381295 2.86 6.513636
2015 -0.01567 0.446043 2.86 8.227922
MAIN 2016 0.074043 0.532374 2.86 9.852922
2017 0.010713 0.532374 2.86 9.857468
2018 0.065557 0.517986 2.86 9.857468
2014 0.006758 0.330935 2.86 4.793182
MBTO 2015 -0.02166 0.330935 2.86 5.043182
2016 0.012415 0.330935 1.00 5.168182

92
2017 -0.03163 0.374101 1.00 5.168182
2018 -0.17612 0.374101 2.86 5.168182
2014 0.356282 0.381295 2.86 9.51526
2015 0.236527 0.482014 2.86 9.64026
MLBI 2016 0.431698 0.52518 2.86 9.735714
2017 0.526704 0.561151 4.40 10.21429
2018 0.423882 0.582734 4.40 10.21429
2014 0.014104 0.42446 2.86 4.981494
2015 0.002104 0.42446 2.86 4.981494
MRAT 2016 -0.01149 0.42446 2.86 5.32316
2017 -0.00258 0.42446 1.00 5.32316
2018 -0.00441 0.42446 1.00 5.32316
2014 0.039777 0.445255 4.40 6.227706
2015 0.110223 0.445255 4.40 6.227706
MYOR 2016 0.107463 0.49635 4.40 8.164069
2017 0.109344 0.49635 4.40 8.164069
2018 0.100072 0.49635 4.40 8.164069
2014 -0.05619 0.445255 2.86 6.32316
2015 -0.05285 0.474453 2.86 6.656494
NIKL 2016 0.021053 0.474453 2.86 7.956494
2017 0.010777 0.481752 2.86 7.956494
2018 0.009521 0.481752 2.86 7.956494
2014 -0.04444 0.335766 2.86 3.932251
2015 -0.0687 0.335766 2.86 4.636039
PSDN 2016 -0.05608 0.335766 2.86 4.636039
2017 0.046529 0.335766 2.86 4.636039
2018 -0.06679 0.335766 2.86 4.636039
2014 -0.04294 0.481752 2.86 6.442208
2015 0.00171 0.489051 2.86 7.329113
PTSN 2016 0.018241 0.489051 2.86 7.737879
2017 0.007327 0.489051 2.86 8.737879
2018 0.041729 0.489051 2.86 8.737879
2014 -0.20802 0.350365 2.86 4.647944
2015 -0.12939 0.364964 2.86 4.647944
RMBA 2016 -0.15485 0.430657 2.86 5.59697
2017 -0.03409 0.423358 2.86 5.763636
2018 -0.04089 0.40146 2.86 5.763636
2014 0.148039 0.49635 2.86 9.279545
2015 0.156458 0.49635 2.86 9.279545
SIDO 2016 0.160839 0.50365 4.40 9.279545
2017 0.16902 0.489051 4.40 9.404545
2018 0.198898 0.525547 4.40 9.404545
2014 -0.00128 0.357664 1.00 8.535065

93
2015 -0.16113 0.386861 1.00 8.675974
SPID 2016 0.005083 0.423358 2.86 10.11429
2017 -0.15847 0.423358 1.00 10.16429
2018 0.011853 0.423358 2.86 10.16429
2014 0.038366 0.532847 5.31 7.561472
2015 0.01011 0.540146 5.31 7.811472
SMCB 2016 -0.0144 0.525547 4.40 7.952381
2017 -0.03864 0.562044 4.40 9.880952
2018 -0.04436 0.50365 4.40 9.880952
2014 0.162173 0.562044 4.40 12.5
2015 0.118613 0.576642 4.40 12.5
SMGR 2016 0.10254 0.569343 4.40 12.5
2017 0.033626 0.591241 4.40 12.5
2018 0.06032 0.59854 4.40 12.5
2014 0.023232 0.437956 2.86 6.455303
2015 -0.01949 0.437956 2.86 6.900758
SPMA 2016 0.03814 0.474453 2.86 6.900758
2017 0.042415 0.525547 2.86 6.900758
2018 0.036022 0.525547 2.86 6.900758
2014 0.072193 0.416058 1.00 11.17078
2015 0.071059 0.416058 1.00 11.17078
SRIL 2016 0.062677 0.416058 2.86 11.17078
2017 0.057033 0.452555 1.00 11.17078
2018 0.061979 0.474453 2.86 11.17078
2014 0.031401 0.335766 2.86 7.874351
2015 0.027009 0.335766 2.86 8.260065
SRSN 2016 0.015417 0.364964 2.86 7.188636
2017 0.027115 0.40146 2.86 7.188636
2018 0.056401 0.40146 2.86 7.188636
2014 -0.01466 0.350365 2.86 6.883117
2015 -0.00317 0.379562 2.86 6.883117
TFCO 2016 0.01548 0.386861 2.86 7.033117
2017 0.009881 0.386861 2.86 7.699784
2018 -0.00154 0.416058 2.86 7.699784
2014 0.02916 0.386861 2.86 5.699675
2015 -0.00113 0.386861 2.86 6.737987
TIRT 2016 0.035526 0.386861 2.86 6.828896
2017 0.001165 0.386861 2.86 6.828896
2018 -0.0395 0.386861 2.86 7.618831
2014 0.143456 0.445255 2.86 9.735714
2015 0.116922 0.452555 2.86 9.735714
TOTO
2016 0.065299 0.459854 2.86 9.735714
2017 0.098686 0.459854 2.86 9.735714

94
2018 0.119668 0.467153 4.40 9.735714
2014 0.009586 0.525547 2.86 9.168831
2015 0.014098 0.518248 2.86 9.597403
TPIA 2016 0.140952 0.569343 2.86 10.16883
2017 0.106837 0.576642 2.86 10.16883
2018 0.05745 0.576642 4.40 10.16883
2014 0.097001 0.423358 2.86 9.073377
2015 0.147769 0.423358 2.86 9.073377
ULTJ 2016 0.167443 0.423358 2.86 9.073377
2017 0.138798 0.423358 2.86 9.073377
2018 0.126282 0.423358 2.86 9.073377
2014 0.011014 0.408759 2.86 9.118831
2015 -0.00389 0.40146 2.86 8.835498
UNIC 2016 0.093084 0.408759 2.86 9.168831
2017 0.053325 0.416058 2.86 9.168831
2018 0.073096 0.416058 2.86 9.168831
2014 0.42525 0.576642 4.40 10.49026
2015 0.372791 0.635036 4.40 10.49026
UNVR 2016 0.355786 0.635036 4.40 11.67857
2017 0.370486 0.649635 2.86 11.67857
2018 0.466601 0.649635 2.86 11.67857
2014 -0.05557 0.359712 2.86 7.276732
2015 0.00018 0.359712 2.86 7.276732
VOKS 2016 0.095939 0.402878 2.86 8.982468
2017 0.078764 0.417266 2.86 10.14481
2018 0.042436 0.410072 2.86 10.31147
Sumber : Data Olahan 2019

95
LAMPIRAN 2. Daftar Item Pengungkapan Corporate Social Responsibility
Menurut Global Reporting Initiative - Generation 4.0

NO. ASPEK INDEKS KETERANGAN


Aspek: Kinerja Pengungkapan Pendekatan Manajemen
1 G4-DMA
Ekonomi untuk Kinerja Ekonomi
Nilai ekonomi langsung yang dihasilkan
2 G4-EC1
dan didistribusikan
Implikasi finansial dan risiko serta
3 G4-EC2 peluang lainnya kepada kegiatan
organisasi karena perubahan iklim
Cakupan kewajiban organisasi atas
4 G4-EC3
program imbalan pasti
Bantuan finansial yang diterima dari
5 G4-EC4
pemerintah
Aspek:
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
6 Keberadaan di G4-DMA
untuk Keberadaan di Pasar
Pasar
Rasio upah standar pegawai pemula (entry
7 G4-EC5 level) menurut gender dibandingkan
dengan upah minimum regional di lokasi-
lokasi operasional yang signifikan
Perbandingan manajemen senior yang
8 G4-EC6 dipekerjakan dari masyarakat lokal di
lokasi operasi yang signifikan
Aspek: Dampak
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
9 Ekonomi Tidak G4-DMA
untuk Dampak Ekonomi Tidak Langsung
Langsung
Pembangunan dan dampak dari investasi
10 G4-EC7
infrastruktur dan jasa yang diberikan
Dampak ekonomi tidak langsung yang
11 G4-EC8
signifikan, termasuk besarnya dampak
Aspek: Praktik Pengungkapan Pendekatan Manajemen
12 G4-DMA
Pengadaan untuk Praktik Pengadaan
Perbandingan pembelian dari pemasok
13 G4-EC9
lokal di lokasi operasional yang signifikan
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
14 Aspek: Bahan G4-DMA
untuk Bahan yang digunakan
Bahan yang digunakan berdasarkan bobot
15 G4-EN1
atau volume

96
Persentase bahan yang digunakan yang
16 G4-EN2
merupakan bahan input daur ulang
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
17 Aspek: Energi G4-DMA
untuk Energi yang digunakan
18 G4-EN3 Konsumsi energi dalam organisasi
19 G4-EN4 Konsumsi energi di luar organisasi
20 G4-EN5 Intensitas energi
21 G4-EN6 Pengurangan konsumsi energi
Pengurangan kebutuhan energi pada
22 G4-EN7
produk dan jasa
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
23 Aspek: Air G4-DMA
untuk Air yang digunakan
24 G4-EN8 Total pengambilan air berdasarkan sumber
Sumber air yang secara signifikan
25 G4-EN9
dipengaruhi oleh pengambilan air
Persentase dan total volume air yang
26 G4-EN10
didaur ulang dan digunakan kembali
Aspek:
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
27 Keanekaragaman G4-DMA
untuk Keanekaragaman Hayati
Hayati
Lokasi-lokasi operasional yang dimiliki,
disewa, dikelola di dalam, atau yang
28 G4-EN11 berdekatan dengan, kawasan lindung dan
kawasan dengan nilai keanekaragaman
hayati tinggi di luar kawasan lindung
Uraian dampak signifikan kegiatan,
produk, dan jasa terhadap
keanekaragaman hayati di kawasan
29 G4-EN12
lindung dan kawasan dengan nilai
keanekaragaman hayati tinggi di luar
kawasan lindung
30 G4-EN13 Habitat yang dilindungi atau dipulihkan
Jumlah total spesies dalam IUCN Red List
dan spesies dalam daftar spesies yang
dilindungi nasional dengan
31 G4-EN14
habitat di tempat yang dipengaruhi
operasional, berdasarkan tingkat risiko
kepunahan
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
32 Aspek: Emisi G4-DMA
untuk Emisi

97
Emisi gas rumah kaca (GRK) langsung
33 G4-EN15
(Cakupan 1)
Emisi gas rumah kaca (GRK) energi tidak
34 G4-EN16
langsung (Cakupan 2)
Emisi gas rumah kaca (GRK) tidak
35 G4-EN17
langsung lainnya (Cakupan 3)
36 G4-EN18 Intensitas emisi gas rumah kaca (GRK)
Pengurangan emisi gas rumah kaca
37 G4-EN19
(GRK)
38 G4-EN20 Emisi bahan perusak ozon (BPO)
NOX, SOX, dan emisi udara signifikan
39 G4-EN21
lainnya.
Aspek: Efluen Pengungkapan Pendekatan Manajemen
40 G4-DMA
dan Limbah untuk Efluen dan Limbah
Total air yang dibuang berdasarkan
41 G4-EN22
kualitas dan tujuan
Bobot total limbah berdasarkan jenis dan
42 G4-EN23
metode pembuangan
Jumlah dan volume total tumpahan
43 G4-EN24
signifikan
Bobot limbah yang dianggap berbahaya
menurut ketentuan konvensi Basel2
Lampiran I, II, III, dan VIII yang
44 G4-EN25
diangkut, diimpor, diekspor, atau diolah,
dan persentase limbah yang diangkut
untuk pengiriman internasional
Identitas, ukuran, status lindung, dan nilai
keanekaragaman hayati dari badan air dan
45 G4-EN26 habitat terkait yang secara signifikan
terkena dampak dari pembuangan dan air
limpasan dari organisasi
Aspek: Produk Pengungkapan Pendekatan Manajemen
46 G4-DMA
dan Jasa untuk Produk dan Jasa
Tingkat mitigasi dampak terhadap dampak
47 G4-EN27
lingungan produk dan jasa
Persentase produk yang terjual dan
48 G4-EN28 kemasannya yang direklamasi menurut
kategori
Aspek: Pengungkapan Pendekatan Manajemen
49 G4-DMA
Kepatuhan untuk Kepatuhan

98
Nilai moneter denda signifikan dan
jumlah total sanksi non-moneter atas
50 G4-EN29
ketidakpatuhan terhadap undang-undang
dan peraturan lingkungan
Aspek: Pengungkapan Pendekatan Manajemen
51 G4-DMA
Transportasi untuk Trasportasi
Dampak lingkungan signifikan dari
pengangkutan produk dan barang lain
52 G4-EN30
serta bahan untuk operasional organisasi,
dan pengangkutan tenaga kerja
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
53 Aspek: Lain-lain G4-DMA
untuk Lain-lain
Total pengeluaran dan investasi
54 G4-EN31 perlindungan lingkungan berdasarkan
jenis
Aspek: Asesmen
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
55 Pemasok atas G4-DMA
untuk Asesmen Pemasok atas Lingkungan
Lingkungan
Persentase penapisan pemasok baru
56 G4-EN32
menggunakan kriteria lingkungan
Dampak lingkungan negatif signifikan
57 G4-EN33 aktual dan potensial dalam rantai pasokan
dan tindakan yang diambil
Aspek:
Mekanisme Pengungkapan Pendekatan Manajemen
58 Pengaduan G4-DMA untuk Mekanisme Pengaduan Masalah
Masalah Lingkungan
Lingkungan
Jumlah pengaduan tentang dampak
lingkungan yang diajukan, ditangani, dan
59 G4-EN34
diselesaikan melalui mekanisme
pengaduan resmi
Aspek: Pengungkapan Pendekatan Manajemen
60 G4-DMA
Kepegawaian untuk Kepegawaian
Jumlah total dan tingkat perekrutan
karyawan baru dan turnover karyawan
61 G4-LA1
menurut kelompok umur, gender, dan
wilayah
Tunjangan yang diberikan bagi karyawan
purnawaktu yang tidak diberikan bagi
62 G4-LA2
karyawan sementara atau paruh waktu,
berdasarkan lokasi operasi yang signifikan
Tingkat kembali bekerja dan tingkat
63 G4-LA3 retensi setelah cuti melahirkan, menurut
gender

99
Aspek:
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
64 Hubungan G4-DMA
untuk Hubungan Industrial
Industrial
Jangka waktu minimum pemberitahuan
mengenai perubahan operasional,
65 G4-LA4
termasuk apakah hal tersebut tercantum
dalam perjanjian bersama
Aspek:
Kesehatan dan Pengungkapan Pendekatan Manajemen
66 G4-DMA
Keselamatan untuk Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kerja
Persentase total tenaga kerja yang diwakili
dalam komite bersama formal
67 G4-LA5 manajemen-pekerja yang membantu
mengawasi dan memberikan saran
program kesehatan dan keselamatan kerja
Jenis dan tingkat cedera, penyakit akibat
kerja, hari hilang, dan kemangkiran, serta
68 G4-LA6
jumlah total kematian akibat kerja,
menurut daerah dan gender
Pekerja yang sering terkena atau berisiko
69 G4-LA7 tinggi terkena penyakit yang terkait
dengan pekerjaan mereka
Topik kesehatan dan keselamatan yang
70 G4-LA8 tercakup dalam perjanjian formal dengan
serikat pekerja
Aspek: Pelatihan Pengungkapan Pendekatan Manajemen
71 G4-DMA
dan Pendidikan untuk Pelatihan dan Pendidikan
Jam pelatihan rata-rata per tahun per
72 G4-LA9 karyawan menurut gender, dan menurut
kategori karyawan
Program untuk manajemen keterampilan
dan pembelajaran seumur hidup yang
73 G4-LA10 mendukung keberkelanjutan kerja
karyawan dan membantu mereka
mengelola purna bakti
Persentase karyawan yang menerima reviu
kinerja dan pengembangan karier secara
74 G4-LA11
reguler, menurut gender dan kategori
karyawan
Aspek:
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Keberagaman
75 G4-DMA untuk Keberagaman dan Kesetaraan
dan Kesetaraan
Peluang
Peluang

100
Komposisi badan tata kelola dan
pembagian karyawan per kategori
76 G4-LA12 karyawan menurut gender, kelompok usia,
keanggotaan kelompok minoritas, dan
indikator keberagaman lainnya
Aspek:
Kesetaraan Pengungkapan Pendekatan Manajemen
77 Remunerasi G4-DMA untuk Kesetaraan Remunerasi Perempuan
Perempuan dan dan Laki-laki
Laki-laki
Rasio gaji pokok dan remunerasi bagi
perempuan terhadap laki-laki menurut
78 G4-LA13
kategori karyawan, berdasarkan lokasi
operasional yang signifikan
Aspek: Asesmen
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Pemasok atas
79 G4-DMA untuk Asesmen Pemasok atas Praktik
Praktik
Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
Persentase penapisan pemasok baru
80 G4-LA14 menggunakan kriteria praktik
ketenagakerjaan
Dampak negatif aktual dan potensial yang
signifikan terhadap praktik
81 G4-LA15
ketenagakerjaandalam rantai pasokan dan
tindakan yang diambil
Aspek:
Mekanisme Pengungkapan Pendekatan Manajemen
82 Pengaduan G4-DMA untuk Mekanisme Pengaduan Masalah
Masalah Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
Jumlah pengaduan tentang praktik
ketenagakerjaanyang diajukan, ditangani,
83 G4-LA16
dan diselesaikan melalui mekanisme
pengaduan resmi
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
84 Aspek: Investasi G4-DMA
untuk Investasi
Jumlah total dan persentase perjanjian dan
kontrak investasi yang signifikan yang
85 G4-HR1 menyertakan klausul terkait hak asasi
manusia atau penapisan berdasarkan hak
asasi manusia
Jumlah waktu pelatihan karyawan tentang
kebijakan atau prosedur hak asasi manusia
86 G4-HR2 terkait dengan Aspek hak asasi manusia
yang relevan dengan operasi, termasuk
persentase karyawan yang dilatih

101
Aspek: Non- Pengungkapan Pendekatan Manajemen
87 G4-DMA
diskriminasi untuk Non-diskriminasi
Jumlah total insiden diskriminasi dan
88 G4-HR3
tindakan korektif yang diambil
Aspek:
Kebebasan Pengungkapan Pendekatan Manajemen
89 Berserikat dan G4-DMA untuk Kebebasan Berserikat dan
Perjanjian Kerja Perjanjian Kerja Bersama
Bersama
Kemungkinan dilanggarnya atau ada
risiko besar tidak dilaksanakannya hak
90 G4-HR4 berserikat dan perjanjian kerja bersama di
unit kerja perusahaan dan di unit kerja
pemasok
Aspek: Pekerja Pengungkapan Pendekatan Manajemen
91 G4-DMA
Anak untuk Pekerja Anak
Operasi dan pemasok yang diidentifikasi
berisiko tinggi melakukan eksploitasi
92 G4-HR5 pekerja anak dan tindakan yang diambil
untuk berkontribusi dalam penghapusan
pekerja anak yang efektif
Aspek: Pekerja
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
93 Paksa atau G4-DMA
untuk Pekerja Paksa atau Wajib Kerja
Wajib Kerja
Operasi dan pemasok yang diidentifikasi
berisiko tinggi melakukan pekerja paksa
94 G4-HR6 atau wajib kerja dan tindakan untuk
berkontribusi dalam penghapusan segala
bentuk pekerja paksa atau wajib kerja
Aspek: Praktik Pengungkapan Pendekatan Manajemen
95 G4-DMA
Pengamanan untuk Praktik Pengamanan
Persentase petugas pengamanan yang
dilatih dalam kebijakan atau prosedur hak
96 G4-HR7
asasi manusia di organisasi yang relevan
dengan operasi
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Aspek: Hak
97 G4-DMA untuk Hak Adat
Adat
Jumlah total insiden pelanggaran yang
98 G4-HR8 melibatkan hak-hak masyarakat adat dan
tindakan yang diambil
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
99 Aspek: Asesmen G4-DMA
untuk Asesmen

102
Jumlah total dan persentase operasi yang
100 G4-HR9 telah melakukan reviu atau asesmen
dampak hak asasi manusia
Aspek: Asesmen
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Pemasok atas
101 G4-DMA untuk Asesmen Pemasok atas Hak Asasi
Hak Asasi
Manusia
Manusia
Persentase penapisan pemasok baru
102 G4-HR10
menggunakan kriteria hak asasi manusia
Dampak negatif aktual dan potensial yang
signifikan terhadap hak asasi manusia
103 G4-HR11
dalam rantai pasokan dan tindakan yang
diambil
Aspek:
Mekanisme Pengungkapan Pendekatan Manajemen
104 Pengaduan G4-DMA untuk Mekanisme Pengaduan Masalah
Masalah Hak Hak Asasi Manusia
Asasi Manusia
Jumlah pengaduan tentang dampak
terhadap hak asasi manusia yang diajukan,
105 G4-HR12
ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan formal
Aspek:
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
106 Masyarakat G4-DMA
untuk Masyarakat Lokal
Lokal
Persentase operasi dengan pelibatan
107 G4-SO1 masyarakat lokal, asesmen dampak, dan
program pengembangan yang diterapkan
Operasi dengan dampak negatif aktual dan
108 G4-SO2 potensial yang signifikan terhadap
masyarakat lokal
Aspek: Anti- Pengungkapan Pendekatan Manajemen
109 G4-DMA
korupsi untuk Anti-korupsi
Jumlah total dan persentase operasi yang
dinilai terhadap risiko terkait dengan
110 G4-SO3
korupsi dan risiko signifikan yang
teridentifikasi
Komunikasi dan pelatihan mengenai
111 G4-SO4
kebijakan dan prosedur anti-korupsi
Insiden korupsi yang terbukti dan
112 G4-SO5
tindakan yang diambil
Aspek:
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
113 Kebijakan G4-DMA
untuk Kebijakan Publik
Publik

103
Nilai total kontribusi politik berdasarkan
114 G4-SO6
negara dan penerima/penerima manfaat
Aspek: Anti Pengungkapan Pendekatan Manajemen
115 G4-DMA
Persaingan untuk Anti Persaingan
Jumlah total tindakan hukum terkait Anti
116 G4-SO7 Persaingan, anti-trust, serta praktik
monopoli dan hasilnya
Aspek: Pengungkapan Pendekatan Manajemen
117 G4-DMA
Kepatuhan untuk Kepatuhan
Nilai moneter denda yang signifikan dan
jumlah total sanksi non-moneter atas
118 G4-SO8
ketidakpatuhan terhadap undang-undang
dan peraturan
Aspek: Asesmen
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Pemasok atas
119 G4-DMA untuk Asesmen Pemasok atas Dampak
Dampak pada
pada Masyarakat
Masyarakat
Persentase penapisan pemasok baru
120 G4-SO9 menggunakan kriteria untuk dampak
terhadap masyarakat
Dampak negatif aktual dan potensial yang
121 G4-SO10 signifikan terhadap masyarakat dalam
rantai pasokan dan tindakan yang diambil
Aspek:
Mekanisme
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Pengaduan
122 G4-DMA untuk Mekanisme Pengaduan Dampak
Dampak
terhadap Masyarakat
terhadap
Masyarakat
Jumlah pengaduan tentang dampak
terhadap masyarakat yang diajukan,
123 G4-SO11
ditangani, dan diselesaikan melalui
mekanisme pengaduan resmi
Aspek:
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
Kesehatan dan
124 G4-DMA untuk Kesehatan dan Keselamatan
Keselamatan
Pelanggan
Pelanggan
Persentase kategori produk dan jasa yang
signifikan dampaknya terhadap kesehatan
125 G4-PR1
dan keselamatan yang dinilai untuk
peningkatan

104
Total jumlah insiden ketidakpatuhan
terhadap peraturan dan koda sukarela
126 G4-PR2 terkait dampak kesehatan dan keselamatan
dari produk dan jasa sepanjang daur
hidup, menurut jenis hasil
Aspek:
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
127 Pelabelan G4-DMA
untuk Pelabelan Produk dan Jasa
Produk dan Jasa
Jenis informasi produk dan jasa yang
diharuskan oleh prosedur organisasi
terkait dengan informasi dan pelabelan
128 G4-PR3
produk dan jasa, serta persentase kategori
produk dan jasa yang signifikan harus
mengikuti persyaratan informasi sejenis
Jumlah total Insiden ketidakpatuhan
terhadap peraturan dan koda sukarela
129 G4-PR4
terkait dengan informasi dan pelabelan
produk dan jasa, menurut jenis hasil
Hasil survei untuk mengukur kepuasan
130 G4-PR5
pelanggan
Aspek:
Pengungkapan Pendekatan Manajemen
131 Komunikasi G4-DMA
untuk Komunikasi Pemasaran
Pemasaran
Penjualan produk yang dilarang atau
132 G4-PR6
disengketakan
Jumlah total Insiden ketidakpatuhan
terhadap peraturan dan koda sukarela
133 G4-PR7 tentang komunikasi pemasaran, termasuk
iklan, promosi, dan sponsor, menurut jenis
hasil
Aspek: Privasi Pengungkapan Pendekatan Manajemen
134 G4-DMA
Pelanggan untuk Privasi Pelanggan
Jumlah total keluhan yang terbukti terkait
135 G4-PR8 dengan pelanggaran privasi pelanggan dan
hilangnya data pelanggan
Aspek: Pengungkapan Pendekatan Manajemen
136 G4-DMA
Kepatuhan untuk Kepatuhan
Nilai moneter denda yang signifikan atas
ketidakpatuhan terhadap undang-undang
137 G4-PR9
dan peraturan terkait penyediaan dan
penggunaan produk dan jasa
Sumber: Global Reporting Initiative G4 (www.globalreporting.org

105
LAMPIRAN 3. Daftar Indikator GCG

No Klasifikasi Item Pengungkapan


1. Pemegang Saham 1. Uraian mengenai hak pemegang saham.
2. Pernyataan mengenai jaminan perlindungan
hak atas pemegang saham perlakuan yang
sama terhadap hak pemegang saham.
3. Tanggal pelaksanaan RUPS.
4. Hasil RUPS.
2. Dewan Komisaris 1. Nama-nama anggota Dewan Komisaris.
2. Status setiap anggota (komisaris independen
atau komisaris bukan independen).
3. Latar belakang pendidikan dan karier Dewan
Komisaris.
4. Uraian mengenai tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris.
5. Kebijakan dan jumlah remunerasi anggota
Dewan Komisaris.
6. Mekanisme dan kriteria penilaian sendiri
tentang kinerja masing-masing anggota
Dewan Komisaris.
7. Jumlah rapat yang dihadiri.
8. Jumlah kehadiran setiap anggota Dewan
Komisaris dalam rapat.
9. Mekanisme pengambilan keputusan.
10. Program pelatihan Dewan Komisaris.
3. Direksi 1. Nama-nama anggota Direksi dengan jabatan
dan fungsinya masing-masing.
2. Uraian mengenai tugas dan tanggung jawab
Direksi.
3. Latar belakang pendidikan dan karier anggota
Direksi.
4. Ruang lingkup pekerjaan dan tanggung
jawab masing-masing anggota Direksi.
5. Mekanisme pengambilan wewenang.

106
6. Mekanisme pendelegasian wewenang.
7. Kebijakan dan jumlah remunerasi anggota
Direksi.
8. Jumlah rapat yang dilakukan oleh Direksi.
9. Jumlah kehadiran setiap anggota Direksi
dalam rapat.
10. Mekanisme dan kriteria penilaian terhadap
kinerja anggota Direksi.
11. Program pelatihan dalam rangka
meningkatkan kompetensi Direksi.
4. Komite Audit 1. Nama dan jabatan anggota Komite Audit.
2. Riyawat hidup singkat setiap anggota Komite
Audit.
3. Uraian tugas dan tanggung jawab Komite
Audit.
4. Jumlah kehadiran setiap anggota dalam rapat.
5. Jumlah pertemuan yang dilakukan oleh
Komite Audit.
6. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan
Komite Audit.
7. Independensi anggota Komite Audit.
8. Keberadaan piagam Komite Audit.
5. Komite Nominasi 1. Nama dan jabatan anggota Komite Nominasi
dan Remunerasi dan Remunerasi.
2. Riwayat hidup singkat anggota Komite
Nominasi dan Remunerasi.
3. Uraian tugas dan tanggung jawab Komite
Nominasi dan Remunerasi.
4. Jumlah pertemuan yang dilakukan Komite
Nominasi dan Remunerasi.
5. Jumlah kehadiran rapat anggota Komite
Nominasi dan Remunerasi.
6. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan
Komite Nominasi dan Remunerasi.
7. Independensi anggota Komite Nominasi dan
Remunerasi.
6. Komite Manajemen 1. Nama dan jabatan anggota Komite
Risiko Manajemen Risiko.
2. Riwayat hidup singkat setiap anggota Komite
Manajemen Risiko.
3. Uraian tugas dan tanggung jawab Komite
Manajemen Risiko.

107
4. Jumlah pertemuan yang dilakukan oleh
Komite Manajemen Risiko.
5. Jumlah kehadiran dalam setiap rapat.
6. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan
Komite Manajemen Risiko.
7. Independensi anggota Komite Manajemen
Risiko.
7. Komite Tata Kelola 1. Nama dan jabatan anggota komite GCG.
Perusahaan (GCG) 2. Riwayat hidup singkat setiap anggota Komite
GCG.
3. Uraian tugas dan tanggung jawab Komite
GCG.
4. Jumlah pertemuan yang dilakukan oleh
Komite GCG.
5. Jumlah kehadiran setiap anggota dalam rapat.
6. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan
Komite GCG.
7. Independensi anggota GCG.
8. Komite- komite lain 1. Nama dan jabatan anggota komite.
yang Dimiliki oleh 2. Riwayat hidup singkat setiap anggota komite.
Perusahaan 3. Uraian tugas dan tanggung jawab komite.
4. Jumlah pertemuan yang dilakukan oleh
komite.
5. Jumlah kehadiran setiap anggota dalam rapat.
6. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan
komite.
7. Independensi anggota komite.
9. Sekretaris 1. Nama Sekretaris Perusahaan.
Perusahaan 2. Riwayat singkat Sekretaris Perusahaan.
3. Uraian mengenai tugas dan tanggung jawab
Sekretaris Perusahaan.
10. Pelaksanaan 1. Informasi tentang keberadaan SPI (Satuan
Pengawasan dan Pengawas Internal).
Pengendalian 2. Jumlah anggota SPI.
Internal 3. Jabatan masing masing anggota SPI.
4. Uraian mengenai tugas dan tanggung jawab
SPI.
5. Uraian mengenai aktivitas SPI selama
setahun.
6. Penjelasan mengenai audit internal
perusahaan.
11. Manajemen Risiko 1. Penjelasan mengenai risiko-risiko yang

108
Perusahaan dihadapi oleh perusahaan.
2. Upaya untuk mengelola risiko-risiko
tersebut.
12. Perkara penting 1. Pokok perkara/ gugatan.
yang sedang 2. Posisi kasus.
dihadapi oleh 3. Status penyelesaian perkara/ gugatan.
perusahaan, anggota 4. Pengaruhnya terhadap kondisi keuangan
direksi dan anggota perusahaan.
dewan komisaris.
13. Akses informasi dan 1. Uraian mengenai tersedianya akses informasi
data perusahaan. dan data perusahaan.
2. Daftar penyebaran informasi ke publik.
14. Etika Perusahaan 1. Pernyataan mengenai budaya perusahaan
yang dimiliki perusahaan.
15. Pernyataan 1. Keberadaan prinsip-prisip GCG.
Penerapan GCG 2. Keberadaan pedoman pelaksanaan GCG
dalam perusahaan.
3. Kepatuhan terhadap pedoman GCG.
4. Keberadaan Board Manual.
5. Struktur tata kelola perusahaan.
6. Hasil penerapan GCG selama setahun.
7. Audit GCG (jasa atestasi) oleh eksternal
auditor.
16. Informasi penting 1. Visi perusahaan.
lainnya yang 2. Misi perusahaan.
berkaitan dengan 3. Nilai- nilai perusahaan.
penerapan GCG 4. Kepemilikan saham oleh anggota dewan
Komisaris dan Direksi beserta anggota
keluarganya dalam perusahaan dan
perusahaan lainnya.
5. Uraian mengenai kepatuhan terhadap
peraturan dan perundangan pasar modal.
6. Uraian mengenai trannsaksi dengan pihak
yang memiliki benturan kepentingan.
7. Uraian mengenai etika bisnis dalam
perusahaan.
Sumber :

1) Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP-134/BL/2006


2) Pedoman Umum Corporate Governance (KNKG,2006)

109
LAMPIRAN 4. Hasil Output Eviews

Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 10.912903 (52,188) 0.0000


Cross-section Chi-square 339.379446 52 0.0000

Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 4.955440 3 0.1751

Uji Lagrange Multiplier (LM)

Lagrange Multiplier Tests for Random Effects


Null hypotheses: No effects
Alternative hypotheses: Two-sided (Breusch-Pagan) and one-sided
(all others) alternatives

Test Hypothesis
Cross-section Time Both

Breusch-Pagan 170.7761 0.286735 171.0628


(0.0000) (0.5923) (0.0000)

110
Uji Normalitas
28
Series: Residuals
24 Sample 1 280
Observations 244
20
Mean 5.43e-17
16 Median -0.000970
Maximum 0.169973
12 Minimum -0.157991
Std. Dev. 0.055611
8 Skewness 0.058880
Kurtosis 3.199594
4
Jarque-Bera 0.546006
0 Probability 0.761091
-0.15 -0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15

Uji Multikolinieritas

CSR EP GCG
CSR 1.000000 0.300782 0.595019
EP 0.300782 1.000000 0.283908
GCG 0.595019 0.283908 1.000000

Uji Heterosketastisitas

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.013967 0.014264 0.979154 0.3285


CSR -0.001491 0.034710 -0.042951 0.9658
EP 0.003870 0.003124 1.238822 0.2166
GCG 0.002223 0.001546 1.438079 0.1517

Uji Autokolerasi

R-squared 0.159511 Mean dependent var 0.038922


Adjusted R-squared 0.149005 S.D. dependent var 0.060658
S.E. of regression 0.055957 Akaike info criterion -2.912206
Sum squared resid 0.751486 Schwarz criterion -2.854876
Log likelihood 359.2892 Hannan-Quinn criter. -2.889117
F-statistic 15.18274 Durbin-Watson stat 1.863636
Prob(F-statistic) 0.000000

111
Hasil regresi data panel Random Effect Model

Dependent Variable: ROA


Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 05/12/20 Time: 23:49
Sample: 2014 2018
Periods included: 5
Cross-sections included: 53
Total panel (unbalanced) observations: 244
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.068010 0.028912 -2.352296 0.0195


CSR 0.124775 0.062232 2.005002 0.0461
EP 0.008930 0.003881 2.300818 0.0223
GCG 0.002643 0.002496 1.059001 0.2907

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.046926 0.6888


Idiosyncratic random 0.031539 0.3112

Weighted Statistics

R-squared 0.058678 Mean dependent var 0.011350


Adjusted R-squared 0.046911 S.D. dependent var 0.032895
S.E. of regression 0.032149 Sum squared resid 0.248054
F-statistic 4.986860 Durbin-Watson stat 1.313997
Prob(F-statistic) 0.002252

112
RIWAYAT HIDUP PENULIS

Mhd Fahmil Muzakki lahir di Pekanbaru, Riau pada

tanggal 15 Mei 1996. Anak ketiga dari 4 bersaudara

pasangan Suandi Isa dan Masniwati. Penulis

menyelasaikan pendidikan Sekolah Dasar 008

Pekanbaru pada tahun 2002-2008, Sekolah Menengah

Pertama Negeri 4 Pekanbaru pada tahun 2008-2011 dan

Sekolah Menengah Kejuaran Negeri 1 Pekanbaru jurusan Akuntansi pada tahun

2011-2014 dan diterima di jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau melalui jalur Seleksi Bersama

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2014.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Kantor Dinas

Pendidikan Provinsi Riau selama 2 bulan, yaitu bulan Ferbruari – Maret 2017.

Pada bulan Juli – Agustus 2017, penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata

(KKN) di Desa Tanjung Beludu Kecamatan Kelayang Kabupaten Indragiri Hulu.

Selanjutnya penulis mendapat gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada tanggal 13 April

2020, dengan judul penelitian “Pengaruh Corporate Social Responsibility,

Environmental Performance dan Good Corporate Governance terhadap

Kinerja Keuangan (Pada Perusahaan Sektor Manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018”

113

Anda mungkin juga menyukai