mengidentifikasi-masalah-kesehatan-di-wilayah-PKM TENAM
mengidentifikasi-masalah-kesehatan-di-wilayah-PKM TENAM
mengidentifikasi-masalah-kesehatan-di-wilayah-PKM TENAM
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
prioritas masalah, menetapkan tujuan ,melakukan analisis untuk memilih alternatif kegiatan yang
terbaik dan menyusun rencana operasional.
Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk pada berbagai
literatur, analisis data UPTD Puskesmas Tenam dan diskusi dengan kepala puskesmas dan
penangung jawab program UKM, Penagung jawab UKP, serta PUSTU maupun Poskesdes yang
ada dilingkup kerja Puskesmas Tenam.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tahap Persiapan
Tahap ini mempersiapkan staf puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan
perencanaan tingkat puskesmas agar memperoleh tingkat kesamaan pandangan dan
pengetahuan untuk melaksanakan tahap- tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan
cara :
1. Kepala puskesmas membentuk tim penyusun perencanaan tingkat puskesmas yang
anggotanya terdiri dari staf puskesmas
2. Kepala Puskesmas menjelaskan tentang pedoman perencanaan tingkat Puskesmas
kepada tim agar dapat memahami pedoman tersebut demi keberhasilan penyusunan
perencanaan tingkat puskesmas.
3. Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah ditetapkan oleh dinas
kesehatan kabupaten/ kota, dinas kesehatan provinsi dan departemen kesehatan.
B. Tahap Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan
permasalahan yang dihadapi puskesmas melalui proses yang dianalisis terhadap data
yang dikumpulkan. data yang telah disusun oleh tim Kepala Puskesmas melalui
pengumpulan data, ada 2 kelompok data yang dikumpulkan yaitu data umum dan data
khusus.
1. Data umum :
a. Peta wilayah kerja serta fasilitas pelayanan, data wilayah mencakup luas wilayah,
jumlah desa/dusun/ RT/RW, jarak desa dengan Puskesmas. Data ini dapat
diperoleh dikantor kelurahan/ desa atau kantor kecamatan
b. Data sumber daya
3
Data sumber daya puskesmas (termasuk puskesmas pembantu dan bidan di desa).
Mencakup :
1) Ketenagaan
2) Obat dan bahan habis pakai
3) Peralatan
4) Sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah(pusat dan daerah),
masyarakat dan sumber lainnya
5) Sarana dan prasarana antara lain gedung, rumah dinas, komputer, mesin tik,
meubelair, kendaraan
c. Data peran serta masyarakat
Data ini mencakup jumlah posyandu, kader, dukun bayi dan tokoh masyarakat
d. Data penduduk dan sasaran program
Data penduduk dan sasaran program mencakup : jumlah penduduk sebelumnya
berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur (sesuai sasaran program), sosio
ekonomi, pekerjaan, pendidikan, keluarga miskin (presentase di tiap desa/
kelurahan). Data ini dapat diperoleh di kantor kelurahan/ desa, kantor, kecamatan
dan data estimasi sasaran di dinas kesehatan kabupaten/ kota
e. Data sekolah
Data sekolah dpat diperoleh dari dinas pendidikan setempat, mencakup jenis
sekolah yang ada, jumlah siswa, klasifikasi sekolah UKS, jumlah dokter kecil,
jumlah guru UKS, dll
f. Data kesehatan lingkungan wilayah kerja puskesmas
Data kesehatan lingkungan mencakup rumah sehat, tempat pembuatan makanan/
minuman, tempat- tempat umum, tempat- tempat pembuangan sampah, sarana air
bersih, jamban keluarga dan sistem pembuangan air limbah.
2. Data khusus (hasil penilaian kinerja puskesmas)
a. Status kesehatan terdiri dari :
Data kematian
Kunjungan kesakitan
Pola penyakit yaitu 10 penyakit terbesar yang ditemukan
b. Kejadian luar biasa, dapat dilihat pada laporan
4
c. Cakupan program pelayanan kesehatan satu tahun terakhir di tiap desa/ kelurahan,
dapat dilihat dari laporan penilaian kinerja puskesmas.
d. Hasil survey (bila ada), dapat dilakukan sendiri oleh puskesmas atau pihak lain.
5
b. Sumber Masalah
c. Pendekatan Masalah
Ada 3 cara pendekatan yang dilakukan dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yakni :
1. Pendekatan logis
Secara logis, identifikasi masalah kesehatan dilakukan mengukur mortalitas, morbiditas, dan
cacat yang timbul dari penyakit-penyakit yang ada dalam masyarakat.
2. Pendekatan pragmatis
Pada umumnya setiap orang ingin bebas dari rasa sakit dan rasa tidak aman yang ditimbulkan
penyakit atau kecelakaan. Dengan demikian ukuran pragmatis suatu masalah gangguan masalah
adalah gambaran upaya masyarakat untuk memperoleh pengobatan, misalnya jumlah orang yang
datang berobat ke suatu fasilitas kesehatan.
3. Pendekatan politis
Dalam pendekatan ini, maslah kesehatan diukur atas dasar pendapat orang-orang penting dalam
suatu masyarakat (pemerintah atau tokoh-tokoh masyarakat).
6
Banyaknya masalah yang ditemukan dalam program puskesmas tidak memungkinkan
untuk diselesaikan sekaligus atau seluruhnya, sehingga perlu dilakukan prioritas masalah yang
merupakan masalah terbesar. Dalam hal ini teknik yang kami gunakan adalah teknik skoring.
Dari masalah tersebut akan dibuat plan of action untuk meningkatkan dan memperbaiki mutu
pelayanan.
d. Merumuskan masalah
Masalah itu terjadi dan bila mana masalah itu terjadi (What, who, when, where, how)
Mencari akar penyebab masalah dapat dilakukan antara lain dengan menggunakan metode :
1. Diagram sebab akibat dari Ishikawa ( disebut juga diagram tulang ikan karena
digambarkan membentuk tulang ikan)
2. Pohon masalah ( problem trees)
Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari :
1. Input ( sumber daya ) : jenis dan jumlah alat, obat, tenaga serta prosedur kerja manajemen
alat, dan dana
2. Proses ( pelaksana kegiatan ): frekuensi , kepatuhan pelayanan medis dan non medis
3. Lingkungan
Kategori yang dapat digunakan antara lain adalah :
7
f. Diagram Identifikasi Masalah
Indikator
Masalah
Penjelasan Masalah : Dalam melakukan identifikasi masalah langkah pertama yang harus
dilakukan adalah mencari sumber data kemudian lakukan pengumpulan data lalu lakukan
pengolahan dan analisa data dan disesuaikan dengan indikator yang ditentukan baru bisa
ditentukan sebagai masalah apabila tidak mencapai indikator.
8
2.3 Faktor-Faktor Penghambat Pelayanan Puskesmas
Dalam realitanya pelayanan Puskesmas sekarang banyak memiliki masalah-masalah.
Adapun masalah-masalah yang telah diungkapkan di atas itu diakibatkan oleh faktor-faktor
sebagai berikut: (Tjiptoherijanto dan Said Zainal Abidin, 1993: 44-46)
Faktor Internal
Pelaksanaan Manajemen
Pelaksanaan manajemen merupakan hal penting yang menentukan dalam
mencapai tujuan yang efisien dan efektif dari tujuan Puskesmas. Dimana fungsi
manajemen itu untuk planning, organizing, leading, dan controling. Pada kegiatan
perencanaan setiap tahunnya sering kali tidak berjalan sehingga kegiatan berjalan
apa adanya sesuai kebiasaan yang dianggap ‘‘baik/sudah biasa’’.
Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan suatu aspek terpenting dalam mencapai target
dari program-program Puskesmas. Tetapi apa yang terjadi pada Puskesmas di
Indonesia terkesan tidak diperhatikan oleh pemerintah dengan alasan wilayah
geografis yang sulit untuk dijangkau, sehingga sarana dan prasarana yang ada di
dalam Puskesmas sangat terbatas, baik berupa alat medis maupun obat-obatan.
Hal ini terjadi akibat dari sumber keuangan yang dimiliki Puskesmas terbatas
sehingga mutu pelayanan puskesmas pun menjadi rendah karena tidak sesuai
dengan standar kesehatan.
Tenaga medis
Jumlah tenaga medis yang sangat sedikit mengakibatkan ketidakmampuannya
melaksanakan program dari Dinas Kesehatan. Misalanya program Posyandu yang
tidak tepat sasaran.
Sumber keuangan Puskesmas
Sumber keuangan dari pemerintah pusat maupun daerah yang didapat tidak
sebanding dengan pengeluaran operasional Puskesmas sehingga biaya pelayanan
Puskesmas pun mahal padahal sarana yang terdapat di sana tidak sebanding
dengan apa yang harus dibayar sehingga hal ini berdampak kepada masyarakat
untuk beralih pergi ke Rumah Sakit saja yang fasilitas lebih baik
daripada Puskesmas.
9
Psiko-sosial antara tenaga medis dengan penduduk
Perbedaan psiko-sosial antara tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas dengan
penduduk menimbulkan hambatan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan
Puskesmas.Tenaga-tenaga yang diperbantukan di Puskesmas biasanya terdiri dari
orang-orang terpelajar dan bukan berasal dari daerah tersebut, sehingga penduduk
menganggapnya sebagai orang asing. Apalagi jika bahasa yang digunakan adalah
bahasa yang tidak dimengerti oleh penduduk, maka akibatnya penduduk segan
untuk datang ke Puskesmas.
Faktor Eksternal
Kondisi Geografis
Kondisi geografis Puskesmas umumnya terletak pada daerah pelosok atau
setingkat dengan kecamatan. Dimana kecamatan tiap-tiap daerah memilki keadaan
yang berbeda-beda dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan puskesmas.
Memang ada kecamatan-kecamatan yang hanya dengan satu Puskesmas sudah dapat
menjangkau seluruh penduduk. Tetapi ada juga puskesmas yang hanya dapat
dijangkau oleh penduduk yang bermukim di dekatnya karena penduduk yang lain
bertempat tinggal jauh dari Puskesmas.
Pemerintah daerah
Peran Pemerintah Daerah yang terkesan gagap ini terlihat atas pemahaman
pembangunan kesehatan yang setengah-setengah dari pihak legislatif dan eksekutif
yang tercermin dari dijadikannya pelayanan kesehatan sebagai tulang punggung
pendapatan daerah. Ini berarti orang sakit dijadikan tulang punggung pendapatan
daerah. Padahal upaya menyehatkan masyarakat sejatinya termaktub dalam hakikat
dan semangat UU. No.22 dan UU No. 25 tahun 1999 yang pada intinya adalah untuk
meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mengembangkan demokrasi menuju
peningkatan kesejahteraan rakyat. Disamping itu alokasi anggaran kesehatan berbagai
daerah mencerminkan kurangnya perhatian terhadap investasi hak-hak dasar
pembangunan manusia diantaranya pelayanan kesehatan dasar.
Keadaan Ekonomi Penduduk
10
Keadaan ekonomi penduduk memberikan andil dalam sulitnya mengupayakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat. Jumlah warga negara Indonesia mayoritas
bermata pencarian petani dan nelayan yang mana kondisi ekonominya kurang
memadai. Walaupun ada ketentuan yang memperbolehkan mereka yang tidak mampu
untuk tidak usah membayar retribusi di Puskesmas, namun kenyataannya orang-orang
yang demikian justru enggan datang ke Puskesmas.
Kondisi Pendidikan Penduduk
Masalah pendidikan penduduk juga berperan dalam menghambat pelayanan yang
dihadapi oleh Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan pada tingkat pertama,
karena pada umumnya pendidikan masyarakat desa masih rendah, maka pola pikir
mereka sangat sederhana dan kurang atau bahkan belum paham akan arti kesehatan.
Mereka cenderung mengikuti sifat-sifat tradisional yang sejak dulu dipegang oleh
masyarakat dan lingkungannya.
Peran Dinas Kesehatan
Dinas Kesehatan yang berada di Propinsi bekerja pada aspek melayani
penyembuhan penyakit yang sudah diderita oleh penduduk dibandingkan dengan
melayani obat-obatan yang dapat digunakan sebagai upaya pencegahan timbulnya
suatu penyakit pada penduduk. Dengan kata lain pelayanan kesehatan Puskesmas
lebih banyak ditekankan pada tindakan kuratif dibandingkan pada tindakan preventif
apalagi promotif. Selain itu Dinas Kesehatan juga kurang melakukan koordinasi dan
pengawasan terhadap pelaksanaan program-program Puskesmas yang sudah ada
sehingga tidak terwujudnya pelayanan kesehatan di tingkat basis.
11
BAB III
Tahap persiapan diawali dengan pembentukan Tim Penyusun PTP oleh Kepala
Puskesmas yang beranggotakan kepala tata usaha serta para pemegang program dan pengarahan
Kepala Puskesmas terhadap kebijakan yang telah ditetapkan. Tahap kedua, yaitu tahap analisis
situasi yang bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan permasalahan yang
dihadapi puskesmas melalui proses analisis terhadap data di wilayah kerja puskesmas.
Tahap selanjutnya yaitu tahap penyusunan RUK, yang diawali dengan analisis masalah
melalui proses identifikasi masalah, penetapan urutan prioritas masalah, rumusan masalah,
mencari akar penyebab masalah, dan menetapkan cara-cara pemecahan masalah. Pada tahap ini,
semua proses dilakukan dengan cara diskusi curah pendapat (Brain Storming). Tahap
penyusunan RUK merupakan tahap penetapan cara-cara pemecahan masalah menjadi suatu
kegiatan yang diusulkan dari berbagai sumber dana, mencakup upaya kegiatan wajib,
pengembangan dan penunjang, termasuk juga kegiatan rutin/operasional.
Tahap akhir dari PTP adalah tahap penyusunan RPK, setelah adanya alokasi biaya yang
telah disetujui. Tahap ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Lokakarya Mini Tahunan untuk
membahas kesepakatan RPK, yang dilaksanakan pada bulan Januari tahun berikutnya. Kemudian
hasil dari PTP dikirimkan ke DKK setiap tahunnya dengan melampirkan POA tahunan setiap
program.
12
3.2 Identifikasi Masalah berdasarkan Program Kerja Puskesmas
Proses identifikasi masalah dilakukan melalui kegiatan observasi dan wawancara dengan
dokter dan staf puskesmas, analisis terhadap laporan tahunan 2011, dan data-data yang ada di
setiap bagian jajaran puskesmas. Beberapa potensi masalah yang didapatkan di UPTD
Puskesmas Tenam adalah :
1. Ditemukan 1 kematian ibu nifas dan 10 Kematian Bayi/Balita di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tenam.
PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK UPTD PUSKESMAS
TENAM TAHUN 2012
7 DDTK 4132
8 MTBS -
13
Hal ini disebabkan oleh :
Pada kematian ibu tidak di ketahui penyebab pastinya hanya pusing sesaat
akhirnya tidak sadar kemudian meninggal dunia.
Pada kematian balita penyebabnya demam tinggi dan kemudian tidak sadar dan
akhirnya meninggal.
Pada kematian Bayi penyebabnya beragam ada yang sesak nafas,demam
tinggi,kelainan jantung, pendarahan hidung,dan
pnemonia.
Meningkatkan penyuluhan
Melakukan penjaringan di saranan kesehatan lainnya seperti di Pustu dan
posyandu.
14
2. Belum tercapainya Imunisasi HB 0-7 HR
A PELAYANAN IMUNISASI
Imunisasi HB 0-7 HR diberikan pada bayi baru lahir, berarti dilakukan di Bidan
Praktek swasta, Rumah Sakit dan klinik bersalin. Tidak lancarnya Input data dari
mitra pelayanan (BPS, DPS, Klinik dan RS) yang menyelenggarkan imunisasi,
15
sehingga banyak kegiatan imunisasi tidak tercover di Puskesmas, sehingga
pencapaian HB 0-7 HR belum mencapai target.
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pemberian imunisasi pada usia 0-7 HR (HB
0-7 HR)
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut :
16
3. Rendahnya Pencapaian Penjaringan Suspek TB
TAHUN 2012
3 PROPORSI 64.3 56 71 › 65
PENDERITA TBC
PARU BTA (+)
DIANTARA
SELURUH
PENDERITA TBC
PARU
5 ANGKA 96 97 62 › 85
KESEMBUHAN
17
Penemuan kasus TB dilakukan melalui penjaringan penderita yang
dicurigai/suspek TB yang berobat ke sarana kesehatan . Perkiraan TB Paru BTA (+)
adalah 1,6/1000 penduduk. Dari 100 % target penjaringan suspek yang harus didapat,baru
47 % yang dicapai, hal ini mungkin disebabkan oleh :
Meningkatkan penyuluhan
Melakukan penjaringan di sarana kesehatan lainnya seperti di Pustu dan Posyandu
18
BAB IV
PEMBAHASAN
Tahap perencanaan di UPTD Puskesmas Tenam sudah mengacu kepada sistem baku
perencanaan tahunan puskesmas yang diberikan oleh Dinas Kesehatan dimana pada UPTD
Puskesmas Tenam tim PTP terdiri dari kepala TU dan pemegang program dengan pertimbangan
bahwa pemegang program lebih dapat mengidentifikasi masalah yang ada di programnya
kemudian dibawa ke forum untuk didiskusikan lalu dibuat perencanaanya kedepan agar
perencanaan puskesmas sesuai dengan masalah puskesmas yang dihadapi.
Di UPTD Puskesmas Tenam yang dinyatakan sebagai masalah adalah apabila terjadi
perbedaan antara target yang diharapkan dengan target yang didapat. Identifikasi masalah di
UPTD Puskesmas Tenam dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan
menurut jenis program, cakupan , mutu , ketersediaan sumber daya seperti yang tertera di laporan
tahunan.
19
Dalam menentukan masalah kesehatan di UPTD Puskesmas Tenam ukuran-ukuran,yang
palim lazim dipakai adalah angka mortalitas dan morbiditas. Dilihat dari cara pendekatannya
identifikasi masalah di UPTD Puskesmas Tenam sering menggunakan pendekatan logis yaitu
identifikasi masalah kesehatan dilakukan mengukur mortalitas, morbiditas, dan cacat yang
timbul dari penyakit-penyakit yang ada dalam masyarakat kemudian apabila telah menemukan
masalah baru dibuat plan of action.
Cara penetapan prioritas masalah di UPTD Puskesmas Tenam menggunakan cara
scoring, dimana skor scoring ditentukan melalui diskusi dengan semua pemegang program di
puskesmas.
Dalam mencari akar penyebab masalah di UPTD Puskesmas Tenam menggunakan cara
dimana penyebab masalah dikaji melalui diagram ishikawa.
1. Input ( sumber daya ) : jenis dan jumlah alat, obat, tenaga serta prosedur kerja
manajemen alat, obat dan dana
2. Proses ( pelaksana kegiatan ): frekuensi , kepatuhan pelayanan medis dan non medis
3. Lingkungan
Kemudian Penyebab masalah dikonfirmasi dengan sumber data primer ( survey) dan data
sekunder yaitu SP2TP ( kartu pasien, buku register , LPLPO, dsb) ataupun data lainnya.
1. Ditemukan 1 kematian ibu nifas dan 10 Kematian Bayi/Balita di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tenam.
Hal ini disebabkan oleh :
Pada kematian ibu tidak di ketahui penyebab pastinya hanya pusing sesaat
akhirnya tidak sadar kemudian meninggal dunia.
Pada kematian balita penyebabnya demam tinggi dan kemudian tidak sadar dan
akhirnya meninggal.
Pada kematian Bayi penyebabnya beragam ada yang sesak nafas,demam
tinggi,kelainan jantung, pendarahan hidung,dan
pnemonia.
20
Upaya yang harus dilakukan:
Meningkatkan penyuluhan
Melakukan penjaringan di saranan kesehatan lainnya seperti di Pustu dan
posyandu.
Hal diatas dianggap sebagai masalah di UPTD Puskesmas Tenam dikarenakan hasil
yang dicapai tidak sesuai dengan target yang diharapkan
2. Belum tercapainya Imunisasi HB 0-7 HR
Program Pemberantasan Penyakit Menular pada kegiatan Imunisasi HB 0-7 HR
dimana target yang diberikan 95 %, baru tercapai 92.1 % berarti ada kesenjangan (-2.9%)
. Hal ini disebabkan oleh :
Imunisasi HB 0-7 HR diberikan pada bayi baru lahir, berarti dilakukan di Bidan
Praktek swasta, Rumah Sakit dan klinik bersalin. Tidak lancarnya Input data dari
mitra pelayanan (BPS, DPS, Klinik dan RS) yang menyelenggarkan imunisasi,
sehingga banyak kegiatan imunisasi tidak tercover di Puskesmas, sehingga
pencapaian HB 0-7 HR belum mencapai target.
Kurangnya pengetahuan masyarakat akan pemberian imunisasi pada usia 0-7 HR (HB
0-7 HR)
Hal diatas dianggap sebagai masalah di UPTD Puskesmas Tenam dikarenakan hasil
yang dicapai tidak sesuai dengan target yang diharapkan
Faktor penyebab yang pada masalah ini sepertinya adalah faktor kurangnya
pengetahuan dan faktor sarana dan prasarana.
21
Penjaringan dilakukan dengan pola pasif, petugas hanya menunggu
Hal diatas dianggap sebagai masalah di UPTD Puskesmas Tenam dikarenakan
hasil yang dicapai tidak sesuai dengan target yang diharapkan
Faktor penyebab pada masalah ini lebih ke faktor manajemen dimana pihak
puskesmas kurang memperhatikan keefektifan program yang direncanakan.
22
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tahap perencanaan di UPTD Puskesmas Tenam sudah mengacu kepada sistem baku
perencanaan tahunan puskesmas yang diberikan oleh Dinas Kesehatan
2. Di UPTD Puskesmas Tenam yang dinyatakan sebagai masalah adalah apabila terjadi
perbedaan antara target yang diharapkan dengan target yang didapat.
3. Identifikasi masalah di UPTD Puskesmas Tenam dilaksanakan dengan membuat daftar
masalah yang dikelompokkan menurut jenis program, cakupan , mutu , ketersediaan sumber daya
seperti yang tertera di laporan tahunan.
5. Dalam melakukan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari
sumber data kemudian lakukan pengumpulan data lalu lakukan pengolahan dan analisa data dan
disesuaikan dengan indikator yang ditentukan baru bisa ditentukan sebagai masalah apabila tidak
mencapai indikator.
6. Dalam mencari akar penyebab masalah di UPTD Puskesmas Tenam menggunakan cara
dimana penyebab masalah dikaji melalui diagram ishikawa.
7. Hasil dari PTP dikirimkan ke DKK setiap tahunnya dengan melampirkan POA tahunan setiap
program.
8. Masalah kesehatan yang ada di UPTD Puskesmas Tenam berdasarkan laporan tahunan 2012
a. Ditemukan 1 kematian ibu nifas dan 10 Kematian Bayi/Balita di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Tenam.
b. Belum tercapainya Imunisasi HB 0-7 HR
c. Rendahnya Pencapaian Penjaringan Suspek TB
9. Faktor yang meneyebabkan masalah di UPTD Puskesmas Tenam diantaranya faktor pengetahuan,
faktor management,dan faktor sarana dan prasarana.
23
5.2 Saran
1. Dalam pengidentifikasi masalah pada puskesmas cara paling praktis menetukan masalah
adalah melalui laporan tahunan puskesmas namun akan lebih baik jika pengidentifikasi masalah
dilakukan setiap bulan sehingga masalah lebih mudah cepat untuk diselesaikan.
2. Lokakarya mini bulanan sangat penting dilakukan untuk mengidentifikasi masalah di wilayah
kerja puskesmas tiap bulannya serta mencari penyelesaiannya.
24