Revisi Makalah Taksver-Osteichthyes
Revisi Makalah Taksver-Osteichthyes
Revisi Makalah Taksver-Osteichthyes
KELAS OSTEICHTYES
Mata Kuliah: Taksonomi Vertebrata
Dosen Pengampu: Assist. Prof. Nur Eka Kusuma Hindrasti, M.Pd
Adapun makalah “Kelas Osteichtyes” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan
tentunya dengan bantuan dari banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan
makalah ini. Oleh sebab itu kami ingin berterima kasih pada pihak yang telah membantu kami
membuat makalah ini.
Kami sangat berharap agar dari makalah ini dapat diambil manfaatnya terkhusus untuk
mahasiswa Pendidikan Biologi, agar dapat memberikan inspirasi kepada pembaca, selain itu
kami berharap kritik dan saran dari pembaca demi memperbaiki makalah kami ini nantinya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHLUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1...........................................................................................................................................Kar
akteristik Osteichtyes.......................................................................................................3
2.2...........................................................................................................................................An
atomi Osteichtyes ............................................................................................................4
2.3...........................................................................................................................................Mo
rfologi dan Fisiologi Osteichtyes ....................................................................................5
2.4...........................................................................................................................................Kla
sifikasi Osteichtyes..........................................................................................................8
2.5...........................................................................................................................................Per
anan Osteichtyes..............................................................................................................16
3.1...........................................................................................................................................Ke
simpulan...........................................................................................................................17
3.2...........................................................................................................................................Sar
an .....................................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik dari hewan kelas Osteichtyes?
2. Bagaimana anatomi dari hewan kelas Osteichtyes?
3. Bagaimana morfologi dan fisiologi dari hewan kelas Osteichtyes?
4. Bagaimana klasifikasi dari hewan kelas Osteichtyes?
5. Apa peranan hewan kelas Osteichtyes dalam kehidupan sehari-hari?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Karakteristik Osteichthyes:
Hidup di air tawar maupun air laut.
Tubuh berskleton tulang yang keras.
Bentuk tubuh bermacam-macam tapi sebagian besar berbentuk gelendong pipih.
Tubuh terdiri atas kepala, badan, dan ekor.
Integument banyak mengandung glandulla mucosa dan tertutup oleh sisik
(squama). Umumnya memiliki sisik.
Mulut terletak di ujung dan bergigi rahang tumbuh dengan baik dan bersendi pada
tulang tempurung kepala.
Celah insang dilindungi oleh penutup insang disebut operculum (penutup insang).
Ekstremitas berupa pinnae (sirip).
3
Memiliki gurat sisi (Linnea lateralis), yaitu saluran yang didalamnya terdapat
sensoris yang peka terhadap getaran dan gelombang arus air. Berfungsi untuk
mengetahui perubahan tekanan air dan mendeteksi benda di sekitarnya.
Respirasi umumnya dengan branchia (insang).
Jantung terdiri dari dua ruang, satu atrium dengan sinum venosus dan satu
ventrikel dengan bulbus aterious.
Eritrosit oval dan bernukleus.
Poikiloterm (berdarah dingin, suhu tubuh relatif dipengaruhi oleh suhu
lingkungan), belum memiliki centrum pengatur suhu tubuh.
Umumnya ovipar dan feritilisasi eksternal.
Nervi craniales berjumlah 10 pasang.
Anatomi tubuh atau struktur yang menyusun tubuh bagian dalam dari kelas
Osteichthyes, adalah sebagai berikut:
Memiliki pharynx pada celah insang yang banyak mengandung lembaran-
lembaran insang.
Terdapat esophagus yang menuju ke ventriculus, yang berfungsi sebagai tempat
saluran pencernaan makanan.
Terdapat kelenjar pencernaan berupa hepar yang terletak dalam rongga badan
sebelah anterior.
4
Memiliki cor (jantung) yang terletak di bawah pharynx, yang terdiri atas dua
bagian yaitu ventriculum dan auriculum.
Terdapat limpa sebagai bagian dari sistem sirkulasi yang berada dekat lambung
dengan pembuluh-pembuluh limpa.
Memiliki rangka dalam (endoskeleton) yang terdiri atas tulang tempurung kepala,
columna vertebralis, cingulum pectoralis, tulang-tulang kecil tambahan yang
menyokong sirip.
2.3. Morfologi dan Fisiologi Osteichthyes
1. Morfologi Osteichthyes
Struktur morfologi atau struktur tubuh dari kelas Osteichthyes, adalah sebagai berikut:
1) Memiliki bentuk tubuh yang bermacam-macam, tetapi sebagian berbentuk
gelendong pipih. Bentuk tubuhnya ini memudahkannya bergerak dalam air.
2) Kepala terbentang mulai dari ujung moncong sampai dengan akhir operculum
(tutup insang).
3) Badan membentang dari akhir operculum sampai anus, dan sisanya adalah ekor.
4) Mulut berada di ujung muka moncong, memiliki rahang yang bergigi baik.
Sebelah dorsal moncong terdapat sepasang fovea nasalis (lubang hidung sebelah
luar) yang sebelah dalamnya terdapat sacci olfactorius. Memiliki mata yang
terletak disebelah lateral tanpa kelopak mata.
5) Operculum (tutup insang) berada di belakang mata, dibagian bawah sebelah
dalam dari operculum terdapat sejumlah sisir insang.
6) Anus dan aperture urogenitalis terdapat dimuka pina analis.
7) Terdapat sirip yang berfungsi untuk mempertahankan kesetimbangan dalam air
dan untuk berenang. Terdapat 4 macam sisik, yaitu sirip pada punggung (pina
dorsalis), sirip pada akhir badan (pina caudalis), sirip bagian ventral (pina analis),
dan sirip bagian perut (pina abdominalis).
8) Memiliki rangka luar (exeskeleton), meliputi sisik dan sirip.
9) Memiliki sisik yang tertanam pada saku dermal dan tumbuh sepanjang hdupnya.
Terdapat tiga macam sisik, yaitu:
5
Sisik Cycloid (berbentuk bulat), pada sisik ini bila si teliti lebih dalam
(pada ikan yang hidup di daerah yang berempat musim) akan tampak
lingkaran yang berbeda-beda.
Sisik Ctenoid (berbentuk bulat agak lonjong), berdusi kecil-kecil pada
bagian anterior, sedang pada posterior memecah diri menjadi beberapa
bagian.
Sisik Ganoid (berbentuk belah ketupat), dengan bagian kecil yang
tertanam dalam saku dermis. Permukaan sebelah luar dilapisi oleh zat
ganoine, dan mengandung duri-duri halus. Dibawah sisik sebelah
menyebelah tubuh terdapat linea lateralis yang berupa suatu saluran.
Didalamnya terdapat alat sensor yang peka terhadap getaran gelombang.
10) Tipe Ekor
Type Heterocercal
Yaitu bila columna vertebralis berakhir menjorok ke salah satu ujung ekor
yang membagi diri menjadi dua tidak sama panjangnya.
Type Protocercal
Yaitu akhir columna vertebralis sampai ujung ekor dan ekor berujung
tumpul.
Type Diphicercal
Yaitu akhir columna vertebralis ujung ekoe dan ekor dengan bentuk ujung
runcing.
Type Homocercal
Yaitu bila columna vertebralis berakhir tidak persis di ujung ekor, tapi
agak membelok sedikit, tapi ujung membagi diri menjadi dua bagian yang
sama.
6
Gambar 2.3.1. Morfologi Osteochthyes
2. Fisiologi Osteichthyes
1. Sistem Pencernaan
Dimulai dari mulut dimana makanan akan masuk pertama kali melalui mulut,
kemudian dari mulut makanan akan melewati pharynx kemudian menuju ke
esophagus, dimana esophagus adalah saluran yang menghubungkan antara mulut dan
lambung. Selanjutnya menuju ke lambung, dimana lambung merupakan organ yang
berperan dalam pengolahan makanan dan penghancuran makanan. Dari lambung
makanan di bawa kedalam usus (intestin), yang merupakan lanjutan dari lambung
berfungsi sebagai tempat penyerapan makanan. Selanjutnya menuju ke anus, sebagai
saluran akhir dalam sistem pencernaan yang mengeluarkan hasil sisa dari
metabolisme.
2. Sistem Pernapasan
Pernafasan dilakukan oleh insang yang terdapat dalam empat pasang kantung insang
yang terletak sebelah menyebelah pharynx di bawah operculum. Tiap insang terdiri
atas lembaran ganda filament. Pada saat bernafas, operculum menutup dan melekat
pada dinding tubuh, selanjutnya archus branchialis mengembang kearah lateral. Air
kemudian masuk melalui mulut, kemudian klep mulut menutup sedangkan archus
branchialis mengalami kontraksi, dengan demikian operculum akan membuka.
Selanjutnya air mengalir ke luar melalui filament, saat itulah darah mengambil O2
dan melepaskan CO2.
3. Sistem Sirulasi
Jantung (cor) terletak di bawah pharynx, dalam rongga pericardium dari rongga
coelom sebelah anterior, yang terdiri atas dua bagian yaitu ventriculum dan
auriculum. Darah dibawa kembali menuju ke jantung melalui pembuluh vena,
7
(pembuluh vena merupakan pembuluh balik yang membawa darah dari seluruh tubuh
ke jantung). Darah tersebut kemudian berkumpul pada sinus venosus, kemudian
kembali masuk ke auriculum (auriculum merupakan serambi jantung yang menerima
darah dari seluruh tubuh). Darah dari auriculum dipompa melalui ventriculum yang
berdinding tebal menuju insang melalui conus anteriosus (conus anteriosus
merupakan perbesaran dari ujung ventrikel yang berfungsi memompa darah ke
insang), aorta ventralis, empat pasang arteri afferent branchialis. Saluran terakhir ini
yang bertugas menyalurkan darah melalui kapiler dalam insang untuk mengambil O2.
Kemudian darah dikumpulkan melalui arteri afferent branchialis menuju aorta
dorsalis, kemudian beredar melalui cabang arteri (arteri merupakan pembuluh nadi
yang membawa darah keluar dari jantung) seperti pada Chondrichthyes. Selanjutnya
darah tersebut akan beredar keseluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung melalui
pembuluh vena, begitu seterusnya.
4. Sistem Reproduksi
Proses pembuahan/reproduksi pada kelas Osteichthyes ini umumnya terjadi diluar
tubuh, dimana pada jantan terdapat sepasang testis yang membesar pada masa
perkawinan. Melalui vasa defferensia, sperma akan dikeluarkan lewat papillae
urogenitalis. Pada betina sel telur akan keluar dari ovari melalui oviduct yang
selanjutnya akan keluar juga melalui papillae urogenitalis dan terjadilah proses
fertilisasi di luar tubuh.
2.4. Klasifikasi Osteochthyes
Berdasarkan bentuk siripnya, kelas Osteichthyes dibagi menjadi tiga subkelas, yaitu
Actinopterygii dan Sarcopterygii, dan Branchiopterygii.
1. Actinopterygii
Actinopterygii berasal dari kata actis yang berarti menjari, jari-jari, dan dari kata pteryx
yang berarti sayap atau sirip. Artinya ikan dengan sirip yang berjari-jari dan tidak
terdapat lobate (tonjolan daging).
a. Ciri-ciri subkelas Actinopterygii
-Terdapat sejak periode Permian sampai sekarang.
-Sebagian besar ikan ini hidup di laut, danau, dan sungai.
8
-Mengalami modifikasi tubuh sesuai dengan habitat yang dihuninya.
- Sirip-sirip berpasangan, tidak memiliki pangkal yang menonjol di tubuh
sehingga
lembaran sirip yang ada diluar tubuh hanya disokong oleh jari-jari sirip. Jari-jari
pinnae dorsalis dan pinnae analis berjumlah banyak.
-Umumnya pinnae caudalis bertipe homocercal.
-Sisik umumnya cycloid, ctenoid, dan beberapa bersisik ganoid.
-Fovea nasalis tidak berhubungan dengan rongga mulut.
b. Subclass Actinopterygii dibagi menjadi beberapa ordo yaitu:
1. Ordo Clupeiformes
Ciri-ciri Ordo Clupeifornes:
Kebanyakan hidup pelagis dan sudah ada sejak periode Middle Tiassic
atau periode Jurrasic.
Bentuk badan umumnya memanjang.
Sisik umumnya berupa cycloid.
Tidak bersungut.
Pinnae dorsalis tidak berjari-jari keras. Pinnae caudalis bertipe
homocercal.
Termasuk golongan ikan physostomi.
a. Subordo Clupeodidea
1. Famili Clupeodidae, memiliki sirip dada sempurna, sirip perut kadang-
kadang tidak ada atau tidak sempurna. Gelembung renang
berhubungan dengan telinga dalam. Misalnya Clupea macrura (ikan
tubruk).
2. Famili Engraulidae, mulut lebar, hidung menonjol kemuka, daun-daun
insang bersatu. Misalnya Stelophorus commersonii (ikan teri).
b. Subordo Chanoididea
9
1. Famili Chanoidae, tidak bergigi, sirip anal jauh dibelakang sirip
punggung, distribusinya Indo-Pasific. Misalnya Chanos chanos (ikan
bandeng).
c. Sub ordo Salmonoidea
1. Famili Salmonidae, sirip punggung lebih pendek dari kepala dan
jarijarinya tidak lebih dari 15 buah. Memiliki adipose fin. Misalnya
Salmo salar (ikan salmon) yang berdistribusi di Amerika Utara, Eropa
dan Jepang.
2. Ordo Cypriniformes
Ciri-ciri Ordo Cypriniformes:
Terdapat sejak periode Eocene sampai sekarang.
Habitat umumnya di perairan tawar.
Umumnya bersisik tetapi ada juga yang tidak.
Umumnya di sekitar mulut terdapat sungut, namun beberapa spesies
tidak memiliki sungut.
Terdapat satu sampai empat jari-jari punggung yang mengeras. Sirip
perut terletak abdominal.
Mempunyai gelembung renang yang terdiri dari dua atau tiga bagian
dan berhubungan dengan pharynx, sehingga ikan ini bersifat sebagai
physostomi.
10
Klasifikasi Ordo Cypriniformes:
a. Subordo Cyprinoidea
Kulit bersisik cycloid, mulut dapat disembulkan atau diperpanjang
diperpendek. Rahang tidak bergigi. Tidak memiliki sirip lemak (adipose
fin). Distribusi Amerika, Afrika, dan Asia.
1. Famili Cyprinidae, sirip dada dan perut biasanya agak vertikal.
Misalnya Cyprinus carpio (ikan mas) dan Punctius javanicus (ikan
tawes).
b. Subordo Siluroidea
Terdapat pada periode Paleocene sampai sekarang. Pada umumnya
memiliki sungut 1-4 pasang. Tidak memiliki sisik atau berpelat tulang.
Mulut tidak dapat disembulkan.
1. Famili Clariidae, rongga insang bagian atas terdapat alat pernapasan
tambahan disebut labyrinth. Tidak terdapat jari-jari keras pada sirip
punggung. Jumlah sungut 4 pasang. Sirip anal memanjang. Misalnya
Clarias batracus (lele).
2. Famili Pangasidae, Lubang mulut kecil. Bersungut atau tidak pada
hidung. Sirip punggung sati duri tajam. Sirip ekor simetris. Misalnya
Pangasius pangasius (patin).
3. Ordo Ophiocephaliformes
Ciri-ciri Ordo Ophiocephaliformes
Sirip punggung dan sirip anal hanya terdiri dari jari-jari lemah. Sirip
perut jika ada dengan 6 jari-jari.
Gelembung renang sangat panjang. Termasuk tipe physoclisti.
Kepala pipih dorsal-ventral
Sisik cycloid dan relative besar.
Klasifikasi Ordo Ophiocephaliformes
1. Famili Anabantidae, misalnya Anabas testudinaceus (ikan betok) dan
Trichopodus trichopterus (ikan sepat).
11
2. Famili Ophiocephalidae, sirip punggung dan sirip anal memanjang, letak
sirip perut tidak jauh dari sirip dada. Mulut lebar dan agak disembulkan.
Hidup pada perairan tawar. Misalnya Ophiocephalus striatus (ikan gabus).
4. Ordo Tetraodontiformes
Ciri-ciri Ordo Tetraodontiformes
Sisik mengalami modifikasi menjadi bangunan seperti spinna.
Diding tubuh berupa lempeng tulang dan memiliki celah insang kecil.
Klasifikasi Ordo Tetraodontiformes
1. Famili Tetraodontidae, memiliki gigi yang tajam, memiliki racun
terkandung dalam tubuh, dapat mengembang dan mengeluarkan duri
tajam, memiliki warna beragam mulai dari merah, biru, kuning, dan
kombinasi. Misalnya Tetraodon palembangensis (ikan buntel/buntek) dan
T. fluviatilis (ikan buntel mas).
5. Ordo Percomorphii
Ciri-ciri Ordo Percomorphii
Termasuk golongan ikan physoclisti.
Sirip memiliki jari-jari keras. Umumnya memiliki dua sirip punggung.
Sirip perut tidak lebih dari 6 jari-jari.
Rahang atas memanjang keluar.
Sebagian besar hidup di laut.
Klasifikasi Ordo Percomorphii
a. Sub ordo Percoidei
Umumnya bersisik ctenoid. Ukuran sisik sedang atau kecil.
1. Famili Centropomidae, jari-jari keras sirip anal berjumlah 3-7, terdapat
tonjolan yang bersisik di belakang sirip perut. Misalnya Lates
carcarifer (kakap putih).
2. Famili Cilcidae, sisik kecil tipe ctenoid, hidup di air tawar. Misalnya
Tilapia nilotica (ikan nila).
3. Famili Scomberidae, misalnya Scomber kanagurta (ikan kembung).
6. Ordo Anguiliformes
Ciri-ciri Ordo Anguiliformes
12
Tubuh memanjang dan silindris dengan ekor pipih bilateral.
Sirip punggung, sirip anal, dan sirip ekor bersatu, terkadang tidak
memiliki sirip ekor sehingga ekor memiliki ujung yang pendek dan
tumpul.
Tidak memiliki sirip perut. Sirip dada kecil atau tidak ada.
Celah insang kecil. Sisik cycloid atau tidak bersisik.
Gelembung renang berhubungan dengan usus oleh saluran ductus
pneumaticus.
Klasifikasi Ordo Anguiliformes
1. Famili Anguillidae, memiliki sirip dada, sirip punggung, sirip anal, dan
sirip ekor yang sempurna. Contoh spesies yaitu: Anguila bicolor (ikan
sidat).
7. Ordo Synbranchiformes
Ciri-ciri Ordo Synbranchiformes
Tubuh berbentuk anguilliformes.
Tidak memiliki gelembung renang.
Sirip punggung, ekor, dan anal bersatu.
Sisik-sisik berupa cincin tulang.
Mulut terletak di ujung moncong yang memiliki premaxilla dan
maxilla.
Insang-insang biasanya mengecil. Alat pernapasan pertama adalah
bucco pharyngeal dan usus.
Hidup di perairan tawar dan payau.
Klasifikasi Ordo Synbranchiformes
1. Famili Synbranchidae, sirip punggung dan sirip anal berupa sembulan
kulit, tidak memiliki jari-jari sirip, tidak bersisik, dan tidak bersirip perut.
Misalnya Monopterus albus (belut)
13
Gambar Manopterus albus
8. Ordo Beloniformes
Ciri-ciri Ordo Beloniformes
Tubuh agak memanjang dan pipih.
Mulut seperti paruh yang panjang, jika tidak demikian sirip panjang
seperti sayap.
Sisik sikloid
Sirip-sirip tanpa jari-jari sirip.
Diantara anggota-anggota ada yang dapat digunakan untuk terbang
diatas permukaan air, seperti ikan terbang
Klasifikasi Ordo Beloniformes
1. Famili Belonidae, memiliki mulut kemuka meruncing, ujung mulut lemah,
gigi sangat kecil. Misalnya Cypsilurus poecilopterus (ikan terbang).
2. Famili Exocoetidae, memiliki tulang rahang bawah tidak memanjang, sirip
dada luar biasa panjang sehingga seperti sayap. Misalnya Exocoetus
poecilopterus (ikan terbang).
9. Ordo Syngnathiformes
Ciri-ciri Ordo Syngnathiformes
Rahang atas dan bawah bersatu membentuk bangunan seperti buluh.
Sisik-sisik berupa cincin tulang.
Mulut terletak di ujung moncong yang seperti buluh.
Klasifikasi Ordo Syngnathiformes
1. Family Syngnathidae, banyak ditemukan dilaut yang memiliki iklim
sedang dan tropis di seluruh dunia, memiliki mulut panjang, rahang
menyatu, tidak memiliki sirip perut, dan memiliki prisai tulang yang
14
menutupi tubuh mereka, sehingga tubuh mereka kelihatan kaku. Misalnya
Hippocampus kuda (ikan kuda laut)
2. Famili Centricidae, misalnya Phyllopteryx rex (ikan naga laut)
2. Sarcopterygii
Sarcopterygii berasal dari kata sarcos yang berarti berdaging, dan kata pteryx
yang berarti sayap atau sirip. Ikan ini disebut ikan yang memiliki sirip berdaging.
a. Ciri-ciri Sub Kelas Sarcoptergygii
Terdapat sejak periode Devonia sampai sekarang.
Sirip-sirip yang berpasangan memiliki bagian pangkal yang berdaging, bagian
itu di dalamnya disokong oleh tulang-tulang kerangka dalam tubuh yang
kokoh.
Fovea nasalis ada yang bermuara dalam mulut pada ikan paru-paru (lungfish)
dan ada yang tidak pada ikan Lobefine (Latimeria).
Sisik umumnya cycloid dan memiliki basis tulang yang kuat.
Bentuk ekor umumnya diphycercal
b. Klasifikasi subclass Sarcopterygii
1. Ordo Coelancanthiformes
Ciri-ciri Ordo Coelancanthiformes
Memiliki tulang rawan yang diperkuat oleh tulang sejati.
Sisik berbentuk cycloid dan tipis.
Sirip berbentuk lobate.
Ruas tulang punggung tidak mempunyai lekuk pusat (acoeluous).
Gigi-gigi sederhana.
Bentuk ekor diphycercal.
Tanpa sub operculum pada tutup insang.
Klasifikasi Ordo Coelancanthiformes
Famili Coelacanthidae, memiliki sirip dada berbentuk lobate. Kebanyakan
famili ini sudah punah. Misalnya Coelancanthus sp
Famili Latiimeridae, memiliki sirip ekor seperti 3 bagian, sirip dada
bentuk lobate seperti tangkai. Kepala pendek. Misalnya Latimeria
chamunae, terdapat di Afrika Selatan.
15
2. Ordo Dipteriformes
Ciri-ciri Ordo Dipteriformes
Celah insang sebagian besar dari tulang rawan.
Memiliki satu atau dua gelembung hawa yang terhubung dengan usus.
Gelembung hawa ini berfungsi sebagai paru-paru.
Sirip-sirip tunggal tidak terpisah menjadi sirip punggung, sirip ekor, sirip
anal.
Terdapat pada periode Devonian sampai sekarang, namun kebanyakan
telah fosil.
Klasifikasi Ordo Dipteriformes
1. Famili Ceratodontidae, kebanyakan spesies ini sudah punah. Sisik kasar
cycloid dan tersusun berdempet. Sirip seperti daun yang tebal. Selama musim
kering bernapas dengan paru-paru. Misalnya Neoceratodus forsteri.
2. Famili Lepidosirenidae, bentuk tubuh bulat panjang seperti belut. Sisik kecil,
sirip perut dan sirip dada berbentuk filamen atau seperti bulu cambuk. Pada
musim kering mereka membuat sarang pada lumpur, sarang dari lendir disebut
cocon. Misalnya Protopterus sp.
3. Branchiopterygii
a. Ciri-ciri
Sisik tebal berbentuk rhomboid.
Pangkal sirip menyempit, tertutup oleh sisik.
Sirip punggung tersusun atas 8 atau lebih lembaran sirip yang tersusun berdert
ke belakang, masing-masing lembar diperkuat oleh satu spinnal.
Terdapat sejak zaman Paleozoic dan masih ada yang tersisa sampai sekarang.
b. Klasifikasi
1. Ordo Polypteriformes
Memiliki sirip yang banyak
Tubuh bulat panjang, menonjol dan bersisik.
Pernapasan tambahan dengan gelembung gas, sirip ekor tipe diphycor.
Salah satu famili yaitu famili Polypteridae misalnya Polypterus bichir.
2.5. Peranan Osteochthyes
16
Peranan Osteochthyes adalah sebagai berikut:
Sebagai sumber protein yang tinggi, contoh: ikan salmon, ikan gurami.
Sebagai hewan peliharaan, contoh: ikan mas, okan koi.
Sebagai bahan penelitian.
Sebagai rekreasi/hiburan. Contoh: kegiatan mancing.
Digunakan untuk kedokteran sebagai penguat denyut nadi.
Keperluan zoology bagi siswa dan mahasiswa.
Membantu membinasakan nyamuk. Sebagai natural biological contro.
Sebagai anggota dalam rantai makanan.
Sebagai keindahan ekosistem laut.
Minyak ikan sebagai sumber vitamin A11. Tulang ikan digunakan untuk bahan
perekat.
Limbah ikan dibuat tepung untuk pakan ternak dan pupuk
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Menurut ahli taksonomi, ikan adalah binatang bertulang belakang (vertebrata) yang
bersirip, bernafas dengan insang dan hidup di air. Definisi ini digunakan untuk
17
mempermudah dalam membuat klasifikasi atau membedakan antara ikan dengan kelompok
organisme lainnya. Kata tulang belakang (vertebrata) digunakan untuk membedakan ikan
dengan kelompok binatang invertebrata lainnya, seperti udang atau siput yang sama-sama
hidup di air. Kata sirip digunakan untuk membedakan ikan dari binatang tidak bersirip,
seperti katak atau buaya yang sebagian besar hidupnya di air.
Osteichthyes (ikan bertulang keras) merupakan kelompok ikan yang memiliki kerangka
yang tersusun dari tulang keras karena mengandung matriks kalsium fosfat.
Osteichthyes dengan ciri-ciri: rangkanya tersusun atas tulang sejati dan sudah mempunyai
gigi, tubuhnya terdiri atas kepala, badan, dan ekor, pada kepala terdapat fovea nasalis yang
tidak berhubungan dengan rongga hidung, sehingga tidak dapat digunakan untuk bernapas.
3.2. Saran
Berdasarkan pembahasan diatas dan simpulan yang telah dikemukakan, maka penulis dapat
mengemukakan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Penulis berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca terutama mahasiswa/mahasiswi pendidikan biologi.
2. Penulis berharap agar pembaca dapat memahami dengan jelas tentang kelas
Osteochthyes.
3. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari pembuatan makalah ini dan
kurangnya referensi dari materi yang telah dipaparkan. Oleh karena itu, untuk para
pembaca agar dapat mencari lagi sumber bacaan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai konsep-konsep pembelajaran.
18
DAFTAR PUSTAKA
Februari 2017.
Februari 2017.
Februari 2017.
Pratomo, Hurip dan Bayu Rosadi. 2010. Identifikasi Pisces. http//repository.ut.ac.id. diakses