Laporan Vi Anfisman
Laporan Vi Anfisman
Laporan Vi Anfisman
Kelas/Kelompok : B / I (Satu)
Nilai Paraf
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah swt. Atas segala
rahmat dan hidayah yang telah dilimpahkan-Nya kepada kita, sehingga
laporan praktikum ini dapat diselesaikan dengan baik, yang
membahas tentang “ALAT INDERA”. Salawat serta salam tak lupa
pula kita haturkan kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad
SAW. Pada keluarganya dan sahabatnya yang telah membawa umat
manusia dari alam jahiliyah munuju alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Kelompok I
i
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan................................................................................................i
KataPengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
Pendahuluan
1. 1 Latar Belakang...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................ 3
1.4 Manfaat.......................................................................................................3
Tinjauan Pustaka
2.1 Reseptor Rasa.............................................................................................3
2.2................................................................Menghitung Waktu Sensasi
.................................................................................................................4
2.3 Uji Kepekaan..............................................................................................7
2.3 Persepsi Thermoreseptor..........................................................................11
Metodologi Penelitian
3.1............................................................Waktu dan Tempat Praktikum
...............................................................................................................12
3.2 Metode dan Jenis Praktikum ...................................................................12
3.3............................................................................Variabel Praktikum
...............................................................................................................13
3.4 Alat dan Bahan.........................................................................................15
3.5 Prosedur kerja..........................................................................................17
3.6...............................................................................Pengumpulan data
...............................................................................................................21
3.7 Analisis Data............................................................................................22
Hasil dan Pembahasan
ii
4.1.............................................................................Hasil Pengamatan
...............................................................................................................23
4.2 Pembahasan .............................................................................................25
Penutup
5.1 Kesimpulan..............................................................................................28
5.2 Saran.........................................................................................................28
Daftar pustaka
Lampiran
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui daerah pengecap berbagai rasa pada lidah manusia
2. Untuk mengetahui cara mencari/menghitung waktu sensasi
3. Untuk mengetahui cara mengukur kepekaan reseptor pengecap
4. Untuk mengetahui presepsi thermoreseptor
1.4 Manfaat
Praktikan dapat mengetahui alat indra khususnya dapat memahami daerah
pengecap pada lidah manusia, cara mencari/enghitung waktu sensasi,
mengukur kepekaan reseptor pengecap dan presepsi thermoreseptor
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.2 Menghitung Waktu Sensasi
2.2.1 Sensasi
Sensasi merupakan hasil dari proses yang terjadi didalam otak
sebagai dari impuls syaraf yang berasal dari reseptor. Sensasi tidak
hanya diteruskan oleh reaksi motoris tetapi juga disimpan sebagai
memori yang sewaktu-waktu dapat dikeluarkan.
Menurut Soewolo (2005), sensasi (ekspresi sensoris) adalah
interpretasi otak terhadap impuls yang datang ke otak dari saraf
sensoris. Pada otak terdapat berbagai macam pusat sensasi yang akan
memberitahukan tentang sensasi tertentu kepada kita apabila pusat tadi
menerima impuls dari reseptor. Secara normal setiap reseptor akan
dihubungkan oleh serabut saraf dengan pusatnya.
2.2.2 Indera Perasa
Indera perasa atau pengecap adalah indera yang digunakan untuk
merasakan rasa tertentu. Indera perasa erat hubungannya dengan lidah.
Reseptor rasa pada lidah mencerminkan pola yang berbeda di syaraf
otak yang berfungsi untuk mengenali rasa tersebut. Lidah sebagian
besar terdiri atas dua kelompok otot, otot intrinsik dan otot ekstrinsik.
Keduanya memiliki fungsi yang memberikan gerakan padasaat ada
substansi yang masuk. Semua gerakan halus dikerjakan oleh otot
intrinsik, sedangkan otot ekstrinsik melaksanakan gerakan-gerakan
yang kasar pada saat mengunyah dan menelan. Fungsi lidah yang lain
diantaranya adalah mengaduk-aduk makanan, memberikan tekanannya
pada langit-langit dan gigi yang kemudian mendorongnya masuk ke
faring (Evelyn, 2011).
Lidah memiliki lapisan mukosa yaitu lapisan yang selalu basah dan
berwarna merah jambu yang menutupi bagian atas lidah, yang mana
permukaannya tidak rata karena adanya tonjolan-tonjolan yang disebut
dengan papilla. Papilla memberikan kesensitifan terhadap rasa
sehingga dapat dibedakan antara rasa setiap makanan yang masuk.
4
Papilla ini juga memiliki bentuk yang bermacam-macam, diantaranya
ialah (Puspitawati, 1999):
1. Papilla filiformis, yaitu berupa tonjolan seperti benang-benang
halus yang banyak terdapat pada bagian depanlidah. Papilla ini
lebih berfungsi untuk menerima sentuhandaripada rasa pengecapan
yang sebenarnya.
2. Papilla fungiformis, yaitu berupa tonjolan berbentuk sepertikepala
jamur yang banyak terdapat pada bagian depandan sisi lidah.
3. Papilla circumvallate, yaitu berupa tonjolan yang berbentukbulat
dan tersusun seperti huruf V. Merupakan papillaterbesar dan
masing-masing dikelilingi semacam lekukan seperti parit. Banyak
terdapat pada bagian belakang lidah.
Didalam papilla juga terdapat banyak putting pengecap (taste buds).
Setiap putting pengecap terdiri dari dua jenis sel,yaitu (Puspitawati,
1999):
1. Sel-sel pengecap yang memiliki tonjolan-tonjolan seperti rambut
yang menonjol keluar dari pengecap.
2. Sel-sel penunjang yang berfungsi untuk menyokong sel-sel
pengecap.
Sistem gustatory atau organon gustus adalah indera pengecap yang
terdapat pada lidah dan memiliki 4 macam rasa kecapan yaitu
(Syaifuddin, 2009):
a. Manis, yang terletak pada puncak lidah.
b. Asin, terletak pada puncak dan tepi lidah
c. Asam, terletak pada tepi lidah
d. Pahit, terletak pada pangkal lidah.
5
berlokasi di kuncup-kuncup pengecap pada lidah. Kuncup-kuncup
pengecap terletakpada lidah di bagian depan hingga ke belakang
(Campbell,2004). Kemampuan dalam membedakan rasa dikarenakan
adanya stimulasi zat kimia. Zat-zat kimia yang telah terlarut dalam
cairan ludah akan mengadakan kontak dan merangsang sel yang
kemudian timbul lah impuls yang akan menjalar ke syaraf di otak.
Makanan yang dikunyah bersama air liur memasuki putting pengecap
melalui pori-pori bagian atas. Kemudian makanan yang sudah berada
di dalam akan merangsang ujung syaraf gustatory hair. Reseptor perasa
tidak memiliki akson sendiri. Tiap neuron yang membawa impuls dari
taste buds akan menerima input dari beberapa reseptor sekaligus. Dari
ujung tersebut pesan akan dibawa keotak, kemudian diinterpretasikan
dan sebagai hasilnya makanan yang masuk ke dalam mulut dapat
dirasakan (Sloane, 2004).
6
2.3 Uji Kepekaan
2.3.1 Lidah dan Pengecapan
a. Anatomi Lidah
Lidah merupakan organ dominan yang berada di dalam rongga
mulut (Fehrenbach dan Herring, 2007). Anatomi lidah terbagi menjadi
dua per tiga bagian anterior, dan satu per tiga bagian posterior (Faiz
dan Moffat, 2004). Dua per tiga bagian anterior lidah terdapat di
dalam rongga mulut dan satu per tiga bagian posterior dari lidah
terletak di dalam faring (Snell, 1997). Lidah tertutup oleh membran
mukosa dan beberapa bagian dari lidah termodifikasi untuk
menyesuaikan diri pada fungsi lidah yaitu sebagai organ pengecapan
(Ramalay, 1988). Lidah tersusun dari kumpulan otot rangka dan
bagian permukaan atas lidah dilapisi oleh suatu lapisan epithelium
squamosa berlapis yang banyak mengandung kelenjar lendir dan
mempunyai tonjolan tonjolan yang disebut papila (Waugh dan Grant,
1998).
b. Fisiologi Lidah
Seluruh rasa dapat dirasakan oleh seluruh permukaan lidah. Rasa
yang dapat dirasakan indera pengecap yaitu manis, asin, asam dan
pahit yang dikenal dengan istilah sensasi rasa primer. Selainitu, ada
rasa kelima yang telah teridentifikasi yakni umami yang dominan
ditemukan pada L-glutamat. Lima rasa yang dapat dikecap lidah
(Guyton dan Hall, 2007):
1) Rasa manis
Hampir semua zat yang dapat menyebabkan rasa manis
merupakan zat kimia organik seperti gula, glikol, alkohol,
aldehida, keton, amida, ester, asam amino, asam sulfonat, dan
asam halogen. Sedangkan zat anorganik yang dapat menimbulkan
rasa manis adalah timah hitam dan berilium.
2) Rasa asam
7
Rasa asam disebabkan oleh suatu golongan asam. Makin
asam suatu makanan maka sensasi rasa asamnya semakin kuat.
3) Rasa Asin
Rasa asin ditimbulkan oleh garam terionisasi terutama
konsentrasi ion sodium. Antara satu garam dengan garam lainnya
memiliki kualitas rasa asin yang sedikit berbeda dikarenakan
beberapa jenis garam mengeluarkan rasa lain disamping rasa asin.
4) Rasa pahit
Zat-zat yang memberikan rasa pahit semata-mata hampir
semua merupakan zat organik.
5) Rasa umami
Rasa umami mempunyai ciri khas yang jelas berbeda dari
keempat rasa lain, termasuk sinergisme peningkat rasa antara dua
senyawa umami yaitu L-glutamat dan 5' ribomulceotides. Umami
adalah rasa yang dominan ditemukan dalam ekstrak daging dan
keju (Guyton dan Hall, 2007).
8
bud terdiri dari pori-pori pengecap yang berada di ujung mikrovili.
Mikrovili berfungsi sebagai tempat menerima rangsang rasa yang
akan mengaktifkan neurotransmitter untuk merangsang serabut saraf
pengecap sehingga berikatan secaraselektif dengan molekul-molekul
zat kimia. Hanya zat kimia cair atau padat yang telah larut dalam
saliva yang dapat berikatan dengan sel reseptor pengecap. Zat kimia
yang terlarut dalam saliva akan mengadakan kontak dan merangsang
ujung-ujung serabut saraf pengecap sehingga menimbulkan
depolarisasi potensial reseptor. Potensial reseptor ini kemudian
memulai potensial aksi di ujung-ujung terminal serat saraf aferen
hingga menghasilkan impuls (Sherwood, 2001).
Impuls diteruskan ke nervus lingualis, kemudian diteruskan
menuju nervus fasialis melalui korda timpani setelah itu dilanjutkan
menuju traktus solitarius di batang otak. Setelah mencapai batang
otak impuls di teruskan ke daerah thalamus pada bagian nukleus
medialis superior kemudian di teruskan lagi pada gyrus postentralis
yang berada pada korteks serebri. Sebagai hasilnya manusia dapat
mengecap makanan yang masuk ke dalam mulut (Guyton dan Hall,
2007).
9
rasa manis, asin, dan pahit pada usia tua lebih tinggi dibandingan
usia muda (Walker, 2012).
2) Faktor suhu makanan
Suhu makanan yang terlalu panas dapat merusak sel-sel
pada taste buds, namun keadaan ini cenderung berlangsung cepat
karena sel yang rusak akan segera diperbaiki. Pengaruh suhu
tidak sama pada setiap rasa. Suhu yang tinggi dapat meningkat
kan respon terhadap rasa manis, namun akan menurunkan respon
terhadap rasa asin dan pahit (Walker, 2012).
3) Faktor penyakit
Berbagai jenis penyakit, terutama penyakit kronis
memerlukan perawatan dan terapi yang terkadang memerlukan
waktu yang lama. Efek samping obat yang digunakan dapat
mempengaruhi penurunan sensitivitas indera pengecap, seperti
amphetamine, carbamazapine, hexetidin yang dapat menurunkan
sensitivitas terhadap rasa. Beberapa jenis penyakit dapat
mempengaruhi sensitivitas terhadap rasa seperti cancer dimana
dapat menyebabkan penurunan sensitivitas rasa manis,penyakit
pseudohypoparathyroidism dapat menurunkan sensitivitas rasa
pahit dan asam (Sonis dkk., 1995).
Xerostomia merupakan keadaan dimana mulut kering
akibat produksi kelenjar saliva berkurang. Xerostomia dapat
terjadi akibat efek samping yang dapat terjadi oleh karena obat-
obatan tertentu, faktor penuaan, penyakit kencing manis, penyakit
autoimun dan paparan radiasi pada kepala dan leher (Sonis dkk.,
1995). Berkurangnya saliva akan menyebabkan perubahan dalam
menerima sensasi rasa (Regezi dkk., 2008).
10
1) Ageusia, yaitu hilangnya daya pengecapan.
2) Hipogeusia, yaitu berkurangnya kepekaan pengecapan.
3) Disgeusia, yaitu distorsi daya pengecapan.
11
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
12
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dikarenakan
data yang diperoleh merupakan data hasil teori dan dibuktikan
dengan melakukan praktikum
b) Jenis Praktikum:
Jenis praktikum yang digunakan pada kegiatan ini bersifat
eksperimen, karena dilakukan dalam laboratorium dengan
menggunakan beberapa bahan larutan seperti larutan sukrosa,larutan
NaCl,Larutan asam sitrat, dan pil kina
13
dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya.
b) Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan
yang terjadi pada variabel lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada
suatu variabel dianggap disebabkan oleh variabel bebas ini.
14
3.4 Alat dan Bahan
3.4.1 Reseptor Rasa
15
3.4.3 Uji Kepekaan
16
3.5 Prosedur Kerja
3.5.1 Reseptor Rasa
Reseptor rasa
17
3.5.2 Menghitung waktu sensasi
18
3.5.3 Uji Kepekaan
Manusia
19
3.5.4 Persepsi Thermoreceptor
Persepsi Thermoreceptor
20
3.6 Pengumpulan Data
3.6.1 Reseptor Rasa
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada praktikum
ini, peneliti menggunakan beberapa metode dalam mengumpulkan data
untuk memperoleh data yang kongkrit mengenai kemampuan mengamati
reseptor rasa, menghitung waktu sensasi, uji kepekaan, dan presepsi
thermoreceptor pada kegiatan praktikum "Alat Indra".
21
Metode dokumentasi merupakan pelengkap dari metode
observasi. Metode ini digunakan untuk memperoleh data apa saja
yang telah peneliti temukan pada kegiatan presepsi thermoreceptor
3.7 Analisis Data
3.7.1 Reseptor Rasa
Berdasarkan data tersebut setiap praktikan memiliki sensari reseptor
yang berbeda-beda hal tersebut terjadi adanya perbedaan genetik setiap
orang yang menyebabkan berbedanya jumlah kuncup kecap di permukaan
lidah. Kuncup kecap adalah salah satu sel reseptor yang menerima impuls
berupa senyawa kimia rasa yang akan diteruskan ke system saraf pusat
untuk diterjemahkan
22
BAB IV
2 Fadila
3 Najwa
4 Menanti
5 Presti
6 Dein
23
4.1.2 Menghitung Waktu Sensasi
Keterangan:
BP : Bawang Putih
BM : Bawang Merah
24
4.1.4 Nama Persepsi Thermoreseptor
4.2 Pembahasan
4.2.1 Reseptor Rasa
Berdasarkan data tersebut setiap praktikan memiliki sensari
reseptor yang berbeda-beda hal tersebut terjadi adanya perbedaan genetik
setiap orang yang menyebabkan berbedanya jumlah kuncup kecap di
permukaan lidah. Kuncup kecap adalah salah satu sel reseptor yang
menerima impuls berupa senyawa kimia rasa yang akan diteruskan ke
system saraf pusat untuk diterjemahkan
25
percobaab kali ini, faktor yang mempengaruhi kepekaan indera pembau dan
pengecap antara lain, kesehatan reseptor indera, perokok pasif dan kebiasan
makan makanan pedas. Ketika flu, sensitivitas terhadap rasa akan berkurang
karena mengalami gangguan seluruh udara yang mengurangi persepsi
penciuman. Begitu pula dengan perokok pasif, dimana mengalami
penurunan kepekaan akibat zat kimia yang terkandung dalam rokok
mengganggu fungsi pernafasan dan pengecapan. Menurut Rhoades dan
David (2010), faktor yang berpengaruh seperti idiopatik, iatrogenik,
penuaan, obat-obatan, defisiensi vitamin, perubahan saluran pernafasan,
neurologis dan pskiatrik, trauma, neoplasia, laryngectomy total, dan
merokok. Pada indera pengecap, terdapat beberapa faktor yang dapat
mengubah persepsi rasa antara lain, usia seseorang. Penurunan cita rasa
akan terjadi sering bertambahnya usia seseorang. Penurunan selera ini
terjadi sekitar usia 45 atau akhir 50 dengan penurunan sedikit terhadap rasa
asam. Penurunan rasa manis juga terjadi pada usia tua, perasa dalam kontak
dengan senyawa kimia yang sangat mengurangi kemampuan indera perasa
untuk mengidentifikasi rasa asin,manis,asam dan pahit. Faktor lain yaitu
obesitas, kelebihan berat badan dapat mengurangi kepekaan terhadap
pengecapan rasa oleh papila lidah. Hal ini terjadi karena seseorang dengan
obesitas memiliki selera yang kurang sensitif, sehingga rasa manis menjadi
kurang manis, rasa asam menjadi kurang asam, dan seterusnya.
26
menegnali rasa karena adanya bagian yang bernama kuncup pengecap.
Masing-masing kuncup pengecap ini memiliki rambut mikroskopi yang
sangat sensitive bernama mikrovili. Mikrovilli juga terdiri saraf-saraf
sensorik yang dapat membawa pesan ke otak mengenal makanan yang di
rasakan. Mekanisme kerja lidah juga menjaskan alasan kenapa saat pilek
dan hidung tersubat mungkin kurang bisa merasakan rasa makanan dengan
baik. Setiap makanan yang dimakan mungkin terasa agak hambar saat
dalam kondisi sakit hal ini yang dapat menurunkan nafsu makan
27
Hal ini dapat terjadi karena adanya pengurangan kalor pada tangan
kanan (dari hangat sampai dingin). dan adanya tambahan kalor pada
tangan kiri (dari dingin sampai hangat).
28
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Sebaiknya siapkan alat dan bahan yang akan di butuhkan terlebih dahulu,
agar praktikum dapat berjalan dengan baik kemudian setiap pengamatan harus
dilakukan dengan teliti. Kepada pengamat di sarankan agar lebih teliti, tekun,
ulet dan sabar. Memiliki rasa keingin tahuan yang tinggi sehingga dapat
menumbuhkan jiwa kritis pada pengamat. Dalam Proses pengamatan, focus
diatur sebaik baiknya sehingga dapat menimbulkan gambar yang konkret
dalam penelitian.
29
DAFTAR PUSTAKA
Jalmo, Tri. 2007. Buku Ajar Fisiologi Manusia Bandar Lampung: Unila
Everlyn C.Pearce. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. PT. Gramedia.
Jakarta.
Sloane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Kedokteran EGC.
Jakarta.