14-File Utama Naskah-41-1-10-20200918

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

73

UJI KOMPETENSI PENILIK DAN PAMONG BELAJAR :


ANTARA KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI

Safuri Musa

Abstrak

Dewasa ini kebijakan melakukan uji kompetensi, atau uji kepatutan terhadap seseorang calon untuk
memegang suatu jabatan tertentu merupakan tuntutan yang tidak terelakan. Melalui uji kompetensi dapat
diketahui sejauhmana kemampuan seseorang memiliki penguasaan terhadap kompetensi yang akan
diembannya. Seyogyanya instrumen dalam uji kompetensi dapat mengukur secara valid terhadap kompetensi
seseorang, tetapi dalam beberapa hal pelaksanaan uji kompetensi masih ditemukan beberapa keterbatasan, baik
pada materi yang diujikan, prosedur maupun instrumennya. Pada tahun 2015 Direktorat Pembinaan Guru dan
Tenaga Kependidikan Paud dan Dikmas telah memulai melakukan Uji Kompetensi bagi Pamong Belajar dan
Penilik, dan tahun 2016 ini akan kembali dilakukan hal yang serupa. Tulisan ini mencoba mengangkat hal
tersebut dalam kajian kebijakan dan implementasi. Uji kompetensi bukan hanya merupakan tuntutan
administratif untuk kenaikan jenjang jabatan, melainkan juga tuntutan profesional dalam mengemban tugas
profesinya.

Kata Kunci : Uji kompetensi, Penilik, Pamong Belajar

PENDAHULUAN pendidikan anak usia dini dan pendidikan


Salah satu pertimbangan seseorang diangkat masyarakat.
dalam suatu jabatan tertentu adalah memiliki Penilik dan Pamong Belajar dalam
kompetensi yang dituntut (mumpuni) dalam melaksanakan tugas pokoknya memiliki jenjang
pekerjaan tersebut. Untuk memastikan bahwa jabatan tertentu, dan setiap jenjang jabatan dituntut
seseorang telah memiliki kompetensi perlu dilakukan memiliki kompetensi tertentu pula. Dalam tulisan ini
pengukuran yang obyektif, rasional, valid dan dapat akan dikaji tentang dasar kebijakan uji kompetensi,
dipertanggung jawabkan hasilnya. Demikian makna dan prinsip-prinsip pelaksanaan uji
halnya dengan Penilik dan Pamong Belajar sebagai kompetensi, memahami materi uji kompetensi, dan
Pegawai Negeri Sipil yang diberikan tugas, tanggung penutup. Tulisan ini diharapkan dapat meningkatkan
jawab dan wewenang memangku jabatan dalam wawasan para Penilik dan Pamong Belajar dalam
bidang pendidikan nonformal dan informal menyikapi pelaksanaan uji kompetensi, baik dari segi
(pendidikan anak usia dini dan pendidikan kebijakan maupun kesiapan dalam menempuh uji
masyarakat) perlu memiliki kompetensi sesuai kompetensi, karena bukan hanya merupakan tuntutan
jabatannya masing-masing. Berdasarkan bidang administratif untuk kenaikan jenjang jabatan,
tugasnya Penilik terdiri dari Penilik Pendidikan Anak melainkan juga tuntutan profesional dalam
Usia Dini, Penilik Pendidikan Kesetaraan dan mengemban tugas profesinya.
Keaksaraan, dan Penilik Kursus. Penilik memiliki
tugas pokok melaksanakan kegiatan pengendalian KEBIJAKAN UJI KOMPETENSI PENILIK
mutu dan evaluasi dampak program pendidikan DAN PAMONG BELAJAR
anak usia dini dan pendidikan masyarakat. Dasar kebijakan pelaksanaan Uji Kompetensi
Sedangkan Pamong Belajar memiliki tugas pokok Penilik dan Pamong Belajar adalah: (1) Peraturan
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, mengkaji Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala
program dan mengembangkan model di bidang Badan Kepegawaian Negara Nomor 02/III/PB/2011

Jayagiri Tahun 2016, Edisi VIII


74 Safuri Musa

dan Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Petunjuk hanya pengacara saja yang berwenang menangani
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Penilik dan Angka persoalan hukum, dan hanya dokter yang berwenang
Kreditnya Bab IX Pasal 28 ayat (1) d, dan ayat (2), menangani masalah kesehatan.
dan, (2) Peraturan Bersama Menteri Pendidikan
Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara MAKNA DAN PRINSIP-PRINSIP UJI
Nomor 03/III/PB/2011, dan Nomor 8 Tahun 2011 KOMPETENSI
Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Makna kompetensi secara umum adalah
Pamong Belajar dan Angka Kreditnya Bab IX Pasal performa dan perbuatan yang menggambarkan
29 ayat (2) dan ayat (3). Dasar kebijakan ini spesifikasi kemampuan tertentu dalam pelaksanaan
dikeluarkan bersamaan pada tanggal 24 Maret 2011. tugas. Dalam kaitan ini adalah performa dan
Walaupun kebijakan ini telah diundangkan perbuatan yang menggambarkan spesifikasi
sejak 2011, tetapi pelaksanaan Uji Kompetensi bagi kemampuan Penilik dan Pamong Belajar dalam
Penilik dan Pamong Belajar baru dimulai tahun 2015, melaksanakan tugas pokoknya.
atau empat tahun setelah diundangkan. Dengan Sedangkan berdasarkan Permendikbud
adanya Direktorat Pembinaan Guru dan Tenaga Nomor 98 Tahun 2014 dan Permendikbud Nomor
Kependidikan Ditjen GTK kemdikbud, khususnya 152 Tahun 2014 kompetensi adalah seperangkat
oleh sub direktorat yang menangani penilaian kinerja pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus
dan kompetensi, maka kebijakan terhadap uji dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh Penilik dalam
kompetensi Penilik dan Pamong Belajar akan lebih melaksanakan tugas keprofesionalan.
serius dilakukan. Menurut Mulyasa (2013) konsep yang
Berdasarkan kebijakan di atas, ke depan para terkandung dalam makna kompetensi adalah
Penilik dan Pamong Belajar dihadapkan untuk kepemilikan seseorang, dalam hal ini kepemilikan
mengikuti uji kompetensi yang dipersyaratkan untuk Penilik dan Pamong Belajar terhadap: (1)
setiap kenaikan jenjang jabatan. Penilik dan Pamong pengetahuan (knowledge) yang berkenaan dengan
Belajar ke depan tidak hanya dituntut untuk tugas pokoknya, (2) pemahaman (understanding)
mengumpulkan angka kredit sebanyak-banyaknya berupa kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki
untuk kenaikan jabatan, tetapi juga harus melewati dalam pelaksanaan tugas pokok, (3) kemampuan
uji kompetensi pada jenjang jabatan setingkat lebih (skill) dalam pelaksanaan tugas pokok, (4) nilai
tinggi dari jenjang jabatan yang disandangnya. (value) sebagai standar berperilaku yang diyakini
Kebijakan ini bukan untuk mempersulit jabatan sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas pokok, (5)
Penilik dan Pamong Belajar, tetapi bertujuan untuk sikap (attitude) dalam mengendalikan perasaan,
meningkatkan mutu dan profesionalitas Penilik dan reaksi dan rangsangan yang terjadi dalam
Pamong Belajar. Artinya hanya Penilik yang pelaksanaan tugas pokok dan, (6) minat (interest)
profesional saja yang dapat melaksanakan yaitu kecenderungan dalam pelaksanaan tugas
pengendalian mutu dan evaluasi dampak program pokok.
pendidikan anak usia dini dan pendidikan Dalam pelaksanaan uji kompetensi hendaknya
masyarakat. Dan hanya Pamong Belajar yang menganut beberapa prinsip, diantaranya:
profesional yang dapat melaksanakan kegiatan komprehensif, terbuka kooperatif, bertahap dan
belajar mengajar, mengkaji program dan mutakhir (Kemdiknas, 2010).
mengembangkan model di bidang pendidikan anak Komprehensif dapat diartikan bahwa dalam uji
usia dini dan pendidikan masyarakat. Selain kedua kompetensi menyeluruh dalam semua aspek tugas
profesi tersebut tidak memiliki kewenangan dalam pokok. Jika Penilik, maka berkenaan dengan semua
melaksanakan pengendalin mutu dan evaluasi aspek tugas pengendalian mutu dan evaluasi
program, serta dalam melaksanakan kegiatan belajar program, jika Pamong Belajar berkenaan dengan
mengajar, mengkaji program dan mengembangkan tugas kegiatan belajar mengajar, pengkajian
model. Sebagaimana profesi pengacara dan dokter, program dan pengembangan model di bidang
Uji Kompetensi Penilik dan Pamong Belajar : Antara Kebijakan dan Implementasi 75

pendidikan anak usia dini dan pendidikan proses uji kompetensi maupun substansi materinya
masyarakat. disesuaikan dengan perkembangan ilmu
Pengertian terbuka adalah bahwa dalam pengetahuan, teknologi, informasi dan komunikasi.
pelaksanaan uji kompetensi dilaksanakan secara Jika seseorang telah dilakukan uji kompetensi, dapat
transparan, dapat diketahui umum kisi-kisi yang saja dilakukan uji kompetensi kembali dengan proses
diujikan, waktu, proses, tempat, peserta dan dan substansi materi yang mutakhir.
penyelenggaranya.
Pengertian kooperatif adalah bahwa dalam MEMAHAMI MATERI UJI KOMPETENSI
pelaksanaan uji kompetensi memberi peluang PENILIK DAN PAMONG BELAJAR
keterlibatan pihak-pihak terkait untuk kelancaran Materi Uji Kompetensi Penilik dijelaskan
proses uji kompetensi, sekaligus sebagai wujud berdasarkan Peraturan Bersama Menteri Pendidikan
tanggungjawab dan perhatian para pihak. Selain itu Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara
prinsip kooperatif juga untuk mengatasi terjadinya Nomor 02/III/PB/2011 dan Nomor 7 Tahun 2011
keterbatasan fasiltas sarasan prasana dan tenaga dari Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
pihak penyelenggara dalam melakukan uji Penilik dan Angka Kreditnya, mencakup tiga aspek,
kompetensi. yaitu: (1) kompetensi supervisi manajerial, (2)
Prinsip bertahap adalah bahwa dalam kompetensi supervisi akademik dan (3) kompetensi
pelaksanaan uji kompetensi dilakukan secara evaluasi pendidikan. Tetapi kemudian di lengkapi
bertahap sesuai tingkatan jabatan Penilik atau dan disempurnakan mengenai standar kompetensi
Pamong Belajar. Seharusnya uji kompetensi yang Penilik berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan
dilaksanakan instrumennya berbeda untuk setiap dan kebudayaan Nomor 98 Tahun 2014 Tentang
jenjang jabatan. Instrumen uji kompetensi untuk Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Penilik Pertama berbeda dengan Penilik Muda, dan Penilik, dari tiga kompetensi menjadi enam
instrumen uji kompetensi untuk Penilik Muda kompetensi, yaitu: (1) kompetensi kepribadian, (2)
berbeda dengan Penilik Madya, serta instrumen uji kompetensi supervisi manajerial, (3) kompetensi
kompetensi untuk Penilik Madya berbeda dengan supervisi akademik, (4) kompetensi evaluasi
Penilik Utama. Oleh karena masing-masing jenjang pendidikan, (5) kompetensi pengembangan profesi
jabatan memiliki rincian tugas yang berbeda. Pada dan (6) kompetensi sosial. Jika Penilik ingin
Penilik Pertama, Penilik Muda dan Penilik Madya memperoleh skore tinggi pada uji kompetensi, maka
tugasnya hanya pada pengendalian mutu, sehingga harus menguasai konsep teori dan implementasi
tidak tepat jika diujikan yang berkenaan dengan soal terhadap enam hal ini.
atau pertanyaan evaluasi dampak program. Karena Pada kompetensi kepribadian, aspek yang
tugas evaluasi dampak program hanya diperuntukan diujikan diantaranya berkenaan dengan: kemampuan
bagi Penilik Utama. Demikian halnya dengan personal yang mencerminkan kepribadian yang
Pamong Belajar, sebaiknya uji kompetensi yang beriman dan bertaqwa, berakhlak mulia, arif dan
diberikan kepada Pamong Pertama, Pamong Belajar bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil,
Muda dan Pamong Belajar Madya juga berbeda oleh dewasa, jujur, dan sportif sebagai dasar dalam
karena masing-masing memiliki rincian tugas yang melaksanakan tugas keprofesionalan.
berbeda. Dasar pemikirannya bukan semata-mata Pada aspek kompetensi supervisi manajerial
pada standar kompetensi, tetapi pada rincian tugas diantaranya adalah penguasaan Penilik berkenaan
pokok. Jika dasar penyusunan uji kompetensi adalah dengan bagaimana menyusun perencanaan program
pada standar kompetensi, tetapi harus disesuaikan pengendalian mutu, melaksanakan pemantauan
dengan rincian tugas pada masing-masing jenjang program, melaksanakan penilaian program,
jabatan Penilik dan Pamong Belajar. melaksanakan pembimbingan dan pembinaan
Sedangkan prinsip mutakhir dalam kepada pendidik dan tenaga kependidikan, dan
pelaksanaan uji kompetensi adalah bahwa dalam menyusun laporan hasil pengendalian mutu program.

Jayagiri Tahun 2016, Edisi VIII


76 Safuri Musa

Khusus untuk Penilik Utama memiliki penguasaan stabil, dan berwibawa, menampilkan sikap ramah,
dalam menyusun rancangan/desain evaluasi dampak empati, dan simpati terhadap peserta didik dan
program, menyusun instrumen evaluasi dampak masyarakat, serta menunjukan etos kerja,
program, melaksanakan dan menyusun laporan tanggungjawab, percaya diri dan bangga terhadap
evaluasi dampak program serta mempresentasikan profesinya sebagai Pamong Belajar,
hasil evaluasi dampak program. Uji kompetensi yang berkenaan dengan
Pada materi uji kompetensi supervisi kompetensi sosial, diantaranya berkenaan dengan:
akademik, Penilik dituntut menguasai perihal: kemampuan Pamong Belajar dalam
memantau, menilai, membimbing, dan membina mengembangkan sikap terbuka, bertindak obyektif
dalam penyusunan rencana, pelaksanaan, penilaian dan tidak diskriminatif, mampu berbicara secara
dan perbaikan program pembelajaran yang efektif dan menjalin kerjasama dengan pemangku
dilaksanakan oleh pendidik dan tenaga kepentingan. Kemudian mampu berperan aktif pada
kependidikan. kegiatan sosial kemasyarakatan.
Sedangkan uji kompetensi pada aspek evaluasi Pada aspek kompetensi profesional,
pendidikan, adalah penguasaan Penilik perihal: ruanglingkup yang diujikan diantaranya berkenaan
proses pengumpulan dan pengolahan informasi dengan kemampuan memahami kebutuhan belajar,
untuk menentukan pencapaian hasil pendidikan yang sumber belajar, potensi dan permasalahan peserta
harus dimiliki dan dikuasai Penilik dalam didik, kemampuan menguasai konsep keilmuan yang
melaksanakan tugas keprofesionalan. relevan dalam kegiatan pembelajaran, pengkajian
Pada aspek uji kompetensi pengembangan dan pengembangan model, kemampuan menguasai
profesi yang dituntut adalah kemampuan Penilik teknologi informasi dan komunikasi, kemampuan
dalam melaksanakan pengembangan profesi bagi melakukan kegiatan pembelajaran, pengkajian
pengembangan mutu Paud dan Dikmas. Sedangkan program dan pengembangan model, penguasaan
uji kompetensi sosial yang akan di gali adalah sikap terhadap konsep, prinsip-prinsip, metode dan teknik
terbuka, bertindak obyektif dan tidak diskriminatif, penelitian, dan penguasaan terhadap pengetahuan
berkomunikasi secara efektif dan menjalin kerjasama dan keterampilan fungsional.
dengan pemangku kepentingan, selanjutnya mampu
untuk mengembangkan jejaring bagi peningkatan PENUTUP
mutu program Paud dan Dikmas. Uji kompetensi bagi Penilik dan Pamong
Sedangkan pada Pamong Belajar terdapat Belajar, dan juga bagi pendidik dan tenaga
empat kompetensi yang diujikan, yaitu: (1) kependidikan lainnya, bukan hanya semata-mata
kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, dalam upaya untuk memenuhi syarat administratif
(3) kompetensi sosial, dan (4) kompetensi untuk kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi,
profesional. Pada aspek penguasaan pedagogik melainkan juga untuk meningkatkan mutu dan
diantaranya adalah berkenaan dengan penguasaan keprofesionalan.
tentang karakteristik, kebutuhan belajar dan Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan,
perkembangan peserta didik, menguasai teori belajar teknologi, informasi dan informasi demikian cepat,
dan prinsip-prinsip pembelajaran pedagogi dan sehingga Penilik dituntut meningkatkan
andragogi, kemampuan mengelola program kegiatan keprofesionalannya dalam upaya melakukan
pembelajaran, menguasai strategi kegiatan pengendalian mutu dan evaluasi dampak program
pembelajaran, dan kemampuan meningkatkan Paud dan Dikmas.
kualitas pembelajaran melalui tindakan reflektif. Demikian halnya dengan Pamong Belajar
Pada kompetensi kepribadian, aspek yang dituntut meningkatkan keprofesionalannya dalam
diujikan diantaranya berkenaan dengan: memiliki upaya melakukan kegiatan belajar mengajar,
akhlak mulia sebagai panutan bagi peserta didik dan pengkajian dan pengembangan model program Paud
masyarakat, memiliki kepribadian yang arif, stabil, dan Dikmas.
Uji Kompetensi Penilik dan Pamong Belajar : Antara Kebijakan dan Implementasi 77

Walaupun demikian, di satu pihak Penilik dan Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
Pamong Belajar dituntut untuk meningkatkan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya.
keprofesionalannya, tetapi di pihak lain perlu ada Jakarta: Kemdiknas.
kebijakan yang lebih serius dari Ditjen GTK dan
Ditjen Paud dan Dimas mengenai beberapa hal, Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan
diantaranya: jumlah Penilik dan Pamong Belajar Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
yang terus berkurang dari tahun ke tahun, keberadaan 03/III/PB/2011, dan Nomor 8 Tahun 2011
UPT SKB dan BPKB yang makin berkurang dan Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan
tercerabut asetnya oleh pemerintah daerah, kejelasan Fungsional Pamong Belajar dan Angka
dan ketegasan tentang jenjang karir dan promosi, Kreditnya. Jakarta: Kemdiknas.
pola pembinaan dan peningkatan kualifikasi, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
k o m p e t e n s i , a p r e s i a s i , p e n g h a rg a a n d a n Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 14
perlindungan profesi yang lebih terarah, serta Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Penilik
pengalokasian anggaran yang relatif minimal untuk dan Angka Kreditnya.
pelaksanaan tugas pokok Penilik dan Pamong Belajar
baik di UPT daerah maupun pusat, bahkan di Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
beberapa UPT daerah tidak mendapatkan anggaran Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15
untuk pelaksanaan tugas pokoknya. Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional
Sehingga merupakan hal yang tidak mudah Pamong Belajar dan Angka Kreditnya.
dilakukan untuk meningkatkan keprofesionalan
Penilik dan Pamong Belajar melalui uji kompetensi, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
jika tidak dibarengi dengan pembenahan beberapa Nomor 38 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis
masalah dan tatangan yang penulis sajikan di atas. Jabatan Fungsional Penilik dan Angka
Kreditnya. Jakarta: Kemdiknas.
DAFTAR PUSTAKA Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Burke, John W. (Ed). (1995). Competency Based on Nomor 39 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Teknis
Education and Training. London, New York, Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka
Philadelphia: The Falmer Press. Kreditnya. Jakarta: Kemdiknas.

Mukhadis, A. (2004). Standar dan Sertifikasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Kompetensi Representasi Penjaminan Mutu Nomor 98 Tahun 2014 Tentang Standar
Profesionalisme Guru di Indonesia pada Abad Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Penilik
Pengetahuan. Surabaya: Seminar Nasional Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Pendidikan. Nomor 152 Tahun 2014 Tentang Standar
Mulyasa ,E. (2013). Uji Kompetensi dan Penilaian Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Pamong
Kinerja Guru. Bandung: PT. Remaja Belajar
Rosdakarya. Safuri. (1998). Produktivitas Kerja Pamong Belajar.
Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Thesis. Universitas Pendidikan Indonesia,
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor Bandung.
02/III/PB/2011 dan Nomor 7 Tahun 2011

Jayagiri Tahun 2016, Edisi VIII

Anda mungkin juga menyukai